DAFTAR ISI
1
RENCANA LENGKAP
I. EXECUTIVE SUMMARY
VISI
Menjadi pemasok minyak goreng sawit kemasan bagi segmen horeca di India
Menjadikan minyak goreng sawit Azaria mampu bersaing dengan produk minyak
goreng lain di pasar internasional
Mempertahankan core bussiness PT. Kumala Makmur Sentosa dengan memperluas
pasar minyak goreng ke mancanegara
MISI
Membuat produk minyak goreng sawit Azaria yang kualitasnya sesuai dengan
kebutuhan konsumen di India
Menjaga produksi minyak goreng sawit Azaria agar kualitas dan kuantitasnya sesuai
dengan tuntutan konsumen
Meningkatkan promosi produk melalui media online maupun dengan media promosi
lain
SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai PT. Kumala Makmur Sentosa dalam rangka ekspor
minyak goreng sawit ke India adalah :
2
MELAKUKAN PENETRASI PASAR MINYAK GORENG
UNTUK SEGMEN HORECA DI INDIA DENGAN MENJUAL 4 PETI KEMAS 20’
DALAM JANGKA WAKTU 8 BULAN
STRATEGI
Strategi yang dapat diterapkan PT. Kumala Makmur Sentosa dalam rangka
ekspor antara lain :
1. Pengembangan produk minyak goreng sawit Azaria versi CP6 atau CP8 dengan
ukuran kemasan 15 liter
2. Harga jual produk yang competitif dibanding minyak goreng lain
3. Konsentrasi penjualan pada retailer sebagai pihak yang berhubungan langsung
dengan pembeli dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian
4. Memaksimalkan promosi minyak goreng sawit Azaria melalui media online maupun
melalui media lain, terutama terkait dengan isu kesehatan
RENCANA AKSI
Rencana aksi untuk pelaksanaan ekspor minyak goreng sawit AZARIA ke India
adalah :
Action 12 1 2 3 4 5 6 7
Feasibility study
Pembuatan website
Pengumpulan modal kerja
Pembelian mesin automatic filler
Pencarian buyer & negosiasi
Penyesuaian produk
Deal kontrak pembelian perdana
Penerimaan DP 50%
Produksi dan persiapan pengiriman
Pengiriman order perdana
Penerimaan sisa pembayaran
3
II. AUDIT PERUSAHAAN
A. Lingkup Bisnis
PT. Kumala Makmur Sentosa (PT. KMS) merupakan perusahaan yang
core bussiness-nya adalah pengemasan dan pemasaran minyak goreng sawit
(RBD palm oil) curah dengan wilayah pemasaran skala lokal yang meliputi kota
Solo dan sekitarnya. Perusahaan yang memulai usahanya sejak 1978 ini
berkantor di kawasan Jebres kota Solo, sedangkan produksinya berlokasi di
wilayah Papahan kabupaten Karanganyar.
Perusahaan ini didirikan dan dipimpin oleh Bapak H.T. Candra, saat ini
telah menjadi market leader dalam pemasaran minyak goreng sawit curah di
kota Solo dan sekitarnya dengan omset harian sekitar 500 juta rupiah. Dengan
omset harian yang besar, PT. KMS mendapatkan keuntungan yang cukup untuk
diversifikasi usaha dalam perdagangan bahan pangan dan air minum kemasan.
Tetapi untuk mempertahankan core bussiness-nya sekaligus sebagai antisipasi
peluang dan kondisi pasar di masa mendatang, PT. KMS membuat produk
minyak goreng sawit kemasan dengan merek AZARIA, yang ditujukan terutama
untuk pasar ekspor.
B. Profil Produk
Klasifikasi minyak goreng sawit (RBD palm oil) menurut
www.hscodelist.com adalah :
No. HS Code Product Description
Chapter 15: Animal or Vegetable Fats and Oils and their
15 Cleavage Products; Prepared Edible Fats; Animal or Vegetable
Waxes
1511 Palm oil and its fractions, whether or not refined, but not
chemically modified
15119010 Other: Refined bleached deodorised palm oil
Minyak goreng sawit Azaria merupakan produk turunan dari crude palm oil
(CPO). Produksinya dilakukan bekerja sama dengan pabrik pengolahan CPO di
Surabaya yang memiliki proses seleksi bahan baku CPO sejak dari pohon
4
kelapa sawit (selective palm oil). Setelah diproses menjadi CPO kemudian
dilakukan proses refining, bleaching and deodorizing (RBD) di pabrik (termasuk
proses blending / menambahkan nutrition ingredients) sehingga menjadi Refined
palm oil / minyak goreng sawit yang selanjutnya dikirim dalam bentuk curah ke
pabrik PT. KMS untuk dikemas atau langsung dijual.
Minyak goreng Azaria diproduksi dalam beberapa segmentasi kelas
sesuai dengan angka cloud point (CP), dengan rincian :
Angka CP Spesifikasi Segmentasi
Free fatty acid : 0.1 Umumnya dijual di pasar domestik
CP 10 Lodine value : 57.5 dalam bentuk curah untuk segmen
Color vovibond : 2.5 bawah
Moisture content : 0.1
Free fatty acid : 0.1 Di pasar domestik dijual dalam
CP 8 Lodine value : 57.5 bentuk kemasan untuk segmen
Color vovibond : 2.0 menengah bawah
Moisture content : 0.1
Free fatty acid : 0.09 Di pasar domestik dijual dalam
CP 6 Lodine value : 60-61 kemasan sebagai produk segmen
Color vovibond : 1.6 premium menengah atas, disiapkan
Moisture content : 0.05 utuk ekspor
1 liter 12
PET Bottle 6
2 liter
1 liter
Jerry Can
20 liter
5
Kapasitas produksi di PT. KMS untuk pasar lokal mencapai 500 jerigen
per hari, yang dicapai dengan 4 mesin filler semi otomatis yang dioperasikan 8
jam per hari, masing-masing oleh seorang operator yang dibantu oleh seorang
helper. Kapasitas ini memadai untuk memasok pasar lokal, karena tidak seluruh
pembeli yang dilayani PT. KMS menggunakan jerigen, tetapi dilayani dengan
penjualan langsung dalam bentuk curah dengan menggunakan mobil tangki
yang langsung ditangani sales penjualan.
C. Manajemen
PT. KMS dikelola dengan sistem manajemen tersentralisasi dengan
struktur organisasi sederhana sebagai berikut :
DIREKTUR
6
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Direktur SMA 1
2 Manager S1 4
3 Staf D3 – S1 11
4 Sales SMA 10
5 Sopir SMP - SMA 10
6 Operator SMA 4
7 Helper SMP 14
Total 54
Dari kedua data diatas maka terlihat bahwa dari 10 besar negara
pengimpor HS15, China dan India adalah negara pengimpor terbesar. Tetapi
apabila dilihat pertumbuhan volume impornya, maka India mengalami
pertumbuhan lebih pesat dibandingkan China.
Dengan demikian, India menjadi negara dengan prospek pasar lebih baik
dibandingkan China sehingga menjadi NTE terpilih.
7
B. Profil Negara Tujuan Ekspor : India
Lokasi : kawasan Asia Selatan
Jumlah penduduk : 1.205.073.612 (terbesar ke-2 dunia)
Struktur umur : 0-14 years : 29.3%
(male 187.386.162, female 165.345.284)
15-64 years: 65.2%
(male 406.071.850, female 379.152.490)
65 years and over: 5.6%
(male 31.892.823, female 35.225.003)
Paritas daya beli (PPP) : $4.515 trillion
GDP per capita : $3,700
GDP growth rate : 8,4% average
Household saving rate : 32,5% (tertinggi
di dunia)
Secara ekonomi, India merupakan
negara dengan pertumbuhan ekonomi
tertinggi ke-4 di dunia, diperkirakan akan
menjadi ke-2 atau ke-3 dalam 10 tahun
mendatang.
C. Regulasi
Regulasi yang terkait dengan ekspor cooking oil ke India diatur oleh Food
Safety and Standards Authority yang merupakan bagian dari Ministry of Health,
diantaranya :
HAL YG DIATUR ATURAN
Food product Palm oil shall be clear, free from rancidity, suspended or other
standard & food foreign matter, separated water, added colouring and flavouring
additives substances or mineral oil. However, it may contain food additives
permitted in these Regulations and Appendices
Packaging & Provided that the container of imported edible oil shall also bear
labelling the word, “Imported”, as prefix.
Prohibition & Edible oil shall be sold in sealed package weighing not more
restriction of than 15 litres.
sales
8
Sedangkan pajak impor untuk produk Refined Palm Oil menurut The
Solvent Extractors Association of India adalah :
D. Konsumen
Konsumen minyak goreng di India terbagi menjadi konsumen rumah
tangga dan konsumen horeca (hotel, restaurant & café). Menurut G.G. Patel,
kebutuhan akan edible oil (termasuk Refined Palm Oil) dipengaruhi oleh :
Perkiraan pertumbuhan GDP yang konsisten – lebih dari 8%
Perkembangan warga kelas menengah, terkait dengan meningkatnya tingkat
pendapatan warga kelas bawah
Pertumbuhan konsumsi luar rumah (di restoran/café) sebesar 2 digit
Konsumsi edible oil per kapita sebesar 12,8 kg jauh dibawah batas atas
konsumsi nasional. Di kawasan India tengah dan timur konsumsi sebesar 8-
10 kg akan meningkat setara dengan konsumsi di India utara dan barat
sebesar 15-17 kg, sementara laju produksi domestik tidak sebanding dengan
laju pertambahan kebutuhan
Meskipun dengan pertumbuhan populasi yang moderat, peningkatan absolut
jumlah penduduk akan tetap tinggi, terutama di wilayah perkotaan
G.G. Patel juga menemukan fakta penggunaan refined palm oil di sektor
horeca, antara lain :
Pertumbuhan fast food industry di India dengan rate 40%
80% masyarakat perkotaan makan di luar rumah 7 kali sebulan
2 dari 3 keluarga memesan makanan dari luar rumah sekali sebulan
80% pengunjung mall mengakhiri kunjungannya di food court
9
Dr. Sarwade W.K. dari Marathwada University melakukan penelitian
terhadap konsumen edible oil di India yang hasilnya adalah :
Advertisement
Retailer
Doctors
Past Experience
Konsumsi Refined Palm Oil di India menurut G.G. Patel juga dipengaruhi
oleh pola musiman :
Summers – High Consumption
Musim panas berlangsung Maret - Juni, suhu antara 35 - 45 derajat Celcius
sehingga palm oil tidak berkabut (hazy).
Monsoons – Reasonably High
10
Berlangsung Juli - Oktober, suhu tinggi antara 30 - 40 derajat Celcius,
sehingga palm oil masih dapat digunakan.
Winters – Low Consumption
Suhu tertinggi antara 15 - 30 dan terendah dari 5 - 15 derajat Celcius.
Rendahnya suhu khususnya di wilayah Utara dan Tengah India membuat
palm oil berkabut dan membeku sehingga menghambat penggunaan.
E. Kompetitor
Kompetitor di pasar India untuk produk edible oil berasal dari produsen di
India sendiri maupun produk impor dari negara produsen edible oil lain. Produk
edible oil yang diproduksi maupun dikonsumsi di India adalah :
Groundnut Oil
Minyak kacang tanah pernah menjadi minyak goreng paling disukai tetapi
sekarang mulai ditinggalkan karena tingginya harga dan ketersediaan yang
rendah.
Rapeseed / Mustard Oil
Minyak mustard adalah minyak Kachi Ghani dengan rasa pedas yang kuat.
Pasar terbesar untuk minyak ini adalah India timur diikuti oleh India utara.
Cottonseed Oil
Konsumsi terbesar minyak goreng ini adalah Gujarat dan daerah sekitarnya.
Berkualitas baik dan begitu disukai oleh produsen snack lokal. Produksinya
tersebar di seluruh negeri.
Sunflower Oil
Minyak bunga matahari disukai oleh kelas menengah atas di wilayah selatan
dan barat India, memiliki persentase kenaikan konsumsi tertinggi meskipun
angka absolutnya tidak sangat besar. Minyak goreng ini dapat meraih pangsa
pasar yang besar dan bertambah dari pertumbuhan kelas menengah atas
India serta dapat menggantikan beberapa minyak goreng lain khususnya
Groundnut Oil.
Soybean Oil
11
Minyak kedelai olahan disukai oleh kelas menengah dan menengah atas.
Memiliki angka penjualan tertinggi dalam kemasan retail.
Palm Oil
Minyak goreng dengan penjualan tertinggi di India, populer terutama di
segmen horeca. Disukai di India selatan dan pesisir timur India karena
harganya sesuai dengan kegunaannya (cost effective) sehingga telah
menjadi minyak goreng yang umum digunakan masyarakat.
Menurut G.G. Patel, pemilihan jenis minyak goreng oleh segmen horeca
dipengaruhi oleh faktor :
Categories Oil Preferences Why?
Palm Cost benefit, high smoke point & reusability
Restaurant/canteen
Soya Better finish & Low cloud point
Snack shop & Palm Cost benefit, high smoke point & reusability
hawkers Soya When no alternate is available
Vanaspati (palm) Cost benefit, crispier finish, use in sweets
Caterers marriage Soya Better finish & low
banquets Groundnut & Use only in upper class banquets, better
sunflower aroma & better taste
Palm Cost benefit, high smoke point & reusability
Snack sweet chips Cotton Better finish & low cloud point
Rice Bran Better finish & health benefit
GN 3.1
SBO 16.5
RAPE 14.4
SUN 6.4
CSO 6.9
PALM 42.8
12
Dari perbandingan tersebut diatas terlihat bahwa palm oil merupakan
minyak goreng yang paling banyak dikonsumsi di India. Tetapi India bukan
negara produsen CPO yang merupakan bahan baku refined palm oil sehingga
produsen domestik mengimpor CPO untuk diolah di pabrikan lokal dan dijual
sebagai produk domestik. Meskipun demikian produksi edible oil domestik tidak
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebagaimana terlihat sebagai berikut :
25
DOMESTIC
20
PRODUCTION
15
IMPORT
10
5 TOTAL (mT)
0
2008/09 2009/10 2010/11 2015/16
Meskipun refined palm oil menjadi minyak goreng yang paling banyak
dikonsumsi di India, G.G. Patel juga menemukan fakta terkait dengan persepsi
masyarakat India terhadap refined palm oil, antara lain :
Ketika minyak goreng sawit membeku saat disimpan, orang merasa ada
sesuatu yang salah di dalamnya
13
Ada persepsi dalam masyarakat kelas menengah & atas bahwa minyak
goreng sawit bukan minyak goreng yang baik
Kelapa sawit masih dianggap minyak goreng orang miskin
F. Distribusi
Distribusi pemasaran produk edible oil di India dapat melalui beberapa
pilihan jalur, antara lain :
Agent
Agent umumnya hanya terlibat pada awal penetrasi pasar untuk
mempertemukan exporter dengan buyer
Importer
Importer menghubungkan seller sebagai produsen dengan wholesaler atau
distributor yang memiliki jaringan distribusi
Wholesalers / distributor
Wholesaler dan distributor memiliki gudang penyimpanan besar sehingga
dapat melakukan pembelian dalam jumlah besar dan berlanjut untuk
disebarkan ke seluruh jaringan distribusinya di seluruh negeri
Retailer / chain store
Retailer merupakan ujung tombak penjualan yang berhubungan langsung
dengan konsumen
Secara keseluruhan gambaran jalur distribusi yang melibatkan sebagian
besar penyalur diatas menurut M.C. Dordi adalah :
PRODUSEN IMPORTER
RETAILER RETAILER
B. Analisis SWOT
Berdasarkan audit perusahaan diatas, maka hasil analisa SW terhadap
PT. KMS adalah :
Strength Weakness
Men Jumlah SDM yang dibutuhkan Fokus SDM hanya pada
sudah mencukupi produksi untuk memenuhi pasar
Kualifikasi SDM sudah memadai lokal
Money Omset usaha 500 juta rupiah per Perlu waktu untuk
hari mengumpulkan modal ekspor
Methods Organisasi perusahaan Tidak memadai apabila
sederhana sehingga perusahaan berkembang
memudahkan pengambilan
keputusan
Machines Pengisian minyak ke dalam Mesin masih semi otomatis,
kemasan telah menggunakan membutuhkan operator
mesin sehingga kinerjanya lamban
Measurables Produksi mencapai 500 jerigen Tidak mencukupi apabila ada
per hari penambahan kebutuhan untuk
Produk telah eksis di pasar lokal pasar ekspor
15
Konsumen GDP growth 8% Jumlah konsumsi
Naiknya pendapatan dipengaruhi musim
masyarakat kelas bawah Persepsi minyak goreng
Pertambahan jumlah sawit hanya untuk
penduduk yang tetap tinggi masyarakat kelas bawah
Produksi lokal tidak sebanding
pertambahan kebutuhan
Trend Meningkatnya konsumsi di luar Persepsi minyak goreng sawit
rumah bukan minyak yang baik
C. Strategi
Strategi untuk melakukan penetrasi pasar minyak goreng di India oleh PT.
KMS menggunakan pola penjualan tidak langsung melalui agent yang telah
memiliki buyer network karena lebih memahami kondisi dan karakter buyer.
Untuk strategi pemasaran produk minyak goreng sawit Azaria direncanakan
sebagai berikut :
1. Product
Konsumsi minyak goreng untuk segmen horeca membutuhkan minyak
goreng dalam jumlah besar setiap bulannya. Kemasan minyak goreng sawit
Azaria terbesar (20 liter) meskipun sesuai dengan konsumsi horeca, tetapi
tidak memenuhi regulasi di India yang membatasi maksimal ukuran kemasan
hanya 15 liter. Dengan demikian diperlukan produk baru minyak goreng sawit
Azaria dengan kemasan berukuran 15 liter.
16
Selain itu, minyak goreng sawit Azaria tersedia dalam 3 versi sesuai dengan
angka CP dan segmentasinya. Karena trend pertumbuhan konsumen adalah
pada kelas menengah, maka versi yang sesuai adalah versi CP6 atau CP8.
2. Price
Untuk menentukan harga jual minyak goreng Azaria, diperlukan informasi
harga minyak goreng kemasan 15 liter dari beberapa produk yang sudah
dijual di pasar India (sebagai contoh dari www.grocery.ebest.in) sebagai
berikut :
Produk Harga Jual (Rs) Harga Jual (USD)
RRO Mustard Oil 1560 28.6
Vanga Refined Groundnut Oil 1455 26.6
Fortune Sunflower Oil 1344 24.6
Dalda Soybean Oil 1275 23.4
Palmeco Palm Oil 825 15.1
Palmoil Boss 972 17.8
Untuk menghitung mark up harga sampai pada konsumen dari harga FOB
diasumsikan mark up dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam distribusi
dengan prosentase yang umum dimulai dari wholesaler/importer, retailer, plus
VAT 20% menjadi :
FOB price 1
Plus mark-up importer/wholesaler 60-100% - (wholesale value) 2
Plus mark-up retailer 50% - In shop (retailer value) 3
Plus value add tax (VAT) 20% - Consumer price 3.20
17
3. Place
Sesuai dengan kecenderungan yang ada, keputusan pembelian minyak
goreng oleh masyarakat India ditentukan oleh informasi yang didapat
mengenai produk tersebut. Apabila dilihat jalur distribusinya, maka retailer
menjadi pihak yang sangat penting karena retailer adalah pihak yang
berhubungan langsung dengan pembeli dan dapat mempengaruhi keputusan
pembelian. Oleh karena itu penjualan minyak goreng sawit Azaria terutama
dilakukan melalui retailer.
4. Promotion
Promosi penjualan minyak goreng sawit Azaria selain untuk meningkatkan
penjualan, juga untuk melakukan counter issue yang terkait dengan
kesehatan, diantaranya :
Menyadarkan konsumen bahwa minyak sawit mengandung kadar lemak
Trans-fatty Acid lebih rendah dibandingkan dengan minyak kedelai
Memberi informasi tentang tingginya smoke point minyak goreng sawit
dibanding minyak goreng lain sehingga kerusakan nutrisi pada makanan
yang dimasak lebih sedikit, dan minyak goreng sawit tidak mengandung
kolesterol
Promosi penjualan minyak goreng sawit Azaria dapat dilakukan melalui :
Media online
Media online untuk mempromosikan produk minyak goreng Azaria dapat
berupa website, social media seperti facebook dan twitter, atau website
bisnis seperti alibaba.com.
Pameran
Promosi melalui pameran dapat dilakukan oleh PT. KMS secara mandiri
dengan menjadi peserta pameran baik dalam maupun luar negeri.
Direct mail
Pengiriman direct mail lebih ditujukan kepada importer, wholesaler atau
distributor.
18
Instansi atau lembaga pemerintah, yaitu atase perdagangan di India dan
ITPC di Chennai.
V. RENCANA AKSI
Rencana aksi untuk pelaksanaan ekspor minyak goreng sawit Azaria ke
India adalah :
Action 12 1 2 3 4 5 6 7
Feasibility study
Pembuatan website
Pengumpulan modal kerja
Pembelian mesin automatic filler
Pencarian buyer & negosiasi
Penyesuaian produk
Deal kontrak pembelian perdana
Penerimaan DP 50%
Produksi dan persiapan pengiriman
Pengiriman order perdana
Penerimaan sisa pembayaran
19
GAJI OPERATOR 4 850000 3.40.0000
GAJI HELPER 14 850000 11.900.000
OVERHEAD 5.000.000
JUMLAH 2 242.438.500
INTEREST+PROVISI 12% 0.12 29.092.620
BUNGA BANK 5% 0.05 12.121.925
JUMLAH 3 283.653.045
MARGIN 30% 0.3 85.095.914
JUMLAH 4 368.748.959
EX WORK SATUAN 283653.05
EX WORK USD 28.365305
PROMOSI 5% 0.05 1.4182652
FORWARDING 10% 0.1 2.8365305
FOB PRICE 4.2547957
AGENT COMMISION 3% 0.03 0.1276439
PRICE 1 4.3824395
DISCOUNT 10% 0.1 0.438244
PRICE 2 4.8206835
SEA FREIGHT 1500
CNF PRICE 1504.8207
INSURANCE 1% 0.01 15.048207
CIF PRICE 1519.8689
20