Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu
penelitian.Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan
antara harapan dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya
dengan yang terjadi.Masalah penelitian bukan merupakan suatu rumusan
tujuan. Ketika ditanya apa masalah penelitianmu? Beberapa menjawab: ”Ingin
mengetahui…” dan itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.
Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh
karena itu untuk menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa
masalahnya. Sebagian besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan
peneliti tentang masalah tersebut. Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan
peneliti tentang sifat dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain, masalah
adalah sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan.
Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian.
Ada seorang pakar penelitian yang menyatakan bahwa ”Ketika seorang peneliti
sudah berhasil memformulasikan (baca: ”menemukan”) masalah penelitian,
maka sebenarnya 50% penelitian tersebut sudah berjalan”. Begitu juga
sebaliknya, ketika masalah penelitian itu belum ditemukan, maka penelitian itu
selamanya tidak akan berjalan.
Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam
makalah ini penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah
penelitian yang didalamnya menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah
penelitian, latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah,
dan pembatasan masalah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana Urgensi Menetukuna Masalah Penelitian
B. Apa itu Latar Belakang
C. Apa itu Identifikasi Masalah
D. Apa itu Perumusan Masalah
E. Apa itu Pembatasan Masalah
F. Apa itu Judul Penelitian

1.3 TUJUAN PENULISAN


A. Untuk mengetahui Urgensi Menetukuna Masalah Penelitian
B. Untuk mengetahui Latar Belakang
C. Untuk mengetahui Identifikasi Masalah
D. Untuk mengetahui Perumusan Masalah
E. Untuk mengetahui Pembatasan Masalah
F. Untuk mengetahui Judul Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 URGENSI MENENTUKAN MASALAH PENELITIAN


Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan
permasalahan.Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik
beratkan pada sesuatu yang dipermasalahkan sehingga harus dibedakan
dengan permasalahan (subjec).Pada waktu berbicara tentang “Kinerja Polisi”
berarti berbicara tentang suatu permasalahan, tetapi berbicara tentang
“mengapa terjadi kemerosotan Kinerja Polisi” adalah sesuatu permasalahan
yang memerlukan pemecahan. Satu hal yang harus disadari ialah bahwa pada
hakikatnya suatu permasalahan tidak pernah berdiri sendiri dan terpisah dari
faktor-faktor lain. Permasalahan dapat merupakan variabel yang menjadi tema
pokok penelitian, dapat pula berupa kasus yang menjadi fokus suatu
penelitian. Suatu variabel atau suatu kasus akan diangkat menjadi
permasalahan penelitian jika terjadi kesenjangan antara kenyataan dan
seharusnya dari variabel atau kasus tersebut.
Banyak peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan
permasalahan penelitian sehingga menghambat perkembangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan. Pada umumnya keadaan berikut ini bisa
menjadi penuntun mewujudkan permasalahan:
a) Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam
pengetahuan kita.
b) Bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan.
c) Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui
penelitian.
Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan permasalahan
yang baik. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik permasalahan yang
baik (tepat) dijadikan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Topik atau judul yang dipilih adalah sangat menarik.
2. Pemecahan permasalahan harus bermanfaat bagi orang yang
berkepentingan dalam bidang tertentu.
3. Permasalahan yang dipilih merupakan sesuatu yang baru.
4. Mengundang rancangan yang lebih kompleks.
5. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan.
6. Tidak bertentangan dengan moral.
Peneliti perlu berlatih agar terampil mengidentifikasi
permasalahan.Kegiatan berikut ini membantu peneliti untuk mengidentifikasi
permasalahan.
1. Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang
permasalahan yang akan diteliti dan bersikap kritis terhadap apa yang
dibacanya;
2. Menghadiri kuliah atau ceramah-ceramah profesional;
3. Melakukan pengamatan pengamatan terhadap situasi atau kejadian-
kejadian di lingkungan profesinya;
4. Memikirkan kemungkinan ditemukannya permasalahan-permasalahan
dari materi kuliah;
5. Melakukan penelitian-penelitian kecil dan mencatat hasil atau temuan
yang diperoleh;
6. Menghadiri seminar-seminar hasil penelitian;
7. Mengungjungi berbagai perpustakaan untuk mencari topik yang dapat
diteliti;
8. Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang
permasalahan yang akan diteliti; dan
9. Mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan bidang permasalahan
yang akan diteliti.
Dalam sebuah penelitian, menentukan masalah penelitian merupakan suatu
hal yang penting, karena sebuah penelitian akan dilakukan apabila sudah
diketahui masalahnya. Artinyaa, masalah menuntun peneliti melakukan
penelitian. Oleh karena tujuan dari pemilihan dan menentukan masalah
penelitian adalah untuk :
1. Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang
2. Merumuskan perhatian dan keinginan seseorang akan hal-hal yang baru
3. Meletakkan dasar untuk memecahkan penemuan-penemuan sebelumnya
atau dasar untuk peneliti selanjutnya
4. Memenuhi keinginan sosial; dan
5. Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.
Kriteria atau ciri dalam memilih dan menentukan masalah penelitian
adalah
1. Masalah yang dipilih harus dirumuskan dengan ccara tertentu yang
menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris suatu masalah yang
tidak memuat implikasi pengujian hubungan atau hubungan—hubungan
yang dinyatakannya.
2. Masalah yang dipilih harus harus mempunyai nilai penelitian : (a).
mempunyai keaslian, (b). merupakan hal yang penting, (c). dapat diuji, (d).
mengungkapkan suatu hubunngan antara 2 atau lebih variabel, dan (e).
jelas dan tidak ambigu dalam bentuk kalimat pertanyaan.
3. Masalah yang dipilih harus fleksibel yakni masalah tersebut dapat
dipecahkan. Artinya bahwa : (a). data dan metode untuk memecahkan
masalah harus tersedia, (b). biaya untuk memecahkan masalah relative
harus dalam batas-batas kemampuan, (c). waktu untuk memecahkan
masalah harus wajar, (d). biaya dan hasil harus seimbang, (e). administrasi
dan sponsor harus kuat, dan (f). tidak bertentangan dengan hukum dan
adat.
4. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan klasifikasi peneliti, paling tidak
masalah yang dipilih sekurang-kurangnya : (a). menarik bagi si peneliti ;
dan (b). cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti.

