Anda di halaman 1dari 6

BAB III

Filsafat Klasik

I. Awal Mula Sejarah Budata Barat

1. Mulai dari Cultivasi/peradaban pertanian, Budaya, Peradaban/Civilization


2. Tempat Lahirnya Filsafat barat : di Militus, kota pantai di Ionia, Asia kecil
3. Perkembangan budaya pemikiran filsafat Barat

II. Periode Pra Sokrates

1. Aspek filosofis
a. Alam dan hukum alam
b. Penjelasan tentang proses perubahan terhadap alam dan sesuatu
c. Perbedaan antara sesuatu yang Nampak keliahatn dengan realitas yang dijelaskan
menurut suatu sudut pandang kontek logika mitos (mythological).

2. Penjelasan menurut sudut pandang mitos terhadap realitas


a. Penjelasan secara cosmogenic mithologi
b. Penjelasan Theogenic mithologi
c. Menurut tradisi HOMERIC : artinya yg melampaui zaman misalnya puisi pujaan
tentang dunia (menjelaskan tentang existential dunia)
d. Lebih tertarik pada sesuatu hal yg bersifat existentialistik.

3. Penjelasan secara rasionalistik (Thales)


a. Awal mula pendekatan filosofis dilakukan : pendekatan pengujian secara intelektual
b. Prosesnya : Dari apa yang dilihat dan diyakini menuju pada proses pemikiran
(Maturation).

4. Penjelasan dari sudut pandang Cosmologi tentang realitas


a. Prose perkembangannya dapat terukur :
i. Asumsi realitas secara permanen : Koherensi dan konsistensi
ii. Realitas dan fakta fakta yang bersifat accesibility dan calculability : yaitu
realitas yang terukur (accountability) dan selaras dengan human behavior.
iii. Realitas yang dapat terprediksi : yaitu aspek kepastiannya (certainty),
verifiabilitas, dapat terverifikasi dan terprediksi.

b. Study Formulasi Astronomi


i. Dari astrologi ke astronomi
ii. Observasi macrocosmic dan relasi microcosmic : masih dikaitkan dengan
aspek astrologi
iii. Astronomi : Obyektif sedangkan astrologis subyektif

1
c. Orientasi aspek Praktis dan Prgamatis dalam filsafat :
i. Dari teori ke skill
ii. Dari aspek perhitungan kalkulasi prediksi utilization kepada keuntungan
secara umum

5. Komposisi cosmologi (Anaximander)


i. Lebih tertarik pada awal pada materi : air, udara, api, flux dll
ii. Analistiknya ada 3 yatu :
 Orientasi secara Monistik
 Dualistik
 Pluralistik

6. Menurut perhitungan Perangkaan yang tertata dan permanen : PYTHAGORAS


a. Perangkaan dan matematika
b. Dari mitos menuju pada etika dan moralitas
c. Hubungan matematika dengan Musik
 Relasi dan Harmoni
 Harmoni ke ilmu perobatan/medicine

d. Misteri dan kekuatan perhitungan logika angka


i. Hubungan aritmatika dan geometri : titik-garis-ruang-bidang...
ii. Divisililitas sesuatu : konsep atom
e. Perjumpaan tentang struktur dan hukum alam
f. Konsep angka ke konsep bentuk

g. Pythagoras : Konsep bentuk

 Semuanya adalah dapat diangkakan : aplikasi sesuatu yg terbatas (form) dan


yg tidak terbatas (matter)
 Form adalah terbatas : namun dapat dipakai untuk menjelaskan sejauh
mana (grasp) pemahaman akan kebenaran.

7. Problem : Perubahan

a. Heraklitos tenga Flux : unity in diversity


b. Asumsi tentang akal sebagai pengganti hukum alam : unity dengan Allah yang
tunggal bersama manusia yg jamak. Seperti konsep pantheistic : Allah sebagai
totalitas atau menyatu dengan bagian Alam semesta.
c. Parmendes berbeda prinsip dengan Heraklitos :
 Perubahan adalajh ilusi : yang Nampak adalah ilusi bukan being atau
becoming.
 Realitas adalah substansi yg tunggal
d. ZENO

2
 Menurut Zeno bahwa yang tunggal itu adalah berkelanjutan dan tidak
berpindah (motionless)

e. Synthesa dari Epedecles


 Perubahan pada saat yang bersamaan adalah suatu realitas yang tidak
berubah (changeless).
 *Demikian halnya memaknai tentang Kasih, benci harmoni dll.

f. ANAGOREAN : Proses tentang PERUBAHAN


 Dunia secara struktur telah tersusun sesuai hukum yang tetap
 Alam pikir (mind) sebenarnya dipengaruhi oleh Materi (Flux)

g. Pendapat DEMOCRITUS tentang Atom : sebagai pijakan pemikiran (mind) Materistik


 Realitas pada hakekatnya adalah sejumlah atom yg inseparable dan
indivisible.
 Atom tidak tercipta atau diciptakan
 Semuanya dianggap suatu kecelakaan/kebetulan tanpa rencana maupun
arah tujuan sebagai konsekwensi logis.
 Problem pengetahuan dimana komposisi hal hal yg alami berkurang oleh
karna perpindahan atom.
 Realistik materialistik ini mengahsilkan kajian dalam aspek Etika.

III. Periode SOKRATES :


1. Falsafah yang muncul di era ini adalah :
a. Perubahan/perpindahan darti kajian alami menuju pada problem manusia
b. Problem concernnya adalah ilmu pengetahuan (Epistemologi)
c. Human behavior dan good life (Etika)

2. Filosafat Sokrates : SOPHISTS


a. Kharakteristik tentang Sophists
 Relativitas dan skeptism
 Relativitas tidak memiliki kebenaran yg mutlak
 Artinya bahwa tidak ada moralitas yang absolut.
 Semua prinsip moral adalah dipengaruhi oleh kondisional budaya yg ada.
 Oleh karena itu tidak ada prinsip moralitas yang mutlak, menjadi omong
kosong.

b. Filsafat adalah skill persuasi


 Smua kebenaran adalah relative
 Semua difilosophiskan artinya direkayasa secara ide yang menggunakan
filsafat demi memperoleh keuantungan/ gain profit.

c. Termasuk dengan urusan keyakinan iman : credo

3
 Manusialah hakekatnya yang menjadi ukuran terhadap dirinya sendiri
terhadap segala sesuatu.
 Homo Mensura, subyektive universalism
d. Evaluasi terhadap Sophists.
 Jika segala seatu adalah relative, maka akan terjadi chaos, faktanya segala
sesuatu ternyata sesuai dengan hukum yang telah diatur oleh karna itu
maka relativitaspun adalah absurd.
 Semua hal yang antitesispun akan tersintesakan dengan sendirinya dan
akibatnya akan menjadi bentuk kemutlakkan yang lain (kebanyakan adalah
berbentuk negative sense).
Misalnya :
- Dalam kemutlakan human freedom : menjadi humanism bukan
humanity (kemanusiaan)
- Asumsi bahwa semua adalah mungkin : Menjadi radikal nihilism atau
kesia siaan.
- Dari Moralitas yang relative menjadi totalitarianism atau authoritarian
anarkhis atau despotism.

3. SOKRATES dan Paham pola PEMIKIRANNYA


a. Pokok Pikiran utama :
 Dalam rangka penggapaian akan kebenaran : Bahwa Kebenaran adalah
bersifat transcedental sebagai sesuatu yang absolut, oleh karena itu ada
suatu kepastian akan sesuatu yang dimaksudkan tersebut (certainty of
Knowledge)
 Upaya menemukan suatu landasan kehidupan yang baik
 Menghubungkan tentang aspek mempraktiskan ilmu pengetahuan (nilai
nilai Ilmu) yaitu mengenal apa yang baik dan melakukan sesuatu hal yang
dianggap baik. Disisi lain mempraktekkan apa yang sesungguhnya kita
ketahui bahwa itu adalah baik.
 Dialektika menerapkan metode untuk aktif menciptakan perpaduan antara
yang benar dan baik. Artinya bahwa suatu kebenaran bukan slalu semata
faktual namun sebagai bentuk konfrontasi dialektika.

b. Metodologi Sokrates :
 Pendalaman dari observasi yang nampak dengan mengkontemplasikan alam
pikir sebagi sumber ilmu pengetahuan.
 Jiwa atau perasaan hati sebagai struktur kepribadian seseorang yang
menjadi pengaruh awal baik dalam mengetahui sesuatu maupun bertindak,
ibarat guru yg bertindak memberikan motivasi yang mengarahkan tindakan.
 Manusia pada hakekatnya adalah memiliki kesadaran diri tyerhadap apa
yang dimaksudkan dengan setiap kata yagn diucapkannya. Dengan berbagai
pertimbangan dan kontradiksi secara nyata maka ybs akan terarahkan
mencari kata yang tepat untuk mengartikan apa yang sebenarnya

4
dimaksukannya. Artinya kebenaran tsb pada hakekatnya tunduk pada diri
sendiri ybs.
 Sokrates tehnik : The process of Intelectual midwifery,
Yaitu suatu metode yang menggunakan dialektika dengan memunculkan
berbagi pertanyaan terhadap diri sendiri untuk ditelaah artinya
mengkonfrontasikan kebenaran yaitu dengan cara menguji ide, pendapat,
gagasan sebelum memunculkan statemen yang dianggap lebih jernih.
Adapun p;rosesnya adalah sbb :
a) Koreksi secara progresif mulai dari yg kurang jelas mengarah lebih jelas
atau akurat
b) Mencari lawan tanding untuk saling melakukan pengujian dgn
melibatkan beberapa orang
c) Membuat hasil discourse atau hasil kajian untuk dialkukan beberapa
pengujian ulang.

An unexamined life is not worth living.


(buat suatu diskusi kelas---online)

c. Pengertian Sokrates tentang KONSEP dan DEFINISI

 Difinisi badalah sesuatu yang jelas clear dan konsep yang fixed, dimana
dalam penyampaiannya menyangkut apa yang dimaksudkan dengan ESENSI
yaitu konsep secara general/umum yang slalu diupayakan oleh karena alam
pikir kita (MIND).
 Tanggung jawab MIND adalah untuk menemukan suatu hal yang
mempertemukan elemen elemen setelah fakta tersebut tak nampak lagi
(disappeared).
- Misalnya tentang beuty keindahan bunga Mawar (Mawar adalah
Esensi).
 Sedangkan sesuatu yang absolut atau mutlak adalah universalitas MIND.
 Selalu ada sesuatu hal yang bersifat absolut yaitu MIND yang universal.
 Selalu ada suatu tatanan atau aturan dibalik suatu fenomena fakta fakta
yang Nampak yang akan dilakukan konvergensi terhadap semua gagasan
yang ada.
 Semua mesti dikaji dalam konsep arah maksud dan tujuan Teleological
artinya semua mesti dibahas dan ada dalam satu kesatuan secara Bersama
sama.
 Pola arah pengamatannya adalah dimulai dari aspek inspeksi akan fakta
fakta secara khusus untuk ditafsirkan fakta fakta tersebut secara universal,
umum. Artinya hal hal yg diamati secra khusus ini akan berarti jika ada
dalam skop atau dihubungkan dengan sesuatu yang bersifat umum.

IV. PERIODE Pasca Sokrates : PLATO dan Aristoteles

5
6

Anda mungkin juga menyukai