Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG LUKA BAKAR

DENGAN PERTOLONGAN PERTAMA LUKA BAKAR DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PERAMPUAN DESA BAJUR DUSUN TEMPIT
Harianti1,I made eka santosa2,Suhartiningsih3, Antoni eka fajar maulana4
1,2,3,4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram (STIKES) Mataram
Email: harianti2903@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang, tujuan:WHO menyebutkan bahwa wanita di wilayah Asia


Tenggara memiliki angka kejadian luka bakar yang tertinggi, 27% dari angka keseluruhan
secara global meninggal dunia dan hampir 70% diantaranya adalah wanita. Ada beberapa
cara penatalaksanaan penanganan luka bakar mengaliri air mengalir selama 10 menit,
menghentikan atau menghilangkan sumber penyebab luka bakar. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang luka bakar dengan
pertolongan pertama luka bakar di wilayah kerja puskesmas perampuan desa bajur dusun
tempit.
Metode: Desain penelitian ini yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian korelasional dengan pendekatan croos sectional desain. Populasi dalam
penelitian adalah 235 orang. Kemudian di gunakan tehnik pengambilan accidental
sampling dan di dapatkan 30 orang responden .Analisis data yang di gunakan adalah uji
spearman rank dengan taraf signitifikan 0,05.
Hasil: Bedasarkan hasil uji spearman rank nilai p= 0,000 yang berarti ( nilai P
<0,05 ). Hasil ini menunjukan ada hubungan pengetahuan keluarga tentang luka bakar
dengan pertolongan pertama luka bakar di wilayah kerja puskesmas perampuan desa bajur
dusun tempit.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
keluarga tentang luka bakar dengan pertolongan pertama luka bakar diwilayah kerja
puskesmas perampuan desa bajur dusun tempit. Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai tambahan pemahaman tenaga kesehatan tentang pertolongan pertama luka bakar di
rumah untuk memberikan penyuluhan pertolongan pertama luka bakar di masyarakat.

Kata kunci: pengetahuan keluarga, luka bakar dan pertolongan pertama


THE RELATIONSHIPS BETWEEN FAMILY KNOWLEDGE ABOUT BURNINGS
AND FIRST AID BURNINGS IN PUBLIC HEALTH CARE OF PERAMPUAN ,
BAJUR DUSUN TEMPIT

Harianti1,I Made Eka Santosa 2,Suhartiningsih3,Antoni Eka Fajar Maulana4

1,2,3,4
Mataram college of health sciences
Email : harianti2903@gmail.com

Background , objectives : World Health Organization (WHO) stated that women is


southeast Asia have the highest incidence of burns 27% of the total number of deaths
globally and nearly 70% of them are women . There are several ways of managing burns
with running water for 10 minutes , stopping or eliminating the source of the burn . The
purpose of this study was to determine the relationship between family knowledge about
burns and burns first aid in the Public Health Care of Perampuan , Bajur ,Tempit Hamlet .
Methods : The research design used in this study is a correlation study with a cross-
sectional design approach . The population in this study was 235 people . this research use
the accidental sampling technique and get 30 respondents . Data analysis used is the
sperman rank test with a significance level of 0.05 .
Results : Based on the results of the spearman rank test , the p-value = 0.000 which means
(p-value <0.05 ). This result shows that there is a relationship between family knowledge
about burns and burns first aid in the Public Health Center of Perampuan , Bajur Village .
Conclusion : This study shows that there is a relationship between family knowledge
about burns and first aid burns in the work area of the Public Health Center of
Perampuan ,Bajur Village . The results of this study can be used as an additional
understanding of health workers about first aid burns at home to provide first aid
educations for burns in the community .
Keywords : Family knowledge , burns , first aid
adalah penggunaan kecap, pasta gigi,
PENDAHULUAN mentega, minyak kelapa, madu, dan kentang

Penanganan luka bakar masyarakat tetapi ada juga masyarakat yang

yang kurang tepat dimana jika terjadi luka menggunakan povidone iodine sebagai

bakar banyak orang yang memberikan terapi.Povidone iodine merupakan agens

pertolongan pertama pada kasus luka antimikroba yangefektif dalam desinfeksi

bakar.Dengan mengoleskan pasta gigi, dan pembersihankulit baik pra maupun

mentega, minyak, dan masih banyak lagi pasca operasi, dalam penatalaksanaan luka

anggapan dan kepercayaan seseorang yang traumatik yang kotor pada pasien rawat jalan

selama ini diyakini di masyarakat.Hingga (Morison, 2017), dan untuk mengurangi

kini masih banyak masyarakat yang percaya sepsis luka pada luka bakar (Morison, 2017).

dengan hal tersebut.Seharusnya pertolongan Penanganan dalam penyembuhan


pertama yang dilakukan adalah sesegera luka bakar antara lain mencegah infeksi,
mungkin mendinginkan area yang terkena memacu pembentukan kolagen dan
dengan air sejuk yang mengalir selama mengupayakan agar sisa-sisa sel epitel dapat
minimal 20 menit. Hal ini untuk mengurangi berkembang sehingga dapat menutup
bengkak yang dapat terjadi dan permukaan luka (Syamsuhidayat dan Jong,
mempercepat proses penyembuhan di 2009). Pengetahuan tentang pre hospital
kemudian harinya. Tidak perlu keluarga dalam penanganan luka bakar
menggunakan air yang terlalu dingin atau diperlukan untuk meningkatkan kemampuan
menggunakan es batu karena hal tersebut keluarga dalam melakukan tindakan
justru akan merusak jaringan kulit lebih pertolongan pertama pada korban luka bakar
dalam (Rionaldo D, 2014). guna mencegah komplikasi seperti

Fenomena yang sering terjadi di dehidrasi, infeksi, dan kematian

masyarakat dalam penanganan luka bakar (Rahayuningsih, 2012).

Masing-masing luka memiliki proses proses penyembuhan luka pascaoperasi akan


penyembuhan yang rumit karena adanya memiliki risiko terkena infeksi pada luka,
kegiatan bioseluler dan biokimia yang jika perawatan luka operasi yang diterapkan
terjadi secara berkesinambungan. Dalam tidak sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP). Risiko tersebut mendapatkan pendidikan kesehatan terhadap
mengharuskan perawat untuk patuh dalam penanganan luka bakar, kasus penanganan
melakukan tindakan perawatan luka post luka bakar biasanya di lakukan di
operasi sesuai dengan SOP (Anggraeni Z, masyarakat mengoleskan pasta gigi di area
2016).Oleh karena itu Djusmalinar & luka ,dan bahkaan ada yang mengoleskan
Andriani, (2010 dalam Devi dan Wijayanti, kopi di area luka bakar ,dan keluarga
2013) menyebutkan penyebab infeksi biasanya membawa ke pelayanan kesehatan
diperkirakan masih banyaknya perawat yang terdekat, yang memang sudah terjadi infeksi
mengabaikan standar operasional prosedur karena di mungkinkan penanganan yang
khususnya dalam perawatan luka. salah saat terjadi luka bakar.
Data yang diperoleh dari WHO Oleh karena itu calon peneliti tertarik
menyebutkan bahwa wanita di wilayah Asia untuk mengangkat judul “Hubungan
Tenggara memiliki angka kejadian luka pengetahuan tentang luka bakar dengan
bakar yang tertinggi, 27% dari angka pertolongan pertama luka bakar di wilayah
keseluruhan secara global meninggal dunia kerja puskesmas perampuan desa bajur
dan hampir 70% diantaranya adalah wanita. dusun tempit.
Insiden luka bakar di Provinsi Nusa
BAHAN DAN METODE
Tenggara Barat (NTB) ada 36 kasus.
Desain penelitian yang digunakan
Terbagi dalam 3 penyebab, antara lain benda
dalam penelitian ini adalah study korelasi
panas, sengatan listrik, dan bahan kimia.
dengan pendekatan cross sectional dimana
Penyebab kasus luka bakar tertinggi yaitu
untuk melihat ada hubungan antara
akibat terkena benda panas dengan 24
pengetahuan dengan pertolongan pertama
(66.7%) kasus, diikuti kasus luka bakar
luka bakar . Penelitian ini dilakuakan di
akibat sengatan listrik 11 (30.6%) kasus, dan
wilayah kerja puskesmas perampuan desa
terakhir akibat bahan kimia 1 (2.8%) kasus
bajur dusun tempit pada tanggal 24 juli 2020
(febrina rambu & Umu Istikharoh, 2019).
s/d 30 juli 2020. Populasi dalam penelitian
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
ini adalah orang dan keluarga yang pernah
yang di lakukan calon peneliti pada tanggal
mengalami luka bakar yang di lakukan
20 februari 2019 dengan melakukan
penelitian sebanyak 30 orang di wilayah
wawancara dengan masyarakat dusun tempit
yang menyatakan selama ini tidak
kerja puskesmas perampuan desa bajur Total 30 100
dusun tempit . Berdasarkan tabel 1. Menunjukan

