Anda di halaman 1dari 59

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKINERJA


PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI PUSKESMAS NGGELE
KECAMATAN TALIABU BARAT LAUT
KABUPATEN PULAU TALIABU

FAZLIN OPE
NIM : P.2016.01.255

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


Memperoleh gelar sarjana keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALAWALUYA
KENDARI
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merujuk kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar Pusat Kesehatan masyarakat,

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas

dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2015.Selanjutnya dinyatakan bahwa

fungsi dari Puskesmas adalah sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata

pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan

masyarakat. Kegiatan puskesmas meliputi enam upaya wajib puskesmas dan upaya

pengembangan puskesmas yang didasarkan pada kemampuan puskesmas untuk

mengembangkan upaya tersebut, antara lain adalah perawatan kesehatan

masyarakat atau perkesmas (Depkes, 2004).

Kinerja dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenanp sumberdaya

manusia yang ada, baik pimpinan maupun pekerja.Ada beberpan factor yang dapat

mempengaruhi sumberdaya manusia dalam menjaankan kinerjanya.Baik itu factor

2
yang berasal dari dalam diri sumberdaya manusia maupun yang berasal dari luar

dirinya.Setiap perkerjaan mempunyai kemampuan yang berdasar dari

pengetahuannya dan keterampilan, kopentensi yang sesuai dengan perkerjaanya,

motiwasi kerja dan kepuasan kerja, namun, pekerjaan juga mempunyai

kepribadian sikap, dan perilaku yang dapat mempengaruhi kinerjanya (Aris Citra

W. 2018).

Gibson (2014) Mengatakan bahwa kinerja individu perawat dipengaruhi oleh

3 variabel yaitu wariabel individu, variable organisasi dan variable psikologis,

variable individu, terdiri dari kemampuan, keterampilan, pengalaman, demografi,

dan latar belakang keluarga. Variable psikologis terdiri dari presepsi, sikap,

motivasi, kepribadian dan belajar. Variable organisasi terdiri dari sumberdaya,

imbalan, beban kerja, struktur, supervise, dan kepemimpinan. Kinerja klinik

perawat dipengaruhi oleh factor internal adalah keterampilan dan motivasi

perawat, sedangkan factor eksternal adlan supervise, kepemimpinan dan

monitoring ( Mindagi, Dkk, 2015).

Pelayanan keperawatan sering dijadikan barometer oleh masyarakat,

sehingga dalam hal dituntut adanya profesionalisme dari perawat dalam bekerja

yang ditunjukkan oleh hasil kinerja perawat, baik itu perawat pelaksana maupun

pengelola dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.Pelaksanaan kerja

perawat yang maksimal dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas terjadi bila

sistem pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan mendukung praktik

keperawatan profesional sesuai standar (Wahyuni, 2007).

3
Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang

diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar

asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai

pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien atau klien.Hubungan antara

kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui

standar dapat dikuantifikasikan sebagai bukti pelayanan meningkat dan

memburuk, (Wilkinson, 2006).

Kinerja (Performance) perawat menjadi isu dunia saat ini yang belum sesuai

dengan standar asuhan keperawatan. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi

tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan

yang bermutu tinggi yang tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur

berdasarkan standar. Perawat diharapkan dapat menunjukkan kontribusi

profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu keperawatan, yang

berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum pada organisasi tempatnya

bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan

masyarakat.Dalam hal ini, diharapkan perawat mampu menunjukkan kinerja yang

terbaik sesuai dengan standar asuhan keperawatan.(Surbanegara, 2006).

Word Healt Organisasion (WHO) melaporkan bahwa sekarang ada lebih dari

9 juta perawat dan bidan dari 141 negara. Sedangkan menurut data Kementrian

Kesehatan RI (2014) jumlah perawat di Indonesia tahun 2013 yaitu 288.405 orang.

Keperawatan sebagai suatu profesi di rumah sakit yang cukup potensial dalam

menyelenggarakan upaya mutu, karena selain jumlah perawat yang dominan di

4
rumah sakit juga pelayanannya menggunakan metode pemecahan masalah secara

ilmiah melalui pendokumentasian proses keperawatan (Kemenkes, 2014).

Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan

sesuai pendokumentasian asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan

juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. Fakta menunjukkan bahwa

dari 10 dokumentasi asuhan keperawatan, dokumentasi pengkajian hanya terisi

25%, dokumentasi diagnosis keperawatan 50%, dokumentasi perencanaan 37,5%,

dokumentasi implementasi 35,5% dan dokumentasi evaluasi 25% (Indrajati, 2011).

Realita di provinsi Maluku utara, pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan belum dilakukan dengan optimal disebabkan jumlah tenaga keperat

masih kurang, sebagian besar perawat (60%) masih berpendidikan SPK, 39%

Diploma dan 14% sarjan keperawatan, dan belum tertatanya sistem registrasi serta

belum jelasnya peran fungsi perawat. Kelengkapan dokumentasi tentu tidak

terlepas dari pengetahuannya terhadap sistem pendokumentasian keperawatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 50% perawat di suatu instansi masih

memiliki pengetahuan yang kurang baik dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan (Abdul Rivai S, D. 2016).

Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau taliabu dari tahun 2017-2018, penerapan

pendokumentasian asuhan keperawatan khususnya di 8 Puskesmas masih belum

memberikan hasil yang maksimal, Hasil pencapaian Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan di 8 Puskesmas Kabupaten Pulau taliabu dari pengkajian sampai

5
dengan pendokumentasian didapat bahwa pada tahun 2017-2018 belum mencapai

standar yang telah ditetapkan oleh Depkes sebanyak 80 %. Untuk pengkajian pada

tahun 2017 mencapai 62,7 % dan tahun 2018 mencapai 65,1 %, diagnosa

keperawatan pada tahun 2017 mencapai 70,3 % dan pada tahun 2018 mencapai

68,7 %, perencanaan keperawatan pada tahun 2017 mencapai 60,5 % dan tahun

2018 mencapai 66,5 %, implementasi keperawatan pada tahun 2017 mencapai 68,2

% dan pada tahun 2018 mencapai 69,1%, evaluasi keperawatan pada tahun 2017

mencapai 63,4% dan pada tahun 2018 mencapai 64,6%. Sedangkan untuk

pendokumentasian keperawatan pada tahun 2017 mencapai 65,0 % dan pada tahun

2018 mencapai 66,8%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

pendokumentasian askep untuk Kabupaten Pulau Taliabu belum mencapai target.

Puskesmas Nggele adalah puskesmas yang merupakan bagian dari wilayah

provinsi Maluku Utara, dengan tipe Puskesmas rawat inap dengan Kode Puskesmas :

P8208080201 dan beralamatkan di Alamat: Ds. Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Yang

mempermudah warga Nggele untuk memperoleh pelayanan kesehatan tingkat

pertama dan dari laporan Rekam Medis Puskesmas Nggele Kecamatan Taliabu

Barat Laut diperoleh data sebagai berikut:

6
Tabel 1Data evaluasi pendokumentasian asuhan keperawatan pada bulan
Maret-Juni 2019 di Puskesmas Nggele Kecamatan Taliabu
Barat Laut.
No Uraian Maret April Mey Juni
1 Pengkajian 75% 72,5% 72,5% 67,5%
2 Diagnose Keperawatan 84,3% 86.7% 73,3% 71,7%
3 Perencanaan 92% 86% 73% 75%
4 Implementasi 86,7% 86,7% 70% 70%
5 Evaluasi 100% 93,3% 73,3% 70%
6 Catatan askep 100% 95% 80% 80%
Sumber : Data Maret-Juni 2019 Puskesmas Nggele Kecamatan Barat Laut

Data diatas menunjukkan bahwa masih belum optimalnya pendokumentasian

asuhan keperawatan, dimana hasil evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan pada

bulan Maret-Juni 201 di Puskesmas Nggele Kecamatan Barat Laut menunjukkan

penurunan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perawat beranggapan bahwa

dokumentasi sebenarnya penting, tetapi yang terpenting adalah pelayanannya

terhadap pasien.

Hasil survey yang penulis lakukan pada bulan juni 2019 melalui wawancara

pada perawat di Puskesmas Nggele tentang pendokumentasian asuhan

keperawatan yaitu : dari 18 perawat terdapat 14 Perawat yang mengatakan bahwa

pendokumentasian asuhan keperawatan tidak berpengaruh terhadap peningkatan

gaji, pengembangan karier dan kenaikan pangkat, 11 perawat mengatakan bahwa

kurangnya supervisi baik dari Kepala Puskesmas maupun dari dinas kesehatan

setempat serta 10 perawat mengatakan untuk pembuatan pendokumentasian itu

blangko nya terbatas dari dinas sedangkan untuk memperbanyak kita harus foto

copy sendiri sedangkan keuangan puskesmas terbatas.

7
Survei awal yang dilakukan terhadap dokumentasi keperawatan di salah satu

Puskesmas Nggele ditemukan dari 10 status format pengisian asuhan keperawatan.

Survey awal tentang motivasi, terdapat 6 status yang memiliki dokumentasi tidak

lengkap, diantaranya tidak adanya evaluasi keperawatan, yang hanya ditulis “sama

dengan diatas” ataupun pengulangan intervensi keperawatan yang sama dari hari

sebelumnya, implementasi yang tidak diisi lengkap dan lain- lain. Kemudian

survey awal tentang beban kerja, hasil wawancara dengan 3 orang perawat,

mengatakan banyaknya tugas perawat dan tugas delegasi membuat

pendokumentasian keperawatan sering diabaikan, sehingga dokumentasi

keperawatan sering tidak lengkap misalnya format evaluasi jarang pernah diiisi

oleh perawat yang bertugas ataupun implementasi yang hanya mencontoh dari

hari–hari sebelumnya. Kemudian wawancara yang dilakukan pada salah seorang

perawat ruangan mengatakan jumlah perawat dengan jumlah pasien yang tidak

sesuai membuat dokumentasi keperawatan tidak lengkap, hal ini dikarenakan

perawat lebih fokus pada penyelesaian tindakan yang di berikan oleh dokter.

Selanjut survey awal tentang sikap masih dilakukan di ruangan interne terhadap

salah seorang perawat, ia mengatakan bahwa beban kerja yang berat membuat ia

malas melakukan pendokumentasian keperawatan, hal ini karena ia menganggap

pendokumentasian keperawatan tidak begitu penting.

Menurut Lees (2010), peningkatan kualitas pendokumentasian asuhan

keperawatan dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan atau kursus. Lebih lanjut

Lees (2010) menjelaskan bahwa peningkatan pengetahuan/pemahaman yang

8
diperoleh melalui pelatihan atau kursus akan mendukung pendokumentasian yang

lebih lengkap. Penelitian yang dilakukan Tallaut (2003) menunjukkan bahwa

peningkatan pengetahuan melalui pelatihan berkorelasi dengan peningkatan

ketepatan pendokumentasian dan kinerja perawat.

Berdasarkan KMK. RI. No.725/Menkes/SK/V/2003, pelatihan adalah proses

pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja, profesionalisme dan atau

menunjang karier tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

(Daryanto & Bintoro, 2014). Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki

penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci

dan rutin.Pelatihan diharapkan dapat mengembangkan perawat bekerja secara

efektif dan efisien, termasuk meningkatkan kemampuan dalam pendokumentasian

asuhan keperawatan di puskesmas.Pelatihan dibidang keperawatan merupakan

salah satu kegiatan pengembangan staf yang bertujuan untuk meningkatkan mutu

sumberdaya perawat (Gillies, 1996).

Berdasarkan dokumentasi asuhan keperawatan mencakup pernyataan dan

pelaporan tentang pengkajian (pengumpulan data), diagnosis keperawatan, rencana

tindakan keperawatan, tindakan dan evaluasi keperawatan.Dokumentasi yang

efektif menjamin kesinambungan pelayanan, menghemat waktu, dan

meminimalisasi resiko kesalahan (Potter & Perry, 2009).Dokumentasi asuhan

keperawatan yang baik dan berkualitas haruslah akurat, lengkap dan sesuai

standar.Apabila asuhan keperawatan tidak didokumentasikan dengan akurat dan

lengkap maka sulit untuk membuktikan bahwa asuhan keperawatan telah

9
dilakukan dengan benar (Hidayat dalam Sari, 2012). Pendokumentasian asuhan

keperawatan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan oleh perawat

pelaksana sebagai bagian dari standar kerja yang telah ditetapkan (Fitra Yenia,

2014).

Menurut Budi Christiyanti (2002) banyak faktor yang mempengaruhi

pendokumentasian dalam asuhan keperawatan yaitu kurang memahami pentingnya

fungsi pendokumentasian tidak adanya kesadaran perawat dalam melaksanakan

pendokumentasian keperwatan, motivasi, beban tugas yang diterima kurang sesuai

dengan insentif yang diterima dan manajemen keperawatan yang kurang baik.

Michael G dalam Iskandar dan Sembada (2012) mengemukakan bahwa jika

pegawai menghayati pekerjaan sebagai beban kerja sehingga pegawai mengalami

ketegangan di dalam pekerjaan karena kemampuannya tidak sesuai dengan

tuntutan organisasi hal ini akan berdampak pada perilaku yang ditampilkan oleh

pegawai yaitu perilaku tidak efektif dalam bekerja, seperti malas, menghindari

tugas atau rendahnya motivasi dan kinerja pegawai. Olehnya itu, perlunya

memperhatikan beban kerja perawat, karena akan mempengaruhi kinerja perawat

dalam memberikan pelayanan keperawatan.

Menurut Aditama (2004), ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya

motivasi kerja perawat antara lain kekurangpuasan seseorang terhadap

pekerjaannya dan kurangnya insentif yang diterima. Kurangnya insentif bukan

hanya masalah uang tetapi dapat disebabkan karena kurangnya kesempatan

pendidikan dan pemberian lain berupa penghargaan-penghargaan serta dapat juga

10
karena ruang kerja dan suasana kerja yang kurang menyenangkan. Hal ini secara

langsung akan membawa dampak terhadap kinerja perawat sehingga akan

menghasilkan mutu layanan yang rendah.

Berdasarkan uraian diatas dan banyaknya faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan asuhan keperawatan karena keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan

pasien yang akan pulang maka peneliti mengambil Motivasi, Beban Kerja, dan

Sikap, sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam

asuhan keperawatan. Karena ketidaklengkapan pengisian dokumentasi

keperawatan mempengaruhi mutu asuhan keperawatan. Sehingga peneliti tertarik

untuk mengetahui dan meneliti “factor-faktor yang berhubungan dengan kinerja

perawat dalam pendokumentasia asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele

Kecamatan Taliabu Barat Laut.”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan motivasi,

Beban kerja, dan Sikap perawat dengan dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele Kecamatan Taliabu

Barat Laut.?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahaui factor- factor yang berhubungan dengan kinerja perawat

dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele

Kecamatan Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu.

11
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele Kecamatan

Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu.

b. Mengetahui hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele Kecamatan

Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu.

c. Mengetahui hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele Kecamatan

Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memnerikan masukan khazana ilmu

pengetahuan khususnya mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan

kinerja perawat dalam pendokumen asuhan keperawatan serta memperkaya

wawasan pengetahuan mengenai ilmu manajemen keperawatan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Nggele

Memberikan masukan tentang penerapan metode kelengkapan

dokumentasi asuhan keperawatan serta sebagai bahan pertimbangan dalam

penyusunan program peningkatan mutu asuhan keperawatan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

12
Sebagai acuan peneliti dengan penerapan metode pendokumentasia

asuhan keperawatan, dengan mengunakan desai yang berbeda atau peneliti

serupa tetapi ditempat yang berbeda.

c. Manfaat Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi perawat pelayanan

sebagai referensi dalam mengembangkan profesionalisme bekerja

kaitannya dengan pelaksanaan asuhan keperawatan.

E. Kebaruan Penelitian.

Nama
Variable
No Penelitia Judul Hasil Penelitian Kesimpulan
Penelitian
n/ Tahun
Harmain Factor-raktor yang Beban kerja, Hasil penelitian ini Ada hubungan
Siswanto, berhubungan karakteristik menunjukan bahwa antara masa kerja,
2016 dengan perawat, pendokumentasia rerata belum pelatihan dan
kelengkapan kelengkapan lengkap (71,6%), dan beban beban kerja
pendokumentasia pendokumentasia kerja perawat sebagian besar dengan
1
asuhan tinggi (52,2%). Factor yang kelengkapan
keperawatan paling dominan pendokumentasia.
Memengaruhi kelengkapan
pendokumentasian adalah
pelatihan dan beban kerja.
Endang Factor yang Motivasi, beban Hasil penelitian ini Ada hubungan
Susiana, berhubungan kerja dan sepervi Menunjukan bahwa mutu antara motivasi
2019 dengan mutu si. Mutu pendokumentasia lebih terata kerja, dengan
pendokumentasi pendokumentasia (89%), Nilai yang cukup baik mutu kelengkapan
asuhan keperwatan asuhan variable motivasi terdapat  pendokumentasia.
di RSUD Dr. keperawatan Pada parameter produktivitas
2 Soetomo Surabaya kerja yakni pada soal tentang
dokumentasi yang saya buat 
harus lengkap, tanpa 
menunggu instruksi pimpinan, 
dibuktikan dengan 24 %
menjawab benar pada soal
tersebut.
3 Kurnia, Hubungan Motivasi, kondisi Hasil penelitian yangdilakukan Motivasi kerja
S.F. 2018 motiwasi kerja kerja, supervise terhadap 35 perawat motiwasi perawat termaksut
perawat dengan dan insentif.. perawat baik sebanyak 27 dalam kategori
pelaksanaan Pelaksanaan perawat sebesar 78%, baik, jika ditinjau
asuhan asuhan sedangkan perawat yang dari tanggu
keperawatan di keperawatan menunjukan motivasi perawat jawab, kondisi

13
Puskesmas Kanor cukup 8 perawat sebesar 22%, kerja, supervise
Kabupaten diukur berdasarkan factor dan insentif.
Bojonegoro satisfiers dan dissatisfiers
Abdullah, Analisis pengaruh Supervisi, Beban Hasil penelitian menunjukkan Supervisi kepala
2017 supervisi kepala Kerja, Motivasi, bahwa: 1) Supervisi kepala ruangan, beban
ruangan, beban Kinerja. ruangan berpengaruh positif kerja, dan
kerja, dan motivasi dan signifikan terhadap kinerja motivasi secara
terhadap kinerja perawat. 2) Beban kerja tidak simultan
perawat dalam berpengaruh positif dan (bersamasama)
pendokumentasian signifikan terhadap kinerja berpengaruh
asuhan perawat. 3) Motivasi signifikan
4
keperawatan di berpengaruh positif dan terhadap kinerja
rumah sakit signifikan terhadap kinerja perawat.
bhayangkara perawat. 4) Supervisi kepala
Makassar ruangan, beban kerja, dan
motivasi secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
perawat.
Pakudek, Hubungan Motivasi, Dari 51 responden, yang terdapat
K.H., dkk, Motivasi Perawat Dokumentasi memiliki motivasi intrinsik hubungan yang
2017 dengan baik dan melakukan bermakna antara
Pelaksanaan dokumentasi dengan lengkap motivasi perawat
Dokumentasi sebanyak 43 orang, dan yang dengan
Keperawatan di memiliki motivasi kurang dan pelaksanaan
5 Instalasi Rawat C melakukan dokumentasi tidak dokumentasi
RSUP Prof Dr. lengkap sebanyak 3 orang. asuhan
Kandau Manado Hasil p value = 0,003 ≤ α keperawatan di
(0,05) yang berarti H0 ditolak. instalasi rawat
inap C RSUP
Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Teori Variabel Terikat Yang Diteliti

1. Konsep Kinerja Perawat Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Pengdokumentasian merupakan salah satu caramengkomunikasikan

informasi tentang keadaan pasien dan asuhan keperawatan yang diteliti

diberikan orang perawat (Fischbach, 2014). Dokumentasian proses

keperawatan merupakan sesuatu yang penting karena menjadi karangka

akutabilitas perawat professional (Sitorus, 2016). Demikian juga menurut Iyer

dan Camp (2013) mengemukakan bahwa dokumentasi adalah bagian dari

bertanggung jawaban perawat secara utuh terhadapklien yang dirawat.

Dokumentasi adalah sala satuh alat digunakan dalam komunikasi

keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan. Sarana komunikasi tim

kesehatan lainnya, dan merupakan dokumen paten dalam pemberian asuhan

keperawatan (Nursalam, 2014).

Tujuanpendokumentasianproses keperawatan adalah untuk memfasilitasi

kualitas asuhan keperawatan, menjamin dokumentasi interdisiplin dan

mengkomunikasikan perkembangan perawat pasien (Doenges, 2009).

Tahapan pendokumentasian keperawatan meliputi: format pengkajian,

format diagnose, forman rencana, format tindakan, dan format evaliasi

keperawatan (kemenkes RI, 2013: Fiscbach, 2009: Potter & Perry, 2015).

15
a. Format Pengkajian

format pengkajian berisi hasil pengkajian awal perawat terhadap

pasien yang baru masuk ke riangan, dilakukan dengan cara wawancara

lansung kepada pasien dan keluarganya, serta dilanjutkan dengan

pemeriksaan fisik secara head to toe. Pengkajian dilakukan oleh perawat

yang menerima pasien pada saat masuk dan dikonfirmasikan kepada ketua

tim sebagai penanggung jawab.

b. Format Diagnose

Format diagnose keperawatan beisi tentang diagnose keperawatan

yang dirumuskan sesuai data yang ditemukan, tanggal ditemukan dan

kapan diagnose tersebut teratasi.

c. Forman Rencana

Setelah dilaksanakan pengkajian dan dirumuskan diagnose

keperawatan, maka ketua tim atau perawat yang diberi delegasi bertanggu

jawab untuk menyusun rencana keperawatan berdasarkan analisa data

rencana kepeawatan mengcu pada standard asuhan keperawatan.

d. Format Tindakan Keperawatan

Pada lembar ini menggambarkan rangkaian tindakan keperawatan

format tersebut memungkinkan perawat untuk membuat semuah tindakan

keperawatan yang telah dilakukan. Jenis-jenis tindakan keperawatan

mendiri dan tindakan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain.

e. Format Evaliasi Keperawatan

16
Lembar ini berisi informasi tentang catatan perkembangan kondisi

kesehatan pasien setiap hari berdasarkan rencana dan implementasi

keperawatan yang telah dilakukan. Betuk format untuk menulis catatan.

Perkembangan pasien yaitu subyektif, Obyektif, Analis, Planing,

Intervensi/Implementasi dan Evaluasi serta Revisi (SOAPIER) untuk lebih

jelasnya sebagai berikut: 1) S: Subyektif, keluhan-keluhan atau lebih

dikat5akan pasien, 2) O: Objektif, apa yang diamati, dengan cara inspeksi,

palpasi, aauskultasi, perkusi dan pengukuran, 3) A: Analisa, kesimpulan/

analisis perawat tentang kondisi pasien, 4) P: plening, atau rencana

tindakan, 5) I: intervensi, atau implementasi merupakan tindakan yang

diberikan oleh perawat untuk mengatasi masalah yang ada, 6) E: Evaluasi,

terhadap tindakan keperawatan, 7) R: revisi, rencana atau modifikasi

rencana keperawatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu indikasi kualitas

asuhan keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan dokumentasi keperawatan

melalui audit dukumentasi keperawatan, meliputi aspek yang dinilai adalah

pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan,

tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

17
2. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan yang teatur, sitematis dalam

mengidentifikasi masalah klien, membuat rencana penyelesaiannya,

,elaksanakan rencana tersebut dan menilai daya guna rencana penyelesaian

masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya (Alfaro, 2016: Perry dan Potter,

2015). Proses keperawatan memberikan karangka kerja bagi perawat dalam

mengunakan pengetahuan dan keterampilan untuk menolong pasien memenuhi

kebutuhan kesehatannya sebab proses keperawatanya adalah proses yang

terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan yang salingg berhubungan serta saling

mempengaruhi untuk memecahkan masalah pasien (Kozeir, Erb & Berman,

2014: & Camp, 2015).

Terhadap proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

(Alfaro, 2016: Perry dan Porry, 2015) meliputi:

a. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan klien

secara sistematis meliputi fisik, psikologi, sosialkultural, spiritual, kognitif,

kemampuan fungsional, perkemvangan ekonomi dan gaya hidup.

b. Perencanaan

Perencaan adalah proses dua bagian: pertama identifikasi tujuan dan

hasil yang diinginkan dari klien untuk memperbaiki masalah kesehatan

atau kebutuhan yang akan dikaji, hasil yang diharapkan harus spesifik,

18
realistic, dapat diukur, menujukan karangka waktu yang pasti,

mempertimbangkan keinginan dan sumber klien.

c. Implementasi

Melakukan tindakan keperawatan rencana keperawatan. Pada saat ini

perencanaan dilaksanakan, respon klien dievaluasi dan pencatatan terhadap

tindakan yang telah dilakukan beserta respon klien terhadap tindakan

tersebut.

d. Evaluasi

Evaluasi adalah menentukan kemajuan klien terhadap pencapaian

hasil yang diharapkan dan respon klien terhadap kefektifan perencanaan

keperawatan.

B. Tinjauan Teori Variabel Bebas Yang Diteliti

1. Konsep Motivasi kerja

a. Definisi Motivasi Kerja

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk

melakukan pekerjaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan

pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku

(Ngalim Purwanto,2000). Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia

yang memberi konstribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi

adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan

pekerjaan atau menjalankan kekuasaan, terutama dalam berprilaku

(Nursalam, 2016).

19
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau

semangat kerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja dan sangat

dipengaruhi oleh system kebutuhannya (Hamzah, 2008). Untuk dapat

memotivasi karyawan, manajer harus mengetahui kebutuhan (needs) dan

keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaannya itu.

Manajer dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan mau

bekerja keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan-keinginannya dari hasil pekerjaannya (Nursalam, 2011).

b. Jenis Motivasi Kerja

Motivasi menurut bentuk terdiri atas:

1) Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari dalam individu

2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu.

3) Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit

secara serentak dan menghentak dengan cepat (Stoner dan

Feeman,1995).

c. Metode Motivasi Kerja

Metode motivasi menurut Hamzah (2008) sebagai berikut:

1) Metode langsung(Direct Motivation). Metode langsung adalah motivasi

(Materiil Dan Non Materiil) yang diberikan secara kepada setiap

individu/karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan. Jadi

sifatnya khusus seperti: memberikan pujian, penghargaan, bonus,

piagam dan lain sebagainya.

20
2) Metode tidak langsung. Metode tidak langsung adalah motivasi yang

diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung gairah

kerja/kelancaran tugas, sehingga karyawan betah dan bersemangat

dalam melakukan pekerjaannya.

d. Indikator Motivasi Kerja

Indikator motivasi kerja menurut Hamzah (2008) dijabarkan sebagai

berikut:

1) Produktivitas kerja. Produktivitas kerja adalah suatu konsep yang

menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu

yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk. Jika seorang karyawan

mampu menghasilkan produk sesuai standard yang telah ditentukan,

maka karyawan tersebut menunjukkan tingkat produktivitas yang tinggi

atau baik.

2) Semangat kerja. Semangat kerja adalah terdapatnya perasaan yang

menunjukkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih baik

dan lebih banyak.

3) Disiplin kerja. Disiplin kerja adalah ketaatan seseorang kepada hokum

dan peraturan yang berlaku. Disiplin juga berkaitan dengan sanksi yang

perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar.

4) Prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan kemampuan atau kompetensi

perawat dalam bekerja, penerimaan tugas, tanggung jawab dan hasil

karya dalam pencapaian tugas.

21
5) Upaya peningkatan motivasi kerja. Tehnik motivasi yang tepat untuk

memuaskan kebutuhan bawahannya adalah disesuaikan dengan

kebutuhan individu. Atasan mampu menyakinkan bahwa dengan

tercapainya tujuan organisasi maka akan tercapai pula tujuan individu,

sehingga terdapat sinkronisasi antara tujuan pribadi dengan tujuan

organisasi.

2. Konsep Beban Kerja

a. Pengertian Beban Kerja

Beban kerja adalah kuantitas atau banyaknya jenis pekerjaan yang

harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan yang professional dalam waktu

satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2004).

Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani tenaga kerja, baik

secara fisik maupun non fisik dalam pekerjaan. Kondisi tersebut dapat

diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau

non fisik (Depkes RI, 2007).

b. Penghitungan Beban Kerja

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban

kerja antara lain:

1) Jumlah perawat yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut.

2) Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien.

3) Rata-rata hari perawatan.

22
4) Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung dan

pendidikan kesehatan.

5) Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien.

6) Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan

Kesehatan.

3. Konsep Sikap

Menurut Robbins (2016), sikap seseorang merupakan komponen yang

sangat penting dalam perilaku kesehatan, sehingga ada hubungan langsung

antara sikap dan perilaku seseorang. Menurut Samsudin (2016), sikap adalah

respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang

bersifat intern maupun ektern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung

terlihat tetapi hannya dapat ditafsirkan dahulu dari perilaku tertutup tersebut.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek (Natoatmodjo, 2014).

Sikap perawat yang bersifat caring tampaknya lebih konsisten, memiliki

sikat merendah dan professional, serta memiliki sikap ringan dalam berkerja

(Potter & Perry, 2015). Menurut Arwari (2016), bahwa bahwa sikap memiliki

komponen-komponet sebagi berikut:

a. Kognetif : artinya memiliki pengetahuan melalui objek sikapnya, terlepas

pengetahuan itu benar atau salah.

b. Efektif : artinya dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi

emosionalmengenai objek sikapnya.

23
c. Konatif : artinya kecenderungan bertingkah laku bilah bertemu dengan

objek sikapnya, baik dari bentuk positif maupung yang sangat aktif.

Menurut Natoatmodjo (2014), sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :

a. Menerima (Receiving), menerima diartikan bahwa orang yang mau dan

memperhatikan stimulus yang dinerikan.

b. Merespon (Responding), mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah siatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (veluring), mengajak orang lain mengerjakan atau

mengdiskusikan terhadap suatu masalah adalah indikasi sikapmsangat

tinggi.

d. Tannggung Jawap (Responsible), bertanggu jawab atas segala sesuatu yang

telah dipilihnya dengan segalah resiko adalah sikap yang paling tinggi.

C. Tinjauan Empiris

1. Pakudek, K.H, dkk. (2017).

Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar,

dengan jumlah populasi sebanyak 192 orang perawat. Untuk menentukan

jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik slovin, sehingga

jumlah sampel sebanyak 49 orang perawat. Penentuan sampel sebagai

responden dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Supervisi kepala

ruangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat. 2) Beban

24
kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat. 3)

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat. 4)

Supervisi kepala ruangan, beban kerja, dan motivasi secara simultan (bersama-

sama) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat.

2. Pakudek Fredna J. M. dkk. (2017)

Penelitian ini menggunakan Metode Survey dengan pendekatan Cross

Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling

dengan besar sampel 51. Teknik analisa data menggunakan uji Chi-square

dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Dari 51 responden, yang memiliki

motivasi intrinsik baik dan melakukan dokumentasi dengan lengkap sebanyak

43 orang, dan yang memiliki motivasi kurang dan melakukan dokumentasi

tidak lengkap sebanyak 3 orang. Hasil p value = 0,003 ≤ α (0,05) yang berarti

H0 ditolak.

3. Harmain Siswanto, (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara

karakteristik, beban kerja perawat dan kelengkapan pendokumentasian asuhan

keperawatan di Ruang Umum Instalasi Rawat Inap RS. Desain penelitian ini

adalah analitik observasional dengan pendekatan retrospective yang dilakukan

pada tiga ruang rawat inap. Pengukuran kelengkapan dokumentasi

menggunakan instrumen A Depkes dengan sampel 95 dokumen. Pengukuran

beban kerja menggunakan teknik continous observation dengan sampel 46

25
perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendokumentasian rerata belum

lengkap (71,6%), dan beban kerja perawat sebagian besar tinggi (52,2%).

4. Endang Susiana, (2019)

Penelitian ini mengunakan desain deskripsi korelasi dengan pendekatan

croos sectional. Populasi sebanyak 135 perawat didapatkan 100 perawat

pelaksana dengan simple random sampling. Variable independen motivasi,

supervise, beban kerja. Variable dependen mutu pendokumentasian asuhan

keperawatan. Data doperoleh dengan kuesioner motivasi, supervise dan lembar

observasi: TMS (time mution study) SAK (Stadar Asuhan Keperawatan) dan

dianalisis dengan spearman’ sRho dan uji Regresi Logistik dengan a=95%.

Hasil ada hubngan antara motivasi (p=0,000: r=0,363), supervise (p=0,012 :

r=0,310) dan beban kerja (p=0,002 : r=0,299) dengan mutu pendokumentasia.

5. Tamaka, dkk. (2015)

Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan

pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Medik

RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou. Desain penelitian bersifat observasional dengan

penelitian sampel menggunakan tehnik. Sampel berjumlah 30 orang

responden, pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian

menggunakan uji chi square pada continuity correction dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 atau 95 %. Hasil uji beban kerja dengan

pendokumentasian asuhan keperawatan di dapatkan nilai p value = 0,00

26
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir Penelitian

Kerangka konsep penelitian merupakan model konseptual, yang berkaitan

dengan kerangka teori penelitian, untuk melihat hubungan antar variabel yang

akan diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi variable independen adalah

motivasi, beban kerja, sikap.

Motivasi Kerja. Merupakan dorongan yang kuat pada diri seseorang dalam

usaha melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sehingga seorang

perawat itu kurang maksimal dalam pengisian dokumentasi.

Beban kerja. Merupakan selururuh aktifitas yang dilakukan oleh seorang

perawat selama tugas di suatu unit pelayanan keperawatan, semakin banyak

jumlah pasien yang di rawat semakin tinggi beban kerjanya, sehingga seorang

perawat itu kurang maksimal dalam pengisian dokumentasi.

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik

bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Salah

satu ciri perawat profesional adalah mampu bersikap atau berperilaku humanis

terhadap pasien sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.

27
B. Kerangka Konsep Penelitian

Baga karangka konsep penelitian dapat digambar sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Motivasi Kerja

Beban Kerja
Kinerja Perawat Dalam
Sikap Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
Pendidikan

Keterangan :

: Variabel bebas/independent (variabel yang diteliti).

: Variabel terikat (variable dependent).

: Variabel bebas (tidak diteliti).

: Garis Hubungan Variabel Yang Diteliti

Gambar 1.Bagan Kerangka Konsep

28
C. Variabel penelitian

1 Variabel Bebas (Independen)

Adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik pengaruh

positif maupun pengaruh negative (Majid, 2016). Dalam penelitian ini variabel

bebasnya adalah Motivasi, Beban Kerja dan Sikap

2 Variabel Terikat (Dependen)

Adalah variable yang menjadi pusat penelitian (Majid, 2016). Dalam

penelitian ini variable terikatnya adalah kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1 Motivasi kerja adalah dorongan yang ada pada diri perewat untuk melakukan

dokumentasi asuhan keperawatan. Kriteria/cara pengukuran dalam penelitian

ini dengan menggunakan skala Likert. Kuesioner ini terdiri dari 10 butir soal,

dimana jika responden menjawab: 1). Semangat kerja, 2). Produktifitas kerja,

3). Prestasi kerja, 4). Disiplin kerja.Untuk mendapatkan persentase jawaban

menggunakan rumus:

29
R
I=
K

Skor tertinggi = 10 x 4 = 40 (100%)

Skor terendah = 10 x 1 = 10 (20%)

I = Interval Kelas

R = Range/kisaran (100-20 = 80)

K = Jumlah kategori (2)

Interval Kelas : 80 / 2 = 40

Standar Skor : 100 – 40 = 60%

Kriteria Objektif:

Cukup : Jika skor jawaban responden ≥60%

kurang : Jika skor jawaban responden <60%

2. Beban kerja banyaknya perkerjaan yang diperkerjakan oleh perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan.

Kriteria/cara pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

Likert. Kuesioner ini terdiri dari 10 butir soal, dimana jika responden

menjawab “Sedikit Tekanan (ST)” diberi skor 4 (empat), jika responden

menjawab “Tekanan Sedang (TS)” diberi skor 3 (tiga), jika responden

menjawab “Banyak Tekanan (BT)” diberi skor 2 (dua), dan jika responden

menjawab “Tekanan Berat (TB)” diberi skor 1 (satu). Untuk mendapatkan

persentase jawaban menggunakan rumus:

30
R
I=
K

Skor tertinggi = 10 x 4 = 40 (100%)

Skor terendah = 10 x 1 = 10 (20%)

I = Interval Kelas

R = Range/kisaran (100-20 = 80)

K = Jumlah kategori (2)

Interval Kelas : 80 / 2 = 40

Standar Skor : 100 – 40 = 60%

Kriteria Objektif:

Berat : Jika skor jawaban responden ≥60%

Ringan : Jika skor jawaban responden <60%

3. Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus atau objek proses

selanjutnya akanmenilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut.

Kriteria/cara pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

Likert. Kuesioner ini terdiri dari 10 butir soal, dimana jika responden

menjawab “Sangat Sering (SS)” diberi skor 4 (empat), jika responden

menjawab “Sering (S)” diberi skor 3 (tiga), jika responden menjawab

“Kadang-Kadang (KK)” diberi skor 2 (dua), dan jika responden menjawab

“Tidak pernah (TP)” diberi skor 1 (satu). Untuk mendapatkan persentase

jawaban menggunakan rumus:

31
R
I=
K

Skor tertinggi = 10 x 4 = 40 (100%)

Skor terendah = 10 x 1 = 10 (20%)

I = Interval Kelas

R = Range/kisaran (100-20 = 80)

K = Jumlah kategori (2)

Interval Kelas : 80 / 2 = 40

Standar Skor : 100 – 40 = 60%

Kriteria Objektif:

Baik : Jika skor jawaban responden ≥60%

Tidak : Jika skor jawaban responden <60%

(Andhi Prihartmanto 2017)

4. Kinerja perawat dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu bukti berupa

catatan atau laporan yang mengenai status kesehatan klien serta semuah

kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat. Dilihat

dari : 1). Pengkajian 2). Diagnose keperawatan 3). Perencanaan, 4).

implemetasi, 5). evaluasi, 6). dokumentasi keperawatan

Kriteria/cara pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

Likert. Kuesioner ini terdiri dari 10 butir soal, dimana jika responden

menjawab “Sedikit Tekanan (ST)” diberi skor 4 (empat), jika responden

menjawab “Tekanan Sedang (TS)” diberi skor 3 (tiga), jika responden

32
menjawab “Banyak Tekanan (BT)” diberi skor 2 (dua), dan jika responden

menjawab “Tekanan Berat (TB)” diberi skor 1 (satu). Untuk mendapatkan

persentase jawaban menggunakan rumus:

R
I=
K

Skor tertinggi = 10x 4 = 40 (100%)

Skor terendah = 10 x 1 = 10 (20%)

I = Interval Kelas

R = Range/kisaran (100-20 = 80)

K = Jumlah kategori (2)

Interval Kelas : 80 / 2 = 40

Standar Skor : 100 – 40 = 60%

Kriteria Objektif:

Berat : Jika skor jawaban responden ≥60%

Ringan : Jika skor jawaban responden <60%

E. Hipotesis penelitian

1. Motivasi

Ho :Tidak ada hubungan Motivasi dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan

Ha : Ada hubungan Motivasi dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan

33
2. Beban Kerja

HO : Tidak ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan

Ha : Ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan

3. Sikap

HO : Tidak ada hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan

Ha : Ada hubungan sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan.

34
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross

Sectional Studyl. Desain Cross Sectional Study, merupakan studi yang dapat

dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan mungkin dalam periode harian,

mingguan, bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini

bertujuan untuk mempelajari hubungan variabel bebas (Independent) dan variabel

terikat (Dependent)dengan pengukuran dilakukan sekali dan dalam waktu yang

bersamaan. (Nursalam., 2013).

Populasi

B.
Sampel

Faktor Resiko Faktor Resiko

C.
Efek + Efek - Efek + Efek -

Gambar 2. Bagian Cross Sectional Study

35
B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus

Tahun 2020.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini telahdilaksanakan Di Puskesmas Nggele Kecamatan

Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Nurcahya dan Sary, 2018).

Populasi dalam penelitian ini seluruh perawat di Puskesmas Nggele Kecamatan

Taliabu Barat Laut Kabupaten Pulau Taliabu, yaitu berjumlah 34 orang

perawat.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini perawat yang memenuhi kriteria inklusi dan

kriteria ekslusi. Sampel pada penelitian ini adalah. (Sugiyono., 2017).

a. Kriteria Inklusi:

1. Perawat yang berkerja lebih dari 1 tahun.

2. Tenaga perawat yang tergolong sebagai tenaga perawat primer dan

perawat pelaksana.

36
3. Tenaga perawat yang aktif berkerja selama penelitian berlanjut.

4. Perawat yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Ekslusi:

1. Perawat yang sedang tugas belajar.

2. Perawat yan g sedang cuti.

Sampel dalam penelitian ini adalah semuah perawat yang berada di

puskesmas Nggele yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah =30 orang

sedagkan yang memenuhi kriteria ekelusi sebayak 4 orang

3. Teknik Sampling

Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah didasarkan

pada metode non probalitas sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

tidak diberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipiih menjadi sampel, dengan menggunakan

pendekatan purpostive sampling (Sugiyono., 2017).

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pengumpulan karakteristik subjek yang diteliti

(Abdullah, 2017). Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer

dan sekunder.

1. Data primer data yang di peroleh lansung dari pegawai Puskesmas Nggele

Kecamatan Taliabu Barat Laut Kabupaten Taliabu, sesuai dengan item

pertanyaan dalam kuesioner.

37
2. Data sekunder data yang diperoleh dari kantor Pusksemas Nggele Kecamatan

Taliabu Barat Laut Kabupaten Taliabu, atau melalui data yang telah diteliti dan

di kumpulakan oleh pihak lain yang berkaitan dengann permasalahan

penelitian ini.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket).

Majid, (2016), mengemukakan bahwa kuesionel adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis yang telah disusun secara sistematis dan erat kaitanya dengan variabel yang

diteliti kepada responden yang telah ditentukan untuk dijawadnya.

E. Pengolahan Data

1. Editing

Data yang telah diisi oleh responden dikumpulkan kemudian diperiksa

kembali oleh peneliti seperti memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner,

kejelasan jawaban, dan keragaman suatu pengukuran.

2. Koding

Setelah melakukan pengkodean pada lembar observasi. Tahap ini

kegiatan yang dilakukan adalah mengisi daftar kode yang disediakan pada

lembaran observasi sesuai pengamatan yang dilakukan.

3. Skoring

Setelah melakukan pengkodean maka dilanjutkan dengan tahap

pemberian skor pada lembar observasi dalam bentuk angka.

38
4. Tabulasi

Data yang telah dikumpulkan dalam bentuk tabel dan dialysis dalam

daftar statistik dengan menggunakan alat analisis (kakulator).

5. Entry

Kegiatan memasukan data kedalam komputer, dan selanjutnya

dilakkukan pengelompokan data atau analisis data mengunakan uji statistic.

F. Analisis Dan Penyajian Data

Adalah kegiatan dalam penelitian dengan melakukan analisa data yang

meliputi persiapan, tabulasi, dan solikasi data (Abdullah, 2017)

1. Analisis Univariat

Dilakukan terhadap variabel dan hasil penelitian. Analisa ini

menghasilkan distribusi dan presentase dari setiap variabel yang diteliti.

Dengan rumus:

Xi
Ʃ x100 = Ʃ%
n
Keterangan :

Ʃ xi = Jumlah karakteristik subjek penelitian.

N =Jumlah sampel.

2. Analisis Bivariate

Metode dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diisi responden

kemudian dilakukan tabulasi dan analisa dengan cara manual dengan

menggunakan kakulator. Setelah ini hasil diolah dengan menggunakan rumus

39
chi-square dengan menggunakan tabel kintingensi 2 x 2 untuk mencari

hubungan dan membuktikan hipotesis dua variabel atau hubungan variabel

bebas dengan variabel terikat.

( fo−f e) ²
x²=∑ ❑
fe

Keterangan :

x² : Nilai chi kuadrat.

fe : Frekuensi yang diharapkan.

fo : Frekuensi yang yang diperoleh/diamati.

∑ : Sigma.

Berdasarkan hasil uji tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Bila X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada

hubungan.

2. Bila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak

ada hubungan.

Nilai X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel pada tingkat signifikan 95%

sedangkan derajat kebebasan pada tabel adalah (b-1) (k-1) dimana b adalah

baris dan k adalah kolom.

Tabel 2. kontingensi 2 x 2
Variabel Variabel dependen Jumlah
independen Cukup Kurang
Kucup A B a+b
Kurang C D c+d

40
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Sumber: Sugiyono, 2015)

Keterangan :

a. Responden dengan foktor resiko (+) mengalami efek (+).

b. Responden dengan foktor resiko (+) mengalami efek (+).

c. Responden dengan foktor resiko (-) mengalami efek (+).

d. Responden dengan foktor resiko (-) mengalami efek (-).

Jika H1 diterima (nilai p>α) kemudian dilanjutkan uji keeratan

hubungan dilakukan dengan koefisien Phi (φ).


Φ=
N

Keterangan :

Φ = koefisien phi

X2 = kai kuadrat hasil perhitungan

N = Besar sampel

Intrerprestasi Nilai Phi antara 0-1

0,00 – 0,100 : hubungan lemah.

0,101 – 0,300 : hubungan sedang.

0,301 – 0,500 : hubungan kuat.

0,501 – 1,00 : hubungan sangat kuat.

Sumber : (Sugiyono., 2015)

41
G. Etika Penelitian

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang menjadi

subyek penelitian dan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dan

penelitian serta dampak yang akan terjadi bila bersediah menjadi subyek

penelitian. Jika responden bersediah maka harus menandatangi lembar

persetujuan sebagai tanda bersediah. Apabila tidak bersediah maka peneliti

akan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar instrumen dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah didapat oleh peneliti dari responden

akan di jaminkerahasiaannya. Hanya pada kelompok tertentu saja yang akan

peneliti sajikan utamanya pada hasil riset.

42
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak wilayah kerja puskesmas nggele adalah daratan dan sebagian pesisir

yang mana wilayah kerja pusksemas nggele dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara : Berbatasan dengan kecamatan lede

Sebelah timur : Berbatasan dengan laut

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kecamatan taliabu barat

Sebelah Barat : Berbatasan dengan pegunungan

B. Hasil

Gambaran tentang karakteristik responden dalam penelitian disajikan dalam

bentuk tabel dan penjelasannya sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah ciri khas yang melekat pada responden

yang diperoleh melalui kuesioner seperti umur dan jenis kelamin. Adapun

uraianya sebagai berikut :

2. Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis satu variable tertentu yang akan

menggambarkan keadaan responden dari semuah variable.

43
a. Umur

Distribusi responden berdasarkan golongan umur di Puskesmas

nggele Kec.Taliabu Barat Laut Kab.Taliabu dapat pilihat pada tabel di

bawa ini.

Tabel 3 Distribusi responden menurut Umur di


Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Umur Frekuensi Persen (%)


1 20-25 Tahun 13 38,2
2 26-30 Tahun 7 20,6
3 31-35 Tahun 7 20,6
4 36 Tahun 7 20,6
Total 34 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa kelompok Umur responde antara 20

tahun sampai 36 tahun, dengan pengelompokan terbanyak pada kelompok

Umur 20-25 tahun sebanyak 13 responden (38,2%). Kelompok Umur yang

paling sedikit adalah pada usia 26-30 tahun sebayak 7 responden (20,6%).

Pada usia 31-35 tahun sebayak 7 responden (20,6%) responden. Pada usia

36 tahun sebayak 7 responden (20,6%) respoden.

b. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas nggele

Kec.Taliabu Barat Laut Kab.Taliabu.

44
Tabel 4 Distribusi responden menurut Jenis Kelamin di
Puskesmas Nggele Kec.Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)


1 Laki-Laki 14 41,2
2 Permpuan 20 58,8
Total 34 100

Tabel 4 menujukan bahwa responden dengan Jenis Kelamin laki-laki

sebanyak 14 responden (41,2%) dan responden dengan Jenis Kelamin

perempuan sebayak 20 responden (58,8%).

c. Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan Pendidikan di Puskesmas nggele

Kec.Taliabu Barat Laut Kab.Taliabu.

Tabel 5 Distribusi responden menurut Pendidikan di


Puskesmas Nggele Kec.Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Pendidikan Frekuensi Persen (%)


1 Deploma 25 73,5
2 Sarjana S1/Ners 9 26,5
Total 34 100

Tabel 5 menujukan bahwa responden dengan pendidikan deploma

sebanyak 25responden (73,5%) dan dengan pendidikan sarjana S1/Ners

sebayak 9 responden (26,5%).

d. Kinerja Perawat

45
Distribusi responden berdasarkan kinerja perawat di Puskesmas Nggele

Kec.Taliabu Barat Laut Kab.Taliabu dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6Distribusi responden menurut Kinerja Perawat di


Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Kinerja Perawat Frekuensi Persen (%)


1 Berat 18 52,9
2 Ringan 16 47,1
Total 34 100

Tabel 6 menunjukan bahwa responden yang Berat sebanyak 18

responden (52,9%) dan yang Ringan sebayak 16 responden (47,1%)

e. Motivasi Kerja

Distribusi responden berdasarkan motivasi kerja di Puskesmas Nggele

Kec.Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu dapat di lihat pada tabel di bawah ini

Tabel 7 Distribusi responden menurut Motivasi Kerja di


Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Motivasi Kerja Frekuensi Persen (%)


1 Cukup 12 35,3
2 Kurang 22 64,7
Total 34 100

Tabel 7menujukkan bahwa responden yang cukup motiivasi kerja

sebanyak 12 responden (35,3%) dan yang Kurang motivasi kerja sebanyak

22 responden (64,7%)

f. Beban Kerja

46
Distribusi responden berdasarkan beban kerja di Puskesmas Nggele

Kec.Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu dapat di lihat pada tabel di bawah ini

Tabel 8Distribusiresponden menurut Beban Kerja di


Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Beban kerja Frekuensi Persen (%)


1 Berat 21 61,8
2 Ringan 13 38,2
Total 34 100

Tabel 8 menujukan bahwa responden yang Berat sebanyak 21

responden (61,8%) dan yang tidak sebanyak 13 responden (38,2%).

g. Sikap Perawat

Distribusi responden berdasarkan kinerja perawat di Puskesmas Nggele

Kec.Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu dapat di lihat pada tabel di bawah ini

Tabel 9 Distribusi responden munurut Sikap Perawat di


Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Sikap Perawat Frekuensi Persen (%)


1 Baik 9 26,5
2 Tidak 25 73,5
Total 34 100

Tabel 9 menujukan bahwa responden yang Baik sebayak 9 responden

(26,5%) dan n yang Tidak sebanyak 25 responden (73,5%).

3. Analisis bivariat

47
a. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat dalam

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Puskesmas Nggele Kec.

Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

Tabel 10 Distribusi Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam


Pendokumentasian Asuhan Keperawat di
Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Motivasi Kinerja Perawat Jumlah


Kerja Berat Ringan
N % n % n %
1 Cukup 5 29,4 12 70,6 17 100
2 Kurang 12 70,6 5 29,4 17 100
Total 17 50,0 17 50,0 34 100

Table 10 menunjukan bahwa dari 34 responden, terdapat 17

responden yang Cukup, diantaranya terdapat 5 responden (29,4%) yang

mengalami kinerja yang berat dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan, terdapat 17 responden yang kurang, diantaranya terdapat 12

responden (70,6%) yang mengalami kinerja yang berat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan. Hal ini motivasi responden dengan

kinerja berat masih sangat terdapat kinerja perawat dengan motivasi kerja

kurang.

Hasil Uji Statistic Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 4.235 dan

X2tabel = 3,841. Dengan demikian X2hitung lebih besar dari X2tabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan di

peroleh nilai φ = 412. artinyaada hubungan kuat antara motivasi kerja

48
dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan

diPuskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab.Taliabu.

b. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan di Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab.

Taliabu

Tabel 11 DistribusiBeban Kerja dengan Kinerja Perawat


Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di
Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Beban Kinerja Perawat Jumlah


Kerja Berat Ringan
N % n % n %
1 Berat 11 73,3 4 26,7 15 100
2 Ringan 6 31,6 13 68,4 19 100
Total 17 50,0 17 50,0 34 100

Table 11 menunjukan bahwa dari 34 responden, terdapat 15

respondenyang Berat, diantaranya terdapat 11 responden (73,3%) yang

mengalami kinerja yang Berat dalam pendokumentasia asuhan

keperawatan, dan terdapat 4 responden (26,7%) yang mengalami kinerja

yang ringan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Kemudian

terdapat 19 responden yang ringan, diantaranya terdapat 6 responden

(31,6%) yang mengalami kinerja yang berat dalam pendokumentasia

asuhan keperawatn, dan terdapat 13 responden (68,4%) yang mengalami

kinerja yang ringan dalam pendokumentasia asuhan keperawatan..

Hasil Uji Statistic Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 4.295dan X2tabel

= 3,841. Dengan demikian X2hitung lebih besar dari X2tabel, maka Ho ditolak

49
dan Ha diterima. Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan di peroleh nilai φ

= 0,037. artinya ada hubungan kuat antara beban kerja dengan kinerja

perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas

Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab.Taliabu.

c. Hubungan Sikap Perawat dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian

asuhan keperawat di Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab.

Taliabu

Tabel 12 Distribusi Sikap Perawat dengan Kinerja Perawat Dalam


Pendokumentasian Asuhan Keperawat an di
Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab. Taliabu

No Sikap Kenerja Perawat Jumlah


Perawat Berat Ringan
n % N % n %
1 Baik 6 33,3 12 66,7 18 100
2 Tidak 11 68,8 5 31,2 16 100
Total 17 50,0 17 50,0 34 100

Table 12 menunjukan bahwa dari 34 responden, terdapat 18

responden yang Baik, diantaranya terdapat 6 responden (33,3%) yang

mengalami kinerja yang berat dalam pendokumentasia asuhan

keperawatan, dan terdapat 12 responden (66,7%) yang mengalami kinerja

yangringan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Kemudian

terdapat 16 responden yang tidak, diantaranya terdapat 11 responden

(68,8%) yang mengalami kinerja yang berat dalam pendokumentasia

50
asuhan keperawatn, dan terdapat 5 responden (31,2%) yang mengalami

kinerja yang ringan dalam pendokumentasia asuhan keperawatan.

Hasil Uji Statistic Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 2.951 dan

X2tabel = 3,841. Dengan demikian X2hitung lebih besar dari X2tabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan di

peroleh nilai φ = 354. artinyaada hubungan kuatantara Sikap dengan

kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan kerja

Puskesmas Nggele Kec. Taliabu Barat Laut Kab.Taliabu.

A. Pembahasan.

1. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat dalam

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk

melakukan pekerjaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan

pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku. Motivasi

Kerja Merupakan dorongan yang kuat pada diri seseorang dalam usaha

melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.Sehingga seorang perawat

itu kurang maksimal dalam pengisian dokumentasi.

Motivasi kerja yang tinggi apabila ia mulai merasakan adanya bentuk

perhatian dan dorongan yang diberikan dari suatu instansi terkait untuk dirinya

dalam rangka menghargai hasil pekerjaan yang telah dilakukannya sehingga ia

akan merasa puas terhadap hasil pekerjaan yang telah ia lakukan apabila tidak

51
ada dukungan dari hasil pekerjaannya maka akan terjadi perubahan motivasi

kerja, hilangnya semangat kerja dan kekecewaan terhadap situasi kerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh 34 responden, terdapat 17

responden yang Cukup, diantaranya terdapat 5 responden (29,4%) yang

mengalami kinerja yang berat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan,

dan terdapat 12 responden (70,6%) yang mengalami kinerja yang ringan dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan. Kemudian terdapat 17 responden yang

kurang, diantaranya terdapat 12 responden (70,6%) yang mengalami kinerja

yang berat dalam pendokumentasian asuhan keperawatn, dan terdapat 5

responden (29,4%) yang mengalami kinerja yang ringan dalam

Pendokumentasia Asuhan Keperawatan.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja seseorang dalam pendokumentasian asuhan keperatan yang lebih baik.

Motivasi dianggap baik jika seseorang memngambil keputusan yang tepat

terkait dengan masalah yang dihadapi, namun mereka yang mempunyai

motivasi yang kurang akan mengambil keputusan yang sebaliknya. Tingkat

pendidikan dan sumber informasi yang diterima mempengaruhi motivasi,

dalam hal ini faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawarat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan, diharapkan jadi acuan di setiap

puskesmas maupun rumah sakit.

52
Hasil univariat dapat dilihat bahwa responden yang cukup motivasi

kerja sebanyak12 responden (35,3%) dan yang Kurang motivasi kerja

sebanyak 22 responden (64,7%)

Hasil Uji Statistic Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 4.235 dan X2tabel

= 3,841. Dengan demikian X2hitung lebih besar dari X2tabel, maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan di peroleh nilai φ = 412.

artinya ada hubungan kuat antara motivasi kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele Kec. Taliabu

Barat Laut Kab.Taliabu.

Hal ini sependapat dengan Kurniadi, (2013) yang berpendapat bahwa

motivasi adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi, menggerakkan,

membangkitkan dan memelihara perilaku seseorang yang akan melaksanakan

pekerjaan mencapai tujuan.Dan Endang Susiana (2019) yang menyimpulkan

bahwa ada hubungan antara motivasi kerja dengan mutu pendokumentasian.

Para perawatdimotifasi oleh beberapa faktor, tidak hanya uang dan keinginan

mencapai kepuasan tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh

pekerjaan yang berarti. Dalam hal ini bereti seseorang juga merasa puas jika

bisa berprestasi dalam pekerjaannya. Selain gaji, prestasi, pengakuan dan

budaya kerja, tanggung jawab juga menjadi sala satu faktor yang

mempengaruhi motivasi.

53
2. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat dalam

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Beban kerja.Merupakan selururuh aktifitas yang dilakukan oleh

seorang perawat selama tugas di suatu unit pelayanan keperawatan,

semakinbanyak jumlah pasien yang di rawat semakin tinggi beban kerjanya,

sehingga seorang perawat itu kurang maksimal dalam pengisian dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh 34 responden, terdapat 15

responden yang Berat beban kerjanya, diantaranya terdapat 11 responden

(73,3%) yang mengalami kinerja yang Berat dalam pendokumentasia asuhan

keperawatan, dan terdapat 4 responden (26,7%) yang mengalami kinerja yang

ringan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Kemudian terdapat 19

responden yang ringan, diantaranya terdapat 6 responden (31,6%) yang

mengalami kinerja yang berat dalam pendokumentasia asuhan keperawatn, dan

terdapat 13 responden (68,4%) yang mengalami kinerja yang ringan dalam

pendokumentasia asuhan keperawatan.

Beban kerja yang berat pada perawat dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan dan kurangnya dukungan dalam kinerjanya seperti ketersediaan

sarana dan prasarana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dari

instansi terkait akan menambah beban kerja tersebut, semakin berat beban

kerja maka akan semakin tidak lengkap pendokumentasian yang dilakukan.

Apabila dianalisa lebih lanjut dari hasil univariat yang ada maka dengan

banyaknya kegiatan langsung yang harus diselesaikan dalam satu waktu maka

54
kegiatan tidak langsungnya akan menjadi sulit untuk terpenuhi karena waktu

kerja hanya dihabiskan untuk melakukan tindakan – tindakan yang

berhubungan denggan pasien saja.

Hasil univariat dapat dilihat bahwa responden yang Berat sebanyak 21

responden (61,8%) dan yang tidak sebanyak 13 responden (38,2%).

Hasil Uji Statistic Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 4.294 dan X2tabel =

3,841. Dengan demikian X2hitung lebih besar dari X2tabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan di peroleh nilai φ = 0,037.

Artinya ada hubungan kuat antara beban kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele Kec.Taliabu

Barat Laut Kab.Taliabu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan

oleh Harmian Siswanto (2016) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan

antara masa kerja, pelatihan dan beban kerja dengan kelengkapan

pendokumentasian. Hal ini sejalan dengan pendapat Schultz, yang

membedakan beban kerja menjadi dua yaitu beban kerja kuantitatif

menunjukan adanya jumlah pekerjaan yang besar yang harus dilakukan pada

satuan waktu misalnya jam kerja yang tinggi, derajat tanggungjawab yang

besar, tekanan kerja sehari-hari dan sebagainya. Dan beban kerja kualitatif

terjadi apabila pekerjaan yang dihadapi terlalu sulit.

55
3. Hubungan Sikap Perawat dengan Kinerja Perawat dalam

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek,

baik bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

tertutup. Sikap secara nyata menunjukan persamaan adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh 34 responden, terdapat 18

responden yang Baik, diantaranya terdapat 6 responden (33,3%) yang

mengalami kinerja yang berat dalam pendokumentasia asuhan keperawatan,

dan terdapat 12 responden (66,7%) yang mengalami kinerja yang ringan dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan. Kemudian terdapat 16 responden yang

tidak, diantaranya terdapat 11 responden (68,8%) yang mengalami kinerja

yang berat dalam pendokumentasia asuhan keperawatan, dan terdapat 5

responden (31,2%) yang mengalami kinerja yang ringan dalam

pendokumentasia asuhan keperawatan

Sikap dapat mempengaruhi penerimaan seseorang, seorang perawat

dengan penerimaan yang baik dapat merespon dengan baik pula

apabilakinerjanya selalu mendapat dukungan baik dalam pendokumentasian

asuhan keperawatan, sebaliknya seorang perawat dengan penerimaan yang

kurang baik akan memberikan respon yang kurang baik pula apabila kinerjanya

56
kurang mendapat dukungan yang baik dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan..

Hasil univariat dapat dilihat bahwa responden yang Baik sebayak 9

responden (26,5%) dan n yang Tidak sebanyak 25 responden (73,5%).

Hasil Uji Statistic Chi Square diperoleh nilai X2hitung = 2.951 dan X2tabel =

3,841. Dengan demikian X2hitung lebih besar dari X2tabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan di peroleh nilai φ = 354.

artinyatidak ada hubungan kuat antara Sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan di Puskesmas Nggele Kec. Taliabu

Barat Laut Kab.Taliabu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan

oleh Nurkasiani dkk (2017) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara

sikap dengan mutu kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan.Hal

ini dapat ditunjang pula dari teori Gibson, (1999), bahwa sikap yang baik

adalah dimana seseorangmau mengerjakan pekerjaan tersebut tanpa terbebani.

sesuatu hal yang menjadi konflik internal. Perilaku yang bekerja seseorang

sangat dipengaruhi oleh sikap dalam bekerja. Sikap adalah kesiap-siagaan

mental, yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman, dan mempuyai

pengaaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek, dan

situasi yang berhubungan.

57
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka penelitian “ faktor-

faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan di puskesmas nggele kecamatan taliabu barat laut kabupaten taliabu

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada hubungan kuat antara motivasi kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperwatan di puskesmas nggele kecamatan taliabu

barat laut kabupaten pulau taliabu

2. Ada hubungan kuat antara beban kerja dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperwatan di puskesmas nggele kecamatan taliabu

barat laut kabupaten pulau taliabu

3. Ada hubungan kuat antara Sikap dengan kinerja perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperwatan di puskesmas nggele kecamatan taliabu

barat laut kabupaten pulau taliabu

58
59

Anda mungkin juga menyukai