Kemudian, yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah


kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah seta mengetahui
sumber-sumber dari masalah tersebut. Masalah penelitian dapat diperoleh
anatar lain dengan melakukan :
1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
2. Bacaan-bacaan
3. Analisa bidang pengetahuan
4. Ulangan dan perluasan penelitian
5. Cabang studi yang sedang dikembangkan
6. Pengetahuan dan catatan pribadi, praktek, dan keinginan masyarakat
7. Bidang spesialisasi pelajaran yang diikuti
8. Pengamatan terhadap alam sekeliling, dan
9. Diskusi-diskusi ilmiah
Dalam menentukan masalah penelitian maka kita tidak akan terlepas di
dalamnya dari berbagai permasalahan di dalamnya diantaranya yaitu latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan
masalah. Yang kemudian akan penulis jelaskan dibawah ini.

2.2 LATAR BELAKANG


Latar belakang masalah adalah deskripsi singkat peneliti tentang obyek
penelitian yang memuat :
1. Penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alas an yang mendorong
pemilihan masalah.
2. Telaah pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang
berhubungan deengan masalah yang dibahas.
3. Manfaat praktis hasil pembahasan di dalam skripsi, serta
4. Perumusan masalah pokok (grand problem) yang akan dibahas secara jelas
dan eksplisit dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang dapat
membangkitkan perhatian membaca.
Inti dari latar belakang masalah adalah upaya peneliti untuk
menggambarkan ada tidaknya masalah penelitian (scientific research problem)
yakni penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar
terjadi atau kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das
sain).
Masalah ilmiah memiliki ciri-ciri minimal sebagai berikut:
1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga, dan waktu.
2. Masalah harus jelas yaitu semua orang yang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.
3. Masalah harus memiliki batas/ ruang lingkup tertentu.
4. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan
harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan
pemecahan masalah kehidupan manusia.

2.3 IDENTIFIKASI MASALAH


Identifikasi masalah adalah upaya peneliti untukk mengeksplorasi
berbagai kemungkinan pertanyaan yang dapat diajukan dan relevan berkaitan
dengan variable penelitian yang dipilih. Jumlah butir pertanyaan tidak
dibatasi, sepanjang memiliki relevansi dengan variabel penelitian tersebut.
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh
dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan
menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah
kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum
bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan
(observasi, survey, dsb). Skripsi untuk level S1 seharusnya didesain untuk
memecahkan masalah yang lebih riil dan sifatnya applied. Mahasiswa cukup
fokus ke masalah yang ada di sekitarnya.Kalau jurusan kita di computing, kita
lakukan saja observasi di lingkungan kita. Misalnya universitas, dosen, dan
mahasiswa itu punya masalah apa yang kira-kira bisa kita pecahkan dengan
teknologi informasi dan aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus masalah
penelitian ini, dan jangan lupa bahwa masalah yang kita identifikasi tersebut
benar-benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang
kita ada-adakan.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang
mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu
fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda
antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik penelitian untuk
membedakan raut muka mahasiswa yang sedang tidak punya uang dan
mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel “raut muka” dan
variabel “keadaan keuangan”.Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini,
jadilah itu sebuah masalah penelitian.
Kemudian sumber masalah tersebut dari mana datangnya? Sumber
masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal:
1. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)
Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar
manusia yang bukan penelitian.Tapi juga jangan “saklek”, karena masalah
manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita “goyang sedikit”
menjadi masalah penelitian.Contoh, mahasiswa punya masalah pokok
yaitu “kekurangan uang”. Ini bisa kita “konversi” menjadi masalah
penelitian misalnya menjadi :
1. Mendeteksi raut muka mahasiswa tidak punya uang dengan face
recognition system
2. Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa
2. Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi
masalah penelitian.Contoh, dosen-dosen yang sangat sibuk ternyata
kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di
universitas.Nah ini jadi masalah penelitian, pendekatannyanya nanti kita
bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar
didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu
meeting yang pas untuk semua.
3. Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)
Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah
penelitian yang menarik.Contoh, fenomena bahwa situs portal yang
dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung.Nah ini
adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa
dengan memainkan bebrapa teknik supaya search engine mau menengok
situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari
sini kita sudah dapat judul: “Mengembangkan situs portal traffic tinggi
dengan teknik Search Engine Optimization (SEO)”. Fenomena lain lagi,
proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya
untuk seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata
memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi
dengan software sistem yang menggunakan beberapa teknik artificial
intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah ini.
Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.
Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat,
biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya
berdasarkan beberapa parameter dibawah ini:
1. Menarik
Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan serius.
2. Bermanfaat.
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu
pengetahuan maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas
kehidupan manusia.Penelitian juga diharapakan membawa manfaat
bagi masyarakat dalam skala besar (secara nasional maupun
internasional), maupun secara khusus di komunitas kita (kampus,
sekolah, kelurahan, dsb).Hindari penelitian yang tidak membawa
manfaat kepada masyarakat.Hal Yang Baru.Ini hal yang cukup penting
dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita lakukan adalah hal baru,
solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila kita komparasi
dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb.Bisa
juga pembaharuan ini diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan
mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari redundant research, meneliti
hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain. Karena
hal tersebut termasuk plagiasi skripsi.
3. Dapat Diuji (Diukur).
Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita
sempurna, masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus
merupakan sesuatu yang bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau
kita melakukan penelitian korelasi, maka korelasi antara beberapa
variabel yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan beberapa
parameter.
4. Dapat Dilaksanakan.
Hal ini juga merupakan faktor penting. Masalah yang bagus
dan berkualitas,menjadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik
penelitian tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat
dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana.

5. Merupakan Masalah Yang Penting.


Hal ini sedikit sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada
gambaran di kita bahwa jangan sampai melakukan penelitian terhadap
suatu masalah yang tidak penting.
6. Tidak Melanggar Etika.
Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan
dengan kejujuran metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek
penelitian, tidak melanggar privacy, publikasi harus dengan
persetujuan obyek penelitian, tidak boleh melakukan penipuan dalam
pengambilan data maupun pengolahan data.

