Anda di halaman 1dari 30

Pertemuan ke- I

Judul Materi:
1) TERMINOLOGI -TERMINOLOGI DALAM PENILAIAN
PEMBELAJARAN. 2) TUJUAN DAN FUNGSI PENILAIAN
PEMBELAJARAN

CP MK :
CP Pengetahuan
1) Menguasai konsep teoretik tentang asesmen dan evaluasi Pendidikan
3) Menguasai strategi dan teknik penilaian dalam pembelajaran

Sub CP MK :
Mampu menjelaskan terminologi-terminologi dalam penilaian, dan
menjelaskan tujuan dan fungsi penilaian

Uraian Materi :

1
MODUL 1
Terminologi dalam Penilaian Pembelajaran

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran di dalam kelas akan berkualitas apabila
didahuluai oleh proses merancang pembelajaran. sebelum merancang
pembelajaran yang harus kita ketahui adalah karakteristik peserta didik,
Ki, KD, Indikator. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal peserta
didik seorang guru bisa melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi adalah
salah saru kegitan atau proses memputuskan atau pemberian makna
terhadap objek tertentu. Proses evaluasi ini tidak terlepas dari penilaian
pengukuran dan tes.
Keempat istilah tersebut berbeda akan tetapi tidak bisa terpisahkan,
tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu objek. Pengukuran
adalah adalah sebuah proses atau kegiatan memberikan angka atau
symbol terhadap suatu objek tertentu melalui sebuah prosedur yang jelas.
Penilan adalah sebuah proses pemberian keputusan berdasarkan hasil
pengukuran, pemberian nilai baik buruk, sehat tidak sehat dan lain
sebagainya. Dari perngertian itu dapat dikatakan bahwa keempat istilah
tersebut tidak dapat dipisahkan satu-sama lain. Sebagai seorang pendidik
hal itu harus kita pahami karena dalam proses pembelajaran kegiatan
evaluasi akan dilakukan.
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari tentang makna tes,
pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Di samping itu, akan dikaji juga
keterkaitan di antara keempat konsep tersebut. Kajian-kajian tersebut
relevan dipilih untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
mengkaji hakikat evaluasi pembelajaran.
Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan
memahami pengertian dan keterkaitan konsep tes, pengukuran, asesmen,

2
dan evaluasi. Indikator keberhasilan Anda mempelajari bab ini, antara lain
ditandai dengan kemampuan Anda dalam:
1. Menguasai konsep teoretik tentang asesmen dan evaluasi
pendidikan;

3
KEGITAN BELAJAR 1

Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Tes

TES
Perserta didik adalah mahkluk yang unik, tidak ada satu individu
yang sama oleh sebab itu untuk mengetahui kemampuan yang berbeda-
beda tersebut dilakukanlah proses pengukuran. Proses pengukuran ini
memerlukan alat atau cara, dalam proses pembelajaran alat ukur yang
kita kenal ada tes dan non tes. Tes hendaknya dirancanag secara baik,
dan mempunyai hubungan erat dengan tujuan pembelajaranTes adalah
alat atau cara untuk mengukur suatu objek tertentu. Pernyataan ini sesuai
dengan beberapa pendapat antara lain:
1. Tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk
mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target
penilaian (Jacobs & Chase, 1992; Alwasilah, 1996).
2. Tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat
tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang suatu
atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu. (Zainul dan
Nasution, 2001).
3. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang
telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian antara
tes, testing, testee, tester. (Arikunto dan Jabar, 2004).
4. Tes adalah alat evaluasi yang umum digunakan untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran (Subekti & Firman, 1989).
Dari pengertian tersebut dapat dikatan bahwa tes adalah cara atau
prosedur yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui suatu objek
dengan prosedur tertentu yang telah dirancang sebelumnya. Dalam

4
pendidikkan objek disini adalah peserta didik, model pembelajaran, guru
dan lainnya.
Tes mempunyai fungsi yang sangat penting, tidak hanya dalam
dunia pendidikan tapi dalam segala bidang. Menurut Anas, 2013
meenyatakan dua fungsi tes yaitu:
1. Sebagai alat ukur peserta didik. Dalam hal ini tes berfungsi untuk
mengukur peserta didik yang berkaitan dengan kemampuan yang
diperolehnya dalam proses pembelajaran.
2. Sebagai alat ukur keberhasilan program pengajaran. Dalam hal ini
tes berfungsi dalam mengukur sejauh mana keberhasilan program
pembelajaran yang sudah dilakukan.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-
Dasar Evaluasi Pendidikan, fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal:
a. Fungsi untuk kelas.
Adapun fungsi tes untuk kelas adalah:
a) Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
b) Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian.
c) Menaikkan tingkat prestasi.
d) Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode
kelompok.
e) Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa
secara perseorangan.
f) Menetukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus.
g) Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak.
b. Fungsi untuk bimbingan.
Adapun fungsi tes untuk bimbingan adalah:
a) Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak-
anak mereka.
b) Membantu siswa dalam menentukan pilihan.
c) Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan.
d) Memberikan kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang
tua dalam memahami kesulitan anak.

5
c. Fungsi untuk administrasi.
Adapun fungsi tes dalam administrasi adalah:
a) Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa.
b) Penempatan siswa baru.
c) Membantu siswa memiliki kelompok. d. Menilai kurikulum.
d) Memperluas hubungan masyarakat (public relation).
e) Menyediakan informasi untuk badan lain di luar sekolah.

Siswa mempunyai wasasan, pengetahuan, sikap kepribadian yang


berbeda-beda oleh sebab itulah tujuan kegiatan pendidikan juga berbeda.
Untuk mengehuhi hal-hal yang berbeda-beda inilah diperlukan jenis tes
yang berbeda. Oleh sebab itulah ada beberapa jenis tes karena setaip tes
mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda. Menurut Yusuf (20 15)
mengolongkan tes menjadi beberapa yaitu:
a. Dari materi yang diukur, tes dapat dibdakan menjadi:
a) Physical tes (tes fisik)
b) Psychological Test (tes psikologi)
b. Dari segi bentuk pelaksanaan, tes dapat dibdakan menjadi:
a) Tes tulis
b) Tes lisan
c) Tes unjuk kerja
c. Dari segi baku dan tidaknya suatu tes, dibedakan menjadi:
a) Tes standar
b) Tes buatan guru
d. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawaban, tes dapat
dibedakan menjadi:
a) Tes esai
b) Tes objektif
e. Dari seg hakikat pengukuran itu sendir, tes dapat diebadakan
menjadi:
a. Maxsimal performance test
b. Typical performance test

6
f. Dari segi fungsi tes di sekolah, maka tes dapat dibedakan menjadi:
a) Tes formatif
b) Tes sumatif
c) Tes penempatan
d) Tes diagnostik
g. Dari segi kepada siapa tes itu diberikan, maka tes dibedakan
menjadi:
a) Tes individu
b) Tes kelompok
h. Dari segi tingkat kesukaran, tes dapat dibedakan menjadi:
a) Tes kecepatan
b) Tes kekuatan
i. Dari segi penggunaan bahasa dalam tes, maka tes dapat
dibedakan menjadi:
a) Tes verbal
b) Tes non verbal

PENGUKURAN
Pengukuran dalam pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu
prosedur penerapan angka atau simbol terhadap atribut suatu objek atau
kegiatan maupun kejadian sesuai dengan aturan-aturan tertentu. Prosedur
pengukuran tidak membuat keputusan dalam arti kata pemberian makna,
seperti naik kelas atau tidak naik kelas(Yusuf, 2015). Proses pengukuran
akan mengahsilkana sebuah infoemasi dari objek yang diukur yang
nantinya digunakan dalam mengambil keputusan yang lebih relevan.
Pengukuran dalam bidang pendidikan tidak terbatas hanya menggunakan
tes tapi juga bisa menggunakan Non tes.
Dalam bidang pendidikan, pengukuran memegang peranan yang
sangat penting. Data hasil pengukuran dalam bidang pendidikan memiliki
arti penting baik bagi sekolah atau lembaga pendidikan, guru, maupun
bagi siswa dan orang tua siswa atau masyarakat. Adapun pengertian
pengukuran menurut ahli sebagai berikut :

7
a. Menurut Anas Sudijono, (04:2005) mengemukakan bahwa
pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan
meansurement dan dalam bahasa Arabnya adalah muqayasah
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “
mengukur” sesuatu.
b. Hadi (1995)(dalam Tobari, 2015), mengemukakan pengertian
pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk
mengidentifikasikan besar kecilnya obyek atau gejala. Lebih
lanjut dikatakan bahwa pengukuran dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu (1) menggunakan alat-alat yang sudah ditera,
yang sudah distandarisasikan, (2) tanpa mengunakan alat-alat
yang ditera.
c. Suryabrata (1984)(dalam Tobari, 2015) mendifinisikan dengan
sederhana bahwa pengukuran terdiri atas aturan-aturan untuk
mengenakan bilangan-bilangan kepada suatu objek untuk
mempresentasikan kuantitas atribut pada objek tertentu.
d. Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
measurement merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur dalam arti memberi angka terhadap sesuatu yang
disebut obyek pengukuran atau obyek ukur. Mengukur pada
hakekatnya adalah pemasangan atau korespondensi 1-1
antara angka yang diberikan dengan fakta dan diberi angka
atau diukur.(Susilawati, 2018).
e. Pengukuran adalah pemberian angka pada objek atau
peristiwa menurut aturan yang memberikan arti kuantitatif
kepada angka itu (Wiersma dan Jurs, 1990) dalam (Koyan,
2011).
f. Gronlund menyatakan bahwa pengukuran adalah proses untuk
memperoleh deskripsi angka tentang derajat karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh individu (Gronlund, 1993) dalam
(Koyan, 2011).

8
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan pengukuran adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif dengan
membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan
sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat
mengukur hal-hal yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-
benda yang dapat dibayangkan. Pengukuran dalam bidang pendidikan
berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.

Menurut Yusuf, (2015; 10) menyatakan sekurang-kurangnya ada tiga


kontruks yang dapat dalam pengertian pengukuran yaitu:

1. Angka atau symbol yang dapat diolah secara statistic atau


dimanipulasi secara matematis, seperti 1, 2, 3 dan seterusnya.
2. Penerapan ini berarti angka dan symbol itu diterapkan terhadap objek
atau kejadian tertentu.
3. Aturan dimaksud sebagai patokan tentang benar/tidaknya
tindakanyang dilakukan atau sesuatu kejaidan atau objek yang
dikuasai seseorang.

Objek-objek pengukuran dalam bidang pendidikan adalah (H. Djaali,


2007):

1. Prestasi atau hasil belajar siswa. Prestasi atau hasil belajar di ukur
dengan menggunakan tes. Dilohat dari aspek standardisasi, ada dua
macam tes yaitu tes buku dan tes buatan guru. Tes buku adalah tes
yang sudah di uji di lapangan dengan maksud mendapatkan data
tentang keterandalan (reliability) dan kesahihan (validity) pengukuran
serta standar normative yang di pakai untuk menaksir skor tes.
2. Sikap, sikap ini di ukur dengan menggunakan instrument skala sikap
seperti yang dikembangkan oleh likert, semantic diferensial, skala
thurstone dan lain-lain.
3. Motivasi, motivasi di ukur dengan istrumen berbentuk skala yang di
kembangkan dari teori-teori motivasi.
4. Intelgensi, intelgensi di ukur menggunakan tes intelegensi.

9
5. Bakat, bakat diukur dengan menggunakan tes bakat seperti tes
bakat seni, tes bakat mekanik, tes bakat olahraga dan lain-lain.
6. Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional diukur dengan
menggunakan instrument yang dikembangkan dari teori-teori
emosional.
7. Minat. Minat diukur dengan menggunakan instrument minat yang di
kembangkan dari teori-teori minat.
8. Kepribadian. Kepribadian diukur dengan menggunakan tes
kepribadian seperti Q-sort.

Dalam melakukan pengukuran, dapat dilakukan dengan langkag-


langkah sebagai berikut: (Yusuf: 2015; 11).

1. Mengidentifikasi dan merumuskan atribut atau kualita yang akan


diukur.
2. Menentukan seperangkat operasi yang dapat digunakan untuk
mengukur atribut tersebut.
3. Menetapkan seperangkat prosedur atau definisi untuk
menerjemahkan hasil pengukuran ke dalam pernyataan atau data
kuantitatif.

PENILAIAN
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus menguasai
beberapa pengetahuan terkait dengan penilaian dalam pendidikan.
Secara umum Penilaian (Assesmen) merupakan suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan
tertentu (Arifin, 2009). Difinisi penilaian juga dikemukakan oleh beberapa
para ahli yaitu sebagai berikut:
a) Ralph Tyler (dalam Haryati, 2009) yang mengungkapkan bahwa
penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk

10
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan
pendidikan sudah tercapai.
b) Menurut Griffin dan Nix, penilaian adalah suatu pernyataan
berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik
seseorang atau sesuatu(Haryati, 2009).
c) Gronlund dan Linn(dalam Haryati, 2009) mendefinisikan tentang
sebuah penilaian sebagai suatu proses yang sistematis dan
mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta
menginterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh
seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap
maupun keterampilan.
d) Johnson & Jhonson (2001 dalamYusuf, 2015) mengatakan bahwa
assesmen dapat diartikan sebagai : collecting information about
quality and quntity of a change in a student, group, teacher or
administrator.
e) Elliot (1996 dalam (Yusuf, 2015) mengemukakan tentang assesmen
sebagai berikut : by assessment we mean the process of gathering
information about a student’s abilities or behavior for the purpose of
making decisions about student.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa penilan suatu
proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara
terus menerus untuk mengetahui keberhasilan siswa dengan menilai
proses dari kinerja siswa baik secara individu maupun kelompok.
Karakteristik dari penilaian yaitu:
1. Bersifat kualitatif, tidak berbentuk bilangan, melainkan hanya
menunjukkan kualifikasi hasil belajar seperti baik sekali, sedang,
rajin, cermat dan lain-lain.
2. Assessment memberikan informasi lebih komprehensif dan lengkap
dari pada pengukuran, sebab tidak menggunakan instrument tes saja
tetapi dapat digunakan instrumen non tes.

11
3. Dalam pengukuran pengumpulan informasi lebih menekankan pada
data kuantitatif atau data yang dapat dikuantifikasikan, sedangkan
dalam penilain pengumpulan informasi mencakup kualitas orang
atau suatu objek atau kejadian yang berkaitan dengan orang.
Dalam proses penilain adapun prosedur yang dilakukan antaralain:
Cece, 1999):

a. Menetapkan tujuan penilaian, tujuan biasanya dijadikan dasar dan arah


untuk melakukan suatu kegiatan.
b. Menetapkan jenis atau lingkup bahan ajar yang harus diukur,
pengambilan keputusan penilaian yang tepat perlu didasarkan pada
data konkrit yang relevan dengan tujuan penilaian.
c. Menetapkan teknik pengukuran yang digunakan, setelah memperoleh
kejelasan tentang aspek-aspek yang perlu di ukur selannjutnya perlu
ditetapkan teknik apa yang digunakan untuk mendapatkan data.
d. Mengembangkan instrumen pengukuran, pemilihan instrumen sangat
tergantung pada jenis bahan ajar pelajaran yang akan diukur dan teknik
pengukuran yang digunakan.
e. Melaksanakan pengukuran, dilakukan dengan menggunakan teknik dan
instrumen pengukuran yang ditetapkan.
f. Mengolah dan menafsirkan hasil pengukuran (mengambil kesimpulan),
Agar data hasil pengukuran mempunyai makna sesuai dengan tujuan
penilaian. Maka data tersebut perlu diolah dan ditafsirkan dengan
menggunakan kriteria dan standar tertentu.

Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation;
dalam bahasa Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian.
Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa
Indonesia berarti; nilai. (Anas, 2013;1).

Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh


beberapa ahli seperti:

12
1. (Gibson, 1981: 374) dalam Elis Ratna dan Rusdiana (2014),
mendefinisikan evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan
membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan
kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.
2. Wysong (1974) dalam Elis Ratna dan Rusdiana (2014),
mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk
menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang
berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan.
3. Uman, (2007: 91) dalam Elis Ratna dan Rusdiana (2014),
mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah untuk mencoba
menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan
program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.
4. Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) dalam Elis Ratna dan
Rusdiana (2014): evaluation refer to the act or process to determining
the value of something. Menurut definisi ini, istilah evaluasi itu
menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau
suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu.
5. Berbicara tentang pengertian evaluasi pendidikan, Lembaga
Administrasi Negara (1987) dalam Elis Ratna dan Rusdiana (2014),
memberika batasan mengenai Evaluasi Pendidikan, antara lain
sebagai berikut:
1) Evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan perestasi belajar
siswa. Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler
(1950). Ahli ini menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam
hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika
belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
2) Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang, yakni
Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah
bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana
tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan”.

13
3) Pendidikan hendaknya diarahkan pada dua dimensi, yaitu:
Pertama, dimensi dialektikal horizontal. Kedua, dimensi
ketundukan vertikal.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa evaluasi


adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan
kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen
pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai
bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Ini
berarti evaluasi dapat diartikan sebagai proses penggambaran,
pemerolehan dan penyediaan informasi yang berguna untuk penetapan
alternatif-alternatif keputusan. Dari evaluasi yang dikemukakan oleh
Stufflebeam dan Guba dalam (Yusuf, 2015) itu ada beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian, sebagai berikut:
1. Evaluasi dibangun dalam rangka kerangka jasa untuk pembuatan
keputusan yaitu penyedia informasi untuk pengambilan keputusan.
2. Evaluasi itu suatu sirkel/siklus, sutu proses yang terus menerus dalam
program.
3. Proses evaluasi mencakup tiga langkah utama yaitu: (1)
penggambaran, informasi yang dibutuhkan dan perlu dikumpulkan, (2)
pemerolehan, pengadaan dan pengumpulan informasi, maupun
penyediaan informasi (3) Pemberian makna terhadap informasi
tersebut.

Hubungan penilaian, pengukuran dan evaluasi

Banyak orang mengetahui bahwa pengukuran, penilaian dan


evaluasi itu memiliki pengertian yang sama. Namun dalam suatu
pembelajaran antar pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki arti,
tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Pengukuan merupakan kegiatan
yang sistematis untuk menentukan angka pada objek atau kegiatan yang
sistematis untuk menentukan angka pada objek atau gejala, Penilaian

14
merupakan penafsian dari hasil pengukuan dan penentuan pencapaian
hasil belajar, dan Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan
penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu
program. Walaupun memiliki perbedaan dari segi pengertian, namun
antara pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki hubungan dan
keterkaitan yang erat tindih dalam proses pembelajaran. Hubungannya
yaitu dalam suatu proses pembelajaran diawali dengan adanya suatu
pengukuran, kemudian dilanjutkan dengan tahap penilaian. Penilaian
merupakan suatu tindakan atau proses menentukan nilai suatu objek.
Penilaian dapat dilakukan berdasarkan hasil pengukuran yang didapat.
Terakhir yaitu tahap evaluasi, evaluasi dilakukan bedasarkan hasil dari
pengukuran dan penilaian (H. Djaali, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa
antara pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki hubungan dan
keterkaitan yang sangat erat, karena ketika hal tersebut dilakukan secara
berjenjang dan bertahap dalam suatu pembelajaran.

Perbedaan Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi

Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang


ditetapkan.Pengukuran bersifat kuantitatif atau dalam kata lain
berdasarkan angka-angka.Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur
dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-
bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Penilaian
bersifat kualitatif. Penilaian pada umumnya digunakan untuk menentukan
nilai atau kualitas dari objek.Evaluasi lebih komprehensif dari pada
pengukuran maupun penilaian. Pengukuran hanya dibatasi pada deksripsi
kuantitatif tanpa disertai deskripsi kualitatif dan pertimbangan nilai.
Evaluasi mencakup keseluruhan aspek kuantitatif dan kualitatif serta
disertai pertimbangan nilai. Evaluasi dapat juga dipandang sebagai proses
penafsiran (interpretasi) serta pembuatan keputusan berkenaan dengan
informasi assessment. Perbedaan lain antara penilaian dan evaluasi yakni
terletak pada ruang lingkupnya. Evaluasi lebih luas dan menyeluruh serta
mencakup keseluruhan komponen dan keterkaitan antara komponen-
komponen tersebut apabila dibandingkan dengan penilaian/assessment.

15
Secara lebih sederhana perbedaan penilaian, pengukuran, dan
evaluasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No Pengukuran Penilaian Evaluasi

Dilakukan sebagai Kegiatan yang lebih


tindak lanjut dari hasil kompleks, dimana
Dilakukan pertama kali
pengukuran mencakup
1 sebelum melakukan
(pengumpulan pengukuran,
proses selanjutnya
informasi) sebelum penilaian dan
membuat keputusan membandingkan

Hasil berupa
Hasil berupa kriteria pengambilan
2 Hasil berupa angka dengan parameter keputusan atas
tertentu suatu hasil
penilaian

Berinteraksi dengan
Berinteraksi dengan
Berinteraksi langsung proses
informasi yang telah
3 dengan obyek yang pengambilan
dikumpulkn untuk
diukur. keputusan terhadap
diolah
suatu obyek.

LATIHAN
1. Jelaskan apa yang ada ketahui tentang tes!
2. Jelaskan apa yang ada ketahui tentang penilaian!
3. Jelakan mengapa jenis tes itu ada beragam!
4. Jelasakan tiga kontruks pengetian pengukuraan!
5. Jelakan hubungan evaluasi dan pengukuran!

16
KEGITAN BELAJAR 2
Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Penilain Pembelajaran

Penilan suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh


yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui keberhasilan
siswa dengan menilai proses dari kinerja siswa baik secara individu
maupun kelompok. Penilan sangat penting dalam proses pembelajaran,
oleh sebab itu penilain mempunyai fungsi, tujuan dan prinsip.

TUJUAN DAN FUNGSI PENILAIN PEMBELAJARAN

Dalam arti luas menurut Muri Yusuf (dalam Asesmen Dan Evaluasi
Pendidikan, 2017:23), tujuan dan fungsi penilaian dalam pendidikan
adalah sebagai penyedia informasi tentang:

1. Penguasaan pengetahuan, nilai, sikap dan ketarampilan untuk


perbaikan pendidikan
Fungsi ini dapat digunakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan pendidik, memperbaiki cara-cara peserta didik
dalam belajar dan menyempurnakan fasilitas belajar.
2. Pengendalian mutu pendidikan dan pembelajaran
Pengendalian mutu pendidikan dan pembelajaran itu sangat penting.
Apabila terdapat sesuatu yang salah dalam pelaksanaan proses
pendidikan dapat diperbaiki dan dibetulkan dalam penyusunan
rencana dan perbaikan kegiatan atau dalam pertemuan-pertemuan
berikutnya, sehingga mutu pendidikan tetap terjamin dan bertambah
baik.
3. Pengambilan keputusan tentang peserta didik
Fungsi ini memberikan berbagai keputusan yang tepat kepada peserta
didik, seperti mengidentifikasi kondisi kebutuhan tiap peserta didik dan

17
selanjutnya menyesuikan perencana pendidikan dengan kebutuhan
mereka, menempatkan mereka ke dalam kelompok belajar
4. Akuntabilitas untuk peserta didik dan publik
Pada fungsi ini pendidik melaksanakan tugas mendidik dari pemerintah
dan publik.
5. Regulasi administratif
Regulasi administratif merupakan pengambilan kebijakan dalam
mengambil keputusan yang berdasarkan data dan informasi yang
sesungguhnya.
Sedangkan fungsi penilaian hasil belajar menurut Arifin (2012: 28)
dalam Elis Ratna dan Rusdiana (2014), adalah:
1) Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback)
kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran
dan mengadakan program remedial bagi peserta didik.
2) Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan
untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan
kenaikan kelas dan penentuan lulus-tidaknya peserta didik.
3) Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis,
fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
dimana hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitankesulitan tersebut.
4) Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam
situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program
spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.

Penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar-mengajar


berfungsi sebagai berkut:

1) Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal


ini adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat
diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang seharusnya
dikuasai oleh para siswa. Dengan perkataan lain dapat diketahui hasil
belajar yang dicapai para siswa.

18
2) Untuk mengetahui keefektifan proses belajar-mengajar yang telah
dilakukan oleh guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui
berhasil tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai
siswa tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan siswa tetapi
juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui
penilaian, berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya
dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki usahanya, yakni tindakan
mengajar berikutnya.

MANFAAT PENILAIAN

Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan evaluasi penilaian


pembelajaran, antara lain: Elis Ratna dan Rusdiana (2014),
1. Manfaat Penilaian bagi Guru
Terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh bagi guru dari hasil
evaluasi penilain pembelajaran, antara lain:
1) Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data
tentang kemajuan belajar siswa.
2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah
sesuai atau tidak dengan kemampuan siswa, sehingga dapat
dijadikan pertimbangan untuk menentukan materi pelajaran
selanjutnya.
3) Dengan melaksanakan penilaian guru akan dapat mengetahi apakah
metode mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.
4) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk merlaporkan
kemajuan belajar siswa kepada orang tua/wali siswa
2. Manfaat Penilaian bagi Siswa
Setelah siswa mengikuti evaluasi dan penilaian hasil belajar, paling
tidak siswa akan memperoleh manfaat, antara lain:
1) Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih
giat.
2) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui
kemajuan belajarnya.

19
3) Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang
dilaksanakannya sudah tepat atau belum.

3. Manfaat Penilaian bagi Lembaga/Sekolah


Dari hasil evaluasi dan penilaian belajar, paling tidak sekolah akan
memperoleh manfaat, antara lain:
1) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengetahui
apakah kondisi belajar mengajar yang dilaksanakan sekolah sudah
sesuai dengan harapan atau belum.
2) Hasil penilaian merupakah data yang dapat dimanfaatkan sekolah
untuk merencanakan pengembangan sekolah pada masa yang
akan datang.
3) Hasil penilaian merupakan bahan untuk menetapkan kebijakan
dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah.

Prinsip-prinsip penilain pembelajaran

Untuk memperoleh hasil penilaian yang lebih baik, Anda harus


memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut: (Arifin,
2012)
1) Kontinuitas
Penilan tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran
itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu,
penilaiandilaukan secara kontinu. Hasil penilain yang diperoleh pada
suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada
waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas
tentang perkembangan peserta didik. Perkembangan belajar peserta
didik tidak dapat dilihat dari dimensi produk saja tetapi juga dimensi
proses bahkan dari dimensi input.
2) Komprehensif
Dalam melakukan penilaian terhadap suatu objek, Anda harus
mengambil seluruh objek itu sebagai bahan penilaian.

20
3) Adil dan objektif
Dalam melaksanakan penilaian, guru harus berlaku adil tanpa pilih
kasih. Semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa
“pandang bulu”. Anda juga hendaknya bertindak secara objektif, apa
adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Sikap like and
dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif
harus dijauhkan. Penilan harus didasarkan atas kenyataan (data dan
fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
4) Kooperatif
Dalam kegiatan penilaian, guru hendaknya bekerjasama dengan
semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala
sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini
dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi,
dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
5) Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi gurusendiri
yang menyusun alat penilaian maupun orang lain yang akan
menggunakan alat tersebut. Untuk itu, Anda harus memperhatikan
bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.
Dalam penilaian hasil belajar, Anda harus memperhatikan pula hal-
hal sebagai berikut: (Arifin, 2012)
1. Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas
abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan
interpretasi hasil penilaian.
2. Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.
3. Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus menggunakan
berbagai alat (instrumen), baik yang berbentuk tes maupun non-tes.
4. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan.
5. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas
peserta didik, seperti : tes tertulis esai, tes kinerja, hasil karya peserta
didik, proyek, dan portofolio.

21
6. Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai.
7. Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu
memberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa
yang diketahui, apa yang dipahami dan apa yang dapat dilakukan.
8. Penilaian tidak bersifat diskriminatif. Artinya, guru harus bersikap adil
dan jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab
kepada semua pihak.
9. Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut.
10. Penilaian harus berorientasi kepada kecakapan hidup dan bersifat
mendidik.

LATIHAN
1. Untuk menghasilkan sebuah hasil penilaian yang berkualitas apa
yang harus diperhatikan oleh guru dalam melakukan penilaian?
2. Penialan mempunyai tujuan, jelakan tujuan penilaian pembelajaran!
3. Jelakan maksud penialan harus berlangsung secara berkelanjutan!
4. Jelaskan manfataat hasil penilan bagi guru, siswa dan lembaga!

22
RINGKASAN

Berdasarkan paparan materi di atas dapat diperoleh beberapa hal


yaitu:

1. Tes adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui suatu objek dengan prosedur tertentu yang telah
dirancang sebelumnya. Dalam pendidikkan objek disini adalah peserta
didik, model pembelajaran, guru dan lainnya.
2. Pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan
ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang akan
diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal yang
tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat
dibayangkan. Pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur
atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
3. Penilan suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui keberhasilan siswa
dengan menilai proses dari kinerja siswa baik secara individu maupun
kelompok.
4. evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran
terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan;
kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap
program pembelajaran; tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar
peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

23
telah ditetapkan; mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; seleksi, yaitu memilih
peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu;
menentukan kenaikan kelas; dan menempatkan peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimilikinya.
6. Fungsi penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi fungsi formatif,
fungsi sumatif, fungsi diagnostik, dan fungsi penempatan.
7. Prinsip-prinsip umum penilaian adalah kontinuitas, komprehensif, adil
dan objektif, dan kooperatif.
8. Prinsip-prinsip penilaian proses dan hasil belajar adalah mengukur
hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas sesuai dengan
kompetensi; mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari
hasil belajar dan materi pembelajaran; mencakup jenis-jenis instrumen
penilaian yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang
diinginkan; direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai
dengan yang digunakan secara khusus; dibuat dengan reliabilitas
yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati; dan
dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar .

24
TES FORMATIF

Pilihlah salah satu jawaban berikut ini dengan cara memberikan tanda
silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang dianggap paling tepat.

1. Perhatikan pernyataan dibawah in!


1) proses atau kegiatan yang berkesinambungan untuk
pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta
didik.
2) suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris
untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditentukan.
3) proses penentuan kualitas suatu objek dengan membandingkan
antara hasil-hasil ukur dengan standar tertentu.
4) penetapan angka bagi individu dengan cara sistematis yang
mencerminkan sifat (karakteristik) dari individu.
5) proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa.
6) suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel
suatu kontinum.
7) suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
8) suatu proses atau kegiatan untuk mengukur dan menilai
beberapa kemampuan siswa.
9) suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
tentang karakteristik seseorang atau sesuatu.

Dari pernytaan tersebut yang sesuai dengan pengertian pengukuran


adalah….

a. 1, 2 dan 8 d. 5, 7 dan 8
b. 1, 3 dan 9 e. 3 , 5 dan 8
c. 2, 4 dan 6
2. Dari pernyataan tersebut yang sesuai dengan penilaian adalah….
a. 1, 5 dan 7 d. 5, 6 dan 7
b. 1, 3 dan 9 e. 2, 6 dan 8
c. 4, 7 dan 9
3. Dari pernyataan tersebut yang sesuai dengan evaluasi adalah….

25
a. 5, 7 dan 8 d. 4, 5 dan 6
b. 3, 7 dan 9 e. 1, 4 dan 8
c. 2, 6, dan 9
4. Pak Andi adalah seoarang guru dia ingin mengetahui apakah siswanya
sudah mampu mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Oleh sebab
itu pak Andi melakukan kegiatan….
a. pengukuran
b. penilaian
c. evaluasi
d. penilaian diagnosis
e. penilaian sumatif
5. Pak Rusan dalah seoarang guru biologi pindahan. Dia sekarang
ditugaskan untuk mengajar dikelas 12. Sebelum melakukan proses
pembelajaran Pak Rusan melakukan sebuah informasi yang dia
gunakan untuk merancang sebauh proses pembelajaran. ilustrasi
tersebut sesuai dengan….
a. penilaian sumatif
b. penilaian formatif
c. penilaian diagnostic
d. penilaian selektif
e. penilaian penempatan
6. Serangkaian tugas atau soal yang harus dikerjakan peserta didik untuk
mengukur suatu aspek perilaku tertentu disebut….
a. evaluasi
b. pengukuran
c. penilaian
d. tes
e. nontes
7. Alat ukur standar adalah alat ukur yang memiliki….
a. derajat validitas yang tinggi
b. derajat reliabilitas yang tinggi
c. derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi
d. daya pembeda soal yang tinggi
e. tingkat kesukaran tinggi
8. Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan….
a. nilai dan arti
b. kuantitas
c. prestasi belajar
d. tingkat penguasaan
e. kemampuan peserta didik
9. Berikut ini yang bukan merupakan persamaan evaluasi dan penilaian….
a. alat yang digunakan sama
b. proses yang sistematis

26
c. ruang lingkup
d. sama-sama menilai
e. memberikan keputusan
10. Suatu proses atau kegiatan yang berkesinambungan untuk
pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik
disebut….
a. pengukuran
b. penilaian
c. evaluasi
d. tes
e. non tes

11. Perhatikan pernyataan dibawah ini!

1) Memberikan informasi tentang ketercapaian tujuan jangka pendek


yang telah dilaksanakan,
2) Memberikan masukan untuk kemajuan pembelajaran,
3) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang
telah dicapai oleh peserta didiknya.
4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar
bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5) Memberikan informasi tentang kesulitan dalam pembelajaran dan
untuk memilih pengalaman pembelajaran di masa yang akan
datang.
6) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari strategi pengajaran
(metode dan teknik belajar-mengajar) yang digunakan
7) Memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta diidk untuk
memperbaiki atau meningkatkan prestasi
8) Membantu memutuskan kesesuaian dan keberlangsungan dari
tujuan pembelajaran, kegunaan materi pembelajaran,
9) Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahui relevansi antara
program dengantujuan yang dirumuskan.

Dari pernyataan tersebut yang sesuai dengan fungsi penilaian


adalah….
a. 2, 5 dan 9 d. 1, 2 dan 5
b. 3, 4 dan 7 e. 3, 8 dan 9
c. 6, 8 dan 9
12. Dari pernyataan tersebut yang sesuai dengan kegunaan penilaian
adalah….

a. 2, 5 dan 9 d. 1, 2 dan 5
b. 3, 4 dan 7 e. 3, 8 dan 9
c. 6, 8 dan 9
13. Dari pernyataan tersebut yang sesuai dengan tujuan penilaian
adalah….

27
a. 2, 5 dan 9 d. 1, 2 dan 5
b. 3, 4 dan 7 e. 3, 8 dan 9
c. 6, 8 dan 9

14. Buk Susi adalah seorang guru SD kelas 5 disalah satu sekolah
ternama yang ada di Buleleng. Dalam melakukan proses penilaian Buk
Susi selalu memperhatikan kompetensi dasar dan meteri yang
diberikan. Ilusrasi tersebut termasuk prinsip penilain….
a. sistematis d. continue
b. sahih e. objektif.
c. komprehensif
15. Pak Rai adalah seoarang guru kelas 3 disalah satu SD di Buleleng.
Dia adalah salah satu guru teladan. Dalam proses pembelajaran yang
dilakukan dia tidak pernah tidak melakukan penilain. Teknik penilain
yang dilakukan disesuiakan dengan kompetensi yang akan di ukur.
Selain itu juga dia melakukan penialan bukan hanya di akhir melainkan
disepanjang proses pembelajaran. ilustrasi tersebut termasuk prinsip
penilan…..
a. sistematis d. menyeluruh dan continu
b. objektif e. terpadu
c. komperensif

Tugas Akhir

Kerjakan tugas dibawah ini dengan baik!


1. Evaluasi, penilaian, pengukuran adalah tiga istilah yang berbeda
akan tetapi berhubungan. Jelakan pernyataan tersebut!
2. Sebagai seoarang pendidik sudah menjadi tugas dan kewajiban
mempersiapkan penilaian. Ada beberapa halyang harus
diperhatikan. Hal-ha tersebut anatara lain…!
3. Penilain pembelajaran bukan hanya bermanfaat bagi seoarang
guru atau pengempu kebijakan. Akan tetapi bagai siswa hasil
penialan bermanfaat juga. Jelakan maksud tersebut!
4. Melaksanakan proses penilaian, ada beberapa prinsip yang harus
diikuti oleh penyusun instrument. Jelakan maksud tersebut!
5. Evaluasi, penilaian dan pengukuran tidak bisa bisa dpisahkan dari
proses pembelajaran. jelakan maksud tersebut!

28
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term.


Jakarta: Ministry of Education and Culture.
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, S. (2002). DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN (Edisi
Revi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: citapustaka media.

Cece Rakhmat, D. S. (1999). EVALUASI PENGAJARAN. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

H. Djaali, P. M. (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta.

Jacobs & Chase. (1992). Developing and Using test Effectively. San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers.
Koyan. (2011). ASESMEN DALAM PENDIDIKAN (Pertama; L. Jayanta,
ed.). Singaraja: Universitan Pendidikan Ganesha Press.
Subekti, R. & Firman, H.. (1989). Evaluasi Hasil Belajar dan Pengajaran
Remedial. Jakarta: UT.

Suprananto dan Kusaeri. (2012). Pengukuran dan Penilaian. Yogjakarta:


GRAHA ILMU.
Susilawati, D. (2018). Tes Dan Pengukuran. Jawa Barat: UPI Sumedang
Press.
Tobari, H. (2015). Soal-soal Penerimaan Pegawai. Jakarta:
DEEPUBLISH.
Yusuf, M. (2015). Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

29
KUNCI JAWABAB
1 C
2 B
3 A
4 B
5 C
6 D
7 C
8 A
9 E
10 B
11 B
12 C
13 D
14 C
15 D

30

Anda mungkin juga menyukai