Anda di halaman 1dari 20

BUSINESS PLAN

PT. KUMALA MAKMUR SENTOSA

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………………... 1


Kata Pengantar ………………………………………………………………………….. 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………….. 3
Rencana Singkat ……………………………………………………………………… 4
Rencana Lengkap .…………………………………………………………………….. 6
I. Executive Summary …..………………………………………………………. 6
II. Audit Perusahaan ……………………………………………………………… 6
A. Lingkup Bisnis ………………………………………………………………. 6
B. Profil Produk …………………………………..…………………………….. 7
C. Manajemen ………………………………………………………………….. 9
III. Audit Pasar ………………………………………..……………………………. 10
A. Pemilihan Negara Tujuan Ekspor …………………………………………. 10
B. Profil Negara Tujuan Ekspor : India ……………………………………….. 11
C. Regulasi ………………………………………………………………………. 11
D. Konsumen ……………………………………………………………………. 12
E. Kompetitor ……………………………………………………………………. 14
F. Distribusi ……………………………………………………………………… 17
IV. Analisis ………………………………………………………………………….. 18
A. Sasaran ………………………………………………………………………. 18
B. Analisis SWOT……………………………………………………………….. 18
C. Strategi ……………………………………………………………………….. 19
V. Rencana Aksi …………………………………………………………………… 21
VI. Rencana Keuangan ……………………………………………………………. 22

1
RENCANA LENGKAP

I. EXECUTIVE SUMMARY

PT. Kumala Makmur Sentosa adalah perusahaan yang berusaha di bidang


pengemasan dan pemasaran produk minyak goreng berbahan dasar crude palm oil
(CPO) dalam bentuk curah untuk pasar lokal kota Solo dan sekitarnya. Untuk
mempertahankan core business-nya maka sebagai antisipasi peluang dan kondisi
pasar di masa mendatang PT. Kumala Makmur Sentosa membuat produk minyak
goreng sawit kemasan dengan merek AZARIA, yang ditujukan terutama untuk pasar
ekspor.

VISI
 Menjadi pemasok minyak goreng sawit kemasan bagi segmen horeca di India
 Menjadikan minyak goreng sawit Azaria mampu bersaing dengan produk minyak
goreng lain di pasar internasional
 Mempertahankan core bussiness PT. Kumala Makmur Sentosa dengan memperluas
pasar minyak goreng ke mancanegara

MISI
 Membuat produk minyak goreng sawit Azaria yang kualitasnya sesuai dengan
kebutuhan konsumen di India
 Menjaga produksi minyak goreng sawit Azaria agar kualitas dan kuantitasnya sesuai
dengan tuntutan konsumen
 Meningkatkan promosi produk melalui media online maupun dengan media promosi
lain

SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai PT. Kumala Makmur Sentosa dalam rangka ekspor
minyak goreng sawit ke India adalah :

2
MELAKUKAN PENETRASI PASAR MINYAK GORENG
UNTUK SEGMEN HORECA DI INDIA DENGAN MENJUAL 4 PETI KEMAS 20’
DALAM JANGKA WAKTU 8 BULAN
STRATEGI
Strategi yang dapat diterapkan PT. Kumala Makmur Sentosa dalam rangka
ekspor antara lain :
1. Pengembangan produk minyak goreng sawit Azaria versi CP6 atau CP8 dengan
ukuran kemasan 15 liter
2. Harga jual produk yang competitif dibanding minyak goreng lain
3. Konsentrasi penjualan pada retailer sebagai pihak yang berhubungan langsung
dengan pembeli dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian
4. Memaksimalkan promosi minyak goreng sawit Azaria melalui media online maupun
melalui media lain, terutama terkait dengan isu kesehatan

RENCANA AKSI
Rencana aksi untuk pelaksanaan ekspor minyak goreng sawit AZARIA ke India
adalah :
Action 12 1 2 3 4 5 6 7
Feasibility study
Pembuatan website
Pengumpulan modal kerja
Pembelian mesin automatic filler
Pencarian buyer & negosiasi
Penyesuaian produk
Deal kontrak pembelian perdana
Penerimaan DP 50%
Produksi dan persiapan pengiriman
Pengiriman order perdana
Penerimaan sisa pembayaran

3
II. AUDIT PERUSAHAAN
A. Lingkup Bisnis
PT. Kumala Makmur Sentosa (PT. KMS) merupakan perusahaan yang
core bussiness-nya adalah pengemasan dan pemasaran minyak goreng sawit
(RBD palm oil) curah dengan wilayah pemasaran skala lokal yang meliputi kota
Solo dan sekitarnya. Perusahaan yang memulai usahanya sejak 1978 ini
berkantor di kawasan Jebres kota Solo, sedangkan produksinya berlokasi di
wilayah Papahan kabupaten Karanganyar.
Perusahaan ini didirikan dan dipimpin oleh Bapak H.T. Candra, saat ini
telah menjadi market leader dalam pemasaran minyak goreng sawit curah di
kota Solo dan sekitarnya dengan omset harian sekitar 500 juta rupiah. Dengan
omset harian yang besar, PT. KMS mendapatkan keuntungan yang cukup untuk
diversifikasi usaha dalam perdagangan bahan pangan dan air minum kemasan.
Tetapi untuk mempertahankan core bussiness-nya sekaligus sebagai antisipasi
peluang dan kondisi pasar di masa mendatang, PT. KMS membuat produk
minyak goreng sawit kemasan dengan merek AZARIA, yang ditujukan terutama
untuk pasar ekspor.

B. Profil Produk
Klasifikasi minyak goreng sawit (RBD palm oil) menurut
www.hscodelist.com adalah :
No. HS Code Product Description
Chapter 15: Animal or Vegetable Fats and Oils and their
15 Cleavage Products; Prepared Edible Fats; Animal or Vegetable
Waxes
1511 Palm oil and its fractions, whether or not refined, but not
chemically modified
15119010 Other: Refined bleached deodorised palm oil

Minyak goreng sawit Azaria merupakan produk turunan dari crude palm oil
(CPO). Produksinya dilakukan bekerja sama dengan pabrik pengolahan CPO di
Surabaya yang memiliki proses seleksi bahan baku CPO sejak dari pohon

4
kelapa sawit (selective palm oil). Setelah diproses menjadi CPO kemudian
dilakukan proses refining, bleaching and deodorizing (RBD) di pabrik (termasuk
proses blending / menambahkan nutrition ingredients) sehingga menjadi Refined
palm oil / minyak goreng sawit yang selanjutnya dikirim dalam bentuk curah ke
pabrik PT. KMS untuk dikemas atau langsung dijual.
Minyak goreng Azaria diproduksi dalam beberapa segmentasi kelas
sesuai dengan angka cloud point (CP), dengan rincian :
Angka CP Spesifikasi Segmentasi
Free fatty acid : 0.1 Umumnya dijual di pasar domestik
CP 10 Lodine value : 57.5 dalam bentuk curah untuk segmen
Color vovibond : 2.5 bawah
Moisture content : 0.1
Free fatty acid : 0.1 Di pasar domestik dijual dalam
CP 8 Lodine value : 57.5 bentuk kemasan untuk segmen
Color vovibond : 2.0 menengah bawah
Moisture content : 0.1
Free fatty acid : 0.09 Di pasar domestik dijual dalam
CP 6 Lodine value : 60-61 kemasan sebagai produk segmen
Color vovibond : 1.6 premium menengah atas, disiapkan
Moisture content : 0.05 utuk ekspor

Kemasan minyak goreng Azaria direncanakan untuk dibuat dalam


berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan konsumen, antara lain :
Packing Size Quantity/carton
Plastic cup 240 ml 48
1 liter 12
Standing
Pouch 2 liter 6

1 liter 12
PET Bottle 6
2 liter
1 liter
Jerry Can
20 liter

Jerry Tin 20 liter

5
Kapasitas produksi di PT. KMS untuk pasar lokal mencapai 500 jerigen
per hari, yang dicapai dengan 4 mesin filler semi otomatis yang dioperasikan 8
jam per hari, masing-masing oleh seorang operator yang dibantu oleh seorang
helper. Kapasitas ini memadai untuk memasok pasar lokal, karena tidak seluruh
pembeli yang dilayani PT. KMS menggunakan jerigen, tetapi dilayani dengan
penjualan langsung dalam bentuk curah dengan menggunakan mobil tangki
yang langsung ditangani sales penjualan.

C. Manajemen
PT. KMS dikelola dengan sistem manajemen tersentralisasi dengan
struktur organisasi sederhana sebagai berikut :

DIREKTUR

MANAGER MANAGER ADM MANAGER MANAGER


PRODUKSI & PERSONALIA KEUANGAN PEMASARAN

8 ORANG 8 ORANG 3 ORANG 30 ORANG


OPERATOR+HELPER STAF STAF SALES+SOPIR+HELPER

Struktur organisasi PT. KMS menempatkan kewenangan pengambilan


keputusan yang terpusat pada satu orang saja, karena direktur dan pemilik
adalah orang yang satu dan sama. Kelebihannya adalah kesederhanaan dalam
kecepatan dan kefleksibelan pengambilan keputusan, ketidakmahalan dalam
pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Kelemahan utamanya adalah sulit
untuk dijalankan tatkala perusahaan berkembang karena menjadi tidak memadai
sehingga cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak
manajemen.
PT. KMS memiliki sumber daya manusia dengan kualitas memadai
dengan struktur karyawan sebagai berikut :

6
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Direktur SMA 1
2 Manager S1 4
3 Staf D3 – S1 11
4 Sales SMA 10
5 Sopir SMP - SMA 10
6 Operator SMA 4
7 Helper SMP 14
Total 54

III. AUDIT PASAR


A. Pemilihan Negara Tujuan Ekspor
Negara Tujuan Ekspor (NTE) dipilih berdasarkan peluang pasar produk
minyak goreng sawit di suatu negara dibandingkan dengan negara lain di seluruh
dunia. Data diperoleh dengan menggunakan tabel negara importer HS15 (lemak
dan minyak dari hewan dan tumbuhan) dari www.trademap.org dengan hasil
sebagai berikut :

Dari kedua data diatas maka terlihat bahwa dari 10 besar negara
pengimpor HS15, China dan India adalah negara pengimpor terbesar. Tetapi
apabila dilihat pertumbuhan volume impornya, maka India mengalami
pertumbuhan lebih pesat dibandingkan China.
Dengan demikian, India menjadi negara dengan prospek pasar lebih baik
dibandingkan China sehingga menjadi NTE terpilih.

7
B. Profil Negara Tujuan Ekspor : India
Lokasi : kawasan Asia Selatan
Jumlah penduduk : 1.205.073.612 (terbesar ke-2 dunia)
Struktur umur : 0-14 years : 29.3%
(male 187.386.162, female 165.345.284)
15-64 years: 65.2%
(male 406.071.850, female 379.152.490)
65 years and over: 5.6%
(male 31.892.823, female 35.225.003)
Paritas daya beli (PPP) : $4.515 trillion
GDP per capita : $3,700
GDP growth rate : 8,4% average
Household saving rate : 32,5% (tertinggi
di dunia)
Secara ekonomi, India merupakan
negara dengan pertumbuhan ekonomi
tertinggi ke-4 di dunia, diperkirakan akan
menjadi ke-2 atau ke-3 dalam 10 tahun
mendatang.
C. Regulasi
Regulasi yang terkait dengan ekspor cooking oil ke India diatur oleh Food
Safety and Standards Authority yang merupakan bagian dari Ministry of Health,
diantaranya :
HAL YG DIATUR ATURAN
Food product Palm oil shall be clear, free from rancidity, suspended or other
standard & food foreign matter, separated water, added colouring and flavouring
additives substances or mineral oil. However, it may contain food additives
permitted in these Regulations and Appendices

Packaging & Provided that the container of imported edible oil shall also bear
labelling the word, “Imported”, as prefix.

Prohibition & Edible oil shall be sold in sealed package weighing not more
restriction of than 15 litres.
sales

8
Sedangkan pajak impor untuk produk Refined Palm Oil menurut The
Solvent Extractors Association of India adalah :

IMPORT DUTY STRUCTURE


EDIBLE OIL Duty C.V.D. Cess on CVD Edu. Cess S.A.D. Effective

Refined Palm Oil 7,5% Nil Nil 3% Nil 7.73%


& RBD Palm Olein

D. Konsumen
Konsumen minyak goreng di India terbagi menjadi konsumen rumah
tangga dan konsumen horeca (hotel, restaurant & café). Menurut G.G. Patel,
kebutuhan akan edible oil (termasuk Refined Palm Oil) dipengaruhi oleh :
 Perkiraan pertumbuhan GDP yang konsisten – lebih dari 8%
 Perkembangan warga kelas menengah, terkait dengan meningkatnya tingkat
pendapatan warga kelas bawah
 Pertumbuhan konsumsi luar rumah (di restoran/café) sebesar 2 digit
 Konsumsi edible oil per kapita sebesar 12,8 kg jauh dibawah batas atas
konsumsi nasional. Di kawasan India tengah dan timur konsumsi sebesar 8-
10 kg akan meningkat setara dengan konsumsi di India utara dan barat
sebesar 15-17 kg, sementara laju produksi domestik tidak sebanding dengan
laju pertambahan kebutuhan
 Meskipun dengan pertumbuhan populasi yang moderat, peningkatan absolut
jumlah penduduk akan tetap tinggi, terutama di wilayah perkotaan

G.G. Patel juga menemukan fakta penggunaan refined palm oil di sektor
horeca, antara lain :
 Pertumbuhan fast food industry di India dengan rate 40%
 80% masyarakat perkotaan makan di luar rumah 7 kali sebulan
 2 dari 3 keluarga memesan makanan dari luar rumah sekali sebulan
 80% pengunjung mall mengakhiri kunjungannya di food court

9
Dr. Sarwade W.K. dari Marathwada University melakukan penelitian
terhadap konsumen edible oil di India yang hasilnya adalah :

SOURCE OF INFORMATION FOR EDIBLE OIL (%)

Advertisement

Retailer

Friends & Relatives

Doctors

Past Experience

Konsumsi Refined Palm Oil di India menurut G.G. Patel juga dipengaruhi
oleh pola musiman :
 Summers – High Consumption
Musim panas berlangsung Maret - Juni, suhu antara 35 - 45 derajat Celcius
sehingga palm oil tidak berkabut (hazy).
 Monsoons – Reasonably High

10
Berlangsung Juli - Oktober, suhu tinggi antara 30 - 40 derajat Celcius,
sehingga palm oil masih dapat digunakan.
 Winters – Low Consumption
Suhu tertinggi antara 15 - 30 dan terendah dari 5 - 15 derajat Celcius.
Rendahnya suhu khususnya di wilayah Utara dan Tengah India membuat
palm oil berkabut dan membeku sehingga menghambat penggunaan.

E. Kompetitor
Kompetitor di pasar India untuk produk edible oil berasal dari produsen di
India sendiri maupun produk impor dari negara produsen edible oil lain. Produk
edible oil yang diproduksi maupun dikonsumsi di India adalah :
 Groundnut Oil
Minyak kacang tanah pernah menjadi minyak goreng paling disukai tetapi
sekarang mulai ditinggalkan karena tingginya harga dan ketersediaan yang
rendah.
 Rapeseed / Mustard Oil
Minyak mustard adalah minyak Kachi Ghani dengan rasa pedas yang kuat.
Pasar terbesar untuk minyak ini adalah India timur diikuti oleh India utara.
 Cottonseed Oil
Konsumsi terbesar minyak goreng ini adalah Gujarat dan daerah sekitarnya.
Berkualitas baik dan begitu disukai oleh produsen snack lokal. Produksinya
tersebar di seluruh negeri.
 Sunflower Oil
Minyak bunga matahari disukai oleh kelas menengah atas di wilayah selatan
dan barat India, memiliki persentase kenaikan konsumsi tertinggi meskipun
angka absolutnya tidak sangat besar. Minyak goreng ini dapat meraih pangsa
pasar yang besar dan bertambah dari pertumbuhan kelas menengah atas
India serta dapat menggantikan beberapa minyak goreng lain khususnya
Groundnut Oil.
 Soybean Oil

11
Minyak kedelai olahan disukai oleh kelas menengah dan menengah atas.
Memiliki angka penjualan tertinggi dalam kemasan retail.
 Palm Oil
Minyak goreng dengan penjualan tertinggi di India, populer terutama di
segmen horeca. Disukai di India selatan dan pesisir timur India karena
harganya sesuai dengan kegunaannya (cost effective) sehingga telah
menjadi minyak goreng yang umum digunakan masyarakat.
Menurut G.G. Patel, pemilihan jenis minyak goreng oleh segmen horeca
dipengaruhi oleh faktor :
Categories Oil Preferences Why?
Palm Cost benefit, high smoke point & reusability
Restaurant/canteen
Soya Better finish & Low cloud point
Snack shop & Palm Cost benefit, high smoke point & reusability
hawkers Soya When no alternate is available
Vanaspati (palm) Cost benefit, crispier finish, use in sweets
Caterers marriage Soya Better finish & low
banquets Groundnut & Use only in upper class banquets, better
sunflower aroma & better taste
Palm Cost benefit, high smoke point & reusability
Snack sweet chips Cotton Better finish & low cloud point
Rice Bran Better finish & health benefit

Perbandingan konsumsi dari masing-masing minyak goreng dapat dilihat


sebagai berikut :

MAJOR EDIBLE OILS YEARLY CONSUMPTION 2010/11 (%)

GN 3.1
SBO 16.5
RAPE 14.4
SUN 6.4
CSO 6.9
PALM 42.8

12
Dari perbandingan tersebut diatas terlihat bahwa palm oil merupakan
minyak goreng yang paling banyak dikonsumsi di India. Tetapi India bukan
negara produsen CPO yang merupakan bahan baku refined palm oil sehingga
produsen domestik mengimpor CPO untuk diolah di pabrikan lokal dan dijual
sebagai produk domestik. Meskipun demikian produksi edible oil domestik tidak
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebagaimana terlihat sebagai berikut :

25
DOMESTIC
20
PRODUCTION
15
IMPORT
10
5 TOTAL (mT)
0
2008/09 2009/10 2010/11 2015/16

Untuk menutup kekurangan tersebut India tergantung pada impor edible


oil dari negara-negara produsen. Sesuai data dari www.trademap.org, negara
yang mengekspor edible oil ke India antara lain :
LIST OF SUPPLYING MARKETS FOR ANIMAL,
VEGETABLE FATS & OIL IMPORTED BY INDIA 2010
INDONESIA
ARGENTINA
MALAYSIA
UKRAINE
USA
BRAZIL
RUSSIAN
THAILAND
SAUDI ARABIA
SPAIN

Meskipun refined palm oil menjadi minyak goreng yang paling banyak
dikonsumsi di India, G.G. Patel juga menemukan fakta terkait dengan persepsi
masyarakat India terhadap refined palm oil, antara lain :
 Ketika minyak goreng sawit membeku saat disimpan, orang merasa ada
sesuatu yang salah di dalamnya

13
 Ada persepsi dalam masyarakat kelas menengah & atas bahwa minyak
goreng sawit bukan minyak goreng yang baik
 Kelapa sawit masih dianggap minyak goreng orang miskin

F. Distribusi
Distribusi pemasaran produk edible oil di India dapat melalui beberapa
pilihan jalur, antara lain :
 Agent
Agent umumnya hanya terlibat pada awal penetrasi pasar untuk
mempertemukan exporter dengan buyer
 Importer
Importer menghubungkan seller sebagai produsen dengan wholesaler atau
distributor yang memiliki jaringan distribusi
 Wholesalers / distributor
Wholesaler dan distributor memiliki gudang penyimpanan besar sehingga
dapat melakukan pembelian dalam jumlah besar dan berlanjut untuk
disebarkan ke seluruh jaringan distribusinya di seluruh negeri
 Retailer / chain store
Retailer merupakan ujung tombak penjualan yang berhubungan langsung
dengan konsumen
Secara keseluruhan gambaran jalur distribusi yang melibatkan sebagian
besar penyalur diatas menurut M.C. Dordi adalah :

PRODUSEN IMPORTER

COMPANY SHOW / SALE ROOMS WHOLESALERS / DISTRIBUTOR

RETAILER RETAILER

HOTEL, RESTAURANT, CAFE CONSUMER


14
IV. ANALISIS
A. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka ekspor minyak goreng sawit ke
India adalah :
MELAKUKAN PENETRASI PASAR MINYAK GORENG UNTUK SEGMEN
HORECA DI INDIA DENGAN MENJUAL 4 PETI KEMAS 20’
DALAM JANGKA WAKTU 8 BULAN

B. Analisis SWOT
Berdasarkan audit perusahaan diatas, maka hasil analisa SW terhadap
PT. KMS adalah :
Strength Weakness
Men  Jumlah SDM yang dibutuhkan  Fokus SDM hanya pada
sudah mencukupi produksi untuk memenuhi pasar
 Kualifikasi SDM sudah memadai lokal
Money  Omset usaha 500 juta rupiah per  Perlu waktu untuk
hari mengumpulkan modal ekspor
Methods  Organisasi perusahaan  Tidak memadai apabila
sederhana sehingga perusahaan berkembang
memudahkan pengambilan
keputusan
Machines  Pengisian minyak ke dalam  Mesin masih semi otomatis,
kemasan telah menggunakan membutuhkan operator
mesin sehingga kinerjanya lamban
Measurables  Produksi mencapai 500 jerigen  Tidak mencukupi apabila ada
per hari penambahan kebutuhan untuk
 Produk telah eksis di pasar lokal pasar ekspor

Sedangkan analisa OT terhadap pasar minyak goreng di India adalah :


Opportunity Threat
Regulasi  Barang bebas inpor
 Pajak hanya 7.73%
Kemasan Produk branded lebih disukai Kemasan jerigen max 15 liter

15
Konsumen  GDP growth 8%  Jumlah konsumsi
 Naiknya pendapatan dipengaruhi musim
masyarakat kelas bawah  Persepsi minyak goreng
 Pertambahan jumlah sawit hanya untuk
penduduk yang tetap tinggi masyarakat kelas bawah
 Produksi lokal tidak sebanding
pertambahan kebutuhan
Trend Meningkatnya konsumsi di luar Persepsi minyak goreng sawit
rumah bukan minyak yang baik

Dengan demikian, analisis SWOT guna menentukan strategi ekspor minyak


goreng Azaria ke India adalah :
Analisis SWOT Opportunities Threats
Strength  Pengenalan brand awareness Penyesuaian kemasan mengikuti
 Penjualan produk dengan versi tuntutan NTE
berkualitas tinggi
Weakness Membeli mesin automatic fillier untuk Promosi minyak goreng tidak
menambah kapasitas produksi membahayakan kesehatan

C. Strategi
Strategi untuk melakukan penetrasi pasar minyak goreng di India oleh PT.
KMS menggunakan pola penjualan tidak langsung melalui agent yang telah
memiliki buyer network karena lebih memahami kondisi dan karakter buyer.
Untuk strategi pemasaran produk minyak goreng sawit Azaria direncanakan
sebagai berikut :
1. Product
Konsumsi minyak goreng untuk segmen horeca membutuhkan minyak
goreng dalam jumlah besar setiap bulannya. Kemasan minyak goreng sawit
Azaria terbesar (20 liter) meskipun sesuai dengan konsumsi horeca, tetapi
tidak memenuhi regulasi di India yang membatasi maksimal ukuran kemasan
hanya 15 liter. Dengan demikian diperlukan produk baru minyak goreng sawit
Azaria dengan kemasan berukuran 15 liter.

16
Selain itu, minyak goreng sawit Azaria tersedia dalam 3 versi sesuai dengan
angka CP dan segmentasinya. Karena trend pertumbuhan konsumen adalah
pada kelas menengah, maka versi yang sesuai adalah versi CP6 atau CP8.
2. Price
Untuk menentukan harga jual minyak goreng Azaria, diperlukan informasi
harga minyak goreng kemasan 15 liter dari beberapa produk yang sudah
dijual di pasar India (sebagai contoh dari www.grocery.ebest.in) sebagai
berikut :
Produk Harga Jual (Rs) Harga Jual (USD)
RRO Mustard Oil 1560 28.6
Vanga Refined Groundnut Oil 1455 26.6
Fortune Sunflower Oil 1344 24.6
Dalda Soybean Oil 1275 23.4
Palmeco Palm Oil 825 15.1
Palmoil Boss 972 17.8

Untuk menghitung mark up harga sampai pada konsumen dari harga FOB
diasumsikan mark up dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam distribusi
dengan prosentase yang umum dimulai dari wholesaler/importer, retailer, plus
VAT 20% menjadi :

FOB price 1
Plus mark-up importer/wholesaler 60-100% - (wholesale value) 2
Plus mark-up retailer 50% - In shop (retailer value) 3
Plus value add tax (VAT) 20% - Consumer price 3.20

Berdasarkan informasi diatas maka harga jual minyak goreng Azaria


berdasarkan harga FOB + mark up adalah :
FOB price (USD) 4.25
Plus value add tax (VAT) 20% - Consumer price 13.8
Consumer price (Rs) 753

17
3. Place
Sesuai dengan kecenderungan yang ada, keputusan pembelian minyak
goreng oleh masyarakat India ditentukan oleh informasi yang didapat
mengenai produk tersebut. Apabila dilihat jalur distribusinya, maka retailer
menjadi pihak yang sangat penting karena retailer adalah pihak yang
berhubungan langsung dengan pembeli dan dapat mempengaruhi keputusan
pembelian. Oleh karena itu penjualan minyak goreng sawit Azaria terutama
dilakukan melalui retailer.
4. Promotion
Promosi penjualan minyak goreng sawit Azaria selain untuk meningkatkan
penjualan, juga untuk melakukan counter issue yang terkait dengan
kesehatan, diantaranya :
 Menyadarkan konsumen bahwa minyak sawit mengandung kadar lemak
Trans-fatty Acid lebih rendah dibandingkan dengan minyak kedelai
 Memberi informasi tentang tingginya smoke point minyak goreng sawit
dibanding minyak goreng lain sehingga kerusakan nutrisi pada makanan
yang dimasak lebih sedikit, dan minyak goreng sawit tidak mengandung
kolesterol
Promosi penjualan minyak goreng sawit Azaria dapat dilakukan melalui :
 Media online
Media online untuk mempromosikan produk minyak goreng Azaria dapat
berupa website, social media seperti facebook dan twitter, atau website
bisnis seperti alibaba.com.
 Pameran
Promosi melalui pameran dapat dilakukan oleh PT. KMS secara mandiri
dengan menjadi peserta pameran baik dalam maupun luar negeri.
 Direct mail
Pengiriman direct mail lebih ditujukan kepada importer, wholesaler atau
distributor.

18
 Instansi atau lembaga pemerintah, yaitu atase perdagangan di India dan
ITPC di Chennai.

V. RENCANA AKSI
Rencana aksi untuk pelaksanaan ekspor minyak goreng sawit Azaria ke
India adalah :
Action 12 1 2 3 4 5 6 7
Feasibility study
Pembuatan website
Pengumpulan modal kerja
Pembelian mesin automatic filler
Pencarian buyer & negosiasi
Penyesuaian produk
Deal kontrak pembelian perdana
Penerimaan DP 50%
Produksi dan persiapan pengiriman
Pengiriman order perdana
Penerimaan sisa pembayaran

VI. RENCANA KEUANGAN


Rencana keuangan untuk modal ekspor minyak goreng sawit Azaria ke
India adalah :
MATA ANGGARAN QTY HARGA SATUAN JUMLAH
HARGA BAHAN BAKU per liter 7084 106.260
JERIGEN + TUTUP 1 30.000
LABEL 1 35
ONGKOS TANGKI 200
ONGKOS PACKING 100
ONGKOS MUAT 50
JUMLAH 1 136645
HARGA 1 FCL 20' 177.638.500
GAJI DIREKTUR 1 3000000 3.000.000
GAJI MANAGER 4 2000000 8.000.000
GAJI STAF 11 1500000 16.500.000
GAJI SALES 10 850000 8.500.000
GAJI SOPIR 10 850000 8.500.000

19
GAJI OPERATOR 4 850000 3.40.0000
GAJI HELPER 14 850000 11.900.000
OVERHEAD 5.000.000
JUMLAH 2 242.438.500
INTEREST+PROVISI 12% 0.12 29.092.620
BUNGA BANK 5% 0.05 12.121.925
JUMLAH 3 283.653.045
MARGIN 30% 0.3 85.095.914
JUMLAH 4 368.748.959
EX WORK SATUAN 283653.05
EX WORK USD 28.365305
PROMOSI 5% 0.05 1.4182652
FORWARDING 10% 0.1 2.8365305
FOB PRICE 4.2547957
AGENT COMMISION 3% 0.03 0.1276439
PRICE 1 4.3824395
DISCOUNT 10% 0.1 0.438244
PRICE 2 4.8206835
SEA FREIGHT 1500
CNF PRICE 1504.8207
INSURANCE 1% 0.01 15.048207
CIF PRICE 1519.8689

Modal untuk pelaksanaan ekspor minyak goreng sawit Azaria dihitung


dengan asumsi keuntungan perusahaan 10% dari nilai omset, dengan demikian
keuntungan perusahaan per bulan adalah 10% x 500.000.000 x 30 = 750.000.
dengan perolehan keuntungan tersebut maka sebenarnya sumber dana dari luar
perusahaan (misalnya bank) tidak diperlukan sehingga provisi dan interest bank
tidak lagi menjadi beban perusahaan.

20

Anda mungkin juga menyukai