Anda di halaman 1dari 8

Kerjakan soal esai di bawah ini dengan singkat dan benar (padat bermakna)

1. Kematangan karir (career maturity) bisa menjadi indikator kesiapan bekerja seseorang
menuju kepada kemapanan (establishement). Bagaimana saudara mengetahui ”career
maturity“ seseorang ?. Sebagai seorang mahasiswa PT Busana semster dua, bagaimana
saudara memandang ”career maturity“ itu ?
2. Apa tujuan program pengembangan karir di sekolah (SMA/SMK/sederajat)?
3. Sebagai calon guru dalam bidang tata busana yang anda pelajari saat ini, tentu anda
berkeinginan anak didik kelak dapat bekerja sesuai dengan ilmu yang anda berikan.
Bagaimana saudara menerapkannya saat berada di kelas?
4. Fania adalah lulusan bidang kependidikan dari suatu perguruan tinggi swasta. Antara
bidang ilmu yang dipelajari dan pekerjaan sekarang yang dijalani menunjukkan
ketidakselarasan. Kini dia sukses sebagai pengelola wedding organizer sekaligus perias
manten. Apa yang dapat anda komentari terhadap Fania ini? Merujuk kepada ilmuwan
siapa komentar anda dan apa yang disampaikannya?
5. Apabila 1 menunjukkan paling signifikan (most significant) dan 5 adalah kurang
signifikan (least significant), kesimpulan apa yang dapat anda sampaikan? Sertai jawaban
anda dengan teori yang mendasarinya.

No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Saya menyukai pekerjaan yang terkait dengan X
keteknikan, dll
2 Saya menyukai pekerjaan yang terkait dengan X
pekerjaan di laboratorium, dll.
3 Saya menyukai pekerjaan yang terkait dengan seni X
visual, drama dan tari, music, dll.
4 Saya menyukai pekerjaan yang terkait dengan X
pelayanan sosial, pendidikan, dll.
5 Saya menyukai pekerjaan yang terkait dengan X
penjualan, administrasi publik, promosi, manajemen
usaha, dll.
6 Saya menyukai pekerjaan yang terkait dengan X
komunikasi lisan, detailer, detailer finansial, dll.
Jawaban!!!
1. Karir merupakan kedudukan, rangkaian pekerjaan dan posisi yang pernah diduduki oleh
seseorang selama masa kerjanya, untuk dapat memilih dan merencanakan karier yang tepat,
dibutuhkan kematangan karier. Kematangan karir merupakan kemampuan individu dalam
menguasai tugas perkembangan karir sesuai dengan tahap perkembangan karir, dengan
menunjukan perilaku yang dibutuhkan untuk merencanakan karir, mencari informasi,
memiliki kesadaran tentang apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir dan
memiliki wawasan mengenai dunia kerja. Kematangan karir juga menunjuk kepada tahapan
tertentu dalam perkembangan karir dari tahap eksplorasi sampai tahap kemunduran, yang
ditandai oleh matangnya individu dalam mengenali dan mengatasi masalah-masalah pekerjaan
atau seberapa jauh individu berhasil menangani tugas-tugas perkembangan dari suatu tahap
kehidupan.
Tahap proses perkembangan karier dapat dibagi menjadi lima fase, yaitu:
a. Fase Pengembangan (Growth)
Merupakan fase yang dimulai dari sejak individu lahir sampai usia 15 tahun, ketika anak-anak
mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan
yang di padukan dalam struktur gambaran diri.
b. Fase Eksplorasi (Eksploration)
Merupakan fase yang dimulai dari sejak individu berusia 15-24 tahun, ketika seseorang mulai
memikirkan berbagai alternatif jabatan dan bidang pekerjaan, namun belum mengambil
keputusan yang mengikat dan bulat.
c. Fase Pemantapan (Establishment)
Merupakan fase yang dimulai sejak individu berusia 22-44 tahun, dengan ciri-ciri usaha tekun
untuk memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu.
d. Fase Pembinaan (Maintenance)
Merupakan fase yang dimulai sejak individu berusia 45-64 tahun ketika individu yang sudah
dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatan dan pekerjaannya.
e. Fase Kemunduran (Decline)
Merupakan fase yang dimulai sejak individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan
pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya.
Faktor-faktor  yang mempengaruhi kematangan karier menurut Ginzberg terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi kematangan karier, yaitu
a. Faktor realitas, yaitu individu mendapat tekanan dan penghargaan dari lingungan untuk
membuat keputusan mengenai komitmen terhadap pekerja.

b. Proses pekerjaan, yaitu jenis dan lama pendidikan atau pelatihan yang ditempuh juga dapat
mempercepat atau menghambat perkembangan karier individu.

c. Faktor individual, yaitu stabilitas emosi, penggunaan proses kognitif operasional formal
dan kemampuan berkontribusi secara signifikan dalam perkembangan karier dan nilai
individu.

