Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

NAMA : A.DIAN MIRANDA YUSRAN.P


NIM : PO714201171055
KELAS : IV B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


DIV KEPERAWATAN
2020
Probability Sampling
Probability sampling merupakan teknik sampling yang didasarkan pada fakta bahwa setiap
anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Misalnya,
jika Anda memiliki populasi 100 orang, setiap orang akan memiliki peluang 1 dari 100
dipilih. Probability sampling memberi Anda peluang terbaik untuk membuat sampel yang
benar-benar mewakili populasi.
Ada beragam metode probability sampling dengan turunan dan variasi masing-masing,
tapi yang paling banyak digunakan yaitu sebagai berikut:

Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)


Sampling acak sederhana yaitu metode pengambilan sampel dari populiasi secara acak
berdasarkan frekuensi probabilitas semua anggota populasi. Ini adalah bentuk yang paling
mudah dari probability sampling. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah memastikan
bahwa semua anggota populasi termasuk dalam daftar dan kemudian secara acak memilih
jumlah sampel yang diinginkan.

Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)


Sampling acak sistematis yaitu metode pengambilan sampel yang melibatkan aturan
populasi dalam urutan sistematika tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama
terlepas dari kesamaan frekuensi setiap anggota populasi.

Sampling Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling)


Sampling Acak Stratifikasi juga dikenal sebagai proportional random sampling. Ini adalah
teknik pengambilan sampel probabilitas di mana subjek pada awalnya dikelompokkan ke
dalam klasifikasi yang berbeda seperti usia, status sosial ekonomi atau jenis kelamin.
Kemudian, peneliti secara acak memilih daftar akhir subyek dari strata yang berbeda.
Penting untuk dicatat bahwa semua strata tidak boleh tumpang tindih.
Para peneliti biasanya menggunakan stratified random sampling jika mereka ingin
mempelajari subkelompok tertentu dalam populasi. Ini juga lebih disukai daripada
pengambilan sampel acak sederhana karena menjamin hasil statistik yang lebih tepat.

Sampling Rumpun (Cluster Sampling)


Sampling Rumpun yaitu metode pengambilan sampel dengan membagi populasi ke dalam
kelompok kewilayahan kemudian memilih wakil dari tiap-tiap kelompok. Pengambilan
sampel cluster dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
 Cluster Sampling Satu Tahap, yaitu seluruh cluster dipilih secara acak untuk
pengambilan sampel.

 Cluster Sampling Dua Tahap, yaitu di sini pertama-tama kita secara acak
memilih kelompok dan kemudian dari kelompok yang dipilih, kita secara acak
memilih elemen untuk pengambilan sampel.

Sampling Bertahap (Multistage Sampling)


Sampling bertahap yaitu metode pengambilan sampel melibatkan kombinasi dua atau
lebih teknik pengambilan sampel yang disebutkan di atas. Hal ini dilakukan karena dalam
sebagian besar penelitian kompleks yang dilakukan di lapangan atau di laboratorium, tidak
cocok untuk hanya menggunakan satu jenis sampel probabilitas.
Sehingga sebagian besar penelitian dilakukan dalam tahap yang berbeda dengan setiap
tahap menerapkan teknik pengambilan sampel acak yang berbeda. Misalnya, pada tahap
pertama menggunakan metode stratified sampling, kemudian pada tahap kedua menggunakan
metode simple random sampling dan seterusnya sampai mencapai sampel yang diinginkan.

Non-Probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi memiliki peluang nol. Itu artinya bahwa pengambilan sampel didasarkan pada
kriteria tertentu seperti status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya.
Ada beragam metode non-probability sampling dengan turunan dan variasinya, tapi yang
paling banyak digunakan yaitu sebagai berikut:

 Sampling Kuota (Quota Sampling)


Sampling kuota hampir mirip dengan stratified sampling yaitu pengambilan sampel yang
didasarkan pada proporsi ciri-ciri tertentu untuk menghindari bias, atau dengan kata lain
pengambilan sampel ini tergantung dari beberapa standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Ini memilih sampel yang representatif dari populasi. Proporsi karakteristik / sifat dalam
sampel harus sama dengan populasi. Elemen dipilih sampai proporsi yang tepat dari jenis
data tertentu diperoleh atau data yang cukup dalam berbagai kategori dikumpulkan.

 Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)


Sampling kebetulan yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sebagai sampel jika orang
yang kebetulan ditemui tersebut dipandang cocok sebagai sumber data. Dengan
menggunakan teknik ini, pengambilan sampel tidak ditentukan terlebih dahulu.

 Sampling Purposif (Purposive or Judgemental Sampling)


Sampling purposive yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada seleksi khusus atau
kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti siapa yang akan dijadikan sebagai informan, atau
dengan kata lain pengambilan sampel ini didasarkan pada tujuan studi. Hanya elemen-elemen
itu yang akan dipilih dari populasi yang paling cocok untuk tujuan penelitian.

 Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)


Pengambilan sampel sukarela yaitu pengambilan sampe yang didasarkan atas kerelaan
untuk berpartisipasi dalam penelitian. Metode ini paling banyak digunakan dalam jajak
pendapat.

 Sampling Bola Salju (Snowball Sampling)/ Sampling Referensi


Pengambilan sampel bola salju yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada
penelusuran sampel sebelumnya. Teknik ini digunakan dalam situasi di mana populasi sama
sekali tidak diketahui dan langka.
Teknik ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan dari respoonden pertama yang dipilih
untuk merekomendasikan responden lain yang sesuai dengan deskripsi sampel yang
dibutuhkan.

Contoh Teknik Sampling


Berikut ini contoh teknik sampling, antara lain adalah sebagai berikut;

o Random Sampling
Misalnya seleksi acak 20 siswa dari kelas 50 siswa. Setiap siswa memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih. Di sini probabilitas seleksi adalah 1/50.

o Systematic Random Sampling


Misalnya memilih 20 sampel dari populasi yang berisi 100 elemen, yaitu: (1) susun
sampling frame: (2) tetapkan nilai k = 5; (3) tentukan sampel pertama secara random, misal
diperoleh 6; (4) tentukan sampel berikutnya adalah 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51,
56, 61, 66, 71, 76, 81, 86, 91, 96, dan 1.
o Stratified Random Sampling
Misalnya memilih sampel yang akan dilakukan terhadap peserta kelas metodologi
penelitian sosial yang secara keseluruhan berjumlah 80 orang.
Informasi tambahan bagi peneliti yaitu bahwa dari 80 orang tersebut 60 orang diantaranya
adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Apabila peneliti menganggap informasi ini penting
untuk analisa, maka stratified sampling lebih cocok digunakan untuk memilih sampel.

o Cluster sampling
Misalnya pemilihan sampel pegawai pada suatu departemen yang pegawainya tersebar
pada berbagai unit kerja yang juga tersebar secara geografis.
Dalam kasus ini, peneliti bisa menjadikan unit kerja sebagai cluster dan selanjutnya secara
acak memilih beberapa unit kerja sebagai sampel. Pada tiap-tiap unit kerja yang terpilih
tersebut kemudian seluruh pegawai dijadikan sampel penelitian.

o Multi-Stage Sampling
Dalam terknik ini populasi dibagi menjadi beberapa kelompok dan kemudian kelompok
ini dibagi lagi dan dikelompokkan ke dalam berbagai sub kelompok (strata) berdasarkan
kesamaan. Satu atau lebih cluster dapat dipilih secara acak dari setiap strata. Proses ini
berlanjut sampai cluster tidak dapat dibagi lagi.
Misalnya negara dapat dibagi menjadi negara, kota, perkotaan dan pedesaan dan semua
wilayah dengan karakteristik yang sama dapat digabung bersama untuk membentuk strata.

o Quota Sampling
Misalnya jika dalam suatu populasi terdapat 45% wanita dan 55% pria, maka sampel yang
diambil harus mencerminkan persentase pria dan wanita yang sama.\

o Accidental Sampling
Misalnya jika populasi yang dipilih adalah setiap pegguna jalan tol, maka peneliti
mengambil sampel dari orang-orang yang kebetulan melintas di jalan tersebut pada waktu
pengamatan.

o Purposive or Judgemental Sampling


Misalnya jika peneliti akan mengkaji tentang kriminalitas di Kota Semarang, maka
peneliti dapat mengambil informan yaitu Kapolresta Semarang, seorang pelaku kriminal dan
seorang korban kriminal.
o Snowball Sampling
Misalnya ini digunakan dalam situasi topik yang sangat sensitif seperti HIV Aids di mana
orang tidak akan secara terbuka berdiskusi dan berpartisipasi dalam survei untuk berbagi
informasi tentang AIDS.
Tidak semua korban akan menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga peneliti dapat
menghubungi orang yang mereka kenal atau sukarelawan untuk menghubungi korban dan
mengumpulkan informasi. Membantu dalam situasi di mana kita tidak memiliki akses pada
responden yang sesuai dengan karakteristik yang kita cari, dimulai dengan mencari orang lain
untuk mengumpulkan informasi.

Anda mungkin juga menyukai