Anda di halaman 1dari 13

BAB II

Landasan Teori

2.1 Desain

2.1.1 Pengertian Desain

Desain atau rancangan adalah totalitas fitur yang mempengaruhi sebagai


mana sebuah produk terlihat, terasa dan berfungsi untuk konsumen. Desain
menawarkan fungsional dan estetika manfaat dan seruan untuk kedua sisi rasional
dan emosional. Perancangan sendri harus mencari tau berapa banyak harus
diinvestasikan dalam bentuk, pengembangan fitur, kinerja, kesesuaian, daya
tahan, kendala, perbaikan dan gaya (Kolter & Keller 2012). Penilaian suatu hasil
akhir dari produk sebagai kategori nilai desain yang baik biasanya ada tiga unsur
yang mendasarinya, yaitu fungsional, estetika, dan ekonomi. Menurut Bagas
dalam Wardani (2003) kriteria pemilihannya adalah function and purpose, utility
dan economy, form and style, image and meaning. Unsur fungsional dan estetika
sering disebut fit-from-function, sedangkan unsur ekonomi lebih dipengaruhi oleh
harga dan kemampuan daya beli masyarakat. Desain yang baik berate mempunyai
kualitas fungsi yang baik pula, tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain
pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan dan kepentingannya,
serta upaya desain berorientasi pada hasil yang dicapai, dilaksanakan dan
dikerjakan seoptimal mungkin. Qualituy Function Deployment (QFD) merupakan
salah satu metode untuk pengembangan produk berorientasi pelanggan (Paulo, 2007).
Pada penerapan metode yang digunakan QFD sesuai dengan pada penelitian yang
dilakukan penulis terhadap pembuatan alat yang menuju kepada keluhan – keluhan saat
terjadi pekerjaan pengangkatan gallon yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari –
hari, dapat ditemui di berbagai tempat, sehingga alat ini dapat berguna di berbagai tempat
sesuai harapan , permintaan konsumen dan penggunaan metode QFD ini dapat memenuhi

7
8

keluhan – keluhan pada konsumen yan kerap terjadi halnya dalam aktifitas pengankatan
yang berulang. Tidak sediki pada halnya kegitana sehai – hari mengangkat gallon ini
menjadi salah satu polemic dalam kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya sakit
pada area tuhuh dan pemicu dari pembuatan alat ini untuk dapat menjadi solusi agar
membuat si pengangkat gallon dalam mengurangi daya berat gallon dalam pengankatan.
Dari beberapa sumber menjelaskan pada saat mengankat gallon melalui tangga, itu sangat
membuat pengangkat sangat tidak nyaman dan juga pengangkatan dilakukan berulang
(tidak hanya sekali atau 1 buah gallon saja) sehingga merasa kegiatan sehari – hari ini
menjadi berat, padahal air minum dalam kemesan gallon ini dirasa sangat praktis dalam
rumah tangga. Pengambilan metode QFD diputuskan dalam penelitian ini diharapkan
cukup untuk membuat alat yang sebagaumana harusnya menjadi produk yang
memumpuni dalam katagori penggunaan, bahan serta biaya yang akan diakumulasikan
pada saat alat sudah di buat dalam bentuk jadi.

2.2 Quality Function Deployment


9

2.2.1 Pengertian Quality Function Deployment (QFD)

QFD adalah metode kehidupan dan cara – cara berfikir, merupakan


pendekatan yang bersifat sistematik dalam menentukan apa yang diinginkan
konsumen atau pelanggan dan menerjemahkannya secara akurat dalam desain
teknis, manufacturing dan perencanaan produksi yang baik. Dasar prinsipnya
QFD membantu mendengarjan suara konsumen dan berguna untuk brainstorming
sessions bagi tim pengembangan untuk penentuan cara terbaik memenuhi
keinginan konsumen atau pelanggan :

Dalam QFD beberapa hal yang penting adalah :

1. QFD sebagai keseluruhannya konsep.


2. Nilai konsumen atau pelanggan merupakan tuntutan dari konsumen.
3. Product Quality Deployment merupakan aktivitas untuk terjemahan
suara konsument.
4. Deployment of the quality function merupakan aktivitas – aktivitas
yang diperlukan untuk menjamin bahwa suara konsumen telah
terpenuhi.
5. Quality table – a series digunakan dalam menggambarkan dalam suara
konsumen dalam spesifik akhir produ.

Fungsi utama dalam QFD adalah melibatkan konsumen atau pelanggan


pada proses pengembangan pada produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasari
bahwa pelanggan tidak puas dengan produk atau jasa meskipun prosduk atau jasa
itu telah dihasilkan dengan sempurna jika mereka memang tidak menginginkan
atau membutuhkannya.
10

Cohen (1995) mendefinisikan Quality Function Deployment sebuah


metode yang dipergunakan dalam proses perencanaan dan penggembangan
produk dan menentukan dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen, lalu
mengevaluasi kapabilitas suatu produk atau yang diusulkan secara sistematis
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen tersebut.

QFD sendiri terdiri atas beberapa aktivitas berikut :

1. Penjabaran persyaratan yang diinginkan pelanggan.


2. Penjabaran karakteristik kualitas yang dapat diukur.
3. Penentuan hubungan anatara kebutuhan kualitas serta karakteristik
kualitas.
4. Penerapan nilai – nilai yang didasarkan angka – angka tertentu
terhadap masing – masing karakteristik kualitas.
5. Persatuan karakteristik kualitas terhadap produksi
6. Perencanaan, produksi, dan pengendalian kualitas produk.

2.3 Manfaat QFD

2.3.1 Penerapan QFD

Bila penerapan QFD diterapkan dalam perusahaan, QFD dapat


mengurangi waktu desain sebesar 40% serta biaya desai sebesar 60% secara
berirama dengan dipertahankan dan ditingkatkannya kualitas desain (Eldin, 2002).
Ada 3 manfaat utama yang diperoleh bila menggunakan metode QFD, yaitu :
11

1. Mengurangi biaya

Hal ini dapat terjadi dikarnakan produk yang dihasilkan benar –


benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, hingga tidak
terjadinya pengulangan pekerjaan atau pembuangan bahan baku karna
tidak sesuainya dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pelanggan.

2. Meningkatkan pendapatan

Adanya pengurangan biaya dalam pembuatan produk atau jasa


maka, hasil yang kita terima akan lebih meningkat. Dengan
menggunakan QFD, produk atau jasa yang dihasilkan akan lebih
dapat memenuhi kebutuhan proses pengembangan.

3. Mengurangi waktu produksi

QFD adalah kunci dalam menggurangi biaya, QFD akan membuat


Tim pengembangan produk atau jasa untuk membuat keputusan awal
dalam proses pengembangan.

2.3.2 keunggulan QFD

Manfaat yang akan diperoleh perusahaan yang sedang berusaha


meningkatkan daya saingnya melalui perbaikan kualitas dengan menggunakan
metode QFD adalah sebagai berikut :

A. Fokus pada pelanggan.

Organisasi TQM adalah organisasi yang berfokus dengan


pelanggan
dalam tahapan metode QFD memerlukan pengumpula – pengumpulan
12

data masukan maupun itu feed back dari pelanggan.


B. Efesiensi dari segi waktu.

Seperti halnya pemfokusan pada persyaratan pelanggan yang lebih


Spesifik dan jelas , QFD jelas sangat dapat mengurangi waktu
pengembangan sebuah produk.

C. Orientasi kerja sama tim.

QFD memerlukan kerja sama tim, karna ini semua keputusan


dalam
prosesnya didasarkan consesnsus dan diperoleh melalui diskusi yang
mendalam juga brain stroming.

D. Orientasi pada dokumentasi

Pada prosenya, QFD dalam suatu produk yang akan dihasilkan


oleh
dokumen komperhensif terkait semua data yang berhubungan dengan
semua proses yang ada dan perbandingannya dengan persyaratan
pelanggan.

E. Memusatkan melalui perancangan produk dan jasa pada kebutuhan


konsumen.

F. Menganalisa kinerja produk dan jasa pada kebutuhan dan kepuasan


konsumen.
13

Menurt Tony Wijaya (20011), berbicara tentang QFD mempunyai manfaat


sebagai berikut.

1. Rancangan serta pembuatan suatu produk atau jasa baru memuaaskan


pelanggan.

2. Berfokus kepada efesiensinya waktu, karna dalam hal itu akan


menggurangi waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara
menyeluruh sehingga dapat menggurangi waktu dalam hal
memasarkan produk – produk baru, memperlihatkan adanya
penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan dengan
sebelum menggunakan QFD.

3. Mendorong terbentuknya tim kerja. Semua keputusan dalam proses


diambil berdasarkan ketepatan bersama dalam diskusi diseluruh
departemen. Masing- masing anggota tim mempunyai level yang sama
pentingnya dan memiliki susatu untuk disumbangkan pada proses.

2.4 Kelemahan QFD

Walaupun QFD dikatakan suatu metode pengembangan produk yang baik,


metode QFD juga memiliki beberapa kelemahan, dan berikut kelemahan QFD
menurut Wijawa (2011) :

A. Memerlukan keahlian spesifik yang beragam, yaitu input pada QFD yang
memerlukan Analisa pasar. Pada terjemahan karakteristik kualitas yang
memerlukan beberapa ahli perancangan.
14

B. Kesulitan dalam pengisian matrik.

C. Hanya merupakan alat, tidak ada kejelasan kerangka pemecahan masalah


QFD merupakan metode yang berjalan berdasarkan input, kemudian
diolah, dan menghasilkan output.

D. Bersifat proyek, tanpa kelanjutan, tidak ada pembakuan institusi atau job
description yang tepat untuk orang – orang yang terlibat didalamnya.

QFD dapat diterapkan untuk dapat membantu melaksanakan filososfi TQM,


peran utama QFD tersebut adalah kepada perancangan, pengolahan dan
pengembangan pada produk. Salah satu produk yang dihasilkan dari pemrosesan
QFD adalah dokumen komprehensif mengenai semua data yang saling
berhubungan dengan segala proses yang ada dan perbandingannya dengan
persyaratan pelanggan.
QFD sendri juga dapat menjalankan atau memperlancar cross functional
communication didalam suatu organisasi ataupun perusahaan, sehingga proses
komunikasi anatara divisi atau fungsi organisasi dapat berjalan dengan tanpa
hambatan. Cross functional communication adalah cara yang dilakukan dalam
bekerja sama dan mampu untuk saling mendukung dan saling melengkapi untuk
dapat memperoleh suatu bentuk nyata dan praktis dari QFD secara tepat dan
akurat dalam penggunaan di perusahaan.

2.5 Langkah – langkah QFD

Nasution (2006), penerapan metodologi QFD malam mengawali proses


perancangan produk diawali dengan pembentukan matriks perencanaan produk,
atau sering juga disebut House of Quality (HOQ). Dalam bentuk gambar, matriks
perencanaan atau bias juga disebut rumah kualitas, simbol A hingga F
menunjukan urutan pengisian bagian – bagian dari matriks perencanann produk
15

tersebut. Data dari konsumen yang menunjukan variasi pola hubungan yang
mungkin tergantung bagaimana performasi kepuasan terrgantung bagaimana
performansi kepuasan atribut di kumpulkan. Interprestasi data ini menunjukan
bahwasannya apakah pelanggan yang melalui tahap suervey menggunakan satu
atau beberapa produk dan apakah sampel pelanggan terdiri atas seluruh pelanggan
datri berbagai tipe atau segmen.

E
Technical
Correlations
(korelasi Teknik hubungan
dan keteranagn antara respon
Teknik)
f
C
Technical Response
(parameter Teknik pengembangan Bahasa
pelanggan)
B
A D Planning Matriks
Customer need and benefit Relationship (matrik perencanaan)
(kebutuhan dan harapan - Persaingan
(Hubungan antara parameter Teknik dengan - Nilai target
pelanggan ) kebutuhan dan keinginan pelanggan) - Nilai penjualan
- Bobot perencanaan

F
Technical Matriks
(prioritas tanggapan Teknik, target teknis,
benchmarking)

Gambar 2.1 Metrik HOQ


16

Bagian – bagian dari HOQ adalah sebagai berikut :

1. Customer Needs and Benefits


Customer Needs and Benefits merupakan daftar kebutuhan dan ekspetasi
konsumen atau pelanggan terhadap nilai produk, jasa, atau proses yang
biasanya diperoleh dari voice of the customer.

2. Planning matrik
Planning Matrik memiliki tujuan untuk menyusun dan mengembangkan
beberapa pilihan – pilihan strategis untuk mencapai nilai – nilai kepuasan
konsumen yang tertinggi. Delapan jenis data pada Planning Matrik adalah
sebagai berikut :
A. Importance to Customer (kepentingan konsumen), yang berisi
tentang tingkat – tingkat kepentingan tiap kebutuhan dan manfaat
bagi konsumen.

B. Customer Statisfaction Performance (kinerja kepuasan konsumen)


adalah bagaimana tentang kinerja produk yang dikembangkan
dapat memenuhi kepuasan konsumen.

C. Goal ( Quality Plant) mempunyai tujuan untuk apa saja yang ingin
dicapai dalam pengembangan produk.

D. Improvement Ratio ( pengembangan rasio), diperoleh dari rumus :

Goal
Improvement Ratio = ...…..(2.1)
Current Statisfaction Permormance

a. Sales point (titik penjualan), digunakan tiga angka yaitu :


1 = tidak ada tingkat penjualan
17

1,2 = tingkat penjualan sedang


1,5 = tingkat penjualan tinggi
b. Raw Weight diperoleh dengan rumus :
Raw Weight = (Importance to customer) x (Improvement
Ratio) x (Sales Point)…………………………………..
(2.2)

c. Customer Importance adalah tingkat kepentingan dari


masing – masing kebutuhan. Customer Importance
diperoleh dari rumus : Customer
Importance
Customer Importance = x 100…...
∑ Customer Importance
(2.3)

3. Technical Requirement
Pada kolom Technical Requirment berisi tentang bagaimana tentang
perisahaan mendeskripsikan sebuah perencanaan produk atau jasa yang
akan dikembangkan bersama staf ahli. Pendeskripsian ini didapat dari
keinginan konsumen dan kebutuhannya.

4. Relationship
Pada kolom Relationship, diterangkan bagaimana tentang hubungan antara
setiap elemen dari technical response dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen. Simbol yang digunakan untuk kolom Relationship antara lain
adalah sebagai berikut :

= untuk hubungan yang kuat dengan nilai 9.

= untuk hubungan yang lemah dengan nilai 1


18

= untuk hubungan yang sedang dengan nilai 3

5. Technical Correlations
Pada bagian Technical Correlations, berisikan tentang bagaimana tim
pengembangan menetapkan implementasi hubungan antara elemen –
elemen dari pada Technical response. Simbol – simbol yang dipergunakan
dalam technical correlation adalah sebagai berikut :

+ = hubungan kuat
O = hubungan sedang
- = hubungan lemah
6. Technical Matrik
Pada technical matrix, terdapat tiga tipe informasi, yaitu urutan peringkat
dari technical response, informasi perbandingan dengan kinerja teknis
pesaing, dan target kerja teknis. Adapun penjabaran ketiga informasi
tersebut adalah :

a. Tingkat kepentingan kami, yang diperoleh dari jumlah perkalian


antara Improtance to customer dengan nilai relationship pada
kolom technical response.
b. Absolutely Performance merupakan jumlah perkalian antara nilai
relationship dengan Normalized raw weight.
c. Relative Performance merupakan persen dari total absolutely
performance.
d. Unit of mesure adalah satuan untuk technical response.
e. Current Product adalah nilai yang ada pada produk yang sedang
dikembangkan.
f. Target Value adalah target yang ingin dicapai oleh tim
pengembangan terhadap perencanann sehingga dapat memenuhi
keinginan.
19

2.6 Uji Validasi

Validasi berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan pada suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurannya (Azwar 1986). Selai itu uju validasi tersebut adalah sesuatu ukuran
yang menunjukan bahwa variable yang diukur memang benar – benar variable
yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).

Anda mungkin juga menyukai