Anda di halaman 1dari 52

Market Intelligence

HS0302
Fish, Fresh or Chilled

ITPC Osaka 2016


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II POTENSI PRODUK HS0302 DI PASAR JEPANG 10
2.1 Karakteristik Produk HS 0302 di Pasar Jepang 10
2.2 Profil Konsumsi Produk HS0302 di Pasar Jepang 15
BAB III INFORMASI PASAR 17
3.1 Tren Konsumsi HS0302 di Jepang 17
3.2 Segmentasi pasar dan profil pengguna 19
3.3.Perilaku Pembeli Akhir 21
BAB IV INFORMASI PERDAGANGAN 22
4.1.Impor Produk HS0302 di Jepang 22
4.2.Analisa Pesaing 24
4.3.Peran Indonesia dalam Ekspor Produk HS0302 ke Jepang 27
4.4.Saluran Distribusi Produk HS0302 39
BAB V STRATEGI PERDAGANGAN 43
BAB IV INFORMASI PENTING 47

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Produk

Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang

cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi

perikananan dan kelautannya. Laut Indonesia memiliki luas kurang lebih 3,1 juta

km2 (perairan laut teritorial 0,3 juta km2 dan perairan nusantara 2,8 juta km2) dan

perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) seluas lebih kurang 2,7 juta km2

menyimpan banyak jenis ikan dan hasil perairan laut lainnya yang memiliki nilai

ekonomis yang sangat penting. Ikan tuna sebagai komoditas ekspor perikanan

kedua telah menyumbangkan devisa pada tahun 2006 sebesar US

Ekspor ikan tuna Indonesia selama 25 tahun terakhir ini memiliki pertumbuhan

rata-rata yang positif dengan laju pertumbuhan rata rata volume sebesar 6.03persen

dan 11.79 persen untuk laju pertumbuhan nilainya. Pasar ikan tuna terbesar di dunia

saat ini adalah Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Ekspor ikan tuna ke Jepang

sebesar 27 persen, dan ke Amerika Serikat 17 persen sedangkan ke Uni Eropa juga

cukup besar volume dan nilainya yaitu sebesar 12 persen (FAO,2006). Di kawasan

ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara produsen ikan tuna

setelah Thailand. Hal ini disebabkan perbedaan tingkat eksploitasi baik dari segi

jumlah maupun teknologi penggunaan alat tangkap. Mengingat bahwa perairan

Indonesia masih luas maka peluang untuk meningkatkan produksi masih besar.

Pemberantasan illegal fishing yang dilakukan Kementerian Kelautan dan

Perikanan sudah mulai sangat kelihatan. Pendapatan dari Para nelayan lokal di

timur Indonesia bisa dapat ikan ukuran jumbo.Jepang termasuk salah satu pembeli

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 2


utama ikan tuna dari Indonesia. Misalnya di tahun 2013, ekspor ikan tuna ke

Jepang mencapai US$ 170 juta.

Berbeda dari negara lainnya, Jepang memiliki perhitungan harga tersendiri untuk

membeli ikan tuna dari Indonesia. Harga termurah yang ditawarkan Jepang untuk

ikan tuna asal Indonesia adalah 900 yen/kg atau setara Rp 96.300.

Fresh tuna jenis Bluefin, Bigeye dan Yelowfin hampir 80% ekspor ke Jepang

harga bisa bervariatif dari 900 yen sampai seterusnya tergantung dari mutu ikan

yang masuk great sashimi,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Longline

Indonesia (ATLI) Dwi Agus Siswa Putro kepada Media Online, Rabu

(24/6/2015). Sementara itu, nilai jual tertinggi ikan tuna asal Indonesia di Jepang

harganya mencapai 2.000 yen/kg atau setara Rp 214.000/kg. Ikan tuna asal

Indonesia yang diekspor ke Jepang biasanya berukuran 25 kg. “900 yen per kg itu

terendah, (tertinggi) bisa sampai 2.000 yen dan yang paling mahal jenis Blue Fin

ini terendah bisa 1.200 yen per kg,” Sedangkan, Jepang juga masih menerima

tuna-tuna yang di-reject dan tidak sesuai dengan spesifikasi great sashimi. Meski

harga jualnya cukup rendah, tetapi bila dibandingkan harga jual di dalam negeri

tidak sebanding. “Yang bisa diekspor minimal 25 kg up (ke atas) per ekor. Kalau

harga yang paling penting mutu kualitas ikan. Kalau mutu jelek harga bisa jelek

juga bisa 400 atau 500 yen per kg, berarti juga peluang untuk meningkatkan

ekspor sebagai penambah devisa negara juga besar.

Tingginya permintaan ikan tuna di pasar internasional membuat peran industri ikan

tangkap jenis ikan tuna Indonesia menjadi semakin penting dan strategis. Tingginya

volume ekspor ikan tuna menandakan bahwa ikan tuna Indonesia diterima baik di

pasar internasional, satu diantaranya ialah pasar Jepang. Kebudayaan Jepang

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 3


mengkonsumsi ikan tuna membuat Jepang menjadi tujuan utama ekspor ikan tuna

Indonesia.Komoditas ekspor perikanan Indonesia ke Negara Jepang di dominasi

oleh Ikan Tuna sebesar 33% (Statistikdekspor hasil perikanansmenurut Komoditi

dansNegara tujuan tahund2012,2013). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

volume ekpor ikan tuna Indonesia ke Jepang, diantaranya ialah harga ekspor dan

nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.Harga ikan tuna Indonesia di Jepang sangat

berfluktuasi karena penentuan harga menggunakan sistem lelang. Fluktuasi harga

dapat mempengaruhi keuntungan dan biaya yang akan digunakan. Selain itu, harga

juga menjadi faktor penentu permintaan karena berkaitan dengan kemampuan daya

beli pembeli. Nilai tukar rupiah juga dapat mempengaruhi volume ekspor ikan tuna

Indonesia ke Jepang.Fluktuasi nilai tukar dapat berdampak pada harga komoditas

dan mempengaruhi keuntungan eksportir.

1.2. Potensi HS0302 ke Jepang

Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang

cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi

perikananan dan kelautannya. Laut Indonesia memiliki luas kurang lebih 3,1 juta

km2 (perairan laut teritorial 0,3 juta km2 dan perairan nusantara 2,8 juta km2) dan

perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) seluas lebih kurang 2,7 juta km2

menyimpan banyak jenis ikan dan hasil perairan laut lainnya yang memiliki nilai

ekonomis yang sangat penting. Ikan tuna sebagai komoditas ekspor perikanan

kedua telah menyumbangkan devisa pada tahun 2006 sebesar US$ 250.567 juta atau

naik sebesar 17,95 persen dari ekspor ikan tuna pada tahun 2002 yang mencapai

US$ 212.426 juta. Ekspor ikan tuna Indonesia selama 25 tahun terakhir ini memiliki

pertumbuhan rata-rata yang positif dengan laju pertumbuhan rata rata volume

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 4


sebesar 6.03persen dan 11.79 persen untuk laju pertumbuhan nilainya. Pasar ikan

tuna terbesar di dunia saat ini adalah Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Ekspor ikan tuna ke Jepang sebesar 27 persen, dan ke Amerika Serikat 17 persen

sedangkan ke Uni Eropa juga cukup besar volume dan nilainya yaitu sebesar 12

persen (FAO,2006). Di kawasan ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua

sebagai negara produsen ikan tuna setelah Thailand. Hal ini disebabkan perbedaan

tingkat eksploitasi baik dari segi jumlah maupun teknologi penggunaan alat tangkap.

Mengingat bahwa perairan Indonesia masih luas maka peluang untuk meningkatkan

produksi masih besar dan itu berarti juga peluang untuk meningkatkan ekspor

sebagai penambah devisa negara juga besar.

Sebagai negara archipelago, rakyat Jepang terbiasa mengkonsumsi makanan

laut sebagai santapan sehari-hari dalam kehidupannya. Walaupun dalam

perkembangannya baru-baru ini ditemukan fakta yang menarik bahwa rakyat

muda Jepang mulai beralih mengkonsumsi daging dibandingkan makanan laut,

namun pergeseran konsumsi tersebut tidak lebih dari tekanan harga makanan laut

yang meningkat cepat dipasar Jepang dibandingkan harga daging (ayam, sapi atau

babi) yang relatif lebih murah dibandingkan produk seafood.

Peningkatan harga tersebut disebabkan menurunnya aktivitas ekonomi sektor

perikanan yang menyebabkan penurunan supply produk seafood di Jepang. Grafik

1 memperlihatkan bagaimana jumlah pekerja yang terlibat di dalam sektor

perikanan turun sekitar 75% dalam waktu 50 tahun.

Grafik 1 Jumlah Pekerja yang Terlibat di Sektor Perikanan 1963-2013

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 5


Sementara harga ikan meningkat perlahan walau tidak signifikan.

Sebagai contoh grafik 2 memperlihatkan harga ikan belut (うなぎ) dalam

kurun waktu 4 tahun, sumbu Y mewakili harga ikan belut dala Yen Jepang per

kilogram. Bisa ditafsirkan, harga ikan di jepang sangat mahal walaupun negara

Jepang adalah negara kepulauan. Jika dirupiahkan, harga ikan lele di Jepang

mencapai Rp 348,000 per Kilogramnya, dibandingkan dengan harga pasaran

ikan lele di Indonesia yang hanya Rp 12,500 per Kilogramnya. Tentunya

perbedaan harga sebesar 27x lipat tentunya sangat menarik untuk dijadikan

komoditas ekspor dari Indonesia karena margin keuntungan sangat tinggi

sekali.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 6


Grafik 2 Harga Ikan Lele (JPY/Kg) di Pasaran Jepang

Potensi kekayaan laut Indonesia sangat tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena

itu dalam market inteligent kali ini akan dibahas potensi ekspor makanan laut

khususnya barang ekspor dengan kode HS 0302 (Fish, Fresh or Chilled) ke Jepang. Bila

dilihat dari statistik perdagangan Jepang untuk produk dengan kode HS 0302, dapat

dilihat pada grafik 3, bahwa penguasa market share untuk ekspor produk HS 0302

adalah norwegia dengan 34,7% dari total impor produk HS 0302 oleh Jepang, yang

sebesar 50.060 Ton. Sementara Indonesia sebagai penguasa market share kedua

menguasi sebesar 11,8% dari total impor produk HS 0302. Diikuti Mexico dengan porsi

market share sebesar 10,5% dan Korea Selatan dengan porsi market share 9,5%.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 7


Grafik 3 Market Share Impor Produk HS0302 oleh Jepang

Jika dirinci lebih lanjut, ada 22 kode produk turunan dari HS 0302, namun dari 22 jenis

produk tersebut, hanya 4 produk turunan yang diimpor oleh Jepang dari Indonesia, yaitu

produk HS 030234, HS 030232, HS 030236 dan HS 030289.

Tabel 1 Detil Impor Jepang dari Indonesia untuk Produk HS 0302

Impor Jepang dari Indonesia

Kode Persentase
Product Label Nilai di
Produk Pertumbuhan dari Impor dari
2015, USD
Pertahun total impor
Ribu
HS0302, %
bigeye tunas "Thunnus obesus",
'030234 36678 -16 59.4
segar atau beku
yellowfin tunas "Thunnus albacares",
'030232 12607 -26 29.2
segar atau beku
Southern bluefin tunas "Thunnus
'030236 2047 4 9.4
maccoyii", segar atau beku
'030289 fish, n.e.s.,, segar atau beku 43 -40 0.1

Berdasarkan data tabel 1, dapat dipastikan Jepang hanya mengimpor Ikan Tuna

(HS0302) dimana persentasenya mencapai 99,9% dari total impor Jepang untuk produk

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 8


HS 0302. Porsi terbesar impor jepang adalah Ikan tuna bermata besar (Thunnus Obesus)

dengan persentasenya 59,4% dari total impor HS 0302, diikuti dengan ikan tuna sirip

kuning (Thunnus albacares) dan ikan tuna sirip biru (Thunnus Maccoyii), namun sangat

disayangkan impor jepang untuk 2 komoditi teratas ini menurun dari tahun ke tahun.

Hal ini tentunya menjadi motivasi untuk memacu produk HS 0302 dari Indonesia untuk

lebih ditingkatkan volume perdagangannya.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 9


BAB II

POTENSI PRODUK HS 0302 DI PASAR JEPANG

Dalam bab sebelumnya, sudah diberikan analisa mengenai justifikasi pemilihan produk

HS 0302 untuk dipasarkan di Jepang. Dalam Bab ini dibahas mengenai detil produk HS

0302 di pasar Jepang dan kriteria produk HS 0302 yang dipasarkan di Jepang.

Konsumsi ikan orang Jepang untuk ikan rata rata adalah 60 kilogram per orang per

tahun. Dengan tingkat konsumsi ikan yang cukup banyak maka Jepang merupakan

pasar yang sangat potensial untuk ikan.

2.1. Karakteristik Produk HS 0302 di Pasar Jepang

Dalam turunannya, ada 22 produk turunan HS 0302 yang dikenal, namun berdasarkan

data impor jepang, hanya 10 produk yang di impor dan dikonsumsi oleh masyarakat

Jepang. Adapun detil dari 10 produk adalah sebagai berikut:

1. HS 030214; Atlantic salmon "Salmo salar" dan Danube salmon "Hucho

hucho", fresh/beku

Salmon atlantik (Salmon Salar) merupakan

salmon yang mempunyai habitat hidup di Atlantik

Utara, besarnya rata-rata 71-76 cm dan beratnya

mencapai 4.6-5.4 kg. Ikan ini mempunyai siklus hidup yang unik yaitu bermigrasi

dari laut (air asin) menuju sungai (air tawar). Salmon berkualitas tinggi mempunyai

daging berwarna kemerahan. Semakin kemerahan warna dagingnya maka harga jual

salmon tersebut meningkat.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 10


2. HS 030235; Atlantik dan Pasifik Tuna Sirip Biru (Bluefin Tuna “Thunnus

Orientalis) fresh/beku

Ikan Tuna sirip biru pasifik (Thunnus Orientalis) atau

dikenal dalam bahasa jepang 大 西 洋 黒 マ グ ロ

(Taiseiyoukuromaguro) merupakan ikan yang banyak

dijumpai di Samudra Pasifik Utara. Panjangnya 1,5-2m

dan beratnya lebih dari 160 Kg (maksimal 500 kg).

Persebarannya di Kepulauan Jepang, laut Filipina dan perairan Papua. 80% hasil

tangkapan Ikan Tuna Sirip Biru dikonsumsi di Jepang, karena dagingnya sangat

enak dan cocok untuk sashimi dan sushi, dan dijual dengan harga tinggi. Dalam

waktu tertentu, khususnya hari pertama tahun baru di Jepang, mengkonsumsi ikan

tuna sirip biru merupakan pertanda kehidupan yang baik. Pelelangan Tuna sirip biru

di Pasar Tsukiji pada hari pertama tahun baru biasanya melebihi harga wajarnya.

Pernah tercatat pada pelelangan ikan tuna sirip biru seberat 222 kg di hari tahun baru,

mencetak rekor tuna termahal dengan harga ¥ 703,167 per kilogram (Rp 90 juta per

kilogram)

3. HS 030234; Big eye Tuna “Thunnus Obesus”, fresh/beku

Big eye tuna merupakan ikan yang banyak

dijumpai di laut tropis terutama laut pasifik.

Panjangnya mencapai 102-250 cm saat dewasa

dengan berat maksimal 180 kg. Big eye Tuna

mempunyai tekstur daging yang kenyal dan liat sehingga cocok dimakan sebagai

sashimi atau topping dalam nasi mangkuk (bowlrice).

4. HS 030289; fresh or chilled fish, n.e.s

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 11


Kategori ini adalah kategori ikan jenis belut dan hiu

segar atau beku yang masuk kode HS0302. Ikan ini

marak dikonsumsi oleh masyarakat Jepang karena

rasanya sangat enak dan dikonsumsi dengan nasi

mangkuk ricebowl. Harganya cukup tinggi, sebagai gambaran harga ricebowl

dengan lele (うなぎドン) rata-rata berkisar ¥880 perporsi.

5. HS 030232; Tuna Sirip Kuning “Thunnus Albacares”, fresh/beku

Tuna Sirip Kuning (Thunnus Albacares) atau

dalam bahasa jepang dikenal sebagai 黄肌マグ

ロ (Kihada Maguro) berhabitat sama dengan ikan

tuna sirip biru, namun dengan populasi yang lebih sedikit. Beratnya lebih kecil dari

tuna sirip biru yaitu maksimal 180 kg. Ikan tuna sirip kuning mempunyai daging

berwarna keputihan. Dalam pasar jepang, daging tuna sirip kuning ada 2 jenis grade,

yaitu sashimi grade dan other grade. Daging sashimi grade mempunyai nilai jual

lebih tinggi. Harga sashimi grade mencapai ¥ 3500 per kilogram. Sashimi grade

sangat cocok untuk dijual ke restoran sashimi dan other grade dapat diolah menjadi

masakan ikan panggang (grilled) atau dihidangkan dengan kecap asin.

6. HS 030236; Tuna Sirip Biru Tenggara “Thunnus Maccoyii”

Ikan Tuna Sirip Biru Tenggara atau dalam bahasa

Jepangnya dikenal dengan 黒 マ グ ロ (Kuro

Maguro). Ikan tuna jenis ini merupakan konsumsi

yang cukup langka karena populasinya sangat

terbatas sehingga penangkapannya dibatasi. Hanya

restoran-restoran khusus yang menyajikan tuna jenis ini. Harganya sangat fantastis,

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 12


yaitu ¥ 20.000 per kilogram.

7. HS 030290; fish Liver and Roe; fresh/beku

Fish liver and roe atau dikenal juga dengan telur ikan, atau untuk jenis tertentu

dikenal sebagai caviar. Jepang merupakan negara terbesar pengkonsumsi telur ikan.

Telur ikan diolah menjadi sushi, ricebowl, atau dimakan mentah. Jenis-jenis olahan

telur ikan yang dikonsumsi masyarakat adalah sebagai berikut:

イクラ(Ikura) adalah telur ikan salmon berwarna

kemerahan, dikonsumsi dalam bentuk sushi atau

rice bowl

すじこ (Sujiko) merupakan bentuk lain dari ikura

namun lebih halus

数の子 (Kazu no ko) adalah telur ikan herring,

dikonsumsi dalam bentuk sushi

明太子 (mentaiko) adalah telur ikan cod dengan

bumbu cabe merah yang diasinkan, dikonsumsi

dalam bentuk sushi atau isian onigiri

鱈子 (tarako) adalah telur ikan kod yang hanya

diasinkan

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 13


飛び子 (tobiko) adalah telur ikan terbang (flying

fish), sangat enak dikonsumsi dalam bentuk sushi

雲丹 (uni), bisa dikatakan isi dari landak laut (sea

urchin). Masyarakat Jepang mengkonsumsinya

dalam bentuk sushi atau dimakan mentah-mentah

(sashimi)

Harga telur ikan jika masih segar sangat tinggi, yaitu ¥ 2760 per 200 gr. Tentunya

harga telur ikan berbeda dari jenis telur dan kelangkaan barangnya.

8. HS 030211; Ikan Trout “Salmo Trutta Salmo trutta, Oncorhynchus mykiss,

Oncorhynchus clarki, Oncorhynchus . . .”; fresh/beku

Ikan trout (salmo trutta), dalam bahasa jepang 鱒

(masu) atau masyarakat Indonesia mengenalnya

sebagai ikan sarden, banyak ditemukan di perairan

artik (eropa utara). Ikan ini dikonsumsi masyarakat

Jepang dengan dipanggang (grilled)

9. HS 030212 Ikan Pasifik Salmon “Oncorhynchus nerka, Oncorhynchus

gorbuscha, Oncorhynchus keta, . . .; fresh/beku

Ikan Pasifik Salmon atau salmon merah merupakan

ikan yang banyak ditemukan di perairan atlantik

(daerah kutub), ikan ini hanya ditemukan di perairan

Kanada, Norwegia, dan utara Hokkaido (Jepang).

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 14


Masyarakat jepang mengkonsumsinya dengan diasapi (smoked fish).

10. HS 030213; Ikan Pedang “Xiphias Gladius”; fresh/beku

Ikan Pedang/Swordfish (Xiphias Gladius)

atau dalam bahasa jepangnya 眼 梶 木

(mekajiki), ikan ini biasa ditemukan di

daerah tropis, khususnya laut atlantik, pasifik, dan samudra india. Panjangnya

rata-rata 3 m dan beratnya mencapai 650 kg. Selain di Jepang, ikan ini marak

dikonsumsi di Amerika dan Eropa. Di Jepang ikan pedang dikonsumsi biasanya

dalam bentuk steak ikan atau dipanggang. Bermacam-macam olahan makanan dapat

dibuat dari ikan ini.

2.2. Profil Konsumsi Produk HS 0302 di Pasar Jepang

Konsumen dari produk HS 0302 bervariasi, mulai dari konsumen rumah tangga,

restoran, dan industri makanan. Adapun produk-produk olahan dari HS 0302 di Pasar

Jepang adalah sebagai berikut:

Sashimi Sushi

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 15


Grilled Fish Bentou

Family Lunch Steak Ikan

Onigiri Nugget

Rice Bowl 花かつお Tuna Kering

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 16


BAB III

INFORMASI PASAR

Bab ini membahas informasi pasar produk HS 0302 di Jepang. Bab ini terdiri dari trend

produk HS0302 di Jepang, Segmentasi dan profil pengguna, dan perilaku pembeli.

3.1. Trend dan Prospek Konsumsi HS0302 di Jepang

Dalam beberapa tahun

terakhir konsumsi

seafood di Jepang

mengalami penurunan,

karena preferensi rasa

konsumer di Jepang

perlahan-lahan beralih

menuju konsumsi daging

(ayam, sapi, dan babi).

Namun berdasarkan hasil laporan oleh FAO, dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga

ikan akibat turunnya supply domestik menyebabkan konsumer terpaksa beralih

mengkonsumsi daging. Suramnya ekonomi jepang juga menjadi salah satu faktor yang

menyebabkan penurunan income masyarakat Jepang. Hal tersebut menjelaskan atas

rasionalisasi ekonomi masyarakat memilih mengkonsumsi daging yang lebih murah.

Grafik 5 memperlihatkan pertumbuhan produksi sektor perikanan pada 10 negara

pengekspor ikan dari tahun ke tahun. Jepang dan Indonesia termasuk negara

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 17


pengekspor ikan sehingga ada kompetisi antara kedua negara ini. Namun dalam 10

tahun terakhir, produksi ikan di Jepang mengalami penurunan sebesar 20% sementara

Indonesia mengalami kenaikan produksi sebesar 26%. Penurunan produksi di Jepang

disebabkan beberapa komoditas produksi khususnya ikan tuna semakin sulit ditemui di

perairan dan mengalami kelangkaan. Akibatnya Jepang mengalami kekurangan supply

ikan tuna.

Grafik 5 Pertumbuhan Produksi Perikanan 10 Negara Pengekspor

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 18


Namun berkurangnya konsumsi seafood tidak serta merta dapat memberikan

equillibrium pada pasar di Jepang, walaupun permintaan tuna menurun, namun

penurunan supply tuna lebih hebat sehingga menyebabkan lonjakan harga Ikan tuna.

Pasar Tsukiji adalah pasar pelelangan ikan di

Tokyo, yang menjadi saksi lonjakan harga

ikan tuna yang hebat. Sebagaimana pernah

dideskripsikan pada Bab II, pasar Tsukiji

pernah berhasil melelang seekor ikan tuna

sirip biru dengan harga mencapai Rp 20

Milliar atau Rp 90 juta per kilogram.

Kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya

supply domestik tuna di Jepang sendiri dan

Filipina sebagai partner ekspor Jepang untuk

mengekspor tuna mengalami kesulitan

pengiriman tuna. Hal ini berakibat Jepang

meminta Indonesia untuk menjadi partner

seller untuk impor tuna. Sebagaimana pernah dimuat dalam berita tempo tanggal 13

februari 2016, duta besar Jepang meminta Indonesia untuk memasok tuna ke negara

mereka.

3.2. Segmentasi pasar dan profil pengguna

Masyarakat Jepang sudah terkenal dengan kebudayaan mereka yang gemar makan ikan.

Mereka mempercayai protein dari ikan memberikan khasiat lebih untuk stamina dan

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 19


kecerdasan mereka. Masyarakat jepang juga mempercayai ikan yang dikonsumsi

dalam keadaaan masih fresh memiliki nutrisi lebih tinggi dibandingkan ikan yang

dibekukan. Oleh karena itu pasar menghargai harga ikan fresh lebih tinggi daripada

ikan beku.

Fokus lain adalah

pengkonsumsi ikan terbesar

adalah penduduk berumur

lanjut, karena mereka masih

gemar mempertahankan budaya

jepang dengan mengkonsumsi

banyak ikan. Sementara kaum

muda jepang sudah tidak memikirkan kebudayaan tersebut sehingga mereka lebih

sedikit mengkonsumsi ikan. Menurut statistik kependudukan, struktur piramida

penduduk Jepang sudah membentuk cembung ditengah, yaitu jumlah penduduk tua

lebih banyak dibandingkan penduduk muda. Oleh karena itu konsumsi ikan masih

favorit di Jepang.

Sementara dilihat dari persebaran penduduk Jepang, populasi penduduk Jepang terlihat

berkonsentrasi di Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Kemudian bisa dihubungkan bahwa

Tokyo dan Osaka merupakan kota metropolitan yang terletak di daerah pelabuhan,

kemudian dua pasar pelelangan ikan di Jepang berada di dua kota tersebut.

Gambar 1 Persebaran Penduduk Jepang

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 20


Dapat diasumsikan bahwa target pasar untuk ekspor ikan berada pada dua wilayah ini.

Lokasi kedua kota yang berada di pelabuhan memungkinkan ikan yang diekspor

masih dalam kondisi segar dan tidak perlu memerlukan biaya transportasi

tambahan melalui pengangkutan darat.

Kemudian berdasarkan persebaran income penduduk

Jepang, masyarakat yang memiliki pendapatan

tinggi tersebar pada 4 wilayah, Tokyo, Yokohama,

Nagoya dan Osaka. Oleh karena itu jika

mentargetkan pada konsumen yang berpendapatan.

3.3. Perilaku Pembeli Akhir

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 21


Masyarakat mengkonsumsi ikan secara musiman, tiap bulan ikan yang dijual tentunya

berganti-ganti. Pasar pelelangan ikan Tsukiji mengumumkan jadwal ikan-ikan apa saja

yang dijual setiap bulannya. Jadwal jenis ikan-ikan yang dijual adalah sebagai berikut:

Jenis Produk Spring Summer Autumn Winter


Ikan Trout X
Oval Squid X
Manila Clan X
Tilefish X
Sweetfish X
Cumi-cumi X X X
Telur Ikan X
(Ikura)
Japanese X
Mackerel
Udang X X X
Gurita X
Belut X
Tuna
Tuna Sirip X X
Biru
Tenggara
Tuna Sirip X X
Kuning
Big Eye Tuna X X
Skipjack X X
Tuna

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 22


BAB IV

INFORMASI PERDAGANGAN

Bab ini membahas informasi tentang kegiatan dan kebijakan perdagangan produk HS

0302 di negara Jepang, dalam bab ini membahas impor produk HS0302 oleh Jepang,

analisa pesaing, peran Indonesia dalam ekspor produk, dan saluran distribusi produk

HS0302.

4.1. Impor Produk HS0302 di Jepang

Impor Jepang untuk produk HS0302 mengalami tren penurunan dari tahun 2011

hingga tahun 2014. Penurunan impor disebabkan melemahnya permintaan dalam

negeri Jepang. Norwegia merupakan negara pemasok dengan volume terbesar

untuk HS0302, dengan komoditi andalannya salmon dan ikan trout. Sementara

Indonesia merupakan pemasok kedua terbesar dengan komoditas andalan Big Eye

Tuna, Tuna Sirip Biru dan Tuna Sirip Kuning. Pemasok dengan volume terbesar

ketiga adalah Mexico dengan produk andalan mereka Tuna Sirip Biru.

Grafik 6 Tren Volume Impor HS 0302 di Jepang

Jika dilihat lebih dalam menjadi kode 6 digit, impor jepang terbanyak untuk

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 23


produk HS0302 adalah HS030214, yaitu ikan salmon atlantik dan danube salmon.

Sebanyak 39% porsi impor pada produk ini. Hal ini memperkuat posisi Norwegia

sebagai pemasok terbesar untuk produk HS0302. Kemudian porsi kedua terbesar adalah

Tuna Sirip Biru sebesar 17%, dimana pemasok utama produk ini adalah Mexico.

Kemudian diikuti HS030234, yaitu Big Eye Tuna sebesar 15%. Pemasok terbesar

produk ini adalah Indonesia.

Gambar 2 Porsi Impor Jepang untuk Produk HS0302, dirinci 6 digit

Tabel 2 memberikan informasi mengenai negara-negara pemasok utama dari rincian 6

digit produk HS0302. Negara Indonesia sendiri menjadi market leader untuk produksi

ikan big eye tuna dan Ikan Tuna Sirip Kuning, selain itu Indonesia juga memiliki

posisi penting sebagai 3 besar pemasok ikan pedang (swordfish) di Jepang.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 24


Tabel 2 Market Leader Produk HS 0302XX (6 digit)
Produk Pemasok Utama
HS 030214; Atlantic salmon "Salmo salar" dan
Danube salmon "Hucho hucho", fresh/beku
Pemasok utama produk ini adalah Norwegia (82%)
dan diikuti Australia. Hal ini dikarenakan jenis ikan
ini hanya hidup di perairan sub tropis

HS 030235; Atlantik dan Pasifik Tuna Sirip Biru


(Bluefin Tuna “Thunnus Orientalis) fresh/beku
Pemasok utama produk ini adalah Mexico (64%)
dan diikuti Kanada (11%) dan Amerika (8%)

HS 030234; Big eye Tuna “Thunnus Obesus”,


fresh/beku
Pemasok utama dari Produk Big Eye Tuna adalah
Indonesia (59,5%), Australia (9,1%) dan diikuti
Thailand (8,2%)

HS 030289; fresh or chilled fish, n.e.s


Pemasok utama dari produk ini adalah Korea
Selatan (77,7%), China (16,5%) dan Rusia (5%) .
Kategori ini meliputi Unagi, Iwashi, Aji, Saba dan
ikan-ikan air tawar yang khusus ditemukan di
perairan asia timur

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 25


Produk Pemasok Utama
HS 030232; Tuna Sirip Kuning “Thunnus
Albacares”, fresh/beku
Pemasok utama produk ini adalah Indonesia
(29,2%), Thailand (12,3%), Taiwan (10,2%), Papua
Nugini (7,8%) dan Palau (7,4%)

HS 030236; Tuna Sirip Biru Tenggara “Thunnus


Maccoyii”
Jepang mengimpor 83% dari total impor dunia
untuk produk ini. Pemasok utama adalah Australia
(55,5%), New Zealand (34,6%), dan Indonesia
(9,4%)

HS 030290; fish Liver and Roe; fresh/beku


Jepang mengimpor 24% dari world import,
pemasok terbesar adalah Amerika Serikat (66,2%)
dan China (33,3%)

HS 030211; Ikan Trout “Salmo Trutta Salmo


trutta, Oncorhynchus mykiss, Oncorhynchus
clarki, Oncorhynchus . . .”; fresh/beku
Pemasok utama untuk produk ini adalah Norwegia
(87%), Australia (12.1%), dan UK (0.7%)

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 26


Produk Pemasok Utama
HS 030213; Ikan Pedang “Xiphias Gladius”;
fresh/beku
Market leader untuk produk ini adalah Sri Lanka
(49,8%), diikuti oleh Australia (35.5%) dan
Indonesia (9,3%)

4.2. Analisa Pesaing

Untuk analisa pesaing, dipilih negara competitor yang dapat dikomparasi secara

apple to apple. Setiap negara memiliki kekayaan alam yang bervariasi dan produk

unggulan mereka juga berbeda sesuai dengan letak lokasi negara tersebut.

Oleh karena itu, negara kutub dan subtropis seperti Norwegia, Kanada dan Rusia

bukan perbandingan sepadan bagi Indonesia karena produk mereka seperti Ikan

Salmon, Ikan Trout dan Telur ikan (Cod, Salmon, Caviar) merupakan kekayaan

alam khusus negara tersebut dan tidak akan ditemukan di Indonesia.

Sementara negara Korea dan China juga memiliki produk khas seperti ikan saba,

unagi, dan fugu yang memiliki kekhasan asia timur yang tidak bisa disamakan

dengan spesies yang sama dengan Indonesia. Oleh karena itu pesaing yang dipilih

adalah Australia dan Thailand.

a. Australia

Indonesia dan Australia berkompetisi ketat untuk mengekspor produk HS0302

khususnya produk Big Eye Tuna , Tuna Sirip Biru Tenggara dan Ikan Pedang

(swordfish). Untuk produk jenis ini penambah nilai tambah adalah kesegaran

ikan, sehingga packaging, desain dan branding tidak memiliki pengaruh banyak

untuk nilai tambah produk ini. Sehingga penentu persaingan kedua negara ini

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 27


adalah teknologi pengangkut ikan. Indonesia memiliki posisi menguntungkan

karena secara geografis lebih dekat ke Jepang, sehingga dapat sampai lebih

dahulu dibanding Australia untuk pengiriman ikan. Namun secara Teknologi

Indonesia belum siap untuk pembekuan ikan dan masih sedikitnya kapal

pengangkut ikan fresh jarak jauh.

Secara statistik, ekspor Australia ke Jepang untuk produk HS0302 menurun

dari tahun ke tahun namun penurunannya tidak secepat penurunan ekspor

Indonesia. Penurunan ekspor Indonesia tidak dikarenakan kalahnya kualitas

produk Indonesia dibanding Australia, namun dikarenakan penataan kembali

kebijakan ekspor kekayaan laut internal pemerintah dan restukturisasi bisnis

perikanan di Indonesia yang menyebabkan turunnya supply dari Indonesia.

b. Thailand

Walaupun Thailand masih dibawah Indonesia untuk ekspor tuna ke Jepang,

namun Thailand harus diwaspadai karena kedekatan Samudra dan kekayaan

alam yang mirip dengan Indonesia, kelak dominasi Indonesia bisa saja disalip

oleh Thailand. Indonesia memiliki luas laut yang lebih luas daripada Thailand

namun luas area tangkap tuna Thaland mencapai 800.000 Ha sementara

Indonesia hanya 600.000 Ha. Hal ini menyebabkan produksi Tuna Thailand

meningkat pesat dari 128 ton pada 2013, menjadi 826 ton pada tahun 2015,

tepat satu peringkat dibawah Indonesia.

Selain itu, walau tidak berhubungan dengan produk HS0302, Thailand punya

produk Tuna Kaleng (tidak termasuk kategori HS0302) yang meningkat pesat

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 28


produksinya. Tuna Kaleng dari Thailand menguasi pasar Jepang sementara

Indonesia masih tertinggal untuk produksi Tuna kaleng.

4.3. Peran Indonesia dalam Ekspor Produk HS0302 ke Jepang

a. Kekuatan Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki laut yang

luasnya sekitar 5,8 juta km² dan menurut World Resources Institute tahun 1998

memilki garis pantai sepanjang 91.181 km yang di dalamnya terkandung

sumber daya perikanan dan kelautan yang mempunyai potensi besar untuk

dijadikan tumpuan pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam.

Sedangkan pada kenyataannya saat ini Indonesia masih belum

mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alamnya.

Luasnya laut Indonesia juga memberikan keuntungan untuk menggali sumber

daya perikanan tangkap yang selama ini belum dikelola secara maksimal.

Gambar 2 memberikan cerminan kekayaan laut negara Indonesia.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 29


Gambar 2 Persebaran Potensi Ikan di Negara Indonesia

Untuk produksi HS0302, Indonesia memiliki peringkat 10 dunia dengan volume

66.574 Ton, sementara peringkat pertama adalah Norwegia dengan produksi

mencapai 1.265.135 Ton. Kuantitas ekspor Indonesia meningkat 14% selama 5

tahun terakhir, sementara ekspor Norwegia turun 13%, Thailand turun 14%dan

Amerika turun 19%. Indonesia juga berhasil menjadi eksportir tuna nomor satu

dunia, sebagaimana dilihat pada grafik 7.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 30


Grafik 7, Kekuatan Ekspor Tuna Negara-negara di Dunia

Selain itu beberapa kebijakan penangkapan ikan di Indonesia berhasil memberikan

angin segar untuk peningkatan ekspor perikanan seperti kebijakan larangan

transhipment yang melarang nelayan Indonesia menjual tangkapan ikannya kepada

broker asing di tengah laut, karena berpotensi mengurangi pendapatan negara.

Selain itu, hasil kerjasama bilateral antara negara pengimpor ikan dengan Indonesia

berkomitmen meningkatkan permintaan impor ikan dari Indonesia.

b. Kelemahan Indonesia

Tantangan Indonesia untuk sektor perikanan adalah meningkatnya permasalahan

non tarif seperti permasalahan eco-labeling, isu lingkungan, dan perlindungan

spesies tertentu seperti varian tuna sirip kuning yang penangkapannya dibatasi.

Selain itu, semakin ketatnya aturan negara importir untuk produk pangan menjadi

tantangan tersendiri.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 31


Hambatan teknologi juga menjadi salah satu kelemahan Indonesia. Masih

terbatasnya kapal pengangkut ikan hidup dan masih ketertinggalan untuk teknologi

pembekuan ikan menjadi tantangan tersendiri. Indonesia sampai saat ini memiliki

sedikit perusahaan yang memiliki teknologi pembekuan ikan, seperti PT Dwi Putra

Utama dan PT Dharma Samudra Pasifik Indonesia. Selain itu kebijakan pemerintah

Indonesia untuk melarang penangkapan ikan pada beberapa wilayah penangkapan

(Moratorium WP) juga menjadi batu hadang untuk peningkatan ekspor produk ini.

c. Regulasi Impor

Subbab berikut membahas kebijakan impor, hambatan tarif dan non tarif, standar

kualitas dan persyaratan sertifikasi dan pengemasan serta pelabelan produk.

i. Kebijakan Impor Produk HS0302 di Jepang

Kebijakan impor HS0302 ke Jepang mengikuti 3 aturan yang relevan, yaitu Food

Sanitation Act, Quarantine Act, dan JAS Law (Hukum tentang standardisasi dan

pelabelan pada produk agrikultur dan kehutanan).

<Prosedur Ijin Impor berdasarkan Undang-undang percukaian dan Tarif>

Pada bagian ijin impor, harus melampirkan “export declaration” termasuk invoice,

B/L, asuransi dan lain-lain harus diberikan kepada pihak cukai. Setelah

pemeriksaan, inspeksi, dan pembayaran pajak pada cukai, ijin impor akan

dikeluarkan.

Prosedur ijin impor adalah sebagai berikut:

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 32


<Prosedur Ijin Impor berdasarkan undang-undang pemeriksaan sementara

mengenai kecukaian>

Ketika impor berasal dari prefential beneficiary countries ( termasuk special

preferential beneficiary countries), tarif preferensial akan diterapkan. Tarif akan

diberitahu oleh pihak cukai.

Jika importir ingin menerima preferential tariff, maka perlu memperlihatkan

sertifikat preference asal, yang dikeluarkan oleh negara asal saat mengekspor (tidak

perlu dibawa jika total impor kurang dari ¥200.000.

<Kebijakan Perlindungan Sumber Daya Ikan>

Tujuan dari undang-undang ini adalah memelihara dan melindungi sumber daya

ikan yang terbatas. Berdasarkan revisi undang-undang pada oktober 2007, importir

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 33


perikanan seperti kerapu, rainbow trout, udang galah harimau, dan lain-lain, yang

dilindungi undang-undang memerlukan ijin impor khusus. List hewan dilindungi

dapat dilihat pada website kementerian agrikultur, kehutanan dan perikanan Jepang.

<Kebijakan Impor Varian Baru>

Untuk membatasi invasi dari produk hewan luar (yang belum dikenal di Jepang),

dikendalikan oleh pemerintah Jepang dan memerlukan pemeriksaan khusus. Untuk

produk perikanan seperti ikan tombak icalurus, ikan matahari, san fish, morone,

dan udang karang dilarang diimpor. Lihat lebih lanjut pada website Kementerian

Lingkungan Hidup Jepang untuk list spesies asing.

<Sistem Impor Quota>

Ada beberapa produk yang memerlukan ijin khusus karena total impornya dibatasi.

Aplikasinya dapat diberikan kepada Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

(METI) Jepang. Pada Desember 2009, produk impor quota adalah sebagai berikut:

Pacific Erring, Rumput laut kering, rumput laut berasa, rumput laut olahan (selain

rumput laut bebas gula), sotong dan cumi-cumi, telur ikan cod, sotong kering,

makarel, ikan herring, monostroma nitidum, horse mackerel, produk laut asal korea,

ikan cod, kerrang, dan sarden kecil.

<Ikan yang Dilindungi Washington Convention>

Spesies ikan yang dilindungi Washington Convention tidak boleh diekspor. List

hewan yang dilindungi Washington Convention dapat dilihat di Website METI.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 34


<Batasan Zat Pencemar/Zat Adiktif>

a. Ikan Segar, termasuk Ikan Tuna, Tuna Sirip Kuning dan lain-lain tidak boleh

mengandung carbon dioxide.

b. Produk kultivasi boleh mengandung antibiotik atau sejenis, namun memenuhi

standar Jepang.

c. Globefish harus melampirkan surat pemeriksaan kesehatan oleh badan

pemerintah negara asal.

d. Jika saat pemeriksaan diperlukan inspeksi mendalam, inspektur akan

melaksanakan inspeksi lapangan, bila tidak lulus inspeksi/produk ditolak, maka

produk akan dimusnahkan atau dikembalikan ke negara asal.

Proses inspeksi produk ikan adalah sebagai berikut:

e. Ikan yang diekspor dengan peruntukan sashimi, perlu pemeriksaan bacillus

(bakteri), dengan batas tidak lebih dari 100,000/gram atau negatif.

f. Produk kering, diasinkan, atau produk dengan zat adiktif memerlukan sertifikasi

Japan Agricultural Standard (JAS).

ii. Hambatan Tarif

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 35


Adapun tarif yang dikenakan untuk produk HS0302 dan perbandingan tarif dengan

negara lain (negara competitor level ASEAN) dapat dilihat pada tabel berikut.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 36


Country
H.S . code Description
Thailand Indonesia Philippines Viet Nam AS EAN
3.02 Fish, fresh or chilled, excluding fish fillets and other fish meat of heading
03.04
Salmonidae, excluding livers and roes : 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.13 Pacific salmon (Oncorhynchus nerka, Oncorhynchus gorbuscha, 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
Oncorhynchus keta, Oncorhynchus tschawytscha, Oncorhynchus
kisutch, Oncorhynchus masou and Oncorhynchus rhodurus)
302.14 Atlantic salmon (Salmo salar) and Danube salmon (Hucho hucho) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.19 Other 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
Flat fish (Pleuronectidae, Bothidae, Cynoglossidae, Soleidae, 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
Scophthalmidae and Citharidae), excluding livers and roes :
302.21 Halibut (Reinhardtius hippoglossoides, Hippoglossus Free Free Free 1% 0.60%
hippoglossus, Hippoglossus stenolepis)
302.22 Plaice (Pleuronectes platessa) Free Free Free 1% 0.60%
302.23 Sole (Solea spp.) Free Free Free 1% 0.60%
302.24 Turbots (Psetta maxima) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.31 Albacore or longfinned tunas (Thunnus alalunga) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.32 Yellowfin tunas (Thunnus albacares) Free 3.50%
302.33 Skipjack or stripe-bellied bonito Free 3.50%
302.34 Bigeye tunas (Thunnus obesus) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.35 Atlantic and Pacific bluefin tunas (Thunnus thynnus, Thunnus 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
orientalis)
- Atlantic bluefin tunas (Thunnus thynnus) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
- Pacific bluefin tunas (Thunnus orientalis) Free 3.50%
302.36 Southern bluefin tunas (Thunnus maccoyii) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.41 Herrings (Clupea harengus, Clupea pallasii) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.42 Anchovies (Engraulis spp.) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.43 Sardines (Sardina pilchardus, Sardinops spp.), sardinella Free Free Free 1% 0.60%
(Sardinella spp.), brisling or sprats (Sprattus sprattus)
302.44 M ackerel (Scomber scombrus, Scomber australasicus, Scomber 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
japonicus)
302.46 Cobia (Rachycentron canadum) Free 3.50%
302.47 Swordfish (Xiphias gladius) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.51 Cod (Gadus morhua, Gadus ogac, Gadus macrocephalus) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
302.52 Haddock (M elanogrammus aeglefinus) Free Free Free 1% 0.60%
302.53 Coalfish (Pollachius virens) Free Free Free 1% 0.60%
302.71 Tilapias (Oreochromis spp.) 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
302.72 Catfish (Pangasius spp., Silurus spp., Clarias spp., Ictalurus 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
spp.)
302.73 Carp (Cyprinus carpio, Carassius carassius, Ctenopharyngodon 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
idellus, Hypophthalmichthys spp., Cirrhinus spp.,
M ylopharyngodon piceus)
302.74 Eels (Anguilla spp.) Free Free Free 1% 0.60%
302.81 Dogfish and other sharks Free Free Free Free Free
302.82 Rays and skates (Rajidae) 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
302.83 Toothfish (Dissostichus spp.) 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
302.84 Seabass (Dicentrarchus spp.) 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
302.85 Seabream (Sparidae) Free Free Free Free Free
302.89 Other
- Barracouta (Sphyraenidae and Gempylidae) and king-clip Free Free Free Free Free
(Genypterus spp.)
- Other
-- M arlin (Istiophoridae) 3.50% 3.50% 3.50% 3.50% 3.50%
-- Spanish mackerel 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
-- Hairtails 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
-- Fugu Free Free Free 1% 0.60%
-- Other 3.50% 3.50% Free 3.50% 3.50%
302.9 Livers and roes
- Hard roes of Nishin (Clupea spp.) Free Free Free 1.50% 1%
303.24 Catfish (Pangasius spp., Silurus spp., Clarias spp., Ictalurus Free Free Free Free
spp.)
303.25 Carp (Cyprinus carpio, Carassius carassius, Ctenopharyngodon Free Free Free Free Free
idellus, Hypophthalmichthys spp., Cirrhinus spp.,
M ylopharyngodon piceus)

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 37


iii. Hambatan Non-Tarif

Hambatan non tarif adalah perjanjian Internasional yang mengikat Indonesia untuk

meningkatkan ekspornya, antara lain;

a. Perjanjian internasional yang bernuansa menjaga kelestarian sumber daya

perikanan seperti Code of Conduct for Responsible Fisheries, International

Convention for the Concervation of Atlanic Tuna (ICCAT), Indian Ocean Tuna

Comision dan Agreement of Straddling Stocks;

b. Perlindungan internasional terhadap satwa yang terancam punah seperti Convention

on International Trade of Endangered Species (CITES); dan

c. Perjanjian internasional tentang perdagangan seperti GATT/WTO, termasuk

didalamnya perjanjian Sanitary and Phyto sanitary Measures (SPS) dan Agreement

on Technical Barriers to Trade termasuk didalamnya bidang pengawasan dan

pengendalian mutu perikanan.

Standar dan aturan yang berbeda yang diberlakukan negara importir pada negara

eksportir untuk menjamin bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan keamanan

pangan menjadi salah satu hambatan yang dirasakan oleh eksportir Indonesia.

Bahkan, sesudah ratifikasi langkah-langkah Agreement on Sanitary and Phytosanitary

(SPS) dan Perjanjian Hambatan Teknis pada Perdagangan, Agreement on Technical

Barriers to Trade (TBT) di bawah World Trade Organization (WTO), akan memperkecil

perbedaan di antara berbagai macam

standar nasional dan sistem pemeriksaan yang mungkin akan mempertahankan atau

menciptakan hambatan perdagangan non-tarif yang baru.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 38


Produk perikanan tangkap asal Indonesia belum mendapatkan sertifikasi internasional

The Marine Stewardship Council (MSC), atau produk yang diproduksi dengan cara-cara

lestari (Detikfinance). Negara lain di Asia, yaitu Maladewa dan Vietnam, sudah lebih

dulu mendapatkan sertifikat tersebut. Mendapatkan sertifikat MSC memang tidak

mudah, dan semuanya terkait dengan pemenuhan persyaratan ekspor yang bisa dipatuhi

oleh suatu negara untuk satu komoditas perikanan.

iv. Standar Kualitas, Persyaratan Sertifikasi, Pengemasan dan Pelabelan

<Standar Kualitas>

Produk perikanan harus memenuhi standar dari Japan Agricultural Standard (JAS). JAS

menentukan suatu produk layak/tidak diimpor ke Jepang melalui penilaian. Prosedur

penilaian produk oleh JAS adalah sebagai berikut;

Prosedur aplikasi dan dokumen-dokumen yang harus dilengkapi dapat dilihat di Bagian

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 39


Pelabelan dan Srandar, Biro Penjamin Keselamatan Makanan dan Konsumen,

Kementerian Agrikultur, Kehutanan dan Perikanan Jepang

(http://www.maff.go.jp/e/jas/)

<Sertifikasi>

Produk yang lulus penilaian dari JAS akan diberikan sertifikasi label seperti berikut:

JAS Mark

Untuk produk yang kualitas, ingredients, dan syarat lain

dari Standar JAS (Standar Normal)

Specific JAS Mark

Untuk produk dengan JAS Standar namun ada metode

khusus/ingredient khusus yang bersertifikasi

Organik JAS Mark

Produk agrikultur yang memenuhi Standar JAS Organik

<Pelabelan>

Produk HS0302 termasuk produk yang dapat terurai, oleh karena itu mengikuti JAS

Law, pelabelan harus mencamtumkan expire date, metode preservasi, list zat adiktif,

dan lain-lain sebagaimana diperlukan oleh Food Sanitation Act.

v. Asosiasi Produk dan Profil Importir

Berikut ini list importir untuk produk HS0302:

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 40


Daito Gyorui Co., Ltd Chuo Gyorui Co, Ltd

Alamat: 5-2-1 Tsukiji, Chuo-ku, Tokyo, Alamat: 2-1, Tsukiji 5-Chome, Chuo-Ku,

Japan Tokyo 104, Japan

Email: Email: kaigaishitsu@marunaka-net.co.jp

kaigai-tantou@ml.daitogyorui.co.jp

Tohto Suisan Kabshiki Kaisha Tsukiji Uoichiba Co.,Ltd

Alamat: Tokyo Central Fish Market, 5, Alamat: 2-1, Tsukiji 5-chome, chuo-ku,

Tsukiji, Chuo-ku, Tokyo, 104-8434 Japan Tokyo, 104-8403, Japan

Phone, +81-3-3541-1803 TEL +81-3-3541-3368

E-mail: info@tsukiji-uoichiba.co.jp

Daiichi Suisan Co., Ltd. Chiyoda Suisan Co.Ltd

Alamat: 5-chome 2-1, Tsukiji, Chuo-ku, Alamat: Tsukiji Central Market, 5-2-1

Tokyo, Japan Tsukiji, Chuo-ku, Tokyo

email: dai1sui@blue.ocn.ne.jp Email: mailmaster@marusen.co.jp

Koyo Trading, Ltd Oki Products

Alamat: Daiko Bldg. 7F 12-8,tsukiji Alamat: 3112-10 Shizuki, Awaji City,

2-chome Chuo-ku Tokyo 104-0045 Japan Hyogo Prefecture 656-2131

Email: mail@koyotrading.co.jp TEL +81-799-62-6060

d. Saluran Distribusi Produk HS0302

Saluran distribusi produk HS0302 dapat melalui dua jalur, yaitu melalui retailer yang

dituju atau dijual kepada broker melalui wholesale market. Distribusi impor produk

perikanan dapat dilihat pada bagan berikut.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 41


Gambar 3 Distribusi Impor Marine Product di Jepang

Sistem pembelian untuk produk-produk HS0302 baik fresh/beku melalui

wholeseller/retailer adalah sistem auction/lelang. Pelelangan melalui pelelang

(auctioner) yang memberitahukan harga wajar suatu barang dan memberikan batas atas

dan batas bawah harga produk. Pelelang memberitahukan pengekspor apakah harga

yang mereka tentukan wajar atau tidak. Pelelang nantinya akan melelang produk kepada

buyer. Buyer akan menawar harga dalam rentang atas dan rentang bawah. Pengekspor

yang menginginkan margin yang tinggi harus dapat mencari pelelang/auctioner yang

terpercaya dan persuasif, yang dapat menaikan harga dari para buyer. Pelelang

umumnya disediakan oleh import partner atau dikontrak independen.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 42


BAB V

STRATEGI

Sebagai Negara yang kaya akan sumberdaya lautnya, Indonesia diakui Jepang sebagai

market leader untuk marine product. Berdasarkan informasi produk HS0302 yang sudah

dijelaskan sebelumnya, berikut beberapa strategi perdagangan yang dapat dilakukan

untuk memaksimalkan ekspor produk ke Jepang.

a. Melakukan pemetaan sumber daya dan analisis kondisi

Pemetaan sumber daya termasuk memperkirakan kapasitas ekspor dikarenakan

kebijakan pembatasan wilayah tangkap dan keberlanjutan produk. Penangkapan

ikan secara besar-besaran tentunya akan menyebabkan berkurangnya supply ikan di

laut, kemudian ekspor besar-besaran tentunya menurunkan harga pasar secara

signifikan. Oleh karena itu perlu menyeimbangkan kapasitas ekspor dengan

permintaan pasar sehingga harga produk terjaga dan perlahan-lahan meningkat.

Analisis kondisi juga penting melalui matching antara tren pasar dan komoditas

yang akan diekspor. Sebagaimana diperlihatkan pada bab 3, konsumer memiliki

kecendrungan untuk mengganti konsumsi jenis ikan pada setiap musim, oleh karena

itu eksportir perlu memerhatikan tren pasar saat melakukan ekspor.

Jepang juga dikenal sangat ketat dalam kualitas produk impor, jika produk impor

tidak memenuhi syarat tertentu dan kualitasnya dibawah standar maka akan

dipulangkan atau dimusnahkan. Oleh karena itu perusahaan eksportir harus siap

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 43


mengeluarkan biaya ekstra untuk penilaian kualitas produk oleh Badan standar

Jepang, trading partner di Jepang atau konsultan yang berpengalaman mengenai

impor ikan ke Jepang.

b. Menentukan Strategi Operasional Pemasaran

Strategi operasional yang akan diterapkan karena harus sesuai dengan pola dasar

bauran pemasaran (marketing mix) yang dikenal dengan istilah 6-P yaitu price,

promotion, place, power of government, dan power of parliament.

c. Pengembangan Teknologi Pengangkutan dan Efisiensi Biaya Transportasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan belakangan ini giat melakukan riset dan

pengembangan teknologi pengangkutan ikan hidup. Harapannya pengangkutan ikan

hidup ini tentunya akan memberikan nilai tambah bagi produk perikanan Indonesia.

Tentunya teknologi pengangkutan ikan hidup ini harus dimiliki oleh perusahaan

Indonesia, karena selama ini teknologi ini belum maksimal sehingga pengekspor

membayar broker asing yang mempunyai teknologi tersebut untuk mengantar

produk ke Jepang. Namun dengan kebijakan dilarangnya kapal berbendara asing

untuk melakukan transhipment, maka eksportir harus menggunakan kapal

Indonesia untuk melakukan pengiriman barang.

Selain itu, pemilihan lokasi sentra pembekuan dan pengolahan ikan sangat penting.

KKP sedang merencanakan pembangunan Natuna sebagai sentra pembekuan dan

pengolahan ikan sehingga siap ekspor ke negara-negara Asia Timur, Dengan letak

natuna di laut cina selatan tentunya lebih dekat ke Jepang dan menghemat biaya

transportasi.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 44


d. Pemilihan Trading Partner

Trading partner yang terpercaya merupakan salah satu faktor keberhasilan eksportir

untuk kesuksesan. Trading partner ini merupakan importir yang berada di Jepang

yang nantinya membantu mengurus ijin impor, survey pasar, mencari buyer, dan

mengurangi hambatan komunikasi. Tentunya pemilihan trading partner harus

berdasarkan trust dan track record trading partner itu sendiri.

e. Renegosiasi Kerjasama Perdagangan

Hal yang perlu dikritisi adalah renegosiasi tarif. Sebagai contoh, Filipina

mendapatkan keistimewaan bebas tarif pada beberapa produk HS0302 sementara

Indonesia harus mengikuti ASEAN dengan tarif 3,5%. Oleh karena itu Pemerintah

perlu melakukan renegosiasi tarif dan pengurangan hambatan non tarif seperti

aturan impor kuota untuk Tuna Sirip Kuning, kerjasama badan sertifikasi di

Indonesia, dan kemudahan shipping.

f. Pengembangan Sistem Promosi

Sistem promosi yang digunakan musti dipertimbangkan dengan matang, salah

satunya media promosi yang akan dipakai. Media promosi yang dapat digunakan,

di antaranya pameran dagang internasional (trade fairs), baik di dalam negeri

maupun di luar negeri, membuat brosur dan dikirimkan kepada calon pembeli,

melakukan pemasaran di media cetak dan elektronik. Selain itu, dapat melalui

Atase Perdagangan, Kamar Dagang Indonesia. Indonesia Trade Promotion Center

(ITPC), Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) dan

Lembaga Penunjang Ekspor (LPE).

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 45


BAB VI

INFORMASI PENTING

6.1. TPO dan/atau Kedutaan Jepang di Indonesia


Kedutaan Besar Jepang Jakarta Konsulat Jenderal Jepang – Medan
Duta Besar: Tanizaki YASUAKI Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro
Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat No. 18, Medan, Sumatera Utara,
10350, Indonesia Indonesia
Tel: (62-21) 3192-4308 Tel: (62-61) 457-5193
Fax: (62-21) 3192-5460 Fax: (62-61) 457-4560
Web: www.id.emb-jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang – Jakarta Konsulat Jenderal Jepang –Makassar
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat Konsul Jenderal: Masaki TANI
10350, Indonesia Jl. Jenderal Sudirman No. 31,
Tel: (62-21) 3192-4308 Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Fax: (62-21) 315-7156 Tel: (62-411) 871-030, 872-323
Fax: (62-411) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang –Surabaya Konsulat Jenderal Jepang –Denpasar
Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa Konsul Jenderal: Noboru NOMURA
Timur, Indonesia Jl. Raya Puputan No. 170, Renon,
Tel: (62-31) 503-0008 Denpasar, Bali, Indonesia
Fax: (62-31) 503-0037 Tel: (62-361) 227-628
Fax: (62-361) 265-066

6.2. Perwakilan Indonesia di Jepang


KBRI Tokyo
Duta Besar: Yusron Ihza Mahendra
Atase Perdagangan: -
5-2-9 Higashigotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan
Telepon: (813) 3441-4201 Fax: (813) 3447-1697
Website: www.kbritokyo.jp
KJRI Osaka
Konsul Jendral: Wisnu Edi Pratignyo

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 46


Nakanoshima Intes Building 22 F, 6-2-40 Nakanoshima, Kita-ku, Osaka 530-0005,
Japan
Telepon: (816) 6449-9898
Fax: (816) 6449-9892
Website: www.indonesia-osaka.org
Email: kjri-osaka@indonesia-osaka.org
ITPC Osaka
Kepala: Hotmida Purba
Wakil: Adhi Kusuma Yudha Halim
Matsushita IMP Bld. 2F, 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan
Telepon: (816) 6947-3555
Fax: (816) 6947-3556
Website: www.itpc.or.jp
Email: itpc.osaka@kemendag.or.id

6.3. Kamar Dagang Jepang


Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ)
3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan
Telepon: (813) 3283-7523
Fax: (813) 3216-6497
Website: www.tokyo-cci.or.jp
Email: kokusai@tokyo-cci.or.jp
Fukuyama Chamber of Commerce & Industry
2-10-1 Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima 720-0067, Japan
Telepon: (818) 4921-2345
Fax: (818) 4922-0100
Website: www.fukuyama.or.jp/e
Email: cci@fukuyama.or.jp
Hiroshima Chamber of Commerce & Industry
44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan
Telepon: (818) 2222-6610
Fax: (818) 2211-0108
Website: www.hiroshimacci.or.jp
Kawasaki Chamber of Commerce & Industry
11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 47


Telepon: (814) 4211-4111
Fax: (814) 4211-4118
Website: www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan
Telepon: (817) 5212-6450
Fax: (817) 5255-0428
Website: www.kyo.or.jp/kyoto/e
Email: shinkou@kyo.or.jp
Osaka Chamber of Commerce & Industry
2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka 540-0029, Japan
Telepon: (816) 6944-6400
Fax: (816) 6944-6293
Website: www.osaka.cci.or.jp/e
Okinawa Chamber of Commerce & Industry
15-20 Chuo-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan
Telepon: (819) 8938-8022
Fax: (819) 8938-2755
Website: www.okinawacci.or.jp
Email: info@okinawacci.or.jp
Nagahama Chamber of Commerce & Industry
10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga 526-0037, Japan
Telepon: (817) 4962-2500
Fax: (817) 4962-8001
Website: www.nagahama.or.jp
Email: cci@nagahama.or.jp

6.4. Daftar Pameran Terkait Produk di Jepang


FOODEX http://www3.jma.or.jp/foodex/ja
TEL: +81-3-3434-3453
Supermarket Trade Show http://www.smts.jp
TEL: +81-3-5209-1056
Japan International Seafood & http://www.exhibitiontech.com/seafood/
Technology Expo TEL: +81-3-5775-2855

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 48


6.5. Asosiasi Terkait Produk di Jepang
Japan Fisheries Association
President : Toshiro Shirasu Fishery Administration Division, General Affairs Section
Sankaido Bldg., 1-9-13, Akasaka, Minato-ku, Tokyo, Japan Phone:81-3-3585-6681;
Fax:81-3-3582-2337
E-mail : japan@suisankai.or.jp
Website : http://www.suisankai.or.jp
National Cooperative Association of Squid Processors
National Cooperative Association of Squid Processors
President : Tonami Hideki
Aiba bldg.. Bunkyo-ku, Yushima 3-47-8, Tokyo, Japan 113-0034
Phone : +81-3-3834-3731, Fax : +81-3-3834-3735
E-mail : info@zen-ika.com
Website : http://www.zen-ika.com/index.html
National Federation of Minced and Steamed White Fish Meat Manufacturers
Cooperatives
Zenkaba Building, Chiyoda-ku, Kanda Sakuma choo 3-37,
Tokyo, Japan 101-0025
Phone : +81-3-3851-1371
E-mail : info@zenkama.com
Website : http://www.zenkama.com/
National Federation of Processed Seafood Manufacturers Cooperatives
Tokyo Branch : (Hohsui Corporation, Co., Ltd. ) Tsukiji 5-2-1,
Tokyo, 104-0045
Phone : +81-3-3541-3110; Fax : +81-3-3541-2519
Osaka Branch : Uoichi Nissei Building 7F
Osaka Shi, Osaka, Fukushima-ku, Noda 2-13-5, 553-0005
Phone : +81-6-6464-2761; Fax : +81-6-6465-6355
E-mail : zensui@soleil.ocn.ne.jp ;
Website : http://www.zensui.jp/
Japan external Trade Organization (JETRO)
Alamat: Summitmas 1, Lantai 6 Jl.Jend Sudirman Kav 61-62 Jakarta 12190 Tel:
62-21-5200264 (Hunting) Fax: 62-21-5200261 E-mail: jktjetro@jetro.go.jp Hari dan
Jam Kerja: Senin - Jumat, 08:30 - 16:30 WIB Hari Libur: Sabtu, Minggu, hari besar,
dan 29 Des. – 3 Jan. tutup.*

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 49


Website : http://www.jetro.go.jp/ (Berbahasa Inggris);
http://www.jetro.go.jp/indonesia/ (Berbahasa Indonesia)

6.6. Asosiasi Terkait Produk di Indonesia


Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
Alamat: Jl. H. Juanda No. 2, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3813976
Fax. (021) 3813976
Wisma Daria Lt. 3 R. 304
Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
Jl. Iskandarsyah Raya No. 7
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160
Telp. (021) 72794407
Fax. (021) 7294405
Wisma Sakura Lt. 2
Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (GAPPINDO)
Jl. Hati Suci No. 4 Taman Kebon Siri, Jakarta Pusat 10250
Telp. (021) 3910481
Fax. (021) 3910480
Wisma Daria Lt. 3
Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI)
Jl. Iskandarsyah Raya No. 7, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp. (021) 72794407
Fax. (021) 72794405
Asosiasi Tuna Indonesia (ASTUIN)
Central Plaza Building 19th floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 48, Jakarta Pusat atau
Wisma Panutan Jl. Muara Baru Ujung Blok B 25
Jakarta Utara
Telp. (021) 5250629, 5207990 atau
Telp. (021) 4700409, 4892282

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 50


6.7. Daftar Importir Produk di Jepang
Daito Gyorui Co., Ltd Chuo Gyorui Co, Ltd
Alamat: 5-2-1 Tsukiji, Chuo-ku, Tokyo, Alamat: 2-1, Tsukiji 5-Chome, Chuo-Ku,
Japan Tokyo 104, Japan
Email: Email: kaigaishitsu@marunaka-net.co.jp
kaigai-tantou@ml.daitogyorui.co.jp
Tohto Suisan Kabshiki Kaisha Tsukiji Uoichiba Co.,Ltd
Alamat: Tokyo Central Fish Market, 5, Alamat: 2-1, Tsukiji 5-chome, chuo-ku,
Tsukiji, Chuo-ku, Tokyo, 104-8434 Japan Tokyo, 104-8403, Japan
Phone, +81-3-3541-1803 TEL +81-3-3541-3368
E-mail: info@tsukiji-uoichiba.co.jp
Daiichi Suisan Co., Ltd. Chiyoda Suisan Co.Ltd
Alamat: 5-chome 2-1, Tsukiji, Chuo-ku, Alamat: Tsukiji Central Market, 5-2-1
Tokyo, Japan Tsukiji, Chuo-ku, Tokyo
email: dai1sui@blue.ocn.ne.jp Email: mailmaster@marusen.co.jp
Koyo Trading, Ltd Oki Products
Alamat: Daiko Bldg. 7F 12-8,tsukiji Alamat: 3112-10 Shizuki, Awaji City,
2-chome Chuo-ku Tokyo 104-0045 Japan Hyogo Prefecture 656-2131
Email: mail@koyotrading.co.jp TEL +81-799-62-6060

6.8. Daftar Eksportir Produk di Indonesia

CV. Prima Indo Tuna, PT. Aneka Tuna Indonesia, PT. Awindo Internasional, PT. Bali

Mina Utama, PT. Central Pertiwi Bahari, PT. Central Pertiwi Bahari, PT. Dharma

Samudera Fishing Industries, PT. Era Mandiri Cemerlang, PT. Dharma Samudera

Fishing Industries, CV Dwi Putra Utama, PT. Era Mandiri Cemerlang, PT. Intimas

Surya, PT. Kelola Mina Laut, PT. Lautan Niaga Jaya, PT. Multi Monodon Indonesia, PT.

Panca Mitra Multiperdana, PT. Tuna Permata Rejeki, dan PT. Wahyu Pradana

Binamulia.

Martel HS 0302 (Fish, Frozen) 51

Anda mungkin juga menyukai