http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Women are seen as being weak, a lot of assumptions that circulate in the community about her own self that causes women
more marginalized. Problem this study are: How is a form of rebellion woman and factors causing the emergence of women’s
rebellion in the novel Perempuan Badai Mustofa Wahid Hasyim’s work. The purpose of this research to describe a form of
rebellion women and factors causing the emergence of women’s rebellion in the novel Perempuan Badai Mustofa Wahid
Hasyim’s work. This study uses the theory of feminism, rebellion, violence. Data which is the object or research is parts of the
text novel. The results showed the other side of women’s lives, a phenomenon that rarely happens when the women with the
determination and persistence to get out of the lives of the less side.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: tiara.zuraida@yahoo.com
1
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
2
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
3
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
4
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
tersebut sama halnya dengan inti tujuan berkerudung. Menurutnya dia berhak
feminisme yang meningkatkan kedudukan berkerudung atau tidak mengenakan
dan derajat perempuan agar sama atau kerudung dan tidak ada yang memaksanya.
sejajar dengan kedudukan laki-laki. Akan Anwar terkejut karena istrinya melepaskan
tetapi, sebelum membahas dan menganalisis kerudung dan tidak izin terlebih dahulu pada
pemberontakan perempuan dalam novel suaminya. Nurjanah mulai hari ini berniat
Perempuan Badai karya Mustofa Wahid untuk tidak berkerudung. Ternyata sikap
Hasyim dengan menggunakan kajian Nurjanah berubah karena dipengaruhi oleh
Feminis tersebut penulis akan memaparkan Narsih yang ingin mengubah Nurjanah
tentang bentuk pemberontakan perempuan menjadi pemberontak. Rambut adalah
dan faktor-faktor yang menyebabkan bagian dari aurat wanita yang harus ditutup.
munculnya pemberontakan perempuan yang Jika ingin mengubah suatu sikap yang baik
ada pada novel perempuan badai karya kita harus berpikir terlebih dahulu agar tidak
Mustofa Wahid Hasyim. terjadi hal yang buruk dan merugikan diri
Bentuk Pemberontakan Perempuan sendiri.
dalam Novel Perempuan Badai karya Memotong Rambutnya Pendek
Mustofa Wahid Hasyim seperti Laki-laki
Bentuk pemberontakan ini terjadi Nurjanah juga mengubah
karena permasalahan rumah tangga yang penampilannya memotong rambutnya
istrinya tidak perhatian dengan suami dan seperti laki-laki padahal rambutnya itu
sibuk dengan kegiatannya sendiri.Nurjanah bagus kalau terurai panjang. Rambut adalah
memilih untuk berontak dan mengubah sebagai mahkota wanita yang harus dijaga.
sikapnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah
Istri Melepaskan Kerudung Tidak ini.
Izin Terlebih Dahulu oleh Suami Kini rambut telah dipangkas nyaris
Nurjanah mengubah penampilan habis. Ia tidak lagi mengenakan kerudung
yang dulunya berkerudung menjadi tidak atau tutup kepala apa pun. Wajahku, kenapa
berkerudung. Hal ini dapat dilihat dari aneh begini? Agak gelisah juga dia ketika
kutipan di bawah ini. bertanya seperti itu kepada dirinya sendiri.
“Saya ke kampus dulu Mas.” ”Ini, aku,Nurjanah atau orang lain
Anwar menoleh. Kaget. sih?”
”Lho? Tidak pakai kerudung?” Berkali-kali ia menggeleng. Kaget
”Mulai hari ini aku tidak memakai juga. Gerak menggeleng kepala itu tampak
kerudung.” bukan gerakan dia. Ia tahu persis bagaimana
”Kenapa?” selama ini ia menggelengkan kepala. Ini kok
”Demi kebebasanku sebagai manusia. lain? Gayanya lebih kaku dan kasar.
Sebagai manusia yang otonom. Tubuhku Ia meraba-raba rambutnya yang
adalah tubuhku, aku berhak mengenakan tersisa. Kenapa ia berbuat kejam dengan
kerudung atau tidak mengenakan kerudung. membabat hampir habis rambut
Tidak ada yang bisa memaksaku. Rambutku panjanngnya? Untuk apa? Sedih juga.” (PB,
juga ingin bebas, berkibar, menghirup hlm. 145)
udara.” (PB, hlm. 122) Kutipan tersebut dapat diketahui
Kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Narsih memotong rambut Nurjanah
bahwa Nurjanah berpamitan kepada yang hampir abis dan dia juga tidak lagi
suaminya untuk pergi ke kampus. Anwar menggunakan kerudung atau penutup
menoleh dan kaget setelah melihat istrinya kepala. Menurutnya wajahnya aneh kalau
tidak memakai kerudung saat ke kampus. tidak memakai kerudung. Nurjanah juga
Nurjanah berkata mulai hari ini aku tidak tidak mengenali dirinya sendiri, gayanya
5
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
lebih kaku dan kasar setelah meraba-raba Berdasarkan kutipan tersebut dapat
rambutnya yang masih tersisa. Nurjanah diketahui bahwa Nurjanah menolak ajakan
sedih setelah melihat kenyataan bahwa suami yang ingin melakukan hubungan
rambutnya sekarang dipotong hampir habis intim. Tidak biasanya Nurjanah menolak
oleh Narsih. Narsih baru menyadari kalau ajakan suaminya untuk berhubungan intim.
tidak memakai kerudung itu kelihatan aneh Sejak perkawinannya bertahun-tahun baru
dan ada yang kurang dalam penampilannya. malam ini sang istri menolaknya padahal dia
Nurjanah baru menyesal setelah menerima tidak lagi berhalangan tetapi mengapa dia
ajakan Narsih untuk memotong rambutnya menolak ajakan yang tidak seperti biasanya.
seperti laki-laki dan merasa tidak pantas Anwar menduga kalau istrinya berubah
kalau rambutnya dipotong. Nurjanah sudah karena telah dihasut oleh Narsih. Suaminya
terkena hasutan Narsih karena selalu ingin sekali dan menginginkan dirinya untuk
tunduk, patuh atas perintahnya. Setelah malam ini saja tetapi istrinya juga tetap tidak
rambutnya dipotong Nurjanah baru mau dan tidak bisa menunda sampai besok
menyadari kalau perbuatan Narsih itu sangat malam. Suami sudah berusaha mendekati
kejam. Penyesalan itu selalu datang istrinya berkali-kali dan merayunya agar
belakangan. Maknanya Apabila seseorang mau tetapi hasilnya negatif. Istri yang baik
memilih teman harus berhati-hati dan jangan itu seharusnya mentaati perintah suami.
mudah terpengaruh dengan orang lain yang Suami itu merupakan kepala rumah tangga
belum kita kenal. Orang juga baru menyesali yang harus ditaati perintahnya.
perbuatannya sendiri, apabila perbuatan itu Istri Sibuk dengan Kegiatannya dan
sudah dilakukan. Kita juga tidak boleh Tidak Perhatian dengan Suami
berbuat seenaknya sendiri kepada orang lain Nurjanah sibuk dengan kesibukannya
dan harus dipikirkan terlebih dahulu sendiri sehingga tidak perhatian dengan
sebelum berbuat sesuatu. suaminya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
Tidak Mau Berhubungan Intim dibawah ini.
Sikap Nurjanah itu tidak biasa Lelaki itu kagum bukan main kepada
dilakukan olehnya untuk menolak ajakan istri. Setiap pertanyaan pendek selalu
suaminya dalam berhubungan intim. mampu ditanggapi dengan jawaban panjang
Suaminya terkejut karena sikap istrinya itu lebar. Persis uraian ilmiah dalam kuliah.
tidak seperti biasanya. Hal ini dapat dilihat Sampai rumah pun yang namanya
dari kutipan dibawah ini. rezim ide dan kuasa kata-kata terus mengejar
Sambil menonton, keduanya duduk perempuan itu. Ia segera menata buku-buku
di sofa. Anwar yang tersiksa oleh hawa tebal di meja, membuka halaman tertentu,
panas melepaskan baju. Ia ingin memeluk dengan tegang mencari buku lain di rak
istri tetapi perempuan itu menangkap buku, menyiapkan alat tulis, kembali sibuk.
tangannya. Tidak memperdulikan ajakan makan malam.
“Kenapa?” Padahal suami telah susah payah memasak
Perempuan itu menggeleng. nasi goreng panas dengan taburan ikan abon
“Tanggal merah?” dan irisan telur tipis. Ditambah dengan
“Bukan.” brambang goreng, irisan mentimun, tomat
“Kenapa?” sledri dan kerupuk udang. Sajian untuk
“Aku sedang tidak ingin.” makan malam paling lezat diabaikan begitu
Lelaki itu diam-diam terkejut. saja. (PB, hlm. 108).
“Kok tidak seperti biasanya?” Berdasarkan kutipan tersebut dapat
“Aku ingin memiliki diriku sendiri, diketahui bahwa Nurjanah berubah sikap
paling tidak untuk malam ini.” (PB, hlm. 87) apabila suaminya bertanya pendek Nurjanah
menjawab pertanyaan itu dengan jawaban
6
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
7
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
8
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
pemberontak. Maknanya akibat hasutan dari dengan suami terlebih dahulu, memotong
orang lain, pandangan seseorang bisa rambut seperti laki-laki, wanita merasa
berubah tidak menuruti apa kata suami dan memiliki hak untuk mau atau tidak
berfikir bahwa dia sudah benar. Biasanya mempunyai anak, dan wanita tidak
perubahan sikap itu timbul pada diri sendiri perhatian pada suaminya dengan memilih
dan sebelumnya tidak memikirkan terlebih sibuk sendiri. Pemberontakan yang
dahulu atas tindakannya itu merugikan diri digambarkan dalam novel ini yaitu, pada
sendiri atau tidak. zaman sekarang menjadi perempuan itu
Usaha untuk Mengubah tidak mudah. Apabila mereka diam di
Usaha untuk mengubah penampilan tempat, tidak mengikuti arus perubahan itu
yang dulunya berkerudung menjadi tidak dipermasalahkan. Mereka dianggap sebagai
berkerudung itu timbul dari diri sendiri. perempuan batu dan layak dipinggirkan
Dengan jalan apa saja dilakukan untuk nasibnya oleh masyarakat. Namun, apabila
mengubah sikap dan perilaku. Hal ini dapat mengikuti arus perubahan tersebut maka
dilihat dari kutipan di bawah ini. dengan sendirinya akan lepas dari resiko
Perempuan itu membalikkan tubuh, yang dipermasalahkan. Apabila mengikuti
menuju garasi. Anwar memperhatikan arus perubahan itu dianggap sebagai
sampai tubuh istri lenyap di balik sebuah perempuan yang kehilangan identitas,
pintu. Ia saksikan, karena tidak lagi kehilangan fitrah dan sifat-sifatnya sebagai
mengenakan kerudung, maka pakaian yang perempuan biasa. Ide-ide feminis
dikenakan juga berbeda. Mengenakan stelan digambarkan membawa dampak negatif bagi
panjang. Sepertinya sepatunya juga berubah. wanita. Kehadiran feminisme radikal dinilai
Haknya tinggi. Mungkin bagi lelaki lain sebagai penyebab wanita memberontak
perempuan itu makin cantik kelihatannya. konstitusi politik, agama, sosial dan budaya.
Tetapi bagi Anwar keindahan istrinya Selain itu feminisme disebut sebagai
menghilang begitu tadi ia tidak mengenakan penyebab wanita mendapatkan cemoohan
kerudung. Mungkin memang tampak lebih dari masyarakat, wanita dinilai membuat
cantik, tetapi pesona keindahan perempuan malu dan mengecewakan keluarga, wanita
itu telah kabur (PB, hlm.125). tidak dapat dijadikan contoh, wanita
Berdasarkan kutipan tersebut dapat berperilaku menyimpang dengan menjadi
diketahui bahwa Nurjanah mengubah lesbian, hubungan suami istri menjadi
penampilannya dengan susah payah dan renggang, suami memilih untuk
usaha yang keras dalam membuktikannya. melampiaskan nafsunya dengan pembantu
Nurjanah yang dulu berkerudung menjadi rumah tangga, dan menyebabkan kehidupan
tidak berkerudug dan pakaian yang rumah tangga menjadi retak.
dikenakan saat berkerudung dan tidak Faktor-faktor yang menyebabkan
berkerudung itu berbeda. Menurut suaminya munculnya pemberontakan perempuan pada
keindahan istrinya menghilang kalau tidak novel Perempuan Badai adalah (1) faktor
berkerudung. eksternal yang disebabkan oleh hasutan
orang lain, takut dicemooh oleh tetangga.
PENUTUP Faktor ini terjadi oleh Tokoh perempuan
dalam novel ini tokoh Nurjanah berubah
Seorang pemberontak mempunyai menjadi pemberontak karena dipengaruhi
keinginan untuk mengubah sikap untuk oleh Narsih, adanya kecocokan antara
menjadi diri sendiri. Bentuk pemberontakan Nurjanah dengan Narsih sehingga mereka
perempuan yang digambarkan dalam novel mudah berinteraksi dan terpengaruh. (2)
Perempuan badai yaitu menjelaskan tentang faktor internal yang disebabkan oleh usaha
istri yang melepaskan kerudung tidak izin untuk berubah dan niat untuk berubah. Hal
9
Tiara Ratna Zuraida / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)
DAFTAR PUSTAKA
10