Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN DAYA TARIK

IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK JAMU


TOLAK ANGIN PT. SIDO MUNCUL
(Studi Pada Warga Perumahan Griya SPS Kedungpane Mijen)

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Semarang untuk


Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Kuantitatif

Disusun Oleh:

Ahmadun Zein

B.131.17.0364

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan semakin hari semakin tinggi.
Banyaknya produk perusahaan jamu yang menawarkan varian produk yang sama,
membuat persaingan semakin ketat. Sehingga setiap perusahaan melakukan
kegiatan pemasarannya dengan sangat serius agar dapat memenangkan persaingan
tersebut. Beragam produk baru muncul dengan inovasi-inovasi terbaiknya, yang
sedang bersaing ketat saat ini. Munculnya produk-produk kesehatan memberi
pilihan pada konsumen. Dengan demikian, setiap perusahaan harus memahami
perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan
tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan
para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2001).
Penilaian konsumen akan kebaikan produk jamu menjadi pekerjaan khusus
bagi perusahaan, untuk tetap membuat produk jamu dikenal oleh pembeli. Persepsi
konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang
pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pembelian terhadap produk tersebut.
Jika karakteristik menjadi lebih menarik untuk semua konsumen, maka daya tank
pada kategori produk semakin bertambah pada mereka dan akan meningkatkan
dan memotivasi konsumen tertarik untuk memakai dan melakukan pembelian.

Sido Muncul adalah pabrik jamu tradisional dengan menggunakan mesin-


mesin mutakhir, yang semula berupa industri rumahan ini secara perlahan
berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal seperti sekarang ini. Perseroan
bergerak dalam perindustrian jamu dan farmasi, perdagangan, dan pengangkutan
darat, jasa, dan pertanian. Produk perseroan yang telah dikenal luas adalah Tolak
Angin dan Kuku Bima. Perseroan telah melengkapi pabriknya dengan berbagai
fasilitas pendukung yang memenuhi standar farmasi. Beberapa fasilitas tersebut
antara lain, laboratorium yang bersertifikat ISO (International Standard
Organisation) 17025, fasilitas produksi berstandardisasi CPOB (Cara Pembuatan
Obat yang Baik) dan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik),
pengolahan air demineralisasi dan limbah, klinik holistik, serta lahan agrowisata.

1
Dilihat dari segi citra merek permasalahan yang ada dalam produk jamu
Tolak Angin dimana produk Tolak Angin harus menghadapi ketatnya persaingan
dalam pasar karena banyak bermunculan produk obat masuk angin yang sejenis
dengan Tolak Angin. Posisi ini akan diincar oleh produk lain seperti Antangin,
Bintang Toejoe dan merek lainnya.

DATA TOP BRAND INDEX TAHUN 2017 – 2019

N
0 MEREK 2017 2018 2019 KETERANGAN
1 Tolak Angin 58,9% 53,5% 53,1% TOP 
2 Antangin 37,6% 42,4% 38,9% TOP
3 Bintang Toejoe 1,9% 1,0% 4,5%  
 
sumber: http://www.topbrand-award.corn

Berdasarkan tabel tersebut diatas PT. Sido Mu


strategi untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing. Salah satu strategi yang
dikembangkan perusahaan adalah menjaga kualitas produk dan citra merek dan
melakukan promosi untuk menarik konsumen melakukan keputusan pembelian
produk tersebut. Perusahaan harus mampu menciptakan inovasi-inovasi seperti
pembangunan pabrik dengan standard Good Manufacturing Process (GMP),
adanya upaya agar produk Tolak Angin Cair PT. Sido Muncul naik kelas menjadi
obat herbal yang berstandard dan tidak hanya dikenal sebagai jamu. PT. Sido
Muncul harus menempatkan merek bukan hanya sebagai identitas namun
sekaligus juga menjadikannya sebagai ekuitas yang tinggi bagi perusahaan dalam
rangka mempertahankan image dan loyalitas jangka panjang. Karena merek
terkuat adalah merek yang selama bertahun-tahun mampu menempatkan diri pada
posisi puncak, baik dalam top of market share.
Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk
yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah
didapat oleh pelanggan sasaran. Salah satu strategi komunikasi yang paling efektif
adalah promosi. Promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung

2
tentang suatu produk atau brand yang dijual (Kotler, 2009)
Promosi juga merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan
suatu perusahaan terutama untuk menguasai pangsa pasar. Agar konsumen
bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau
meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka
tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah
perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan
pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan.
Media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi
tentang produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan salah satu media
yang digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu, untuk
memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan (Kotler, 1993). Inti dan
periklanan adalah untuk memasukan sesuatu dalam pikiran konsumen dan
mendorong konsumen untuk bertindak atau adanya kegiatan periklanan sering
mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga
penjualan terjadi pada waktu mendatang. Dengan demikian, secara umum dapat
dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang
menguntungkan (Swastha, 1994).

Untuk lebih menarik konsumen, produk Tolak Angin menggunakan bintang


iklan yang terkenal yang mempunyai citra "orang pintar". Konsumen juga lebih
tertarik mengkonsumsi obat generik dibandingkan mengkonsumsi jamu seperti
Tolak Angin. Untuk meningkatkan daya tarik kosnumen, PT. Sido Muncul
melakukan berbagai promosi terutama menggunakan beberapa artis dan tokoh
yang pemah membintangi iklanya antara lain, Sophia Latjuba, Rhenald Kasali,
Soebronto Laras, Agnes Monica, Lula Kamal, Anggito Abimanyu, dan yang
terbaru Dahlan Iskan. Jargon "orang pintar" digunakan untuk mengubah image
jamu yang dekat dengan arti kuno, kampungan dan tua menjadi produk yang baru,
modem dan membanggakan. Dalam permasalahan pada daya tarik iklan jargon
"orang pintar" dijadikan black champaign oleh para pesaingnya. Tetapi untuk saat
ini promosi yang dilakukan Tolak Angin pada iklan terutama pada media
elektronik kurang bervariasi, sedangkan produk-produk lain lebih banyak promosi
iklan pada media elektronik. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan penjualan

3
pada Tolak Angin.
Peneliti juga melakukan pra survey untuk mencari informasi tentang kualitas
produk, citra merek dan daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian konsumen
Tolak Angin, Pra survey dilakukan peneliti terhadap 15 responden yang pernah
melakukan pembelian produk Tolak Angin minimal satu kali.

Kualitas
Produk
ya
46.70
% tidak
53.30
%

Gambar 1.1

Berdasarkan gambar 1.1 dapat disimpulkan bahwa bahwa Tolak Angin


mempunyai aroma yang khas sehingga akan meningkatkan keputusan pembelian,
hasilnya yaitu sebesar 46,7% atau 7 responden yang menjawab "YA". dan 53,3%
atau 8 responden menjawab "TIDAK".

Citra
Merek

y
40 a
% tidak
60
%

Gambar 1.2

Berdasarkan gambar 1.2 dapat disimpulkan bahwa dari pernyataan Tolak

4
Angin adalah merek yang mudah di ingat, hasilnya yaitu sebesar 40% atau 6
responden menjawab "YA", sedangkan 60% atau 9 responden (menjawab
"TIDAK" karena terdiri dan dua kata.

Gambar 1.3
Pada gambar 1.3 dapat disimpulkan bahwa dilihat dari pernyataan
konsumen melakukan keputusan pembelian Tolak Angin karena melihat iklan dan
televisi yaitu sebesar 33,3% atau 5 responden menjawab "YA", sedangkan 66,7%
atau 10 responden menjawab "TIDAK".

