PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan (Maryam, 2011).
lanjut usia menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia tua (Nugroho, 2018).
Proses menua dan usia lanjut sebuah proses alami yang akan dialami setiap orang
kemunduran fisik yang akan ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memburuk, gerakan lambat, dan figure tubuh yang tidak proporsional (Nugroho,
2018).
Hasil wawancara dari 10 orang lansia di wilayah kerja puskesmas Nguling yang
panti yaitu sering lupa saat menaruh barang, mudah lupa dengan nama sesama
1
Berdasarkan data perserikatan bangsa-bangsa (PBB) tentang World Population
Ageing, diperkirakan pada tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk lanjut usia
pada tahun 2050 (UN, 2015). Seperti halnya yang terjadi di negara-negara di
dunia, Indonesia juga mengalami penuaan penduduk. Tahun 2019, jumlah lansia
di Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi 27,5 atau 10,3% dan 57 juta
jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (BPS, Bappenas, UNFPA, 2018). Terdapat
peningkatan jumlah lansia dari tahun 2015 sebanyak 22 juta (8,5%) menjadi 27,5
juta (10,3%) di tahun 2019. Berdasarkan data Survey Penduduk antar Sensus
(Supas, 2015), jumlah lanjut usia Indonesia sebanyak 21,7 juta atau 8,5%. Dari
jumlah tersebut, terdiri dari lansia perempuan 11,6 juta (52,8%) dan 10,2 juta
(47,2%) lanjut usia laki-laki (BPS, 2016). Sedangkan di provinsi Jawa Timur
tercatat lansia sebanyak 11,7 juta. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
termasuk negara yang akan memasuki era penduduk menua (Ageing population),
karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah melebihi angka 7,0%
kasus demensia meningkat tajam karena terdapat 5,8 juta penderita demensia di
Pada 2010 ju8mlah lansia mencapai 18 juta jiwa (7,56%), kemudian 25,9 juta jiwa
2
(9,7%). Pada 2019, 27,1 juta jiwa (9,99%), pada 2020 sebanyak 42,0 juta jiwa
(13,82%). Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi
perlahan – lahan, serta dapat mengganggu kinerja dan aktivitas kehidupan sehari –
nama benda dan mencari kata – kata untuk diucapkan), keliru mengenai tempat -
waktu – orang atau benda, sulit hitung menghitung, tidak mampu lagi membuat
2005).
Cara untuk meningkatkan fungsi kognitif pada lansia adalah terapi aktifitas
identitas individu dan juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, karena lansia akan
(Johnson, 2015). Cara lain yang dapat digunakan untuk meningkatan fungsi
kognitif yaitu brain gym atau senam otak/olahraga. Senam otak tidak saja akan
memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua
(Noviana, 2010). Menurut penelitian Yuliati dan Nur hidayah dengan judull
3
pengaruh senam otak (Brain Gym) terhadap fungsi kognitif pada lansia di RT 01
kognitif sedang dan setelah dilakukan senam otak sebagian besar (66,7%) tidak
mengalami gangguan fungsi kognitif dengan dilakukan uji Wilcoxon signed Rank
Test di dapatkan nilai ρ = 0,014 <α = 0.05 sehingga H0 ditolak. dan hasil yang
didapatkan signifikan.
judul yaitu pengaruh senam otak (brain gym) terhadap penderita demensia pada
B. Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah pada pengaruh senam otak (brain gym) terhadap
Masyarakat) Nguling. (Karena peneliti tidak ingin ada banyak faktor perancu yang
C. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diambil rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh senam otak (brain gym)
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Masyarakat) Nguling.
2. Tujuan Khusus
Masyarakat) Nguling.
E. Manfaat Penelitian
5
1. Praktis
digunakan bagi pra lansia yang belum mengalami demensia serta mencegah
2. Non praktis
Hasil penelitian ini akan menjelaskan pengaruh senam otak (brain gym)
maupun keperawatan.
6
F. Keaslian Penelitian
No Nama Judul Tahun Metode Hasil
.
1 Sofia Pengaruh 2016 Jenis penelitian Setelah
Rhosma Senam Otak ini adalah pengobatan, 12
Dewi Dan Bermain kuantitatif responden
Puzzle dengan desain menunjukkan
Terhadap penelitian kerusakan
Fungsi penelitian ini kognitif ringan
Kognitif menggunakan dan sisanya
Lansia desain menunjukkan
Di Pltu eksperimental fungsi kognitif
Jember pre dengan pra yang moderat.
posting ujian Data dianalisis
desain. dengan
menggunakan
tanda Wilcoxon
tes dan
menunjukkan
nilai p 0,000 <
α 0,05.
2 Dewi Pengaruh 2017 Penelitian ini Pengukuran
Gayatri, Latihan menggunakan fungsi kognitif
S.Kep.M.Kes Senam Otak metode lansia dengan
Dan Art kuantitatif. demensia
Therapy Rancangan menggunakan
Terhadap penelitian ini Mini-Mental
Fungsi adalah Quasi State
Kognitif Experimental Examination
Lansia Pre-Post (MMSE). Pada
Dengan Control Goup kedua kelompok
Demensia Di Design terjadi
Pstw peningkatan
Yogyakarta fungsi
Unit Budi kognitif namun
Luhur Dan pada kelompok
Abiyoso intervensi lebih
tinggi
dibandingkan
kelompok
kontrol
7
3 Nur Pengaruh 2017 Desain Hasil
Hidaayah Senam Otak penelitian ini penelitian
(Brain Gym) pra- menunjukkan
Terhadap Eksperimental bahwa sebelum
Fungsi dengan one dilakukan
Kognitif Pada group pra post senam otak
Lansia di RT test sebagian besar
03 RW 01 (66,7%)
Kelurahan mengalami
Tandes gangguan
Surabaya fungsi kognitif
sedang dan
setelah
dilakukan
senam otak
sebagian besar
(66,7%) tidak
mengalami
gangguan
fungsi kognitif.
Persamaan dari penelitian di atas adalah dari metode penelitiannya yaitu dengan
metode kuantitatif. Perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang akan
test without control. Peneliti akan menggunakan variabel yang berbeda yaitu variabel