Anda di halaman 1dari 140

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

T DENGAN DIAGNOSA MEDIS


MALARIA DI RSUD PASARWAJO
KABUPATEN BUTON

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH:

IRMA RUSMIYANTI ASIS


P00320018136

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2019

i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Irma Rusmiyanti Asis

Nim : P00320018136

Institusi Pendidikan : Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul Studi Kasus : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.T


DENGAN DIAGNOSA MEDIS MALARIA DI RSUD
PASARWAJO KABUPATEN BUTON

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Kendari, 18 Juli 2019


Yang Membuat Pernyataan

Irma Rusmiyanti Asis

iv
RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Irma Rusmiyanti Asis

2. Tempat/Tanggal Lahir : Mawasangka, 3 November 1979

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia

6. Alamat : Kel. Watolo, Kec. Mawasangka

7. No. Telp/HP : 082193701567

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri 4 Mawasangka, Lulus tahun 1991

2. Sekolah menengah Pertama Negeri 1 Mawasangka, Lulus tahun

1994

3. Sekolah Perawat Kesehatan Pemda Buton, Lulus tahun 1997

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan. Periode 2016-

2019

v
MOTTO

Rahasia kesuksesan adalah mengetahui yang orang lain tidak ketahui


Ada banyak jalan menuju keberhasilan, salah satunya adalah berpikir cerdas
Berpikir cerdas yang dimaksud adalah orang yang pandai membaca peluang
dan berpikir unik. Daripada mati-matian berlomba dengan segelintir orang
untuk meraih hal yang sama, mending mencari sesuatu yang tidak diketahui
orang lain

vi
ABSTRAK

Irma Rusmayanti Asis, NIM : P00320018136 “Asuhan Keperawatan Pada


Ny.T Dengan Diagnosa Medis Malaria Di RSUD Pasarwajo Kabupaten
Buton, Dibimbing oleh Ibu Fitri Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Malaria adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
dari genus plasmodium yang ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk
jenis anopheles betina, penyakit ini dapat menyerang segala ras, usia, dan jenis
kelamin (Irianto, 2011). Tujuan : untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
Ny.T dengan diagnosa medis malaria. Hasil : Data diperoleh dari pengkajian
langsung, wawancara, serta melihat catatan rekam medik pasien, dimana pada saat
pengkajian didapatkan beberapa keluhan yang dikeluhkan klien mengenai malaria,
dimana diagnosa yang diangkat pada kasus ini adalah perubahan perfusi jatingan,
hipertermia, resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, nyeri
dan ketidaknyamanan, gangguan aktivitas, resiko penularan penyakit, Intervensi
dilakukan sesuai dengan teori yang ada yaitu menggunakan Nursing Outcomes
Classsification dan Nursing Intervention Classification, implementasi dilakukan
selama 3 hari, sehingga didapatkan semua masalah yang ada dapat teratasi pada
tanggal 21 dan 22 Maret 2019

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Malaria, Pasarwajo


Daftar Pustaka : 26 (2008-2018)

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada

kita semua. Berkat ridho dari-Nya penulis dapat menyelesaikan pendidikan

progam studi D-III Keperawatan Di Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T DENGAN DIAGNOSA MEDIS

MALARIA DI RSUD PASARWAJO KABUPATEN BUTON”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih

banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan yang

berupa saran dan kritikan dari berbagai pihak penyusunan tugas akhir ini dapat

diselesaikan.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada yang terhormat :

1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Kepada Kantor Badan Riset Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara yang telah

memberikan izin penelitian kepada penulis

3. Direktur RSUD Pasarwajo yang telah memberikan izin penelitian

4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Jurusan D-III

Keperawatan

viii
5. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep.,Sp.KMB selaku Sekretaris Jurusan D-III

Keperawatan

6. Kepada ibu Fitri Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.kep sebagai pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menyusun Karya

Tulis ini.

7. Kepada ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes, bapak Muslimin L,

A.Kep.,S.Pd.,M.Si, Bapak Bapak Sahmad, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen

penguji I, penguji II, dan penguji III yang telah membimbing saya dan

memberikan masukan-masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

disusun dengan sebaik-baiknya

8. Semua dosen dan staf Program Studi D-III Keperawatan Poltekkes

Kemenkes kendari yag telah membantu dan memberikan bimbingan dengan

sabar serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penulis khususnya. Terima Kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kendari, 18 Juli 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i

Halaman Persetujuan ........................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii

Keaslian Penelitian ............................................................................................... iv

Daftar Riwayat Hidup ...........................................................................................v

Halaman Motto .................................................................................................... vi

Abstrak ................................................................................................................. vii

Kata Pengantar .................................................................................................. viii

Daftar Isi .................................................................................................................x

Daftar Lampiran ................................................................................................. xii

Daftar Tabel........................................................................................................ xiii

Daftar Gambar ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................6
C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................................6
D. Manfaat Studi Kasus .................................................................................7
E. Metode dan Teknik Penelitian ..................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Malaria ...............................................................................9


B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan .....................................................29

BAB III LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ................................................................................................58
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................72
C. Intervensi Keperawatan ..........................................................................72

x
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .............................................79

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ..............................................................................................109
B. Diagnosa Keperawatan ..........................................................................112
C. Intervensi Keperawatan ........................................................................116
D. Implementasi Keperawatan ..................................................................117
E. Evaluasi Keperawatan ...........................................................................117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................119
B. Saran .......................................................................................................121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 2 : Surat Keterangan Bebas Administrasi

Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Manifestasi klinis infeksi plasmodium

Tabel 2.2 Analisa Data

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 3.1 Data Penunjang

Tabel 3.2 Penatalaksanaan Medis

Tabel 3.3 Kebiasaan sehari-hari

Tabel 3.4 Analisa Data

Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan

Tabel 3.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Morfologi stadium-stadium plasmodium vivax didalam darah.

Gambar 2.2 Limpa dan hati

Gambar 2.3 Tanda-tanda nyamuk malariabila hinggap/menggigit letak kepala

lebih rendah dibanding badannya (menungging).

Gambar 2.4 Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing parasit

plasmodium.

Gambar 2.5 Siklus hidup plasmodium penyebab malaria

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium

yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan

oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina Malaria adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium yang ditularkan pada

manusia melalui gigitan nyamuk jenis anopheles betina, penyakit ini dapat

menyerang segala ras, usia, dan jenis kelamin (Irianto, 2011). Menurut Safar

Rosdiana (2009) dikenal empat spesies dari genus plasmodium yang hidup

sebagai penyebab penyakit malaria pada manusia yaitu : Plasmodium

falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale.

Berbeda dengan penyakit-penyakit yang lain, malaria tidak dapat

disembuhkan meskipun dapat diobati untuk menghilangkan gejala-gejala

penyakit. Malaria menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena parasit

dapat tinggal dalam tubuh manusia seumur hidup (Sembel, 2009).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 41% populasi

dunia dapat terinfeksi malaria. Setiap tahun terdapat 300 – 500 juta penderita

mengalami penyakit serius dan sekurang-kurangnya 1-2,7 juta diantaranya

meninggal karena malaria (Sembel, 2009). Menurut WHO pula, Ini termasuk

banyak dari Afrika Sub-Sahara, Asia, dan Amerika Latin. Pada 2015, ada 214

juta kasus malaria di seluruh dunia. Malaria umumnya terkait dengan

kemiskinan dan memiliki efek negatif yang besar terhadap pembangunan

ekonomi. Di Afrika, malaria diperkirakan mengakibatkan kerugian yang besar

1
dalam setiap tahunnya karena menigkatnya biaya kesehatan, kehilangan

kemampuan untuk bekerja, dan efek negatif pada pariwisata. Situasi malaria di

Indonesia menunjukkan masih terdapat 10,7 juta penduduk yang tinggal di

daerah endemis menengah dan tinggi malaria. Daerah tersebut terutama

meliputi Papua, Papua Barat, dan NTT. Pada 2017, dari jumlah 514

kabupaten/kota di Indonesia, 266 (52%) di antaranya wilayah bebas malaria,

172 kabupaten/kota (33%) endemis rendah, 37 kabupaten/kota (7%) endemis

menengah, dan 39 kabupaten/kota (8%) endemis tinggi.

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat

menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak

balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung dapat menyebabkan

demam, anemia, splenomegali, dan dapat menurunkan produktivitas

kerja.Sebagian besar daerah di Indonesia masih merupakan daerah endemik

infeksi malaria, Indonesia bagian timur seperti Papua, Maluku, Nusa

Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan bahkan beberapa daerah di Sumatra

seperti Lampung, Bengkulu, Riau. Daerah di Jawa dan Bali pun walaupun

endemitas sudah sangat rendah, masih sering dijumpai letupan kasus malaria,

dan tentu saja hal ini disebabkan mudahnya transportasi untuk mobilisasi

penduduk, sehingga sering menyebabkan timbulnya malaria import

(Harijanto, 2011).

Tujuan pengendalian malaria didaerah-daerah yang endemik malaria

adalah menurunkan serendah-rendahnya dampak malaria terhadap kesehatan

masyarakat dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia.

Pengendalian dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan

2
mengendalikan nyamuk anopheles yang menjadi vektor penyakit. Seseorang

seharusnya menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian

lengkap (tangan dan kaki tertutup), tidur ditempat tidur yang memakai

kelambu, memakai obat penolak nyamuk, menghindari untuk mengunjungi

lokasi-lokasi yang rawan malaria. Pengendalian nyamuk secara kimia dapat

dilakukan dengan menggunakan insektisida, yaitu penyemprotan dalam rumah

dan sekitar rumah untuk membunuh nyamuk dewasa atau membunuh jentik-

jentik nyamuk dengan larvasida atau menebar ikan pemakan jentik nyamuk.

Pengendalian secara sanitasi yaitu membersihkan sarang-sarang pembiakan

nyamuk (Sembel, 2009).

Program eliminasi malaria di Indonesia tertuang dalam keputusan Menteri

Kesehatan RI No 293/MENKES/SK/IV/2009. Pelaksanaan pengendalian

malaria menuju eliminasi dilakukan secara bertahap dari satu pulau atau

beberapa pulau sampai seluruh pulau tercakup guna terwujudnya masyarakat

yang hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030

(Kemenkes RI, 2011). Saat ini pemerintah Indonesia khususnya Kementerian

Kesehatan (Kemenkes) sudah on the track dalam upaya eliminasi malaria pada

2030. Pada tahun 2016 jumlah kab/kota eliminasi malaria sebanyak 247 dari

target 245.

Pada 2017 pemerintah berhasil memperluas daerah eliminasi malaria yakni

266 kabupaten/kota dari target 265 kabupaten/kota. Sementara tahun ini

ditargetkan sebanyak 285 kabupaten/kota yang berhasil mencapai eliminasi,

dan 300 kabupaten/kota pada 2019. Selain itu, pemerintah pun menargetkan

tidak ada lagi daerah endemis tinggi malaria di 2020. Pada 2025 semua

3
kabupaten/kota mencapai eliminasi, 2027 semua provinsi mencapai eliminasi,

dan 2030 Indonesia mencapai eliminasi. Eliminasi malaria adalah upaya untuk

menghentikan penularan malaria setempat dalam satu wilayah geografi

tertentu. Maksudnya, kasus malaria masih ada namun bukan didapat di daerah

tersebut, dan bisa jadi masih ditemukan nyamuk penular malarianya, sehingga

tetap dibutuhkan kewaspadaan petugas kesehatan, pemerintah, dan masyarakat

untuk mencegah penularan kembali. (www.depkes.go.id,2018)

Annual Parasite Incidence (API) Nasional menunjukan penurunan dari

tahun 2008-2009 yaitu 2,47 per 1.000 penduduk menjadi 1,85 per 1.000

penduduk. Sesuai Target Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun

2010-2014 malaria merupakan salah satu penyakit yang ditargetkan untuk

menurunkan angka kesakitanya dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk,

sehingga masih harus dilakukan upaya efektif untuk menurunkan angka

kesakitan 0,85 per 1.000 penduduk dalam waktu 4 tahun, agar target Rencana

Strategis Kesehatan tahun 2015 tercapai (Kemenkes RI, 2011).

