Kepatuhan Perawat Dalam Cuci Tangan Dan Angka Kuma PDF
Kepatuhan Perawat Dalam Cuci Tangan Dan Angka Kuma PDF
net/publication/324050274
Kepatuhan perawat dalam cuci tangan dan angka kuman di satu rumah sakit
swasta Yogyakarta
CITATIONS READS
0 4,135
3 authors:
Hera Nirwati
Universitas Gadjah Mada
29 PUBLICATIONS 172 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Sleman Health and Demographic Surveillance System (Sleman HDSS), Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, UGM View project
All content following this page was uploaded by Hera Nirwati on 26 August 2018.
1
Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
(Email: Ichtiarini.ns@gmail.com)
2
Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
73
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 2 Tahun 2017
infeksi nosokomial. Penelitian menyatakan bahwa observasional dengan rancangan studi cross sectional.
rumah sakit yang memiliki program pencegahan dan Penelitian dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
pengendalian infeksi dapat menurunkan tingkat Yogyakarta bulan Agustus sampai September 2016.
infeksi sekitar 32% (3). Universal precaution merupa- Populasi adalah perawat yang bekerja di RS PKU
kan salah satu cara paling ampuh untuk mencegah Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel
infeksi nosokomial. Salah satu cara adalah dengan menggunakan teknik totality sampling. Sampel adalah
melakukan proses mencuci tangan sesuai prosedur perawat yang bertugas di ruang rawat inap, di
yang berlaku pada setiap penanganan pasien di rumah poliklinik, dan perawat di unit haemodialisa dengan
sakit. Girou et al. membuktikan bahwa dengan jumlah sebanyak 68 responden. Pengambilan data
tingkat pengetahuan, ruang kerja, fasilitas cuci tangan,
mencuci tangan dapat mengurangi jumlah kontaminasi
dan beban cuci tangan dilakukan dengan meng-
kuman di tangan sebesar 58% (4).
gunakan kuesioner, sedangkan untuk pengambilan
Perawat memiliki kontribusi yang cukup besar
data kepatuhan dilakukan dengan observasi langsung
dalam pencegahan infeksi nosokomial. Perawat adalah
menggunakan check list. Analisis data meliputi analisis
salah satu tenaga kesehatan paling rentan dalam pe-
nularan infeksi kepada pasien karena selama 24 jam univariat, bivariat dengan mann-whitney dengan
mendampingi pasien (5). Banyak perawat yang tidak tingkat kepercayaan 95%.
74
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 2 Tahun 2017
Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan Mayoritas responden berasal dari poliklinik yaitu
yaitu 57 (83,82%) orang dengan usia terbanyak pada 14 (20,59%) orang. Semua fasilitas cuci tangan dan
rentang 21-40 tahun yaitu 46 (67,65%) orang. beban cuci tangan sudah melebihi standar.
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 68 orang Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan
responden, sebanyak 63 (92,65%) orang memiliki antara angka kuman di telapak tangan perawat
tingkat pengetahuan yang baik. Tingginya tingkat menurut tingkat pengetahuan dan karakteristik
pengetahuan tidak diimbangi dengan kepatuhan individu pelaksanaan cuci tangan diperoleh nilai
responden terhadap pelaksanaan cuci tangan. Hal ini p>0,05. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan
ditunjukkan dari 68 responden hanya 41 (60,29%) antara angka kuman di telapak tangan perawat
orang yang patuh terhadap pelaksanaan cuci tangan. menurut tingkat pengetahuan pelaksanaan cuci tangan
dan karakteristik individu perawat. Sebaliknya, ter-
Tabel 2. Distribusi perawat berdasarkan pengetahuan,
dapat perbedaan antara angka kuman di telapak
kepatuhan ruang kerja, fasilitas, dan beban cuci tangan
tangan perawat menurut kepatuhan pelaksanaan cuci
Variabel % (n=68)
tangan.
Pengetahuan
Kurang: skor <60% 0
Cukup: skor 60–79% 7,35 Tabel 4. Analisis mann whitey
Baik: skor 80–100% 92,65 Variabel n=68 Rank Expected p-value
Kepatuhan sum
Tidak patuh: <100% 39,71 Tingkat pendidikan
Patuh : 100% 60,29
Diploma III 55 1917,50 1897,50 0,76
Ruang kerja
Ners 13 428,50 448,50
Bangsal A 11,76
Status pekerjaan
Unit B 4,41
Tidak Tetap 9 3175,00 310,50 0,89
Bangsal C 7,35
Tetap 59 2028,50 2035,50
Bangsal D 5,88
Usia
Bangsal E 8,82
21-40 tahun 46 1556,00 1587,00 0,68
Bangsal F 11,76
≥40 tahun 22 790,00 759,00
Bangsal G 4,41
Jenis kelamin
Bangsal H 8,82
Laki-laki 11 454,50 379,50 0,21
Bangsal I 8,82
Perempuan 57 1891,50 1966,50
Ruang J 20,59
Lama kerja
Bangsal K 7,35
<10 tahun 26 814,50 897,00 0,29
Fasilitas cuci tangan
≥10 tahun 42 1531,50 1449,00
Kurang dari standar: <16 0
Pengetahuan
Sesuai standar optimal:16-20 0
Cukup 5 145,50 172,50 0,54
Melebihi standar: ≥21 100
Baik 63 2199,50 1273,50
Beban cuci tangan
Kepatuhan
Kurang dari standar:<16 0
Tidak patuh 27 1389,30 931,50 0,00*
Sesuai standar optimal:16-20 0
Patuh 41 956,50 1414,50
Melebihi standar: ≥21 100
Keterangan: *signifikan (p<0,05)
75
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 2 Tahun 2017
berstatus pegawai tetap dan perawat yang berstatus adalah sulitnya mengakses tempat cuci tangan atau
tidak tetap/ honorer tidak memiliki perbedaan dengan persediaan alat lainnya yang digunakan untuk
angka kuman di telapak tangan. melakukan hand hygiene (13).
Perawat yang berusia 21-40 tahun lebih banyak Penelitian ini menemukan bahwa kesempatan
dibandingkan dengan perawat yang berusia lebih dari mencuci tangan termasuk dalam kategori tinggi.
sama dengan 40 tahun. Hal tersebut berarti mayoritas Semakin tinggi kesempatan untuk mencuci tangan
responden di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta maka semakin tinggi kewajiban perawat untuk
memiliki usia yang produktif untuk bekerja. Hurlock, mencuci tangan. Namun, kesempatan cuci tangan yang
dalam Purwanti, dkk., juga menyatakan bahwa umur tinggi tidak diimbangi dengan kepatuhan pelaksanaan
dewasa dini berkisar antara 21-40 tahun dimana cuci tangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Pittet et.
kemampuan mental untuk mempelajari dan me- al bahwa semakin tinggi kesempatan cuci tangan maka
nyesuaikan diri pada situasi-situasi baru seperti semakin rendah kepatuhan untuk melaksanakan cuci
mengingat hal yang pernah dipelajari, penalaran tangan (14).
analogis dan berfikir kreatif mencapai puncak pada Hasil analisis menunjukkan sebanyak 63 perawat di
usia 20 tahun (10). RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diketahui
Mayoritas perawat yang ikut dalam penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik.
adalah perempuan. Saat ini perbedaan jenis kelamin Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada
tidak terlalu penting, karena banyak laki-laki yang perbedaan angka kuman di telapak tangan perawat
bisa mengerjakan pekerjaan perempuan dan begitu menurut tingkat pengetahuan. Sehingga, dapat
pula sebaliknya, sehingga masalah gender dalam hal disimpulkan responden mengetahui prosedur mencuci
pekerjaan perbedaannya sangat tipis. Petugas ke- tangan sesuai dengan WHO dengan baik, dan paham
sehatan berjenis kelamin perempuan tidak ada pentingnya pelaksanaan cuci tangan untuk mencegah
perbedaan dalam tanggapan memilah pasien, namun terjadinya kejadian infeksi nosokomial. Penelitian lain
petugas kesehatan berjenis kelamin laki-laki secara menemukan perawat yang berpengetahuan mengenai
fisik lebih kuat dibandingkan dengan perempuan (10). konsep cuci tangan yang baik dan benar dapat
Sebagian besar responden memiliki lama kerja mencegah terjadinya infeksi nosokomial sehingga
lebih dari sama dengan 10 tahun, dan hanya 26 orang meningkatkan kualitas pelayanan (5).
yang memiliki lama kerja kurang dari 10 tahun. Hal Penelitian ini menemukan perbedaan angka kuman
tersebut berarti rata-rata perawat yang bekerja di di telapak tangan perawat menurut kepatuhan pe-
rumah sakit merupakan perawat-perawat yang senior, laksanaan cuci tangan. Hal ini menunjukkan perawat
dimana mereka telah memiliki pengalaman kerja yang yang patuh dan perawat yang tidak patuh dalam
cukup banyak. Semakin tinggi pengalaman kerja maka pelaksanaan cuci tangan terdapat perbedaan angka
semakin tinggi pula kinerja suatu pegawai. Sejalan kuman di telapak tangannya. Kepatuhan perawat
dengan Sunaryo yang menyatakan bahwa semakin dalam mencuci tangan yang baik dapat menurunkan
lama orang menggeluti pekerjaan, maka semakin angka kuman pada telapak tangan. Hal ini sejalan
terampil dia bekerja (11). dengan penelitian Girou et al yang menyatakan bahwa
Berdasarkan ruang kerjanya, rata-rata angka mencuci tangan dapat mengurangi jumlah kontaminasi
kuman di telapak tangan tertinggi terdapat pada kuman sebanyak 58% (4).
perawat yang bekerja di Unit B dan Ruang J. Berarti Hasil observasi menunjukkan bahwa seluruh
bahwa ruang tersebut memiliki aktivitas yang tinggi perawat yang ikut dalam penelitian ini sudah melaku-
dan tingkat penyebaran bakteri lebih banyak dari pada kan tahapan cuci tangan sesuai dengan aturan WHO.
ruang lainnya. Kualitas lingkungan di rumah sakit Namun, tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan
menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena masih kurang. Faktor penyebab ketidakpatuhan dalam
beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi melakukan cuci tangan adalah aktivitas yang padat,
dapat terjadi melalui droplet, airbone maupun kontak pasien yang banyak, perawat yang berasumsi bahwa
langsung (12). risiko lebih rendah terkena infeksi dari pasien karena
Ketersediaan fasilitas cuci tangan di setiap ruangan sudah menggunakan sarung tangan, dan faktor lupa.
sudah baik namun tingkat kepatuhan cuci tangan Kepatuhan pelaksanaan cuci tangan yang rendah,
perawat masih kurang. Ketersediaan fasilitas cuci sebelum kontak dengan pasien dapat menyebabkan
tangan yang baik di setiap ruangan tidak diimbangi peningkatan kejadian infeksi nosokomial. Hasil
dengan kepatuhan pelaksanaan cuci tangan. Salah satu penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang
kendala dalam ketidakpatuhan terhadap hand hygiene menyatakan bahwa peningkatan prevalensi infeksi
76
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 2 Tahun 2017
77
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 2 Tahun 2017
Umum Banyumas Unit Swadana Daerah. Jurnal 13. Pittet D. Improving adherence to hand hygiene
Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2003;6(01). practice: a multidisciplinary approach. Emerging
10. Nauli FA. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan infectious diseases. 2001 Mar;7(2):234.
Sikappetugas Kesehatan Dengan Penerapan 14. Pittet D, Simon A, Hugonnet S, Pessoa-Silva CL,
Teknik Mencuci Tangan Secara Benar. Jurnal Sauvan V, Perneger TV. Hand hygiene among
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu physicians: performance, beliefs, and perceptions.
Keperawatan. 2014 Feb 28;1(1):1-9. Annals of internal medicine. 2004 Jul 6;141(1):1-8.
11. Sunaryo S, Kes M. Psikologi Untuk Keperawatan. 15. Nugraheni R, Winarni S. Infeksi Nosokomial di
Jakarta: Rajawali Pers. 2004. RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo. Media
12. Suwarni A, Sutomo AH. Studi Diskriptif Pola Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya 2012;11(1):94-100.
dengan Rerata Lama Hari Perawatan dan 16. Kondoj., R.L.M., Tumurang., M., Penerapan
Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus: Standar Operasional Prosedur Asuhan
Penderita Pasca Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Keperawatan Berdasarkan Model Praktek
Pemerintah dan Swasta Provinsi DIY Tahun 1999. Keperawatan Profesional di Rawat Inap RSJ Prof
Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan DR. V. L Ratumbuysang Manado. Samratulangi
dan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta. 2001. Manado;2014.
78