Anda di halaman 1dari 10

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN PROSES

KELOMPOK 10

Oleh:

Dewa Ayu Nyoman Difa Rusita Tri Cahyadi (1833121283)


Ni Made Wiwin Yulandari (1833121364)
Santika Dewi (1833121415)
Anak Agung Vera Sapitri (1833121418)
Ni Kadek Suartini (1833121419)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WARMADEWA
2020
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN PROSES

1. Karakteristik Lingkungan Pesanan dan Proses


Dalam hal ini, perusahaan telah menelusuri jumlah biaya dan biaya per unit
untuk sejumlah alasan, termasuk dalam pembuatan laporan keuangan, penentuan
profitabilitas, dan pengambilan keputusan. Pada perusahaan manufaktur dan jasa
dibagi menjadi dua jenis yaitu perusahaan pesanan (job order) dan perusahaan
proses homogen.
 Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan
Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan memproduksi  berbagai
macam jenis barang atau jasa yang berbeda sesuai pesanan pelanggan. Dalam
perusahaan berdasarkan pesanan ini memiliki fitur utama dari perhitungan biaya
pesanan adalah biaya suatu pesanan berbeda dengan pesanan lainnya dan harus
ditelusuri secara terpisah. Pada sistem ini, biaya-biaya diakumulasikan
berdasarkan pesanan kerja.
 Produksi dan Perhitungan Biaya Proses
Perusahaan yang termasuk dalam industri berdasarkan proses, memproduksi
hampir sama atau sejenis besar-besaran. Perhitungan biaya proses akan berjalan
baik jika produk tersebut bersifat homogen, melewati serangkaian proses, dan
menerima jumlah biaya produksi yang hampir sama. Dalam hal ini, perusahaan
yang menggunakan sistem proses mengakumulasikan biaya produksi tersebut
berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output
proses selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung melalui pembagian
biaya prosesnya dengan ouput pada periode terkait. Pendekatan akumulasi ini
dinamakan sistem perhitungan biaya proses.

2. Arus Biaya yang Berkaitan dengan Perhitungan Biaya Pesanan

 Menghitung Biaya per Unit dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan

Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, overhead yang dianggarkan
selalu digunakan karena penyelesaian pekerjaan jarang yang sesuai dengan selesainya
tahun fiskal. Dalam hal ini, menggunakan perhitungan biaya normal dan biaya per unit
berdasarkan pesanan kerja, yaitu jumlah biaya bahan baku yang digunakan dan tenaga
kerja langsung yang digunakan, dan overhead yang dibebankan dengan menggunakan
satu atau ebih penggerak aktivitas. Contohnya, Delia memiliki usaha yang memproduksi
suplemen dan menyewa sebuah gedung untuk pabriknya tersebut. Pada bulan pertama
operasionalnya, ia mendapatkan dua pesanan. Pesanan pertama 200 botol suplemen.
Sedangkan pesanan kedua 100 botol kapsul herbal. Delia menyetujui pesanan tersebut
dengan harga berdasarkan biaya ditambah 50%. Misalkan dengan biaya bahan baku
$1.780 dan biaya tenaga kerja langsung adalah $300 ($15/jam selama 20 jam) dengan
biaya overhead yang dibebankan adalah $240 ($12/jam, selama 20 jam).

Maka perhitungannya sebagai berikut :

Bahan baku langsung $1.780

TKL $ 300

Overhead $ 240

Jumlah Biaya $2.320

Jadi biaya per unitnya adalah $2.320 : 200 unit = $11,60

Karena biaya terkait sangat erat denga harga, maka mudah untuk melihat Delia akan
menagih toko makanan kesehatan tersebut sebesar $3.480 yang terdiri atas biaya $2.320
+ 50% atau $17,40/botol.

 Lembar Biaya Pesanan

Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pesanan kerja baru dimulai dan
merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen utama untuk menghitung
semua biaya yang terkait pesanan tersebut. Nama atau nomor pekerjaan dapat menjadi
judul lembar biaya pesanan. Dalam sistem berdasarkan pesanan, hal ini merupakan semua
pekerjaan yang belum selesai saldo barang dalam proses pada akhir bulan adalah jumlah
semua lembar biaya pesanan untuk semua pekerjaan yang belum tuntas.

Pada sistem akuntansi manual, lembar biaya pesanan merupakan suatu dokumen.
Dalam sistem akuntansi otomatis, lembar biaya biasanya berhubungan dengan catatan
pada arsip induk barang dalam proses. Kumpulan dari seluruh lembar biaya pesanan
disebut file barang dalam proses. Pada sistem manual, file tersebut ditempatkan dalam
lemari arsip, sedangkan pada sistem otomatis file ini disimpan padda pita magnetis atau
hard-disk secara elektronis. Pada sistem tersebut, lembar biaya pesanan berfungsi sebagai
pelengkap buku besar barang dalam proses.

 Arus Biaya Pada Akun

Dalam hal ini, kepentingan utama sistem perhitungan biaya pesanan adalah arus
biaya produksi. Adapun cara ketiga unsur biaya produksi, yaitu bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead yang mengalir melalui Barang dalam Proses, ke
Barang Jadi hingga Harga Pokok Penjualan.

 Akuntansi Untuk Bahan Baku

Bahan baku merupakan akun persediaan yang muncul dalam laporan laba rugi
dibawah aktiva lancar. Hal ini juga berfungsi sebagai akun pengendali untuk semua bahan
baku . Jadi pembelian apa pun akan meningkatkan akun bahan baku

 Akuntansi Untuk Overhead

Dalam perhitungan biaya normal , biaya overhead bisa dibebankan dengan


menggunakan tarif overhead pabrik secara keseluruhan , tarif departemen , atau tarif
aktivitas. Prosedur yang umum adalah mencatat overhead actual di akun pengendali
overhead. Kemudian, pada akhir periode overhead actual direkonsiliasi dengan overhead
yang dibebankan dari variansinya ditutup pada akun-akun terkait.
 Akuntansi Untuk Barang Jadi

Setelah pekerjaan selesai , jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung , dan
overhead yang di bebankan dijumlahkan untuk menghasilkan biaya produksi suatu
pekerjaan . Selanjutnya lembar biaya pekerjaan ini ditransfer ke file barang jadi . Pada
saat bersamaan , biaya pesanan yang telah diselesaikan , ditransfer dari akun barang
dalam proses ke akun barang jadi Penyelesaian suatu pekerjaan merupakan langkah
penting dalam arus biaya produksi. Biaya pekerjaan yang diselesaikan harus dikeluarkan
dari barang dalam proses, ditambahkan kedalam barang jadi, dan akhirnya ditambahkan
ke beban dalam laporan laba rugi. Untuk memastikan keakuratan perhitungan biaya ini
laporan harga produksi dipersiapkan.

 Akuntansi Untuk Harga Pokok Penjualan

Pada perusahaan yang beroprasi berdasarkan pesanan unit produk dapat diproduksi
untuk pelanggan tertentu atau diproduksi dengan harapan dapat dijual kemudian. Jika
suatu pekerjaan dilakukan khusus untuk satu pelanggan, kemudian dikirim kepada
pelanggan, biaya barang jadi menjadi harga pokok penjualan. Penutupan variansi
overhead pada akun harga pokok penjualan umumnya hanya dilakukan pada akhir tahun.

 Akuntansi untuk Biaya Nonproduksi

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan administrasi umum


diklasifikasikan sebagai biaya nonproduksi biaya ini merupakan biaya periodik dan tidak
pernah dibebankan pada produk biaya tersebut bukanlah bagian dari arus biaya produksi.

3. Lingkungan Proses dan Arus Biaya

Produk Healthblend melalui tiga proses dipusatkan pada departemen produksi. dalam
departemen peracikan, tenaga kerja langsung memilih herbal, vitamin, mineral, dan
bahan penyatu yang tepat untuk produk yang di produksi. Kemudian,  bahan- bahan
tersebut di takar dan dicampur dalam mesin pencampur untuk pengadukan. Overhead
dalam departemen ini terdiri atas penyusutan mesin, pemeliharaan mesin, prngawasan,
kompensasi lain untuk karyawan, lampu, dan listrik.

 Jenis-Jenis Manufaktur Proses

Dalam perusahaan dengan sistem proses, unit-unit produk umumnya melalui


setiap departemen atau proses, suatu proses operasi yang akan membawa suatu produk
satu langkah lebih dekat pada penyelesaian

Proses produksi healthblend nutritional supplements adalah suatu contoh proses


berurutan. Pola proses lainnya adalah proses paralel, yaitu lebih proses berurutan
dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi unit-unit yang setengah jadi dapat
dikerjakan secara simultan dalam dua proses berbeda, kemudian secara bersamaan
dibawa ke proses akhir untuk penyelesaian.

 Bagaimana Biaya Mengalir melalui Akun Pada Perhitungan Biaya Proses

Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara secara umum
dengan sistem perhitungan biaya pesanan. Dalam perhitungan biaya proses, setiap
departemen produksi memiliki akun barang dalam proses tersendiri. Ketika barang selesai
dalam satu departemen, barang tersebut dipindahkan ke departemen berikutnya. Biaya-
biaya disebut biaya perpindahan masuk.

 Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi

Dalam perhitungan biaya proses, biaya di akumulasikan per departemen untuk


periode waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivitas
manufaktur yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu laporan produksi
berisi informasi biaya- biaya yang di transfer masuk dari departemen sebelumnya.

 Produksi Unit Setara

Berdasarkan definisinya, persediaan akhir barang dalam proses adalah barang


yang belum selesai. Oleh karena itu, suatu unit yang telah selesai dan di transfer keluar
dalam suatu periode tidak identik dengan unit dalam persediaan akhir barang dalam
proses, dan biaya yang terkait tiap unit seharusnya tidak sama.

4. Dampak Persediaan Barang Dalam Proses

Proses parallel(Parallel processing), dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan


untuk memproduksi barang jadi. Unit-unit yang setengah jadi (contoh, dua sub
komponen) dapat dikerjakan secara simultan dalam dua proses yang berbeda dan
kemudian dibawah bersamaan dalam proses akhir untuk penyelesaian. Dampak
persediaan barang dalam proses pada perhitungan biaya proses Perhitungan biaya perunit
pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu periode adalah bagian penting dari laporan
produksi. Biaya perunit ini dibutuhkan untuk: Menghitung biaya barang yang ditransfer
keluar dari departemen dan menghitung nilai akhir persediaan barang dalam proses.
Dilihat sekilas mudah karena dapat membagi biaya total dengan jumlah unit diproduksi,
namun adanya persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah. Pertama
mendefenisikan suatu unit produksi bias jadi sulit. Menimbang bahwa beberapa unit yang
di produksi selama suatu periode telah selesai, sementara yang di dalam persediaan akhir
belum selesai. Hal ini ditangani melalui konsep unit ekuivalen. Kedua bagaimana
seharusnya biaya awal dari barang dalam proses diperlakukan. Haruskah mereka
disatukan dengan biaya periodie terakhir atau dipisakan serta ditransfer keluar terlebih
dahulu? Untuk mengatasi masalah ini dapat menggunaka metode rata-rata tertimbang dan
metode fifo.

Produksi unit ekuivalen Berdasarkan defenisinya barang dalam proses adalah barang
yang belum selesai. Karena itu suatu unit yang telah selesai dan ditransfer keluar dalam
suatu periode tidak identik (atau ekuivalen) dengan unit dalam persediaan akhir barang
dalam proses. Dalam suatu periode harus ditentukan. Masalah utama perhitungan biaya
proses adalah membuat penentuan ini. Berikut contoh unit ekuivalen: Departemen A
memiliki data bulan Oktober sebagai berikut: Jumlah unit di persediaan awal barang
dalam proses - Jumlah unit yang telah selesai 1.000 Jumlah unit dipersediaan akhir
barang dalam proses 600 Total Biaya produksi 11, 500 Pertanyaan: berapa output dalam
bulan Oktober ini? Solusinya adalah menghitung unit ekuivalen. Output unit ekuivalen
adalah unit yang telah terselesaikan yang dapat diproduksi dengan jumlah usaha
manufaktur dalam periode acuan. Tambahan contoh diatas:

26 600 unit barang akhir dalam proses telah selesai 25% berarti ekuivalen nya adalah
150 unit (25% x 600). Karena itu unit yang ekuivalen pada bulan Oktober adalah 1,000
unit yang telah selesai plus 600 unit yang ekuivalen dalam barang proses akhir. Sehingga
totalnya menjadi 1,150 unit output. Contoh : 1000 unit telah selesai, 600 unit 25% selesai
1000 unit telah selesai = 1000 unit ekuivalen 600 unit, barang akhir dalam proses 25%
selesai = 150 unit ekuivalen Total = 1,150 unit ekuivalen Dengan mengetahui output
suatu periode dan biaya produksi untuk departemen periode tersebut (11,500), dapat
dihitung biaya perunit yaitu sebesar 10 (11,500 / 10). Biaya perunit digunakan untuk
membebankan biaya 10000 ( 10 x 1000) ke unit yang ditransfer keluar dan biaya 1,500
(10 x 150) untuk 600 unit barang dalam akhir proses. Biaya perunit adalah 10 per unit
ekuivalen. Jadi ketika menilai akhir barang dalam proses, biaya perunit 1 dikali dengan
unit ekuivalen. Buka dengan jumlah actual unit yang telah sebagian selesai.

5. Laporan Produksi : Rata-Rata Tertimbang, Metode FIFO

A. Metode Rata-Rata Tertimbang

 Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan
dengan biaya produksiyang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit
ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
 Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
merupakan harga pokok kumulatif,yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari
departemen satu ditambahkan dengan depar temen berikutnya yang bersangkutan.

B. FIFO
Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali
dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan
akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah
barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah
barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir)
diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya
sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk
penilaian laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang
mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang
paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.
Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang
tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan
barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok
barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali
akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka
digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.
 Metode FIFO (First In First Out) pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan
sebagai salah satu metode dalam penilaian persediaan barang. Harga yang digunakan
sebagai dasar dalam menilai persediaan barang dapat memakai harga lama atau harga
baru.
 Pada metode FIFO, persediaan barang yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual,
nilainya didasarkan pada harga menurut urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk
penilaian pada persediaan barang yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada
harga baru atau harga urutan yang terakhir.
DAFTAR PUSTAKA

http://antnah12.blogspot.com/2016/05/rmk-akuntansi-manajemen-bab-6.html

https://makalahqw.blogspot.com/2017/03/makalah-akuntansi-manajemen-
perhitungan.html

https://www.academia.edu/35745497/PENGARUH_SISTEM_PERSEDIAAN_TERHAD
AP_PERUSAHAAN

http://eprints.mdp.ac.id/1646/1/Bahan%20Ajar%20-%20Akuntansi%20Manajemen.pdf

Anda mungkin juga menyukai