OLEH:
JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2019
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : P00320018136
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
1994
2019
v
MOTTO
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada
banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan yang
berupa saran dan kritikan dari berbagai pihak penyusunan tugas akhir ini dapat
diselesaikan.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada yang terhormat :
2. Kepada Kantor Badan Riset Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara yang telah
Keperawatan
viii
5. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep.,Sp.KMB selaku Sekretaris Jurusan D-III
Keperawatan
Tulis ini.
penguji I, penguji II, dan penguji III yang telah membimbing saya dan
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca pada
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengkajian ................................................................................................58
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................72
C. Intervensi Keperawatan ..........................................................................72
x
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .............................................79
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ..............................................................................................109
B. Diagnosa Keperawatan ..........................................................................112
C. Intervensi Keperawatan ........................................................................116
D. Implementasi Keperawatan ..................................................................117
E. Evaluasi Keperawatan ...........................................................................117
A. Kesimpulan .............................................................................................119
B. Saran .......................................................................................................121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing parasit
plasmodium.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan
yang disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium yang ditularkan pada
manusia melalui gigitan nyamuk jenis anopheles betina, penyakit ini dapat
menyerang segala ras, usia, dan jenis kelamin (Irianto, 2011). Menurut Safar
Rosdiana (2009) dikenal empat spesies dari genus plasmodium yang hidup
dunia dapat terinfeksi malaria. Setiap tahun terdapat 300 – 500 juta penderita
meninggal karena malaria (Sembel, 2009). Menurut WHO pula, Ini termasuk
banyak dari Afrika Sub-Sahara, Asia, dan Amerika Latin. Pada 2015, ada 214
1
dalam setiap tahunnya karena menigkatnya biaya kesehatan, kehilangan
kemampuan untuk bekerja, dan efek negatif pada pariwisata. Situasi malaria di
meliputi Papua, Papua Barat, dan NTT. Pada 2017, dari jumlah 514
menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak
balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung dapat menyebabkan
seperti Lampung, Bengkulu, Riau. Daerah di Jawa dan Bali pun walaupun
endemitas sudah sangat rendah, masih sering dijumpai letupan kasus malaria,
dan tentu saja hal ini disebabkan mudahnya transportasi untuk mobilisasi
(Harijanto, 2011).
2
mengendalikan nyamuk anopheles yang menjadi vektor penyakit. Seseorang
lengkap (tangan dan kaki tertutup), tidur ditempat tidur yang memakai
dan sekitar rumah untuk membunuh nyamuk dewasa atau membunuh jentik-
jentik nyamuk dengan larvasida atau menebar ikan pemakan jentik nyamuk.
malaria menuju eliminasi dilakukan secara bertahap dari satu pulau atau
yang hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030
Kesehatan (Kemenkes) sudah on the track dalam upaya eliminasi malaria pada
2030. Pada tahun 2016 jumlah kab/kota eliminasi malaria sebanyak 247 dari
target 245.
dan 300 kabupaten/kota pada 2019. Selain itu, pemerintah pun menargetkan
tidak ada lagi daerah endemis tinggi malaria di 2020. Pada 2025 semua
3
kabupaten/kota mencapai eliminasi, 2027 semua provinsi mencapai eliminasi,
dan 2030 Indonesia mencapai eliminasi. Eliminasi malaria adalah upaya untuk
tertentu. Maksudnya, kasus malaria masih ada namun bukan didapat di daerah
tersebut, dan bisa jadi masih ditemukan nyamuk penular malarianya, sehingga
tahun 2008-2009 yaitu 2,47 per 1.000 penduduk menjadi 1,85 per 1.000
kesakitan 0,85 per 1.000 penduduk dalam waktu 4 tahun, agar target Rencana
bentuk API di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebanyak 1.069
dengan Angka Kesakitan per 1000 penduduk beresiko sebesar 0,41 ,sedikit
4
Blood Examination Rate) masih sangat rendah dan disisi lain nilai SPR ( Slide
Tenggara, 2017).
Berdasarkan data yang di peroleh dari data rekam medik RSUD Pasarwajo
Kabupaten Buton pada tahun 2018 jumlah kasus malaria 1.32 penderita,
Sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 1.35 penderita, di mana kasus malaria
2018).
dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta
5
sampai evaluasi yang mana kita dapat memberikan bantuan kepada klien
Buton”.
B. Rumusan Masalah
dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Asuhan Keperawatan pada Ny. T
Kabupaten”.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Penulis dapat :
6
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny. T dengan
Kabupaten.
Kabupaten.
3. Bagi Peneliti
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah metode
7
dan melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan pasien hipertensi
1. Wawancara
berlangsung.
2. Observasi
3. Studi Kepustakaan
4. Studi dokumentasi
Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis dan catatan
5. Pemeriksaan fisik
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
2. Anatomi Fisiologi
9
Darah merupakan komponen esensial makluk hidup yang berada
1) Warna
2) Viskositas
3) pH
7.00).
4) Volume
10
5) Komposisi
blood cell (RBC), leukosit atau sel darah putih (SDP) atau
11
tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas membran yang
globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa
merah 32g/dl.
Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000-
3) Trombosit
12
keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000-300.000/mL
darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1-2 minggu atau kira-
sebagai cadangan.
c. Hemopoisis (hematopoisis)
1) Limpa
Tersusun atas 3 tipe jaringan yaitu white pulp, red pulp dan
2) Hati
jika produksi sel darah merah dalam susum tulang tidak normal.
13
darah dan protrombin, menghasilkan empedu, mengaktifkan
vitamin k .
d. Fungsi darah
1) Transport internal
metabolisme.
14
b) Nutrisi, nutrient/zat gizi diabsorpsi dari usus, kemudian
melalui ginjal.
plasma.
(Tarwoto, 2008).
3. Etiologi
15
pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual
16
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. Ciri
Gambar 2.4 Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing
parasit plasmodium.
17
Selain di tularkan melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti
orang lain melalui bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan karena
Metode penularan lainya adalah melalui jarum suntik, yang banyak terjadi
pada pengguna narkoba suntik yang sering bertukar jarum secara tidak
steril. Model penularan infeksi yang terakhir adalah melalui tranfusi darah.
Disebutkan dalam literatur bahwa melalui metode ini, hanya akan terjadi
siklus eritrositer. Siklus hati tidak terjadi karena tidak melalui sporozoit
4. Manifestasi klinis
punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia (hilang nafsu
makan), perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin.
penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada
saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk,
18
penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa
sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi plasmodium vivax,
plasmodium malariae.
19
gastrointestinal,
Sindroma nefrotik,
splenomegali,
anemia jarang
terjadi.
Keterangan :
Serangan primer : yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan
penderita.
20
Recrudescense : yaitu berulangnya gejala klinik dan parasitemia
5) Patofisiologi
dalam hati dan dapat kambuh kembali untuk menginvasi kembali dalam
21
diri dalam hati ini (exo-erythrocytic schizogony)A. Selanjutnya parasit
6. Komplikasi
22
atau koma >30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan
b. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan
hemoglobinopati lainnya.
c. Gagal ginjal akut (urin <400 mL/24 jam pada orang dewasa atau <1
keringat dingin.
hipertermia.