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk


mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas produk, citra merek. dan daya tarik
iklan terhadap keputusan pembelian pada produk jamu Tolak Angin. Untuk itu
penulis, melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Citra
Merek dan daya Tarik Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk
Jamu Tolak Angin PT. Sido Muncul (Studi Kasus Pada Warga Perumahan
Griya SPS Kedungpane Mijen)”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu bagi peneliti
untuk mengidentifikasi permasalahan. Adapun identifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Konsumen semakin selektif dalam memberikan penilaian terhadap
barang-barang yang dikonsumsinya.
2. Adanya kesamaan warna kemasan dengan produk jamu yang lainnya.
3. Banyaknya merek-merek jamu yang ditawarkan oleh produsen kepada

5
konsumen.
4. Penurunan top brand jamu Tolak Angin pada tahun 2018-2019.
5. Kurangnya kesadaran konsumen akan produk berbahan alami.
6. Iklan yang ditayangkan oleh jamu tolak angin kurang bervariasi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini lebih memfokuskan pada
pengaruh kualitas produk, citra merek dan daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian
Tolak Angin PT. Sido Muncul (survei pada warga perumahan griya SPS Kedungpane
Mijen). Pembatasan tersebut dikarenakan ada kemungkinan hasil yang didapat akan
berbeda karena tempat survei yang berbeda pula.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan
masalah sebagai berilcut:
1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
Tolak Angin PT. Sido Muncul?
2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelianTolak
Angin PT. Sido Muncul?
3. Bagaimana pengaruh daya tarik ikan terhadap keputusan pembelian
Tolak Angin PT. Sido Muncul?
4. Bagaimana pengaruh kualitas produk, citra merek, dan daya tarik iklan
terhadap keputusan pembelian Tolak Angin PT. Sido Muncul?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah mengetahui:
1. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian jamu Tolak
Angin PT. Sido Muncul.

2. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin


PT. Sido Muncul.
3. Pengaruh daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian jamu Tolak
Angin PT. Sido Muncul.

6
4. Pengaruh kualitas produk, citra merek, dan daya tarik iklan terhadap
keputusan pembelian jamu Tolak Angin PT. Sido Muncul?

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Tugas ini merupakan serangkaian penelitian yang digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan dan memperluas wawasan ataupun
pengetahuan saya salaku peneliti.
2. Bagi Produsen
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pengelola sebagai
masukan yang dapat menjadi pertimbangan dan menetapkan kebijakan
dalam upaya memenuhi kebutuhan para konsumen, serta menetapkan
kebijkan strategi dibidang pemasaran untuk pengembangan peluang
bisnis.
3. Bagi Universitas Semarang
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan
bagi para pembaca dan sebagai referensi pembaca untuk dapat
melanjutkan penelitian.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pemasaran

Dalam bisnis selalu ada kompetisi antar perusahaan. Perusahaan akan terus
berusaha untuk memperluas pasar dan mempertahankan eksistensi perusahaan.
Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam suatu lingkaran kehidupan
suatu produk yang berakhir dengan terpenuhinya kebutuhan konsumen.
Pemasaran merupakan unsur penting dalam perusahaan untuk menentukan sukses
tidaknya suatu bisnis. Untuk itu perusahaan harus menerapkan pengertian
pemasaran dengan benar agar tetap bertahan.

Santon, (2001) pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha


yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli
maupun pembeli potensial".

Sedangkan pemasaran menumt Kotler dan Amstrong (2006) "Pemasaran


sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan".

Sedangkan menurut Budiarto dan Ciptono (1997;1) "pemasaran


merupakan proses yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen".

2. Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong yang dikutip oleh Swastha dan Handoko,
(1997:4) menyatakan "manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan
dengan membeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

8
Ada empat filosofi persaingan yang secara kuat mempengaruhi suatu
aktivitas manajemen pemasaran (Lamb, hair dan Mcdaniel: 2001), sebagai berikut:

 Orientasi Produksi

Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan internal perusahaan yang


melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar.

 Orientasi Penjualan

Pendapat bahwa orang akan membeli barang dan jasa yang lebih baik jika
menggunakan tekhnik penjualan yang agresif dan penjualan yang tinggi
tersebut akan mendatangkan keuntungan yang tinggi pula

 Orientasi Pasar

Filosofi yang menganggap bahwa suatu penjualan tidak bergantung pada


sebuah penjualan yang agresif tetapi lebih pada keputusan konsumen untuk
membeli produk.

 Orientasi Sosial
Suatu organisasi ada tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen saja serta memenuhi tujuan organisasi tetapi juga
untuk melindungi atau untuk mempertinggi kepentingan yang terbaik atas
individu dan masyarakatnya dalam jangka panjang.

3. Kualitas Produk
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata
(intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik,
prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin
diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya
(Staton, 2001). Kualitas produk mencerminkan kemampuan produk untuk
menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan, kemajuan,
kekuatan, kemudahan dalam pengemasan, dan reparasi produk dan ciri- ciri
lainnya (Kotler dan Armstrong, 1997:279).
Menurut Kotler (2002), Adapun tujuan dari kualitas produk adalah sebagai

9
berikut:
a. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang
telah ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil
mungkin.
d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

4. Citra Merek
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2003)
merek (brand) yaitu nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau panduan dari
hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi barang atau
jasa yang dibuat atau disediakan suatu penjual atau kelompok penjual serta
membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing. Merek
merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan empta tingkat
pengertian, antara lain:
 Atribut (Attributes)
Suatu merek mendatangkan atribut tertentu kedalam pikiran konsumen.
 Manfaat (Benefit)
Atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional.
 Nilai (Value)
Merek juga menyatakan suatu nilai pembuat atau produsen.
 Budaya (Culture)
Merek dapat mempresentasikan budaya.

Menurut Kotler (2005) brand image yang efektif dapat mencerminkan


tiga:
a. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition.
b. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan
para pesaingnya.
c. Member kekuatan emosional dari kekuatan rasional.

10
Dewasa ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak
lagi terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan
sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi
pemakainya, dan dengan kata lain merek mengalami pergeseran (Aaker, 1991).
Kotler (2000) menyebutkan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan
berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Menurut Setyaningsih &
Darmawan ( 2004) citra merek dipengaruhi beberapa komponen, antara lain : citra
produk, citra pemakai, citra korporat.
Ukuran yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih atau
menilai citra merek adalah merek harus memiliki kesan positif dibidangnya,
reputasi tinggi, dan keunggulan mudah dikenali. Menurut Kotler & Keller
(2003:78) bahwa pengukur citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek
sebuah merek, yaitu:
a. Kekuatan (Strengthness)
Dalam hal ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat
fisik dan tidak ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini
mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga bisa
dianggap sebagai sebuah kelebihan diba.nding dengan merek lainnya.
Yang termasuk pada sekelompok kekuatan (strength) adalah
keberfungsian semua fasilitas produk, penampilan fisik, harga produk,
maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut dan
memiliki cakupan pasar yang luas.
b. Keunikan (Uniqueness)
Adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek
lainnya. Kesan ini muncul dari atribut produk tersebut yang menjadi
bahan pembeda atau diferensiasi dengan produk- produk lainnya. Yang
termasuk dalam kelompok unik ini adalah variasi penampilan atau nama
dari sebuah merek yang mudah diingat dan diucapkan, dan fisik produk
itu sendiri
c. Keunggulan (Favorable)
Yang termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain, kemudahan
merek produk diucapkan serta kemampuan merek untuk tetap diingat

11
oleh pelanggan yang membuat produk terkenal dan menjadi favorit di
masyarakat maupun kesesuaian antara kesan merek di benak pelanggan
dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.

5. Daya Tarik Iklan

Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau
jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran
(Kotler 2002). Sedangkan Shimp (2003) mendefinisikan iklan sebagai suatu proses
persuasi yang tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang kelebihan
suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan atau
pembelian sehingga menurut penulis yang dimaksud iklan disini adalah kegiatan
yang digunakan seseorang ataupun sekelompok orang untuk mempengaruhi dan
mengarahkan pikiran orang lain pada suatu tujuan tertentu dengan menggunakan
media tertentu. Iklan juga bisa didefinikan sebagai segala bentuk presentasi non-
pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus
dibayar (Kotler dan Keller, 2007).
Kotler dan Keller (2007) menyatakan, pada hakikatnya dengan
menggunakan iklan kita dapat menciptakan kesadaran akan adanya produk, agak
jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi menciptakan penjualan.
Ada lima keputusan yang harus diambil berdasarkan 5 M yang dianut dalam dunia
periklanan :
a. Mission (misi)
Mendorong terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk Sebelum
membuat iklan, perusahaan akan menetapkan misi mereka terlebih dahulu.
Apakah iklan tersebut memiliki tujuan tertentu.
b. Message (Pesan)
Pesan yang dibawa iklan harus dapat mengkomunikasikan nilai lebih yang
dimiliki suatu produk dengan menggunakan kata - kata maupun gambar.
IkIan juga merupakan suatu media pencerita yang menceritakan kepada
pembeli seperti apa produk tersebut. Dan untuk perusahaan harus pintar-

12
pintar menyelipkan pesan tentang produk tersebut.
c. Media
Media yang dipilih berdasarkan kemampuannya menggapai target pasar
yang efektif tanpa mengabaikan segi biayanya. Media merupakan sarana
terbaik menyalurkan iklan. Dimana dapat dilakukan dengan media
elektronik seperti radio dan televisi, atau media cetak seperti koran dan
majalah.
d. Money (Pendanaan)
Biasanya anggaran iklan ditentukan oleh keputusan atas harga di tiap- tiap
fungsi, jangkauan pemasaran, frekuensi dan dampak yang diinginkan.
Anggaran ini harus juga memperhitungkan tagihan yang harus dibayar
oleh perusahaan atas ongkos pembuatan iklan tersebut dan biaya-biaya
lain. Untuk membuat iklan yang menarik dan informatif, tentu akan
menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Iklan tersebut haruslah menarik
dengan musik pengiring yang mampu diingat oleh calon pembeli, endorser
yang dapat mewakili image produk, setting yang memukaudan hal-hal
pendukung lainnya.
e. Measurement ( Tolak Ukur )
Kampanye iklan suatu produk membutuhkan premeasuremen dan
postmeasurement. Pengukuran setelah kampanye selesai bertujuan untuk
menghitung dampak dari kampanye iklan tersebut terhadap komunikasi
dan jangka penjualan. Ukuran yang dimaksud disini adalah tolak ukur
yang didapat setelah iklan tersebut dikampanyekan. Berhasilkah iklan
tersebut atau malah memperburuk image brand produk tersebut. Hal
tersebut nantinya akan dilihat dari kesuksesan penjualan produk dan
tanggapan masyarakat mengenai produk berkaitan dengan iklan yang telah
ditayangkan.

6. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan pembelian
konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa
untuk konsumsi pribadi (Kotler, 2009:184). Sedangkan menurut Tjiptono

13
(2011:25) keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari
dua atau lebih pilihan alternatif.
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung ierlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut
(Swastha, 2011:10), Ada 2 aspek penting dari arti perilaku konsumen,
diantaranya:
1. Proses pengambilan keputusan.
2. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis.

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan Landasan teoritis dan hasil penelitian terdahulu, maka
kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
Kualitas produk merupakan faktor yang sangat penting untuk kelangsungan
dan perkembangan perusahaan. Kualitas produk harus sesuai dengan yang
dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Bagi para calon
konsumen suatu produk harus dikomunikasikan dengan baik karena dapat
membangun keputusan pembelian produk yang diinginkan. Sehingga
semakin tinggi kualitas produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan,
maka semakin tinggi pula keputusan pembelian terhadap produk tersebut.
2 Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian
Citra suatu merek yang baik, akan menstimulus seseorang untuk membeli
produk suatu perusahaan. Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat
produk dan memungkinkan konsumen untuk menetapkan tanggung jawab
pada pembuat atau distributor tertentu. Konsumen bisa mengevaluasi
produk secara berbeda, tergantung pada bagaimana produk diberi merek.
Citra Merek yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian terhadap
suatu produk dan akan tercipta suatu nilai dalam benak konsumen dan
secara tidak langsung akan mempengaruhi keputusan pembelian.

14
3 Pengaruh daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian
Sebuah iklan harus berani menawarkan suatu kreativitas, agar di mata
konsumen terlihat berbeda atau unik dari iklan-iklan yang lainnya. Dalam
penyampaian pesan pun harus jelas dan terarah, agar dapat menciptakan
daya tarik tersendiri terhadap produk yang di iklankan tersebut. IkIan yang
menarik dan kreatif tentunya akan mempenaruhi keputusan pembelian.
4 Pengaruh kualitas produk, citra merek, dan daya tarik iklan terhadap
keputusan pembelian.
Sebuah kualitas produk, citra merek, dan daya tarik iklan berpengaruh
besar dalam meningkatkan keputusan pembelian. Konsumen akan
melakukan keputusan pembelian jika semua variabel tersebut berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian. Maka konsumen melakukan
keputusan pembelian, konsumen melihat kualitas produk, citra merek, dan
daya tarik iklan yang baik yang dilakukan perusahaan.

Berikut ini merupakan gambar Kerangka berfikir penelitian:

Kualitas Produk
(X1)

Citra Merek Keputusan Pembelian (Y)


(X2)

Daya Tarik Iklan


(X3)

Gambar 2. 1

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

15
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empiris (Sugiyono, 2004).

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis yang


diajukan dalam penelitian ini adalah:
a. H1 = Terdapat pengaruh positif kualitas produk terhadap
keputusan pembelian.
b. H2 = Terdapat pengaruh positif citra merek terhadap keputusan
pembelian.
c. H3 = Terdapat pengaruh positif daya tarik iklan terhadap
keputusan pembelian
d. H4 = Terdapat pengaruh positif kualitas produk, citra merek, dan
daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei, yaitu dengan cara
mengumpulkan data dan informasi untuk memperoleh fakta-fakta dan keterangan
mengenai konsumen dalam keputusan pembelian dari responden menggunakan
kuisioner. Menurut (Sugiyono, 2008), penelitian survey atau lengkapnya self-
administered survey adalah pengumpulan data yang menggunakan instrument
kuisioner untuk mendapatkan tanggapan dari responden. Penelitian ini
digolongkan ke dalam penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal
merupakan penelitian yang mencari hubungan atau pengaruh sebab akibat yaitu
hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y),
(Sugiyono, 2008).

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,


hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian
(Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah warga perumahan Griya
SPS Kedungpane Mijen.
2. Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.
Subset ini di ambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti
seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan yang
disebut sampel (Ferdinand, 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu penulis
menggunakan pertimbangan sendiri dengan cara sengaja dalam memilih anggota
populasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh penulis
(Sugiyono, 2001). Pertimbangan menggunakan teknik purposive sampling yaitu
konsumen yang pernah membeli produk Tolak Angin minimal satu kali pembelian

17
dan pernah melihat iklan jamu tolak angin.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode kuisioner. Menurut Sugiyono (2008) kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawabnya.
Responden adalah orang yang akan diteliti (sampel). Kuisioner yang berupa
pertanyaan aata pernyataan disebarkan kepada responden sesuai permasalahan
yang akan diteliti.