2.4 PEMBATASAN MASALAH


Disamping peneliti memiliki keterbatasan dari berbagai segi (biaya,
waktu, kemampuan, dan dukungan lainnya), penelitian juga membutuhkan
kedalaman dan ketajaman analisis (sempit/ fokus dan mendalam), sehingga
penelitian harus dibatasi pada aspek-aspek pertanyaan penelitian yang
memungkinkan.Misalnya identifikasi masalah mengandung 5 pertanyaan,
peneliti dapat menentukantiga atau lebih pertanyaan yang dijadikan masalah
penelitian.
Kemudian, agar penelitian mengarah pada inti masalah yang
sesungguhnya maka peneliti perlu membatasi masalah dengan memperhatikan
hal yang paling bermanfaat jika diteliti.Supaya pilihan masalah didasari
dengan pertimbangan yang matang maka sebaiknya memilih topik yang sesuai
dengan bidang pekerjaan dan latar belakang pendidikan serta kompetensi yang
dimiliki.
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ruang lingkup
penelitian supaya tidak terlalu luas sehingga mudah dilakukan. Masalah dapat
dipecahkan sendiei, tersedia sumber teori atau peraturan yang mendasarinya.
Hal penting lain untuk dipertimbangkan adalah hasil penelitian berpotensi
untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan, data-data dapat diperoleh dari
pelaksanaan tugas, penelitian dapat dilakukan secara mandiri sesuai dengan
waktu dan biaya yang tersedia.

2.5 PERUMUSAN MASALAH


Perumusan masalah dalam penelitian disebut research problem atau
dikenal juga dengan istilah pertanyaan penelitian (research question) yang
digunakan untuk menjadi panduan dalam menyusun instrument
penelitian.Pertnyaan research problem ini disusun setelah peneliti melakukan
pembatasan masalah, sehingga pertanyaan penelitian terfokus pada masalah
yang iongin dibuktikan atau diteliti lebih lanjut.
Ada beberapa persyaratan dalam menyusun research problem:
1. Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada
penelitian kuantitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah,
seberapa besar, dan lain-lain yang berorientasi hasil, sedangkan pada
penelitian kualitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya bagaimana,
mengapa, dan lain-lain yang berorientasi pada proses).
2. Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari
jawaban/ solusi (feasible).
3. Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi
pengembangan ilmu (minimal bagi peneliti).
4. Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan),
sehingga dapat diukur (measurable) dan mudah dilaksanakan
(manageable).
Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum
terdapat tiga bentuk rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengungkapkan atau memotret situasi social
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu
dibandingkan dengan yang lain.
3. Rumusan masalah asosiatif aatau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social
atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif I dibagi
menjadi tiga yaitu hubungan simetris, kausal, dan reciprocal atau
interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang
munculnya bersamaan sehingga bukan meupakan hubungan sebab akibat
atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab dan
akibat. Selanjutnya, hunbungan reciprocal adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau
ditemukann adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait
dngan variabel penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian sangat
spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan
landasan teori, hipotesis, instrument, dan teknik analisa data.
Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan focus
penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
masuk alapangan atau situasi social tertentu. Namun demikian setiap peneliti
baik peneliti kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah.
Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami
gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).
Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal
penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang
aspek-aspek masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan focus
penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini disebut ”emergent
design” .
Dalam penelitian kualitatif, Pertanyaan penelitian kualitatif tidak
dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian.
Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami
gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).
Berikut ini beberapa contoh rumusan masalahdalam proposal penelitian
tantang suatu peristiwa.
1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau seting tertentu?
(rumusan masalah deskriptif)
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?
(rumusan masalah deskriptif)
3. Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola-pola organisasi social
tertentu? (rumusan masalah asosiatif/ hubungan yang akan menemukan
pola organisasi dari suatu kejadian)
4. Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam situasi
social yang sama atau situasi social lain? (rumusan masalah asosiatif)
5. Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain? (rumusan
masalah komparatif)

