memberi batasan terhadap aktivitas manusia terhadap suatu nilai (baik/benar) dipakai untuk
menilai suatu rangkaian perbuatan
manusia sangat berkaitan dengan moral dalam kehidupan bermasyarakatnya, yang mana
moral menjadi istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindkan uang
mempunyai nilai positif. manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia
suatu tingkah laku tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang ulang tidak
cukup hanya sekali saja. seseorang dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya
didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran
apalagi pertimbangan yang sering diulang ulang sehingga terkesan sebagai keterpaksaan
untuk berbuat
Kasus 1
Seorang dokter gigi Muslim yang terkenal bermoral baik, mempunyai suatu kelebihan
metafisika yang bisa menyembuhkan penyakit melalui transfer energi pada pasiennya.
Semula kekuatan itu dipakai untuk menyembuhkan keluarganya sendiri, akan tetapi ia
berpikir bahwa kemampuan menyembuhkan penyakit melalui transfer energi itu akan lebih
bermanfaat bila dia lakukan untuk membantu penyembuhan pasien-pasiennya.
Pasien-pasiennya sangat puas dengan hasil transfer energi tersebut karena infeksi dan nyeri
gigi mereka sembuh, bahkan meluas sampai kasus-kasus di luar kedokteran gigi. Banyak
pasien-pasien di luar kasus penyakit gigi juga sembuh dan meyakini bahwa dokter tersebut
pembawa kesembuhan, sehingga si dokter makin terkenal.
Dokter gigi tersebut tidak menarik biaya untuk pengobatannya karena ingin membantu
masyarakat. Bila ada pasien yang ingin memberi uang, dia terima seikhlasnya.
Walaupun penyakitnya sembuh, ternyata ada beberapa pasien yang kecewa dengan metode
pengobatan tersebut karena mereka ingin dirawat giginya secara profesional sesuai dengan
standard pelayanan kesehatan yang ada.
Tugas untuk masing-masing kasus
c. Pasien
Dokter gigi tersebut bermoral baik dibuktikan dengan membantu pasien
menyembuhkan penyakitnya tanpa menarik biaya atau apabila pasien memberikan biaya akan
diterima berapapun jumlahnya
Dokter gigi tersebut melanggar norma dibuktikan dengan dokter gigi tersebut
melanggar kode etik dokter gigi karena menangani kasus diluar kompetensi dan melakukan
praktik tidak sesuai dengan SOP yang ada
Dokter gigi tersebut berakhlak baik dibuktikan dengan menyembuhkan pasien dengan
ikhlas tanpa menarik biaya
Beberapa pasien melanggar akhlak karena meyakini bahwa dokter gigi tersebut
pembawa kesembuhan sehingga anggapan pasien tersebut membawa pasien pada kesyirikan
a. Otonomi (autonomy) = dokter gigi tersebut melanggar prinsip otonomi karena tidak
memberikan hak pada pasien untuk memilih perawatan yang akan dijalani serta tidak
menjelaskan rencana perawatannya
b. Tidak merugikan (Non-Maleficence)= dokter gigi tersebut melanggar prinsip Non-
Maleficence karena beberapa pasien merasa kecewa karena tidak sesuai dengan perawatan
yang mereka harapkan, merugikan dokter gigi sejawat karena dokter gigi tersebut tidak
meminta biaya atas perawatannya dan merugikan dokter umum sejawat karena dokter gigi
tersebut melakukan perawatan diluar kompetensinya
c. Berbuat baik (Beneficiary)= dokter gigi tersebut tidak melanggar prinsip Beneficiary karena
dokter gigi tersebut menolong pasien tanpa pamrih
d. Keadilan (Justice)= dokter gigi tersebut tidak melanggar prinsip Justice karena dokter gigi
tersebut tidak membedakan setiap pasien yang datang berobat padanya
Secara hukum dokter gigi tersebut akan menerima konsekuensi sesuai dengan hukum
kode etik yang berlaku, karena dokter gigi ini melanggar pasal 10 kode etik dokter gigi
dimana dokter gigi wajib menghormati pilihan perawatan pasien, sedangkan dalam kasus ini
dokter gigi memilih untuk melakukan transfer energi kepada seluruh pasiennya tanpa
terkecuali, padahal ada beberapa pasien yang ungin dirawat secara profesional
Secara sosial dokter gigi tersebut akan menerima konsekuensi mungkin akan berupa
berkurangnya minat beberapa pasien yang memiliki pengetahuan dan kesadaran terkait
perawatan dokter gigi, sehingga memilih untuk mendapatkan perawatan profesional dari
dokter gigi lainnya
a. Pekerja di RS tidak mencuci tangan dengan benar dan sesring yang seharusnya dilakukan
d. Muncul usulan proyek internasional besar untuk mengevaluasi metode cuci tangan guna
menghasilkan kebersihan tangan yang lebih baik
Peneliti tersebut melanggar moral dikarenakan menjadikan perawat atau tenaga kesehatan
subyek video tanpa persetujuan pihak terkait sehingga dapat mengganggu privasi masing-
masing tenaga kesehatan tersebut
Peneliti tersebut melanggar norma dikarenakan melakukan penelitian tanpa persetujuan pihak
terkait. Perawat tersebut melanggar norma dikarenakan tidak melakukan cuci tangan dengan
baik dan benar serta sesering yang harus dilakukan
Perawat tersebut tidak berakhlak baik karena tidak menjaga kebersihan
6.Jelaskan tinjauan kasus tersebut dari 4 prinsip bioetika
c. Berbuat baik (Beneficiary)= peneliti tersebut tidak melanggar prinsip Beneficiary karena
memiliki tujuan mendapatkan kebersihan yang lebih baik
secara hukum peneliti tersebut melanggar undang-undang bioetik karena menjadikan perawat
sebagai subyek video tanpa persetujuan pihak terkait sehingga kemungkinan konsekuensi
hukum yang akan diterima peneliti adalah hukuman sesuai dengan undang-undang bioetik
yang berlaku
kemungkinan peneliti tersebut akan mendapat konsekuensi sosial berupa peneliti akan
kesulitan melakukan penelitian lagi apabila melibatkan rumah sakit karena dianggap
mengganggu privasi tenaga kesehatan
Kasus 3
Judul: membandingkan peregangan statis dan dinamis sebagai persiapan untuk latihan fisik.
Hipotesis: peregangan dinamik dengan latihan ketangkasan/kebugaran merupakan persiapan
terbaik dengan kebutuhan waktu yang lebih cepat.
Peserta: subyek adalah siswa SMP umum (non atlet) pria dan wanita di sekolahnya yang
melakukan latihan dinamis dan statis untuk olah raga mereka. Para subjek diminta mengisi
informed consent sebagai persetujuan.
Metode: Akan diukur dan dibandingkan “rerata waktu” subjek-subjek tersebut dengan
intervensi latihan ketangkasan. Kelompok kontrol untuk peregangan statis dan kelompok
experiment mendapatkan latihan ketangkasan dinamis. Faktor-faktor lain dikontrol dengan
menempatkan subyek dalam kelompok statis dan peregangan dinamis secara acak. Penelitian
serupa sudah banyak dilakukan sebelumnya, penelitian kali ini sebagai pengulangan yang
menguatkan teori tersebut.
Tugas untuk masing-masing kasus
d. penelitian kali ini sebagai pengulangan yang menguatkan teori tersebut
b. Tidak merugikan (Non-Maleficence)= peneliti tersebut tidak melanggar prinsip Non-
Maleficence
Kasus 4
Peneliti J, ahli antropolog yang memiliki pengalaman luas di negara berkembang, merancang
sebuah penelitian di negara tersebut tentang apa dan bagaimana wanita yang terlibat dalam
perdagangan seks menegosiasikan penggunaan kondom terhadap pasangan laki-laki mereka.
Tujuannya adalah memperoleh informasi tentang perilaku seksual untuk mengurangi kejadian
HIV / AIDS di populasi ini.
Penelitian ini menelaah transaksi seks di dan di sekitar tempat hiburan perkotaan antara lain
tempat2 seperti bar, diskotek, dll. Kekhawatiran J adalah jika para PSK tersebut diwawancara
secara langsung, mereka mungkin tidak memberikan jawaban jujur tentang praktik kondom
mereka. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan observasional, dengan
peran pria fiktif (penyamaran) seolah-olah pria tersebut adalah seorang pelanggan.
Tim peneliti menyamar sebagai "pelanggan", dan dilatih, diawasi, dan ditanyai setiap hari.
Kemudian, mereka dengan santai bertemu wanita di salah satu tempat untuk "bernegosiasi
seks", dan bertanya kepada mereka bagaimana, mengapa, dan dengan siapa wanita-wanita ini
melakukan transaksi seks bebas. Sebelum "kesepakatan" mereka mencapai tahap akhir,
pelanggan palsu mengungkapkan penyamarannya dalam penelitian untuk tidak melakukan
hubungan seks.
Dengan pertimbangan bahwa klien penyamar tersebut akan merugikan keuangan yang akan
diperoleh akibat waktu yang diberikan, disarankan untuk memberikan kompensasi sebagai
penggantian.
Hasil penelitian diajukan ke jurnal internasional terkemuka, tetapi editor jurnal menolak dan
menilai bahwa terdapat pelanggaran etik pada metode penelitian. Menurut anda, pelanggaran
etik apa yang dimaksud oleh editor jurnal tersebut?
Tugas untuk masing-masing kasus