i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR GRAFIK
iv
DAFTAR TABEL
v
KATA PENGANTAR
Laporan market brief mengenai Potensi Ekspor Produk Bungkil Inti Sawit (BIS) di
Pasar Thailand disusun meliputi informasi impor, ekspor dan informasi pasar untuk
komoditi bungkil inti sawit di Thailand yang dapat dijadikan peluang bagi produsen
maupun eksportir Indonesia untuk memasuki pasar Thailand guna peningkatan ekspor
Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia juga
menjadi salah satu eksportir bungkil inti sawit sebagai makanan ternak yang dapat
diandalkan namun sampai saat ini ekspor bungkil inti sawit Indonesia ke Thailand masih
gambaran dan informasi mengenai pasar bungkil inti sawit di Thailand. Sehingga Market
Brief yang disajikan secara ringkas ini secara tidak langsung diharapkan dapat menjadi
informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan produk bungkil inti sawit Indonesia
Bangkok, 2014
Atase Perdagangan
vi
Abstrak
Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas lahan
kelapa sawit 8.4 juta hektar dan kapasitas produksi mencapai 23.9 juta ton. Kelapa sawit
adalah industry hulu ke hilir dimana semua bagian dari kelapa sawit bisa dimanfaatkan,
salah satunya adalh bungkil inti sawit yang bisa digunakan selain sebagai bahan bakar
ketel, pupuk juga bisa digunakan sebagai bahan pakan ternak. Dengan kapasitas produksi
kelapa sawit yang terus meningkat, jumlah ekspor yang juga terus meningkat tentunya juga
selaras dengan peningkatan ekspor bungkil inti sawit sebagai hasil sampingan dari
pengolahan kelapa sawit. Namun Indonesia masih belum bisa menduduki peringkat 1
dalam nilai ekspor bungkil inti sawit. Tingginya produksi kelapa sawit merupakan peluang
untuk terus meningkatkan nilai ekspor bungkil inti sawit ke negara-negara di kawasan Asia
terutama Thailand yang cukup dikenal sebagai basis peternakan untuk digunakan sebagai
bahan pakan ternak. Untuk pangsa pasar di kawasan Asia Tenggara khususnya Thailand,
Indonesia menduduki peringkat eksportir keempat setelah India, Arab Saudi dan Kanada.
Melihat perkembangan impor produk bungkil inti sawit di Thailand yang terus meningkat
dari tahun ke tahun, ini merupakan peluang yang bagus untuk meningkatkan nilai ekspor
dan market share ekspor bungkil inti sawit dari Indonesia ke Thailand.
vii
I. Gambaran Umum Thailand
orang Thai biasa menyebutnya Krung Thep yang berarti Kota Bidadari. Kepala Negara
Raja Bhumibol Adulyadej (sejak 9 Juni 1946) sedangkan jalannya pemerintahan untuk
sementara diambil alih oleh Militer sejak 22 Mei 2014 sampai proses pemilihan umum
selesai.
Letak Letak Geografis Thailand terbentang di posisi 5' dan 21' lintang utara dan
garis bujur 97'-105' Bujur Timur, berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara,
Kamboja, Laos dan Teluk Thailand di sebelah timur, Myanmar dan lautan Hindia di
Kondisi demografi Thailand terdiri dari beberapa etnis. Etnis yang mendiami
Thailand antara lain Suku Thai (75 %), Cina (14 %), dan lain-lain (Melayu, Mon, Khmer,
Panjang perbatasan darat: 4.863 Km (dengan Myanmar 1.800 km, Laos ±1754 km,
Kamboja 803 km dan Malaysia ±506 km). Iklim Thailand merupakan negara beriklim
tropis (hangat dan agak lembab) dengan suhu iklim musiman tertinggi dalam bulan Maret
dan April dengan suhu rata-rata 28-380C dan kelembaban rata-rata antara 82,80% sampai
73,00%. Musim kering/kemarau bulan Maret sampai Mei, musim hujan bulan Juni sampai
1
Gambar 1. Peta Negara Thailand
2
II. Kondisi Ekonomi
Dari tahun 2000 hingga 2011, ekonomi Thailand tumbuh rata-rata 1,1 % per
kuartal, didorong oleh ekspor industri dan pertanian. Namun perkembangan ekspor
melemah sepanjang tahun 2012 dan 2013 karena beberapa guncangan ekonomi eksternal.
Pada kuartal keempat 2013, ekonomi Thailand naik 0,6% dibandingkan kuartal
sebelumnya, jauh di bawah tingkat pertumbuhan 2,7% yang tercatat di periode tiga bulan
sebelumnya, akibat adanya dampak protes terhadap perekonomian. Perlambatan itu karena
kerusuhan politik, yang menurunkan permintaan lokal, investasi dan pariwisata. Pada
banyak kementerian dan lembaga negara untuk tutup. Pemilihan umum yang
diselenggarakan pada tanggal 2 Februari 2014 terganggu, sehingga gagal untuk mengakhiri
krisis.
Angka terbaru yang dirilis oleh Bank of Thailand di Januari 2014 menunjukkan
bahwa tahun 2013, indeks investasi swasta ditetapkan sebesar 8,1% (yoy), mengingat
bahwa sebagian besar bisnis telah mempercepat investasi mereka sebelumnya, sementara
yang lain memutuskan untuk menunda investasi di tengah arus ekonomi dan politik
ketidakpastian. Perekonomian Thailand naik 0,9% pada kuartal periode April-Juni 2014
dibanding dengan kuartal sebelumnya yaitu -1,9%, setelah stabilitas politik kembali
menguat.
3
Grafik 1. Laju Pertumbuhan GDP Thailand 2012 – 2014
Sumber: NESBD
pariwisata dan konsumsi, militer merebut kekuasaan pada 22 Mei 2014 dan negara
dihindarkan dari resesi pada kuartal kedua 2014, sebagai akibat dari penurunan ketegangan
politik sehingga meningkatkan pertumbuhan ekspor dan belanja negara, serta peningkatan
kepercayaan konsumen. Namun, pada bulan Juni 2014, produksi manufaktur diperkirakan
stabil sampai 15 bulan kedepan dan jumlah kunjungan wisatawan turun ke posisi terendah
NESBD mengatakan ekonomi turun 0,1% pada semester pertama 2014 karena
gangguan politik yang berkepanjangan dalam lima bulan pertama tahun 2014, lambatnya
pemulihan sektor ekspor, dan terus menurunnya produksi mobil dan penjualan. NESBD
juga mengatakan GDP kemungkinan akan tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat dari
Pada basis tahunan, GDP berkembang dengan cepat dari yang diperkirakan 0,4 %
pada kuartal kedua 2014, pulih dari revisi 0,5 % dalam kuartal pertama 2014.
4
Tabel 1. Pertumbuhan GDP Thailand 2013 – 2014
Sumber: NESBD
Impor di Thailand menurun menjadi 18.049,39 USD juta pada bulan Juni 2014 dari
20.210,38 USD juta pada bulan Mei 2014. Impor di Thailand rata-rata 9.105,62 USD juta
dari tahun 1991 hingga 2014, mencapai titik tertinggi 24.937,81 USD juta pada bulan
Maret 2012 dan titik terendah 2.760 USD juta pada bulan Februari 1992.
Sumber : NESBD
Thailand mengimpor bahan baku dan barang menengah (56 % dari total impor),
BBM sebesar 19%, elektronik 11%, logam 9%, dan bahan kimia 5%. Mesin, peralatan,
perlengkapan seperti komputer dan mekanik mencapai 25% dari total impor, dan barang
konsumsi mencapai 8%. Mitra impor utama adalah Jepang (20% dari total impor), Cina
(15%) dan Uni Eropa (8%). Lainnya termasuk Uni Emirat Arab, Malaysia dan Amerika.
5
Tabel 2. Perkembangan Aktivitas Ekspor Impor Thailand
Sumber: NESBD
6
III. Profil Bungkil Inti Sawit
Bungkil Inti Sawit atau sering disingkat BIS adalah salah satu hasil sampingan dari
olahan kelapa sawit (daging biji sawit plus batok) dalam pembuatan minyak kelapa sawit.
Kandungan pada Bungkil Inti Sawit (BIS) memiliki kandungan serat yang mirip dengan
kandungan pada rumput. Antara lain mengandung air kurang dari 10%, protein 14-17%,
lemak 9,5- 10,5%, dan serat kasar 12-18% sehingga bisa dimanfaatkan sebagai alternatif
Bungkil inti sawit mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi dibanding limbah
lainnya dengan kandungan protein kasar 15% dan energi kasar 4.230 kkal/kg sehingga
menunjukkan bahwa bungkil inti sawit berpotensi sebagai sumber nutrisi baru untuk ternak
dengan kandungan bahan kering 81,56%, protein kasar 12,63%, serat kasar 9,98%, lemak
kasar 7,12%, kalsium 0,03%, fosfor 0,003%, dan energi 154 kal/100 g.
7
Gambar 3. Bungkil Inti Sawit
Bungkil inti sawit selain bermnfaat untuk bahan bakar juga berpotensi sebagai
sumber nutrisi untuk ternak karena selain mengandung protein kasar 12,63%, serat kasar
9,98%, lemak kasar 7,12%, kalsium 0,03%, fosfor 0,003%, dan energi 154 kal/100 g,
manusia. Pemanfaatan bungkil inti sawit sebagai pakan tambahan sangat menguntungkan
Penggunaan bungkil inti sawit sebagai pakan ternak bisa diaplikasikan pada ternak
sapi perah, sapi potong, domba, kambing, babi, serta ayam baik jenis ayam petelur maupun
ayam potong. Pemanfaatan bungkil inti sawit sebagai pakan ternak dapat membantu
mengatasi masalah ketersediaan pakan terutama pada musim kemarau, serta meningkatkan
produktivitas ternak.
8
IV. Potensi Ekspor Bungkil Inti Sawit di Thailand.
Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar dunia yang menguasai 85%
pasar minyak sawit dunia. Indonesia mendominasi 47,6% dengan jumlah produksi
mencapai 23,9 juta ton, sedangkan Malaysia 37,7% dengan produksi 18,9 juta ton. Luas
Yang menjadi keunggulan dari minyak kelapa sawit dibandingkan dengan minyak
non-sawit adalah semua produk kelapa sawit tidak ada yang menjadi limbah, semuanya
habis terpakai. Dari produk Crude Palm Oil (minyak kelapa sawit mentah) saja bisa
diperoleh beberapa produk turunan yang dapat menghasilkan industri-industri hilir. Produk
turunan tersebut antara lain sabun, margarine, shortening, fatty acid, fatty alcohols,
dan stearic acid. Bahkan, cangkang hasil limbah pengolahan kelapa sawit bisa digunakan
Di beberapa daerah di Thailand banyak terdapat peternakan sapi, ayam maupun babi
9
Tabel 4. Peternakan Sapi di Thailand
Dengan jumlah peternakan yang cukup besar tersebut akan sangat potensial untuk
meningkatkan nilai ekspor bungkil inti sawit dari Indonesia sebagai pakan ternak di
Thailand. Bungkil inti sawit yang dihasilkan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di
Indonesia juga terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai ekspor komoditas yang
menjanjikan. Selama tahun 2012, ekspor bungkil inti sawit dari Kalteng mampu menembus
angka US$ 236.000. Nilai ekspor yang terus meningkat ini memberi gambaran bahwa
potensinya masih dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penunjang salah satu
Ekspor bungkil kelapa sawit Indonesia sejak Januari - Februari 2013 nilainya
menembus angka 860.000 dolar AS, atau sekitar Rp 7,74 miliar. Angka ini akan terus
melonjak mengikuti perkembangan nilai ekspor CPO yang terus mengalami peningkatan
cukup signifikan. Demikian juga dengan perkembangan impor Bungkil Inti Sawit negara
Thailand dari tahun ke tahun mengalami peningkatan nilai yang cukup signifikan.
Dominasi negara penyuplai Bungkil Inti Sawit ke Thailand untuk saat ini masih di
dominasi oleh India, Arab Saudi, Kanada dan Indonesia berada di posisi 4.
10
Tabel 5. Impor Produk HS 2306 dari Negara Thailand
Kontribusi
Rank Eksportir 2009 2010 2011 2012 2013
%
Dunia 98,363 92,351 113,012 131,850 138,908 100.00%
1 India 22,804 22,591 27,024 35,400 72,958 52.52%
2 Arab Saudi 32,783 45,593 45,895 43,486 38,992 28.07%
3 Kanada 10,600 3,206 10,759 14,647 9,584 6.90%
4 Indonesia 3,983 11,306 16,550 8,552 7,928 5.71%
5 Cina 22,332 8,988 11,018 28,349 7,526 5.42%
6 Uganda 0 0 0 217 1,427 1.03%
7 Amerika 855 370 1,655 0 316 0.23%
8 Vietnam 0 0 43 0 122 0.09%
9 Jepang 11 43 44 38 46 0.03%
10 Cina Taipei 0 0 0 0 6 0.00%
11 Malaysia 156 55 9 5 1 0.00%
12 Swedia 0 0 0 0 1 0.00%
13 Laos 0 0 2 0 0 0.00%
14 Argentina 4,303 0 0 0 0 0.00%
15 Australia 7 0 12 0 0 0.00%
Sumber : Intracen ( satuan unit: US Dollar thousand)
Selain mengimpor bungkil inti sawit, Thailand juga mengekspor bungkil inti sawit
ke luar negeri seperti ke Jepang, Swiss, Laos, Cina Taipei, Pakistan hingga Brunei
Darussalam.
11
Tabel 7. Ekspor Produk HS 2306 Negara Indonesia
Kontribusi
Rank Importir 2009 2010 2011 2012 2013
%
Dunia 170,993 244,733 414,128 502,900 576,605 100.00%
1 Belanda 65,778 88,415 183,223 222,709 205,765 35.69%
2 New Zealand 24,624 65,634 93,607 87,914 121,548 21.08%
3 Korea 24,942 33,726 60,448 90,224 97,630 16.93%
4 Cina 13,272 8,683 14,815 38,916 63,284 10.98%
5 Vietnam 10,902 11,044 19,320 18,234 24,922 4.32%
6 Inggris 54 2,747 8,983 6,616 13,382 2.32%
7 Spanyol 0 0 0 3,638 8,537 1.48%
8 Thailand 2,567 11,149 11,951 11,373 7,476 1.30%
9 Pakistan 850 1,575 367 771 6,300 1.09%
10 Afrika Selatan 1,553 3,626 1,078 1,521 4,394 0.76%
11 Polandia 0 1,592 855 1,026 3,067 0.53%
12 India 2,187 4,989 4,151 974 2,540 0.44%
13 Turki 0 0 4,239 1,912 2,482 0.43%
14 Saudi Arabia 4 1,969 1,385 8,192 2,480 0.43%
15 Filipina 1,837 935 5,070 1,624 2,317 0.40%
Sumber : Intracen ( satuan unit: US Dollar thousand)
Sementara itu produksi bungkil inti sawit dari Indonesia di ekspor ke negara-negara
seperti Belanda, New Zealand, Korea, Cina, Vietnam, Inggris, Spanyol dan Thailand
berada di peringkat 8 negara pengimpor bungkil inti sawit dari Indonesia. Dari tabel 5 bisa
diketahui untuk potensi market bungkil inti sawit di Thailand masih terbuka lebar untuk
ditingkatkan dan merebut market share lebih besar lagi sebagai negara penyuplai bungkil
inti sawit terbesar di Thailand dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India, Arab
Saudi dan Kanada, karena produksi kelapa sawit Indonesia jauh lebih besar dibandingkan
12
V. Kondisi Pasar Bungkil Inti Sawit Di Thailand
petelur, ayam potong, sapi dan juga babi. Dengan kandungan bungkil inti sawit yang cukup
bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan ternak ataupun
sebagai pakan penguat ternak untuk meningkatkan produksi dan proses penggemukan,
maka saat ini cukup banyak importir yang mencari bungkil inti sawit untuk digunakan
Harga bungkil inti sawit di Thailand berkisar antara 150 – 200 US$ per metrik ton.
Harga bervariasi ini tergantung dari kualitas dan kandungan yang ada di bungkil inti sawit
yang diimpor. Oleh karena itu para importer bungkil inti sawit biasanya juga meminta
dilampirkan COA atau hasil pemeriksaan laboratorium untuk kandungan bungkil inti sawit
13
Tabel 8. Standar Mutu Bungkil Inti Sawit
Seperti contoh pada tabel 8, adalah acuan untuk standar mutu bungkil inti sawit
sesuai dengan standar SNI. Untuk sistem pembayaran dalam prose pembelian, para
importir di Thailand rata-rata membeli dengan system pembayaran FOB (Free On Board).
Untuk kemasan bungkil inti sawit, kemasan bungkil inti sawit secara umum adalah di
kemas dalam karung yang baik, kuat, bersih dan kering. Ukuran yang sering diminta
adalah ukuran karung 70 kg, namun ada juga ukuran lain tergantung permintaan dari
pembeli.
14
VI. Strategi Pemasaran Bungkil Inti Sawit Di Thailand
Agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, selain kompetitivitas
harga, Indonesia harus dapat menyesuaikan produknya dengan standar yang berlaku di
negara tujuan. Pada umumnya pembeli atau konsumen di pasar luar negeri sangat
memperhatikan barang-barang yang mereka beli, baik itu menyangkut kualitas, harga dan
penjualan produk tersebut di pasar. Untuk menjaga produk tetap mampu berkompetisi,
diantaranya yaitu:
Aktif mengikuti berbagai pelatihan baik didalam maupun diluar negeri untuk
Selalu mengikuti perkembangan dan mencari informasi terkini tentang trend pasar serta
Memenuhi persyaratan produk HS 2306 yang ditetapkan oleh negara tujuan (pihak
internasional. Hal ini sangat efektif sebagai sarana promosi dan merupakan kesempatan
15
yang baik untuk dapat bertemu secara langsung dengan para importir di luar negeri.
kompetitor luar negeri, manfaat lain yang dapat diperoleh dengan mengikuti pameran
importir luar negeri, sehingga secara tidak langsung akan membangun kepercayaan
Thailand untuk menjalin kerjasama yang nantinya dapat menjadi wadah untuk bertukar
informasi dan saling mempelajari lebih dalam mengenai standar atau mutu yang
16
VII. KEBIJAKAN DAN REGULASI
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-
negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN
mengintegrasikan negara anggota menjadi basis produksi tunggal dan pasar regional.
Skema Common Effective Preferensial Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-
AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui penurunan tariff hingga
lainnya. Tarif dikurangi menjadi 0-5% pada tahun 2003 untuk ASEAN 6 (Indonesia,
Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei) dan akan dihilangkan pada tahun 2015
(MRAs) adalah perjanjian yang dibuat antara dua pihak atau lebih untuk saling mengakui
atau menerima beberapa atau seluruh aspek dari hasil penilaian yang dilakukan oleh satu
kebutuhan bagi sebuah produk untuk menjalani beberapa test atau pengujian untuk dapat
untuk laporan pengujian dan meningkatkan kepastian akses pasar. Konsumen juga
mendapatkan jaminan akan kualitas produk yang tersedia di pasar yang telah diuji sesuai
17
MRAs ASEAN disepakati pada tingkat antar pemerintah untuk sektor produk yang
diatur oleh pemerintah. Persetujuan kerangka kerja MRAs ASEAN ditandatangani pada
tahun 1998 dan persetujuan ini memberikan kerangka bagi negara-negara anggota ASEAN
perdagangan barang. Dalam rangka mendorong integrasi ekonomi yang lebih dalam antar
ekonomi negara ASEAN menuju perwujudan AEC pada tahun 2015, maka diperlukan
harmonisasi standar produk dan peraturan teknis, dan saling pengakuan atas hasil-hasil uji
dan sertifikasi.
Karena tarif lebih dari 99% dari barang yang diperdagangkan gratis atau dikenakan
bea maksimum hanya 5%, maka perdagangan di semua negara ASEAN sudah bisa dikatan
relatif bebas. Beberapa produk dikategorikan dalam general acception yaitu produk-produk
yang secara permanen tidak perlu dimasukkan ke dalam CEPT-AFTA, karena alasan
keamanan nasional, keselamatan, kesehatan bagi manusia, binatang dan tumbuhan, serta
tersebut antara lain senjata dan amunisi, obat terlarang dan benda purbakala.
18
VIII. PROSEDUR IMPOR BARANG DI THAILAND
Prosedur impor barang secara umum di Thailand adalah ketika barang tiba di
pendukung impor kepada petugas bea cukai di pelabuhan masuk. Kargo impor secara
hukum tidak diperbolehkan memasuki Thailand sampai setelah pengiriman barang masuk
dan telah disahkan oleh bea cukai, serta pajak yang berlaku dan bea telah dibayar.
Ini adalah tanggung jawab importir untuk mengatur pemeriksaan dan pelepasan
kargo impor. Selain itu tergantung sifat daripada impor, dan terlepas dari nilai, importir
mungkin perlu untuk mendapatkan ijin untuk memfasilitasi clearance import. Beberapa
barang memerlukan ijin, dari lembaga penerbitan yang relevan yang harus dihubungi
sebelum melakukan impor (prosedur impor barang di Thailand secara lengkap dan detil
19
IX. INFORMASI PENTING
Thailand 13000
Telephone: 66-35-3468113
Fax: 66-35-346814
Telp: 66 2 9968727
Fax: 66 2 9968729
Telephone: 66-2-8404391
Fax: 66-2-8404380
20
Siam Icc. Ltd. Partnership
Address: Bangkok
Telp: 66-8-11333957
Fax: 66-2-9553334
Jalan DR. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. No. 3.3 (Lot 8.8)
www.thaiembassy.org/jakarta/en/
Email: thaijkt@biz.net.id
www.thaichamber.org
Email: tcc@thaichamber.org
KBRI Bangkok
21
Telp. +66(2) 252 3135
www.kbri-bangkok.com
Email: kukbkk@ksc11.th.com
www.indonesiasongkhla.com
Email: song4kom@hatyai.loxinfo.co.th
Website: http://indothaicc.org/
Email: info@indothaicc.org
info.intcc@gmail.com
6. Pengaturan Tarif
Bangkok 10400
7. Bea Cukai
8. Bank Sentral
Bank of Thailand
9. Otoritas Pelabuhan
Telp: (662) 249 0362, (662) 249 0399, (662) 249 0419
23
X. DAFTAR PAMERAN
3. Isrmax Agriculture A
24
Venue: Impact Exhibition & Convention Center
Bangkok, Thailand
25