2.6 JUDUL PENELITIAN


Judul penelitian harus dapat menggambarkan masalah penelitian yang
hendak dikaji. Dengan demikian, untuk dapat menentukan judul penelitiannya
dengan baik, seorang peneliti pertama-tama harus memahami terlebih dahulu
apa yang dimaksud dengan “masalah” itu sendiri.
Dalam tradisi penelitian, “masalah” penelitian selalu secara berganti-ganti
dengan istilah “pertanyaan” penelitian digunakan untuk menggambarkan
adanya kesenjangan antara dua variabel atau lebih tersebut. Misalnya seperti
dicontohkan Lawrence F. Locke dkk, bahwa kerap dalam suatu usul penelitian
antara masalah dan pertanyaan penelitian digunakan secara berganti-ganti,
sehingga : “The  question in this study is to investigate the problem of….”
or “The problem in this study is to investigate the question of…” (Lawrence
F. Locke, Waneen Wyrick Spirdusa dan Stephen J. Silverman, 1993: 46).
Padahal ada suatu perbedaan mendasar antara “masalah” suatu penelitian dan
“pertanyaan” penelitiannya, yang umumnya dikenal dengan “perumusan
masalah”.
Masalah penelitian merupakan “the experience we have when an
unsatisfactory situation is encountered”, sedangkan pertanyaan penelitian
adalah “a statement of what you wish to know about some unsatisfactory
situation” (Ibid: 47). Dengan demikian, masalah disini mencakup pengertian
yang lebih luas daripada pertanyaan penelitian.Masalah penelitian diyakini
oleh peneliti bahwa didalamnya memuat hal-hal yang belum sepenuhnya dapat
dipahami dan dengan suatu penelitian diharapkan timbul pemahaman yang
lebih baik. Sedangkan pertanyaan penelitian berhubungan dengan suatu hal
yang tidak diketahui sama sekali atau ingin diketahui lebih jauh dengan suatu
penelitian. Judul penelitian merupakan representasi dari masalah penelitian.
Prakteknya di Indonesia judul penelitian identik dengan masalah
penelitian, karena rumusan masalahnya (pertanyaan penelitian) dibentuk
dengan menambahkan kata tanya, seperti “apakah”, “bagaimana” atau
“sejauhmana” dari judul tersebut. Misalnya, jika judul penelitiannya adalah
“Hubungan Kenaikan Harga BBM dengan Tingkat Konsumsi BBM
Kendaraan Dinas di Kejaksaan Agung Republik Indonesia”, maka pertanyaan
penelitiannya (rumusan masalahnya) adalah “bagaimana atau sejauhmana
hubungan antara kenaikan harga BBM dan tingkat konsumsi BBM kendaraan
dinasi di Kejaksaan Agung Republik Indonesia”. Dilihat dari konstruksi di
atas, “judul penelitian” tersebut identik dengan “masalah
penelitiannya”.Padahal judul penelitian adalah representasi dari masalah
penelitian jadi tidak selalu identik.Bahwa setiap judul penelitian harus
menunjukkan adalah “masalah penelitian” benar adanya, tetapi tidak selalu
identik antara keduanya.
Variabel-variabel dalam Judul Penelitian
Dalam setiap “judul penelitian” harus dapat menggambarkan masalah
penelitian yang hendak dikaji, sehingga pemahaman akan variabel-variabel
masalah menjadi penting. Dikatakan bahwa masalah adalah kesenjangan
antara dua variabel atau lebih.Dengan demikian, dalam menentukan judul
penelitian, pertama-tama adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang
menentukan adanya masalah tersebut.
Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan yang harus terlebih dahulu dijawab
oleh seorang peneliti sebelum menentukan judul penelitiannya, yaitu:
1. Apa yang menjadi variabel bebas (independent variable) dalam penelitian
tersebut?
2. Apa yang menjadi variabel tergantung (dependent variable) dalam
penelitian tersebut?
3. Apa yang paling potensial mengaburkan variabel-variabel penelitian
tersebut?
4. Apa yang menjadi skala ukuran untuk setiap variabel (nominal, ordinal,
interval atau rasio)?
5. Apa yang membuat instrumen-instrumen yang digunakan atau dihasilkan
dalam menentukan skor tiap-tiap variabel dapat dipercaya dan absah
(valid)?
6. Apa yang menjadi karakteristik distribusi populasi untuk setiap variabel?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat dipastikan tentang
variabel-variabel dalam suatu penelitian. Berhubungan dengan masalah di
atas, jawabannya sebagai berikut:
1. Kenaikan harga BBM adalah variabel bebas.
2. Tingkat konsumsi BBM kendaraan dinas adalah variabel terikat.
3. Faktor yang paling potensial mengaburkan variabel-variabel ini adalah
“BBM” dan “Kendaraan Dinas”.
4. Ukuran kenaikan harga adalah “rupiah”, sedangkan ukuran konsumsi
adalah “liter”.
5. Kenaikan harga didukung oleh instrumen keputusan pemerintah berupa
(Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral), sedangkan
kenaikan konsumsi didukung oleh instrumen Laporan Kepala Bagian
Rumah Tangga tentang “rembers bensin” mobil dinas yang diajukan para
sopir.
6. Karakteristik distribusi populasi kenaikan harga BBM
adalah “meningkat”, sedangkan karakteristik distribusi populasi konsumsi
BBB adalah “menurun”.
Jawaban pertanyaan no. 1 dan no. 2 dapat memastikan bahwa judul
penelitian ini merupakan representasi dari suatu “masalah”, yaitu masalah
sejauhmana kenaikan harga BBM mempengaruhi tingkat konsumsi BBM itu
sendiri. “Kenaikan harga BBM” menjadi variabel bebas karena keberadaan
variabel ini tidak ditentukan oleh faktor empiris. Artinya keberadaannya tidak
berhubungan langsung dengan empirisme yang akan diteliti. Sementara itu,
“tingkat konsumsi BBM” menjadi dependent variable, karena keberadaan
variabel ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sifatnya empiri, termasuk
tetapi tidak terbatas independent variable.
Berkenaan dengan jawaban atas pertanyaan no. 3, menyebabkan penelitian
seperti ini harus dilengkapi dengan mengadakan “definisi operasional” atau
membangun “kerangka konseptual” terhadap apa yang dimaksud dengan
“BBM” atau “Kendaraan Dinas”. Kedua hal ini dapat mempengaruhi tingkat
akurasi penelitian jika tidak dibatasi dengan jelas. Misalnya apakah yang
dimaksud dengan “BBM” itu semua jenis BBM yang digunakan oleh
kendaraan-kendaraan dinas di Kejaksaan Agung, yaitu keseluruhan jenis atas
BBM tersebut, atau salah satu jenisnya saja yang menonjol. Sedangkan
kendaraan dinas disini, apakah khusus kendaraan operasional ataukah semua
kendaraan milik Kejaksaan Agung.
Jawaban pertanyaan no. 4 dan no. 5 menunjukkan bahwa variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah masalah yang dapat dengan mudah diukur, baik
dalam tataran teknis maupun normatif. Tanpa dapat dipastikan tentang ukuran
terhadap variabel-variabel penelitian ini, boleh jadi suatu judul penelitian
memuat masalah yang “menarik”, tetapi “tidak dapat” dapat diteliti. Syarat
mutlak bagi suatu judul penelitian adalah dapat diteliti.
Sementara itu, karakteristik sebaran populasi sebagaimana tergambar dari
jawaban atas pertanyaan no. 6 dapat menjadi dasar penyusunan “hipotesis”
dari penelitian ini. Sekalipun tidak semua penelitian memerlukan hipotesis,
tetapi hipotesis kerja selalu diperlukan, sekalipun terhadap penelitian hukum
yang normatif. Penentuan hipotesis sangat membantu peneliti dalam
menentukan arah penelitian yang dilakukannya
Jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas menunjukkan bahwa
judul penelitian mengenai hubungan antara kenaikan BBM dan tingkat
konsumsi BBM kendaraan dinas, cukup manageable, sehingga dapat untuk
dilakukan. Pertanyaan penting untuk setiap penelitian apakah hal itu “dapat”
dilakukan.
 Judul Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian
Selain suatu penelitian “dapat” dilakukan, maka hal lain yang harus
diperhatikan oleh seorang peneliti ketika menentukan judul penelitian bahwa
penelitian tersebut “perlu” untuk dilakukan. Hal ini berhubungan langsung
dengan kegunaan hasil penelitian tersebut.Dengan demikian, suatu judul
penelitian harus menggambarkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan
mengenai hal tersebut berguna, baik ilmu pengetahuan, peradaban umat
manusia (masyarakat) maupun bagi peneliti sendiri.
Ada tiga faktor utama yang menentukan apakah suatu penelitian “perlu
atau tidak” untuk dilakukan.
1. Faktor Peneliti
Faktor peneliti memegang peranan penting dalam menentukan
