Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PEMBERIAN OBAT

Anti Alfina 18196101084


Diani Putri Y 1819101088
Elisa Julianti 1819101089
Esa Hartini 1819101091
Fitri Nur Azizah 1819101093
Jemima Aurelia P 1819101096
Putri Puspitasari 1819101103
Selvi Amalia 1819101111
Tri Lisdiawati

KELOMPOK 2
XII KEPERAWATAN
SMK KESEHATAN RAJAWALI
KONSEP OBAT
A. Pengertian
Obat adalah bahan kimia yang digunakan untuk diagnosis terapi, penyembuhan,
penurunan atau pencegahan penyakit. (De Laune & Ladner, 2006)

B. Peran obat
Obat merupakan salah satu kompnen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain momoditas
perdagangan, obat juga memiliki fungsional. Obat beperan sangat penting dalam
pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak
dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang
telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka pera obat secara umum adalah :
 Penetapan diagnosa
 Untuk pencegahan penyakit
 Menyembuhkan penyakit
 Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
 Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
 Peningkatan kesehatan
 Mengurangi rasa sakit

C. Bentuk obat
1. Obat Tablet
Jenis obat tablet ini adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan
(murni bahan obat). Obat berbentuk tablet ini pemakaiannya adalah dengan cara
dimakan atau diminum. Jenis obat berbentuk tablet ini terbagi lagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:

– Tablet Kempa
Jenis obat berbentuk tablet yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Obat
berbentuk tablet ini dibuat sesuai dengan bentuk cetakannya dan memiliki ukuran
yang sangat bervariasi.

– Tablet Hipodermik
Jenis obat tablet hipodermik ini adalah obat tablet yang mudah larut di dalam air.
Proses pelarutannya juga terjadi secara sempurna.

– Tablet Effervescent
Jenis obat tablet effervescent ini memang sengaja dibuat agar mudah larut di dalam
air. Penggunaan jenis tablet ini adalah dengan melarutkannya dahulu didalam air
sebelum diminum. Tablet Effervescent ini tidak boleh langsung anda telan atau
dimakan sebelum dilarutkan dalam air.

– Tablet Kunyah
Obat berbentuk tablet yang satu ini penggunaan dilakukan dengan cara dikunyah.
Biasanya, jenis obat tablet seperti ini memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan
dengan obat – obat yang lainnya, karena pemakaiannya yang harus langsung
dimakan atau dikunyah.

2. Obat Berbentuk Serbuk (Pulvis)


Jenis obat ini adalah obat berbentuk serbuk yang merupakan campuran dari bahan
kimia atau obat, yang biasanya digunakan untuk pemakaian atau pengobatan luar.
Jenis obat yang satu ini memiliki karakteristik homogen dan kering, serta
homogenisitasnya dipengaruhi oleh ukuran partikel dan densitasnya atau berat
jenisnya. Obat jenis ini juga memiliki derajat kehalusan tertentu.
Obat berbentuk serbuk ini memiliki keuntungan / kelebihan seperti :
– Campuran obat dan bahan obat sesuai kebutuhan
– Dosisnya lebih tepat, lebih stabil dari jenis obat larutan
– Bersifat disolusi atau cepat larut di dalam tubuh
– Tidak memerlukan banyak bahan tambahan

3. Obat Berbentuk Pil


Jenis obat berbentuk pil ini adalah bentuk obat yang berbentuk bundar (bulat)
padat kecil yang mengandung bahan atau zat obat. Pemakaian obat ini dilakukan
dengan cara dimakan atau diminum. Bobot pil idealnya adalah berkisar antara 100
– 150 mg, biasanya sih bobot rata – ratanya adalah 120 mg, namun karena suatu
hal, bobot tersebut sering tidak terpenuhi.

4. Obat Berbentuk Kapsul


Obat jenis kapsul ini terdiri dari bahan obat yang dibungkus dengan bahan padat,
yang mudah larut. Bahan pembungkus ini sangat berguna agar obat mudah ditelan,
menghindari bau dan rasa yang tidak enak dari obat, serta menghindari kontak
langsung dengan sinar matahari. Obat bentuk kapsul ini umumnya berbentuk bulat
panjang dengan pangkal dan ujungnya yang tumpul.

Akan tetapi beberapa pabrik membuat obat kapsul dengan bentuk khusus, misal
ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul ini juga dapat mengandung zat warna
yang aman atau zat warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium
dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet.
Biasanya bahan ini mengandung antara 10 – 15 % air.

5. OBAT BERBENTUK KAPLET


Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari
bentuk tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana
halnya obat berbentuk tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai
kapsul.

Selain bentuknya yang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi
obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman
lambung. Kaplet pun merupakan obat padat yang dibuat secara kempa cetak
sehingga bentuknya menjadi oval seperti kapsul.
6. Obat Berbentuk Larutan
Obat jenis ini adalah obat yang bentuknya berupa larutan, yang dapat larut di
dalam air, pemakaian obat jenis ini ada yang diminum dan ada juga untuk obat luar
(seperti obat kulit). Jenis obat berbentuk larutan ini memiliki keuntungan, seperti:
– Merupakan campuran homogen
– Dosis mudah diubah – ubah dalam pembuatannya.
– Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan kapsul dan tablet
sulit diencerkan.
– Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat terabsorpsi.
– Mudah diberi pemanis, pengaroma dan warna dan hal ini cocok untuk pemberian
obat pada anak-anak.
– Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.

7. Obat Berbentuk Suspensi


Obat berbentuk suspensi ini pemakaiannya juga dilarutkan di dalam air. Namun
ada bagian yang tidak larut, berupa butiran – butiran, contoh umumnya adalah
vegeta.

8. Obat Berbentuk Extract


Obat jenis ini dihasilkan dari proses extraksi dari bahan bahan obat – obatan, baik
dari hewan ataupun tumbuhan. Obat berbentuk ekstrak ini merupakan sediaan
pekat, yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia
hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian sehingga memenuhi ukuran yang ditetapkan.

9. Obat Berbentuk Salep


Obat ini adalah jenis obat luar, bentuknya berupa semi padat yang bisa dioleskan
pada kulit atau selaput lendir. Bahan obat jenis salep ini harus larut dan terdispersi
pada bahan dasar salep.

10. Obat Berbentuk Suppositoria


Obat jenis ini merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Padaumumnya jenis obat ini akan
meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

Penggunaan lokal : memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan


inflamasi karena hemoroid.
Penggunaan sistemik : aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk
anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik
antipiretik.

11. Obat Berbentuk Cair Tetes


Obat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena
penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga,
tetes hidung dan tetes mata

12. Obat Injeksi (suntik)


Istilah injeksi berarti adalah mendorong sejumlah cairan obat ke dalam tubuh
menggunakan jarum suntik. Cara injeksi yang biasa digunakan oleh dokter,
perawat ataupun bidan adalah IM(otot atau intramuscullar), IV(pembuluh darah
atau intravena), SC(jaringan lemak dibawah kulit atau subcutan) dan ID(lapisan
diantara kulit atau intradermal).
Obat jenis ini berbentuk cair (larutan,emulsi atau suspensi) yang disuntikkan ke
tubuh penderita, dengan tujuan agar kerja obat lebih cepat dan untuk mengobati
penderita yang tidak bisa makan obat melalui mulut.
Jenis obat dan bentuk obat yang sudah dijelaskan di atas tergantung dari kebutuhan
dan penyakit yang diderita seseorang. Hal penting yang perlu anda ingat adalah
jangan meminum dan memakan obat sembarangan, perhatikan aturan minum dan
cara pemakaiannya. Dan yang paling penting harus berdasarkan resep dokter agar
tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.

PRINSIP 5 BENAR
1. Benar obat
2. Benar pasien
3. Benar dosis
4. Benar cara/rute
5. Benar waktu

Anda mungkin juga menyukai