A.Puskesmas perampuan desa bajur bahwa responden yang paling banyak

dusun tempit . dengan umur 17-25 tahun sebanyak 12


responden (40%) , dan reponden yang paling
Besar sampel dalam penelitian ini
sedikit dengan umur 46-55 tahun sebanyak 4
sebanyak 30 orang responden dengan
responden (13%).
menggunakan teknik pengambilan sampel
accidental sampling. Pengumpulan data Berdasarkan responden dengan jenis

pengetahuan keluarga tentang luka bakar kelamin laki-laki sebanyak 14 responden

dengan pertolongan pertama luka bakar (46%) dan dengan responden perempuan 16

dengan menggunakan kuesioner .kemudian responden (53%) .

data dianalisis menggunakan uji spearman Responden berdasarkan pendidikan


rank. yang paling banyak 11 orang (37%) yaitu

HASIL SD

A. Data Umum B. Data Khusus

1. Distribusi responden berdasarkan 1. Pengetahuan dan sikap keluarga .

umur Tabel 2. Pengetahuan keluarga

Tabel 1. Distribusi karaktristik responden No Kategori Frekuensi Persentase


berdasarkan umur . (n) (%)
1 Baik 6 20%
Karakteristik Kriteria n %
2 Cukup 13 43%
Umur 17-25 tahun 12 40%
26-35 tahun 8 27% 3 Kurang 11 37%
36-45 tahun 6 20% Total 30 100%
46-55 tahun 4 13%
Berdasarkan tabel 2. Menunjukan
Total 30 100
Jenis kelamin Laki-laki 14 47% bahwa nilai pengetahuan dengan kategori
Perempuan 16 53%
baik sebanyak 6 responden (20%) , kategori
Total 30 100
Pendidikan cukup sebanyak 13 responden (43%) , dan
SD 11 37% kategori kurang sebanyak 11
SMP 10 33%
SMA 7 23% responden(37%) .
SARJANA 2 7%
TABEL 3.Pertolongan pertama luka bakar
N 30 30
No Kategori Frekuensi Persentase Pertolo Correlati .917** 1.000
ngan on
(n) (%) pertam Coefficie
a luka nt
1 Baik 7 bakar Sig. (2- .000 .
tailed)
2 Cukup 11
N 30 30
3 Kurang 12 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
30 100%
Berdasarkan table 3 . menunjukan
Berdasarkan hasil uji spearman rank
bahwa nilai pertolongan pertama luka bakar
test didapatkan bahwa N atau jumlah data
dengan kategori baik sebanyak 7 responden
penelitian sebanyak 30 responden dan nilai
(23%) , kategori cukup sebanyak 11
p=0,000 (nilai p < 0,05) dapat diambil
responden (37%) , dan kategori kurang
kesimpulan bahwa Ha diterima dan H0
sebanyak 12 responden (40%) .
ditolak dengan kesimpulan bahwa ada
Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan
Pertolongan Pertama Luka Bakar Di
Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan
DesaBajur Dusun Tempit. Hasil koefisien
korelasi dengan nilai 0,917 menunjukkan
korelasi kekuatan hubungan sangat kuat dan
korelasi hubungan searah (+).