23
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan mikroskopis
darah) tebal dan preparat darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya
parasitnya.
berikut:
tebal adalah menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Pada SDr
24
ini mempunyai kelebihan yaitu hasil pengujian dengan cepat dapat
d. Pemeriksaan penunjang
(Widoyono, 2008).
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
25
tidak adekuat akan menyebabkan timbulnya nekrosis tubuler akut.
3) Nutrisi
4) Eliminasi
alcohol dan air es) dan bila pasien menggigil berikan selimut.
26
3) Menggunakan pembasmi serangga.
c. Penatalaksanaan medis
golongan, yaitu :
27
3) Skizontisida darah; membasmi parasit yang berhubungan dengan
pirimetamin.
28
derivatnya: artemeter, artesunat, arte-ater, pironaridin, atovakuan,
klien dapat teratasi. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu :
2009).
1. Pengkajian
informasi yang bersangkutan dengan masa lalu dan saat ini, data objektif
Pengkajian :
a. Identitas pasien
29
Terdiri dari: nama pasien, umur, pendidikan, agama, pekarjaan, alamat
tulang, berkeringat.
endemik.
keluarga.
a) Pola nutrisi
30
b) Pola eliminasi
d) Pola aktivitas
e) Personal hygiene
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
31
2) Tanda-tandavital
meningkat.
3) Pemeriksaan fisik
a) Pernapasan
luka.
Perkusi : Resonan.
b) Pencernaan
Perkusi: Timpani
c) Penglihatan
32
e) Pendengaran : Tidak ada gangguan pada pendengaran
f) Kardiovaskuler
jantung.
teh.
1) Psikologi
2) Spiritual
pasien.
e. Pemeriksaan penunjang
33
2) Rontgen : pada penderita malaria kronis terlihat pembesaran hati
dan limpa.
3) Laboratorium
mm3)
34
Analisa data
Do :
35
TTV : TD : hipotensi, nadi : takikardi,
suhu >380C.
Tugor kulit tidak elastis
Haluaran urin tidak adekuat
Intake dan output tidak seimbang
Membran mukosa kering
<4444 <4444
<4444 <4444
36
Klien tampak meringis kesakitan
Klien tampak gelisah
Sakala nyeri (1-5)= <2
2. Diagnosa keperawatan
tubuh.
37
b. Aktual/resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
mual/muntah.
osmotik, diaforesis.
pola hidup.
3. Intervensi keperawatan
diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
38
menurut maslow adalah meliputi : kebutuhan fisiologi, kebutuhan
(Deswani, 2009)
dapat meliputi :
mual/muntah.
39
b. Menetapkan intervensi keperawatan
1) Menetapkan tujuan
40
Kriteria hasil : suplai darah ke
Tanda-tanda jaringan otak.
vital normal 3.Kurangi 3. Respons
Klien tidak aktivitas yang valsava akan
mengeluh merangsang meningkatkan
pusing timbulnya beban jantung
Klien tidak respons sehingga akan
gelisah valsava/aktivit menurunkan
sianosis ke otak.
41
Adanya
kegagalan harus
dilakukan
monitoring
ketat.
42
output seimbang 4. Anjur klien 4. Dengan banyak
Membran banyak minum dapat
mukosa lembab minum lebih menggantikan
Klien tidak kurang 2000- cairan yang
mengeluh mual 3000 cc/hari. hilang.
dan muntah 5. Observasi 5. Menunjukan
turgor kulit kehilangan
dan membran cairan/
mukosa dehidrasi.
6. Kolaborasi 6. Mencegah
pemberian terjadinya
cairan kekurangan
parenteral. cairan dan
elektrolit serta
menggantikan
cairan tubuh
yang hilang.
7. Kolaborasi 7. Antipiretik:
untuk mengontrol
pemberian demam,
obat sesuai menurunkan
indikasi kehilangan
seperti cairan tidak
antipiretik, terlihat. Anti
antiemetik, emetik: untuk
dan elektrolit. mengurangi
mual dan
muntah.
Elektrolit:
menggantikan
elektrolit yang
hilang.
43
3 Hipertermi Tujuan :Setelah 1.Evaluasi TTV 1. Sebagai
berhubungan dengan dilakukan pada setiap pengawasan
peningkatan perawatan dalam pergantiann sif terhadap adanya
metabolisme, waktu atau setiap ada perubahan
dehidrasi, 4x24jamterjadi keluhan dari keadaan umum
efek langsung penurunan suhu klien. klien sehingga
sirkulasi kuman tubuh dan panas dapat dilakukan
pada hipotalamus. tidak berulang. penanganan dan
perawatan
Kriteria hasil : secara cepat dan
Pada palpasi tepat.
tubuh teraba 2. Anjurkan klien 2. Dengan baju
tidak panas untuk yang tipis dan
Suhu tubuh memakaikan menyerap
normal pakaian yang keringat
Mukosa bibir tipis dan dapat diharapkan klien
lembab menyerap tidak gerah dan
pendidikan ketidak
diberikan. menggigil
sebagai respon
Klien mampu
sekunder dari
termotivasi
hipertermi.
untuk
44
melaksanakan 4. Beri kompres 4. Terjadi
penjelasan dengan air vasodilatasi
yang telah hangat - pembuluh darah,
diberikan. hangat kuku sehingga terjadi
pada aksila, penguapan
lipat paha, dan (evaporasi).
temporal bila
terjadi panas.
5. Berikan klien 5. Dengan banyak
banyak minum minum dapat
2000-3000 menggantikan
cc/hari. cairan yang
hilang.
6. Kolaborasi 6. Pemberian
untuk cairan infus
pemberian dapat mencegah
cairan infus. terjadinya
kekurangan
cairan serta
untuk mengganti
cairang tubuh
yang hilang.
7. Kolaborasi 7. Anti piretik
untuk dapat
pemberian merangsang
antipiretik, hipotalamus
anti malaria, untuk
dan antii menurunkan
biotik. suhu tubuh,
pemberian anti
malaria dapat
membunuh
45
parasit/plasmodi
um penyebab
malaria,
antibiotik untuk
mengatasi
infeksi.
8. Atur 8. Kondisi ruang
lingkungan kamar yang
yang tidak panas,
konduksif. tidak bising, dan
sedikit
pengunjung
memberi
efektivitas
terhadap proses
penyembuhan.
4 Ketidakseimbangan Tujuan : Setelah 1. Kaji 1. Tingkat
yang sesuai
klien Dengan
46
normalseimban mengetahui
badan pengetahuan
berkurang dengan
efisien dan
efektif.
2. Untuk
hangat. mengurangi
47
dalam porsi terjadi mual dan
sering 4. Dapat
meningkatkkan
masukan
makanan yang
disukai klien
murni. mengurangi
mual dan
5. Kolaborasi muntah.
pemberian 6. Penimbangan
emetik. dilakukan
sebagai evaluasi
terhadap
perkembangan diberikan.
berat badan.
48
dengan respons waktu tindakan relaksasi dan
dalam
Secara nyeri.
mengidentifika kebutuhan
si aktivitas metabolisme
yang basal.
49
spina.
4. Manajemen 4. Lingkungan
Lingkungan akan
istirahatkan pembatasan
klien. pengunjung
akan membantu
meningkatkan
kondisi oksigen
ruangan yang
akan berkurang
apabila banyak
pengunjung
yang berada di
ruangan.
