Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

                                                      

                                                 
DISUSUN OLEH :

NAMA : NURBAYA BASONGGO


NIM : G 301 18 068

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Untuk mengetahui sesuatu yang masih asing dan sama sekali baru, seorang
peneliti dapat diumpamakan seperti orang yang baru saja tiba di suatu
tempat yang baru pertama kali dikunjungi dan semuanya tampak asing.
Untuk mengatasi keterasingan tersebut harus mencari tentang tempat itu.
Tapi pertanyaannya kepada siapa harus mencarinya.

Untuk dapat memecahkan masalah tersebut kita harus mengetahui ilmu atau
metodologinya, dalam makalah ini akan kita bahas tentang komponen atau
langkah awal penelitian yaitu menentukan subjek penelitian dan objek
penelitian, karena apabila kita ingin meneliti sesuatu, terlebih dahulu kita
menentukan subjeknya kalau kita sudah menentukan subjeknya maka kita
akan menentukan apa yang akan kita teliti (objeknya).

Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala


melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya,
informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang
sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat
merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi


prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf
kemungkinan yang paling relevan. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya
merupakan usaha memperkecil interval dugaan penelitian, salah satu bagian
dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan peneliti melalui
pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.
Dalam populasi dan sampel penelitian.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian subjek penelitian?
2. Apa saja macam-macam subjek penelitian?
3. Apa saja persyaratan sebagai subjek penelitian?
4. Apa pengertian objek penelitian?
5. Apa saja macam-macam objek penelitian?
6. Bagaimana cara menentukan objek penelitian?
7. Apa pengertian populasi?
8. Apa saja jenis-jenis populasi?
9. Apa pengertian sampel?
10. Bagaimana ciri-ciri sampel yang baik?
11. Apa alasan menggunakan sampling?
12. Apa keuntungan penggunaan sampling?
13. Bagaimana cara mengambil sampel?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian subjek penelitian
2. Untuk mengetahui macam-macam subjek penelitian
3. Untuk mengetahui persyaratan subjek penelitian
4. Untuk mengetahui pengertian objek penelitian
5. Untuk mengetahui macam-macam objek penelitian
6. Untuk mengetahui cara menentukan objek penelitian
7. Untuk mengetahui pengertian populasi
8. Untuk mengetahui jenis-jenis populasi
9. Untuk mengetahui pengertian sampe
10. Untuk mengetahui ciri-ciri sampel yang baik
11. Untuk mengetahui alasan penggunaan sampel
12. Untuk mengetahui keuntungan penggunaan sampel
13. Untuk mengetahui cara mengambil sampel
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Subjek penelitian


Subjek secara etimologi artinya pokok pembicaraan, pokok bahasan, pokok
kalimat, pelaku, mata pelajaran, orang, tempat, atau benda yang diamati.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia subjek adalah sesuatu yang


diperbincangkan, didiskusikan, dikaji, dan diteliti.

Sedangkan secara terminologi menurut Suharsimi Arikunto, subjek penelitian


adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan
yang dipermasalahkan.

Saifuddin Azwar mengatakan bahwa subjek penelitian adalah sumber utama


data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang
diteliti.

Dari beberapa literatur diatas dapat kita pahami bahwa subjek penelitian
adalah segala sesuatu, baik orang, hewan, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat keadaannya (atributnya) akan diteliti. Dengan kata
lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau
terkandung objek (variable) penelitian. Kedudukan subjek penelitian itu
sendiri merupakan unit yang sangat sentral dalam penelitian, karena pada
subjek penelitian itulah data tentang variabel atau objek yang akan diteliti
dan diamati berada.

2.2 Macam-macam subjek penelitian


Subjek penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu subjek primer dan subjek
sekunder. Subjek primer adalah mereka yang tergolong sebagai pelaku
(orang) utama) (asli) yang dijadikan penelitian. Sementara subjek sekunder
adalah mereka yang hanya sebagai pelaku pendukung terhadap pelaku
utama yang diteliti. Subjek sekunder dipergunakan sebagai sumber data
tambahan untuk memperkuat data yang dikemukakan subjek primer. Jadi
statusnya tidak mutlak ada.

Dalam praktik penelitian, subjek primer adalah yang menjadi incaran


peneliti yang pertama dan utama. Subjek sekunder hanya sebagai tambahan
atau pendukung. Maka, seseorang yang akan meneliti harus sebisa mungkin
mampu mendeteksi antara subjek primer atau subjek sekunder agar
penelitian yang dilakukan tepat sasaran sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian yang dilakukan. Jika penelitian dilakukan tidak pada subjek
primernya, sangat dimungkinkan, dan sering terjadi, ada informasi yang
telah direduksi atau terdistorsi sehingga tidak autentik atau kurang valid.

2.3 Syarat Sebagai subjek penelitian


Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki untuk layak ditetapkan
sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa ada lima
persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang agar layak dijadikan informan,
yaitu:
1. Orang tersebut harus jujur dan dapat dipercaya.
2. Orang tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.
3. Orangnya suka berbicara, bukan orang yang susah berbicara, apalagi
pendiam.
4. Orang tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang
bertikai dalam latar penelitian.
5. Orangnya memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.