Table 4. Analisa Uji Spearman Rank PEMBAHASAN


Correlations
Pertolon Pengetahuan dan Sikap Keluarga.
gan
pertama Penelitian ini dilakukan pada 30
Pengetahua luka
n dan sikap bakar responden yang memenuhi kriteria,
Spear Penget Correlati 1.000 .917**
man's ahuan on Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa
rho dan Coefficie
sikap nt nilai Pengetahuan Keluarga dengan kategori
Sig. (2- . .000
tailed)
baik sebanyak 6 responden (20%), kategori
cukup sebanyak 13 responden (43%), dan memahami. Pada pertanyaan tahu,
kategori kurang sebanyak 11 responden pertanyaan yang paling banyak jawaban
(37%). salah yaitu pertanyaan nomor 5 dengan
Menurut Notoatmodjo (2017), jumlah 18 responden, dan pertanyaan yang
mengatakan pendidikan dapat merubah dijawab setiap responden hampir benar
perilaku seseorang. Hal ini menunjukkan semua yaitu pada pertanyaan nomor 6
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang dengan jumlah 18 responden yang
maka pengetahuan akan semakin luas atau menjawab benar. Sedangkan pada
baik, selain itu semakin tinggi pendidikan pertanyaan memahami, responden banyak
seseorang akan mempermudah seseorang jawaban responden yang salah pada
tersebut dapat menerima informasi. pertanyaan nomor 13 yaitu dengan 17
responden dan pertanyaan nomor 16
Hal ini diperkuat oleh data umum
responden yang menjawab salah hanya 4
bahwa responden dengan pendidikan SD
orang.
sebanyak 11 responden (37%), SMP
Hal tersebut menggambarkan bahwa
sebanyak 10 responden (33%), SMA
masyarakat di Dusun Tempit masih
sebanyak 7 responden (23%) dan responden
melakukan tindakan yang kurang tepat, hal
dengan pendidikan Sarjana sebanyak 2
tersebut didukung oleh tidak adanya kader
responden (7%).
atau peran aktif dari petugas kesehatan
Pada penelitian yang dilakukan oleh diwilayah sekitar, Dusun tempit tidak pernah
Gabriel Audrey (2019), didapatkan 6,2% mendapatkan penyuluhan terkait
yang pernah mendapat informasi mengenai pertolongan pertama luka bakar sehingga
pencegahan dan penanganan pertama luka masyarakat didusun tersebut tidak pernah
bakar akan berdampak pada tingkat mendapat informasi tentang pertolongan
pengetahuan responden, akibatnya pertama luka bakar.
responden memiliki kesadaran rendah untuk Berdasarkan uraian hasil dan teori
melakukan penanganan pertama pada luka diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
bakar. penelitian yang dilakukan pada 30
Pada penelitian ini ada 20 pertanyaan responden terhadap pengetahuan dan sikap
yang diajukan pada responden, diantaranya dalam pertolongan pertama luka bakar
10 pertanyaan tahu dan 10 pertanyaan
tergantung pada pendidikan seseorang dan Berdasarkan teori dan hasil
sumber informasi yang didapatkan. penelitian sebelumnya yang dikaitkan
dengan hasil penelitian, peneliti dapat
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA
menyimpulkan bahwa pertolongan pertama
BAKAR
pada luka bakar yang baik adalah dengan
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan mengaliri air pada luka selama kurang lebih
bahwa nilai Pertolongan Pertama Luka 20 menit dan tanpa mengolesi luka dengan
Bakar dengan kategori baik sebanyak 7 pasta gigi karena akan memperparah luka.
responden (23%), kategori cukup sebanyak
11 responden (37%), dan kategori kurang
Analisa Hubungan Pengetahuan
sebanyak 12 responden (40%).
Keluarga Tentang Luka Bakar Dengan
Menurut Herdon (2016), tindakan
Pertolongan Pertama Luka Bakar Di
pertama untuk jenis luka bakar ringan yaitu
Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan Desa
dengan menggunakan air mengalir pada
Bajur Dusun Tempit .
daerah yang terkena luka bakar guna untuk
Berdasarkan hasil uji spearman rank
mengurangi nyeri.
test didapatkan bahwa N atau jumlah data
Pada penelitian ini pertolongan penelitian sebanyak 30 responden dan nilai
pertama luka bakar dilakukan kurang tepat p=0,000 (nilai p < 0,05) dapat diambil
ditandai dengan pertanyaan nomor 9 yang kesimpulan bahwa Ha diterima dan H0
diberikan, setengah dari jumlah responden ditolak dengan kesimpulan bahwa ada
memiliki jawaban yang salah yaitu terdapat Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan
18 responden. Pertolongan Pertama Luka Bakar Di
Kebiasaan masyarakat yang kurang Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan Desa
tepat dimana terjadi luka bakar banyak Bajur Dusun Tempit. Hasil koefisien
orang yang memberikan pertolongan korelasi dengan nilai 0,917 menunjukkan
pertama pada kasus luka bakar, dengan korelasi kekuatan hubungan sangat kuat dan
mengoleskan pasta gigi, mentega, minyak, korelasi hubungan searah (+).
dan masih banyak lagi anggapan dan Rendahnya tingkat pendidikan
kepercayaan seseorang yang selama ini berhubungan dengan pertolongan pertama
dilakukan masyarakat. luka bakar, jika seseorang tidak
mendapatkan pendidikan dan informasi yang
tepat maka penanganan pada luka bakar Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan
akan salah (Gabriel Audrey, 2017). Pertolongan Pertama Luka Bakar Di
Penelitian sejenis yang dilakukan Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan Desa
oleh Siwi Indra Sari (2018), didapatkan hasil Bajur Dusun Tempit. Hasil koefisien
analisa pada kelompok perlakuan dengan korelasi dengan nilai 0,917 menunjukkan
nilai p value 0,000 < 0,05, sehingga ada korelasi kekuatan hubungan sangat kuat dan
hubungan pendididan dan sikap dengan korelasi hubungan searah (+).
pertolongan pertama luka bakar. Menurut DAFTAR PUSTAKA
penelitian yang dilakukan Suyami (2016),
Anggraini, Z. (2016). Gambaran
bahwa terdapat hubungan yang signifikan Implementasi Prosedur Perawatan Luka
tingkat pengetahuan masyarakat tentang Post Operasi Oleh Perawat Di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul. FKIK
pertolongan pertama pada luka bakar. UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta ,
Berdasarkan teori dan hasil 1-23.
penelitian sebelumnya yang dikaitkan Audrey, G. (2019). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Pedagang Gorengan
dengan hasil penelitian, peneliti dapat Tentang Pencegahan Dan Penanganan
menyimpulkan bahwa pengetahuan sangat Pertama Luka Bakar Di Denpasar Tahun
2017. Jurnal Medika Udayana , Vo.8
berhubungan dengan pertolongan pertama N0.9.
pada luka bakar, jika pengetahuan seseorang Gaibriel audrey ( 2019 ) . pengetahuan
baik maka pertolongan pertama pada luka mengenai pencegahan dan pertolongan
luka bakar Di Denpasar Tahun 2017.
bakar juga akan baik dan tepat. Jurnal medika udayana , Vo.8 No.9.
Herdon. (2010). Priciples and Practice of
Burn Surgery. New York: Marcel
Dekker.
Morison. (2004). Seri Pedoman Praktik
Managemen Luka. Jakarta: EGC.
KESIMPULAN
Notoadmodjo. (2017). Buku promosi
Berdasarkan hasil uji spearman rank kesehatan dan prilaku kesehatan. jakarta:
rineka cipta.
test didapatkan bahwa N atau jumlah data
Rahayuningsih, T. (2012). Penatalaksanaan
penelitian sebanyak 30 responden dan nilai Luka Bakar (Combustio). Jurnal Profesi
p=0,000 (nilai p < 0,05) dapat diambil Rinaldo, D. (2014). Penanganan Luka
kesimpulan bahwa Ha diterima dan H0 Bakar Dahulu dan Sekarang. Batam:
Diakses tanggal 20 November 201.
ditolak dengan kesimpulan bahwa ada

Anda mungkin juga menyukai