Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEKNOLOGI MOTOR BENSIN


SISTEM EFI(ELECTRONIK FUEL INJECTION)

KELOMPOK 2:

SIDIQ WAHID N
LUNDIAWAN
KEN MUKTI A
RENNY WIDYASTANTA
EDY PAMUNGKAS

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKRTA


YOGYAKARTA
2012

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayahNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas pendidikan sistem ganda dimana didalamnya
kami telah menyusun sistematikanya mulai dari

Sistem efi(electronik fuel injection) merupakan sistem yang berfungsi menentukan


jumlah bahan bakar yang optimal ( tepat ) disesuaikan dengan jumlah bahan bakar dan
temperatur udara yang masuk , kecepatan mesin,temperature air pendingin posisi katup
throtel valve,pengembunan oxsigen di dalam exhaust pipe,dan kondiai lainnya. Yang intinya
sistem efi ini menjamin pencampuran udara dan bahan bakar ideal dan efisien.

Saya mengucapkan mohon maaf jika dalam makalah ini masih ditemukan kesalahan.
Kritik dan saran pembaca masih sangat diperlukan demi terciptanya kesempurnaan makalah
ini

Yogyakarta, Desember 2012

Penyusun

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................... 4


B. Tujuan ................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem EFI .................................................. 5


B. Prinsip Sistem EFI .................................................. 6
C. Type Sistem EFI .................................................. 6
D. Komponen Sistem EFI .................................................. 8
E. Diagnosis Terhadap Kerusakan .................................................. 17
F. Skenario Problem .................................................. 18
G. Analisa dan Solusi Terhadap Problem........................................... 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................. 24
B. Saran .................................................. 24

Daftar Pustaka .................................................. 25

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karburator umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir 1980-
an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai
digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem
yang lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic Fuel
Injection )adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini
merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin.Penggunaan injeksi bahan
bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator.
Dan injeksi bahan bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang
lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa
mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya.
Sistem awal berupa mekanikal namun sekitar 1980 mulai banyak menggunakan
sistem elektronik.Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor
kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik (electronic control unit, ECU) untuk
menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi bahan bakar dapat
meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga
keluaran yang lebih.
Dizaman sekarang banyak orang yang kurang mengerti tentang perbedaan sistem
karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan kebanyakan orang mengabaikan
perbedaan itu mereka tidak tahu bahwa sisitem EFI lebih irit bahan bakar dari pada sistem
karburator. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat
dewasa ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan dengan makin besarnya tantangan
yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan. Dunia pendidikan sekarang ini makin dituntut
untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab dan
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia pendidikan harus
dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan dan penyempurnaan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Salah satu upaya peningakatan dan penyempurnaan dalam
penyelenggaraan pendidikan khususnya dibidang teknik mesin khususnya otomotif  Aplikasi
Sistem Pengaturan Elektronik pada kendaraan telah demikian pesatnya, seiring dengan
kemajuan teknologi dan tuntutan global yang mensyaratkan baik aspek pemenuhan pengguna
teknologi maupun aspek dampak lingkungannya, sehingga rancang bangun kendaraan

4
modern dengan Advance Technology memiliki kelebihan/keunggulan yang mampu
meningkatkan antara lain:

 Unjuk kerja
 Efisiensi penggunaan bahan bakar
 Penanggulangan dampak lingkungan
 Kenyamanan dan keamanan

Kendaraan dengan fasilitas control elektronik dibandingkan dengan kendaraan


konvensional memiliki perbedaan pada piranti elektroniknya yang pada dasarnya terdiri dari
beberapa komponen, yaitu Sensor, Electronik Control Unit (ECU), dan Unit Actuator.

B. Tujuan
a. Apa penyebabnya ika mesin tiba-tiba mati?
b. Apakah pemecahan masalah dari problem pada mesin tiba-tiba mati?
C. Rumusan Masalah
a. Mengetahui penyebab yang terjadi jika mesin tiba-tiba mati
b. Mengetahui pemecahan masalah dari problem di atas

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem EFI

EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol
secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan
kebutuhan motor bakar, maka proses pembakaran yang terjadi diruang bakar akan terjadi
secara sempurna sehingga didapatkan daya motor yang optimal serta didapatkan gas buang
yang ramah lingkungan. Proses pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Control Unit)
ke injector yang didasarkan pada signal-signal dari sensor-sensor antara lain sensor air flow
meter, manifold absolute pressure, sensor putaran mesin, water temperature sensor, throttle
position sensor dll. EFI dipakai oleh merk Toyota, sedangkan merk lain mempunyai nama
yang berbeda, yakni ; PGMFI/ Honda (Programed Fuel Injection), EPI/ Suzuki (Electronic
Petrol Injection), EGI/ Mazda (Electronic Gasoline Injection), Jetronik (Bosch), Multec/
5
General Motor (Multi Technology) dan lain-lain akan tetapi prinsip dari semua sistem
tersebut adalah sama.

B. Prinsip Sistem EFI

System yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensor-sensor dan
actuator. Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi informasi tentang kondisi-kondisi
yang berkaitan dengan penentuan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan. Pemberian
informasi dapat berupa sinyal analog ataupun digital. Sensor-sensor yang mengirim informasi
dalam bentuk analog seperti misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air flow).
Sedangkan actuator merupakan bagian/komponen yang akan diperintah oleh ECU dan
perintah dapat berupa analog ataupun digital. Pemberian perintah berupa analog diberikan
pada pompa bensin elektrik dan lampu engine kontrol. Sedangkan pemberian perintah berupa
sinyal digital diberikan pada injector, coil pengapian, katup pernapasan tangki, pengatur idle,
pemanas sensor lamda dan steeker diagnosa.

C. Type Sistem EFI

System EFI terbagi dalam dua jenis yakni :

1. EFI Type D
EFI jenis ini pengukuran udara masuk yang menuju ke intake manifold
menggunakan vaccum sensor, dimana besar kecilnya tekanan didalam intake

6
manifold dijadikan informasi ke ECU sebagai salah satu penentu banyak
sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

Skema prinsip kerja D-Jetronik

2. EFI Type L
Pada EFI jenis L jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold
diukur banyak sedikitnya dengan menggunakan aiflow meter dan besarnya
volume udara dijadikan informasi ke ECU sebagai salah satu penentu banyak
sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

7
Skema prinsip kerja L-Jetronik

D. Komponen Sistem EFI


Komponen-komponen EFI terdiri dari :

1. Pompa Bensin

8
Pompa bensin yang biasa digunakan pada mesin dengan system EFI
adalah pompa bensin electric yang berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari
tangki dan menekannya ke system bahan bakar. Pompa bensin yang biasa
digunakan adalah type in tank dan type in line. Type in tank artinya bahwa pompa
bahan bakar berada di dalam tangki bahan bakar dengan posisi terendam bahan
bakar. Sedangkan type in line artinya bahwa pompa bahan bakar berada diluar
tangki bahan bakar.
Secara rangkaian bahwa kerja dari pompa bahan bakar dicontrol oleh
ECU sehingga jika transistor pada ECU OFF maka arus listrik tidak mengalir ke
massa sehingga relay pompa dalam kondisi off, akibatnya arus listrik dari bateray
tidak mengalir ke pompa dan pompa tidak dapat bekerja.

Gb. Pompa Bensin Type In Tank

Gb. Pompa Bensin Type In line

2. ECU

9
Electronic Control Unit merupakan komponen system bahan bakar
yang akan menerima sinyal listrik dari sensor kemudian diolah untuk
kemudian dijadikan garis perintah kepada actuator. ECU mendapat suplay
tegangan listrik dari baterai, yang selanjutnya tegangan listrik tersebut akan
dialirkan ke sensor dan actuator yang besar kecilnya teganngan disesuaikan
dengan kapasitas sensor ataupun actuator.

Bagian-bagian ECU :
 Micro Processor – mengatur jalannya perintah dan mengambil keputusan data yang
telah diolah berdasarkan informasi dari data yang tersimpan pada memory.
 Memory – Menyimpan data-data input yang siap diinformasikan ke micro processor
 Input – memberikan informasi berupa sinyal listrik ke memory untuk diproses oleh
micro processor.
 Akuisi Data – data data yang telah diproses oleh micro processor dibedakan kemudian
diinformasikan ke output
 Output – Sinyal listrik yang dihasilkan oleh akuisi data kemudian diberikan ke
actuator-aktuator

3. Data Link Conector (DLC)

10
Data Link Conentor merupakan kumpulan kode-kode untuk mempermudah
mendeteksi kerja dari sensor ataupun actuator. DLC diterapkan pada semua kendaraan
dengan sistem EFI dan untuk mendeteksi secara manual dilakukan dengan cara
menjamper kode satu dengan kode yang lainnya sesuai dengan manual book pada
masing-masing kendaraan atau merk kendaraan tersebut. Sebagai contoh jika ingin
mengetahui kerja pompa bahan bakar maka tinggal menghubungkan kode nomor 2
dengan nomor 9 dan untuk mengetahui terjadinya malfungsi pada engine check lamp
dengan menghubungkan nomor 4 dengan nomor 13

4. Variable Resistor
Berfungsi untuk mengatur campuran bahan bakar saat putara idle. Penyetelan ini
dilakukan untuk menghasilkan nilai co yang benar. Untuk hal tersebut tidak dibenarkan
menyetel variable resistor tanpa menggunakan CO tester.

Penyetelan variable resistor dilakukan dengan cara memutar baut penyetel dengan
SST searah jarum jam jika campuran bahan bakar terlalu gemuk dan jika baut penyetel
diputar berlawanan jarum jam menunjukan bahwa bahan bakar terlalu kurus.
5. Pressure Sensor

11
Pressure sensor difungsikan untuk mendeteksi kondisi tekanan udara pada intake
manifold. Besar kecilnya tekanan pada intake akan diinformasikan ke ECU sebagai input
analog. Pressure sensor dipasangkan pada intake chamber.

6. Throttle Sensor
Throttle position sensor difungsikan untuk mendeteksi besarnya pembukaan katup
gas. Gerakan katup gas akan menggerakan slider atau lengan gesek yang akan mempengaruhi
besar kecilnya nilai tahanan yang dibentuk sebagai informasi ke ECU untuk menentukan
banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

Throttle Position Sensor dipasangkan pada throttle body yang akan mendeteksi sudut
pembukaan katup throttle. Saat katup throttle tertutup penuh maka tegangan 0,3 + 0,8 V akan
diberikan ECU melalui terminal VTH/VTA. Saat katup throttle dibuka maka tegangan yang

12
diberikan ECU ke VTH/VTA akan bertambah sesuai dengan sudut pembukaan katup throttle
dan tegangan menjadi 3,2 – 4,9 V pada saat katup throttle terbuka penuh. ECU
mempertimbangkan kondisi pengendaraan dari input signal tersebut dan menggunakannya
untuk menentukan air fuel ratio yang benar, penambahan tenaga yang benar dan fuel cut
control.

Prinsip Kerja TPS


7. Idle Speed Control
Idle speed control difungsikan untuk mengatur besarnya udara yang diberikan pada
saat putaran idle. Idle speed control dipasangkan pada sisi bagian bawah throttle chamber.
ECU hanya mengoperasikan katup ISC untuk membuat idle-up dan memberikan umpan
balikuntuk mencapai target putaran idling.

8. Injector
Injector adalah salah satu bagian dari system bahan bakar yang akan mengabutkan
bahan bakar agar terjadi proses percampuran yang homogen antara udara dan bahan bakar.

13
Injector dilengkapi dengan plunger yang akan membuka dan menutup saluran bahan bakar
dan kerja plunger dikontrol oleh solenoid yang mendapat instruksi dari engine ECU. Bahan
bakar akan keluar lebih gemuk manakala plunger waktu tertahan lebih panjang dan
sebaliknya. Pengaturan campuran bahan bakar gemuk, kurus dan saat kapan mulai
diinjeksikan tergantung dari sinyal yang dikirim oleh engine ECU.

9. Cam Angle Sensor


Sensor sudut cam dipasang pada sisi samping atas kepala silinder, dimana sensor ini
akan mendeteksi setiap perubahan pergerakan sudut cam. Sensor akan mendeteksi perubahan
sudut camshaft yang berhubungan dengan katup masuk. Dari sinyal tersebut akan dijadikan
dasar pertimbangan ECU untuk memulai saat penginjeksian bahan bakar atau mengakhiri
injeksi bahan bakar.

10. Crank Angle Sensor

14
Crank Angle Sensor mendeteksi putaran mesin dan untuk mendeteksi posisi piston
tiap silinder.

11. Temperatur Sensor


WTS (water temperature sensor) difungsikan untuk mendeteksi kondisi suhu air
pendingin. Sensor ini dipasang pada blok mesin atau rumah termostat bagian bawah. Sensor
akan bekerja dengan besar kecilnya resistansi yang dibentuk dimana semakin tinggi suhu air
pendingin maka akan semakin kecil resistansinya.

Sensor air pendingin dihubungkan ke engine ECU yang akan memberikan tegangan
sumber daya 5 Volt ke sensor melalui resistor dari terminal THA/THW. Saat nilai tahanan
berubah dari sensor sesuai dengan perubahan temperature dalam air pendingin maka
potensian pada terminal THA/THW juga akan berubah. Berdasarkan signal ini, ECU
merubah volume injeksi bahan bakar untuk memperbaiki kemampuan mesin selama
pengoperasian mesin dingin.

15
12. Knocking Sensor
Sensor ini dipasang untuk mendeteksi saat gejala knocking pada mesin terjadi.

16
E. Diagnosis Terhadap Kerusakan
Kendaraan yang diopersikan secara terus menerus dalam kehidupan transportasi darat
tidak terlepas dari kemungkinan adanya gangguan gangguan pada system kerja yang terdapat
dalam kendaraan dimana akan memperngaruhi performance yang dihasilkan oleh mesin.
Gangguan-gangguan tersebut bisa datang dari system bahan bakar ataupun system yang lain.
Gangguan –gangguan tersebut jelas harus dicari sumber permasalahannya. Dalam pencarian
masalah dibagi menjadi 2 yakni:
Pertama, dengan cara Trial End Error (mencoba dengan kesalahan) artinya dalam mencari
gangguan dengan cara coba-coba sehingga ditemukan sumber kerusakan yang sebenarnya.
Kedua, dengan cara Diagnostic baik induktif ataupun deduktif. Artinya pencarian sumber
kerusakan dengan cara induktif adalah dengan cara model pencarian sumber kerusakan dari
mudah ke hal yang lebih rumit. Sedangkan cara deduktif adalah dengan cara model pencarian
sumber kerusakan dari yang sulit ke hal yang mudah. Penggunaan metode Diagnostic dapat
dilakukan dengan cara manual ataupun dengan menggunakan alat ukur khusus. Pemeriksaan
dengan secara manual dilakukan dengan menggunakan kabel jamper. Hasil penjamperan
akan memunculkan sinyal kedipan lampu pada engine check lamp dengan dengan demikian
tinggal menghitung jumlah kedipan pada lampu. Diagnostic dengan cara manual dilakukan
dengan cara menghubungkan kabel jamper pada 2 terminal tertentu yang terdapat pada kotak
diagnostic sesuai dengan merk kendaraan yang akan dilakukan pengecekan kerusakan.

F. Skenario Problem

17
Seorang pemilik mobil mengeluh, karena mesin mobilnya tiba-tiba mati saat
dikendarai. Mesin mobil sudah menggunakan system injeksi bahan bakar elektronik (EFI).
Bagaimana analisa anda terhadap keluhan tersebut dan bagaimana pula cara mencari
penyebab matinya mesin serta bagaimana solusinya agar mobil tersebut dapat hidup kembali?

G. Analisa dan Solusi Terhadap Problem


1. SISTEM BAHAN BAKAR
Bahan bakar dihisap dari tangki oleh pompa bahan bakar yang dikirim dengan
tekanan ke saringan bahan bakar yang tela disaring dikirim ke injektor dan cold starter injetor.
Tekanan dalam saluran bahan bakar(fuel line)dikontrol oleh preassure regulator.kelebihan
bahan bakar dialirkan kembali ketangki melalui return line.getaran pada baan bakar yang
disebabkan oleh adanya penginjeksian diredam oleh pulsation damper.
Bahan bakar diinjeksikan oleh injektor kedalam intake manifold sesuai dengan injection
signal dari EFI komputer.Cold star injector menginjeksikan bahan bakar langsung ke air
intake chamber saat cuaca dingin sehingga mesin dapat dihidupkan dengan mudah.

 Bensin (habis) solusinya diisi bensinnya

 kondisi tekanan BBM selalu tetap (55-60psi). 

Jika tidak maka lakukan pemeriksaan


- selang bahan bakar
Periksa selang bahan bakar apakah ada bagian selang yang sobek atau tidak dan
periksa sambungan pada selang apakah longgar atau tidak.
Jika terjadi hal seperti di atas akan mengakibatkan tekanan bahan bakar
berkurang.
Cara mengatasi :
Kencangkan sambungan selang , atau ganti selang bila selang robek

 Pompa bahan bakar (macet,mati) solusinya diganti

 Saringan bahan bakar (tersumbat) solusinya dibersihkan dengan udara tekan

Periksa saringan bahan bakar apakah sudah kotor atau tersumbat yang akan
mengakibatkan tekanan bahan bakar berkurang

18
 Selang bahan bakar (bocor) solusinya diganti

 Injector (tersumbat, bocor) solusinya dibersihkan dengan injector cleaner, diganti

Periksa apakah terdapat kabutan bahan bakar yang baik pada injector atau tidak, ukur
volume bahan bakar yang dikeluarkan dengan alat tes injector . Jika kabutan jelek dan
volume nya tidak sesuai spesifikasi maka terjadi penyumbatan pada injector.

 Pressure regulator (mati,error) solusinya diganti

Jika pressure regulator rusak maka pressure regulator tidak dapat mengatur tekanan
bahan bakar dengan baik akibatnya semprotan pada injector lemah dan volume nya
kurang.

SISTEM INDUKSI UDARA

 Filter udara (kotor) solusinya diberi udara tekan


Menyebabkan udara yang masuk berkurang bahkan bisa udara kotor ikut masuk

 Air valve (mati,error) solusinya ganti selenoidnya

Kalau komponen ini tidak bekerja maka mesin tidak bisa stasioner

SISTEM KONTROL ELEKTRONIK

 Konektor (kendor) solusinya kencangkan,

Periksa Semua konektor pada sensor dan actuator ,apakah ada yang terlepas ataupun
ada yang kendor.
Jika socket kendor akan mengakibatkan tidak terbacanya sensor oleh ecu, dan bila
kendor pada actuator akan mengakibatkan actuator tidak bekerja
Cara mengatasi :
Kencangkan semua konektor , bila ada yang terlepas pasang kembali

 Rellay (mati) solusinya diganti

19
Periksa semua relai , Jika relai pompa rusak akan mengakibatkan terputusnya arus
listrik ke pompa sehingga pompa mati Jika relai ECU yang rusak akan mengakibatkan
terputusnya arus listrik pada sistim EFI
Cara mengatasinya :
Ganti relai

 Sekring (mati) solusinya diganti

Periksa sekring semua sekring pada system Efi, Apakah ada yang putus atau tidak.
Jika sekring putus akan mengakibatkan terputusnya arus listrik dari baterai
Cara mengatasi :
Ganti sekring sesuai spesifikasi Arusnya.

 Hubungan kabel-kabel dan dengan baterai/sumber (kendor, putus) solusinya


kencangkan , sambungkan/ ganti kabelnya.

Periksa terminal positif dan negative baterai apakah kendor atau lepas
Jika kendor atau terlepas akan mengakibatkan terputusnya arus listrik dari baterai ke
sistim EFI nya.
Cara mengatasi :
Pasang kabel pada terminal baterai yang terlepas atau kencangkan bila kendor

 ECU /electronik control unit (error) solusinya diganti

Kerusakan pada ECU


Ecu tidak bisa mengolah data dari semua sensor dan tidak bisa mengirim perintah
pada actuator untuk bekerja

 Pemasangan kabel konektor (terbalik) solusinya dibaliklagi

Kalau hal ini terjadi maka di scaner sudah terdeteksi tentang hal ini, kita cek dulu
pemasangannya

 TPS /throttle position sensor (mati, error) solusinya diganti

Throttle position sensor difungsikan untuk mendeteksi besarnya pembukaan katup


gas. Gerakan katup gas akan menggerakan slider atau lengan gesek yang akan

20
mempengaruhi besar kecilnya nilai tahanan yang dibentuk sebagai informasi ke ECU
untuk menentukan banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

Throttle Position Sensor dipasangkan pada throttle body yang akan mendeteksi sudut
pembukaan katup throttle. Saat katup throttle tertutup penuh maka tegangan 0,3 + 0,8
V akan diberikan ECU melalui terminal VTH/VTA. Saat katup throttle dibuka maka
tegangan yang diberikan ECU ke VTH/VTA akan bertambah sesuai dengan sudut
pembukaan katup throttle dan tegangan menjadi 3,2 – 4,9 V pada saat katup throttle
terbuka penuh. ECU mempertimbangkan kondisi pengendaraan dari input signal
tersebut dan menggunakannya untuk menentukan air fuel ratio yang benar,
penambahan tenaga yang benar dan fuel cut control

JIka TPS rusak maka jumlah bahan bakar yang di injecsikan oleh injector tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan . Sehingga mesin mati.

Hal ini diketahui jika kita melakukan penscanan

 MAP /manifold absolute pressure sensor (mati,error) solusinya diganti

Manifold Absolute Pressure Sensor, adalah sensor yang menghasilkan informasi


tekanan secara instant yang digunakan untuk menghitung kepadatan udara (air
density) dan menentukan Air Mass Flow Rate yang kemudian digunakan ECU untuk
menghitung jumlah aliran bahan bakar yang sesuai,

Pemeriksaan MAP sensor


Periksa selang vacuum yang berhubungan dengan intake manifold apakah terlepas
atau kendor
Jika terlepas atau kendor maka kevakuman yang akan di baca oleh sensor tidak akan
tepat. Sehingga ECU tidak sesuainya mengirimkan perintah ke injector yang
mengakibatkan tidak sesuainya juga jumlah bahan bakar yang dikeluarkan
Hal ini diketahui jika kita melakukan penscanan

 ISC /idle speed control(mati,error) solusinya diganti

Hal ini diketahui jika kita melakukan penscanan

 ATS /air temperature sensor(mati, error) solusinya diganti

21
Mendeteksi temperature udara yang akan masuk ke intake manifold

Hal ini diketahui jika kita melakukan penscanan

 Ignition signal (mati, error) solusinya ditelusuri penyebabnya di sistem pengapian,


diganti

Untuk memberikan sinyal pengapian ke ECU

Hal ini diketahui jika kita melakukan penscanan

 WTS /water temperature sensor (mati) solusinya diganti

Jika water temperature sensor rusak maka kipas tidak mau berputar sehingga kipas
tidak bisa mendinginkan radiator yang mengakibatkan overheating dan menyebabkan
mesin mati
Cara mengatasi :
Ganti sensor
Hal ini diketahui jika kita melakukan penscanan

SISTEM PENGAPIAN

 Periksa apakah terdapat percikan bunga api atau tidak


Caranya lepas kabel tegangan tinggi pada distributor lalu dekatkan pada massa .
starter mesin ,liad apakah terdapat loncatan bunga api atau tidak.
 Jika tidak loncatan bunga api maka

 Coil (mati, error) solusinya diganti

Periksa Coil pengapian dengan cara periksa tahanannya menggunakan multimeter


,apakah masih bagus sesuai spesifikasi atau tidak
Jika coil rusak maka coil tidak bisa menghasilkan induksi magnet yang
mengakibatkan tidak adanya percikan bunga api
Cara mengatasi : ganti coil

 Busi (kotor,mati) solusinya dibersihkan, diganti

Periksa Busi

22
Lebas busi dan lihat apakah terdapat kerak / kototan pada busi. Jika ada kotoran
maka bersihkan .
Setelah busi bersih periksa loncatan bunga api nya apakah masih bagus atau tidak.
Jika bagus warna percikan bunga api berwarna biru
Jika api kecil dan merah ganti busi

 Kabel tegangan tinggi (kendor) solusinya ditepatkan/dikencangkan

SISTEM PENDINGIN

 Termostat (mati) solusinya diganti

Thermostat berfungsi untuk mengatur membuka atau menutup aliran air pendingin
pada radiator. Jika suhu mesin sudah mencapai suhu kerja mesin maka thermostat
akan membuka sehingga terjadi aliran bahan bakar untuk mendinginkan engine.
Periksa thermostat dengan cara lepas thermostat lalu rebus thermostat jika pada suhu
yang di tentukan tidak membuka maka thermostat rusak.
JIka thermostat rusak maka kemungkinan terjadi everhead mesin sangat tinggi.
Cara mengatasi :Ganti thermostat

 Pompa air (mati) solusinya diganti

Apabila pompa ini tidak bekerja maka yang terjadi adalah mesin cepat panas dan
terjadi overheat

 Motor kipas pendingin (mati) solusinya perbaiki, ganti komponennya

Periksa apakah kipas bisa berputar atau tidak dengan menghubungkan terminal B
dengan Fan pada konektor cek engine pada kondisi kunci kontak on
Jika setelah di hubungkan kipas tidak mau berputar periksa kabel dan socket pada
kipas , lalu priksa Water themperatur sensor, jika WTS tidak terjadi kerusakan maka
terjadi kerusakan pada motor kipas

OVER HEATING

23
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam mencari sumber kerusakan dari mobil EFI yang tiba-tiba mati
adalah dengan mengecek komponen/ bagian yang memiliki kemungkinan terbesar
dahulu mulai dari hubungan sumber, lalu kondisi sekering, rellay dan pastikan
semua konektor terpasang baik. Kemudian melakukan penjamperan/ dengan
scanner.

B. Saran
Dalam praktek EFI kita tidak boleh asal mendiagnosis kerusakan yang
terjadi seperti yang kita lakukan pada praktek mesin konvensional. Tetapi kita
hanya bisa mengecek hubungan dari sumber(sekering,dll). Mengecek tekanan
bahan bakar dengan (engine tuner,dll). Melakukan jamper/ penscannan. Karena
mobil EFI sangat peka sekali sebab pengontrolannya dilakukan oleh komponen
elektrik.

24
Daftar Pustaka

rus28.files.wordpress.com/2011/11/efi-modul1.pdf

alifaqih.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_16.pdf

*otosantoso.blogspot.com/.../nama-sensor-sensor-pada-mesin-efi.html

*m-edukasi.net/online/2008/efi/macamsistem.html

*www.hendrygeorge.com/.../electronic-fuel-injection-efi-system.html

Toyota new step 1

25
26

Anda mungkin juga menyukai