Anda di halaman 1dari 4

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan: memberikan terapi farmakologi untuk


diabetes tipe 2 dan perawatan luka dengan modern dressing dengan metode
moist wound healing.
2. Rasional dilakukan tindakan keperawatan:
Luka Lecet atau abrasi adalah keadaan di mana area pada kulit yang
muncul akibat gesekan yang terjadi saat jatuh, misalnya kulit lutut yang
mengelupas setelah jatuh dan terseret. Luka lecet juga di dapat menyebabkan
kerusakan jaringan terutama di mukosa kulit. Gejala-gejala yang sering
ditimbulkan biasanya adalah nyeri akut, bengkak dan kemerahan pada tepi luka
dan apabila tidak ditangani dengan baik dapat terjadi infeksi. Intensitas dan
keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-masing klien. Hal ini terjadi
cedera pada struktur mukosa kulit.
Respon peradangan pada luka yang tidak diatasi dengan baik dan benar
sehingga akan terjadi vasodilatasi, edema, nyeri, eksudasi plasma dan leukosit.
Keadaan nyeri dan kerusakan integritas kulit yang dialami oleh pasien ini akan
menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien seperti gangguan pola aktivitas,
gangguan pola tidur, perasaan gelisah dan lain-lain. Sehingga tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah pemberian terapi farmakologi untuk nyeri
akut ringan (sesuai anjuran dokter) dan nonfarmakologi agar dapat mengurangi
atau menghilang sensasi nyeri yang dirasakan oleh pasien. Serta tindakan
perawatan luka yang baik dan benar agar tidak terjadi respon peradangan yang
berlanjut. Yang pada akhirnya perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa aman
dan nyaman pasien.
3. Dampak bila tindakan keperawatan tersebut tidak dilakukan persiapan.
Meski obat analgesik tidak menimbulkan efek samping yang
berbahaya saat digunakan dalam dosis yang tepat, namun beberapa kondisi
pada pemberian analgesik golongan opioid berat seperti kodein, morfin, dll
bisa berefek sebaliknya pada oragan lain seperti: ginjal,
kardiovaskular(peningkatan resiko trombosis, infark jantung dan bahkan bisa
menyebabkan stroke, serta pada saluran pencernaan.
Oleh karena itu sesuai anjuran World Health Organization (WHO) bahwa
untuk penatalaksanaan nyeri akut pada tahap awal sebaiknya diberikan obat
analgesik sederhana (golongan nonopiod) seperti paracetamol/acetaminofen,
ibuprofen, diclofenac, parecoxib, dll. Dan selain dosis sesuai tingkat nyeri dan
anjuran harus diperhatikan sebelum diberikan kepada pasien. Dan WHO untuk
penatalaksanaan teknik non farmakologi nyeri seperti (TENS, teknik relaksasi
dan distraksi, terapi musik). Dan hal penting yang harus diperhatikan perawat
dalam pemberian obat adalah pastikan 6 B (Benar Obat, Benar Dosis, Benar
Pasien, Benar Rute,Benar Time, dan Benar Dokumentasi).
4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan bagian dari diagnosa
keperawatan: memberikan terapi farmakologi dan non farmakologi untuk
mengurangi nyeri pasien serta perawatan luka dengan modern dressing dengan
metode moist wound healing.
5. Data yang mendukung diagnosa keperawatan, meliputi:
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Gangguan integritas kulit b.d faktor mekanis (gesekan dan tekanan).
Diagnosa 1:
Data Subjektif:
 Tn. Y mengatakan nyeri pada bahu kiri dengan skala 3 (0-10) atau nyeri
ringan.
 Tn. Y mengatakan nyeri seperti dipukul keras.
Data Objektif:
 Tn. Y tampak meringis kesakitan.
 Tn. Y tampak gelisah
 Bersikap protektif
Diagnosa 2:
Data Subjektif:
 Klien mengatakan nyeri pada luka lecet
Data Objektif:
 Tampak ada luka lecet di siku kiri klien
 Tampak kemerahan
 Tampak ada darah sedikit pada luka
 adanya edema pada kulit sekitar luka
6. Deskripsikan implementasi tindakan keperawatan di atas, meliputi:
a. Tindakan 1: pemberian obat analgesik oral.
1) Tanggal : Sabtu, 24 April 2017
2) Ruangan :X
3) Nama : Tn. Y
4) Usia : 36 tahun
5) Diagnosa medis : Fraktur (?)
6) Pelaksanaan :
a. Persiapan alat
 Sarung tangan
 Air matang dalam gelas
 Baki yang berisi obat Arcoxia 60 mg (1 tablet)
 Daftar buku obat/catatan obat, jadwal pemberian obat.
b. Persiapan pasien dan lingkungan
 Informed consent (komunikasi dengan 5 S).
 Jaga privasi pasien
 Atur posisi pasien:
 Bila klien sadar; semifowler atau fowler
c. Prosedur pelaksanaan:
 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
 Pastikan 6 B (Benar Obat, Benar Dosis, Benar Pasien, Benar
Rute,Benar Time, dan Benar Dokumentasi).
 Ambil obat sesuai yang perlukan.
 Pastikan pasien sudah makan sebelum diberikan obat.
 Berikan obat obat Arcoxia (1 tablet)/oral.
 Rapikan klien dan bereskan peralatan
 Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
7) Evaluasi tindakan:
 Pasien tidak ada muntah.
 Keadaan umum pasien baik.
 Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian dan evaluasi respon terhadap
obat dengan mencatat hasil pemberian obat.

b. Tindakan kedua (perawatan luka) dengan modern dressing dengan metode


moist wound healing.
1.) Tanggal : Senin, 26 April 2017
2.) Ruangan :X
3.) Nama : Tn. Y
4.) Usia : 36 tahun
5.) Diagnosa medis : Fraktur (?)
6.) Pelaksanaan :
a. Persiapan alat
 Sarung tangan bersih
 BAK steril (handscoon steril, kassa steril,kom steril, pinset antomi,
pinset Chirugic, gunting jaringan, gunting verban).
 Dressing (hidrocoloid)
 Bengkok/ Nierbekken
 Cairan NaCl 0,9%
 Perlak/underpad
 Tempat sampah (kantong plastik.
 Plester/hipafix.
b. Persiapan pasien dan lingkungan
 Informed consent (komunikasi dengan 5 S).
 Jaga privasi pasien
 Atur posisi pasien
c. Prosedur pelaksanaan:
 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
 Meletakan underpad di bawah luka dan nierbekken di dekatnya
 Membuka verban yang lama dengan meletakan pada kantong plastik.
 Membuka sarung tangan bersih dan buang pada tempat sampah
 Buka BAK steril (pastikan isinya tidak tersentuh.
 Isi kom steril yang berisi kasa steril dengan NaCl 0,9%
 Gunakan sarung tangan steril
 Gunakan pingset anatomis dan Chirugic untuk mengambil kasah
basah steri untuk membersihkan luka (dengan arah dalam ke luar, satu
usapan lalu buang), lakukan berulang sampai bersih.
 Setelah luka sudah bersih, lakukan dressing modern/primary dressing
dengan oleskan hidrocoloid pada area luka
 Lakukan secondery dressing dengan mengunakan kassa kering dan
hipafix
 Rapikan klien dan bereskan peralatan
 Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
7.) Evaluasi tindakan:
 Observasi keadaan umum pasien.
 Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Evidence Best Practice berdasarkan jurnal berikut:


1. Cornelius R., Herr KA., Gordon DB., Kretzer K & Butcher HK. (2017).
Evidence-Based Practice Guideline : Acute Pain Management in Older Adults.
Journal of Gerontol Nurse. Vol. 43(2):18-27.
2. Hay D, Nesbitt V. (2019) Management Of Acute Pain. Surgery (United
Kingdom). Vol.37(8):460-466.
3. Sri Angriani., Hariani & Dwianti U. (2019). Efektifitas Perawatan Luka
Modern Dressing Dengan Metode Moist Wound Healing Pada Ulkus Diabetik
Di Klinik Perawatan Luka Etn Centre Makassar. Jurnal Media Keperawatan:
Politeknik Kesehatan Masyarakat. Vol. 10. p(19-24.

Anda mungkin juga menyukai