apakah suatu penelitian “perlu” untuk dilakukan.Peneliti harus merupakan
orang pertama yang berfikir bahwa penelitian yang dilakukannya adalah
“perlu” dilakukan.Bahkan peneliti berkewajiban menjelaskan kepada
komunitas disekitarnya bahwa masalah yang hendak diteliti perlu
dipecahkan. Menurut Joan Bolker (Joan Bolker, 1998: 11-12) perlunya
berfikir bahwa pokok hal yang akan diteliti tidaklah selalu berarti adanya
pemahaman yang sangat mendalam mengenai hal itu. Pemahaman ini
justru mungkin baru terbentuk ketika melakukan penelitian itu sendiri.
Dikatakannya:
“ I’, not recommending that you necessarily try to understand your
own pattern before you choose your thesis topic, or even that you
necessarily have one; I’m suggesting you consider that such a pattern may
exist, and allow yourself to go on a fishing expedition. This is how
you will find out where your interest lies, where your curiosity leads you”.
Dengan demikian, suatu judul penelitian harus memuat keyakinan
bahwa hal yang akan dikaji sangat diperlukan.
2. Faktor Sponsor
Penelitian yang dibiayai oleh sponsor kerapkali berhubungan
dengan kepentingan pemberi sponsor. Oleh karena itu, jawaban atas perlu
tidaknya suatu penelitian ditentukan kerapkali ditentukan oleh sponsor itu
sendiri.Tentunya, judul penelitian yang diajukan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap dapat disetujuinya usul suatu penelitian tersebut. Hal
yang perlu dijaga oleh setiap peneliti, adalah jangan sampai penelitian
yang dilakukan ataupun hasil penelitian yang diperoleh menjadi
“legitimasi belaka” dari kepentingan penyandang dana. Terutama dalam
hal tema penelitian berkenaan dengan kepentingan sponsor.
Berbeda halnya dalam hal penelitian diajukan oleh peneliti kepada
sponsor untuk pembiayaannya. Dalam hal ini judul penelitian memegang
peranan penting sehingga, suatu lembaga atau perorangan tergerak untuk
mendananinya.Biasanya hal ini juga dikaitkan dengan kepentingan
sponsor.Hal yang perlu dijaga dalam hal ini adalah, jangan sampai
kepentingan peneliti mempengaruhi objektifitas (inter-subyektifitas) dari
peneliti.
3. Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat juga menentukan perlu tidaknya suatu
penelitian.Seperti dikemu kakan di atas, penelitian sejauh mungkin
merupakan upaya memecahkan masalah yang dihadapi manusia.Suatu
judul penelitian dapat “ditolak” jika tidak terkait langsung dengan
pemecahan masalah manusia, tetapi semata-mata pemenuhan “rasa ingin
tahu” peneliti.Sejauh mana kepentingan masyarakat dapat dijadikan
ukuran layak tidaknya suatu judul penelitian dapat dilakukan sejauh tidak
bertentangan dengan nilai-nilai etis masyarakat itu sendiri.Apakah
penelitian berkenaan dengan cloning manusia dibutuhkan masyarakat,
tergantung pada jawaban apakah hal itu tidak bertentangan dengan etika
masyarakat itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Menentukan masalah penelitian merupakan langkah pertama yang harus
dilakukan dalam penelitian ilmiah, dan menjadi pusat perhatian dalam
penyusunan proposal penelitian. Masalah yang akan digarap dan dipecahkan
dalam penelitian pada umumnya berupa sesuatu yang ideal. Namun perlu
diperhatikan bahwa ídealnya suatu masalah yang dipilih harus diikuti dengan
pendekatan yang paling tepat, memiliki peluang berhasil paling tinggi, dan
sedapat mungkin paling sederhana agar kepastian untuk dapat menyelesaikan
tugas dalam mencari jawaban atas masalah tersebut dapat terwujud.

3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

http://125.161.190.253/materi/MODUL-1.doc
https://www.kompasiana.com/adesuyitno/551acd59a333114f21b65a68/cara-
membuat-latar-belakang-masalah#:~:text=Latar%20Belakang%20masalah
%20adalah%20informasi,masalah%20adalah%20fenomena%20dan
%20menarik.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/contoh-latar-
belakang/
https://www.zonamahasiswa.com/cara-menyusun-judul-
penelitian/#:~:text=Judul%20penelitian%20umumnya%20terdiri
%20dari,kerangka%20di%20atas%20terlebih%20dulu.

Anda mungkin juga menyukai