D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner. Menurut
Sugiyono (2008:66) instrumen penelitian adalah suatu alat yang diamati.
Instrumen penelitian ini adalah kuisioner yang disusun sesuai dengan indikator-
indikator dari variabel penelitian.
Penetapan skor yang diberikan tiap-tiap butir instrumen dalam penelitian
ini responden diminta untuk mengisi butir-butir pertanyaan dengan memilih salah
satu dari lima pilihan yang tersedia. Penyekoran dan pengukuran pada alternative
jawaban menggunakan skala Likert` yang memiliki lima altematif jawaban.
Penulis membaginya dalam lima kelompok:
1. SS : Sangat setuju skor 5
2. S : Setuju skor 4
3. N : Netral skor 3
4. TS : Tidak setuju skor 2
5. STS : Sangat tidak setuju skor 1
Penelitian ini mengadopsi instrumen pengukuran yang telah dikembangkan
dan diuji validitasnya dan realibilitasnya oleh para peneliti sebelumnya. Penelitian
menggunakan skala Likert untuk setiap item pertanyaan, instrumen yang
digunakan untuk melakukan pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

18
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen
Variabel Indikator Pernyataan
Penelitian
Kualitas Produk 1. Kinerja (performance) 1. Fungsi Produk.
2. Fitur produk 2. Jenis atau keberagaman.
(X1)
3. Mempunyai beberapa varian
(Garvin,1998) produk.
3. Keandalan (reliability) 4. Kesesuaian produk dengan
yang ditawarkan.
4. Kesesuaian dengan 5. Produk yang ditawarkan
spesifikasi sesuai dengan yang
(conformance diterapkan.
specification)
5. Daya tahan (durability) 6. Jangka waktu pemakaian
yang lama
6. Kemampuan diperbaiki 7. Produk aman dikonsumsi
(serviceability)
7. Keindahan (aestethic) 8. Kesesuaian antara desain
produk dengan fitur produk
yang ditampilkan.
9. Mutu produk yang terjamin.
10. Produk mempunyai
kemasan yang praktis.
Citra Merek 1. Kekuatan 1. Kegunaan produk.
(X2) (strengthness) 2. Penampilan fisik.
(Kotler & Keller 3. Harga produk.
2003) 2. Keunikan (uniqueness) 4. Mudah diingat.
5. Mudah diucapkan.
6. Variasi penampilan.
3. Keunggulan 7. Produk terkenal.
(favorable)
Daya Tarik 1. Tema yang ditampilkan 1. Tema iklan yang mudah
Iklan diingat
(X3) 2. Endoser yang dipakai 2. Pemakaian artis sebagai
(Belch, 2004) bintang iklan.
3. Bintang iklan yang
mempunyai kredibilitas
yang tinggi.

19
3. Visual (gambar) yang 4. Iklan mudah menarik
ditampilkan perhatian.
Keputusan 1. Pengenalan masalah 1. Kebutuhan akan produk
pembelian (keinginan selera
(Y) konsumen)
(Kotler, 2005) 2. Pencarian informasi 2. Sumber pribadi.
3. Sumber umum
3. Penilaian alternative 4. Adanya rasa percaya akan
kualitas produk.
4. Pembelian produk 5. Pemebelian produk oleh
konsumen.
5. Perilaku setelah 6. Kepuasan konsumen
membeli terhadap produk.
7. Merekomendasikan kepada
orang lain.

E. Teknik Analisis Data


Dalam menganalisis data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis
sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Sugiyono (2008: 142) mengatakan bahwa analisis deskriptif digunakan
untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dengan cara mendiskripsikan
atau menggambarkan obyek yang diteliti melalui sampel atau populasi
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku umum. Terdapat tiga hal yang disajikan dalam analisis deskriptif yang
meliputi:

a. Analisis mengenai karakteristik dari responden yang terdiri dari usia,


pendidikan, dan penghasilan. Data ini kemudian diolah menggunakan analisis
deskriptif statistic sehingga diperoleh nilai maksimal, nilai minimal, nilai
mean (Me), dan standar deviasi (SD).
b. Analisis ini juga menggambarkan jawaban responden dari kuisioner yang
diajukan. Pada bagian ini penyusunan akan menganalisa data tersebut satu
persatu yang didasarkan pada jawaban responden selama penelitian
berlangsung. Adapun berdasarkan kriteria yang dipakai pada kategori
jawaban responden, maka untuk lebih memudahkan digunakan 3 kategori
yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Cara pengkategorian data berdasarkan

20
rumus dari Saifuddin Azwar, (2009:108) adalah sebagai berikut:
1) Tinggi : X > M + SD

2) Sedang : M — SD < X <M + SD

3) Rendah : X< M — SD

2. Uji Prasyarat
Pengujian prasyarat analisis yang digunakan meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan
digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali,
2005:110). Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
adalah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tarif signifikan 5%
atau 0,05. Apabila hasil uji normalitas sudah lebih dari taraf signifika mala
data tersebut normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
dan terikat dalam penelitian ini memiliki hubungan linier. Uji ini
digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah
benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris
sebaiknya linear, kuadrat, atau kubik (Ghozali, 2011). Perhitungan uji
linieritas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS untuk melihat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tersebut bersifat
linier atau tidak.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak
ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi
antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada

21
atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2005:92) :
Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1 Mempunyai nilai VIF di di
bawah (<)10
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005)
Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan
media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Dasar pengambilan keputusan :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3. Analisis Data
a. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu instrumen suatu
kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis regresi linier berganda.

Analisa regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh


variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari
setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas yang akan
mempengaruhi variabel terikat.
Persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:

22
Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:

Y = Variabel keputusan pembelian

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

X1 = independent variabel kualitas produk


X2 = independent variabel citra merek
X3 = independent variabel daya tarik iklan
e = error atau variabel pengganggu

b. Uji Hipotesis
1 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
independen secara parsial atau individual terhadap variabel
dependen. Sedangkan kriteria pengujiannya adalah:
Taraf signifikansi = 0,05), Distribusi t dengan drajat kebebasan (n)
Apabila t hitung> t tabel maka H1diterima Apabila t hitung< t
tabel maka H1 ditolak.
2 Uji f
Uji F bertujuan untuk menunjukan semua variabel independen yang
dimasukan kedalam model secara simultan atau bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Menentukan Ftabel dan Fhitung dengan kepercayaan sebesar 95%


atau taraf signifikan sebesar 5% = (a = 0,05), maka :

 Jika Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima, berarti masing-


masing variabel independen secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
 Jika F hitung < F tabel, maka H1 ditolak, berarti masing-
masing variabel independen secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

23
dependen.

3 Koefisien Dterminasi
Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:87).

24
DAFTAR PUSTAKA

A. Jacob, A., Lapian, S. J., & Mandagie, Y. (2018). Pengaruh Daya Tarik Iklan

Dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Chitato Chips

Pada Mahasiwa FEB UNSRAT. Jurnal EMBA, Vol.6, 988-997.

Anggraeni, D., Kumadji, S., & Sunarti. (2016). Pengaruh Kualitas Produk

Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Administrasi Bisnis,

171-177.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Untuk Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2011). Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan

Partial Least Square PLS Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran (Edisi Milenium ed.). Jakarta: PT.

Indeks Kelompok Gramedia.

Rizan, M., Handayani, K., & RP, A. (2015). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas

Produk Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Riset Manajemen Sains

Indonesia, 457-477.

Simarmata, B. ,. (2016). Pengaruh Citra Merek dan Daya Tarik Iklan Terhadap

Keputusan Pembelian Produk Smartphone Vivo Pada Mahasiswa ATIE

ITMI. Jurnal Ilmiah Intergritas.

Vanessa, I., & Arifin, Z. (2017). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Jurnal Administrasi Bisnis,

25
44-48.

LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai