Anda di halaman 1dari 10

PRILAKU BIAYA AKTIVITAS DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN

AKTIVITAS
KELOMPOK 10

Oleh:

Dewa Ayu Nyoman Difa Rusita Tri Cahyadi (1833121283)


Ni Made Wiwin Yulandari (1833121364)
Santika Dewi (1833121415)
Anak Agung Vera Sapitri (1833121418)
Ni Kadek Suartini (1833121419)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WARMADEWA
2020
PRILAKU BIAYA AKTIFITAS

1. DASAR-DASAR PERILAKU BIAYA


Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk mendeskripsikan apakah
biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Dalam pembuatan laporan eksternal
yang meliputi laporan laba rugi dan neraca, biaya-biaya yang disajikan diatur berdasarkan
fungsi yaitu dimasukan dalam satu dari tiga kategori  berikut : produksi, biaya pemasaran,
dan biaya administrasi. Namun pengaturan fungsi ini tidak cocok apabila digunakan
untuk membantu penganggaran, pengendalian dan pengambilan keputusan, oleh karena
itu kita perlu memahami pengaturan perilaku biaya.
Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya
dengan perubahan total perubahan volume biaya. Berdasarkan perilaku dalam hubungan
dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga golongan,
yaitu :
a) Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruha tetap konstan dalam
rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Biaya tetap merupakan
biaya untuk mempertahankan kemampuan operasi perusahaan pada tingkat kapasitas
tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan dalam jangka panjang,
teknologi dan metode serta strategi manajemen. Biaya tetap dibagi menjadi dua, yaitu:
b) Commited fixed cost.
Commited fixed costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan
pabrik, ekuipmen, dan orgainisasi pokok. Contoh commited fixed costs adalah biaya
depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.
c) Discretionary fixed costs.
Discretionary fixed costs merupakan biaya yang timbul dari keputusan penyediaan
anggaran secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen
puncak mengena jumlah maksimum biaya yang dijinkan untuk dikeluarkan. Contoh biaya
ini adalah biaya riset, biaya program latihan karyawan dan biaya konsultan.
d) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan, akan naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun.
Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan
perubahan volume produksi. Biaya variabel dibagi menjadi dua, yaitu :
e) Engineered variable costs.
Engineered costs adalah biaya yang memiliki hubungan tertentu dengan ukuran kegiatan
dan merupakan biaya yang antara masukan dan keluaranya memiliki hubungan yang
nyata. Contohnya adalah biaya bahan baku.
b.      Discretionary variable costs.
Discretionary variable costs merupakan biaya yang masukan dan keluaranya memiliki
hubungan erat namun tidak nyata.
f) Biaya Campuran / Semivariabel
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan unsur variabel didalamnya.
Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa
sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya campuran yang dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan.
2. AKTIVITAS PENGGUNAAN SUMBER DAYA DAN PRILAKU BIAYA

 Sumber Daya Fleksibel


Suatu Perusahaan akan sangat baik jika hanya membeli Sumber daya yang
diperlukan, tepat saat Sumber daya tersebut diperlukan. Jenis sumber daya ini disebut
Sumber Daya Flexibel (Flexible Resource). Sumber Daya Flexibel di pasok saat
digunakan dan dibutuhkan. Sumber Daya ini diperoleh dari pihak luar dan tidak
membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah Sumber daya tertentu.
Contonya adalah Bahan Baku Energi. Tidak terdapat kapasitas yang tidak digunakan
untuk kategori Sumber daya ini karena jumlah Sumber daya yang digunakan sama
dengan jumlah yang dibeli.

 Sumber Daya Terikat


Sumber Daya Terikat ( Commited Resource ) adalah sumber daya yang dipasok
sebelum penggunaan, didapatkan dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implicit
untuk memperoleh sejumlah Sumber daya tertentu, tanpa memandang apakah jumlah
Sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak.

 Perilaku Biaya Bertahap


Biaya bertahap ( step cost ) menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang
keluaran tertentu dan pada titik tertentu naik ketingkat biaya yang lebih tinggi dimana
biaya tersebut tidak berubah untuk rentang keluaran yang sama.
Sistem penghitungan biaya berdasarkan fungsi umumnya hanya menyediakan
informasi tentang biaya Sumber daya yang dibeli. Di lain pihak, sistem manajemen
berdasarkan aktivitas memberikan informasi tentang banyaknya aktivitas yang digunakan
dan biaya penggunaannya. Hubungan antara jumlah sumber daya yang tersedia dan
sumber daya yang digunakan dinyatakan dalam persamaan berikut ini.

Sumber Kapasitas
Sumber Daya
= Daya yang + yang tidak
yang tersedia
Digunakan digunakan

Apabila persamaan berikut diaplikasikan dengan menggunakan jumlah fisik, maka :


Pesanan Pesanan
Pesanan tersedia = yang + yang tidak
digunakan digunakan
6.000 1.500
7.500 pesanan = +
pesanan pesanan

 Implikasi – implikasi untuk Pengendalian dan Pengembalian keputusan


Sistem pengendalian operasional mendorong para Manajer untuk lebih
memperhatikan pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran Sumber Daya. Sebagai
contoh, sistem pengendalian operasional yang didesain dengan baik akan memungkinkan
para manajer untuk menilai perubahan permintaan sumber daya yang akan terjadi akibat
keputusan tentang bauran produk baru.
Model penggunaan Sumber Daya berdasarkan aktivitas juga memungkinkan Para
manajer untuk menghitung perubahan pasokan dan permintaan Sumber daya yang
disebabkan oleh implementasi keputusan untuk membuat atau membeli peralatan,
menerima atau menolak pesanan khusus, dan mempertahankan atau menghilangkan lini
produk.

3. METODE PEMISAHAN BIAYA CAMPURAN MENJADI BIAYA TETAP DAN


VARIABLE

Terdapat 3 metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran
menjadi komponen tetap dan variabel, yaitu :

1) Metode Tinggi Rendah


2) Metode Scatterplot
3) Metode Kuadrat Terkecil

Setiap metode menghendaki kita membuat asumsi penyederhanaan hubungan biaya


linear. Biaya – biaya campuran dianggap mengikuti hubungan linear berikut :

Y = F + VX

Y = Total biaya aktivitas ( variabel tidak bebas )

F = Komponen biaya tetap ( parameter titik potong )

X = Ukuran keluaran aktivitas ( variabel bebas )

V = Biaya variabel / unit aktivitas.

Karena catatan akuntansi hanya menyatakan X dan Y maka nilai – nilai tersebut
harus digunakan untuk mengestimasi parameter F dan V, dengan begitu komponen tetap
dan variabel dapat diestimasi dan perilaku biaya campuran dapat diperediksi ketika
penggunaan aktivitas berubah.

A. Metode Tinggi Rendah.

Pada metode ini, dua titik yang dipilih dari scattergraph adalah titik tertinggi dan titik
terendah berkenaan dengan tingkat aktivitas. Dua titik ini kemudian digunakan untuk
menghitung titik potong dan kemiringan garis dimana kedua titik tersebut terletak.
Persamaan untuk menentukan kemiringan dan perpotongan adalah sebagai berikut :

V = Perubahan biaya = ( Y2 - Y1 )

Perubahan aktivitas ( X2 – X1 )

F = Total biaya campuran – biaya variabel = Y2 – VX2 atau Y1 – VX1

B. Metode Scatterplot

Pada metode ini menyangkut pemeriksaan scattergraph dan pemilihan dua titik yang
tampaknya terbaik untuk mewakili hubungan antara biaya dan aktivitas.

Langkah pertama dalam metode ini kita harus memplot titik data sehingga hubungan
antara biaya persiapan dan tingkat aktivitas dapat terlihat.

C. Metode Kuadrat Terkecil

Metode ini menggunakan semua tititk data pada scattergraph dan menghasilkan suatu
garis terbaik untuk semua titik. Garis terbaik adalah garis yang terdekat ke semua titik
yang diukur melalui penjumlahan kuadrat deviasi titik – titik tersebut dari garis.

Garis yang lebih mendekati titik dibandingkan garis yang lainnya disebut garis
kecocokan terbaik yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.

Rumus untuk menghasilkan garis terbaik :

( ∑XY - ∑X ∑Y / n )

V = ---------------------------

( ∑X2– ( ∑X )2 / n )
∑Y ∑X

F= ------------- -V ----------

n n

Persentase variabilitas variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas
disebut koefisien determasi. Seamakin tinggi persentase variabelitas yang diterangkan
semakin baik garisnya. Nilainya berkisar 0 – 1 koefisien determasi diberi tanda R2.

V ( ∑XY - ∑X ∑Y / n )

R = -----------------------------

( ∑Y2 – ( ∑Y )2 / n )

Koefisien Relasi adalah akar dari koefisien determasi. Nilai koefisien korelasi – 1 dan +1

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIFITAS

1. BIAYA PER UNIT

Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas membebankan biaya pada objek
biaya,seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dari jalur pemasaran. Ketika
biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi jumlah
biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dan objek biaya tertentu. Secara
konseptual,perhitungan biaya per unit produksi adalah sederhana. Biaya perunit adalah
jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit
yang diproduksi. Sebagai contoh biaya produk sering didefinisikan sebagai biaya
produksi, yaitu jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
produksi. Definisi biaya produksi tersebut diharuskan untuk pelaporan keuangan pihak
eksternal sehingga memainkan peranan penting dalam penilaian persediaan dan
menentukan pendapatan. Akan tetapi,biaya produksi juga berguna untuk membuat
beberapa keputusan tertentu. Pengukuran biaya meliputi penentuan jumlah dollar dari
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang digunakan produksi.
Nilai biayanya dapat berupa biaya aktual yang dibebankan pada input produksi,atau dapat
pula berupa angka perkiraan.

 Pentingnya Biaya Produk per Unit

Sistem akuntansi biaya mengukur dan membebankan biaya agar biaya per unit dari
suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya per unit adalah bagian penting dari
informasi bagi suatu perusahaan manufaktur. Keputusan mengenai desain serta
pengenalan produk dan jasa baru dipengaruhi oleh perkiraan biaya per unit. Keputusan
untuk membuat atau membeli suatu produk atau jasa, menerima atau menolak suatu
pesanan khusus, serta menpertahankan atau menghentikan suatu peoduk atau jasa
memerlukan informasi biaya per unit. Karena informasi biaya per unit sangat penting,
keakuratan adalah hal yang penting.

 Cara Mendapatkan Informasi Biaya per Unit


Beberapa cara berbeda digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Dua
kemungkinan sistem pengukuran tersebut adalah perhitungan biaya aktual dan
perhitungan biaya normal. Perhitungan biaya aktual membebankan biaya aktual bahan
baku langsung,tenaga kerja langsung, dan overhead pada produk. Perhitungan biaya
normal membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada
produk. Akan tetapi biaya over head dibebankan pada produk dengan menggunakan tarif
perkiraan. Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada data yang
diperkirakan dan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Biaya yang diperkirakan
Tarif Perkiraan Overhead = 
Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

2. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN FUNGSI


Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku
langgsung dan tenaga kerja langsung pada produk dengan menggunakan penelusuran
langsung . secara spesifik, perhitungan biaya berdasarkan fungsi menggunakan penggerak
aktifitas tingkat unit untuk membebankan biaya overhead pada produk. Penggerak
aktifitas tingkat unit adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya
seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.
Tarif perkiraan overhead berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dan
penggerak tingkat unit, yaitu suatu perkiraan dari kapasitas yang diukur penggerak dan
perkiraan dari overhead yang diharapkan. Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang
umumnya digunakan untuk membebankan overhead, meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Biaya tenaga kerja langsung
4. Jam mesin
5. Biaya bahan baku langsung
Kapasitas aktifitas yang diharapkan adalah output aktifitas yang diharapkan
perusahaan dapat tercapai pada tahun mendatang. Kapasitas aktifitas normal adalah
output aktifitas rata-rata yang dialami perusahaan dalam jangka panjang. Kapasitas
aktifitas teoretis adalah output aktifitas maksimum yang dapat direalisaikan dengan
berasumsi bahwa semua beroprasi secara sempurna. Kapasitas aktifitas praktis adalah
output maksimum yang dapat dicapai jika semuanya berjalan secara efisien.

3. KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN


FUNGSI
Organisasi sering mengalami gejala tertentu yang menunjukkan sistem akuntansi
biaya mereka telah ketinggalan zaman. Sebagai contoh, jika biaya terdistorsi dan
perhitungan biaya menjadi terlalu tinggi atas suatu produk utama bervolume besar, maka
penawaran yang diajukan secara sistematis akan kalah walaupun perusahaan merasa telah
menggunakan strategi penawaran agresif. Hal ini bisa membingungkan ketika perusahaan
yakin operasi perusahaan sama-sama efisien dengan pesaingnya. Jadi, salah satu gejala
dari sistem biaya yang telah ketinggalan zaman adalah ketidakmampuan dalam
menjelaskan hasil penawaran. Sebaliknya, jika harga-harga pesaing kelihatan sangat tidak
realistis, maka para manajer harus mempertanyakan ketepatan sistem biaya mereka.
Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan ketidakmampuan tarif keseluruhan
pabrik dan departemen berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead secara
tepat:
1. Proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah
biaya overhead adalah besar
2. Tingkat keanekaragaman produknya besar

4. BIAYA OVERHEAD YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN JUMLAH


UNIT

Penggerak biaya aktivitas tingkat nonunit, diperlukan untuk pembebanan biaya


yang akurat dari aktivitas nonunit. Penggerak aktivitas tingkat nonunit (non-unit-level
activity driver) adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian aktivitas nonunit produk
dan objek biaya lainnya. Penggerak aktivitas (activity driver) adalah faktor-faktor yang
mengukur pemakaian aktivitas produk dan objek biaya lainnya.

Dengan hanya menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk


membebankan biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit, distorsi biaya produk
akan tercipta. Jika persentase biaya overhead berdasarkan nonunit terhadap jumlah biaya
overhead adalah kecil, maka distorsi biaya produk pun akan kecil. Pada situasi tersebut,
penggunaan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan biaya
overhead dapat diterima..

5. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS


Pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap. Pertama, biaya overhead
dibebankan pada unit organisasi (pabrik atau departemen). Kedua, biaya overhead
dibebankan pada produk. Sistem perhitungan biaya aktivitas. Pertama menelusuri biaya
pada aktivitas, kemudian produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua tahap. Akan
tetapi, sistem ABC menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak
sedangkan sistem biaya tradisional cenderung gencar dalam alokasi (sangat mengabaikan
hubungan sebab akibat). Oleh sebab itu, identifikasi aktivitas harus menjadi tahap awal
dalam perancangan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
a) Identifikasi Aktivitas dan Atributnya
Karena suatu aktivitas merupakan tindakan yang diambil atau pekerjaan yang
dilakukan dengan peralatan atau orang untuk orang lain, pengidentifikasian aktivitas
biasanya dilakukan dengan mewawancarai para manajer atau para wakil dari area kena
fungsional (departmen). Serangkaian pertanyaan utama akan diajukan dan jawabannya
akan menyediakan banyak data yang diperlukan untuk sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas. Data yang dihasilkan dari wawancara ini digunakan untuk
menyapkan kamus aktivitas yaitu kamu yang mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah
organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting.

 Rangkaian pertanyaan utama


Pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara dapat digunakan untuk mengidentifikasi
aktivitas dan atribut aktivitas yang diperlukan untuk tujuan perhitungan biaya. Informasi
yang didapatkan dari pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar untuk menyusun kamus
aktivitas dan menyediakan data yang berguna untuk pembebanan biaya sumber daya pada
aktivitas individual.
 Kamus aktivitas
Kamus aktivitas menyebutkan aktivitas (biasanya menggunakan kata kerja
tindakan dan objek yang menerima tindakan), mendeskripsikan tugas-tugas yang
menyebabkan aktivitas, mengklasifikasikan aktivitas sebagai aktivitas primer atau
sekunder, mendaftar pengguna (objek biaya), dan mengidentivikasi ukuran output
(penggerak aktivitas). Aktivitas primer adalah aktivitas yang digunakan oleh produk atau
pelanggan. Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang digunakan oleh aktivitas primer
lainnya atau aktivitas sekunder. Aktivitas sekunder akan digunakan oleh aktivitas primer.

b) Pembebanan Biaya pada Aktivitas


Setelah aktivitas diidentifikasikan dan dideskripsikan, tugas berikutnya adalah
penentuan berapa banyak biaya untuk melakukan setiap aktivitas. Hal ini membutuhkan
identifikasi sumberdaya yang digunakan setiap aktifitas. Aktivitas menggunakan
sumberdaya seperti tenaga kerja, bahan energi, dan modal. Biaya dari sumber daya
didapatkan dari buku besar umum, tetapi seberapa besar biaya yang dihabiskan pada
setiap aktivitas tidak dapat dillihat. Oleh karena itu, biaya sumber daya pada aktivitas
perlu dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29605283/PERILAKU_BIAYA_DAN_AKTIVITAS_-
_AKUNTANSI_MANAJEMEN.docx
https://ilmumanajemendanakuntansi.blogspot.com/2015/10/dasar-dasar-perilaku-
biaya.html
https://www.academia.edu/11922445/perhitungan_biaya_berdasarkan_aktivitas
https://candraekonom.blogspot.com/2014/08/metode-pemisahan-biaya-campuran-ke.html

Anda mungkin juga menyukai