Istirahat
akan.menurunk
an kebutuhan
oksigen
jaringan perifer.
5. Tingkatkan 5. Pengetahuan
50
pengetahuan mengenai hal
membantu
mengurangi
nyerinya dan
dapat
membantu
mengembangka
n kepatuhan
klien terhadap
rencana
terapeutik.
dengan diharapkan.
51
melakukan aktivitas. kekuatan pada
Tanda-tanda serta
digunakan untuk
penyembuhan.
senyaman memulihkan
mungkin kesehatan.
aktivitas meninggkatkan
melakukan
aktivitas sendiri.
6. Membangun
52
keluarga kooperatif antara
pemenuhan keluaraga.
kebutuhan
klien.
malaria. lingkunganya.
53
3. Anjurkan 3. Akan mencegah
dapat untuk
menyebutkan membasmi
cara sarang
malaria. tempat
berkembang
biak nyamuk.
54
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama :Ny. T
Pendidikan :SMA/FARMASI
Agama :Islam
Alamat :Lapodi
No. RM :568642
Nama :Tn M
Pendidikan :SMA
Agama :Islam
Alamat :Lapodi
55
Hubungan dengan Keluarga : Suami
2. Keluhan utama
155 cm.
mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit, tidak ada nafsu
56
mengeluh bahwa hasil labornya haemoglobin rendah yaitu 7,5
dua tahun yang lalu dan dirawat selama 3 hari di ruang Ruang
2003.
anak kedua.
3. Pemeriksaan Fisik
Nadi : 90 x/menit
57
Suhu : 370C
Pernapasan : 22 x/menit
a. Kepala :
1) Rambut :
klien.
2) Mata :
3) Telinga :
4) Hidung :
58
polip tidak ada, tidak ada tanda-tanda
peradangan.
5) Mulut :
b. Leher :
c. Thorak
d. Abdomen :
luka operasi.
59
Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (+), tidak ada pembesaran
Perkusi : Timpani.
e. Ekstermitas :
4444 4444
4444 4444
4. Data Psikologi :
pada ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa, klien juga tidak
60
dengan semen dan hanya terbuka sedikit, klien mengatakan keadaan
6. Data Spiritual
Bagi klien sakit yang dideritanya adalah cobaan yang diberikan oleh
Hematologi :
Hemaktokrit L 23 % 40 – 54
Haemoglobin L 7,5 Gr/dl 12.0 – 16.0
Leokosit H 17,4 10^3/µl 4.0 – 10.0
Trombosit 320.000 Sel/mmµ3 150.000 – 400.000
Malaria/DDR :
Plasmodium (+) Positif (-) Negatif
vivax
Kimia klinik :
Ureum serum 29.0 Mg/dl 20 -40
Kreatinin serum 0.6 Mg/dl 0.5 -1.2
Glukosa sewaktu :
Glukosa sewaktu H 167 Mg/dl 70 – 120
61
8. Penatalaksanaan Medis :
62
Terapi tanggal 21 /3/ 2019 Terapi tanggal 22 /3/ 2019
Nutrisi :
A. Makan
- Pola makan 3x sehari 3 x sehari
- Porsi 1 porsi 3 sendok makan
- Jenis makanan Nasi, lauk, sayur, dan Bubur, nasi, buah, susu,
buah sayur
- Pantangan Tidak ada Makanan yg pedas
- Kesulitan Tidak ada Mual, nyeri pada uluh
B. Minum hati, lidah terasa pahit
Jenis Air putih, sirup, dan teh Air putih, susu
Frekuensi 1750 cc – 2000 cc /hari 1500 – 1750 cc / hari
Kesulitan Tidak ada Mual
Eliminasi :
Pola BAB 1 x sehari 1x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning
63
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Pola BAK
Frekuensi 4 – 5 x sehari 3 -4 x sehari
Warna Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2 x sehari 2x (dilap oleh ibu
dengan air hangat).
Istirahat / tidur :
Frekuensi 6 – 8 jam / hari 4-6 jam / hari
Kesulitan Tidak ada Tubuh sering terasa
panas ketika malam
hari, sering berkeringat,
nyeri pada sendi tulang
dan otot, tubuh terasa
pegal-pegal sehingga
tidur menjadi
terganggu.
Pola aktivitas Klien dapat melakukan Klien mengatakan
aktivitas sendiri seperti tubuhnya lemah.
mandi, makan dan Aktivitas klien seperti
aktivitas lainya. makan, minum,
personal hygiene dan
eliminasi dibantu oleh
keluarga dan perawat.
BB : 49 kg
TB : 155 cm
64
IMT : Indeks Masa Tubuh
BB Kg
IMT :
TB2 (m)
: 49 kg
(1,55 m)2
: 49 kg
2.4025 m
: 20.4 (Normal)
20 -25 : Normal
25 – 30 : overweight
>30 : obesitas
65
Analisa Data
Perubahan regulasi
temperatur
66
Muncul demam
Hipertermi
3 Ds : Klien mengatakan Invasi parasit malaria Resiko
bahwa klien tidak ketidakseimbanga
nafsu makan dan Jumlah skizon yang pecah n nutrisi kurang
perutnya terasa dalam sirkulasi dari kebutuhan
mual,dan pernah meningkat, penekanan
muntah 1x, lidah proses hematopoiesis, dan
terasa pahit dan uluh peningkatan pembersihan
hati terasa nyeri. sel darah di limpa
Do :
Porsi makan yang Respon intestinal
dihabiskan terlihat P. mencapai sirkulasi
hanya 3 sendok makan saluran cerna
Keadaan umum
tampak lemah Pelepasan serotonin 5HT3
BB : 49 kg ke dalam usus halus
Tinggi badan : 155 cm
Klien tampak pucat Saraf vagus
Mukosa bibir tampak menyampaikan
kering rangsangan ke CTZ,
syaraf eferen dan kortek
serebral
67
sistemik
Mialgia, arthralgia
5 Ds : Klien mengatakan Invasi parasit malaria Gangguan
tubuhnya terasa aktifitas
lemas. Jumlah skizon yang pecah
Do : dalam sirkulasi
Klien tampak lemah meningkat, penekanan
Aktivitas klien hanya proses hematopoiesis, dan
ditempat tidur peningkatan pembersihan
Semua kebutuhan klien sel darah di limpa, intake
dibantu oleh keluarga yang kurang
dan perawat
Kekuatan otot Anemia dan hipovolemi,
kekurangan energi
4444 4444
4444 4444 Respon muskuloskeletal
Gangguan aktivitas
sehari-hari
6 Ds : Klien dan keluarga Invasi parasit malaria Resiko penularan
mengatakan tidak penyakit malaria.
tahu tentang penyakit
malaria dan cara Kurang informasi tentang
penularan penyakit cara penularan penyakit
malaria. malaria
Do :
Keluarga dan klien Resiko penularan
tidak menjawab ketika penyakit
ditanya tentang cara
penularan penyakit
malaria dan cara
pencegahanya,
keluarga dan klien
hanya mengelengkan
kepala.
Keluarga bertanya
tentang apa penyakit
yang di derita
keluarganya.
68
B. Diagnosa Keperawatan
tubuh.
hidup.
