Anda di halaman 1dari 11

NAMA : DEWI LARASATI

NIRM : 2001103
MK : FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN
TUGAS RESUME MATERI I : Falsafah Ilmu
A. Pengertian Filsafat dalam bahasa Yunani berarti Mencintai Kebijaksanaan, dan Falsafah
dalam bahasa Arab berarti Cinta Kearifan, yang dimana sumber dari filsafat adalah
manusia (akal dan kalbu manusia), yang berarti filsafat adalah titik awal dari sebuah
pikiran yang mencari kebenaran yang berkembang menjadi sebuah ilmu pengetahuan
(Matematika, Hukum, Fisika, dll).
B. Objek Filsafat terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Objek Materiil yang terdiri dari 2 bagian yaitu : objek materiil (mencakup segala yang
ada dan mungkin ada yang bersifat konkret dan fisik) dan objek non materiil (meliputi
hal-hal abstrak dan psikis).
2) Objek Formal (metode yang digunakan untuk memahami objek material yang dikaji
secara khusus). Objek formal memiliki sifat penelitian mendalam (objek empiris), yang
dimana objek penelitian sains dapat diriset dan objek penelitian filsafat tidak dapat
diriset tetapi dapat dipahami secara logis. C. Metode Filsafat :
1) Metode penilaian atau pengkajian filsafat, yang terbagi atas :
a. Pengkajian Filsafat : Analisis Filosofis; Analisis Logis; dan Inferensi.
b. Unsur-unsur metodologi Penelitian Filsafat : Interprestasi; Induksi dan
Deduksi; Koherensi-Intern; Holistic; Kesinambungan Historis; Idealisasi;
Komparasi; Heuristic; Analogis; dan Deskripsi.
2) Ciri-ciri berpikir dalam filsafat : Deskriptif; Kritis atau Analitis; Evaluatif
atau Normatif; Spekulatif; dan Sistematis. D. Cabang-cabang Filsafat :
1) Filsafat tentang pengetahuan yang terdiri dari : Epistemologi; Logika; dan Kritik
Ilmu.
2) Filsafat tentang kenyataan menyeluruh yang terdiri dari : Metafisika umum
(ontologi); Metafisika Khusus; Teologi Metafisika; Anthropologi; dan Kosmologi.
3) Filsafat tentang tindakan yang terdiri dari : Etika dan Estetika. 4) Sejarah Filsafat.
E. Bidang Kajian Filsafat
1) Kosmologi : Suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam
semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan tuhan, serta
proses kejafian dan perkembangan alam nyata.
2) Ontologi : Suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan
kemana arah mana proses kejadiannya.
3) Phylosophy of mind : Pemikiran filosofi tentang jiwa dan bagaimana hubungannya
dengan jasmani serta bagaimana tentang kebiasaan berkehendak manusia, dsb.
4) Efistemologi : Pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber dan pengetahuan
manusia diperoleh; apakah dari akal pikiran, pengalaman panca indra, dari ide-ide,
dari Tuhan.
5) Aksiologi : Pemikiran ttg masalah-masalah nilai (moral, nilai agama, dan nilai
keindahan).
F. Hakikat Ilmu dan Pengetahuan :
Ilmu adalah sebagian dari pengetahuan yang memiliki dan memenuhi persyaratan
tertentu, yang dalam artian ilmu merupakan pengetahuan, tetapi pengetahuan belum tentu
ilmu.
Dalam pengetahuan ilmu harus memenuhi beberapa persyaratan yang di kategorikan
sebagai berikut :
1) Sistematis : Ada urutan dari awal sampai akhir, dan ada hubungan yang bermakna
antara bagian-bagian atau fakta satu dengan fakta lainnya yang tersusun secara
berurut.
2) General : Bersifat umum yang bisa berlaku dimanapun.
3) Rasional : Ilmu sebagai pengetahuan ilmiah bersumber pada pemikiran rasional
yang mematuhi kaidah-kaidah logika.
4) Objektif : Apa adanya mengungkap realitas yang sahih bagi siapa saja.
5) Menggunakan metode tertentu dalam mempertanyakan objek tertentu, mencari dan
menemukan sesuatu sebagai kebenaran, dan secara terus menerus.
6) Dapat dipertanggung jawabkan dengan menggunakan argumentasi logis rasional.
G. Objek Filsafat Ilmu terbagi atas 3 komponen penyangga tubuh pengetahuan, diantaranya :
1) Ontologi (menjelaskan atau menjawab mengenai pertanyaan “apa”).
2) Epistemologi (menjelaskan atau menjawab mengenai pertanyaan
“bagaimana”). 3) Aksiologi (menjelaskan atau menjawab mengenai pertanyaan “untuk
apa”). H. Pendekatan dalam filsafat ilmu terbagi atas :
1) Pendekatan received view yang secara klasikbertumpu pada aliran positivism yang
berdasar pada fakta-fakta.
2) Pendekatan menampilkan diri dari sosok rasionality yang membuat kombinasi
antara berpikir empiris dengan berpikir structural dalam matematika.
3) Pendekatan fenomenologik yang tidak hanya sekedar pengalaman langsung,
melainkan pengalaman yang mengimplikasikan penafsiran dan klasifikasi.
4) Pendekatan metafisik yang bersifat intrasenden. Moral berupa sesuatu yang objektif
dan universal.
5) Pragmatisme  dapat menyatukan antara teori dan praktik. I. Fungsi dan Arah
Filsafat Ilmu terdiri atas :
1) Sistematis dan Historis
a. Secara sistematis  filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk
mendalami masalah-masalah ilmu, manusia, tentang hakikat kebenaran,
secara mendalam dan ilmiah.
b. Secara historis  belajar untuk mendalami dan menanggapi serta belajar
dari jawaban-jawaban filosof terkemuka.
2) Sebagai kritik ideology, artinya kemampuan menganalisis secara terbuka dan kritis
argumentasi-argumentasi agama, ideology dan pandangan dunia, serta mendeteksi
berbagai masalah kehidupan.
3) Sebagai dasar metode dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam mempelajari
studi-studi ilmu khusus.
4) Merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan
intelektual pada umumnya dan khususnya dilingkungan akademis.
5) Memberikan wawasan lebih luas dan kemampuan analitis, kritis, tajam untuk
bergulat dengan masalah-masalah intelektual, spiritual, ideologis. J. Ruang
Lingkup Filsafat Ilmu (menurut beberapa ahli) :
1) Edward Madden, Filsafat Ilmu terbagi ke dalam 3 bagian yaitu Probabilitas,
Induksi, dan Hipotesis.
2) Ernest Nagel : Filsafat Ilmu terbagi ke dalam 3 bagian yaitu Pola logis yang
ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu; Pembentukan konsep ilmiah; dan
Pembuktian keabsahan kesimpulan ilmiah.
3) Peter Angeles : Filsafat Ilmu terbagi ke dalam 4 bagian yaitu
a. Telaah mengenai berbagai konsep, pra anggapan dan metode ilmu, berikut
analisis, perluasan dan penyusunan memeperoleh pengetahuan;
b. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu;
c. Telaah keterkaitan antara berbagai ilmu; dan
d. Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang
berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas.

MATERI II : Berfikir Logis : Deduktif, Induktif


A. Manusia mempunyai kemampuan menalar untuk berpikir secara logis dan analistis, dan
diakhiri dengan kesimpulan. Semua penalaran menggunakan pikiran yang tentunya
berpangkal pada logika.
Pengertian logika menurut beberapa ahli :
1) Logika MenurutAristoteles
Ilmu untuk membuat penyimpulan yang tepat. logika merupakan batu fondasi yang
penting bagi semua jenis pengetahuan. Buah pikirnya diberi nama to organon
berarti alat, instrumen atau metode untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.
2) Logika Menurut Suhrawardi
Logika sebagai bagian dari keseluruhan ilmu pengetahuan. Logika merupakan alat
yang hendak digunakan dalam berpikir, namun tidak merupakan bagian dari ilmu
secara mutlak.
B. Fungsi Logika
Menurut Jan Hendrik Rapar :
1) Dapat membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional; kritis; lurus; tepat; tertib; metodis; serta berpikir koheren,
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, serta objektif,
3) Menambah kecerdasandan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam,
4) Meningkatkan rasa ingin menggapai kebenaran guna menghindari kekeliruan dan
kesesatan.
C. Jalan Pikiran Logika terbagi menjadi 2 yaitu
1) Kesimpulan Induktif (Kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum). Logika Induksi terdiri atas Induksi Lengkap dan
Induksi Tidak Lengkap,
a. Induksi lengkap : generalisasi yang dilakukan dengan diawali hal-hal
partikular yang mencakup keseluruhan jumlah dari suatu peristiwa yang
diteliti. Contohnya dalam kasus : penelitian bahwa di depan setiap rumah di
desa ada pohon kelapa, kemudian digeneralisasikan dengan pernyataan
umum “setiap rumah di desa memiliki pohon kelapa.” Maka generalisasi
macam ini tidak bisa diperdebatkan dan tidak pula ragukan.
b. Induksi tidak lengkap : dilakukan dengan hanya sebagian hal partikular,
atau bahkan dengan hanya sebuah hal khusus.
Dalam penalaran induksi atau penelitian ilmiah sering kali tidak
memungkinkan menerapkan induksi lengkap, oleh karena itu yang lazim
digunakan adalah induksi tidak lengkap.
Generalisasi di sini mungkin benar mungkin pula salah, namun yang lebih
perlu dicermati adalah agar tidak terjadi sebuah kecerobohan generalisasi.
Contohnya misalnya “sarjana luar negeri lebih berkualitas daripada sarjana
dalam negeri.” Jenis induksi tidak lengkap inilah yang sering kita dapati.
Alasanya sederhana, keterbatasan manusia.
2) Kesimpulan Deduktif (Kesimpulan yang dapat ditarik dari hal-hal yang bersifat
umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).
Merujuk pada pola berfikir yang disebut silogisme yang bermula dari dua
pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan. Dimana kedua pernyataan
tersebut sering disebut sebagai premis minor dan premis mayor. Serta selalu diikuti
oleh penyimpulan yang diperoleh melalui penalaran dari kedua premis tersebut.
Contohnya, “Premis Mayor : Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa.
Premis Minor : Menipu merugikan orang lain.” Kesimpulan: Menipu adalah dosa.
Salah satu cara berfikir logis dan analistik, yang tumbuh dan berkembang dengan
adanya pengamatan yang semakin intens, sistematis, dan kritis.

Kesimpulan : Logika berfikir deduksi dan induksi salah satu atau keduanya
harus tercermin dari hasil penelitian. Logika berfikir deduksi digunakan dalam
perumusan hipotesis dengan cara melakukan deduksi dengan berbagai teori.
Sedangkan logika Induksi berlangsung dalam alur pengujian hipotesis dengan
adanya data dan sampel ataupun kasus. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
penelitian adalah aktifitas menelaah sesuatu masalah dengan menggunakan metode
ilmiah secara sistematis untuk menemukan pengetahuan baru.

MATERI III : Aspek Ontologi, Epistemologi dan Metodelogi


A. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate
reality (kenyataan/realitas paling akhir) yang berbentuk jasmani/kongkret maupun
rohani/abstrak (Bakhtiar, 2004, dalam Kusumaningrum, dkk, 2009 : 2).
B. Epistemologi Cabang filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu
sebagai proses adalah usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip
kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu. Disebut dengan “Teori
Pengetahuan”.
C. Metodologi merupakan sebuah kerangka konseptual dari metode tersebut. Metodologi
meletakkan prosedur yang harus dipakai pada pembentukan atau pengetesan
proposisiproposisi oleh para ilmuwan yang ingin mendapatkan pengetahuan yang valid
(dalam Triatmojo).
D. Urutan-urutan secara struktural-teoritis antara Epistemologi, Metodologi dan metode
seperti yang diungkapkan oleh (Kusumaningrum, dkk (2009 : 6).

Epistemologi

Merinci pada Metodologi Merupakan sub-sistem Mencakup bahasan


: - Metode / tehnik dari Filsafat Metodologis

Metodologi itulah akhirnya diperoleh metode

Metode merupakan perwujudan dari Metodologi

Metodologi merupakan salah satu aspek yang tercakup dalam Epistemologi

Adapun jenis-jenis Metodologi penelitian


• Riset Non-Eksperimental,
• Riset Eksperimental,
• Studi Kasus,
• Grounded Research,
• Riset Fenomenologi,
• Riset Etnografik,
• Riset Naturalistik,
• Strukturalisme-Linguistik,
• Strukturalisme-Semiotik,
• Marxisme-Kontekstual, dan lain sebagainya.
MATERI IV : Keperawatan Sebagai Ilmu
A. Pengertian Ilmu
Menurut KBBI : Ilmu sebagai pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Menurut The Liang Gie :
1) Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu adalah sesuatu kumpulan yang sistematis,
atau sebagai kelompok pengetahuan teratur mengenai pokok soal atau subject
matter. Dengan kata lain bahwa pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang
merupakan isi substantif yang terkandung dalam ilmu.
2) Ilmu sebagai aktivitas, artinya suatu aktivitas mempelajari sesuatu secara aktif,
menggali, mencari, mengejar atau menyelidiki sampai pengetahuan itu diperoleh.
Jadi ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (study), penyelidikan
(inquiry), usaha menemukan (attempt to find), atau pencarian (search).
3) Ilmu sebagi metode, artinya ilmu pada dasarnya adalah suatu metode untuk
menangani masalah-masalah, atau suatu kegiatan penelaahan atau proses penelitian
yang mana ilmu itu mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan langkah
tertentu yang mewujudkan pola tetap.
B. Ciri-ciri Ilmu
1) Ada syarat yang harus dipenuhi agar pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu:
a. Adanya suatu metodologi yg harus dicapai secara logis & koheren,
b. Memiliki hubungan dgn tanggung jawab ilmuwan,
c. Bersifat universal,
d. Memiliki objektifitas,
e. Dapat dikomunikasikan,
f. Kritis,
g. Terbuka bagi peninjauan, dan
h. Berguna sebagai wujud hubungan antara teori & praktek. 2)
Menurut The Liang Gie, ciri-ciri ilmu sebagai berikut :
a. Empiris (berdasarkan pengamatan dan percobaan),
b. Sistematis (tersusun secara logis serta mempunyai hubungan saling
bergantung dan teratur),
c. Objektif (terbebas dari persangkaan dan kesukaan pribadi),
d. Analitis (menguraikan persoalan menjadi bagian-bagian yang terinci), dan
e. Verifikatif (dapat diperiksa kebenarannya).

3) Menurut Beerling, ciri ilmu (pengetahuan ilmiah) adalah :


a. Mempunyai dasar pembenaran,
b. Bersifat sistematik, dan
c. Bersifat intersubjektif.
C. Karakteristik Ilmu
1) Masalah : Suatu kegiatan ilmiah yang bertitik tolak dari persoalan yang dapat
menarik perhatian. Apabila tidak terdapat suatu masalah, maka juga tidak terdapat
sebuah ilmu, sebab ilmu tumbuh dari suatu permasalahan yang ada untuk
dipecahkan. Rasa ingin tahu dari masalah tersebut itulah yang akan menimbulkan
sebuah ilmu.
2) Sikap : Karena adanya suatu masalah, maka seseorang harus memilki sikap
terhadap masalah tersebut agar masalah tersebut dapat teratasi. Sikap ingin tahu
inilah yang harus dimiliki seseorang untuk menghadapi suatu masalah untuk
menghasilkan sebuah ilmu.
3) Aktivitas : Seluruh aktivitas manusia dalam menghadapi permasalahan yang jelas
dan terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan untuk membangun sebuah
ilmu, dan aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang dimiliki seseorang,
keterampilan, adanya kesadaran moral dan usaha bagi seseorang yang ingin
menghasilkan sebuah ilmu.
4) Metode : Sebuah cara yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan. Tanpa
memiliki suatu cara tertentu, masalah sulit terselesaikan, cara yang dimaksud
tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan sebuah ilmu.
5) Solusi : Solusi merupakan ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmu akan dapat
memecahkan persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau
hukumhukum tertentu.
6) Pengaruh : Pengaruh merupakan bagian dari kegiatan ilmiah yang dapat
memperlihatkan sejauh mana pengaruh ilmu terhadap masalah-masalah kehidupan.
Apakah berpengaruh positif atau juga dapat berpengaruh negatif. Hasil pemecahan
masalah dan pengaruh tersebut merupakan konsekuensi dari masing-masing ilmu.
D. Sejarah Perkembangan Ilmu
1) Zaman Pra : Perkembangan sebuah ilmu diketahui dari dasar pengalaman. Sikap
pengalaman yang dihubungkan dengan kekuatan magis. Adanya penemuan yang
sudah ditemukan antara lain : bilangan sudah dimulai ke tingkat abstraksi,
kemampuan menulis, berhitung, dan menentukan kalender atas sintesis dari hasil
abstraksi yang dilakukan. Selain itu, terdapat kemampuan meramal yang didasari
atas peristiwa yang pernah terjadi.
2) Zaman Yunani Kuno : Sudah mulai ada perkembangan dalam ilmu yang didasari
atas kebebasan seseorang dalam mengungkapkan ide pendapatnya, sudah tidak
mempercayai adanya kekuatan magis atau mitos yang ada. Masyarakat pada zaman
itu tidak lagi menerima begitu saja dari fenomena yang ada, tapi lebih menekankan
proses penyelidikan dari peristiwa tersebut dan pemikiran-pemikiran yang kritis.
3) Zaman Pertengahan : Para ilmuwan ini dikaitkan dengan para ahli agama sehingga
segala kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung adanya kebenaran agama. Pada
masa itu perkembangan ilmu sudah mulai di wilayah timur melalui peradaban dunia
Islam dengan dilakukannya penerjemahan karya-karya filosofis sehingga pada
zaman itu terdapat penemuan cara pengamatan astronomi, ilmu kedokteran, ilmu
kimia, ilmu bumi, dll, serta terdapat penegasan sistem di desimal dan dasar-dasar
aljabar.
4) Zaman Renaissance : Pada tahun 14-17 M dengan ditandai adanya banyak terjadi
penemuan-penemuan ilmu pengetahuan moderen, dan pada zaman ini pemikiran
manusia mulai berkembang yaitu adanya pemikiran bahwa dalam mencapai
kemajuan atas hasil masalah sendiri tidak didasarkan atas campur tangan Illahi,
zaman ini sudah ditemukan cara-cara berpikir ilmiah seperti adanya pengamatan,
penyingkiran segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati,
idealisasi, dan adanya penyusuanan teori atas dasar peristiwa, adanya percobaan
untuk menguji teori yang ada.
5) Zaman Moderen : Pada tahun 17-19 M dengan ditandai adanya
penemuanpenemuan ilmiah dan telah disusun beberapa langkah dalam berpikir
secara ilmiah, menurut Descrates langkah tersebut antara lain, tidak menerima
apapun sebagai hal yang benar kecuali diyakini sendiri kalau itu memang sesuatu
yang benar, adanya pemilihan masalah menjadikan bagian yang kecil sehingga
memudahkan dalam penyelesaian, adanya cara berpikir dari hal sederhana sehingga
ke hal yang paling rumit serta adanya perincian secara lengkap dan pemeriksaan
menyeluruh dari berbagai hal.
6) Zaman Kontemporer : Dimulai pada abad ke 20, dimana pada zaman ini terjadi
perkembangan ilmu yang pesat dengan dimulainya teori-teori alam, serta adanya
penemuan teknologi yang canggih seperti teknologi informasi dan komunikasi.
Disamping itu juga terjadi perkembangan ilmu kedokteran yang terbagi dalam
spesialisasi dan subspesialisasi. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran,
maka ilmu keperawatan juga mulai dikembangkan dengan perkembangan
spesialisasi.
E. Fungsi Ilmu
Fungsi ilmu dikelompokkan dengan 2 sudut pandang yaitu pandangan statis dan pandangan
dinamis.
Menurut beberapa ahli, ilmu memiliki beberapa fungsi utama antara lain sebagai berikut :
1) Menjelaskan. Fungsi dari ilmu menjelaskan terdapat 4 bentuk, yaitu :
a. Deduktif, ilmu menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang
telah ditetapkan sebelumnya.
b. Probablistik, ilmu menjelaskan pola pikir induktif dari sejumlah kasus yang
jelas, sehingga memberikan kepastian yang tidak mutlak dan bersifat
kemungkinan besar atau hampir pasti.
c. Fungsional, ilmu menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem
secara menyeluruh.
d. Genetik, ilmu menjelaskan suatu faktor mengenai gejala-gejala yang sering
terjadi.
2) Meramalkan. Fungsi ilmu dalam meramalkan, adalah menjelaskan faktor sebab
akibat suatu kejadian atau peristiwa seperti disaat harga suatu barang mengalami
kenaikan atau penurunan.
3) Mengendalikan. Fungsi ilmu mengendalikan harus dapat mengendalikan gejala
alam berdasarkan suatu teori seperti bagaimana mengendalikan peristiwa alam atau
penyakit yang menyerang seseorang.
F. Sumber – Sumber Ilmu
Sumber-sumber ilmu terbagi atas 4, yaitu :
1) Empiris : ilmu atau pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman dengan
observasi atau dengan pengindraan, dalam artian segala apa yang kita dapatkan
belum tentu bersifat konsisten dan mungkin saja bersifat kontradiktif karena satu
fakta yang lain belum menjamin terwujudnya suatu system pengetahuan yang
sistematis.
2) Rasionalisme : yaitu pikiran manusia dengan berpendapat bahwa sumber
satusatunya dari ilmu pengetahuan manusia adalah rasio atau akal budi.
3) Intuisionisme : yang secara etimologis artinya langsung melihat, dengan pendapat
tentang sumber pengetahuan adalah manusia mempunyai kemampuan khusus untuk
mengetahui yang tidak terikat kepada indra maupun penalaran.
4) Wahyu Allah : yaitu pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia
lewat Nabi yang diutus-Nya melalui kitab-Nya seperti Al-Qur’an, Taurat, Zabur
dan Injil. Dari ke empat kitab tersebut yang berisikan pengetahuan mengenai
kehidupan seseorang yang terjangkau oleh empiri maupun yang mencakup
permasalahan yang tenden.
G. Keperawatan Sebagai Ilmu
Keperawatan sebagai bagian dari integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan profesional didasarkan pada ilmu dan kiat-kiat keperawatan.
Keperawatan dapat disebut sebagai ilmu karena ilmu keperawatan menggunakan
pendekatan dan metode penyelesaian masalah yang secara ilmiah ditujukan untuk
mempertahankan, memelihara dan meningkatkan kualitas hidup klien.
Selain itu, ilmu keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu
perilaku,sosial, fisika, biomedik dan sebagainya.
Ilmu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik
keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan kondisi sehat dan sakit
serta pokok bahasa pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
Keperawatan sebagai ilmu memiliki objek formal dan material, objek formal
keperawatan mempunyai cara pandang pada respon manusia terhadap masalah kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, dimana ilmu keperawatan sangat memperhatikan
masalah-masalah keperawatan yang dilakukan dengan cara ilmiah. objek material
keperawatan memiliki bahasa yang disusun secara sistematis dan menggunakan metode
ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia ditujukan kepada bagian yang tidak dapat
berfungsi secara sempurna yang berkaitan dengan masalah kesehatannya.

H. Perkembangan Ilmu Keperawatan


Tujuan dari perkembangan ilmu keperawatan, diantaranya :
1) Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.
2) Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian
dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3) Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan
sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4) Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.

Perkembangan Ilmu Keperawatan → Perkembangan Ilmu Lain → Penggelompokkan Ilmu


Keperawatan Dasar (Ilmu Keperawatan Klinik dan Ilmu Keperawatan Komunitas).
1) Ilmu Keperawatan Dasar :
a. Konsep Dasar Keperawatan
b. Keperawatan Profesional
c. Komunikasi Keperawatan,
d. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,
e. Kebutuhan Dasar Manusia,
f. Pendidikan Keperawatan,
g. PengantarRiset Keperawatan, dan
h. Dokumentasi Keperawatan 2) Ilmu Keperawatan Klinik :
a. Keperawatan Anak,
b. Keperawatan Maternitas,
c. Keperawatan Medikal Bedah,
d. Keperawatan Jiwa, dan
e. Keperawatan Gawat Darurat
4) Ilmu Keperawatan Komunitas
a. Keperawatan Komunitas,
b. Keperawatan Keluarga, dan
c. Keperawatan Gerontik
5) Ilmu Penunjang
a. Ilmu Humaniora,
b. IlmuAlam Dasar,
c. Ilmu Perilaku,
d. Ilmu Sosial,
e. Ilmu Biomedik,
f. Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan
g. Ilmu Kedokteran Klinik.
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu keperawatan 1) Filosofi
Florence Nigtingale.
Meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan.
Mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada
klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit
yang dikenal dengan teori lingkungannya.
2) Kebudayaan
Pada berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak
dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di
bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam
menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3) Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan yang jelas. Sekarang keperawatan telah memiliki sistem
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada
pelayanan keperawatan.
4) Pengembangan Ilmu Keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan
komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai