Anda di halaman 1dari 10

Cara Menghitung Tegangan

pada Fisika
Di dalam fisika, tegangan adalah gaya yang diberikan seutas tali,
benang, kabel, atau benda serupa lainnya pada satu benda atau
lebih. Benda apa pun yang ditarik, digantung, ditahan, atau
diayunkan dengan seutas tali, benang, dan lain-lain mengalami
gaya tegangan. Seperti halnya semua gaya, tegangan dapat
mempercepat benda atau menyebabkannya berubah bentuk.
Kemampuan untuk menghitung tegangan bukan hanya penting
bagi siswa yang sedang belajar fisika, tetapi juga bagi para
insinyur dan arsitek. Untuk membangun gedung yang aman
mereka harus bisa menentukan apakah tegangan pada seutas
tali atau kabel tertentu dapat menahan regangan yang
disebabkan oleh beban sebuah benda sebelum mulur dan putus.
Lihat Langkah 1 untuk belajar cara menghitung tegangan dalam
beberapa sistem fisika.

Metode 1
Menentukan Tegangan pada Satu Ujung Tali

1
Tentukan tegangan pada ujung tali. Tegangan pada seutas tali
adalah reaksi dari gaya tarikan pada masing-masing ujung tali.
Sebagai pengingat, gaya = massa × percepatan. Dengan
asumsi tali ditarik sampai tegang, setiap perubahan percepatan
atau massa benda yang ditahan oleh tali akan menyebabkan
perubahan tegangan pada tali. Jangan lupakan percepatan
konstan karena gravitasi--bahkan jika sebuah sistem diam;
komponen-komponennya tetap mengalami gaya gravitasi.
Tegangan tali dapat dihitung dengan T = (m × g) + (m × a); "g"
adalah percepatan gravitasi pada benda yang ditahan oleh tali
dan "a" adalah percepatan lain pada benda yang ditahan oleh
tali.
o Pada hampir seluruh persoalan fisika, kita
mengasumsikan tali ideal--dengan kata lain, tali atau kabel, atau
yang lainnya, kita anggap tipis, tidak bermassa, tidak bisa mulur
atau rusak.
o Sebagai contoh, bayangkan sebuah sistem; sebuah
beban digantung pada sebuah palang kayu dengan seutas tali
(lihat gambar). Baik benda maupun tali tidak bergerak--seluruh
sistem diam. Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa beban
berada dalam kesetimbangan sehingga gaya tegangan pasti
sama dengan gaya gravitasi pada benda. Dengan kata lain,
Tegangan (Ft) = Gaya gravitasi (Fg) = m × g.
 Asumsikan benda bermassa 10 kg, maka gaya
tegangan tali adalah 10 kg × 9,8 m/s2 = 98 Newton.

2
Memperhitungkan percepatan. Gravitasi bukanlah satu-satunya
gaya yang dapat memengaruhi tegangan pada tali--sehingga
setiap gaya yang mempercepat benda yang ditahan tali dapat
memengaruhinya. Jika, misalnya, sebuah benda yang tergantung
pada tali mengalami percepatan oleh sebuah gaya pada tali atau
kabel, gaya percepatan (massa × percepatan) ditambahkan pada
tegangan yang disebabkan oleh berat benda.
 Misalnya, pada contoh kita sebuah benda
bermassa 10 kg tergantung pada seutas tali, bukannya
tergantung pada sebuah palang kayu. Tali tersebut ditarik
dengan percepatan ke atas sebesar 1 m/s2. Dalam kasus ini, kita
harus memperhitungkan percepatan yang dialami benda selain
gaya gravitasi dengan perhitungan sebagai berikut:
 Ft = Fg + m × a
 Ft = 98 + 10 kg × 1 m/s2
 Ft = 108 Newton.

3
Perhitungkan percepatan sudut. Benda yang bergerak
melingkari titik pusat melalui seutas tali (seperti pendulum)
memberikan tegangan pada tali yang disebabkan oleh gaya
sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya tegangan tambahan
pada tali yang disebabkan oleh "tarikan" ke dalam supaya benda
tetap bergerak melingkar ketimbang bergerak lurus. Semakin
cepat benda bergerak, semakin besar gaya sentripetalnya. Gaya
sentripetal (Fc) sama dengan m × v2/r; "m" adalah massa, "v"
adalah kecepatan, and "r" adalah radius gerak melingkar benda.
 Karena arah dan besar gaya sentripetal berubah
saat benda yang tergantung bergerak dan berubah
kecepatannya, begitu pula dengan tegangan total pada tali, yang
selalu sejajar dengan tali yang menarik benda ke arah titik pusat
putaran. Ingat bahwa gaya gravitasi selalu bekerja pada benda
ke arah bawah. Jadi, pada saat benda berputar atau mengayun
secara vertikal, tegangan total paling besar di titik paling rendah
dari busur (pada pendulum titik ini disebut titik kesetimbangan) di
saat benda bergerak paling cepat dan paling kecil pada titik
paling atas dari busur di saat benda bergerak paling lambat.
 Di dalam contoh kita, benda tidak terus bergerak
dipercepat ke atas melainkan mengayun seperti pada pendulum.
Andaikan panjang tali adalah 1,5 m panjangnya dan benda
bergerak dengan kecepatan 2 m/s saat melalui titik paling rendah
ayunan. Jika kita ingin menghitung tegangan pada titik paling
rendah ayunan, yaitu tegangan paling besar, kita pertama-tama
harus mengetahui bahwa tegangan akibat gravitasi pada titik ini
sama dengan ketika benda tidak bergerak--98 Newton. Untuk
mencari gaya sentripetal tambahan, kita bisa hitung sebagai
berikut:
 Fc = m × v2/r
 Fc = 10 × 22/1,5
 Fc =10 × 2,67 = 26,7 Newtons.
 Jadi, tegangan totalnya adalah 98 + 26,7 = 124,7
Newton.

4
Pahami bahwa tegangan akibat gravitasi berubah sepanjang
busur ayunan.Seperti yang telah disebutkan di atas, baik arah
maupun besar gaya sentripetal berubah saat benda berayun.
Namun, meskipun gaya gravitasi tetap konstan, tegangan akibat
gravitasi juga berubah. Ketika benda yang berayun tidak berada
pada titik terendah ayunan (titik kesetimbangannya), gravitasi
menariknya ke bawah, tetapi tegangan menariknya ke atas
dengan membentuk sudut. Oleh karena itu, tegangan hanya
bereaksi terhadap sebagian gaya yang disebabkan oleh gravitasi,
bukan seluruhnya.
 Pecah gaya gravitasi menjadi dua vektor untuk
membantu Anda memvisualisasikan konsep ini. Pada setiap titik
dalam gerak benda yang berayun vertikal, tali membentuk sudut
"θ" terhadap garis yang melalui titik kesetimbangan dan pusat
gerak melingkar. Saat bandul berayun, gaya gravitasi (m × g)
dapat dipecah menjadi dua vektor--mgsin(θ) yang arahnya
bersinggungan dengan busur gerak mengayun dan mgcos(θ)
yang arahnya sejajar dan berlawanan dengan gaya tegangan.
Tegangan hanya perlu melawan mgcos(θ)--gaya yang
menariknya--bukan keseluruhan gaya gravitasi (kecuali pada titik
kesetimbangan; keduanya bernilai sama).
 Misalnya ketika bandul membentuk sudut 15
derajat terhadap sumbu vertikal, bergerak dengan kecepatan 1,5
m/s. Tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
 Tegangan akibat gravitasi (Tg) = 98cos(15) =
98(0,96) = 94,08 Newton
 Gaya sentripetal (Fc) = 10 × 1,52/1,5 = 10 × 1,5 =
15 Newton
 Tegangan total = Tg + Fc = 94,08 + 15 = 109,08
Newton.

5
Perhitungkan gesekan. Setiap benda ditarik oleh sebuah tali
yang mengalami gaya "tahan" dari gesekan terhadap benda lain
(atau fluida) memindahkan gaya ini pada tegangan tali. Gaya
gesek antara dua benda dapat dihitung seperti halnya pada
kasus lain--mengikuti persamaan berikut: Gaya akibat gesekan
(biasanya ditulis dengan Fr) = (mu)N; mu adalah koefisien
gesekan antara dua benda dan N adalah gaya normal antara dua
benda, atau gaya yang kedua benda saling menekan. Ingat
bahwa gaya gesek statik (yaitu gaya gesek yang timbul saat
membuat benda diam bergerak) berbeda dengan gaya gesek
kinetik (gaya gesek yang timbul saat membuat benda bergerak
tetap bergerak).
 Misalnya benda semula yang massanya 10 kg
tidak lagi tergantung, tetapi ditarik di tanah secara horizontal oleh
tali. Contohnya tanah memiliki koefisien gesek kinetik sebesar
0,5 dan benda bergerak dengan kecepatan konstan, kemudian
dipercepat sebesar 1 m/s2. Persoalan baru ini menampilkan dua
perubahan--pertama, kita tidak perlu menghitung tegangan akibat
gravitasi karena tali tidak menahan berat benda. Kedua, kita
harus memperhitungkan tegangan akibat gesekan, selain yang
ditimbulkan oleh percepatan benda bermassa. Persoalan ini
dapat dipecahkan sebagai berikut:
 Gaya normal (N) = 10 kg × 9,8 (percepatan
gravitasi) = 98 N
 Gaya dari gesekan kinetik (Fr) = 0,5 × 98 N = 49
Newton
 Gaya dari percepatan (Fa) = 10 kg × 1 m/s2 = 10
Newton
 Tegangan total = Fr + Fa = 49 + 10 = 59 Newton.

Metode 2
Menghitung Tegangan pada Lebih dari Satu Utas
Tali
1.

1
Angkat beban vertikal menggunakan katrol. Katrol adalah
mesin sederhana yang terdiri dari sebuah cakram tergantung
yang memungkinkan perubahan arah gaya tegangan pada
seutas tali. Dalam konfigurasi katrol sederhana, sebuah tali yang
terikat pada sebuah benda dinaikkan pada sebuah katrol
tergantung, lalu diturunkan kembali sehingga membagi tali
menjadi dua bagian tergantung. Meskipun demikian, tegangan
pada kedua tali adalah sama, bahkan saat kedua ujung tali ditarik
dengan gaya yang besarnya berbeda. Untuk sistem dengan dua
massa tergantung pada sebuah katrol vertikal, tegangan sama
dengan 2g(m1)(m2)/(m2+m1); "g" adalah percepatan gravitasi, "m1"
adalah massa benda 1, dan "m2" adalah massa benda 2.
o Ingat bahwa persoalan fisika mengasumsikan katrol
ideal--katrol tidak bermassa, tidak memiliki gaya gesek, tidak
dapat rusak, berubah bentuk, atau lepas dari gantungan, tali,
atau apa pun yang menahannya.
o Misalnya kita memiliki dua benda yang tergantung
vertikal pada sebuah katrol dengan tali sejajar. Benda 1
bermassa 10 kg, sementara benda 2 bermassa 5 kg. Dalam
kasus ini, tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
 T = 2g(m1)(m2)/(m2+m1)
 T = 2(9,8)(10)(5)/(5 + 10)
 T = 19,6(50)/(15)
 T = 980/15
 T = 65,33 Newton.
 Perhatikan bahwa satu benda lebih berat dari
yang lain, semua hal yang lain dianggap sama, sistem ini akan
mengalami percepatan, dengan benda 10 kg bergerak turun dan
benda 5 kg bergerak naik.

 2
Angkat beban menggunakan katrol dengan tali vertikal tidak
sejajar. Katrol sering kali dipakai untuk mengarahkan tegangan
ke arah selain naik atau turun. Misalnya, sebuah beban
tergantung vertikal pada satu ujung tali sementara pada ujung
lain digantungkan benda kedua pada lereng miring; sistem katrol
tidak sejajar ini berbentuk segitiga yang titiknya adalah benda
pertama, benda kedua, dan katrol. Dalam kasus ini, tegangan tali
dipengaruhi baik oleh gaya gravitasi pada benda maupun
komponen gaya tarik pada tali yang sejajar dengan kemiringan
lereng.
 Misalnya sistem ini memiliki massa 10 kg (m1)
yang tergantung vertikal terhubung melalui katrol dengan benda
kedua bermassa 5 kg (m2) pada lereng miring 60 derajat
(asumsikan lereng tidak memiliki gaya gesek). Untuk menghitung
tegangan tali, cara paling mudah adalah mencari persamaan
untuk benda yang menimbulkan percepatan terlebih dahulu.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
 Benda yang tergantung lebih berat dan tidak
mengalami gesekan, jadi kita bisa menghitung percepatannya ke
bawah. Tegangan tali menariknya ke atassehingga, ia akan
mempunyai gaya resultan F = m1(g) - T, atau 10(9,8) - T = 98 - T.
 Kita tahu bahwa benda pada lereng akan
mengalami percepatan mendaki lereng. Karena lereng tidak
memiliki gesekan, kita mengetahui bahwa tegangan tali
menariknya ke atas dan hanya bebannya sendiri yang
menariknya ke bawah. Komponen dari gaya yang menariknya ke
bawah lereng adalah sin(θ); jadi dalam kasus ini, benda akan
mengalami percepatan ke atas lereng dengan resultan gaya F =
T - m2(g)sin(60) = T - 5(9,8)(0,87) = T - 42,63.
 Percepatan pada kedua benda ini samasehingga
(98 - T)/m1 = (T - 42,63) /m2. Dengan menyelesaikan persamaan
ini, kita akan mendapatkan T = 60,96 Newton.

3
Menggunakan lebih dari satu utas tali untuk menggantung
benda. Yang terakhir, kita akan melihat sebuah benda yang
tergantung pada langit-langit dengan sistem tali "berbentuk Y",
pada titik simpul tergantung tali ketiga yang menahan benda.
Tegangan pada tali ketiga cukup jelas--hanya mengalami
tegangan dari gaya gravitasi, atau m(g). Tegangan pada kedua
tali lain berbeda dan bila dijumlahkan dalam arah vertikal harus
sama dengan gaya gravitasi dan sama dengan nol bila
dijumlahkan dalam arah horizontal, jika sistem ini tidak bergerak.
Tegangan pada tali dipengaruhi baik oleh berat benda yang
menggantung dan juga oleh besar sudut antara tali dan langit-
langit.
 Misalnya sistem yang berbentuk Y ini diberi
beban dengan massa 10 kg pada dua tali yang tergantung di
langit-langit dengan sudut 30 derajat dan 60 derajat. Jika kita
ingin mencari tegangan pada kedua tali atas, kita perlu
memperhitungkan komponen tegangan masing-masing pada
arah vertikal dan horizontal. Meskipun demikian, di dalam contoh
ini, dua tali yang menggantung membentuk sudut siku-siku
sehingga memudahkan kita menghitung sesuai definisi fungsi
trigonometri sebagai berikut:
 Perbandingan antara T1 atau T2 dan T = m(g)
sama dengan sinus sudut antara kedua tali yang menahan benda
dan langit-langit. Untuk T1, sin(30) = 0,5, sementara untuk T2,
sin(60) = 0,87
 Kalikan tegangan pada tali bawah (T = mg)
dengan sinus untuk setiap sudut untuk menghitung T1 dan T2.
 T1 = 0,5 × m(g) = 0,5 × 10(9,8) = 49 Newton.
 T2 = 0,87 × m(g) = 0,87 × 10(9,8) = 85,26
Newton.

Anda mungkin juga menyukai