Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS INSTRUMEN B

SPEKTROSKOPI NMR

Disusun Oleh :
Maria Agnesi Angi 1843050078

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
TAHUN 2020
Pengertian Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling mudah
digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen
alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana
hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak
jenis nuclei yang berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori
adalah salah satu yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada
studi molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang
sangat besar.
Landasan Teori NMR
Spektrometer resonansi magnetik inti (Nuclear Magnetic Resonance), yang seterusnya
disingkat sebagai NMR, merupakan instrument yang sangat penting untuk memperoleh
informasi senyawa kimia. Gambaran hasil spektroskopi NMR sangat penting dalam
pemantauan senyawa kimia, baik struktur senyawa dari bahan alam yang belum diketahui,
konformasi hormon peptida, maupun polimer dinamis internal. NMR juga dapat
menyelesaikan dan memecahkan masalah atau informasi yang sebelumnya sulit untuk
diperoleh.
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru,
kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam
larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR merupakan alat yang
dikembangkan dalam biologi structural. Spektroskopi resonansi magnet inti seringkali
disingkat NMR termasuk ke dalam spektroskopi absorpsi seperti halnya dengan spektroskopi
infra merah atau spektroskpoi ultra violet. Dasar dari spektroskopi NMR adalah absorpsi
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh inti atom. Frekuensi radio yang
digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz. Bahkan, baru-baru ini ada spektrometer
NMR yang menggunakan radio frekuensi sampai 500MHz.
Banyak inti (atau lebih tepat, inti dengan paling tidak jumlah proton atau neutronnya ganjil)
dapat dianggap sebagai magnet kecil. Inti seperti proton (1H atau H-1) dan inti karbon-13
(13C atau C-13, kelimpahan alaminya sekitar 1%). Karbon -12 (12C), yang dijadikan standar
penentuan massa, tidak bersifat magnet.
Bila sampel yang mengandung 1H atau 13C atau bahkan semua senyawa organik,
ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet luar dengan
magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat
energi, yaitu: tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-)
yang energinya berbeda. Karena dunia inti adalah dunia mikroskopik, energi yang berkaitan
dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan
diberikan oleh persamaan sebagai berikut:
∆E = γhH/2π
Keterangan:
H : Kuat medan magnet luar (yakni magnet spektrometer)
H : Tetapan Planck
γ : Tetapn khas bagi jenis inti tertentu, disebut dengan rasio giromagnetik dan untuk proton
nilainya 2,6752 x 108 kg-1 s A (A= amper)
Bila sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik ν yang berkaitan dengan perbedaan
energi ∆E, yakni:
∆E = hν
inti dalam keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (-). Proses
mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi (resonansi) disebut
nuclear magnetic resonance (NMR). Frekuensi gelombang elektromagnetik yang diabsorbsi
diungkapkan sebagai fungsi H.
ν = γH/2π
Bila kekuatan medan magnet luar, yakni magnet spektrometer, adalah 2,3490 T (tesla, 1 T =
23490 Gauss), ν yang diamati sekitar 1 x 108 Hz = 100 MHz. Nilai frekuensi ini di daerah
gelombang mikro.
Konsep Dasar Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (NMR)
Konsep dasar spektroskopi NMR ditimbulkan adanya fenomena dari inti atom yang memiliki
medan magnet. Pada tahun 1945, duo group Sarjana Fisika Purcell, Torry, dan Pound
(Havard University) dan Block, Hansen, dan Packard (Stanford University) menemukan
fenomena dari inti, seperti Anda ketahui kebanyakan inti (uang mempunyai proton dan
elektron) memiliki medan magnet. Di dalam medan magnet yang kuat inti-inti dianggap
berorientasi spesifik dengan tenaga potensial yang sesuai. Block dan Purcell menemukan
cara-cara untuk mengetahui sejumlah kecil dari tenaga yang diserap atau dipancarkan, seperti
kalau inti-inti loncat dari tenaga satu ke tenaga lainnya. Dari penemuan tersebut maka sejak
Tahun 1950 Resonansi Magnetik Inti (NMR) mulai dipandang sebagai persoalan kimia yang
penting.
Mekanisme Kerja Alat Spektroskopi NMR
Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang sedang
berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan
metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz,
yang bergantung pada jenis inti yang diukur.
Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin = ½
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C
Di dalam medan magnet, inti aktif NMR (misalnya 1H atau 13C) menyerap pada frekuensi
karakteristik suatu isotop. Frekuensi resonansi, energi absorpsi dan intensitas sinyal
berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet. Sebagai contoh, pada medan magnet 21
tesla, proton beresonansi pada 900 MHz. nilai magnet 21 T dianggap setara dengan magnet
900 MHZ, meskipun inti yang berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda.
Di Medan magnet bumi, inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Fenomena ini
dimanfaatkan oleh spektrometer NMR medan bumi, yang lebih murah dan mudah dibawa.
Instrumen ini biasa digunakan untuk keperluan kerja lapangan dan pengajaran.
Dan spektroskopi NMR memiliki prinsip kerja yaitu Spektroskopi NMR memberikan
informasi mengenai jumlah, sifat dan lingkungan atom hidrogen dalam suatu molekul.
Konsep dasar spektroskopi NMR ditimbulkan adanya fenomena dari inti atom yang memiliki
medan magnet. Dalam medan magnet yang kuat inti-inti atom tersebut dapat berorientasi
dengan tenaga potensial yang sesuai.
Pergeseran Kimia (Chemical Shiff)
• Kegunaan yang besar dari resonansi magnet inti adalah karena tidak setiap proton dalam
molekul beresonansi pada frekuensi yang identik sama.
• Setiap proton dalam molekul dikelilingi elektron, sehingga menimbulkan sedikit perbedaan
lingkungan elektronik dari satu proton dengan proton lainnya.
• Proton-proton dilindungi oleh elektron-elektron yang mengelilingi, di dalam medan magnet,
perputaran elektronelektron valensi dari proton menghasilkan medan magnet yang melawan
medan magnet luar yang digunakan.
• Besarnya perlindungan tersebut tergantung pada kerapatan elektron yang mengelilinginya.
Makin besar kerapatan elektron yang mengelilingi inti, maka makin besar pula medan yang
dihasilkan yang melawan medan luar yang digunakan (Bo). Akibatnya inti/ proton merasakan
adanya pengurangan medan yang mengenainya.
• Setiap inti atau proton dalam molekul mempunyai lingkungan kimia yang berbeda.
• Perbedaan dalam frekuensi resonansi adalah sangat kecil, sehingga sangat sukar untuk
mengukur secara tepat frekuensi resonansi setia proton. Oleh karena itu digunakan senyawa
standar frekuensi yang ditambahkan dalam larutan senyawa yang akan diukur, dan frekuensi
resonansi setiap proton dalam cuplikan diukur relatif terhadap frekuensi resonansi dari
protonproton senyawa standar.
• Salah satu senyawa standar yang digunakan adalah tetrametilsilan (CH3 )4Si, disebut TMS.
Senyawa ini dipilih karena proton-proton dari gugus metil jauh lebih terlindungi bila
dibandingkan dengan kebanyakan senyawa cuplikan.
• Inti atom yang mempunyai nilai geseran kimia (δ) daerah rendah (dekat TMS) disebut high
shielded field (daerah medan magnet tinggi), sedangkan daerah makin jauh dari TMS disebut
low shielded field ( daerah medan rendah).
Absorbsi Radiasi Elektromagnetik
1.Bila sinar menembus cuvet (wadah gelas) yang berisi cairan sinar yang diteruskan
mempunyai intensitas (P)< intensitas sinar yang masuk ke cairan (P0). λ berbeda
penyusutan/berkurangnya intensitas berbeda.Penyusutan/berkurangnya intensitas disebabkan
oleh: -Pantulan pada permukaan cuvet. -Disebarkan oleh partikel yang ada dalam cairan
-Diabsorpsi oleh molekul dalam cairannya. P0 P P<P0
2. Jika di dalam cairan tidak ada partikel-partikel (yang berupa koloid atau yang tersuspensi),
maka penyusutan oleh partikel tidak ada. Untuk cuvet yang terbuat dari bahan yang baik,
maka penyusutan karena pantulan oleh permukaan cuvet relatif kecil. Jadi intensitas
berkurang karena diserap oleh molekul dalamcairan. Untuk analisis dengan UV/Vis
spectrophotometer, pengurangan intensitas sinar terutama terjadi karena penyerapan oleh
molekul-molekul terlarut.
3. Panjang gelombang dan warna untuk radiasi sinar tampak Perkiraan Kisaran panjang
gelombang, nm Warna sinar Complement 400 – 465 465 – 482 482 – 487 493 – 498 498 –
530 530 – 559 571 – 576 576 – 580 580 – 587 …dst Violet Blue Greenish blue Bluish green
Green Yellowish green yellow Yellow Yellowish orange Yellow – green Yellow Orange Red
Red – purple Reddish purple Violet Blue Blue Warna larutan
4. Warna larutan sesungguhnya merupakan komplemen dari warna sinar yang diserapnya.
Larutan menyerap panjang gelombang biru tampak kuning. Larutan menyerap panjang
gelombang hijau tampak merah ungu. Cu(II) hidrat menyerap warna kuning dan meneruskan
warna biru Cu dalam larutan dapat ditentukan dengan mengukur derajat absorpsi warna
kuning dalam keadaan standar.
5. Zat yang sedikit berwarna kadang-kadang kurang peka dalam menyerap sinar dengan
berbagai panjang gelombang. Perlu penambahan zat lain sehingga membentuk larutan
kompleks yang mempunyai sifat penyerapan yang lebih kuat. Penambahan NH3 pada larutan
Cu warna lebih kuat daripada larutan Cu hidrat itu sendiri. Analisis kimia melalui pengukuran
absorpsi radiasi disebut absorptiometry. Jika panjang gelombang yang dipakai hanya panjang
gelombang sinar tampak disebut colorimetry. Spektrofotometri merupakan bagian dari
absorptiometry dengan menggunakan spektrofotometer.
6. Hukum Beer Penyerapan energi radiasi oleh bahan dapat diterangkan secara kuantitatif
dengan hukum Beer. Radiasi yang hilang karena pantulan pada permukaan dan absorpsi oleh
gelas diabaikan. Cuvet diisi oleh zat penyerap radiasi yang dilarutkan pada zat yang tidak
menyerap radiasi. Po P x b dx S S
7. Kekuatan sinar berkurang dengan jarak tembus terhadap larutan, juga pada konsentrasi
solut yang besar. Pengurangan kekuatan radiasi sebanding dengan jumlah molekul zat
penyerap sepanjang lintasan sinar. Jumlah molekul zat penyerap pada elemen volum S2 dx
yaitu N c S2 dx Dengan : c = konsentrasi, mol/L N = bilangan Avogadro, 6,0255x1023 mol-1
x = jarak lintasan gelombang elektromagnetik, cm S = tinggi/lebar bejana (cuvet), cm
8. Hukum Beer: dP/(NcS2 dx) = - k P (1) k adalah tetapan yang menunjukkan intensitas P
yang terserap sepanjang jarak dx. N digabung dengan k dan bila S2 =1, maka pers.(1) :
dP/(cdx) = - k’ P (2) dP/P = - k’cdx (3) Kalau diintegralkan dengan batas pada x=0 P=P0 dan
pada x=b P=P diperoleh: ln (P/P0) = - k’cb (4) Kalau dinyatakan dalam log, maka: log(P0/P)
= εcb = A (5) log(P0/P) adalah absorbansi
9. TA T A T A P P T P P A o o %log2 % 100 log 1 loglog −== === Dengan menggunakan
persamaan yang terakhir, kita bisa dengan mudah menghitung absorbansi dari persen
transmitansi (%T). Beberapa instrumen menggunakan persen transmitansi (%T). Hubungan
antara absorbansi dengan transmitansi adalah:
10. Gambar berikut menunjukkan hubungan antara absorbansi dengan % transmitansi. Bila
sinar dilewatkan larutan tanpa ada yang diserap maka absorbansinya = 0, % transmitansi =
100%.

11. Dari hukum Beer: (5)log(P0/P) = εcb = A A = absorbansi ε adalah molar absorbtivity (L
mol-1 cm-1 ) b = lebar cuvet (cm) c = konsentrasi senyawa dalam larutan (mol/L) dapat
dilihat bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi. Hukum ini berlaku untuk
konsentrasi yang rendah. Untuk konsentrasi tinggi perlu dilakukan pengenceran.
12. Molar absorbtivity (ε) merupakan ukuran jumlah sinar yang diabsorpsi per unit
konsentrasi bc A =ε Molar absorbtivity nilainya konstan untuk senyawa tertentu, sehingga
bila konsentrasi larutan ½ konsentrasi awal maka absorbansinya juga ½ absorbansi awal.
13. Untuk konsentrasi yang rendah, hubungan antara konsentrasi dan absorbansi adalah linier.
Analisis sampel dengan UV/Vis dan AAS disarankan untuk konsentrasi yang rendah (pada
daerah dimana hubungan konsentrasi dengan absorbansi adalah linier).
14. 0 0 log % 100 P A b c P P T P ε= = = Penggunaan absorbansi pada saat pengukuran
(dengan UV/Vis atau AAS) lebih disukai daripada % transmitansi. Mengapa???
15. Misalkan ada larutan CuSO4 yang ada dalam cuvet dengan tebal 1 cm. Radiasi dengan
panjang gelombang tertentu dilewatkan melalui cuvet. CuSO4 akan menyerap sebagian
radiasi sehingga radiasi yang diteruskan semakin sedikit dengan makin tebal larutan. Tabel di
bawah menunjukkan penurunan radiasi yang diteruskan sebagai fungsi tebal larutan/panjang
lintasan. “Fraksi radiasi yang diabsorpsi setiap panjang lintasan sinar adalah sama”.
Contoh: untuk setiap tebal larutan 0,2 cm radiasi yang diteruskan berkurang 50%. Path
length, cm 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 %T 100 50 25 12.5 6.25 3.125 Absorbance 0 0.3 0.6 0.9 1.2
1.5
16. Gambar 1. Hubungan antara panjang lintasan sinar dengan % Transmitansi
Gambar 2. Hubungan antara panjang lintasan sinar dengan absorbansi
Konstante Kopling
Kopling konstan mengacu pada kopling dari dua garis yang berdekatan di puncak NMR dari
dua set inti hidrogen yang setara. Kita dapat menyatakan istilah ini sebagai J. Konstanta
kopling ini mengukur efek ini secara numerik, dan satuan pengukuran untuk konstanta
kopling adalah Hertz atau Hz. Ini adalah ukuran interaksi antara sepasang proton. Ada tiga
jenis kopling sebagai kopling germinal, kopling vicinal, dan kopling jarak jauh.
Pemecahan Multiplikatif
Untuk mengetahui apakah sinyal dalam spektrum 13C-NMR merupakan sinyal singlet dalam
(C), doublet (CH), triplet (CH2 dan Kuartet (CH3) dapat dilakukan pengukuran pada
spektrum tdistortionless enhancement by pilarization transfer DEPT atau attached proton test
(APT) 12. Percobaan DEPT adalah pulse sequences, yang mentransformasi informasi dari
multiplisitas sinyal CH dan spin-spin coupling dalam bentuk amplitudo positif (CH, CH3)
dan negatif (CH2) dari sinyal 13CH dalam proton decouplex, seperti pada gambar 26 dan 27
MANFAAT KEGUNAAN
Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat digunakan
untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis seperti perubahan pada
suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai untuk memahami struktur
dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai variasi
sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.

Anda mungkin juga menyukai