2. Tujuan program pengembangan karir di sekolah (SMA/SMK/sederajat)


 Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
 Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang menunjang
kematangan kompetensi karier.
 Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
 Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan
 keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita kariernya masa
depan.
 Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier.
 Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.
 Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.  
 Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat.
 Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.
 Menopang kemampuan berkomusikasi dan bekerja sama.
3. Mengajar merupakan suatu proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di
sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan
proses belajar. Selain Guru sebagai  pendidik dan pengajar, guru juga dituntut sebagai
motivator bagi siswanya sehingga dia tidak jenuh dalam belajar. Peran guru dalam
motivasi belajar siswa ini sangatlah penting, apabila guru tidak ikut serta dalam motivasi
belajar siswa maka siswa kurang kreatif dan tidak terpancing untuk bersikap aktif. Maka
dari itu peran guru sangatlah berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan tujuan
utamanya untuk mencapai prestasi dan meningkatkan mutu belajar dalam proses
pembelajaran
Peran guru dalam memotivasi belajar siswa,diantaranya :
a. Menjadikan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar
Guru Memberikan arahan kepada siswa dengan memberikan ilmu pengetahuan dan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan siswa pun mengerjakan  tugas dengan baik
dengan tujuan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam proses belajar sehingga siswa
dapat menyelesaikannya dengan tuntas.
b. Menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Kelas yang kondusif disini  kelas yang aman, nyaman dan selalu mendukung siswa untuk
bisa  belajar dengan suasana yang tenang dan mendukung proses pembelajaran dengan
tata ruang yang sesuai dengan standar yang diharapkan.
c. Menciptakan Metode pembelajaran yang bervariasi.
Metode pembelajaran yang bervariasi ini agar siswa tidak bosan dan jenuh dalam suatu
pembelajaran maka diciptakanlah pembelajaran yang bervariasi. Tujuannya  agar siswa
selalu termotivasi dalam kegiatan proses pembelajaran.
d. Meningkatkan antusias dan semangat guru dalam mengajar.
Kepedulian seorang guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat
penting untuk menumbuhkan motivasi belajar  siswa. Apabila guru tidak antusias dan
tidak semangat dalam proses belajar mengajar maka siswa akan tidak termotivasi dalam
proses pembelajaran. Untuk itu guru selalu tampil baik, percaya diri dan selalu antusias di
depan kelas.
e. Memberikan reward atau penghargaan.
Pemberian penghargaan ini bisa berupa nilai, hadiah, pujian dan sebagainya agar siswa
termotivasi akan belajar dan selalu ingin menjadi yang terbaik. strategi  ini dapat
melahirkan motivasi terhadap siswa agar selalu berpacu terus.
f. Menciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas.
Ciptakan aktifitas yang melibatkan siswa dengan teman-teman mereka dalam satu kelas.
Tujuannya agar satu sama lain akan membagikan pengetahuan, gagasan atau ide dalam
penyelesaian tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas.
4. Fania antara gelar dan karir/pekerjaan mengalami ketidakselarasan. Dia sukses sebagai
pengelola wedding organizer sekaligus perias manten. Setiap orang memiliki kemampuan,
skill yang berbeda-beda, dan pekerjaan juga tidak harus sesuai dengan gelar pendidikan.
Meskipun bekerja pada bidang lain akan menimbulkan dampak positif juga, seperti
kemampuan beradaptasi semakin baik, kemampuan lebih terasah, menemukan passion di
pengalaman baru dll. Menurut profesi common pattern yang industrial stable. Seseorang
yang di pekerjakan pada satu industri yang sama atau pekerjaan yang sama tetapi berbeda
selama berkarir. Seseorang memasuki pekerjaan, di promosikan, pelatihan, menduduki
posisi tersebut.
5. Kesimpulan yang ada pada nomer 5 itu  bahwa sifat dari tugas, keterampilan, dan
pengetahuan yang digunakan dalam suatu pekerjaan harus sesuai dengan hal-hal yang
disukai agar dapat menjalankan pekerjaan tersebut dengan baik. Hal tersebut dapat
diketahui melalui hal-hal kecil yang dilakukan sehari-hari, misalnya seperti hobi dan mata
pelajaran yang paling kamu minati, Teori Holland yang mendasari bahwa kepentingan
pekerjaan merupakan salah satu dari aspek kepribadian, dan karena itu deskripsi dalam
pekerjaan individu juga terkait dengan deskripsi dalam kepribadian individu. Teori Holland
menjelaskan tentang struktural-interaktif, karena teori Holland tersebut telah menyiapkan
antara kepribadian dan jenis pekerjaan. Holland menggambarkan typology sebagai struktur
untuk informasi pengorganisasian tentang pekerjaan dan individu, sedangkan asumsi
tentang individu dan lingkungan yang bertindak satu sama lain merupakan komponen
interaktif.
Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah sebagai berikut:
1.       Realistis
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi
kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan, kekuatan otot,
ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang
memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social,
serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain. Orang model orientasi realistis
dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik,
eksplisit yang memberikan tantangan bagi penghuni lingkungan ini. Untuk dapat
memecahkan masalah yang lebih efektif seringkali memerlukan bentuk-bentuk kecakapan,
gerakan, dan ketahanan tertentu. Diantaranya kecakapan mekanik, ketahanan dan gerakan
fisikuntuk berpindah-pindah dan seringkali berada diluar gedung.Sifat-sifat yang nampak
dengan jelas dari tuntutan-tuntutan lingkungan menciptakan kegagalan dan keberhasilan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, operator mesin/radio, sopir
truk, petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis. 
2.      Intelektual
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang bersifat akademik.
Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan daripada mengatasinya
dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tidak sosial. Membutuhkan
pemahaman, menyenangi tugas-tugas yang bersifat kabur, memiliki nilai-nilai dan sikap
yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatanya bersifat intraseptif. Orang model
orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan tugas yang
memerlukan berbagai kemampuan abstark, dan kreatif. Bukan tergantung kepada
pengamatan pribadinya. Untuk dapat memecahkan masalah yang efektif dan efisien
diperlukan intelejensi, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang bersifat
intelektual dan fisik. Kriteria keberhasilan dalam melaksanakan tugas bersifat objektif dan
bisa diukur, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama dan secara bertahap. Bahan dan
alat serta perlengkapan memerlukan kecakapan intelektual daripada kecakapan manual.
Kecakapan menulis mutlak dipelihara dalam oreientasi ini.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli fiika, ahli biologi, kimia,
antropologi, matematika, pekerjaan penelitian, dan pekerjaan lain yang sejenis.
3.      Sosial
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat
membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara,
bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religiusm membutuhkan
perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antarpribadi, kegiatan-kegiatan rapid an
teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada
perasaan. Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan
untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan
status.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, guru, pekerja sosial, konselor,
misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis.
4.      Konvensional
Tipe model ini pada umumnya  memiliki kecenderungan untuk terhadap kegiatan verbal,
ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur, menghindari
situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan,
memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan
mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan. Orang model orientasi
konvensional pada lingkungan nyatanya ditandai  dengan berbagai macam tugas dan
pemecahan masalah memerlukan suatu proses informasi verbal dan  dan matematis secara
kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis. Berhasilnya dalam pemecahan masalah akan
nampak dengan jelas dan memerlukan waktu yang relative singkat.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, kasir, statistika, pemegang
buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.
5.      Usaha/Enterprissing
Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilan-ketrampilan
berbcara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau
mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk
mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur,
perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan
lisan. Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam tugas yang
menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi orang lain.
Contoh pekerjaan orang dengan model  orientasi ini adalah, pedagang, politikus, manajer
pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan pekerjaan lain yang sejenis.
6.      Artistik
Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara
tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Orang model orientasi artistic
ini ditandai dengan berbagai macam tugas dan masalah yang memerlukan interpretasi atau
kreasi bentuk-bentuk artistic melalui cita rasa, perasaan dan imajinai.Dengan kata lain,
orientasi artistic lebih menitikberatkan menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan
melalui ekspresi diri dan menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal,  keteraturan,
atau keadaan yang menuntut ketrampilan fisik.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli musik, ahli kartum ahli
drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.   

Anda mungkin juga menyukai