2.4 Pengertian Objek penelitian


Objek adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulan. Objek disini bisa juga disebut sebagai variable. Objek juga dapat
merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan,
sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, dll.
2.5 Macam-macam objek penelitian
Jika dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian dibedakan menjadi dua
macam, yaitu obyek primer dan obyek sekunder. Menurut pengertiannya,
obyek primer adalah obyek yang diperlukan melalui sumber pertama,
sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh melalui sumber
kedua. Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek primernya
adalah hasil wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan
informan atau kelompok diskusi tersebur. Sementara itu objek sekunder
adalah dokumen-dokumen tertulis, buku-buku teks, dan barbagai hasil
pembicaraan lainnya yang secara keseluruhan berfungsi untuk mendukung
sumber obyek dan obyek primer tersebut. Sementara itu, sumber obyek
sekunder pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a)
sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama penelitian,
(b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan referensi lain yang
tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki relevensi, baik secara
teoritis maupun metodologis.

2.6 Cara menentukan objek penelitian


Dengan mengetahui objek penelitian maka tujuan dan manfaat dari
penelitian bisa tercapai dan bisa meminimalisir kesalahan yang tidak perlu.
Agar objek penelitian bisa diketahui secara jelas, bisa menggunakan metode
SMART atau Specific (Spesifik), Measurable (Terukur), Achievable
(Dicapai), Realistic (Realistis), and Time (Jangka waktu).

 Spesifik: berarti harus tahu dan spesifik apa yang dimau dalam objek
penelitian
 Terukur: berarti bisa mengukur tujuan yang ingin dicapai dalam objek
penelitian.
 Dapat dicapai: berarti tujuan harus bisa dicapai atau tidak, dan apa saja
usaha untuk mencapainya.
 Realistis: yakni tujuan penelitian harus sesuai dengan kenyataan.
 Jangka waktu: Peneliti harus bisa mengukur waktu yang bisa dicapai
dalam penelitian, bisa satu minggu, sebulan dsb.

Berikut juga beberapa yang harus dilakukan dalam menentukan objek


penelitian yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah:

 Jarak, Usahakan dalam menentukan objek penelitian harus realistis dan


mampu dicapai oleh setiap anggota penelitian.
 Dapat persetujuan oleh lembaga terkait, usahakan setiap administrasi dan
perizinan sudah terurus dengan baik. Sehingga dalam setiap langkah, gerak
dan aksi penelitian bisa lebih mantap dan tentang.
 Kumpulkan informasi/data dengan cara yang paling tepat sasaran,
pengumpulan data adalah faktor kunci dalam penelitian maka usahakan
para peneliti untuk bersikap sabar dan gunakan cara yang mudah dalam
memperolehnya. Tidak apa dalam prosesnya pragmatis namun harus tetap
sesuai dengan tujuan awal penelitian.

2.7 Pengertian Populasi


Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2013: 117). 

Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan


dengan data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan
oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber
data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.
Sedangkan Ridwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek
penelitian.
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam Sugiyono
(2006:117).

2.8 Jenis-jenis populasi


Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung,
seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b.  Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai
jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di
pantai.

Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan


kedalam sifat berikut ini :
a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifar yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya
secara kuantitafif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan
darah seseorang, maka ia mengambil setetes dara saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

2.9 Pengertian Sampel


Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.
Sedangkan menurut Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti.
2.10 Ciri-ciri sampel yang baik
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu
dan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan
mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat
kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang
dapat diterima secara statistik.

2.11 Alasan penggunaan sampel


Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel
menurut Sudjana (2002:161) adalah :
a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat
konseptual. Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data
dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas
(terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang
tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih–lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup
luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang
tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka
penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi
karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin
mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan
dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon
untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya
pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat 
dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi
belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,
penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu
penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga
yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian?
Dengan kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi.

2.12 Keuntungan penggunaan sampel


Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu
a. Biaya menjadi berkurang
b. Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
c. Lebih akurat
d. Lebih luas ruang cakupan penelitian

2.13 Cara mengambil sampel atau teknik sampling


Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling
pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan
Non Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random,
proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan
area random. Non Probability sampling meliputi sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh
dan snowball sampling (Sugiyono, 2012:81).
a. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi:
1. Simple random sampling
Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen.
2. Proportianate stratified random sampling
Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen.
3. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
4. Cluster sampling (area sampel)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal
penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan. Tempat sampling daerah ini sering digunakan
melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerah itu secra sampling juga.
b. Nonprobability sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampel ini meliputi:
1. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100
orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1
sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan
dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
2. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan
masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah
sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang
ditentukan.
3. Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.
4. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan
pada penelitian kualitatif.
5. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju
yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang
tetapi dengan dua  orang ini belim merasa lengkap terhadap data
yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan
dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan
purposive dan snowball.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab II maka ditarik kesimpukannya yaitu :
1. subjek penelitian adalah segala sesuatu, baik orang, hewan, benda
ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya (atributnya) akan
diteliti.
2. Objek adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
kemudian ditarik kesimpulan.
3. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
4. sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili
populasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, 1990, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2010, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

M. Echols, John dan Hassan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Pendidikan Nasional, Departemen. 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:


Balai Pustaka.

Prastowo, Andi. 2011, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan


Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Alma, Buchari. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:


Alfabeta

Dedy. 2012. Makalah Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan


sampel\makalah-populasi-dan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT


Bumi Aksara

Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi
yogyakarta
Sholihi, Ribbi. 2013. Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan
sampel\makalah-populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 10 April 2014

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Darsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai