Anda di halaman 1dari 24

Desember 2020

Editorial : Daftar Isi


Jannus P. Sihombing
Pengantar Misi & Diinterupsi
Jl.Winumurti 1 no.42
Lingkungan Palamanis Dengan Pandemi Yang Membunuh,
Cibinong 16917 Perihal Perilaku Ketika menelaah
Rencana Tuhan ? (Lanjutan)
e-mail:
j.pees2003@gmail.com
Jengah Dalam Arah & Orientasi Misi...
Terbit sebagai media
komunikasi Komunitasinjili
Cibinong dengan para
pendukung serta penggiat
pelayanan mandiri (Indie,
non sinodal organisasional) Pembangkangan, Sebuah Respon
mereka yang berpegang
pada doktrin anugerah
Dari Pemaksaan Kehendak?
“Reformed” dengan literal
dilafalkan sebagai Indie Ketika iman percaya menghadapi pengessahan UU yang tak dinyana
Reform, terbit setiap 6 dan di duga Ombibus law...
bulan.
Siapakah (sesungguhnya)
Dukungan :
Rek Mandiri William Carey ?
133-00-1015956-4
Pengantar Misi & Diinterupsi Dengan Pandemi Yang
Membunuh, Perihal Perilaku Ketika menelaah Rencana Tuhan ?
(Lanjutan)

Pengenalan Misi Dalam Telaah Awal Yang Memang Berbeda...

Ketiadaanharapan
Tetapi dengan tidak menafikan tekanan yang sungguh merongrong dan mematikan
semangat hidup. Bahwa telah dilalui, telah menjadi bagian dengan selang waktu
melampaui 6 bulan lebih (Maret- september, kondisi perilaku dengan pembatasan
menjadi terbiasa).
Hal yang menjadikan perilaku normal, menjadikan kewajaran baru dengan masker,
cuci tangan berbilas sabun atau pembersih yang mematikan virus dan menjaga
jarak. Sambil tetap awas dan mengingat bahwa akan selalu tercatat korban jiwa
tersebut. Mengingatkan akan sebaran wabah yang memang nyaris memenuhi tahun
2020 ini. Tahun yang ditandai dengan kekhawatiran dan musibah bersama.
Mawas diri dan penanganannya oleh “kekuasaan” yang ada—karena untuk hal ini
memang ada ketentuan yang mengatur dan sudah sangat kita terima didunia
modern yang berlangsung ini akan peran pemerintah. Kewenangan pemerintah
yang tetap menimbulkan respon, karena menyadarinya akan pemeliharaan Tuhan
dan gejolaknya kita memandang dengan iman percaya, hal yang hadir untuk
pemerintah menjaga ketertiban yang juga dalam bagian besarnya menopang akan
aktivitas kita yang dibatasi ini.
Maka ketika kita terkungkung kita
menghadapi juga—dan dengan
pemaksaan yang harus dilekatkan kepada
kita karena untuk kebaikan kita juga.
Rupa-rupa hal yang sungguh mendera
kita dan membuat kita dibatasi oleh
kewenangan kekuasaan pemerintah yang

2
adalah “...ditetapkan oleh Allah” (Rm 13:1)
Kejenuhan ?
Apa yang meningkat dari sini ketika terjadi pembatasan. Menerapkannya sebagai
sebuah isolasi diri. Ketika hal berat yang punya efek mencekam. Perilaku-perilaku
yang tidak lazim yang juga didera oleh keterbatasan ekonomi, setidaknya lantaran
aktivitas ekonomi yang juga menurun dan efek histeria bisa muncul disamping
tentnya mempertanyakan dengan pemenuhan yang utama adalah soal ekonomi
terebut. Isolasi yang membuatnya harus terhubung secara virtual yang mungkin
terjadi diwilayah dengan fasilitas yang mencukupi untuk kota dan pinggiran,
mengingat isolasi diri dan bersama tidak mutlak berlaku hingga kepelosok.
Dasar teologis dari ronggrongan jenuh ini meningkat dengan probem psikologis
dan peran misi apa yang disertakan ketika menghadapi hal ini ? menjadi pendengar
dan berbagi keresahan ketika masaahnya adalah ekonomi ? sebuah masalah yang
bisa jadi sebagian dari kita juga terdampak
untuk juga terpuruk, sehingga menyertai
kejenuhan tersebut adaah juga kekuatiran. Mawas diri dan penanganannya
Misi yang dalam bahasannya tentang oleh “kekuasaan” yang ada—
pengantar dihadapkan dengan kondisi karena untuk hal ini memang
konkrit yang sungguh secara global tidak ada ketentuan yang mengatur
terbayang sebelumnya.
dan sudah sangat kita terima
Rupa-rupa ini punya efek yang sekilas didunia modern yang
bahkan bisa menjerembab kita. Sebuah berlangsung ini akan peran
pengertian harus didasarkan, dimanakah pemerintah
dan seperti apa rencana Tuhan dalam
menghadapi dan mengakibatkan gejala pembatasan seperti ini ? semacam ditujukan
atas tantangan keyakinan-keyakinan karena membuatnya terhambat bahkan
terhentinya aktivitas yang berarti. Panduan misi global juga dihadirkan dari dunia
yang berbahasa inggris—tentu merasa berhak mewakili global bahwa ‘dinamika’
misi yang berkonsentrasi pada penjangkauan, tidak bisa secara langsung dan kesan
ini adalah sikap kritis karena hampir semua negara termasuk yang berbahasa Inggris
juga terkena dan ‘terdampak’ juga untuk berlomba-lomba menyudahi dengan
berupaya menemukan vaksin penangkal. Karena teringat selalu akan penyertaan
Tuhan yang berhadapan dengan rupa-rupa; ketakutan, kuatir, cemas, kejenuhan
yang dibatasi yang pangkalnya adalah ekonomi juga. Bahwa pemeliharaan Tuhan
dan menjadi misi untuk mengenalNya, disadari bukan menyatakan keluar ketika
3
Abraham dan bangsa israel yang dipanggil
keluar adalah menyertakan siapa Allah, akan
halnya ketika dibatasi untuk tidak bisa keluar ?!
Mengkaji dari sebuah kehadiran misi dalam
konteks yang berbeda. Konteks yang menjadi
perlu untuk diketahui dan seakan dilumpuhkan
dengan pembatasan untuk berinteraksi ini ?
akankah cahaya Injil terlihat atau justru diredupkan dengan kondisi yang terbatas
dan arahnya pada kemanusiaan ini. Seakan ada bagian yang lain dimana Tuhan
bekerja dengan perenungan-perenungan yang dalam hal ini, mengindikasikan
Tuhan tetap bekerja. Sebuah wabah yang dalam kondisi kita membuat kita
bergumul hebat dan mempertanyakan banyak hal.
Kesiapan dalam penjangkauan dunia islam...
Karena tempat-tempat peribadatan banyak yang tutup dan bersamaan dengan
momen religius yang harus senyap, dimana semarak lazimnya telah terbiasa untuk
dirayakan—kecuali yang pada gilirannya dianggap bahwa ekonomi dan kegiatan
yang terkait dengan hal tersebut tidak bisa mati total. Momen sakral yang dibulan
untuk diwajibkan menjalankan dari sebelum matahari terbit hingga setelah waktu
terbenam ini untuk berpuasa, maka sesuatu yang harus memberikan pertimbangan
akan agama yang bisa membawa kerugian untuk mengakibatkan penularan
menjadikan banyak pertanyaan. Dengan ini menjadi dipertanyakan ketika ritual
dengan kelaziman rutin disepakati untuk berkurang, himbauan pemuka agama.
Ketika yang disangkutkan tentu saja dalam konteks kita adalah Islam. Populasi
keagamaan mayoritas yang telah menyemai ‘toleransi dan hadirnya’ negara ini—
konsepsi ini selalu dikaitkan dengan tersajinya kebinekaan karena latar mayoritas
tersebut. Bahwa awalan dari hal ini ketika berbicara tentang misi panggilan Allah
kepada Abraham dan bangsa Israel di Perjanjian Lama menjadi pertanyaan tentang
konteks itu terjadi, ketika pesan Injil telah utuh sebagai pesan dalam melalui
beberapa momen kisah yang dilaluinya. Menjadi pesan yang harus diberitakan dan
tetap menjadi “ekslusif” dalam menggambarkan manusia yang butuh pesan
tersebut juga untuk agama yang mayoritas tersebut yang dalam konteks kita. Akan
tetapi dalam sebuah pandemi seperti sekarang ini, tantangan menjadi sungguh
menguji—mengaitkan dengan tulah-tulah bencana(Kej 7-10) ketika justru pesan
itu “...kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah” (Yes 53:4)

4
mendefinisikan kedepan akan
objek pesan tersebut. Menjadi ketika justru pesan itu “...kita mengira dia
tantangan dari kemanusiaan, kena tulah, dipukul dan ditindas Allah”
sekalipun pengharapan yang (Yes 53:4) mendefinisikan kedepan akan
dibawa akan objek pesan
objek pesan tersebut.
tersebut senantisa dan menjadi
diupayakan. Injil Kristus yang
“kena tulah” diberitakan ! (menjadi bahasan lain yang menarik tentunya.
Berapa yang didapat dalam jumlah yang dipastikan dengan pertobatan ?
Kesan nilainya yang mutlak dan pertanyaan akan agama untuk kemanusiaan, bukan
terbalik membuat seakan modifikasi untuk hal-hal yang mutlak tersebut. Inilah
sarana kesaksian sekaligus juga menantang dan membuat pertanyaan, ketika agama
harus terpedaya, karena ritualnya saja dibatasi. Sejauh ini sarana kesaksian pun
menjadi pribadi, dalam terhambat bahkan terhentinya aktivitas yang mensyaratkan
pertemuan. Maka adalah doa dan kesiapan prbadi dalam rupa-ripa pergumulan
untuk menghadapi ini. Sesuatu yang menggerakan dari kejadian sejarah cukup
menjelaskan tentang kepedulian.
Dua wabah yang dahsyat melanda kekaisaran Romawi pada tahun 165 dan
251 M. Di luar gereja Kristen, tidak ada landasan budaya atau agama untuk
menunjukkan belas kasihan dan pengorbanan. “Tidak ada kepercayaan
bahwa para dewa peduli terhadap urusan-urusan manusia.” Dan,
“pengampunan dianggap sebagai cacat karakter dan belas kasihan sebagai
perasaan yang patologis; sebab belas kasihan melibatkan usaha untuk
memberikan pertolongan atau kelegaan yang tidak layak didapatkan orang
lain, dan itu bertentangan dengan prinsip keadilan.” (Stark, 2001) Karena
itu, meski sepertiga populasi dari kekaisaran Romawi binasa karena
penyakit tersebut, para tabib melarikan diri ke rumah-rumah peristirahatan
mereka di desa-desa. Mereka yang menunjukkan gejala-gejala penyakit
tersebut diusir dari rumah. Para imam meninggalkan pelayanan di rumah-
rumah ibadah. Namun yang diamati, “Orang-orang Kristen mengklaim
memiliki jawaban dan, sebagian besar dari mereka melakukan tindakan-
tindakan yang diperlukan.” (Stark, 2001) Jawaban yang dimaksud meliputi
pengampunan dosa melalui Kristus dan pengharapan akan kehidupan
kekal melampaui kematian. Ini adalah pesan yang berharga pada masa
ketidakberdayaan ilmu kedokteran dan keputusasaan besar. (Piper, 2020)
5
Akan tetapi apa yang dialami
dulu tidak seganjil pembetasan Telaah yang memberi pengantar tentang
berinteraksi sekarang ? Yang misi justru berhubungan dengan kondisi
menunjukan kepedulian dengan tidak biasa yang jusru membatasi
membatasi interaksi ?
hubungan dan pertemuan kita dengan
*** orang-orang.
Sekarang apa yang
menandakannya sebagai hal yang berbeda, bahwa perilaku agama bisa abai tentang
pandemi ini ? Proses yang dilaluinya cukup banyak memakan waktu dan kontribusi
iman percaya ditantang akan solidaritas dan kepatuhan juga. Menunjukan
kepedulian dengan pembatasan kontak langsung. Sungguhkah hal ini yang didera
dengan berbagai macam maka misi penjangkauan yang tetap harus dilakukan ?
(penyebab tidak langsung) Aspek lingkungan juga ?
Sebuah tindakan praktis untuk berkunjung ketika sadar ada masalah dengan
lingkungan penyangga—beberapa perjalanan yang memang sangat terbatas melihat
daerah-daerah terisolir yang dalam beberapa hal dianggap tidak berdampak (Buletin
Misi edisi Juni 2017 mengupas daerah-daerah pingiran perbukitan). Sadar bukan
sebagai pengusir kejenuhan. Lingkungan penyangga ini disadari benar-benar
sebagai penyangga.
Karena mutasi dan merebaknya virus, dalam sebuah riset penelusuran yang juga
prestis dengan menyusutnya ketersediaan penyangga serta dampak polusi dan
perubahan iklim yang terkait dengan pandemi oleh Mary Prunicky di Universitas
Stanford, yang mengaitkan polusi dan peningkatan jumlah terinfeksi, bahwa bumi
kita kalau tidak rusak tetap menjadi hunian layak dan sanggup melawan wabah
apapun. Sekalipun untuk itu tetap ditegaskan faktor lingkungan tidak langsung dan
belum bisa dibuktikan sebagai penyebab pandemi.
Maka misi terhadap ciptaan ini tentu menjadi bagian yang prioritasnya tidak bisa
dikesampingkan. William carey seorang tokoh misi, juga dikenal sebagai ekspose
aktivitas agrikutural terlibat dan tercatat dalam peran tersebut. Tidak dalam bagian
langsung memang isu lingkungan kepada seseorang yang bergulat seperti William
Carey ini, akan tetapi pertimbangan misi juga akan berkaitan dengan ini, menyusut
dan berdampak akibat eksploitasi kepada dunia ciptaan Tuhan ini, sebagaimana

6
tentu manusia yang berkuasa atas ciptaan karena “..menurut gambar dan rupa “
Allah pencipta sendiri(Kej 1:26).
Maka menjadi melekat kepada manusia sendiri ketika juga disangkutkan dengan
pemberitaan karya penebusan untuk berdamai dengan Allah dalam kondisinya
semula untuk memiki persekutuan dengan Allah. Telaah yang menarik untuk
dikembangkan jauh ketika misi iman percaya juga menyangkut dengan hal ini atau
ada yang dikurangi ?
***
Terhentinya kita dan menjadi virtual, menjadi terhubung tanpa kehadiran dan
bersama-sama secara fisik. Bahwa kita menghidupi iman kita yang paling pribadi
sekarang dengan kondisi yang tetap dengan berharap kepada pemulihan. Akrivitas
ekonomi mengalami
pengurangan dari ekonomi yang
kerap dilakukan dengan
Jawaban yang dimaksud meliputi
transasksi, baik jasa maupun
pengampunan dosa melalui Kristus dan
kebutuhan konsumsi barang
pengharapan akan kehidupan kekal dibatasi akan resiko kontak
melampaui kematian. Ini adalah pesan menjadi diupayakan virtual,
yang berharga pada masa bahkan sungguh pernah
ketidakberdayaan ilmu kedokteran dan terhenti sama sekali.
keputusasaan besar
Aspek lain yang juga disoroti
dalam pandemi ini sebuah risalah misi dari transmisi Global, dampak dan implikasi
covid-19 yang dikeluarkan oleh lembaga dengan klaim internasional yang
memobilisasi misi, dimana berkecamuknya sikap otoritarianisme:
10) Otoritas memanfaatkan kesempatan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan.
Otoritarianisme sudah meningkat. Penguncian CoVid-19 akan mempercepat ini,
meskipun mereka juga mempercepat degradasi mesin demokrasi yang sehat. Akan
ditegaskan bahwa adalah cukup masuk akal dan demi kepentingan terbaik orang-
orang untuk sementara waktu menyerahkan beberapa kebebasan dalam perang
melawan virus corona. Tapi kapan kita mendapatkannya kembali? Rezim penindas
di masa lalu berhasil meyakinkan penduduk mereka untuk menukar kebebasan sipil
dengan janji keselamatan. Jarang ada pemerintahan, bahkan dalam demokrasi liberal,
yang dengan rela menyerahkan kendali yang lebih besar atas warga negara mereka
begitu kendali tersebut diperoleh.
7
Hal yang memungkinkan dan disinyalir terjadi, karena keberadaan kita yang bisa
sangat beresiko, akan tetapi terlalu jauhnya dan kewenangan kekuasaan yang terjadi
karena proses keterwakilan dan pilihan yang diberikan, ternyata digunakan tidak
sebagaimana mestinya. Segera pulih dan tantangan bagi kesaksian kita atas wabah
yang sedang melanda ini. Terpikir ada aktivitas lain bahwa syiar tentang pemulihan
keadaan dan itu berpadanan dengan terang Injil selain meyatakan kepedulian kita
yang minim interaksi ini ?
Referensi
Mandryk., Jason “Global Transmission, Global Mission” The Impact and Implications of the CoVid-19 Pandemic.
Operation World, 2020
Punicky. Mary lihat tautan https://news.stanford.edu/2020/06/30/links-covid1-19-air-pollution
Piper, John (2020) “ Kristus dan Virus Korona”, Literatur Perkantas
Stark, Rodney (2001) “The Triumph of Christianity: How the Jesus Movement Became the World Largest Religion”
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Pembangkangan, Sebuah Respon Dari Pemaksaan Kehendak ?

Ketika iman percaya menghadapi pengessahan UU yang tak dinyana


dan di duga; Ombibus Law...
Sukar dipahami memang. Kondisi yang memaksa untuk membatasi ternyata
terlecut dengan sebuah keputusan ditingkat legislasi. Ketika dengan tiba-tiba bisa
mengeluarkan produk undang-undang yang cakupannya sangat luas dalam
membuka ruang akan investasi yang ada.
Maka respon yang cukup kaget pun menyertakan gelombang protes dan
demonstrasi. Protes yang beernada serupa agar Undang-undang yang dimaksudkan
oleh pembuatnya, legislasi DPR dan pemerintah ini tidak berlaku, segera dicabut,
tolak dan batalkan ! Maka menguatnya
pemerintah yang menghadirkan UU ini
dihadapkan juga dengan pandangan kita,
pandangan dalam iman percaya merespon
dan berada dalam konsekuensi setelah UU
ini.
Praktek dominasi kekuasaan
Sebuah penjelasan dari pembangkangan sipil (civil disobedience) memaparkan
akan karakteristiknya bersifat rohani (spiritual witness) dan yang dikutip dengan
pengaruh besarnya adalah martin Luther King pada serangkaian demo menolak
8
tindakan rasialisme yang
dilakukan secara sistemik. Maka pembangkangan sipil dalam
Bersifat rohani karena memang uraian-uraian teknisnya, menjadi
dikotbahkan King yang adalah semacam tindakan penunjukan diri yang
seorang pendeta. Penjelasan berbeda dan menentang, ketika terjadi
dari serangkaian kejadian ketika kebijakan yang menunjukan akan
melawan tanpa kekerasan yang dominansinya sebagai yang berkuasa.
dilakukan oleh sosok tokoh
ketika melihat kesewenang-wenangan terjadi yang tak terperikan ketika “wakil
Allah” melakukan itu.
Maka pembangkangan sipil dalam uraian-uraian teknisnya, menjadi semacam
tindakan penunjukan diri yang berbeda dan menentang, ketika terjadi kebijakan
yang menunjukan akan dominansinya sebagai yang berkuasa.
***
Hal yang juga menggucangkan tentu dengan isu lingkungan, dimana ketentuan
yang mengetengahkan tentang sangsi bagi dampak kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan, ketentuan UU no 32 tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) dimana ada beberapa pasal yang berbenturan dengan
RUU Cipta kerja atau omnibus ini dan sah telah diundangkan menjadi bernomer
II/2020—sekali lagi informasi yang memuatnya adalah “draft” yang berubah.
Dimana ketentuan mengenai sangsi dianggap tidak tegas dan nyata-nyata. Tak
terbayang sikap ‘serius’ yang seperti ini ?!
Betapa sungguh mencederainya rejim yang sedang berkuasa ?
Tapi jangan kuatir kita tidak mengalami kesewenang-wenangan dan penindasan,
bahkan untuk sebuah keyakinan yang telah menjadi landasan dan berperan ‘vital’
untuk setiap kita. Berturut-turut kita menerimanya; pelemahan dan tidak
bergaungnya lembaga pemberantasan koripsi, yang hampir setiap jumat sore
menjadi mengasyikan menyaksikan tersangka korupsi ditangkap dan dipamerkan
setidaknya dalam kurun waktu yang sekarang menjadi berkurang bahkan tidak ada.
walau sedikit ada harapan dalam beberapa waktu terakhir yang tetap ada banyak
dugaan penyimpangan korupsi yang seharusnya bisa dibuka.
Hingga penanganan sebuah pandemi yang megawalinya dengan sebuah
peyangkalan, diawal-awal yang terlihat jumawa terlebih dahulu. Betapa tidak,

9
beberapa laporan yang terindikasi dari sebuah observasi internasional jutsru tidak
dianggap, mengingat amatan yang sama akan faktor geografis.
Lantas yang sungguh dan akan sedang menjadi bulan-bulanan dan diniatkan
memunculkan perlawanan adalah tentu dengan niat mulia Undang-Uandang yang
diperuntukan bagi tidak mandeknya ekonomi setelah yang nampak adalah
penggelontoran untuk infrastruktur ini—ruas jalan berbayar yang akan
membentang dan terhubung adalah dengan penciptaan lapangan kerja, membuka
akses investasi yang datang dengan ketersediaannya yang ada untuk dipermudah.
Sesuatu yang dianggap sebagai momentum sejarah karena menerobos akan desain
peruntukannya yang lintas departemen dalam memberikan kemudahan investasi.
Seraya menyadari akan beban tanggungan pemerintah dalam menyatakan
kehadirannya akan kesejahteraan pemerolehan lapangan kerja yang sangat
diniatkan. Sungguhkah dan menjadi sebuah maksud mulia dari negara dan
pemeranannya tersebut.
Tapi dan menjadi sebuah tudingan dalam proses—
karena keberlangsungannya yang sungguh cepat
dan terasa ‘ajaib’. Sebuah proses politik dalam kerja
legislasi yang tetap menjadi permasalahan dalam
buru-burunya produk yang akan berbuah pada,
janjinya, penciptaan lapangan kerja tersebut
digulirkan.
Maka protes dan persinggungan dari
ketidakpercayaan pun terjadi. Bergulirnya kembali aktivisme yang menganggap
bahwa produk perundang-undanggan ini sangat bermasalah. Dan pastilah sangat
buruk dalam niat, sekalipun terbaca dan tersalin akhirnya untuk diketahui
ketentuan yang mengatur dalam niat akan investasi tersebut yang harus
diutamakan. Investasi diatas segala-galanya. Investasi harga mati !
Dimana menciderainya akan sebuah rejim yang hadir dengan niatan dominansi
yang memang sudah sangat berkuasa, kehadirannya yang sudah sangat tidak bisa
dibantah untuk dihadirkan dengan perangai berkuasa tersebut.
Demokrastisasi yang hanya memberi perimbangan kepada ekonomi ...
Maka ketentuan dari pengelompokan oligarki itu terjadi. (Oligarki; sebuah
kekuasaan oleh segelintir orang) Dalam hal ini, hal yang seharusnya dipisah antara

10
eksekutif dan legisatif untuk mengawasi eksekutif justru menjadi menyatu,
keterwakilan rakyat untuk mengawasi menjadi ‘disatukan’ oleh kewenangan
kekuasan yang memerintah. Maka menerima kekuasaan yang harus diawasi dalam
demokrasi, kesepakatan dan juga tantangan karena demokrasi seturut dengan
semacam “total depravity” dari pengelolaan kekuasaan manusia berdosa yang
sangat mungkin untuk salah, menyimpang dan sewenang-wenang yang
menyertakannya untuk selalu diawasi, hal yang tidak mungkin dalam padanan yang
lain—tetap akan selalu ada yang bisa memperdebatkan hal ini, sebagaimana rujukan
pemahaman Alkitab telah kuat tentang itu. Kesinambungan dari sumber misi
dalam ketersebaran ajaran Alkitab perihal kerentanan manusia dan kekuasaannya.
Jadi, kekuasaan tidak mungkin menumpuk dan mengabaikan hal yang
memperkarakan dengan tidak terawasinya, sebagai peran yang harusnya ada dan
semata menguatkan apa yang bisa “dijual”, mendatangkan “investor” yang
harusnya dipermudah. Jelas kekuasaan yang bertumpuk, oligarkis, pengingkaran
terhadap hakekat manusia yang telah jatuh yang harusnya terawasi; tapi lebih
berserah dan mempercayai kekuasaan, orang percaya harusnya melihat hal ini.
***
Bahwa soal pembangkangan tentu menjadi
dari pengelolaan kekuasaan kesan yang tidak meneduhkan karena perihal
manusia berdosa yang sangat kejatuhan manusia itu juga dimulai dari
mungkin untuk salah, menyimpang terselipnya niatan hingga terjadi
dan sewenang-wenang yang ketidaktaatan atau pembangkangan oleh
menyertakannya untuk diawasi, hal manusia awal (Kej 1:26), maka seakan
yang tidak mungkin dalam berkorelasi dengan kewajaran bila hakekat
padanan yang lain, sebagaimana yang juga ada dalam diri manusia sebagai
rujukan pemahaman Alkitab telah pembangkang ‘bawaan’ untuk diteruskan.
kuat tentang itu Akan tetapi menjadi terkait ketika otoritas
yang harus ditaati jusru pemerintahan yang
dianggap bukan “wakil Allah” dalam
memerintah—sejurus pandang menjadi
tafsiran akan kekuasaan (Rm 13), karena
ketaatan yang mutlak hanya pada Kristus
(Ef 1:22; 5:23) menegaskan akan objek ketaatan kita kepada Kristus sebagai
”..kepala dalam segala sesuatu” (Kol 1:18) “...Raja diatas segala raja, tuan diatas
segala tuan..” (1 Tim 6:15) yang cukup tegas dalam pengakuan untuk ketaatan dan
tidak bersikeras dalam sebuah pembangkangan yang ditujukan melawan penguasa
11
yang sungguhkah masih dari Allah ketika memaksakan kehendak ? Sejatinya
memang menjadi keruh dan tidak bisa diterima. Menjadi tidak bisa diterima juga
kesewenang-wenangan ketika kekuasaan itu ditampuk ? Karena memang sadar
akan banyak yang dirusak dari sesuatu yang bersikeras untuk mendatangkan
investasi ditengah pandemi masa sekarang ini, yang anehnya sempat dianggap
remeh diawal-awal oleh pemerintah yang masihkah menjadi layak disematkan
sebagai “wakil Allah” ini ?
------------------------------------------------------------------------------

Menarik untuk mengkaji dan


mendapatkan gambaran pelayanan
diabad yang telah lewat, apalagi jika
terhubung dengan dunia islam, hal yang
sangat jarang ketika doktrin anugerah
bertemu secara setara. Karena memang
telah berlangsung dan terjadinya
kolonialisme. Teks dari Numa Ulises
Gomes ini tentu saja menjadi menarik
dalam beberapa hal yang menjadi simpul-
simpul penghubungnya juga
memungkinkannya dalam konteks yang
berbeda, sebuah telaah terhadap
pelayanan Ramond Llul atau Raymundo
Lulo, penggiat kehidupan asketis dijaman
gereja membiara. Info lanjut:
j.pees2003@mail.com

12
13
K emunculan pelayanan mandiri (independen indie)—bisalah dsebut demikian, tidak
bisa dipisahkan dari keadaan situasional saat itu. Era reformasi awal yang hanya
memunculkan agama/gereja negara dengan pemberlakuan secara regional dimana
disertai juga dengan rumusan pengakuan iman dan pergolakan politik. Tersebutlah
Benyamin Keach, penggiat pelayanan (pendeta dan penatua) ketika pergolakan reformasi
terjadi di London pada abad ke-17 & 18 dengan tahapan baru yan bersifat pemurnian.

Pendasaran rumusan keyakian dan persebaran pengajaran doktrin anugerah yang jauh dari
mapan dan bercirikan “terdidik secara sekolah” (scholastik) membuat perundungan
diskriminasi hinga aniaya terjadi. Tak pelak lagi kemunculan pengakuan iman Baptis
London 1689, dimana Keach terlibat. Hal yang sangat diperlukan untuk mengkaji
teologinya yang dalam padanan umumnya “reform” (Reformed) yang pastinya tidak umum
karena kita mengenal reform yang dari Amerika ataupun yang “warisan kumpeni” yang
untuk itu telaah mengenai Teologia Reform nya Benyamin Keach terasa perlu.

Info pemesanan (gratis, bagi penggiat pelayanan mandiri dan frontline) bisa ke 0838-9495-
4900 atau j.pees2003@gmail.com

14
Jengah dalam arah dan orientasi misi
ketika yang ingin didapat justru bukan kesenjangan dan pemanfaatan dari
segala tindakan misi. Tampaknya inilah budaya dari industri misi...
Selanjutnya bisa diuraikan akan kesenjangan tersebut. Identitas yang
mengaitkan dengan pergumulan lokal.
Gereja “Posko” sebagai inisiator yang telah menjadi mandiri,, melihat
tantangan dengan selalu dironrongnya pelayanan yang tantangannya bukan
semata keberanian dilapangan akan tetapi juga keberanian mandiri untuk
merespon. Sebuah pelayanan yang bukan hanya berciri pada tata organisasi
baku untuk terllihat resmi akan tetapi juga menantang akan pengesahan yang
resmi tersebut. Sebuah tantangan ketika
urusan pelayanan hanyalah dengan Allah
pencipta.
Rumusan yang ‘kaku’ akan doktin reform,
menjadi pernyataan akan hormat kemuliaan
bagi Allah—Soli Deo Gloria teribat dengan
aspek pergumulan yang ada, menghadirkan
akan pndamaian akan tantangan dan meyakini
realita ciptaan yang berada dalam rencana
penebusan Allah bagi umat pilihanNya, menyertakan juga akan
pemelliharaanNya. Menjadapi tantangan ? jelas dan pasti akan ha itu !
Bahwa kemudian dan juga disayangkan, akhirnya kembali harus terjeda.
Biarlah tantangan yang bukan semata dari luar akan tetapi juga dari dalam,
meneguhkan akan pemeliharaan Tuhan...

Terhenti hanya karena pandemi di bulan Mei 2020,


karena sewa tempat yang tidak bisa turun.

15
Siapakah (Sesungguhnya)
William Carey?
Vishal dan Ruth Mangalwadi

Dari The Legacy of WilliamCarey: Model untuk Mengubah Budaya, 1993. Digunakan oleh izin dari Good
News Publishers, Wheaton, IL.

Bayangkan sebuah kuis di final kompetisi Semua Universitas India. Ditanyakan


untuk mahsswa India yang paling tahu info, "Siapakah William Carey?" Semua
bersamaan mengangkat tangan. Diputuskan untuk memberi setiap orang
kesempatan untuk menjawab.

Kuis: Siapakah William Carey?

Ahli botani

"William Carey adalah ahli botani,"


jawab seorang mahasiswa sains, "setelah
nama Careya herbacea. Ini adalah salah
satu dari tiga varietas kayu putih yang
hanya ditemukan di India." "Carey
membawa bunga Aster Inggris ke India dan memperkenalkan sistem Linnaean
untuk berkebun. Dia juga menerbitkan buku-buku pertama tentang sains dan
sejarah alam di India seperti Flora Indica, karena dia percaya pada pandangan
Alkitab, 'SemuaNya KaryaMu Terpujilah Engkau, ya Allah. ' Carey percaya bahwa
alam dinyatakan 'baik' oleh Penciptanya. Bukan maya (ilusi) untuk dijauhi, tetapi
subjek yang layak dipelajari manusia. Dia sering memberi kuliah tentang sains dan
mencoba menyuntikkan prasangka ilmiah dasar ke dalam pikiran orang India
“bahwa bahkan serangga rendahan bukanlah jiwa yang terikat, tetapi makhluk yang
layak mendapat perhatian kita. "

16
Industrialis

"William Carey adalah orang Inggris pertama yang memperkenalkan mesin uap ke
India dan yang pertama membuat kertas asli untuk industri penerbitan,"
menyambung siswa teknik mesin. "Carey mendorong pandai besi India untuk
membuat salinan mesinnya menggunakan bahan dan keterampilan lokal."

Ekonom

"William Carey adalah seorang misionaris," dinyatakan seorang anak jurusan


ekonomi, "yang memperkenalkan gagasan bank tabungan kepada India untuk
memerangi kejahatan sosial riba yang meluas di mana-mana. Carey percaya bahwa
Tuhan, yang saleh, membenci riba dan berpikir bahwa meminjamkan pada bunga
36 hingga 72 persen membuat investasi, industri, perdagangan, dan pembangunan
ekonomi India menjadi mustahil. "

"Dimensi moral upaya ekonomi Carey,"


lanjut anak itu, "telah menganggap penting
khusus di India sejak kepercayaan bank
tabungan menjadi dipertanyakan, karena
keserakahan dan korupsi para bankir dan
nasionalisasi bank-bank atas nama.
sosialisme. Budaya penyuapan yang telah
menyebar luas dalam banyak kasus,
mendorong tingkat bunga hingga 100 persen dan membuat kredit tidak tersedia
bagi pengusaha yang jujur .

"Untuk menarik modal Eropa ke India dan memodernisasi pertanian, ekonomi,


dan industri India, Carey juga menganjurkan kebijakan bahwa orang Eropa harus
diizinkan memiliki tanah dan properti di India. Awalnya, Pemerintah Inggris
menentang kebijakan semacam itu karena kebijakan itu hasilnya dipertanyakan di
Amerika Serikat.

Tetapi pada saat kematian Carey, pemerintah yang sama telah mengakui kearifan
ekonomi yang luas dari pendiriannya. Demikian juga pemerintah India, setelah
setengah abad xenofobia destruktif, kembali membuka pintu bagi modal dan
“industri Barat. "

17
Pelopor Medis yang Manusiawi

"William Carey adalah orang pertama," tegas seorang mahasiswa kedokteran, "yang
memimpin kampanye untuk perawatan yang manusiawi untuk pasien kusta. Sampai
waktunya, mereka kadang-kadang dikubur atau dibakar hidup-hidup di India
karena keyakinan bahwa akhir kekerasan memurnikan tubuh dan memastikan
transmigrasi ke dalam keberadaan baru yang sehat. Kematian alami karena penyakit
diyakini menghasilkan empat kelahiran berturut-turut dan yang kelima sebagai
penderita kusta. Carey percaya bahwa cinta Yesus menyentuh pasien kusta
sehingga mereka harus dirawat. "

Pelopor Media

Mahasiswa teknologi pencetakan berdiri di depan. "Dr. William Carey adalah


bapaknya teknologi cetak di India. Dia membawa ke India ilmu cetak dan
penerbitan modern dan kemudian mengajar dan mengembangkannya. Dia
membangun apa yang kemudian menjadi pers terbesar di India. Sebagian besar
printer harus membeli font mereka dari Mission Press di Serampore. " "William
Carey," jawab seorang mahasiswa komunikasi massa, "adalah seorang misionaris
Kristen yang mendirikan koran pertama yang dicetak dalam bahasa oriental karena
ia percaya bahwa, 'Di atas semua bentuk kebenaran dan iman, agama Kristen
mencari kebebasan berdiskusi.' Jurnal berbahasa Inggris-nya, Friend of India, adalah
kekuatan yang melahirkan “Gerakan Reformasi Sosial” di India pada paruh
pertama abad ke-19. "

Petani

"William Carey adalah pendiri Agri-Horticultural Society pada tahun 1820-an, tiga
puluh tahun sebelum Royal Agricultural Society didirikan di Inggris," kata mahasiswa
pascasarjana pertanian. "Carey melakukan survei sistematis pertanian di India,
menulis untuk reformasi pertanian dalam jurnal Asiatic Researches dan mengekspos
kejahatan sistem budidaya nila dua generasi sebelum runtuh. "

"Carey melakukan semua ini," tambah petani itu, "bukan karena dia disewa untuk
melakukannya, tetapi karena dia ngeri melihat bahwa tiga perlima dari salah satu
negara terbaik di dunia, penuh dengan penduduk yang rajin, telah diizinkan untuk
menjadi hutan yang tidak diolah yang ditinggalkan untuk binatang buas & ular. "

18
Penerjemah dan Pendidik

"Carey adalah orang pertama yang menerjemahkan dan menerbitkan buku klasik
agama India yang hebat seperti Ramayana dan teks filosofis seperti Samkhya ke
bahasa Inggris, "kata mahasiswa sastra." Carey mengubah bahasa Bengali, yang
sebelumnya dianggap 'hanya cocok untuk setan dan wanita' menjadi bahasa sastra
paling terkemuka di India. Dia menulis balada Injil dalam bahasa Bengali untuk
membawa cinta Hindu pada pelafalan musik untuk melayani Tuhannya. Dia juga
menulis kamus bahasa Sansekerta pertama untuk para sarjana. "

"Carey adalah tukang sepatu Inggris," bergabung dengan siswa pendidikan, "yang
menjadi profesor bahasa Bengali, Sanskerta dan Marathi di William College,
Calcutta di mana para pegawai dilatih. Carey memulai lusinan sekolah untuk anak-
anak India dari semua kasta dan meluncurkan perguruan tinggi pertama di Asia di
Serampore, dekat Calcutta.

Dia ingin mengembangkan pikiran orang India dan membebaskannya dari


kegelapan takhayul. Selama hampir 3.000
tahun, budaya agama India telah menolak
sebagian besar orang India akses gratis ke
pengetahuan, dan para penguasa Hindu,
Mughal, dan Inggris telah mengikuti strategi
kasta tinggi ini untuk menjaga orang-orang
tetap dalam ikatan ketidaktahuan. Carey
menunjukkan kekuatan spiritual yang luar
biasa dalam melawan para imam yang memiliki kepentingan dalam merampas
kebebasan dan kekuasaan yang datang dari pengetahuan tentang kebenaran. "

Ahli Astronomi

"William Carey memperkenalkan studi astronomi ke anak benua (India)," kata


seorang siswa matematika. "Dia sangat peduli tentang percabangan budaya
astrologi yang merusak — fatalisme, ketakutan takhayul, dan ketidakmampuan
untuk mengukur dan mengatur waktu."

"Carey ingin memperkenalkan India kepada budaya ilmiah astronomi. Dia tidak
percaya bahwa benda-benda langit adalah 'dewa yang mengatur hidup kita / Dia
tahu bahwa manusia diciptakan untuk mengatur alam, dan bahwa matahari, bulan
19
dan planet diciptakan untuk membantu kita dalam tugas memerintah, Carey
berpikir bahwa benda-benda langit harus dipelajari dengan cermat karena Sang
Pencipta menjadikannya sebagai tanda atau penanda.

Mereka membantu membagi alur monoton alam semesta menjadi arah — Timur,
Barat, Utara dan Selatan — dan dari waktu ke hari, tahun dan musim. Mereka
memungkinkan kita untuk merancang kalender, mempelajari geografi dan sejarah
serta merencanakan hidup, pekerjaan kita, dan masyarakat kita. Budaya astronomi
membebaskan kita untuk menjadi penguasa, sedangkan budaya astrologi
menjadikan kita subjek, kehidupan kita ditentukan oleh bintang-bintang kita. "

Pelopor Perpustakaan

Seorang mahasiswa pasca sarjana ilmu perpustakaan berikutnya berdiri. "William


Carey," ungkapnya, "memelopori gagasan meminjamkan perpustakaan di anak
benua." Sementara East India Company mengimpor banyak amunisi dan tentara
untuk menaklukkan India, Carey meminta teman-temannya di Baptist Missionary
Society untuk memuat buku dan benih ke dalam kapal yang sama. Dia percaya ini
akan memudahkan tugasnya meregenerasi tanah India dan memberdayakan orang
India untuk merangkul ide-ide yang akan menghasilkan kebebasan pikiran.

Tujuan Carey adalah menciptakan sastra asli dalam bahasa sehari-hari. Tetapi
sampai literatur asli semacam itu tersedia, orang India perlu menerima pengetahuan
dan kebijaksanaan dari seluruh dunia untuk mengejar ketinggalan dengan cepat
dengan budaya lain. Dia ingin membuat informasi di seluruh dunia tersedia bagi
orang India melalui peminjaman buku di perpustakaan. "

Ahli Konservasi Hutan

"William Carey adalah seorang penginjil," kata siswa dari Indian Forest Institute. "Dia
berpikir bahwa 'jika Injil berkembang di India, padang gurun akan, dalam segala
hal, menjadi ladang yang bermanfaat.' Dia menjadi orang pertama di India yang
menulis esai tentang kehutanan, hampir 50 tahun sebelum pemerintah melakukan
upaya pertama untuk konservasi hutan di Malabar. Carey dengan penuh semangat
menganjurkan dan mempraktikkan penanaman kayu, memberikan saran praktis
tentang cara menanam pohon untuk lingkungan, tujuan pertanian dan komersial.

20
Motivasinya berasal dari kepercayaan bahwa Allah telah membuat manusia
bertanggung jawab atas bumi. Sebagai tanggapan terhadap jurnal Carey, Friend of
India, pemerintah pertama kali menunjuk Dr. Brandis dari Bonn untuk merawat
hutan Burma dan mengatur pengawasan hutan India Selatan oleh Dr. Clegham. "

Advokasi untuk Hak-Hak Perempuan

"William Carey," seorang cendekiawan ilmu sosial perempuan berpendapat,


"adalah orang pertama yang menentang baik pembunuhan kejam dan penindasan
yang meluas terhadap perempuan, yang hampir identik dengan Hindu di abad ke-
18 dan ke-19.

Laki-laki di India menghancurkan perempuan melalui poligami, pembunuhan bayi


perempuan, perkawinan anak, pembakaran janda, eutanasia dan pemaksaan buta
huruf perempuan, semuanya disetujui oleh agama.

Pemerintah Inggris dengan takut-takut menerima kejahatan sosial ini sebagai


sesuatu yang tidak dapat dipulihkan dan bagian intrinsik dari adat istiadat agama di
India. Carey mulai melakukan penelitian sosiologis dan tulisan suci yang sistematis.
Dia menerbitkan laporannya untuk meningkatkan opini publik dan protes baik di
Bengal maupun di Inggris. Dia mempengaruhi seluruh generasi pegawai, murid-
muridnya di William College, untuk melawan kejahatan ini.

Carey membuka sekolah untuk anak perempuan. Ketika para janda (suami
meninggal) masuk Kristen, ia mengatur pernikahan untuk mereka daripada
membiarkan mereka dibakar hidup-hidup. Itulah pertempuran 25 tahun gigih
Carey melawan sati yang akhirnya menyebabkan ketentuan terkenal Edict Lord
Bentinck pada tahun 1829, melarang salah satu praktik keagamaan yang paling keji
dari semua agama di dunia: “pembakaran janda"

Pelayan Sipil.

"William Carey adalah seorang misionaris Inggris," kata seorang mahasiswa


administrasi publik, "yang awalnya tidak diizinkan masuk ke India Britania karena
East India Company menentang dakwah yang bertentangan dengan Hindu. Oleh
karena itu, Carey bekerja di wilayah koloni Denmark, Serampore.

21
Tetapi karena tidak dapat menemukan profesor Bengali yang cocok untuk William
College, ia kemudian diundang untuk mengajar di sana. Selama masa jabatan
profesornya, yang berlangsung selama 30 tahun, Carey mengubah etos
pemerintahan Inggris dari eksploitasi imperial yang acuh tak acuh menjadi
'pelayanan sipil '

Reformator Moral

"William Carey," kata seorang mahasiswa filsafat India, "adalah seorang


pengkhotbah yang menghidupkan kembali gagasan kuno bahwa etika dan moralitas
tidak dapat dipisahkan dari agama. Ini telah menjadi asumsi penting yang
mendasari agama Veda. Bahwa guru Upanishad memisahkan etika dari spiritualitas.
Mereka berpikir bahwa diri manusia (Atman) adalah Diri ilahi (Brahma). Oleh
karena itu, roh kita tidak dapat berbuat dosa. Atman kita hanya diperdaya dan mulai
membayangkan dirinya sebagai berbeda dari Tuhan. Yang kita butuhkan bukanlah
pembebasan dari dosa tetapi pencerahan, yaitu pengalaman langsung akan
keilahian kita. Penolakan atas keberdosaan manusia dan penekanannya pada
pengalaman mistis keilahian kita, memungkinkan kita di India untuk menjadi
'religius' secara intens, namun pada saat yang sama tanpa malu-malu tidak
bermoral.

"Carey mulai menegaskan bahwa manusia adalah orang berdosa dan membutuhkan
pengampunan untuk dosa dan
pembebasan dari kuasa dosa atasnya. Dia
mengajarkan bahwa itu bukan
ketidaktahuan, tetapi dosa, yang telah
memisahkan kita dari Allah; karena itu,
mustahil untuk menyenangkan Tuhan
tanpa kekudusan. Menurutnya,
kerohanian sejati dimulai hanya ketika
kita bertobat dari dosa kita. Ajaran ini
merevolusi adegan keagamaan abad ke-
19 di India. Misalnya, setelah Raja Ram
Mohun Roy, salah satu cendekiawan
Hindu terbesar abad itu, bertemu dengan
Carey dan para misionaris lainnya di
Serampore, ia mulai mempertanyakan
dengan serius spiritualitas yang lazim di
India. Raja Ram Mohun Roy
22
menyimpulkan, 'Konsekuensi dari penelitian saya yang lama dan tidak terputus
tentang kebenaran agama adalah bahwa saya telah menemukan doktrin Kristus
lebih kondusif untuk prinsip-prinsip moral, dan lebih baik diadaptasi untuk
penggunaan makhluk rasional, daripada yang lain yang telah sampai pada
pengetahuan saya. '"

Pembaharu Budaya

Seorang mahasiswa sejarah berdiri terakhir. "Dr. William Carey adalah bapak dari
Renaisans India abad ke-19 dan ke-20. Hindu India telah mencapai puncak
intelektual, artistik, arsitektur, dan kesusastraannya pada abad ke-11. Setelah
monisme absolut Adi Shankaracharya mulai menyapu anak benua India di abad ke-
12, mata air kreatif umat manusia mengering dan kemunduran besar India dimulai.
Lingkungan material, rasionalitas manusia dan semua yang memperkaya budaya
manusia menjadi curiga. Tapa asketisme, tak tersentuh, mistisisme, klenik, takhayul,
penyembahan berhala, penyihir, dan penindasan dan praktik kepercyaan menjadi
ciri khas budaya India. Invasi, eksploitasi, dan dominasi politik penguasa asing
membuat segalanya menjadi lebih
buruk. "
Carey percaya bahwa
"Ke dalam kekacauan ini Carey datang gambar Allah ada dalam
dan memprakarsai proses reformasi manusia, bukan dalam
India. Dia melihat India bukan
sebagai negara asing untuk berhala, oleh karena itu,
dieksploitasi, tetapi sebagai tanah manusia yang
Bapa surgawi untuk dicintai dan
dilayani, sebuah masyarakat di mana tertindaslah yang harus
kebenaran, bukan ketidaktahuan, dilayani.
perlu memerintah. Pergerakan Carey
memuncak pada kelahiran
nasionalisme India dan kemerdekaan
India selanjutnya. Carey percaya bahwa gambar Allah ada dalam manusia, bukan
dalam berhala, oleh karena itu, manusia yang tertindaslah yang harus dilayani.

Dia percaya dalam memahami dan mengendalikan alam alih-alih takut,


menenangkan, atau menyembahnya; dalam mengembangkan kecerdasan seseorang
alih-alih membunuhnya, seperti yang diajarkan mistisisme. Dia menekankan untuk
menikmati sastra dan budaya daripada menyembunyikannya sebagai maya.
Kerohaniannya yang duniawi ini, dengan penekanan kuat pada keadilan dan cinta
23
kasih kepada orang lain, juga cinta kasih kepada Tuhan, menandai titik balik budaya
India dari tren menurun ke tren naik. Para pemimpin India awal Renaissance
Hindu, seperti Raja Ram Mohun Roy, Keshub Chandra Sen dan lainnya,
mengambil inspirasi mereka dari William Carey dan para misionaris yang terkait
dengannya. "

Jadi, Siapakah sesungguhnya William Carey?

William Carey adalah semua hal tersebut dan karenanya menjadi tokoh sentral
dalam kisah modernisasi India. Carey juga merintis Gereja Protestan di India dan
menerjemahkan atau menerbitkan Alkitab dalam 40 bahasa India yang berbeda.
Dia adalah seorang penginjil yang menggunakan setiap media yang tersedia untuk
menerangi sisi gelap India dengan cahaya kebenaran.

-----------------------------------------------------------------------------------------
Pokok Doa.

Secara spesifik untuk Posko baru dan rupa-rupa penggiatan yang terhalang
pandemi, resesi ekonomi yang memang mengguncang untuk aktivitas
ekonomi, bersyukur untuk pengalihan bantuan diakonia, juga orang tua
lansia paska operasi dan pemeriksaan berkalla rutin yang terhalang karena
pandemi—dianggap beresiko, doakan untuk kuat dan bersabar. Kiranya
tekanan karena UU 11/2020 Omnibus yang menggaku akan mendatangkan
investasi kepada kekuasaan, bisa membuat penyelenggaran kekuasaan mau
bijak untuk menangguhkan karena dampak dari bukan semata janji
lapangan pekerjaan yang menyertai dengan lingkungan yang menyusut dan
berdampak kedepan. Pengujian dan proses pembuatan vaksin yang
sungguh sangat diharapkan setelah terkungkung dengan pembatasan.
Keamanan dalam pengelolaan negara mengingat lonjakan dampak
pandemi dan kesaksian Injil yang menguatkan dan memberi harapan.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Selamat Tahun Baru 2021 Bagi kita semua.
Selamat Natal & Memasuki Epipani bagi yang merayakan.

Tetap Patuhi Protokol Kesehatan.


Menggunakan Masker, Rajin Mencuci Tangan, Hindari Berkerumun

24

Anda mungkin juga menyukai