Kelarutan Fosfat Alam Dan SP-36 Dalam Gambut Yang Diberi Bahan Amelioran Tanah Mineral
Kelarutan Fosfat Alam Dan SP-36 Dalam Gambut Yang Diberi Bahan Amelioran Tanah Mineral
Solubility of Rock Phosphate and SP-36 in Peat Soils Amended with Mineral Soil
(slow release), namun informasi penggunaan fosfat bertujuan mempelajari kelarutan beberapa jenis
alam dan kelarutannya pada tanah gambut masih fosfat alam dan SP-36 dalam gambut yang diberi
sangat terbatas. bahan amelioran tanah mineral.
Efektivitas pupuk fosfat alam yang digunakan
dipengaruhi secara langsung oleh sifat fisik dan BAHAN DAN METODE
kimia pupuk, faktor tanah dan lingkungan serta
faktor tanaman (Rajan et al., 1996). Sifat kimia dan Bahan
fisik pupuk yang penting adalah reaktivitas,
Bahan tanah gambut (Terric Sulfihemist) diambil
kelarutan, dan ukuran butir pupuk. Khasawneh dan
dari Desa Sumber Mulyo, Air Sugihan Kiri, Sumatera
Doll (1978) mengemukakan bahwa peningkatan
kelarutan fosfat alam akibat kehalusan butir pupuk Selatan yang merupakan gambut oligotropik dengan
hanya berlaku untuk fosfat alam yang reaktivitasnya tingkat dekomposisi hemik dengan kadar air 450%,
tinggi dan tidak berlaku bagi fosfat alam yang tidak bobot volume berkisar 0,16 sampai 0,21 g cc-1 dan
reaktif. Peningkatan kelarutan fosfat alam sudah ketebalan gambut 100 sampai 120 cm. Bahan tanah
tidak nyata bila ukuran butir < 100 mesh. Ciri-ciri mineral (Typic Hapludox), diambil dari Desa Dwijaya,
tanah yang harus diperhatikan bila menggunakan Kecamatan Tugumulyo, Sumatera Selatan. Fosfat
pupuk fosfat alam, yaitu: kadar air tanah, kemasaman yang digunakan adalah fosfat alam dari Maroko,
tanah, konsentrasi dan status Ca+2 dan P serta Christmas, Ciamis, dan SP-36.
kadar bahan organik tanah.
Untuk penggunaan langsung fosfat alam dari Metode
batuan sedimen kualitasnya lebih baik daripada
fosfat alam dari batuan metamorfosa dan batuan Penelitian ini terdiri atas dua percobaan.
beku (Lehr and McLean, 1972). Kelarutan fosfat Percobaan pertama, dilakukan untuk mempelajari
alam dalam gambut sangat menentukan efektivitas kelarutan beberapa jenis fosfat alam dalam tanah
penggunaan fosfat alam dalam gambut. Efektivitas gambut (tanpa bahan amelioran), dan percobaan
penggunaan fosfat alam sangat ditentukan oleh kedua dilakukan untuk mempelajari penggunaan
reaktivitas kimia, ukuran butir, sifat-sifat tanah, beberapa jenis fosfat alam dan SP-36 pada tanah
waktu dan cara aplikasi, takaran fosfat alam, jenis gambut yang diberi bahan amelioran tanah mineral
tanaman, dan pola tanam (Lehr and McClellan, terhadap P larut.
1972; Chien, 1995; Rajan et al.,1996).
Penambahan bahan amelioran yang Kelarutan beberapa jenis fosfat alam pada tanah
gambut
mengandung besi tinggi perlu dilakukan untuk
meningkatkan ikatan P pada tanah gambut. Kation Percobaan kelarutan beberapa jenis fosfat
besi dari bahan amelioran tanah mineral dapat alam dalam tanah gambut dilakukan dengan
menimbulkan tapak erapan baru pada gambut mencampur bahan tanah gambut dengan fosfat
sehingga ikatan fosfat menjadi lebih kuat dan tidak alam. Bahan tanah gambut yang digunakan setara
mudah lepas. Kation besi berperan sebagai jembatan 100 g bobot kering oven 105oC, sedangkan fosfat
pengikat fosfat pada tapak erapan reaktif bahan alam berasal dari Maroko, Christmas, dan Ciamis.
gambut. Perlakuan terdiri atas 11 tingkat takaran fosfat alam
Berdasarkan sifat fosfat alam yang mudah yaitu 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 75, 100, 125, dan
larut dalam kondisi masam dan lambat tersedia, 150 ppm P. Bahan tanah gambut dan masing-
serta kemampuan kation Fe yang terkandung dalam masing fosfat alam dengan takaran sesuai perlakuan
bahan amelioran tanah mineral dalam menurunkan dicampur/diaduk hingga merata, diinkubasi dua
reaktivitas asam-asam fenolat dan sebagai jembatan minggu dalam keadaan tergenang, dengan tinggi
pengikat fosfat maka dilakukan penelitian ini yang genangan 5 cm dari permukaan tanah. Setelah
46
W. HARTATIK DAN K. IDRIS : KELARUTAN FOSFAT ALAM DAN SP-36 DALAM GAMBUT YANG DIBERI BAHAN AMELIORAN TANAH MINERAL
47
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 27/2008
Tabel 1. Ciri kimia bahan tanah gambut dan bahan amelioran tanah mineral
Table 1. Chemical properties of peat and mineral soil ameliorant material
Ciri tanah Tanah gambut Bahan amelioran tanah mineral
Tekstur
Pasir (%) - 5
Debu (%) - 12
Liat (%) - 83
pH
H2 O 3,8 4,5
KCl 2,9 3,9
Bahan I
C (%) 58,76 0,85
N (%) 1,54 0,09
C/N 38,5 9
P- Bray I (ppm) 18,5 2,88
Kapasitas tukar kation (cmolc kg-1 tanah) 119,66 9,11
Kation dapat dipertukarkan
Ca (cmolc kg-1 tanah) 17,61 0,55
Mg (cmolc kg-1 tanah) 5,38 0,22
K (cmolc kg-1 tanah) 0,22 0,10
Na (cmolc kg-1 tanah) 0,71 0,14
Kejenuhan basa (%) 20 11
KCl 1N
Aldd (cmolc kg-1 tanah) 1,4 4,35
Hdd (cmolc kg-1 tanah) 3,15 0,09
Unsur mikro ekstrak DTPA
Fe (ppm) 726 0,06
Mn (ppm) 9,42 0,10
Cu (ppm) 3,58 0,08
Zn (ppm) 9,20 0,33
Fe-total (%) 0,17 6,1
Fe2O3 ekstrak ditionit sitrat bikarbonat (%) 0,79
Mineral besi dominan goetit
Kadar abu (%) 3,6
Kapasitas tukar kation gambut tergolong yang diekstrak dengan DTPA tergolong rendah.
sangat tinggi. Basa-basa dapat ditukar yaitu Cadd Rendahnya kation polivalen ini berkaitan dengan
dan Mgdd tergolong tinggi, Kdd sangat rendah, dan terbentuknya ikatan yang kuat antara kation
Nadd sedang. Tingginya Cadd dan Mgdd diduga berasal (terutama Cu) dengan senyawa organik dari tanah
dari residu pemberian dolomit pada musim tanam gambut.
sebelumnya, Namun kejenuhan basa tergolong Pemberian bahan amelioran tanah mineral
rendah. Kejenuhan basa mempunyai hubungan yang dapat menurunkan asam-asam fenolat agar tidak
erat dengan kadar abu. Kadar abu dari gambut Air toksik melalui pembentukan senyawa kompleks
logam organik. Selain itu, kation Fe berfungsi
Sugihan Kiri rendah, sehingga kejenuhan basa juga
sebagai jembatan kation bagi P, sehingga P tidak
rendah.
mudah tercuci dalam tanah gambut. Hasil penelitian
Kandungan Aldd yaitu sebesar 1,4 cmolc kg-1 Saragih (1996) menunjukkan bahwa kation Fe
tanah, sedangkan kandungan Fe-total sebesar mempunyai reaktivitas yang sangat tinggi terhadap
0,17%. Secara umum kadar Cu, Zn, Mn, dan Fe yang asam ferulat.
48
W. HARTATIK DAN K. IDRIS : KELARUTAN FOSFAT ALAM DAN SP-36 DALAM GAMBUT YANG DIBERI BAHAN AMELIORAN TANAH MINERAL
Ciri kimia Oxisol Tugumulyo Sumatera Selatan Berdasarkan ciri-ciri kimianya tanah mineral
sebagai bahan amelioran tersebut merupakan tanah marginal dengan
kesuburan rendah. Di sisi lain tanah mineral tersebut
Hasil analisis ciri-ciri kimia bahan amelioran mengandung Fe total 6,1% dan Aldd 4,35 cmolc kg-1
tanah mineral disajikan pada Tabel 1. Bahan tanah yang sangat diperlukan oleh tanah gambut
amelioran tanah mineral berasal dari Tugumulyo sebagai sumber kation untuk meningkatkan retensi P
Sumatera Selatan dalam klasifikasi Taxonomi tanah melalui pembentukan senyawa kompleks kation
termasuk sub group Typic Hapludox, sangat halus, logam organik.
kaolinitik, isohipertemik. Tanah mineral ini bertekstur
liat. Berdasarkan analisis mineral liat dengan XRD Ciri kimia fosfat alam yang digunakan
menunjukkan mineral liat dominan adalah kaolinit
dengan sedikit vermikulit. Hasil analisis fosfat alam disajikan pada Tabel
2. Kadar P2O5 total pupuk fosfat alam Maroko lebih
Berdasarkan kriteria Pusat Penelitian Tanah
rendah dari Christmas dan Ciamis. Sedangkan untuk
(1998) reaksi tanah tergolong masam. Kadar C-
kadar P2O5 dengan pengekstrak asam sitrat 2%
organik dan N-total sangat rendah dengan nisbah fosfat alam Ciamis paling tinggi diikuti Maroko dan
C/N rendah. Fosfor ekstrak HCl, maupun ekstrak terendah Christmas. Fosfat alam Ciamis mempunyai
Bray I tergolong sangat rendah. Demikian juga kadar P2O5 total paling tinggi dan kadar P2O5 dengan
Kalium ekstrak HCl tergolong sangat rendah. Basa- pengekstrak asam sitrat 2% dua kali lebih tinggi dari
basa dapat ditukar (Ca, Mg, K dan Na) tergolong fosfat alam Maroko dan Christmas (Tabel 2).
sangat rendah sampai rendah. Kapasitas tukar Penggunaan pengekstrak asam lemah seperti
kation tergolong rendah. Kejenuhan basa tergolong asam sitrat 2% dapat digunakan sebagai indikator P
sangat rendah. Secara umum ketersediaan unsur tersedia bagi tanaman. Nilai yang dihasilkan dari
mikro (Fe, Cu, Mn, dan Zn) tergolong rendah. metode ekstraksi tersebut mempunyai korelasi yang
Tabel 2. Ciri kimia beberapa jenis fosfat alam yang digunakan dalam penelitian
Table 2. Chemical properties of some rock phosphates used in the experiment
Hasil analisis
No. Ciri kimia Satuan
Maroko Christmas Ciamis
1. Kadar unsur hara fosfor sebagai P2O5
Total (asam mineral) % b/b 28,04 30,22 34,38
Larut dalam asam sitrat 2% % b/b 14,32 12,00 28,24
2. Kadar Ca setara CaO % b/b 46,70 26,15 45,65
3. Kadar Mg setara MgO % b/b 1,20 0,47 0,13
4. Kadar seskuioksida (R2O3)
Al2O3 % b/b 0,29 14,77 1,43
Fe2O3 % b/b 0,15 6,30 0,39
5. Kadar air % b/b 1,09 1,65 2,88
5. Kehalusan lolos 80 mesh tyler % b/b 60 80 80
6. Kandungan logam
Mangan (Mn) ppm 5 619 1680
Seng (Zn) ppm 651 414 4746
Tembaga (Cu) ppm 28 76 558
7. Cemaran logam berat
Cadmium (Cd) ppm 59 25 12
Chrom (Cr) ppm 375 322 22
Timbal (Pb) ppm tu tu tu
Keterangan : Semua analisis atas dasar bahan kering
tu = tidak terukur
49
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 27/2008
tinggi dengan tanggap tanaman (efektivitas Kadar Mn, Cu, dan Zn fosfat alam Ciamis lebih
agronomi relatif) (Sediyarso, 1999). Persen tinggi dari fosfat alam Christmas dan Maroko.
kelarutan P2O5 dalam asam sitrat 2% terhadap P2O5 Sediyarso (1999) dan Rachim (1995) melaporkan
total untuk fosfat alam Maroko, Christmas, dan bahwa fosfat alam dari Indonesia mempunyai kadar
Ciamis berturut-turut sebesar 51, 40 dan 82%. Cu dan Zn lebih tinggi. Adanya kadar Mn, Cu, dan
Kelarutan P2O5 dalam asam sitrat 2% terhadap P2O5 Zn yang lebih tinggi pada fosfat alam Ciamis
total, fosfat alam Ciamis lebih tinggi dari Maroko menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan unsur
dan yang terendah Christmas. mikro tanaman dan dapat berfungsi sebagai kation
Fosfat alam Maroko merupakan deposit fosfat polivalen dalam pembentukan senyawa kompleks
batuan sedimen (marine phosphorite deposite) yang untuk menurunkan derivat asam-asam fenolat.
terjadi pada lingkungan yang kaya Ca (McClellan, Berdasarkan syarat mutu pupuk fosfat alam (SNI 02-
1978), dengan kandungan seskuioksida rendah, 3776-2005), fosfat alam Maroko, Ciamis, dan
sedangkan fosfat alam Ciamis merupakan deposit Christmas tergolong fosfat alam mutu (kualitas) A.
guano dengan kandungan seskuioksida sedikit lebih Cemaran logam berat Cd dan Cr fosfat alam
tinggi. Kadar Ca setara CaO fosfat alam Maroko dan Christmas dan Maroko lebih tinggi dari fosfat alam
Ciamis cukup tinggi sehingga secara kimia Ciamis. Alloway (1990) mengemukakan bahwa
dikelompokkan karbonat kalsium-fosfat (francolit). kandungan Cd dalam fosfat alam dijumpai dalam
Fosfat alam Christmas merupakan batuan kisaran 1,94-113 mg kg-1 pupuk dan secara umum
terfosfatisasi dari guano yang dalam pembentukannya bahan baku batuan fosfat untuk pupuk P
terjadi akumulasi Al dan Fe fosfat (Chien and Van mengandung Cd < 500 mg kg-1. Menurut batasan
Kauwenberg, 1992), dengan kandungan Uni Eropa (1994) dalam Laegreid et al. (1999)
seskuioksida tinggi Fe2O3 6,3% dan Al2O3 14,77%, kandungan Cd dalam fosfat alam yang digunakan
dan kadar Ca setara CaO sebesar 26,15%. Fosfat secara langsung tidak boleh lebih dari 90 mg Cd kg-1
alam Christmas walaupun mengandung Fe dan Al P2O5 atau 210 mg Cd kg-1 P. Berdasarkan batasan di
tinggi, namun kadar kalsium cukup tinggi sehingga atas maka cemaran logam Cd dalam fosfat alam
secara kimia dikelompokkan karbonat kalsium- yang digunakan masih di bawah ambang batas yang
(Al,Fe)-fosfat. Kandungan seskuioksida yang lebih diperbolehkan. Sedangkan cemaran logam Cr dan Pb
tinggi pada fosfat alam Christmas diharapkan rendah. Laegreid et al. (1999) mengemukakan
memberikan kontribusi dalam pengikatan P dalam bahwa rataan Cr dalam batuan fosfat yaitu 770 mg
gambut. kg-1 P.
Kandungan Ca yang tinggi pada fosfat alam ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kejenuhan Kelarutan beberapa jenis fosfat alam dalam gambut
basa dan menambah hara Ca untuk tanaman. Fosfat
alam Maroko memberikan kadar Mg yang lebih Secara umum keragaan P larutan fosfat alam
tinggi dari fosfat alam Ciamis dan Christmas. Maroko, Ciamis dan Christmas dalam gambut
Kehalusan lolos 80 mesh tyler fosfat alam Christmas menurun pada pengamatan 4 minggu, kemudian
dan Ciamis yaitu 80%, sedangkan Maroko 60%. meningkat kembali pada 8 minggu, selanjutnya pada
Ukuran butir fosfat alam Ciamis dan Christmas pengamatan 12 minggu terjadi penurunan kembali
cukup halus, sedangkan fosfat alam Maroko sedikit (Gambar 1).
lebih kasar. Peningkatan kelarutan fosfat alam akibat Pola P larutan yang menurun pada 4 minggu
kehalusan butir pupuk hanya berlaku untuk fosfat berkaitan erat dengan pH tanah yang meningkat,
alam yang reaktivitasnya tinggi (Khasawneh and peningkatan pH ini menyebabkan semakin meningkat
Doll, 1978). erapan gambut terhadap fosfat melalui jembatan
50
W. HARTATIK DAN K. IDRIS : KELARUTAN FOSFAT ALAM DAN SP-36 DALAM GAMBUT YANG DIBERI BAHAN AMELIORAN TANAH MINERAL
Maroko
16 0 ppm P
14 20 ppm P
(ppmP)P)
12 40 ppm P
10
larut (ppm
60 ppm P
PPlarutan 8 100 ppm P
6
125 ppm P
4
2
0
2 4 8 12
Waktu inkubasi (minggu)
Christmas
Chrismas 0 ppm P
12
20 ppm P
10
40 ppm P
(ppmP)P)
8 60 ppm P
P larut (ppm
6 100 ppm P
P larutan
125 ppm P
4
0
2 4 8 12
W aktu inkubasi (minggu)
Ciamis 0 ppm P
12
20 ppm P
10
40 ppm P
P)
(ppmP)
8 60 ppm P
larut (ppm
6 100 ppm P
larutan
125 ppm P
4
PP
0
2 4 8 12
Waktu inkubasi (minggu)
kation besi. Sedangkan keragaan P larutan fosfat sampai takaran 50 ppm P terjadi penurunan dan
alam Ciamis meningkat sampai takaran 60 ppm P, penambahan takaran selanjutnya meningkatkan P
penambahan takaran selanjutnya menurunkan P larutan. Secara umum pada pengamatan 8 minggu
larutan dan sebaliknya pada pengamatan 8 minggu terjadi peningkatan kembali P larutan, hal ini diduga
51
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 27/2008
berkaitan erat dengan sifat lambat tersedia dari dari fosfat alam Maroko. Fenomena ini perlu dikaji
fosfat alam, selain itu kelarutan fosfat alam lebih lanjut untuk mendapatkan sampai sejauh mana
dipengaruhi oleh suplai H+ untuk melemahkan ikatan hubungan kelarutan fosfat alam dalam asam sitrat
kimia kristal fosfat alam. Pada tanah gambut sumber dan dalam gambut. Walaupun ukuran butir fosfat
H+ berasal dari disosiasi asam-asam organik, dimana alam Maroko lebih kasar ternyata lebih larut
derajat ionisasi asam-asam organik rendah (Tan, dibandingkan dengan fosfat alam Ciamis dan
1993). Christmas, hal ini karena fosfat alam Maroko
Pada pengamatan 12 minggu terjadi mempunyai reaktivitas kimia yang lebih tinggi dari
penurunan P larutan untuk semua takaran P. Hal ini fosfat alam Ciamis dan Christmas, sehingga
diduga adanya pengikatan oleh kation Ca dan Mg peningkatan kelarutan fosfat alam akibat kehalusan
dalam bahan tanah gambut yang cukup tinggi. butir pupuk tidak terlihat.
Kation Ca dan Mg sebagai jembatan kation antara Proses pelarutan fosfat alam di dalam tanah
tapak reaktif gambut dengan P. Secara umum dapat digambarkan dengan reaksi :
konsentrasi P larutan dalam gambut fosfat alam
Maroko paling tinggi, kemudian diikuti dengan fosfat Ca10-a-hNaaMgb(PO4)6-xF2+0.4x +12 H+ Æ 10 Ca2++
alam Ciamis dan Christmas. (6-x)H2PO4- + xCO2 + (2+0.4x)F +xH2O
52
W. HARTATIK DAN K. IDRIS : KELARUTAN FOSFAT ALAM DAN SP-36 DALAM GAMBUT YANG DIBERI BAHAN AMELIORAN TANAH MINERAL
Pemberian bahan amelioran menyebabkan kadar P meningkat dengan bertambahnya waktu pengamatan
dalam kolom tanah terakumulasi pada lapisan atas, delapan minggu, kemudian menurun pada
dan P dalam air cucian menurun (Hartatik, 2004). pengamatan 10 minggu, selanjutnya meningkat
kembali pada pengamatan 12 minggu (Gambar 2).
Keragaan fosfat larut yang diberi perlakuan
bahan amelioran tanah mineral dan fosfat alam Kelarutan fosfat alam dalam gambut dengan
Maroko, Christmas, Ciamis, dan SP-36 sejalan pemberian bahan amelioran tanah mineral terjadi
dengan keragaan kelarutan fosfat alam tanpa bahan peningkatan kelarutan P sampai 8 minggu, hal ini
amelioran tanah mineral. Pada awal pengamatan diduga berkaitan erat dengan sifat lambat tersedia
terjadi pelarutan fosfat secara bertahap. Fosfat larut dari fosfat alam, selain itu kelarutan fosfat alam
53
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 27/2008
kontrol tanpa TM 35
35
30 kontrol + TM 30 kontrol tanpa TM
P larutan (ppm P)
kontrol + TM
P larutan (ppm P)
25 Maroko 25% P 25
Christmas 25% P
20 Maroko 50% P 20
Christmas 50% P
15 Maroko 75% P 15
Christmas 75% P
10 Maroko 100% P 10 Christmas 100% P
5 5
0 0
1 2 4 6 8 10 12 1 2 4 6 8 10 12
Waktu (minggu) Waktu (minggu)
50
35 45
40 kontrol tanpa TM
30
P) P)
P larutan (ppm P)
(ppm
25 kontrol + TM kontrol + TM
P-larut (ppm
30 SP-36 25% P
20 Ciamis 25% P SP-36 25% P
25
P larutan
Ciamis 50% P SP-36 50% P
15 20 SP-36 50% P
Ciamis 75% P SP-36 75% P
15 SP-36 75% P
10 SP-36 100% P
Ciamis 100% P 10 SP-36 100% P
5 5
0 0
1 2 4 6 8 10 12 1 2 4 6 8 10 12
Waktu (minggu) Waktu (minggu)
Waktu (minggu)
Gambar 2. Pola P larutan akibat pemberian bahan amelioran tanah mineral (TM) dan fosfat alam Maroko,
Christmas, Ciamis, dan SP-36, setelah inkubasi empat minggu pada tanah gambut
Figure 2. Trend of P soluble treated by ameliorant material mineral soil and Marocco, Christmas, Ciamis rock
phosphate, and SP-36, after four weeks incubation on peat soil
dipengaruhi oleh suplai H+. Sedangkan penurunan Konsentrasi fosfat larut paling tinggi pada
kelarutan P berkaitan erat dengan pH tanah yang perlakuan pemberian bahan amelioran dan SP-36,
meningkat, peningkatan pH ini menyebabkan kemudian fosfat alam Maroko, Ciamis dan terendah
semakin meningkat erapan gambut terhadap fosfat Christmas. Konsentrasi fosfat larut berkaitan erat
melalui jembatan kation besi. Pola kelarutan fosfat dengan kelarutan fosfat alam/SP-36. Pupuk SP-36
alam ini berimplikasi terhadap ketersediaan P dan merupakan sumber P yang mudah larut, selanjutnya
diikuti fosfat alam Maroko, Ciamis, dan Christmas.
pemanfaatan oleh tanaman.
Fosfat alam Christmas memberikan fosfat larut yang
Pola kelarutan fosfat alam ini agak berbeda lebih rendah, hal ini sejalan dengan kelarutan P2O5
dengan pola kelarutan fosfat alam North Carolina dalam asam sitrat 2% yang paling rendah dari
pada tanah mineral, kelarutan P meningkat sampai Ciamis dan Maroko, serta fosfat alam Christmas
pengamatan satu minggu, dengan bertambahnya kurang reaktif yang ditunjukkan adanya substitusi
waktu peningkatannya semakin rendah (Kanabo and CO3-2 untuk PO4-3 yang lebih rendah dan sumbu a
Gilkes, 1988). Purnomo (2002) melaporkan bahwa yang lebih panjang (Chien and Van Kauwenberg,
kelarutan fosfat alam Ciamis pada Typic Hapludox 1992).
Sitiung menunjukkan kelarutan yang cepat pada Peningkatan takaran fosfat alam Maroko,
awal inkubasi sampai satu minggu mencapai 90%. Ciamis, Christmas, dan SP-36 sampai 100% erapan
54
W. HARTATIK DAN K. IDRIS : KELARUTAN FOSFAT ALAM DAN SP-36 DALAM GAMBUT YANG DIBERI BAHAN AMELIORAN TANAH MINERAL
55
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 27/2008
Muljadi, D. 1997. Sifat khusus pupuk P alam Rajan, S.S.S., J.H. Watkinson, and A.G. Sinclair.
bermutu untuk aplikasi langsung pada tanah 1996. Phosphate rock for direct application
masam di daerah Tropika. Lokakarya to soils. Adv. In Agron. 57:77-159.
Penggunaan Pupuk Fosfat Alam Berkualitas Salampak, 1999. Peningkatan Produktivitas Tanah
Tinggi untuk Mendorong Peningkatan Gambut yang Disawahkan dengan
Produksi Tanaman Pangan dan Perkebunan Pemberian Bahan Amelioran Tanah Mineral
pada Tanah Masam. Banjarmasin, 19 Berkadar Besi Tinggi. Disertasi. Program
September 1997. Pascasarjana, IPB Bogor.
Polak, B. 1949. The Rawa Lakbok (South Priangan, Saragih, E.S. 1996. Pengendalian Asam-asam
Java). Investigation into the composition of Organik Meracun dengan Penambahan Fe
an eutrophic topogenous Bog. Cont. Gen. (III) pada Tanah Gambut Jambi, Sumatera.
Agr. Res. Sta. No. 8, Bogor, Indonesia. Thesis. Program Pascasarjana, Institut
Purnomo, J. 2002. Pengaruh Fosfat Alam dan Pertanian Bogor.
Bahan Organik terhadap Kelarutan Pupuk, Sediyarso, M. 1999. Fosfat Alam sebagai Bahan
Ciri Kimia Tanah, dan Efisiensi Pemupukan P Baku dan Pupuk Fosfat. Pusat Penelitian
pada Typic Hapludox Sitiung Sumatera Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Barat. Tesis Program Pasca Sarjana. Institut
Tadano, T., K.B. Ambak, K. Yonebayashi, T. Hara,
Pertanian Bogor.
P. Vijarnsorn, C. Nilnond, and S. Kawaguchi.
Pusat Penelitian Tanah. 1998. Kriteria Penilaian 1990. Nutritional factors limiting crop
Angka-Angka Hasil Analisis. Pusat Penelitian growth in tropical peat soils. In Soil
Tanah, Bogor. Constraints on Sustainable Plant Production
in the Tropics. Proc. 24th Inter. Symp.
Prasetyo, T.B. 1996. Perilaku Asam-asam Organik Tropical Agric. Res. Kyoto.
Meracun pada Tanah Gambut yang Diberi
Garam Na dan Beberapa Unsur Mikro dalam Tan. 1993. Principles of Soil Chemistry. Marcel
Kaitannya dengan Hasil Padi. Disertasi. Dekker, Inc. New York. 362p.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Tisdale, S.L., W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1985.
Bogor. Soil Fertility and Fertilizers. 4Th ed. The
Rachim, A. 1995. Penggunaan Kation-kation Macmillan Publ. Co. New York. 694p.
Polivalen dalam Kaitannya dengan Widjaja-Adhi, I P.G., J.A. Silva, and R.L. Fox. 1990.
Ketersediaan Fosfat untuk Meningkatkan Assesment of external P requirement of
Produksi Jagung pada Tanah Gambut. maize on Paleudults and Eutrustox.
Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk 9:
Pertanian Bogor. 14-20.
56