C. Intervensi Keperawatan
69
Kriteria hasil : darah ke jaringan
Tanda-tanda otak.
vital normal 3. Kurangi 3. Respons valsava
Klien tidak aktivitas yang akan
mengeluh merangsang meningkatkan
pusing timbulnya beban jantung
Klien tidak respons sehingga akan
gelisah valsava/ menurunkan
Tidak terdapat aktivitas. curah jantung ke
sianosis otak.
Kulit segar 4. Tingkatkan 4. Menurunkan
Hemoglobin tirah baring. beban kerja
normal miokard dan
konsumsi
Akral hangat
oksigen,
Conjungtiva
memaksimalkan
ananemis
efektifitas dari
Mukosa bibir
perfusi jaringan.
tampak lembab
5. Observasi 5. Bukti aktual
Hasil perubahan terhadap
pemeriksaan sensori dan penurunan aliran
DDR (-) tingkat darah ke jaringan
kesadaran serebral adalah
pasien yang adanya perubahan
menunjukan respons sensori
penurunan dan penurunan
perfusi otak tingkat kesadaran
(gelisah, pada fase akut.
confuse/bingu Adanya
ng, apatis, kegagalan harus
somnolen). dilakukan
monitoring ketat.
6. Kolaborasi 6. Jalur yang paten
Pemberian penting untuk
transfusi darah pemenuhan lisis
PRC (packed darah sebagai
red cells). intervensi
kedaruratan.
70
2 Hipertermi Tujuan : Setelah 1. Evaluasi TTV 1. Sebagai
berhubungan dilakukan pada setiap pengawasan
dengan perawatan dalam pergantian sif terhadap adanya
peningkatan waktu 4x24 atau setiap ada perubahan
metabolisme, jamterjadi keluhan dari keadaan umum
efek langsung penurunan suhu klien. klien sehingga
sirkulasi tubuh dan panas dapat dilakukan
kuman pada tidak berulang. penanganan dan
hipotalamus. perawatan secara
Kriteria hasil : cepat dan tepat.
Pada palpasi 2. Anjurkan klien 2. Dengan baju
tubuh teraba untuk yang tipis dan
tidak panas memakaikan menyerap
Suhu tubuh pakaian yang keringat
normal tipis dan dapat diharapkan klien
Mukosa bibir menyerap tidak gerah dan
lembab keringat. panas tubuh akan
DDR (-) turun.
Klien tidak 3. Anjurkan 3. Pemberian
gelisah memberikan selimut
Klien mampu selimut bila digunakan untuk
menjelaskan menggigil. mengurangi
kembali ketidak
pendidikan nyamanan pada
kesehatan yang saat demam dan
diberikan. menggigil
Klien mampu sebagai respon
termotivasi sekunder dari
untuk hipertermi.
melaksanakan 4. Beri kompres 4. Terjadi
penjelasan yang dengan air vasodilatasi
telah diberikan. hangat - hangat pembuluh darah,
kuku pada sehingga terjadi
aksila, lipat penguapan
paha, dan (evaporasi).
temporal bila
terjadi panas.
5. Berikan klien 5. Dengan banyak
banyak minum minum dapat
2000-3000 menggantikan
cc/hari. cairan yang
hilang.
6. Kolaborasi 6. Pemberian cairan
untuk infus dapat
pemberian mencegah
cairan infus. terjadinya
kekurangan
cairan serta untuk
71
mengganti
cairang tubuh
yang hilang.
7. Kolaborasi 7. Anti piretik dapat
untuk merangsang
pemberian hipotalamus
antipiretik, anti untuk
malaria, dan menurunkan suhu
anti biotik. tubuh, pemberian
anti malaria dapat
membunuh
parasit/plasmodiu
m penyebab
malaria,
antibiotik untuk
mengatasi
infeksi.
8. Atur 8. Kondisi ruang
lingkungan kamar yang tidak
yang konduksif. panas, tidak
bising, dan
sedikit
pengunjung
memberi
efektivitas
terhadap proses
penyembuhan.
72
Mual, muntah pengetahuan
berkurang klien secara
Mukosa bibir efisien dan
tampak lembab efektif.
2. Anjurkan klien 2. Untuk
agar makan mengurangi
makanan dalam perasaan pahit
keadaan hangat. pada lidah.
3. Anjurkan klien 3. Untuk
untuk makan mengurangi
makanan lunak perasaan tegang
dalam porsi pada lambung
kecil tapi sering sehingga tidak
terjadi mual dan
muntah.
4. Diskusikan 4. Dapat
makanan yang meningkatkkan
disukai klien masukan
dan masukan makanan klien.
dalam diet
murni.
5. Kolaborasi 5. Anti emetik dapat
pemberian obat mengurangi mual
anti emetik dan muntah.
6. Monitor 6. Penimbangan
perkembangan berat badan
berat badan. dilakukan sebagai
evaluasi terhadap
intervensi yang
diberikan.
4 Nyeri dan Tujuan : Setelah 1. Jelaskan dan 1. Pendekatan
ketidaknyam dilakukan bantu klien dengan
anan perawatan dalam dengan menggunakan
berhubungan waktu 4x24 jam tindakan relaksasi dan
dengan terjadi penurunan pereda nyeri nonfarmakologi
respons keluhan nyeri dan nonfarmakolo lainya telah
inflamasi ketidaknyamanan. gi dan menunjukan
sistemik, noninvasif. keefektifan dalam
mialgia, Kriteria hasil : mengurangi
artralgia. Secara subjektif nyeri.
melaporkan nyeri 2. Istirahatkan 2. Istirahat secara
berkurang atau klien pada saat fisiologis akan
dapat diadaptasi nyeri muncul. menurunkan
Skala nyeri 0-1 kebutuhan
(1-4). Dapat oksigen yang
mengidentifikasi diperlukan untuk
aktivitas yang memenuhi
meningkatkan kebutuhan
73
atau menurunkan metabolisme
nyeri basal.
Klien tidak 3. Ajarkan teknik 3. Meningkatkan
gelisah relaksasi intake oksigen
pernafasan sehingga akan
dalam pada menurunkan
saat nyeri nyeri sekunder
muncul. dari iskemia
spina.
4. Manajemen 4. Lingkungan yang
lingkungan, tenang akan
Lingkungan menurunkan
yang tenang, stimulus nyeri
batasi eksternal dan
pengunjung, pembatasan
istirahatkan pengunjung akan
klien. membantu
meningkatkan
kondisi oksigen
ruangan yang
akan berkurang
apabila banyak
pengunjung yang
berada di
ruangan. Istirahat
akanmenurunkan
kebutuhan
oksigen jaringan
perifer.
5. Tingkatkan 5. Pengetahuan
pengetahuan mengenai hal
tentang sebab- yang akan di
sebab nyeri. rasakan
membantu
mengurangi
nyerinya dan
dapat membantu
mengembangkan
kepatuhan klien
terhadap rencana
terapeutik.
74
fisik. aktivitas sesuai dari hasil yang
dengan diharapkan.
kemampuanya.
2. Awasi tanda – 2. Agar mengetahui
Kriteria hasil : tanda vital perubahan
Klien mampu selama dan kelemahan dan
melakukan sesudah kekuatan pada
aktivitas sendiri aktivitas. pasien.
Badan klien tidak
lemah lagi dan 3. Tingkatkan 3. Tirah baring
kekuatan otot tirah baring. meningkatkan
membaik istirahat dan
Tanda-tanda vital ketenangan klien
dalam batas serta menyediakan
normal energi yang
digunakan untuk
penyembuhan.
4. Atur posisi 4. Agar klien bisa
pasien beristirahat dan
senyaman memulihkan
mungkin kesehatan.
5. Berikan 5. Membantu klien
bantuan dalam bila perlu, untuk
aktivitas sehari- meninggkatkan
hari bila perlu. kepercayaan diri
bila klien dapat
melakukan
aktivitas sendiri.
6. Libatkan 6. Membangun
keluarga dalam hubungan yang
pemenuhan kooperatif antara
kebutuhan perawat dan
klien. keluaraga.
75
hidup. dan cara meningkatkan berkembang biak.
penularan kebersihan diri
penyakit dan
malaria. lingkunganya.
3. Anjurkan klien 3. Akan mencegah
Klien dan dan keluarga terjadi penularan.
Keluarga dapat untuk
menyebutkan membasmi
cara pencegahan sarang nyamuk
malaria. atau tempat
berkembang
biak nyamuk.
D. Implementasi Keperawatan
76
4. Menganjurkan 4. Klien mau
klien untuk mendengarkan
meningkatkan tirah anjuran perawat
baring. dan klien tidur
dengan satu bantal.
5. Klien tampak
5. Observasi gelisah.
perubahan sensori
dan tingkat
kesadaran pasien
yang menunjukan
penurunan perfusi
otak (gelisah,
confuse/bingung,
apatis, somnolen).
6. Transfusi darah
6. Memantau tetesan telah diberikan.
transfusi darah. Pada pukul 10.00
(Pemberian WIB. Sebelum
transfusi darah tranfusi darah
PRC (packed red terlebih dahulu
cells). diberikan, NaCl,
dexamethasone,
Dhipinehidramine.
Dengan tetesan 30
gtt/menit. Transfusi
darah PRC habis
pukul 13.00 WIB
langsung ganti
dengan NaCL
dengan tetesan 20
gtt/menit.
77
dingin dan 3. Klien mengatakan
menggigil. iya klien akan
melakukan kompres
3. Menganjurkan dengan air hangat
klien untuk bila tubuhnya nanti
melakukan terasa panas.
kompres air hangat
bila tubuh terasa 4. Klien mengatakan
panas. iya klien akan
banyak-banyak
minum
4. Menganjurkan
klien untuk banyak
minum 2000- 5. Cairan infus telah
3000cc/hari / 9 di berikan
gelas/hari. berdasarkan terapi
yaitu RL dan D5%
5. Melaksanakan dengan tetesan 20
pemberian cairan gtt/menit.
infus.
6. Klien mengatakan
klien akan
meminum obatnya
tepat waktu sesuai
6. Melaksanakan instruksi yang telah
pemberian obat diberikan obat klien
antipiretik, anti pada hari ini yaitu
malaria, dan anti malarex 4-(4)-2,
biotik paracetamol 3x1,
cefotaxime 2x1.
78
buah,roti dan
khasiat sari kurma
(untuk
menyembuhkan
anemia) yang
dialami Ny. T.
5. Klien sudah
5. Melaksanakan meminum obat
pemberian obat sesuai dengan
anti emetik. instruksi dokter.
Vometa 3x1 PO
untuk mengurangi
mual,omeparazole
untuk menghambat
produksi asam
lambung 1x1,
dexanta sirup 3x1
untuk menetralkan
asam lambung.
79
Neorodex sebagai
multivitamin B1,B6
dan B12 pemberian
2x1 PO.
80
pada otot, seluruh tubuhnya sehingga
tubuh terasa pegal- menimbulkan
pegal itu semua gejala.
karena penyakit
yang Ny. T alami
yaitu malaria
keluhan tersebut
merupakan respon
dari proses
penyakit malaria.
5. Membantu klien
5. Memberikan saat klien mau
81
bantuan dalam kekamar mandi.
aktivitas sehari-
hari bila perlu.
6. Keluarga menerima
6. Memberitahukan saran perawat,
keluarga untuk setiap kebutuhan
membantu dalam dan aktivitas klien
memenuhi di bantu oleh
kebutuhan klien keluarga seperti
dan memberikan membantu
bantuan dalam mengantar klien
aktivitas klien. untuk kekamar
mandi, membantu
untuk menyuapi
makanan,
membantu
memenuhi
kebutuhan
kebersihan tubuh
klien seperti
mengelap tubuh
klien.
82
dianjurkan oleh
perawat untuk
melakukan
kompres air
hangat dan
meminum
paracetamol
namun panas
tubuh tidak
kunjung turun .
4. Keluarga ikut
berpartisipasi
4. Menganjurkan dalam perawatan
keluarga untuk klien dan
memberi kompres memberikan
air hangat pada kompres pada
aksila, lipat paha, daerah yang di
dan temporal pada anjurkan.
klien agar panas
klien turun. 5. Klien menerima
saran perawat dan
5. Menganjurkan akan banyak
klien banyak minum. Keluarga
minum 2000-3000 meletakan air
cc/hari. minum yang
diisikan kedalam
botol dan
diletakan
disamping tubuh
klien. Bila
sewaktu-waktu
klien ingin minum
83
mudah untuk
dijangkau.
8. Mengantikan
laken dan sarung
bantal klien,
8. Mengatur menghidupkan
lingkungan yang kipas angin,
kondusif. membatasi
pengunjung. Dan
menganjurkan
keluarga untuk
mengganti
kompres dengan
yang hangat
kembali bila
sudah terasa
dingin.
84
inflamasi otot, pegal-pegal klien dengan
sistemik, pada tubuh dengan melakukan
mialgia, tindakan pereda pemijatan pada
artralgia. nyeri tubuh klien dan
nonfarmakologi kompres air
dengan melakukan hangat masih
pemijatan/masase. dilanjutkan.
2. Klien menerima
2. Menganjurkan saran perawat dan
klien untuk langsung
memperagakan memperagakan.
teknik manajemen
nyeri keperawatan
yang telah
diajarkan, untuk
beristirahat bila
nyeri muncul,
teknik relaksasi
pernafasan dalam.
85
vometa 3x1 untuk
mengurangi mual,
omeparazole 1x1
PO untuk
menghabat
produksi asam
lambung, dexanta
sirup 3x1 sebagai
penetral asam
lambung,
neorodex 2x1 PO
sebagai
multivitamin
B1,B6,B12.
86
WITA berhubungan kliendan mmHg
dengan menanyakan Nadi : 90 x/menit Irma R
penurunan keluhan pasien. RR : 20 x/menit
komponen Suhu : 370C
seluler yang di Klien mengatakan
perlukan untuk setelah dilakukan
pengiriman kompres dan
oksigen dan meminum
nutrient dalam paracetamol panas
tubuh. pada tubuh
dirasakan turun.
2. Klien mengeluh
2. Mencatat adanya kepalanya terasa
keluhan pusing. pusing apalagi bila
dibawa berdiri atau
duduk.
3. Klien menerima
3. Menganjurkan saran perawat dan
klien untuk klien hanya
banyak-banyak berbaring ditempat
beristirahat dan tidur untuk
kurangi aktivitas. beristirahat.
4. Klien menerima
4. Menganjurkan saran perawat klien
klien untuk sangat ingin untuk
meningkatkan tirah tidur namun susah
baring dan banyak- sekali.
banyak
beristirahat. 5. Klien tampak
gelisah.
5. Mengobservasi
perubahan sensori
dan tingkat 6. Transfusi darah
kesadaran klien. PRC telah di
berikan pada pukul
6. Melaksanakan 13.00 WIB,
pemberian sebelum di beri
transfusi darah transfusi terlebih
PRC. dahulu telah
diberikan NaCl,
dexamethasone,
Dhipinehidramine.
Dengan tetesan
transfusi 30
gtt/menit.
87
Transfusi selesai
pukul 16.00 WITA
dan langsung
digantikan dengan
NaCL dengan 20
gtt/menit.
88
tubuh terasa panas dikompres dengan
lakukan kompres menggunakan air
dengan air hangat. hangat. Setelah
beberapa jam
setelah
pengompresan
panas dirasakan
turun.
6. Klien mengatakan
6. Melaksanakan akan meminum
pemberian obat obat yang dii
antipiretik, anti berikan tepat waktu
malaria, dan dan rutin
antibiotik. paracetamol 3x1
PO sebagai anti
piretik, cefotaxime
vial IV 2x1
diberikan oleh
perawat pukul
06.00 dan 18.00
sebagai anti biotik.
clobazam 1x1
diminum sebelum
tidur malam nanti
sebagai obat
penenang agar bisa
tidur.
7. Merapikan tempat
7. Mengatur tidur klien,
lingkungan yang menghidupkan
konduksif. kipas angin,
membatasi
pengunjung.
89
2 20/03/2019 Nyeri dan 1. Mebantu klien 1. Klien dan kluarga
09.00 ketidaknyamana dengan tindakan mengerti dengan
WITA n berhubungan pereda nyeri non apa yang dikatakan
dengan respons farmakologi dan perawat keluarga Irma R
inflamasi invansif seperti langsung
sistemik, melakukan mengoleskan
mialgia, masase/pemijatan minyak kayu putih
artralgia. pada seluruh tubuh pada tubuh klien
klien atau dengan dan klien meminta
mengoleskan untuk dilakukan
minyak kayu putih pengerikan. Dan
pada tubuh klien. kluargapun
melakukan
permintaan klien.
3 20/03/2019 Resiko 2. Menganjurkan 2. Keluarga langsung
09.30 ketidakseimbang klien untuk makan memberikan klien
WITA an nutrisi kurang makanan dalam makan, klien makan
dari kebutuhan keadaan hangat. masih dibantu Irma R
tubuh disuapi oleh
berhubungan keluarga.
dengan intake
yang tidak 3. Menganjurkan 3. Klien terlihat dapat
dekuat: klien untuk makan menghabiskan 6
anorexia, makanan lunak sendok makan ¼
mual/muntah. dalam porsi kecil bagian dari
tapi sering. makanan yang
diberikan.
5. Klien meminum
5. Melaksanakan obat rutin sesuai
pemberian obat dengan terapi yang
antiemetik dan diberikan
multivitamin. omeparazole 1x1
90
PO sebagai
penghambat
produksi asam
lambung, dexanta
sirup 3x1 PO
sebagai penetral
asam lambung,
domperidon 3x1
PO sebagai obat
anti emetik,
neorodex 2x1 PO
sebagai
multivitamin
B1,B6,B12.
91
membatu setiap memenuhi
aktivitas yang kebutuhanya.
dibutuhkan klien.
5 20/03/2019 Perubahan 1. Memeriksa tanda- 1. TTV :
11.00 perfusi jaringan tanda vital klien TD : 110/70
WITA berhubungan dan keluhan klien. mmHg
dengan Nadi : 82 x/menit Irma R
penurunan RR : 20 x/menit
komponen Suhu : 370C
seluler yang di Klien mengatakan
perlukan untuk tubuhnya sudah
pengiriman merasa lebih
oksigen dan enakan, nyeri terasa
nutrient dalam berkurang setelah
tubuh. diberi minyak kayu
putih dan dikerik
skala nyeri 1 (1-5).
92
pemberian PRC 12.00 WITA,
sebelum trasfusi
diberikan terlebih
dahulu diberikan
NaCl,
dexamethasone,
Dhipinehidramine.
Dengan tetesan
transfusi 30
gtt/menit.
Transfusi selesai
pukul 14.15 WITA
dan langsung
digantikan dengan
NaCL dengan 20
gtt/menit.
93
perlukan untuk meminum obat
pengiriman clobazam sebelum
oksigen dan tidur klien bisa
nutrient dalam tidur dengan
tubuh. nyenyak dari jam
23.00- 05.00.
Tubuh klien masih
dirasakan sering
berkeringat namun
sudah tidak merasa
panas lagi. Dan
tubuh klien merasa
lebih enakan dan
tidak terasa sakit
lagi ataupun pegal-
pegal skala nyeri 0
(1-5).
4. Klien tampak
4. Mengobservasi tenang namun
perubahan sensori lemah
dan tingkat (composmentis).
kesadaran klien.
5. Hasil labor klien
94
5. Memeriksa hasil pada tanggal
Labor 21/03/2019 yaitu 9
haemoglobin klien. gr/dl.
2 21/03/2019 Resiko 1. Menganjurkan 1. Klien langsung
09.30 ketidakseimbang klien untuk makan memakan makanan
WITA an nutrisi kurang makanan dalam yang telah
dari kebutuhan keadaan hangat. disediakan oleh ahli Rina f
tubuh gizi.
berhubungan
dengan intake 2. Menganjurkan 2. Klien terlihat
yang tidak klien untuk makan menghabiskan ¾
dekuat: makanan lunak makanan yang ada.
anorexia, dalam porsi kecil
mual/muntah. tapi sering.
4. Klien mengatakan
4. Melaksanakan akan meminum
pemberian obat obat yang diberika
anti emetik. tepat waktu dan
rutin obat yang
tersedia untuk hari
ini yaitu
omeparazole 1x1
PO sebagai
pengahambat
produksi asam
lambung,
donperidon 3x1 PO
sebagai anti emetik,
scopamin 3x1 PO
sebagai anti nyeri,
neorodex 2x1 PO
sebagai
multivitamin
B1,B6,B12,
95
cefotaxime vial IV
diberikan oleh
perawat 2x1 pada
pukul 06.00 WITA
dan 18.00 WITA
sebagai antibiotik
dan clobazam
diminum sebelum
tidur malam
nantisebagai obat
penenang.
96
yang nyaman hancur dirusak
nyamuk tidak akan oleh parasit. Cara
berkembang biak. pencegahan
3. Mengajurkan klien malaria dengan
untuk membasmi menghindardari
sarang nyamuk gigitan nyamuk
atau tempat seperti tidur
perkembangbiakan menggunakan
nyamuk yang ada kelambu,
disekitar rumah menggunakan
pada saat pulang obat penolak
nantiseperti nyamuk,
menimbun menggunakan
genangan air, pakaian tertutup
jangan terlalu bila perlu,
banyak pakaian memasang kawat
yang kasa pada
bergantungan. ventilasi dan
membersihkan
sarang nyamuk
atau lingkungan.
2. Keluarga dan
klien mengangguk
tanda menyetujui
saran perawat dan
keluarga pun
tampak
membersihkan
lingkungan sekitar
tempat tidur klien.
3. Klien mengatakan
iya ketika pulang
nanti klien dan
keluarga akan
menjaga
kesehatan dan
kebersihan
lingkungan
dengan lebih baik
lagi agar terhidar
dari penyakit
malaria atau
penyakit lainya.
97
08.30 perfusi jaringan tanda vital dan TD :120/70
WITA berhubungan menanyakan mmHg
dengan keluhan klien. Nadi : 84 x/menit Irma R
penurunan RR : 20 x/menit
komponen Suhu : 370C
seluler yang di Klien mengatakan
perlukan untuk tubuhnya sudah
pengiriman merasa lebih baik
oksigen dan sudah tidak
nutrient dalam merasapegal-pegal
tubuh. lagi ataupun nyeri
pada sendi dan otot,
kepala sudah tidak
terasa pusing lagi.
Tubuh sudah tidak
terasa panas lagi
dan berkeringat
agak berkurang.
Malam tadi klien
nyenyak tidur klien
tidur dari jam 22.00
WITA-05.00WITA.
2 22/03/2019 Resiko 1. Menganjurkan 1. Klien langsung
09.00 ketidakseimbang klien untuk makan memakan makanan
WITA an nutrisi kurang makanan dalam yang telah disediakan
dari kebutuhan keadaan hangat. oleh ahli gizi. Irma R
tubuh 2. Menganjurkan 2. Klien tampak
berhubungan klien untuk makan menghabiskan
dengan intake makanan lunak seluruh makanan
yang tidak dalam porsi kecil yang disajikan oleh
dekuat: tapi sering. ahli gizi. Mual (-),
anorexia, muntah (-)
mual/muntah. 3. Mendikusikan
makanan yang 3. Klien mengatakan
disukai klien dan klien selera makan
masukan dalam bubur ayam, lalu
diet murni. keluargapun pergi
membelikan bubur
ayam untuk klien
dan terlihat klien
dapat
menghabiskan
semua bubur ayam
yang dibeli. Klien
mengatakan
perutnya sudah
merasa enakan
sekarang sudah
98
tidak ada rasa mual
ataupun nyeri pada
uluh hati.
99
sendiri. Klien
mengatakan tubuh
klien sudah merasa
lebih kuat dan tidak
lemah lagi seperti
kemarin. (Klien
hari ini sudah boleh
pulang oleh dokter
dan melakukan
perawatan dirumah/
rawat jalan. Karena
keadaan klien
sudah tampak
membaik).
4 22/03/2019 Resiko 1. Mengingatkan 1. Klien dan keluarga
11.00 penularan kembali kepada mengatakan iya bila
WITA penyakit malaria klien bila pulang pulang kerumah
berhubungan nanti diharapkan nanti klien dan
dengan kurang dapat melakukan keluarga akan lebih
pengetahuan pencegahan dari menjaga
tentang penyakit gigitan nyamuk kesehatanya agar
malaria, seperti yang telah tidak mudah sakit.
kebersihan diajarkan, menjaga Klien akan
lingkungan dan kebersihan diri dan melakukan saran
pola hidup. lingkungan dan perawat akan
bila muncul tanda melakukan
dan gejala demam pencegahan
diharapkan terhadap penyakit
keluarga dan klien malaria dengan
dapat menerapkan menghindar dari
cara penatalaksaan gigitan nyamuk dan
seperti yang telah membrantas sarang
diajarkan. nyamuk dan lebih
menjaga kebersihan
lingkungan.
Keluarga
mengatakan
trimakasih telah
memberi
pengalaman dalam
merawat nanti
apabila dikemudian
hari ada yang sakit
insyaallah klien
akan menggunakan
cara-cara yang telah
diajarkan.
100
D. Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan
No Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf
1 21/03/2019 Perubahan perfusi S : Klien mengatakan Irma R
jaringan berhubungan sudah tidak merasakan
dengan penurunan sakit kepala lagi.
komponen O:
seluler yang di - TTV :
perlukan untuk TD : 100/70
pengiriman oksigen mmHg
dan nutrient dalam Nadi : 80
tubuh. x/menit
Pernafasan: 20
x/menit
Suhu : 370C
- Akral teraba hangat
- Kulit tampak segar
- Haemoglobin 9
Gr/dl
- Conjungtiva
ananemis
A : Masalah perubahan
perfusi jaringan
berhubungan dengan
penurunan komponen
seluler yang di
perlukan untuk
pengiriman oksigen
dan nutrient dalam
tubuh dapat teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
2 21/03/2019 Hipertermia S : Klien mengatakan Irma R
berhubungan dengan malam tadi setelah
peningkatan meminum obat
metabolisme, clobazam sebelum tidur
efek langsung klien bisa tidur dengan
sirkulasi kuman pada nyenyak dari jam
hipotalamus. 23.00- 05.00. Tubuh
klien masih dirasakan
sering berkeringat
namun sudah tidak
merasa panas lagi.
O:
- TTV :
TD : 100/70
101
mmHg
Nadi : 80
x/menit
Pernafasan: 20
x/menit
Suhu : 370C
- Pada palpasi tidak
panas lagi
- Mukosa bibir
terlihat lembab
A : Masalah hipertermi
berhubungan dengan
peningkatan
metabolisme, dehidrasi,
efek langsung sirkulasi
kuman pada
hipotalamus dapat
teratasi.
P : Intervensi dihentikan
A : Masalah resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
intake yang tidak
dekuat ; anorexia,
102
mual/muntah dapa
teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
P : Intervensi di hentikan.
103
A : Masalah Gangguan
aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik
dapat teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
A : Masalah Resiko
penularan penyakit
malaria berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang
penyakit malaria,
kebersihan lingkungan
dan pola hidup dapat
teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
104
Catatan perkembangan pulang :
Tanggal 22 Maret 2019 Ny. T atas order dan saran dari dokter sudah
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 370C
Obat yang diberikan omeparazole 1x1 PO, donperidon 3x1 PO, scopamin
3x1 PO, neorodex 2x1 PO, Paracetamol 3x1. Dan klien sudah tahu cara
105
BAB IV
PEMBAHASAN
Malaria di Ruang Interna RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton pada tahun 2019
yang dimulai dari tanggal 18/03/2019 sampai 22 Maret 2019 ditemukan beberapa
persamaan atau kesenjangan antar teori yang ada dengan data yang di dapatkan.
A. Pengkajian
Demam dirasakan sejak satu minggu yang lalu, tubuh menggigil merasa
kedinginan, merasa mual yang disertai dengan muntah,nyeri pada uluh hati,
lidah terasa pahit, tidak ada nafsu makan, kepala terasa pusing, tubuh terasa
persendian dan juga otot) dan pegal-pegal,tubuh terasa lemah, dan klien
mengeluh hasil labor haemoglobinnya rendah yaitu 7,5 gr/dl. Keluhan yang
dialami oleh Ny. T tersebut sama dengan manifestasi klinis yang dapat
ditimbulkan oleh malaria pada tinjauan teoritis. Akan tetapi ada beberapa
Menurut penulis hal ini disebabkan oleh malaria yang diderita Ny. T belum
terlalu berat sehingga belum terjadi komplikasi lebih lanjut dimana belum
terkompensasi.
106
Pada riwayat kesehatan dahulu Ny. T ditemukan bahwa Ny. T dua
tahun yang lalu pernah dirawat di RS selama tiga hari dengan alasan penyakit
oleh parasit malaria yaitu plasmodium vivax dan ovale memiliki stadium
dormant (hipnozoit) berdiam dalam hati dan dapat kambuh kembali untuk
ini sama dengan yang dialami oleh Ny. T yaitu penyakit malaria yang diderita
mengalami penyakit malaria yaitu suaminya, anak pertama dan anak kedua.
bahwa malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang
manusia melalui air liur nyamuk. Pada keluarga Ny. T sepertinya sudah
nutrisi Ny. T selama dirumah sakit hanya makan 3sendok makan setiap
makan beda dengan selama dirumah sewaktu sehat klien dapat menghabiskan
1 porsi makan. Klien menemukan kesulitan saat makan yaitu perut terasa
mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit. Pada kebutuhan istirahat dan
tidur Ny. T kurang dari kebutuhan yang seharusnya/ biasanya sebanyak 6-8
jam menjadi 4-6 jam hal tersebut dikarenakan tubuh Ny. T sering terasa
107
panas, sering berkeringat, terasa nyeri pada sendi tulang dan otot, tubuh terasa
pegal sehingga klien menjadi susah untuk tidur. Pada kebutuhan aktivitas
klien klien hanya berada ditempat tidur semua aktivitas klien di bantu oleh
dan gejala menurut pendapat Harijanto (2009) bahwa manifestasi klinis pada
malaria serupa dengan yang dialami Ny. T yaitu merasa mual, muntah, tidak
pada sendi tulang dan otot, tubuh terasa pegal-pegal sehingga menyebabkan
T adalah seorang wanita karir yang bekerja di balai POM, dikarenakan klien
sedang sakit pekerjaan klien menjadi terganggu dan klien tidak dapat masuk
menyebabkan anemia dikarenakan sel darah merah lisis akibat siklus hidup
parasit dan penghancuran sel darah merah baik yang terinfeksi maupun tidak
108
Adapun kesenjangan yang ditemukan pada hasil laboratorium Ny. T
yang ada pada tinjauan teori yang seharusnya pada tinjauan teori jumlah
ureum serum dan kreatinin serum pada Ny. T normal yaitu ureum serum 29.0
mg/dl (N= 20-40 mg/dl) dan kreatinin serum 0.6 mg/dl (N= 0.5-1.2 mg/dl),
ini menunjukan bahwa fungsi ginjal pada Ny. T masih baik dan Ny. T belum
mengalami komplikasi lebih lanjut dari penyakit malaria yang diderita, yang
mana menurut widoyono (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit
malaria adalah GGA (urin <400Ml/24jam, dengan kreatinin darah >3 Mg/dl).
Pada pemeriksaan glukosa sewaktu/BBS pada Ny. T tinggi yaitu 167 mg/dl
menurut widoyono (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada malaria adalah
hipoglikemia.
B. Diagnosa Keperawatan
109
yang muncul pada pasien malaria berdasarkan dari tanda dan gejala yang
tubuh.
osmotik, diaforesis.
hidup.
tubuh.
mengeluh kepalanya terasa pusing, akral teraba dingin, kulit pucat, klien
110
tampak gelisah, conjungtiva anemis, mukosa bibir tampak kering, Hb :
7,5 gr/dl, hasil pemeriksaan DDR (+), TTV : TD :110/70 mmHg, Nadi :
semakin banyak jumlah skizon yang pecah di dalam darah maka semakin
banyak jumlah merozoit yang keluar yang akan menyerang eritrosit baru
tubuhnya terasa panas, suhu : 380C, pada palpasi tubuh terasa panas,
klien tampak gelisah, mukosa bibir tampak kering dan hasil pemeriksaan
DDR (+), yang berati sudah terdapat plasmodium dalam darah yang
tidak nafsu makan dan perutnya terasa mual dan muntah 1x, porsi makan
lemah, klien tampak pucat, mukosa bibir tampak kering, BB :49 kg, TB
:155 cm, karena tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan, dan
berat badan klien masih berada dalam batas normal sesuai dengan umur
111
dan tinggi badan klien, penulis hanya mengangkat diagnosa ini sebagai
resiko.
penurunan berat badan karena intake nutrisi yang tidak adekuat secara
oral, sedangkan yang berada pada tubuh berkurang karena output melalui
Diagnosa ini penulis tegakan karena efek dari proses penyakit pada
hidup.
112
Kurangnya pengetahuan keluarga menyebabkan ia banyak bertanya
tanda-tanda kekurangan cairan yang berat pada Ny. T seperti turgor kulit
klien masih baik, haluaran urine adekuat, terpasang infus RL dan D5% (1:1)
20 tt/ menit, klien masih mau minum sehingga defisit volume cairan tidak
terjadi.
diagnosa baru yang tidak ada pada tinjauan teori yaitu gangguan istirahat dan
tidur berhubungan dengan hipertermi dan nyeri pada sendi tulang dan otot,
namun diagnosa ini tidak penulis angkat karena menurut penulis klien tidak
dapat menimbulkan masalah lain pada klien yaitu kebutuhan istirahat dan
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang penulis susun pada studi kasus telah mengacu
113
ditemukan dan sesuai dengan kemampuan yang dipunyai oleh penulis untuk
Intervensi yang ada pada tinjauan teoritis menurut Muttaqin (2011) dapat
D. Implementasi Keperawatan
selama lima hari perawatan dan yang dilakukan adalah sesuai dengan
perencanaan.
1. Adanya kerja sama dan kolaborasi antar tim kesehatan yang lain dan
2. Karena adanya motivasi yang kuat dari keluarga untuk kesembuhan klien
E. Evaluasi keperawatan
kepada klien, sesuai dengan diagnosa, tujuan dan kriteria hasil. Dari 6
114
diagnosa keperawatan yang telah disusun sesuai dengan masalah utama,
selama melakukan lima hari perawatan pada Ny. T dengan penyakit malaria
dimana hasil akhir dari evaluasi didapatkan bahwa semua masalah yang ada
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
nyamuk jenis anopheles betina, penyakit ini dapat menyerang segala ras,
usia, dan jenis kelamin. Dikenal empat spesies dari genus plasmodium
parasit dapat tinggal dalam tubuh manusia seumur hidup. Adapun tanda
116
penulis menyusun diagnosa keperawatan untuk menunjang proses
karena dari enam diagnosa yang disusun sesuai masalah pada Ny. T
7. Analisa antara konsep teori dan kasus yang telah ditemukan pada Ny. T
Ny. T dapat teratasi begitupun dengan gejala yang lain seperti hipertermi,
nyeri pada sendi tulang dan otot, tubuh terasa pegal-pegal, merasa mual
yang disertai muntah, tidak nafsu makan dan kelesuhan sudah tidak
dirasakan lagi.
117
B. Saran
2. Institusi pendidikan/Akademik
3. Penulis selanjutnya
masalah ini lebih jauh dan mendalam hendaknya untuk meneliti masalah
ini dengan menggunakan tempat yang berbeda dengan teknik yang lain
118
penyakit malaria seperti “Hubungan prilaku pencegahan malaria terhadap
119
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta
2016. Kendari
Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nurarif, Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 3. Yogyakarta:
Medication Publishing
120
Bulechek, Gloria M et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi
6. Singapore: Elsavier, Alih Bahasa Intansari Nurjannah & Roxsana Devi
Tumanggor.
121
122
123
124
125
126