Anda di halaman 1dari 4

JUDUL CERPEN

By Muhammad A’izzal Fata

Panas dan dingin tidak membuat dirinya merasa putus asa, ia selalu
mempunyai tekad yang kuat. Walau masalah dan rintangan seringkali datang,
ia berusaha untuk melawan semua itu dengan tekad dan jiwa yang menyala-
nyala dalam dirinya.

“Apakah engkau tidak merasa lelah, wahai anak muda?”

“Tidak, karena lelah hanya untuk orang yang belum tahu akan arti
kehidupan yang sebenarnya.”

Dia adalah sosok yang sungguh membuat kita terinspirasi, bagaimana


tidak kalau ia adalah orang yang berjiwa sangat kuat. Hatinya sangat
menginginkan sekali kesuksesan. Oleh karena itu, ia harus bekerja keras setiap
hari demi mencari penghidupan.

Sudah sekitar 5 tahun ia bekerja sebagai pengrajin tangan. Pemuda ini


yang lulus dari SMA 5 tahun lalu, ingin sekali melanjutkan ke perguruan tinggi
tapi terhalang oleh keterbatasan ekonomi. Akhirnya, ia pun harus bekerja dan
Sekarang ia bekerja sebagai pengrajin tangan. Ia sangat handal sekali membuat
kerajinan yang sungguh indah. Semua bekas-bekas sampah atau barang yang
tidak terpakai ia sulap menjadi kerajinan yang sungguh kreatif dan bernilai
ekonomis. Barang bekas tersebut dijadikan sebagai hiasan rumah. Tapi hasil
yang ia dapat tidaklah terlalu banyak, hanya bisa untuk makan dan sisanya ia
gunakan untuk membeli peralatan. Jika masih ada kelebihan, ia sisipkan uang
tersebut ke dalam tabungannya.

“Nak, hidup itu jangan mudah menyerah, semua yang kita dapatkan
harus kita syukuri karena itu adalah pemberian Tuhan. Yang Penting berusaha
dan selalu berdoa agar kita diberi kemudahan dan kesuksesan.”

Ibunya selalu memberikan motivasi untuk dirinya agar lebih


bersemangat dalam bekerja. Ia hanya tinggal bersama ibu dan dua adiknya.
Ayahnya sudah tiada semenjak ia masih SMP. Oleh karena itu, ia selalu
semangat dalam bekerja dan tak lupa ia selalu mendoakan kedua orang
tuanya.

Pagi itu semua kerajinan sudah ia siapkan. Ia hanya berkeliling setiap


hari senin sampai jum’at dan hari sabtu sampai minggu ia gunakan untuk
membuat kerajinan. Lalu ia berangkat dengan membawa kerajinannya itu ke
pasar dan kadang ia berkeliling ke jalan-jalan mengitari pedesaan. Tak lupa ia
memakai topinya, yang menemani dalam bekerja dan menjadi pelindung bagi
dirinya dari terik matahari. Dan jika hujan datang, ia harus berusaha mencari
tempat berteduh.

Hanya ada beberapa orang saja yang mau membeli. Ataupun jika ada
orang yang baru selesai membangun rumah, biasanya membutuhkan hiasan
dan orang tersebut memesan beberapa kerajinan kepada dirinya. Semua itu ia
hargai dengan harga sesuai dengan pembuatan atau tingkat kesulitannya.

“Hari ini sungguh melelahkan, aku harus mencari tempat beristirahat


terlebih dahulu.”

Ia pun mencari warung. Setelah itu, ia menemukannya dipinggir sungai


yang begitu bening. Dan warung tersebut sudah menjadi salah satu
peristitirahannya. Ia beristirahat sejenak, dan membeli minum untuk
menghilangkan rasa haus dalam dirinya. Sambil menikmati angin yang begitu
menyejukkan, rasa lelah merasa sudah meninggalkan dirinya. Ia pun
melanjutkan menjual kerajinannya. Tapi, ia harus membayar minuman terlebih
dahulu.

“Ini bu, uangnya. Terima kasih minumannya.”

“Sama-sama mas. Oh iya, ini ada brosur.”

Ia mengambil brosur tersebut. Dan isi brosur tersebut adalah event


budaya. Hatinya merasa senang. Dan disitulah ia ingin sekali
memenangkannya. Karena disitu terdapat perlombaan kerajinan tangan
dengan hadiah yang sungguh besar dan semua kerajinan yang dibuat
pemenang akan dipamerkan. Lalu, brosur tersebut ia simpan ke dalam saku
celana. Dan ia pun melanjutkan berkeliling menjual kerajinannya.
Matahari sudah tak menampakkan dirinya, ia segera bergegas pulang.
Setelah sampai dirumah ia langsung mencucikan tubuhnya dan beristirahat.
Malam harinya, ia beritahukan ibunya untuk mengikuti event tersebut. Dan
ibunya pun memperbolehkan.

Saat hari sabtu, ia langsung membuat kerajinan dengan inovasi yang


berbeda dari lainnya. Karena ia mempunyai akal yang sungguh kreatif. Ia pun
mulai membuatnya dengan penuh ketelitian dan juga kerapian. Salah satu
temannya, juga mengikuti event tersebut. Tapi temannya sangat tidak suka jika
dirinya mengikuti event tersebut. temannya selalu mengejek dirinya dan
kadang merusak kerajinan milik dirinya. Tapi ia tetap sabar dalam menghadapi
hal tersebut.

Setiap hari, jika ada waktu luang ia gunakan untuk melanjutkan


membuat kerajinan yang ia akan bawa di perlombaan nanti. Setelah
kerjinannya selesai, ia langsung menyimpannya di belakang rumah atau
gudang kecil yang terdapat beberapa kerajinan. Biasanya kalau sudah selesai,
ia simpan didalam rumah. Tapi karena tidak ada tempat untuk menyimpan
kerajinan tersebut ia harus terpaksa menyimpannya di gudang kecil. Dan besok
perlombaannya dimulai, ia berdoa agar mendapatkan kemenangan.

Salah satu temannya, berniat ingin mencuri kerajinannya. Ia sudah tahu


dimana kerajinan tersebut disimpan. Ia sudah berusaha membuat kerajinan
milik dirinya, tapi karena pesimis ia merasa kerajinannya akan kalah. Malam
harinya, Ia langsung melancarkan aksinya dengan penuh kehati-hatian agar
tidak ketahuan. Ia sudah tahu bagaimana cara untuk membuka gudang
tersebut. Setelah terbuka, ia mencari kerajinannya. Langsung ia ambil dan
keluar dari gudang tersebut. Tak lupa ia mengunci gudangnya lagi.

Keesokan harinya, ia sudah bersiap untuk mengikuti lomba tersebut.


Dengan pakaian yang seadanya ia merasa itu tidak terlalu dipikirkan. Karena
yang terpenting adalah percaya diri. Ia pun langsung menuju ke gudang, dan
alangkah kagetnya dirinya karena kerajinan yang akan ia bawa ternyata hilang.
Ia mencari disekitar rumahnya ternyata tidak ditemukan. Dan perlombaan pun
dimulai 1 jam lagi. Ia berusaha mencarinya tetapi tetap saja ia tidak
menemukannya.
Perlombaan pun sudah tinggal 30 menit lagi, ia harus berpikir bagaimana
caranya agar mengikuti. Dan ia pun ingat ada satu kerajinan lagi yang dulu ia
buat. Ia masih menyimpan kerajinan tersebut di kamarnya.

Akhirnya ia gunakan kerajinan itu, dan langsung berangkat ke event


budaya. Membutuhkan 20 menit untuk sampai dan ia harus berjalan kaki. Tapi
perlombaan akan dimulai sekitar 17 menit lagi. Ia terpaksa lari agar tidak
terlambat. Setelah sampai, ia langsung ke tempat perlombaan kerajinan
tangan yang sudah disediakan. Ternyata ia tepat waktu, perlombaanya hampir
saja akan dimulai. Semua yang mengikuti sudah siap dengan kerajinan yang
sudah ada didepan masing-masing peserta. Ia melihat temannya dengan
membawa kerajinan yang kemarin ia buat. Dan ia berpikir bahwa dia yang
telah mencuri kerajinannya.

Para juri sudah melihat dan menilai semua kerajinan dari para peserta.
Dan tinggal pengumuman pemenang siapa yang akan menang. Setelah
diumumkan juara ke dua dan yang ke tiga, ia merasa sudah sangat pasrah dan
tidak akan memenangkannya. Tapi setelah diumumkan juara ke satunya,
ternyata yang muncul adalah nama dirinya. Ia pun merasa senang. Dan
temannya tidak mendapatkan juara. Akhirnya, ia mendapatkan hadiah ratusan
juta dan semua kerajinannya dipamerkan setiap ada event-event. Dengan
hadiah yang ia dapatkan langsung ia bangun sebuah toko kerajinan. Setelah
jadi, banyak orang yang membeli kerajinannya setiap harinya. Dan kini tokonya
pun semakin ramai. Lalu ia namai tokonya dengan nama “Chandra Crafts”.
Karena dirinya bernama Chandra dengan nama panjang Chandra Kusuma
Putra. Dan akhinya, dirinya sekarang menjadi pengusaha atau wiraswasta yang
sukses.

Anda mungkin juga menyukai