Angka kesakitan penyakit malaria di ukur dengan menggunakan malaria

klinis dalam bentuk Angka Kesakitan Annual Parasite Incidence (API ),

artinya indikator ini menyatakan kesakitan berdasarkan gejala klinis bukan

berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Angka kesakitan malaria dalam

bentuk API di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 sebanyak 1.069

dengan Angka Kesakitan per 1000 penduduk beresiko sebesar 0,41 ,sedikit

lebih rendah dibanding tahun 2016. Permasalahan yang ditemui dalam

pemberantasan penyakit malaria antara lain adalah kurangnya kegiatan yang

dilakukan dalam rangka penemuan penderita, sehingga nilai ABER (Anual

4
Blood Examination Rate) masih sangat rendah dan disisi lain nilai SPR ( Slide

Positive Rate) masih cukup tinggi. (Profil Dinkes Propinsi Sulawesi

Tenggara, 2017).

Berdasarkan data yang di peroleh dari data rekam medik RSUD Pasarwajo

Kabupaten Buton pada tahun 2018 jumlah kasus malaria 1.32 penderita,

Sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 1.35 penderita, di mana kasus malaria

menduduki peringkat ke 1 dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas

Mawasangka pada tahun 2011.Dari data di atas terlihat adanya peningkatan

kasus malaria setiap tahunnya.Di Puskesmas Mawasangka pada tahun 2011

malaria merupakan penyakit dengan jumlah penderita terbanyak dimana kasus

malaria menduduki peringkat ke 1 dari 10 penyakit terbesar yang ada, tercatat

kasus malaria pada tahun 2018 sebanyak 300 penderita(Medical Record,

2018).

Di tinjau dari tingginya angka kejadian serta komplikasi yang dapat

ditimbulkan oleh penyakit malaria maka perawat mempunyai peranan penting

dalam memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta

pengalaman biologi, psikologi, sosiologi, spiritual yang komprehensif,

ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sakit

maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat kesehatan klien, pencegahan

penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan klien dan menggunakan

pendekatan proses keperawatan (Praptianingsih, 2006). Semua itu dapat di

berikan dalam bentuk asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan di laksanakan

mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,

5
sampai evaluasi yang mana kita dapat memberikan bantuan kepada klien

dalam memenuhi kebutuhanya, mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut,

mengatasi respon penyakit yang di deritanya sehingga masalah klien dapat

dikurangi ataupun teratasi.

Berdasarkan uraian diatas maka Penulis berkeinginan, melakukan studi

kasus bagaimana menerapkan “Asuhan Keperawatan pada Ny. T dengan

Diagnosa Medis Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo Kabupaten

Buton”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Asuhan Keperawatan pada Ny. T

dengan Diagnosa Medis Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo

Kabupaten”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Menggambarkan Asuhan Keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa

Medis Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo Kabupaten.

2. Tujuan Khusus

Penulis dapat :

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa

Medis Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo Kabupaten.

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa

Medis Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo Kabupaten.

6
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny. T dengan

Diagnosa Medis Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo

Kabupaten.

d. Melakukan implementasi tindakan keperawatan pada Ny. T dengan

Diagnosa Medis Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo

Kabupaten.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. T dengan Diagnosa Medis

Malaria di Ruang Interna di RSUD Pasarwajo Kabupaten.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Klien / Masyarakat

Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang

penyakit dengan kasus Malaria dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai penambah wawasan dan pedoman bagi tenaga keperawatan

dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami

penyakit Malaria dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam

mengaplikasikan hasil riset keperawatan, khususnya studi kasus

tentang pelaksanaan pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien Malaria.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah metode

deskriptif dalam bentuk studi kasus pada keluarga Mengadakan pengamatan

7
dan melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan pasien hipertensi

pada keluarga Desa Lakandito Puskesmas Kabangka Kabupaten Muna.

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Mengadakan tanya jawab dengan keluarga mengenai klien atau pasien

hipertensi. Wawancara dilakukan selama proses keperawatan

berlangsung.

2. Observasi

Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara

langsung pada keluarga dengan pasien hipertensi pada keluarga Desa

Lakandito Puskesmas Kabangka Kabupaten Muna.

3. Studi Kepustakaan

Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan yang

menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan

perencanaan keperawatan keluarga dengan pasien hipertensi.

4. Studi dokumentasi

Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis dan catatan

perawatan untuk mendapatkan data mengenai asuhan keperawatan dan

pengobatan keluarga dengan pasien hipertensi.

5. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik terhadap keluarga dengan salah satu

anggota keluarga menderita hipertensi di Desa Lakandito Wilayah Kerja

Puskesmas Kabangka Kabupaten Muna.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Malaria

1. Pengertian

Malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang

disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke

manusia melalui air liur nyamuk (Handayani wiwik, 2008).

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh

plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukanya

bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa

demam, menggigil, anemia dan splenomegali (Harijanto, 2009).

Malaria adalah suatu penyakit infeksi dengan demam berkala yang

disebabkan oleh parasit Plasmodium (termasuk protozoa) dan ditularkan

oleh nyamuk Anopheles betina (Zulkoni Akhsin, 2009).

2. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1 : Morfologi stadium-stadium plasmodium vivax didalam


darah.

9
Darah merupakan komponen esensial makluk hidup yang berada

dalam ruang vascular, karena peranannya sebagai media komunikasi antar

sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya

membawa oksigen dari paru-paru kejaringan dan karbondioksida dari

jaringan keparu-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrient dari

saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan hormone dan materi-

materi pembekuan darah (Tarwoto, 2008).

a. Karakteristik darah (Tarwoto, 2008)

1) Warna

Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang

berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena

berwarna merah tua/gelap karena kurang oksigen dibanding

dengan darah arteri.

2) Viskositas

Viskositas darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu

sekitar 1.048 sampai 1.066.

3) pH

pH darah bersifat alkalin dengan pH 7.35 sampai 7.45 (netral

7.00).

4) Volume

Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB,

atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.

10
5) Komposisi

a) Plasma darah yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian

besar terdiri dari air (92%), 7% protein, 1% nutrien, hasil

metabolisme, gas pernapasan, enzim, hormon-hormon, faktor

pembekuan dan garam-garaman organic. Protein-protein

dalam plasma terdiri dari serum albumin (alpha-1 globulin,

alpha-2 globulin, beta globulin dan gamma globulin),

fibrinogen, protombine dan protein esensien untuk koagulasi.

Serum albumin dan gamma globulin sangat penting untuk

mempertahankan tekanan osmotik koloid, dan gamma

globulin juga mengandung antibody (immunoglobulin)

seperti IgM, IgG, IgA, IgD dan IgE untuk mempertahankan

tubuh terhadap mikroorganisme.

b) Sel-sel darah/ butir-butir darah (bagian padat) kira-kira 45%,

terdiri atas eritrositatau sel darah merah (SDM) atau red

blood cell (RBC), leukosit atau sel darah putih (SDP) atau

white blood cell (WBC), dan trombositplatelet. Sel darah

merah merupakan unsur terbanyak dari sel darah (44%)

sedangkan sel darah putih dan trombosit 1% . sel darah putih

terdiri dari basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.

b. Struktur sel darah

1) Sel darah merah

Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter

sekitar 7,5 mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian

11
tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas membran yang

sangat tipis sehingga sangat mudah terjadi diffusi oksigen,

karbondioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel.

Sel darah merah matang mengandung 200-300 juta hemoglobin

(terdiri hem merupakan gabungan protoporfirin dengan besi dan

globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa

dan 2 rantai beta) dan enzim-enzim seperti G6PD (glucose 6 –

phosphate dehydogenase). Hemoglobin mengandung kira-kira

95% besi dan berfungsi membawa oksigen dengan cara mengikat

oksigen dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk kebutuhan

metabolisme. Kadar normal hemoglobin tergantung usia dan jenis

kelamin. Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang

terdapat dalam sel darah merah. Normalnya dalam darah pada

laki-laki 15,5g/dl dan pada wanita 14,0g/dl (Susan M

Hinchliff,1996). Rata-rata konsentrasi hemoglobin pada sel darah

merah 32g/dl.

2) Sel darah putih

Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000-

10000 sel/mm3. Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu yang

bergranulosit dan yang agranulosit.

3) Trombosit

Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan

diameter 2-5 um, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti

banyak megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Pada

12
keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000-300.000/mL

darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1-2 minggu atau kira-

kira 8 hari. Trombosit tersusun atas substansi fospolifid yang

penting dalam pembekuan dan juga menjaga keutuhan pembuluh

darah serta memperbaiki pembuluh darah kecil yang rusak.

Trombosit diproduksi di sumsum tulang kemudian sekitar 80%

beredar disirkulasi darah hanya 20% yang disimpan dalam limpa

sebagai cadangan.

c. Hemopoisis (hematopoisis)

Hemopoisis adalah proses pembentukan dan pematangan darah.

Organ-organ yang penting dalam hemopoisis adalah:

1) Limpa

Limpa berada dibawah diafragma sebelah kiri dari lambung.

Tersusun atas 3 tipe jaringan yaitu white pulp, red pulp dan

marginal pulp, yang semua berperan dalam keseimbangan

pembentukan dan pemecahan sel darah. Selama pembentukan

darah, limpa menghancurkan sel darah merah yang sudah tua

dengan cara memfagosit, membantu metabolisme besi dengan

cara memecah hemoglobin.

2) Hati

Hati merupakan organ sangat penting dalam eritropoisis, terutama

jika produksi sel darah merah dalam susum tulang tidak normal.

Hati merupakan tempat utama produksi dari faktor pembekuan

13
darah dan protrombin, menghasilkan empedu, mengaktifkan

vitamin k .

Gambar 2.2 Limpa dan hati

d. Fungsi darah

1) Transport internal

Darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi

metabolisme.

a) Respirasi. Gas oksigen dan karbondioksida dibawah oleh

hemoglobin dalam sel darah merah dan plasma, kemudian

terjadi pertukaran gas di paru-paru.

14
b) Nutrisi, nutrient/zat gizi diabsorpsi dari usus, kemudian

dibawa dalam plasma kehati dan jaringan-jaringan lain yang

digunakan untuk metabolisme.

c) Sekresi. Hasil metabolisme dibawa plasma kedunia luar

melalui ginjal.

d) Mempertahankan air, elektrolit dan keseimbangan asam basa

dan juga berperan dalam hemoestasis.

e) Regulasi metabolisme, hormon dan enzim atau keduanya

mempunyai efek dalam mengaktivitas metabolisme sel,

dibawa dalam plasma.

2) Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme, yang merupakan

fungsi dari sel darah putih.

3) Proteksi terhadap cedera dan perdarahan

Proteksi terdahap respon peradangan local terhadapcedera

jaringan. Pencegahan perdarahanmerupakan fungsi dari trombosit

karena adanya faktor pembekuan, fibrinolitik yang ada dalam

plasma.

4) Mempertahankam temperatur tubuh

Darah membawa panas dan bersirkulasi keseluruh tubuh. Hasil

metabolisme juga menghasilkan energi dalam bentuk panas

(Tarwoto, 2008).

3. Etiologi

Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, Plasmodium ini pada

manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan mengalami

15
pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual

terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina (Harijanto, 2009).

Genus Plasmodium merupakan penyebab penyakit malaria yang

mempunyai keunikan karena memiliki 2 hospes, yakni manusia sebagai

hospes intermediate dan nyamuk anopheles sebagai hospes definitif.

Genus plasmodium mempunyai 4 spesies penting dalam parasitologi

medik, yaitu : Plasmodium falcifarum (malaria tertiana maligna)

menyebabkan malaria tropika yang sering menyebabkan penyakit malaria

berat/malaria otak dengan kematian. Plasmodium vivax penyebab malaria

tertiana benigna. Plasmodium malariae penyebab malaria kuartana.

Plasmodium ovale (malaria tertiana ovale), jenis ini jarang sekali

dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat (Muslim, 2009).

Gambar 2.3: Tanda-tanda nyamuk malariabila hinggap/menggigit


letak kepala lebih rendah dibanding badannya (menungging).

Terdapat empat spesies parasit malaria pada manusia, yaitu

Plasmodium falcifarum, yang paling banyak menimbulkan kematian,

16
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. Ciri

khas morfologi plasmodium pada hapusan darah adalah sebagai berikut :

Plasmodium falcifarum : gametosit berbentuk pisang; Plasmodium vivax :

trofozoit berbentuk amuboid dengan sel darah merah yang terinfeksi

membesar ukurannya; Plasmodium ovale : sel darah merah yang terinfeksi

bentuknya tidak teratur dan bergerigi; Plasmodium malariae : trofozoit

dewasa berbentuk pita (band-form) (Soedarto, 2009).

Gambar 2.4 Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing
parasit plasmodium.

17
Selain di tularkan melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti

orang lain melalui bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan karena

kelainan pada sawar plasenta yang menghalangi penularan infeksi vertikal.

Metode penularan lainya adalah melalui jarum suntik, yang banyak terjadi

pada pengguna narkoba suntik yang sering bertukar jarum secara tidak

steril. Model penularan infeksi yang terakhir adalah melalui tranfusi darah.

Disebutkan dalam literatur bahwa melalui metode ini, hanya akan terjadi

siklus eritrositer. Siklus hati tidak terjadi karena tidak melalui sporozoit

yang memerlukan siklus hati (Widoyono, 2008).

4. Manifestasi klinis

Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodik, anemia

dan splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing

plasmodium (tabel 1). Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya

demam berupa : kelesuhan, malaise, sakit kepala, merasa dingin di

punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia (hilang nafsu

makan), perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin.

Keluhan prodromal sering terjadi pada Plasmodium vivax dan ovale,

sedang pada plasmodium falcifarum dan malariae keluhan prodromal tidak

jelas bahkan gejala dapat mendadak.

Gejala yang klasik yaitu terjadinya trias malaria serangan paroksimal

secara berurutan : periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil,

penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada

saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk,

diikuti dengan meningkatnya temperatur, diikuti dengan periode panas :

18
penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa

jam, diikuti dengan keadaan berkeringat ; kemudian periode berkeringat :

penderita berkeringat banyak dan temperatur turun, dan penderita merasa

sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi plasmodium vivax,

pada plasmodium falcifarum menggigil dapat berlangsung berat ataupun

tidak ada. Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada plasmodium

falcifarum, 36 jam pada plasmodium vivax dan ovale, 60 jam pada

plasmodium malariae.

Tabel 2.1 Manifestasi klinis infeksi plasmodium


Masa Tipe
Recru
Plasmodium inkubasi panas Relaps Manifestasi klinis
densi
(hari) (jam)
Falcifarum 12 (9-14) 24,36,48 - + Gejala
gastrointestinal ,
hemolisis, anemia,
ikterus,
splenomegali,
hepatomegali,
hemoglobinuria,
algid malaria, gejala
serebral, edema
paru, hipoglikemia,
gangguan
kehamilan, kematian

Vivax 13(12-17) 48 + - Gejala


gastrointestinal,
gangguan
kehamilan, anemia,
splenomegali.

Ovale 17(16-18) 48 + - Gejala


gastrointestinal,
anemia,
splenomegali.
Malariae 28(18-40) 72 - + Gejala

19
gastrointestinal,
Sindroma nefrotik,
splenomegali,
anemia jarang
terjadi.

Keterangan :

Masa inkubasi : Masa antara masuknya sporozoit ke dalam tubuh

hospes sampai timbulnya gejala demam.

Relapse atau rechute : ialah berulangnya gejala klinik atau parasitemia

yang lebih lama dari waktu diantara serangan

periodik dari infeksi primer yaitu setelah periode

yang lama dari masa latent (sampai lima tahun),

biasanya karena infeksi tidak sembuh atau oleh

bentuk luar eritrosit (hati) pada malaria vivax atau

ovale (plasmodium berdiam dalam hati : hipnozoit).

Serangan primer : yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan

mulai terjadi serangan paroksimal yang terdiri dari

dingin/menggigil, panas dan berkeringat. Serangan

paroksimal ini dapat pendek atau panjang tergantung

dari perbanyakan parasit dan keadaan immunitas

penderita.

Periode latent : yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia

selama terjadinya infeksi malaria. Biasanya terjadi

diantara dua keadaaan paroksimal.

20
Recrudescense : yaitu berulangnya gejala klinik dan parasitemia

dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan

primer. Recrudescense dapat terjadi berupa

berulangnya gejala klinik sesudah periode laten dari

serangan primer (Harijanto, 2009).

5) Patofisiologi

Gambar 2.5: Siklus hidup plasmodium penyebab malaria.

Parasit malaria dalam siklus hidupnya membutuhkan dua hospes.

Melalui aliran darah, nyamuk anopheles betina menginokulasi

sporozoit ke dalam tubuh manusia1. Sporozoit menginfeksi sel hati2,

berkembang biak menjadi skizon3. Lalu pecah dan mengeluarkan merozoit

(p. Vivax, dan p.ovale memiliki stadium dorman4. (hipnozoit) berdiam

dalam hati dan dapat kambuh kembali untuk menginvasi kembali dalam

darah beberapa minggu atau satu tahun kemudian) sesudah memperbanyak

21
diri dalam hati ini (exo-erythrocytic schizogony)A. Selanjutnya parasit

memasuki perkembang biakan secara aseksual dalam eritrosit (erythrocytic

schizogony)B. Merozoit mengifeksi sel darah merah4. Stadium ring,

trofozoit matur selanjutnya menjadi skizon, yang akan menghasilkan

merozoit5. Beberapa parasit berubah menjadi bentuk stadium sexual

erythrocytic (gametosit)6. Pada stadium parasit dalam darah muncul gejala

klinis penyakit ini. Gametosit, jantan (mikrogametosit) dan betina

(makrogametosit), masuk nyamuk dalam tubuh nyamuk anopheles melalui

darah yang terhisap7. Dalam tubuh nyamuk, parasit memperbanyak diri

dengan cara sporogonic cycleC. Di dalam tubuh nyamuk, mikrogamet

melakukan penetrasi ke makrogamet untuk menghailkan zigot8. Zigot

bergerak dan memanjang (ookinet)9. Keluar dari dinding lambung nyamuk

untuk berkembang menjadi ookista10. Ookista tumbuh, matang dan

mengeluarkan sporozoit11. Selanjutnya hidup berdiam dalam pada kelenjar

liur nyamuk. Sporozoit siap diinokulasikan ke tubuh manusia lainnya dan

kembali melangsungkan siklus hidupnya1 (Muslim, 2009).

6. Komplikasi

Menurut Widoyono (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada

penyakit malaria sebagai berikut :

a. Malaria serebral (malaria otak) adalah malaria dengan penurunan

kesadaran. Penilaian derajat kesadaran dilakukan bardasarkan Skala

Koma Glasgow (GCS, Glasgow Coma Scale). Pada orang dewasa

GCS ≤11, sedangkan pada anak berdasarkan Blantyre Coma Scale≤3,

22
atau koma >30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan

oleh penyakit lain.

b. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan

hitung parasit >10.000/uL. Bila anemia hipokromik mikrositik, harus

dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia, atau

hemoglobinopati lainnya.

c. Gagal ginjal akut (urin <400 mL/24 jam pada orang dewasa atau <1

mL/kgBB/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi, dengan kreatinin

darah meningkat>3 mg%).

d. Edema paru atau acute respiratory distress syndrome (ARDS).

e. Hipoglikemia : gula darah <40 mg%.

f. Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik <70 mmHg, disertai

keringat dingin.

g. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau

disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.

h. Kejang berulang >2 kali per 24 jam setelah pendinginan pada

hipertermia.

i. Asidema (pH <7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma <15 mmol/L).

j. Hemoglobinuria makroskopik karena infeksi malaria akut (bukan

karena obat antimalaria pada seseorang dengan defisiensi Glukosa-6-

Posfat Dehidrogenase)(Widoyono, 2008).

23
7. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan mikroskopis

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut

teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (SDr, sediaan

darah) tebal dan preparat darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya

parasit malaria dalam darah. Melalui pemeriksaan ini dapat dilihat

jenis plasmodium dan stadiumnya (P. falciparum, P. vivax, P.

malariae, P. ovale, tropozoit, skizon, dan gametosit) serta kepadatan

parasitnya.

Kepadatan parasit dapat dilihat melalui dua cara yaitu semi-

kuantitatif dan kuantitatif. Metode semi-kuantitatif adalah menghitung

parasit dalam LPB (lapang pandang besar) dengan rincian sebagai

berikut:

(-) : SDr negatife (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)

(+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)

(++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)

(+++) : SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB)

(++++) : SDr positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB)

Penghitungan kepadatan parasit secara kuantitatif pada SDr

tebal adalah menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Pada SDr

tipis, penghitungan jumlah parasit per 1000 eritrosit.

b. Tes diagnostik cepat (RDT, rapid diagnostic test)

Metode ini mendeteksi adanya antigen malaria dalam darah

dengan cara imunokromatografi. Dibandingkan uji mikroskopis, tes

24
ini mempunyai kelebihan yaitu hasil pengujian dengan cepat dapat

diperoleh, tetapi lemah dalam hal spesifisitas dan sensitivitasnya.

c. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)

Dengan menggunakan pemeriksaan PCR spesifisitas dan

sensitivitasnya dapat ditingkatkan. Keunggulan tes ini walaupun

jumlah parasit yang dapat dideteksi sangat sedikit dapat

mengidentifikasi infeksi ringan dengan sangat tepat dan dapat

dipercaya. Hal ini penting untuk studi epidemiologi dan eksperimental

dan belum untuk pemeriksaan rutin.

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum

penderita, meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit,

jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit. Bisa juga dilakukan

pemeriksaan kimia darah (gula darah, SGOT, SGPT) serta

pemeriksaan rontgen dan USG untuk melihat apakah terjadi

pembesaran hati dan limpa dan pemeriksaan lainya sesuai indikasi

(Widoyono, 2008).

8. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Pemantauan tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, dan suhu).

2) Cairan dan elektrolit

Pemberian cairan merupakan bagian yang penting dalam

penanganan malaria, biasanya diberikan cairan 1500-2000 cc/hari

apalagi bila sudah terjadi malaria berat. Pemberian cairan yang

25
tidak adekuat akan menyebabkan timbulnya nekrosis tubuler akut.

Sebaliknya pemberian cairan yang berlebihan dapat menyebabkan

udema paru. Cairan yang biasa digunakan adalah dextrose 5%

untuk menghindari hipoglikemi khususnya pada pemberian kina.

Bila dapat diukur kadar elektrolit (natrium), dipertimbangkan

pemberian NaCl bila diperlukan.

3) Nutrisi

Pada pasien malaria makanan biasa atau makanan lunak.

Diit lunak yang diberikan mengandung protein, energy dan zat

gizi lainnya. Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah

dicerna , rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang tajam.

4) Eliminasi

Pada pasien malaria biasanya tidak mengalami gangguan

eliminasi tapi pada malaria berat terjadi gangguan eliminasi BAK

yaitu hemoglobinuria dan gangguan eliminasi BAB yaitu diare.

5) Aktifitas dan istirahat

Malaria biasa tidak perlu istirahat mutlak hanya aktivitas

yang dibatasi, mengatur posisi yang nyaman bagi pasien.

6) Bila terjadi anemia diberi tranfusi darah.

7) Memberikan kompres hangat pada pasien (hindari kompres

alcohol dan air es) dan bila pasien menggigil berikan selimut.

b. Penatalaksanaan non medis

1) Menggunakan kelambu pada waktu tidur.

2) Mengolesi tubuh dengan obat anti gigitan nyamuk.

26
3) Menggunakan pembasmi serangga.

4) Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi. Letak tempat

tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.

5) Mencegah penderita malaria dari gigitan nyamuk agar infeksi

tidak menyebar lebih jauh.

6) Membersihkan tempat hinggap atau istirahat nyamuk dan

memberantas sarang nyamuk.

7) Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian

yang bergantungan serta genangan air.

8) Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obati anti atau

menebarkan ikan pemakan jentik.

9) Melestarikan hutan bakau sebagai habitat ikan di rawa-rawa

sepanjang pantai (Irianto, 2011)

c. Penatalaksanaan medis

Berdasarkan suseptibilitas (rentan) berbagai stadium parasit

malaria terhadap obat malaria, maka obat malaria dibagi lima

golongan, yaitu :

1) Skizontisida jaringan primer, proguanil, pirimetamindapat

membasmi parasit praeritrosit, sehingga mencegah masuknya

parasit ke dalam eritrosit; digunakan sebagai profilaksis kausal.

2) Skizontisida jaringan sekunder; primakuin dapat

membasmiparasit daur eksoeritrosit dan bentuk-bentuk jaringan

plasmodium vivax dan ovale dan digunakan untuk pengobatan

radikal infeksi ini bagi anti relaps.

27
3) Skizontisida darah; membasmi parasit yang berhubungan dengan

penyakit akut disertai gejala klinik. Skizontisida dapat mencapai

penyembuhan klinis suprasif bagi keempat spesies plasmodium.

Skizontisida darah juga membunuh bentuk eritrosit stadium

seksual plasmodium vivax, ovale dan malariae. Skizontisida

darah yang ampuh adalah kina, klorokuin, dan amodiakuin,

sedangkan yang efeknya terbatas adalah proguanil dan

pirimetamin.

4) Gametositosida: menghancurkan semua stadium seksual,

termasuk stadium gametosit plasmodium falcifarum, juga

mempengaruhi perkembangan parasit malaria dalam nyamuk

Anopheles betina. Beberapa obat gametositosida bersifat

sporontosida. Primakuin adalah gametositosida untuk keempat

spesies, sedang kina, klorokuin, dan amodiakuin adalah

gametositosida untuk plasmodium vivax, ovale dan malariae.

5) Sporontosida: mencegah atau menghambat gametosit dalam

darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk

Anopheles. Obat ini mencegah transmisi penyakit malaria dan

disebut juga obat anti sporogonik. Obat-obatan yang termasuk

dalam golongan ini ialah primakuin dan poquanil.

Obat-obat malaria yang terdaftar di Dit. Jen. Pom dan memenuhi

standar untuk program pemberantasan penyakit malaria Dep. Kes.

Adalah klorokuin, S-P, kina, primakuin dan beberapa antibiotika yang

beredar diindonesia. Obat baru halofantrin, artemisin (qinghaosu) dan

28
derivatnya: artemeter, artesunat, arte-ater, pironaridin, atovakuan,

yinghausu (arteflen) (Safar Rosdiana, 2009).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi

dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan

respons unik individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap

gangguan kesehatan yang dialami, baik, aktual, maupun potensial. Proses

keperawatan juga dapat diartikan sebagai pendekatan yang digunakan

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga kebutuhan dasar

klien dapat teratasi. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu :

pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Deswani,

2009).

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dalam asuhan keperawatan dan

landasan proses keperawatan. Oleh karena itu dibutuhkan pengkajian yang

cermat guna mengenal masalah klien sepertimengumpulkan semua

informasi yang bersangkutan dengan masa lalu dan saat ini, data objektif

dan subjektif dari klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau budaya.

Keberhasilan asuhan keperawatan sangat tergantung kecermatan dan

ketelitian dalam pengkajian (Deswani, 2009).

Pengkajian :

a. Identitas pasien

29
Terdiri dari: nama pasien, umur, pendidikan, agama, pekarjaan, alamat

serta penanggung jawab pasien. Biasanya malaria diderita oleh

seorang yang tinggal di daerah atau lingkungan endemic malaria.

b. Data riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan klien saat masuk rumah sakit, keluhan saat dikaji :

demam yang hilang timbul, menurunnya nafsu makan, sakit

kepala,mual, muntah, lemah, menggigil, malaise, nyeri sendi dan

tulang, berkeringat.

2) Riwayat kesehatan yang lalu

Menggambarkan kesehatan pasien sebelumnya, apakah pasien

pernah mempunyai riwayat penyakit malaria atau meminum obat

malaria, apakah pernah bepergian dan bermalam didaerah

endemik.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Menggambarkan adakah anggota keluarga yang mengalami

penyakit malaria, riwayat penyakit genetik, dan congenital dalam

keluarga.

4) Riwayat kebiasaan sehari-hari

a) Pola nutrisi

Menggambarkan keluhan pasien berupa: mual, muntah terus

menerus, sering juga muntah darah.

30
b) Pola eliminasi

BAK : pada malaria berat warna air kencing menjadi seperti

teh, dan volume air kencing yang berkurang sampai tidak

keluar air kencing sama sekali.

BAB : Kemungkinan terjadinya berak darah.

c) Pola istirahat dan tidur

Pada umumnya didapat keluhan berupa adanya gangguan

istirahat dan tidur yang disebabkan oleh nyeri kepala, mual,

muntah dan demam menggigil.

d) Pola aktivitas

Pada umumnya penderita malaria terdapat kelemahan atau

kelelahan saat melakukan aktivitas dikarenakan pasien

mengalami mual, muntah dan nyeri kepala.

e) Personal hygiene

Pada umumnya personal hygiene pada penderita malaria

masih cukup baik dan bersih.

c. Pemeriksaan Fisik

(Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

1) Keadaan umum

Di kaji penampilan dan tingkat kesadaran. Terjadi gangguan

kesadaran, kelemahan atau kelumpuhan otot

31
2) Tanda-tandavital

Pasien mengalami demam 37,50C - 400C, penurunan tekanan

darah, nadi berjalan cepat dan lemah, serta frekuensi nafas

meningkat.

3) Pemeriksaan fisik

a) Pernapasan

Inspeksi : Frekuensi pernapasan meningkat, bentuk dada

simetris/tidak dan ada/tidak benjolan atau bekas

luka.

Auskultasi : Suara nafas vesikuler.

Palpasi : Pergerakan dinding dada simetris/tidak,

ada/tidak benjolan dan nyeri tekan.

Perkusi : Resonan.

b) Pencernaan

Inspeksi : Mukosa bibir kering dan pecah-pecah, abdomen

simetris/tidak, ada/tidak luka operasi.

Auskultasi : Bising usus (+)

Palpasi : Ada/tidak benjolan dan nyeri tekan, ada/tidak

pembesaran hepar atau limfa.

Perkusi: Timpani

c) Penglihatan

Inspeksi : Konjungtiva palpebra pucat.

Palpasi : Ada/tidak benjolan dan nyeri tekan.

d) Pengecapan : Mulut terasa pahit

32
e) Pendengaran : Tidak ada gangguan pada pendengaran

f) Kardiovaskuler

Inspeksi : ada/tidak bekas operasi dan benjolan.

Palpasi : Ada/tidak nyeri tekan dan pembengkakan

jantung.

Perkusi : Redup pada bagian jantung.

Auskultasi : Bunyi jantung I dan bunyi jantung II normal.

g) Perkemihan :volume air kencing berkurang, warna seperti

teh.

h) Reproduksi : Tidak ada masalah pada sistem reproduksi.

i) Moskuloskeletal : Terjadi kelemahan pada otot.

j) Intergument : Warna ikterik/ kekuningan / tampak pucat.

d. Riwayat Psikologis dan Spiritual

1) Psikologi

Menggambarkan tentang reaksi pasien terhadap penyakit yang di

alami, cemas dan harapan pasien mendapatkan dukungan dari

orang - orang terdekat pasien.

2) Spiritual

Kepercayaan yang di anut pasien, kebiasaan beribadah, dan

sejauh mana kepercayaan tersebut mempengaruhi kehidupan

pasien.

e. Pemeriksaan penunjang

1) USG : pada penderita malaria kronis terdapat pembesaran limpa

33
2) Rontgen : pada penderita malaria kronis terlihat pembesaran hati

dan limpa.

3) Laboratorium

a) Hitung leukosit darah rendah atau normal (n : 4.000-10.000

mm3)

b) Jumlah trombosit sering menurun terutama pada malaria

berat (n : 150.000-400.000 sel/mm3)

c) Laju endap darah sangat tinggi (>5-15 mm/jam)

d) Hemoglobin darah rendah (<10 gr/dl)

e) Plasmodium terlihat dalam sediaan, DDR (+).

34
Analisa data

Tabel 2.2 Analisa Data


No Data focus Masalah
1 Ds : Klien mengeluh kepala terasa pusing Perubahan perfusi
Do :
jaringan
 TTV : Tensi darah hipotensi, nadi cepat
 Terdapat sianosis
 Akral dingin
 Kulit pucat
 Klien tampak gelisah
 Hb dibawah normal
 Conjungtiva anemis
 Mukosa bibir tampak kering
 Hasil pemeriksaan DDR (+)

2 Ds : klien mengatakan bahwa klien tidak nafsu Resiko


makan dan perutnya mual,dan pernah muntah
ketidakseimbangan
>1x
nutrisi kurang dari
Do :
 Porsi makan yang dihabiskan terlihat kebutuhan
hanya 3 sendok makan
 Keadaan umum tampak lemah
 BB klien di bawah normal/biasanya
 Tinggi badan tidak seimbang dengan BB
 Klien tampak pucat
 Mukosa bibir tampakk kering

3 Ds : Klien mengatakan merasa mual, dan Aktual/resiko tinggi


muntah > 3x, tidak ada keinginan untuk minum.
gangguan elektrolit

Do :

35
 TTV : TD : hipotensi, nadi : takikardi,
suhu >380C.
 Tugor kulit tidak elastis
 Haluaran urin tidak adekuat
 Intake dan output tidak seimbang
 Membran mukosa kering

4 Ds : klien mengeluh tubuhnya terasa panas, Hipertermi


panas yang dirasakan hilang timbul.
Do :
 Pada palpasi klien teraba panas
 Suhu >370C
 Hasil pemerikasaan DDR (+)
 Klien tampak gelisah
 Mukosa bibir tampak kering

5 Ds : klien mengatakan tubuhnya terasa lemas Gangguan aktifitas


Do :
 Klien tampak lemah
 Aktivitas klien hanya ditempat tidur
 Semua kebutuhan klien dibantu oleh
keluarga dan perawat
 Kekuatan otot

<4444 <4444
<4444 <4444

6 Ds : klien mengeluh tubuhnya terasa nyeri pada Nyeri dan


persendian tulang dan juga otot, tubuh terasa
ketidaknyamanan
pegal-pegal.
Do :

36
 Klien tampak meringis kesakitan
 Klien tampak gelisah
 Sakala nyeri (1-5)= <2

7 Ds : klien dan keluarga mengatakan tidak tahu Resiko penularan


tentang apa penyakit malaria dan cara penularan
penyakit malaria.
penyakit malaria.
Do :
 Keluarga dan klien tidak menjawab ketika
ditanya tentang cara penularan penyakit
malaria dan hanya mengelengkan kepala.
 Keluarga dan klien tidak mengetahui cara
pencegahan malaria.
 Keluarga bertanya tentang apa penyakit
yang di derita keluarganya.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan

objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakan

diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir

kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam

medik, dan pemberi pelayanan kesehatan lain (Deswani, 2009).

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari

tanda dan gejala yang timbul menurut Muttaqin (2011) adalah :

a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam

tubuh.

37
b. Aktual/resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak dekuat ; anorexia,

mual/muntah.

c. Aktual/risiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan diuresis

osmotik, diaforesis.

d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

e. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

f. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons inflamasi

sistemik, mialgia, artralgia.

g. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan

pola hidup.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh

perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang

diharapkan (Deswani, 2009)

Terhadap perencanaan meliputi :

a. Menentukan proritas masalah

Menentukan prioritas masalah menurut maslow memberikan

kerangka kerja yang berguna dalam menentukan masalah prioritas,

dengan prioritas utama diberikan pada kebutuhan fisik diikuti oleh

kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah. Tahap prioritas masalah

38
menurut maslow adalah meliputi : kebutuhan fisiologi, kebutuhan

rasa aman dan kenyamanan, kebutuhan cinta dan mencintai,

kebutuhan harga diri, dman kebutuhan pencapaian tujuan pribadi

(Deswani, 2009)

Prioritas keperawatan untuk pasien dengan diagnosa malaria

dapat meliputi :

1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen

dan nutrient dalam tubuh.

2) Aktual/risiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan

diuresis osmotik, diaforesis.

3) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

4) Aktual/resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan intake yang tidak dekuat ; anorexia,

mual/muntah.

5) Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons

inflamasi sistemik, mialgia, artralgia.

6) Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

7) Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan

dan pola hidup.

39
b. Menetapkan intervensi keperawatan

1) Menetapkan tujuan

Tujuan keperawatan ditulis berdasarkan pada standar

perawatan dan merupakan tujuan dalam mengatasi masalah klien.

2) Menetapkan kriteria hasil

Untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang di terapkan

pada standar, maka dibuatlah kriteria hasil. Kriteria hasil

ditegakkan untuk masing-masing masalah klien sesuai dengan

rencana tindakan yang disusun (Doengoes, 2000).

Adapun perencanaan keperawatan yang dapat diisusun pada

klien dengan malaria menurut Muttaqin (2011) ialah :

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosa
No NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 Perubahan perfusi Tujuan : setelah 1. Memeriksa 1. Memantau
jaringan dilakukan tanda-tanda perkembangan
berhubungan dengan perawatan dalam vital tekanan darah
penurunan waktu dan perubahan
komponen 4x24jamtidak pada tekanan
seluler yang di terjadipenurunan nadi. Hipotensi
perlukan untuk tingkat kesadaran akan berkembang
pengiriman oksigen dan dapat bersamaan
dan nutrient dalam mempertahankan dengan kuman
tubuh. cardiac output yang menyerang
secara adekuat darah.
guna 2.Catat adanya 2. Keluhan pusing
meningkatkan keluhan merupakan
perfusi jaringan. pusing. manifestasi
penurunan

40
Kriteria hasil : suplai darah ke
 Tanda-tanda jaringan otak.
vital normal 3.Kurangi 3. Respons
 Klien tidak aktivitas yang valsava akan
mengeluh merangsang meningkatkan
pusing timbulnya beban jantung
 Klien tidak respons sehingga akan
gelisah valsava/aktivit menurunkan

 Tidak terdapat as. curah jantung

sianosis ke otak.

 Kulit segar 4.Tingkatkan 4. Menurunkan

 Hemoglobin tirah baring. beban kerja

normal miokard dan


konsumsi
 Akral hangat
oksigen,
 Conjungtiva
memaksimalkan
ananemis
efektifitas dari
 Mukosa bibir
perfusi jaringan.
tampak
lembab
5.Observasi 5. Bukti aktual
 Hasil
perubahan terhadap
pemeriksaan
sensori dan penurunan
DDR (-)
tingkat aliran darah ke
kesadaran jaringan
pasien yang serebral adalah
menunjukan adanya
penurunan perubahan
perfusi otak respons sensori
(gelisah, dan penurunan
confuse/bingu tingkat
ng, apatis, kesadaran pada
somnolen) fase akut.

41
Adanya
kegagalan harus
dilakukan
monitoring
ketat.

6. Kolaborasi 6. Jalur yang paten


Pemberian penting untuk
transfusi darah pemenuhan lisis
PRC (packed darah sebagai
red cells). intervensi
kedaruratan

2 Aktual/risiko tinggi Tujuan : setelah 1. Ukur/ catat 1. Penurunan


gangguan elektrolit dilakukan haluaran urine haluaran urin
berhubungan perawatan dalam dan catat akan
dengan diuresis waktu 4x24jam intake-output menyebabkan
osmotik, diaforesis. tidak terjadi pasien. hipovolemi.
hiponatremi dan
hipokalemi atau 2. Observasi 2. Hipotensi,
kondisi tanda–tanda takikardi atau
hiponatremi dan vital. demam dapat
hipokalemi. menunjukan
respon terhadap
Kriteria hasil : atau efek
 TTV dalam kehilangan
batas normal cairan
 Turgor kulit 3. Palpasi 3. Denyut yang
elastis denyut nadi lemah mudah
 Haluaran urin perifer. hilang dan dapat
adekuat menyebabkan

 Intake dan hipovolemi.

42
output seimbang 4. Anjur klien 4. Dengan banyak
 Membran banyak minum dapat
mukosa lembab minum lebih menggantikan
 Klien tidak kurang 2000- cairan yang
mengeluh mual 3000 cc/hari. hilang.
dan muntah 5. Observasi 5. Menunjukan
turgor kulit kehilangan
dan membran cairan/
mukosa dehidrasi.
6. Kolaborasi 6. Mencegah
pemberian terjadinya
cairan kekurangan
parenteral. cairan dan
elektrolit serta
menggantikan
cairan tubuh
yang hilang.
7. Kolaborasi 7. Antipiretik:
untuk mengontrol
pemberian demam,
obat sesuai menurunkan
indikasi kehilangan
seperti cairan tidak
antipiretik, terlihat. Anti
antiemetik, emetik: untuk
dan elektrolit. mengurangi
mual dan
muntah.
Elektrolit:
menggantikan
elektrolit yang
hilang.

43
3 Hipertermi Tujuan :Setelah 1.Evaluasi TTV 1. Sebagai
berhubungan dengan dilakukan pada setiap pengawasan
peningkatan perawatan dalam pergantiann sif terhadap adanya
metabolisme, waktu atau setiap ada perubahan
dehidrasi, 4x24jamterjadi keluhan dari keadaan umum
efek langsung penurunan suhu klien. klien sehingga
sirkulasi kuman tubuh dan panas dapat dilakukan
pada hipotalamus. tidak berulang. penanganan dan
perawatan
Kriteria hasil : secara cepat dan
 Pada palpasi tepat.
tubuh teraba 2. Anjurkan klien 2. Dengan baju
tidak panas untuk yang tipis dan
 Suhu tubuh memakaikan menyerap
normal pakaian yang keringat
 Mukosa bibir tipis dan dapat diharapkan klien
lembab menyerap tidak gerah dan

 DDR (-) keringat. panas tubuh

 Klien tidak akan turun.

gelisah 3. Anjurkan 3. Pemberian

 Klien mampu memberikan selimut

menjelaskan selimut bila digunakan untuk

kembali menggigil. mengurangi

pendidikan ketidak

kesehatan nyamanan pada

yang saat demam dan

diberikan. menggigil
sebagai respon
 Klien mampu
sekunder dari
termotivasi
hipertermi.
untuk

44
melaksanakan 4. Beri kompres 4. Terjadi
penjelasan dengan air vasodilatasi
yang telah hangat - pembuluh darah,
diberikan. hangat kuku sehingga terjadi
pada aksila, penguapan
lipat paha, dan (evaporasi).
temporal bila
terjadi panas.
5. Berikan klien 5. Dengan banyak
banyak minum minum dapat
2000-3000 menggantikan
cc/hari. cairan yang
hilang.
6. Kolaborasi 6. Pemberian
untuk cairan infus
pemberian dapat mencegah
cairan infus. terjadinya
kekurangan
cairan serta
untuk mengganti
cairang tubuh
yang hilang.
7. Kolaborasi 7. Anti piretik
untuk dapat
pemberian merangsang
antipiretik, hipotalamus
anti malaria, untuk
dan antii menurunkan
biotik. suhu tubuh,
pemberian anti
malaria dapat
membunuh

45
parasit/plasmodi
um penyebab
malaria,
antibiotik untuk
mengatasi
infeksi.
8. Atur 8. Kondisi ruang
lingkungan kamar yang
yang tidak panas,
konduksif. tidak bising, dan
sedikit
pengunjung
memberi
efektivitas
terhadap proses
penyembuhan.
4 Ketidakseimbangan Tujuan : Setelah 1. Kaji 1. Tingkat

nutrisi kurang dari dilakukan pengetahuan pengetahuan

kebutuhan tubuh perawatan dalam klien tentang dipengaruhi

berhubungan dengan waktu 5x24jam intake nutrisi. oleh kondisi

intake yang tidak klien dapat sosial ekonomi

dekuat: anorexia, mempertahankan klien. Perawat

mual/muntah. kebutuhan nutrisi mengunakan

yang adekuat. pendekatan

yang sesuai

Kriteria hasil : dengan kondisi

 Berat badan individu klien.

klien Dengan

46
normalseimban mengetahui

g dengan tinggi tingkat

badan pengetahuan

 Klien mampu tersebut,

menghabiskan perawat dapat

porsi makan lebih terarah

yang disajikan dalam

 Keadaan umum memberikan

klien membaik pendidikan

 Mual, muntah yang sesuai

berkurang dengan

 Mukosa bibir pengetahuan

tampak lembab klien secara

efisien dan

efektif.

2. Untuk

2. Anjurkan klien mengurangi

agar makan perasaan pahit

makanan pada lidah.

dalam keadaan 3. Untuk

hangat. mengurangi

3. Anjurkan klien perasaan tegang

untuk makan pada lambung

makanan lunak sehingga tidak

47
dalam porsi terjadi mual dan

kecil tapi muntah.

sering 4. Dapat

meningkatkkan

masukan

4. Diskusikan makanan klien.

makanan yang

disukai klien

dan masukan 5. Anti emetik

dalam diet dapat

murni. mengurangi

mual dan

5. Kolaborasi muntah.

pemberian 6. Penimbangan

obat anti berat badan

emetik. dilakukan

sebagai evaluasi

terhadap

6. Monitor intervensi yang

perkembangan diberikan.

berat badan.

5 Nyeri dan Tujuan : Setelah 1. Jelaskan dan 1. Pendekatan

ketidaknyamanan dilakukan bantu klien dengan

berhubungan perawatan dalam dengan menggunakan

48
dengan respons waktu tindakan relaksasi dan

inflamasi 4x24jamterjadi pereda nyeri nonfarmakologi

sistemik, penurunan nonfarmakolo lainya telah

mialgia, keluhan nyeri dan gi dan menunjukan

artralgia. ketidaknyamanan. noninvasif. keefektifan

dalam

Kriteria hasil : mengurangi

 Secara nyeri.

subjektif 2. Istirahatkan 2. Istirahat secara

melaporkan klien pada saat fisiologis akan

nyeri berkurang nyeri muncul menurunkan

atau dapat kebutuhan

diadaptasi oksigen yang

 Skala nyeri 0-1 diperlukan untuk

(1-4). Dapat memenuhi

mengidentifika kebutuhan

si aktivitas metabolisme

yang basal.

meningkatkan 3. Ajarkan teknik 3. Meningkatkan

atau relaksasi intake oksigen

menurunkan pernafasan sehingga akan

nyeri dalam pada menurunkan

 Klien tidak saat nyeri nyeri sekunder

gelisah muncul. dari iskemia

49
spina.

4. Manajemen 4. Lingkungan

lingkungan, yang tenang

Lingkungan akan

yang tenang, menurunkan

batasi stimulus nyeri

pengunjung, eksternal dan

istirahatkan pembatasan

klien. pengunjung

akan membantu

meningkatkan

kondisi oksigen

ruangan yang

akan berkurang

apabila banyak

pengunjung

yang berada di

ruangan.

Istirahat

akan.menurunk

an kebutuhan

oksigen

jaringan perifer.

5. Tingkatkan 5. Pengetahuan

50
pengetahuan mengenai hal

tentang sebab- yang akan di

sebab nyeri. rasakan

membantu

mengurangi

nyerinya dan

dapat

membantu

mengembangka

n kepatuhan

klien terhadap

rencana

terapeutik.

6 Gangguan aktivitas Tujuan : Setelah 1. Observasi 1. Untuk

berhubungan dengan dilakukan respons klien mengidentifikasi

kelemahan fisik. perawatan dalam terhadap indikasi

5x24jamklien aktivitas. kemajuan atau

dapat melakukan penyimpangan

aktivitas sesuai dari hasil yang

dengan diharapkan.

kemampuan. 2. Awasi tanda – 2. Agar

tanda vital mengetahui

Kriteria hasil : selama dan perubahan

 Klien mampu sesudah kelemahan dan

51
melakukan aktivitas. kekuatan pada

aktivitas sendiri pasien.

 Badan klien 3. Tingkatkan 3. Tirah baring

tidak lemah lagi tirah baring. meningkatkan

dan kekuatan istirahat dan

otot membaik ketenangan klien

 Tanda-tanda serta

vital dalam menyediakan

batas normal energi yang

digunakan untuk

penyembuhan.

4. Atur posisi 4. Agar klien bisa

pasien beristirahat dan

senyaman memulihkan

mungkin kesehatan.

5. Berikan 5. Membantu klien

bantuan dalam bila perlu, untuk

aktivitas meninggkatkan

sehari-hari bila kepercayaan diri

perlu. bila klien dapat

melakukan

aktivitas sendiri.

6. Membangun

6. Libatkan hubungan yang

52
keluarga kooperatif antara

dalam perawat dan

pemenuhan keluaraga.

kebutuhan

klien.

7 Resiko penularan Tujuan : Setelah 1. Beri 1. Klien dan

penyakit malaria dilakukan penjelasan keluarga dapat

berhubungan dengan perawatan dalam tentang apa menjelaskan

kurang pengetahuan waktu 3x24jam itu penyakit kembali dan

tentang penyakit penularan malaria, cara menentukan

malaria, kebersihan penyakit malaria penularan pencegahan

lingkungan dan pola tidak terjadi. penyakit penyakit

hidup. malaria dan malaria secara

Kriteria hasil : pencegahanya dini.

 Klien dan 2. Anjurkan 2. Dengan

keluarga dapat keluarga dan lingkungan

menjelaskan klien untuk yang bersih dan

kembali apa memelihara nyaman

itu penyakit dan nyamuk tidak

malaria dan meningkatkan akan

cara penularan kebersihan berkembang

penyakit diri dan biak.

malaria. lingkunganya.

53
3. Anjurkan 3. Akan mencegah

 Klien dan klien dan terjadi

Keluarga keluarga penularan.

dapat untuk

menyebutkan membasmi

cara sarang

pencegahan nyamuk atau

malaria. tempat

berkembang

biak nyamuk.

54
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Nama :Ny. T

Umur :46 Tahun

Jenis Kelamin :Perempuan

Pendidikan :SMA/FARMASI

Agama :Islam

Alamat :Lapodi

No. RM :568642

Ruangan : Ruang Interna

Tanggal masuk :17 maret 2019

Tanggal pengkajian :18 Maret 2019, pukul 10.00 WIB

Diagnosa medis : Malaria

Identitas Penanggung Jawab

Nama :Tn M

Umur :48 Tahun

Jenis Kelamin :Laki-laki

Pendidikan :SMA

Agama :Islam

Alamat :Lapodi

55
Hubungan dengan Keluarga : Suami

2. Keluhan utama

a. Riwayat kesehatan Sekarang

Klien dibawa oleh keluarga ke IGD RSUD Pasarwajo

Kabupaten Buton pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 10.00

WITA dengan keluhan demam dirasakan sejak 1 minggu yang

lalu, keluhan menggigil baru dirasakan sejak kemarin (16

Maret 2019), merasa mual, muntah satu kali, tubuh terasa

panas, sering berkeringat, kepala pusing, seluruh tubuh

dirasakan sakit dan pegal-pegal. Tiga hari yang lalu klien

sudah minum obat yang di beli di warung yaitu paracetamol

guna menurunkan panas tetapi tidak ada perubahan. Tanda

tanda vital : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 86 x/menit, Pernafasan

: 22 x/menit, Suhu : 380C, Berat badan : 49 kg, Tinggi badan :

155 cm.

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18/03/2019

pukul 10.00 WITA, keadaan umum klien masih tampak lemah,

mukosa bibir terlihat kering, conjungtiva anemis, klien

mengeluh terasa nyeri pada daerah persendian tulang dan juga

otot, skala nyeri 3 (1-5), tubuh terasa pegal-pegal, merasa

mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit, tidak ada nafsu

makan, sakit kepala, panas pada tubuh sering dirasakan hilang

timbul dan sering berkeringat, keluhan menggigil sudah

berkurang tidak seperti pada saat pertama masuk. Klien juga

56
mengeluh bahwa hasil labornya haemoglobin rendah yaitu 7,5

gr/dl menurut saran dokter untuk tranfusi darah 3 kantong,

untuk menormalkan Hb. Klien tampak pucat, akral teraba

dingin, ekstremitas atas terpasang infus dan sedang dilakukan

transfusi. Tanda vital : TD :110/70 mmHg, Nadi : 90 X/menit,

Pernafasan : 22 x/menit, Suhu : 370C.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Sebelumnya klien pernah mengalami demam seperti

sekarang ini dengan diagnosa yang sama yaitu Malaria pada

dua tahun yang lalu dan dirawat selama 3 hari di ruang Ruang

Interna RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton. Riwayat operasi

caesaria : 1 (satu) kali karena melahiran kembar pada tahun

2003.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga Ny. T terdapat keluarga yang pernah

mengalami penyakit malaria yaitu suaminya, anak pertama dan

anak kedua.

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Lemah

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 90 x/menit

57
Suhu : 370C

Pernapasan : 22 x/menit

Pemeriksaan head to toe :

a. Kepala :

1) Rambut :

Inspeksi : Distribusi rambut merata, warna rambut hitam,

kulit kepala terlihat bersih, terlihat banyak

rambut yang gugur pada bantal tempat tidur

klien.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

2) Mata :

Inspeksi : Fungsi penglihatan kurang klien menggunakan

kacamatan, letak simentris, sklera anikterik,

conjungtiva anemis, sekret tidak ada, pupil

isokor, reflek cahaya positif.

3) Telinga :

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaran cairan

serumen, tidak ada penumpukan serumen, tidak

ada gangguan pendengaran.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

4) Hidung :

Inspeksi : Bentuk simetris, klien mampu membedakan

bau-bauan,mukosa kering, benjolan tidak ada,

58
polip tidak ada, tidak ada tanda-tanda

peradangan.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

5) Mulut :

Inspeksi : Mukosa bibir terlihat kering, lidah terlihat kotor,

tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, lidah terasa

pahit, tidak ada karies.

b. Leher :

Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

c. Thorak

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada benjolanatau bekas luka

operasi, tidak ada alat bantu pernafasan.

Auskultasi : Irama jantung teratur, bunyi jantung 1 normal, bunyi

jantung II normal, bunyi nafas vesikuler, tidak ada

wheezing, tidak ada ronchi.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : Redup, resonan pada lapang paru.

d. Abdomen :

Inspeksi : Terlihat distensi, tidak ada benjolan, terdapat bekas

luka operasi.

Auskultasi : Bising usus 12 x/menit.

59
Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (+), tidak ada pembesaran

hepar atau limpa.

Perkusi : Timpani.

e. Ekstermitas :

Atas : Akral dingin, udema tidak ada, tangan kiri

terpasang infus dan sedang transfusi darah.

Bawah: Akral dingin, tidak ada varises, klien jarang

menggerakan kakinya karena masih merasa lemah.

Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah :

4444 4444

4444 4444

4. Data Psikologi :

Saat dikaji ekspresi wajah klien terlihat cemas terhadap

penyakit yang dialami, dan klien berharap cepat sembuh.

5. Data Sosial Ekonomi

Klien adalah seorang wanita karier yang bekerja di balai

POM dikarenakan klien sedang sakit perkerjaan klien jadi terganggu

dan klien tidak dapat masuk kerja.Klien mengatakan kebiasaan

sehari-hari klien sebelum tidur klien menggunakan obat seprot

nyamuk, klien tidur tidak menggunakan kelambu, klien mengatakan

pada ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa, klien juga tidak

memiliki kandang ternak, klien tinggal pada wilayah pemukiman

yang padat,tidak terdapat genangan air pada sekitar rumah klien,

namun hanya terdapat selokan didepan rumah namun telah ditutup

60
dengan semen dan hanya terbuka sedikit, klien mengatakan keadaan

sekitar lingkungan rumahnya kurang bersih karena klien sibuk

dengan pekerjaan dan mengurus anak-anaknya sehingga tidak terlalu

memperhatikan keadaan rumah.

6. Data Spiritual

Kepercayaan yang dianut klien adalah agama islam, klien

rajin beribadah sewaktu dirumah namun selama dirumah sakit klien

tidak melakukan ibadah seperti : sholat dikarenakan fisiknya lemah.

Bagi klien sakit yang dideritanya adalah cobaan yang diberikan oleh

ALLAH SWT dan pasti akan ada hikmahnya di kemudian hari.

7. Data penunjang : tanggal 17 Maret 2019, pukul 10.30 WITA.

Tabel 3.1 Data Penunjang


Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hematologi :
Hemaktokrit L 23 % 40 – 54
Haemoglobin L 7,5 Gr/dl 12.0 – 16.0
Leokosit H 17,4 10^3/µl 4.0 – 10.0
Trombosit 320.000 Sel/mmµ3 150.000 – 400.000

Malaria/DDR :
Plasmodium (+) Positif (-) Negatif
vivax
Kimia klinik :
Ureum serum 29.0 Mg/dl 20 -40
Kreatinin serum 0.6 Mg/dl 0.5 -1.2

Glukosa sewaktu :
Glukosa sewaktu H 167 Mg/dl 70 – 120

61
8. Penatalaksanaan Medis :

Tabel 3.2 Penatalaksanaan Medis


Terapi tanggal 17 /3/ 2019 Terapi tanggal 18/03/2019

Intra vena : Intra vena :


Infus RL 20 tts/menit Infus RL 20 tts/menit
D5% 20 tts/menit D5% 20 tts/menit
Ondan sentron 1 x 1 Transfusi 1 k
Ranitidin 2 x 1 Pre transfusi :
Cefotaxime 2 x 1 6) NaCl
Obat oral : 7) Dexamethasone
Paracetamol 3 x 1 8) Dhipinehidramine
Dexanta sirup 3 x 1 Cefotaxime 2 x 1
Neorodex 2 x 1 Obat oral :
Vometa 3 x 1 Malarex (4) – (4) – 2
Omeparazole 1 x 1 Dexanta sirup 3x1
Malarex (4) – 4 – 2 Vometa 3x1
Neorodex 2 x 1
Omeparazole 1 x 1
Paracetamol 3 x 1

Terapi tanggal 19 /3/ 2019 Terapi tanggal 20/03/2019

Intra vena : Intra vena :


Infus RL 20 tts/menit Infus RL 20 tts/menit
D5% 20 tts/menit D5% 20 tts/menit
Transfusi 1 k Transfusi 1 k
Pre transfusi : Pre transfusi :
9) NaCl 12) NaCl
10) Dexamethasone 13) Dexamethasone
11) Dhipinehidramine 14) Dhipinehidramine
Cefotaxime 2 x 1 Cefotaxime 2 x 1
Obat oral : Obat oral :
Malarex (4) – (4) – (2) Clobazam untuk malam 1 x 1
Dexanta sirup 3x1 Neorodex 2 x 1
Vometa 3x1 Omeparazole 1 x 1
Neorodex 2 x 1 Donperidon 3 x 1
Omeparazole 1 x 1 Dexanta sirup 3x1
Paracetaamol 3 x 1 Paracetamol 3x1

62
Terapi tanggal 21 /3/ 2019 Terapi tanggal 22 /3/ 2019

Intra vena : Intra vena :


Infus RL 20 tts/menit Infus RL 20 tts/menit
D5% 20 tts/menit D5% 20 tts/menit
Cefotaxime 2 x 1 Cefotaxime 2 x 1
Obat oral : Obat oral :
Clobazam 1 x 1 Clobazam 1x1
Neorodex 2 x 1 Neorodex 2x1
Omeparazole 1 x 1 Omeparazole 1x1
Donperidon 3 x 1 Donperidon 3x1
Scopamin 3 x 1 Scopamin 3x1
Paracetamol 3x1

9. Kebiasaan sehari – hari

Tabel 3.3 Kebiasaan sehari-hari

Kebiasaan Dirumah Dirumah sakit

Nutrisi :
A. Makan
- Pola makan 3x sehari 3 x sehari
- Porsi 1 porsi 3 sendok makan
- Jenis makanan Nasi, lauk, sayur, dan Bubur, nasi, buah, susu,
buah sayur
- Pantangan Tidak ada Makanan yg pedas
- Kesulitan Tidak ada Mual, nyeri pada uluh
B. Minum hati, lidah terasa pahit
 Jenis Air putih, sirup, dan teh Air putih, susu
 Frekuensi 1750 cc – 2000 cc /hari 1500 – 1750 cc / hari
 Kesulitan Tidak ada Mual
Eliminasi :
 Pola BAB 1 x sehari 1x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning

63
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

 Pola BAK
Frekuensi 4 – 5 x sehari 3 -4 x sehari
Warna Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
 Mandi 2 x sehari 2x (dilap oleh ibu
dengan air hangat).

Istirahat / tidur :
 Frekuensi 6 – 8 jam / hari 4-6 jam / hari
 Kesulitan Tidak ada Tubuh sering terasa
panas ketika malam
hari, sering berkeringat,
nyeri pada sendi tulang
dan otot, tubuh terasa
pegal-pegal sehingga
tidur menjadi
terganggu.
Pola aktivitas Klien dapat melakukan Klien mengatakan
aktivitas sendiri seperti tubuhnya lemah.
mandi, makan dan Aktivitas klien seperti
aktivitas lainya. makan, minum,
personal hygiene dan
eliminasi dibantu oleh
keluarga dan perawat.

10. Status nutrisi

BB : 49 kg

TB : 155 cm

64
IMT : Indeks Masa Tubuh
BB Kg
IMT :
TB2 (m)

: 49 kg
(1,55 m)2

: 49 kg
2.4025 m

: 20.4 (Normal)

Ket : <20 : Underweight

20 -25 : Normal

25 – 30 : overweight

>30 : obesitas

65
Analisa Data

Tabel 3.4 Analisa Data

No Data focus Interprestasi data Masalah

1 Ds : Klien mengeluh Invasi parasit malaria Perubahan perfusi


kepalanya terasa jaringan
pusing. Jumlah skizon yang pecah
Do : dalam sirkulasi
 Keadaan umum : meningkat, penekanan
Lemah proses hematopoiesis, dan
 TTV : peningkatan pembersihan
Tensi darah : 110/70 sel darah di limpa
mmHg
Nadi : 90 x/menit Anemia dan hipovolemi
Pernafasan : 22 (penurunan aliran darah)
x/menit Plasmodim mencapai
Suhu : 370C jaringan serebral

 Akral dingin Sumbatan kapiler


 Kulit pucat pembuluh darah otak
 Klien tambak gelisah
 Hb : 7,5 Gr/dl oedema serebri
 Conjungtiva anemis
anoksia otak
 Mukosa bibir tampak
kering
Penurunan perfusi
 Hasil pemeriksaan
jaringan
DDR (+)
2 Ds : klien mengeluh Invasi parasit malaria Hipertermi
tubuhnya terasa
panas, panas yang Jumlah skizon yang pecah
dirasakan hilang dalam sirkulasi
timbul, dan paling meningkat, penekanan
sering muncul ketika proses hematopoiesis, dan
malam hari. peningkatan pembersihan
Do : sel darah di limpa
 Tubuh klien teraba
panas
 Suhu 380C Respons imflamasi
 Hasil pemerikasaan sistemik
DDR (+)
 Klien tampak gelisah Peningkatan sirkulasi
 Mukosa bibir tampak endoktoksin pada
kering hipotalamus

Perubahan regulasi
temperatur

66
Muncul demam

Hipertermi
3 Ds : Klien mengatakan Invasi parasit malaria Resiko
bahwa klien tidak ketidakseimbanga
nafsu makan dan Jumlah skizon yang pecah n nutrisi kurang
perutnya terasa dalam sirkulasi dari kebutuhan
mual,dan pernah meningkat, penekanan
muntah 1x, lidah proses hematopoiesis, dan
terasa pahit dan uluh peningkatan pembersihan
hati terasa nyeri. sel darah di limpa
Do :
 Porsi makan yang Respon intestinal
dihabiskan terlihat P. mencapai sirkulasi
hanya 3 sendok makan saluran cerna
 Keadaan umum
tampak lemah Pelepasan serotonin 5HT3
 BB : 49 kg ke dalam usus halus
 Tinggi badan : 155 cm
 Klien tampak pucat Saraf vagus
 Mukosa bibir tampak menyampaikan
kering rangsangan ke CTZ,
syaraf eferen dan kortek
serebral

Pusat Muntah (Postrema


medula oblongata)

Mual, muntah, anoreksia

Intake nutrisi tidak


adekuat

Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan

4 Ds : klien mengeluh Invasi parasit malaria Nyeri dan


tubuhnya terasa nyeri ketidaknyamanan
pada persendian danjuga
otot tubuh terasa pegal- Jumlah skizon yang pecah
pegal. dalam sirkulasi
Do : meningkat, penekanan
 Klien tampak meringis proses hematopoiesis, dan
kesakitan peningkatan pembersihan
 Klien taampak gelisah sel darah di limpa
 Skala nyeri 3 (1-5)
Respons imflamasi

67
sistemik

Mialgia, arthralgia
5 Ds : Klien mengatakan Invasi parasit malaria Gangguan
tubuhnya terasa aktifitas
lemas. Jumlah skizon yang pecah
Do : dalam sirkulasi
 Klien tampak lemah meningkat, penekanan
 Aktivitas klien hanya proses hematopoiesis, dan
ditempat tidur peningkatan pembersihan
 Semua kebutuhan klien sel darah di limpa, intake
dibantu oleh keluarga yang kurang
dan perawat
 Kekuatan otot Anemia dan hipovolemi,
kekurangan energi
4444 4444
4444 4444 Respon muskuloskeletal

Kelemahan fisik umum,


malaise

Gangguan aktivitas
sehari-hari
6 Ds : Klien dan keluarga Invasi parasit malaria Resiko penularan
mengatakan tidak penyakit malaria.
tahu tentang penyakit
malaria dan cara Kurang informasi tentang
penularan penyakit cara penularan penyakit
malaria. malaria

Do :
 Keluarga dan klien Resiko penularan
tidak menjawab ketika penyakit
ditanya tentang cara
penularan penyakit
malaria dan cara
pencegahanya,
keluarga dan klien
hanya mengelengkan
kepala.
 Keluarga bertanya
tentang apa penyakit
yang di derita
keluarganya.

68
B. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam

tubuh.

2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan

metabolisme,efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak dekuat : anorexia, mual/muntah.

4. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons inflamasi

sistemik, mialgia, artralgia.

5. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

6. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan pola

hidup.

C. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1 Perubahan Tujuan : setelah 1. Memeriksa 1. Memantau
perfusi dilakukan tanda-tanda perkembangan
jaringan perawatan dalam vital. tekanan darah
berhubungan waktu 4x24 jam dan perubahan
dengan tidak pada tekanan
penurunan terjadipenurunan nadi. Hipotensi
komponen tingkat kesadaran akan berkembang
seluler yang dan dapat bersamaan
di perlukan mempertahankan dengan kuman
untuk cardiac output yang menyerang
pengiriman secara adekuat darah.
oksigen dan guna meningkatkan 2. Catat adanya 2. Keluhan pusing
nutrient perfusi jaringan. keluhan merupakan
dalam tubuh. pusing. manifestasi
penurunan suplai

69
Kriteria hasil : darah ke jaringan
 Tanda-tanda otak.
vital normal 3. Kurangi 3. Respons valsava
 Klien tidak aktivitas yang akan
mengeluh merangsang meningkatkan
pusing timbulnya beban jantung
 Klien tidak respons sehingga akan
gelisah valsava/ menurunkan
 Tidak terdapat aktivitas. curah jantung ke
sianosis otak.
 Kulit segar 4. Tingkatkan 4. Menurunkan
 Hemoglobin tirah baring. beban kerja
normal miokard dan
konsumsi
 Akral hangat
oksigen,
 Conjungtiva
memaksimalkan
ananemis
efektifitas dari
 Mukosa bibir
perfusi jaringan.
tampak lembab
5. Observasi 5. Bukti aktual
 Hasil perubahan terhadap
pemeriksaan sensori dan penurunan aliran
DDR (-) tingkat darah ke jaringan
kesadaran serebral adalah
pasien yang adanya perubahan
menunjukan respons sensori
penurunan dan penurunan
perfusi otak tingkat kesadaran
(gelisah, pada fase akut.
confuse/bingu Adanya
ng, apatis, kegagalan harus
somnolen). dilakukan
monitoring ketat.
6. Kolaborasi 6. Jalur yang paten
Pemberian penting untuk
transfusi darah pemenuhan lisis
PRC (packed darah sebagai
red cells). intervensi
kedaruratan.

70
2 Hipertermi Tujuan : Setelah 1. Evaluasi TTV 1. Sebagai
berhubungan dilakukan pada setiap pengawasan
dengan perawatan dalam pergantian sif terhadap adanya
peningkatan waktu 4x24 atau setiap ada perubahan
metabolisme, jamterjadi keluhan dari keadaan umum
efek langsung penurunan suhu klien. klien sehingga
sirkulasi tubuh dan panas dapat dilakukan
kuman pada tidak berulang. penanganan dan
hipotalamus. perawatan secara
Kriteria hasil : cepat dan tepat.
 Pada palpasi 2. Anjurkan klien 2. Dengan baju
tubuh teraba untuk yang tipis dan
tidak panas memakaikan menyerap
 Suhu tubuh pakaian yang keringat
normal tipis dan dapat diharapkan klien
 Mukosa bibir menyerap tidak gerah dan
lembab keringat. panas tubuh akan
 DDR (-) turun.
 Klien tidak 3. Anjurkan 3. Pemberian
gelisah memberikan selimut
 Klien mampu selimut bila digunakan untuk
menjelaskan menggigil. mengurangi
kembali ketidak
pendidikan nyamanan pada
kesehatan yang saat demam dan
diberikan. menggigil
 Klien mampu sebagai respon
termotivasi sekunder dari
untuk hipertermi.
melaksanakan 4. Beri kompres 4. Terjadi
penjelasan yang dengan air vasodilatasi
telah diberikan. hangat - hangat pembuluh darah,
kuku pada sehingga terjadi
aksila, lipat penguapan
paha, dan (evaporasi).
temporal bila
terjadi panas.
5. Berikan klien 5. Dengan banyak
banyak minum minum dapat
2000-3000 menggantikan
cc/hari. cairan yang
hilang.
6. Kolaborasi 6. Pemberian cairan
untuk infus dapat
pemberian mencegah
cairan infus. terjadinya
kekurangan
cairan serta untuk

71
mengganti
cairang tubuh
yang hilang.
7. Kolaborasi 7. Anti piretik dapat
untuk merangsang
pemberian hipotalamus
antipiretik, anti untuk
malaria, dan menurunkan suhu
anti biotik. tubuh, pemberian
anti malaria dapat
membunuh
parasit/plasmodiu
m penyebab
malaria,
antibiotik untuk
mengatasi
infeksi.
8. Atur 8. Kondisi ruang
lingkungan kamar yang tidak
yang konduksif. panas, tidak
bising, dan
sedikit
pengunjung
memberi
efektivitas
terhadap proses
penyembuhan.

3 Resiko Tujuan : Setelah 1. Kaji 1. Tingkat


ketidakseimb dilakukan pengetahuan pengetahuan
angan nutrisi perawatan dalam klien tentang dipengaruhi oleh
kurang dari waktu 5x24 jam intake nutrisi. kondisi sosial
kebutuhan kliendapat ekonomi klien.
tubuh mempertahankan Perawat
berhubungan kebutuhan nutrisi mengunakan
dengan intake yang adekuat. pendekatan yang
yang tidak sesuai dengan
dekuat: Kriteria hasil : kondisi individu
anorexia,  Berat badan klien klien. Dengan
mual/muntah. normal seimbang mengetahui
dengan tinggi tingkat
badan pengetahuan
 Klien mampu tersebut, perawat
menghabiskan dapat lebih
porsi makan terarah dalam
yang disajikan memberikan
 Keadaan umum pendidikan yang
klien membaik sesuai dengan

72
 Mual, muntah pengetahuan
berkurang klien secara
 Mukosa bibir efisien dan
tampak lembab efektif.
2. Anjurkan klien 2. Untuk
agar makan mengurangi
makanan dalam perasaan pahit
keadaan hangat. pada lidah.
3. Anjurkan klien 3. Untuk
untuk makan mengurangi
makanan lunak perasaan tegang
dalam porsi pada lambung
kecil tapi sering sehingga tidak
terjadi mual dan
muntah.
4. Diskusikan 4. Dapat
makanan yang meningkatkkan
disukai klien masukan
dan masukan makanan klien.
dalam diet
murni.
5. Kolaborasi 5. Anti emetik dapat
pemberian obat mengurangi mual
anti emetik dan muntah.
6. Monitor 6. Penimbangan
perkembangan berat badan
berat badan. dilakukan sebagai
evaluasi terhadap
intervensi yang
diberikan.
4 Nyeri dan Tujuan : Setelah 1. Jelaskan dan 1. Pendekatan
ketidaknyam dilakukan bantu klien dengan
anan perawatan dalam dengan menggunakan
berhubungan waktu 4x24 jam tindakan relaksasi dan
dengan terjadi penurunan pereda nyeri nonfarmakologi
respons keluhan nyeri dan nonfarmakolo lainya telah
inflamasi ketidaknyamanan. gi dan menunjukan
sistemik, noninvasif. keefektifan dalam
mialgia, Kriteria hasil : mengurangi
artralgia.  Secara subjektif nyeri.
melaporkan nyeri 2. Istirahatkan 2. Istirahat secara
berkurang atau klien pada saat fisiologis akan
dapat diadaptasi nyeri muncul. menurunkan
 Skala nyeri 0-1 kebutuhan
(1-4). Dapat oksigen yang
mengidentifikasi diperlukan untuk
aktivitas yang memenuhi
meningkatkan kebutuhan

73
atau menurunkan metabolisme
nyeri basal.
 Klien tidak 3. Ajarkan teknik 3. Meningkatkan
gelisah relaksasi intake oksigen
pernafasan sehingga akan
dalam pada menurunkan
saat nyeri nyeri sekunder
muncul. dari iskemia
spina.
4. Manajemen 4. Lingkungan yang
lingkungan, tenang akan
Lingkungan menurunkan
yang tenang, stimulus nyeri
batasi eksternal dan
pengunjung, pembatasan
istirahatkan pengunjung akan
klien. membantu
meningkatkan
kondisi oksigen
ruangan yang
akan berkurang
apabila banyak
pengunjung yang
berada di
ruangan. Istirahat
akanmenurunkan
kebutuhan
oksigen jaringan
perifer.
5. Tingkatkan 5. Pengetahuan
pengetahuan mengenai hal
tentang sebab- yang akan di
sebab nyeri. rasakan
membantu
mengurangi
nyerinya dan
dapat membantu
mengembangkan
kepatuhan klien
terhadap rencana
terapeutik.

5 Gangguan Tujuan : Setelah 1. Observasi 1. Untuk


aktivitas dilakukan respons klien mengidentifikasi
berhubungan perawatan dalam terhadap indikasi
dengan 5x24jam klien aktivitas. kemajuan atau
kelemahan dapat melakukan penyimpangan

74
fisik. aktivitas sesuai dari hasil yang
dengan diharapkan.
kemampuanya.
2. Awasi tanda – 2. Agar mengetahui
Kriteria hasil : tanda vital perubahan
 Klien mampu selama dan kelemahan dan
melakukan sesudah kekuatan pada
aktivitas sendiri aktivitas. pasien.
 Badan klien tidak
lemah lagi dan 3. Tingkatkan 3. Tirah baring
kekuatan otot tirah baring. meningkatkan
membaik istirahat dan
 Tanda-tanda vital ketenangan klien
dalam batas serta menyediakan
normal energi yang
digunakan untuk
penyembuhan.
4. Atur posisi 4. Agar klien bisa
pasien beristirahat dan
senyaman memulihkan
mungkin kesehatan.
5. Berikan 5. Membantu klien
bantuan dalam bila perlu, untuk
aktivitas sehari- meninggkatkan
hari bila perlu. kepercayaan diri
bila klien dapat
melakukan
aktivitas sendiri.
6. Libatkan 6. Membangun
keluarga dalam hubungan yang
pemenuhan kooperatif antara
kebutuhan perawat dan
klien. keluaraga.

6 Resiko Tujuan : Setelah 1. Beri 1. Klien dan


penularan dilakukan penjelasan keluarga dapat
penyakit perawatan dalam tentang apa itu menjelaskan
malaria waktu 3x24 penyakit kembali dan
berhubungan jampenularan malaria, cara menentukan
dengan penyakit malaria penularan pencegahan
kurang tidak terjadi. penyakit penyakit malaria
pengetahuan malaria dan secara dini.
tentang Kriteria hasil : pencegahanya.
penyakit  Klien dan 2. Anjurkan 2. Dengan
malaria, keluarga dapat keluarga dan lingkungan yang
kebersihan menjelaskan klien untuk bersih dan
lingkungan kembali apa itu memelihara nyaman nyamuk
dan pola penyakit malaria dan tidak akan

75
hidup. dan cara meningkatkan berkembang biak.
penularan kebersihan diri
penyakit dan
malaria. lingkunganya.
3. Anjurkan klien 3. Akan mencegah
 Klien dan dan keluarga terjadi penularan.
Keluarga dapat untuk
menyebutkan membasmi
cara pencegahan sarang nyamuk
malaria. atau tempat
berkembang
biak nyamuk.

D. Implementasi Keperawatan

Tabel 3.6 Implementasi Keperawatan


N Tanggal/ Diagnosa Implementasi Respon hasil Paraf
o Jam keperawatan
1 18/03/2019 Perubahan 1. Memeriksa tanda- 1. TTV : Irma R
11.00 perfusi jaringan tanda vital dan TD : 110/70 mmHg
WITA berhubungan menanyakan Nadi : 90 x/menit
dengan keluhan klien. RR : 22 x/menit
penurunan Suhu : 37 0C
komponen Klien mengatakan
seluler yang di tubuhnya sering
perlukan untuk merasakan panas
pengiriman dan berkeringat.
oksigen dan Malam tadi tubuh
nutrient dalam klien terasa panas
tubuh. klien menjadi susah
untuk tidur, seluruh
tubuh dirasakan
pegal-pegal dan
terasa nyeri pada
persendian dan otot
skala nyeri 3 (1-5).
2. Menanyakan 2. Klien mengeluh
adanya keluhan kepalanya terasa
pusing. pusing.
3. Menyarankan 3. Klien mau
kepada klien untuk mendengarkan
mengurangi anjuran perawat
aktivitas yang dan klien hanya
merangsang beristirahat
timbulnya respon ditempat tidur.
valsava/aktivitas.

76
4. Menganjurkan 4. Klien mau
klien untuk mendengarkan
meningkatkan tirah anjuran perawat
baring. dan klien tidur
dengan satu bantal.
5. Klien tampak
5. Observasi gelisah.
perubahan sensori
dan tingkat
kesadaran pasien
yang menunjukan
penurunan perfusi
otak (gelisah,
confuse/bingung,
apatis, somnolen).
6. Transfusi darah
6. Memantau tetesan telah diberikan.
transfusi darah. Pada pukul 10.00
(Pemberian WIB. Sebelum
transfusi darah tranfusi darah
PRC (packed red terlebih dahulu
cells). diberikan, NaCl,
dexamethasone,
Dhipinehidramine.
Dengan tetesan 30
gtt/menit. Transfusi
darah PRC habis
pukul 13.00 WIB
langsung ganti
dengan NaCL
dengan tetesan 20
gtt/menit.

2 18/03/2019 Hipertermi 1. Menganjurkan 1. Klien mengatakan


11.30 berhubungan klien untuk iya bila tubuhnya
WITA dengan menggunakan terasa panas klien
peningkatan pakaian yang tipis akan menggunkan Irma R
metabolisme, dan dapat pakaian yang tipis
efek langsung menyerap keringat dan menyerap
sirkulasi kuman bila tubuh terasa keringat.
pada panas.
hipotalamus. 2. Klien mengatakan
iya bila tubuh
2. Menganjurkan kedinginan atau
klien untuk menggigil klien
menggunakan akan menggunakan
selimut bila tiba- selimut.
tiba tubuh menjadi

77
dingin dan 3. Klien mengatakan
menggigil. iya klien akan
melakukan kompres
3. Menganjurkan dengan air hangat
klien untuk bila tubuhnya nanti
melakukan terasa panas.
kompres air hangat
bila tubuh terasa 4. Klien mengatakan
panas. iya klien akan
banyak-banyak
minum
4. Menganjurkan
klien untuk banyak
minum 2000- 5. Cairan infus telah
3000cc/hari / 9 di berikan
gelas/hari. berdasarkan terapi
yaitu RL dan D5%
5. Melaksanakan dengan tetesan 20
pemberian cairan gtt/menit.
infus.
6. Klien mengatakan
klien akan
meminum obatnya
tepat waktu sesuai
6. Melaksanakan instruksi yang telah
pemberian obat diberikan obat klien
antipiretik, anti pada hari ini yaitu
malaria, dan anti malarex 4-(4)-2,
biotik paracetamol 3x1,
cefotaxime 2x1.

3 18/03/2019 Resiko 1. Mengkaji 1. Klien mengatakan


12.00 ketidakseimbang pengetahuan klien makanan yang
WITA an nutrisi kurang tentang intake sehat terdiri dari
dari kebutuhan nutrisi. empat sehat lima Irma R
tubuh sempurna, yang
berhubungan mengandung
dengan intake karbohidrat,
yang tidak protein, lemak,
dekuat: vitamin, mineral
anorexia, dan air yang cukup.
mual/muntah. Minum sebanyak 8
gelas/hari,makan
secara teratur
3x/hari. Klien
membeli makanan
tambahan yang
dibeli diluar seperti

78
buah,roti dan
khasiat sari kurma
(untuk
menyembuhkan
anemia) yang
dialami Ny. T.

2. Menganjurkan 2. Klien langsung


klien agar makan memakan makanan
makanan dalam yang telah diantar
keadaan hangat. oleh ahli gizi
(makan siang).

3. Menganjurkan 3. Klien terlihat hanya


klien untuk makan menghabiskan 3
makanan lunak sendok makan.
dalam porsi kecil mual (+), muntah (-
tapi sering. ), lidah terasa pahit
nyeri pada uluh
hati.

4. Diskusikan 4. Klien mengatakan


makanan yang selera makan bubur
disukai klien dan ayam. Dan sudah
masukan dalam diberikan oleh
diet murni. keluarga namun
klien hanya makan
2 sendok. Dengan
alasan keluhan
yang sama lidah
terasa pahit, nyeri
pada uluh hati,
mual (+), muntah (-
).

5. Klien sudah
5. Melaksanakan meminum obat
pemberian obat sesuai dengan
anti emetik. instruksi dokter.
Vometa 3x1 PO
untuk mengurangi
mual,omeparazole
untuk menghambat
produksi asam
lambung 1x1,
dexanta sirup 3x1
untuk menetralkan
asam lambung.

79
Neorodex sebagai
multivitamin B1,B6
dan B12 pemberian
2x1 PO.

6. Berat badan klien


6. Memonitor 49 kg.
perkembangan
berat badan klien.

4 18/03/2019 Nyeri dan 1. Menjelaskan dan 1. Klien mau untuk


13.15 ketidaknyamana membantu klien melakukan saran
WITA n berhubungan dengan tindakan perawat dengan
dengan respons pereda nyeri meredakan nyeri Irma R
inflamasi nonfarmakologi secara alami tanpa
sistemik, dan noninvasif. dengan
mialgia, menggunakan obat
artralgia. pereda nyeri.

2. Mengajarkan 2. Klien mengerti dan


teknik manajemen paham cara
nyeri keperawatan, meredakan nyeri
dengan yaitu dengan
menganjurkan beristirahat saat
klien beristirahat nyeri muncul,
bila merasakan menarik nafas
nyeri, mengajarkan dalam pada saat
teknik relaksasi terasa nyeri, dan
pernafasan dalam mengatur
pada saat nyeri kenyamanan tubuh
muncul, dan dan lingkungan.
mengatur
kenyamanan dan
lingkungan klien
seperti membatasi
pengunjung untuk
tidak terlalu ramai
demi kenyamanan
klien.
3. Ny. T mengerti
3. Meningkatkan dengan apa
pengetahuan klien penyakit yang di
tentang sebab- alaminya tubuhnya
sebab nyeri terasa sakit dan
mengapa Ny. T pegal-pegal
bisa terasa sakit disebabkan parasit
pada sendi dan malaria yang
tulang, dan juga terdapat dalam

80
pada otot, seluruh tubuhnya sehingga
tubuh terasa pegal- menimbulkan
pegal itu semua gejala.
karena penyakit
yang Ny. T alami
yaitu malaria
keluhan tersebut
merupakan respon
dari proses
penyakit malaria.

5 18/03/2019 Gangguan 1. Mengobservasi 1. Klien mengatakan


13.30 aktivitas respons klien apabila dibawa
WITA berhubungan terhadap aktivitas. duduk/ berdiri
dengan seperti ingin Irma R
kelemahan fisik. kekamar mandi
kepala terasa
pusing. Jadi klien
hanya berbaring
ditempat tidur.

2. Mengawasi tanda- 2. Klien mengatakan


tanda vital selama apabila setelah di
dan sesudah bawa duduk atau
aktivitas. beraktivitas seperti
kekamar mandi
denyut jantung
berdebar-debar
cepat dan kuat.
Namun sebaliknya
bila di bawa tiduran
atau istirahat
denyut jantung
normal.

3. Menganjurkan 3. Klien mau


klien untuk menerima saran
meningkatkan tirah perawat klien tidur
baring. untuk beristirahat.

4. Klien tidur dengan


4. Mengatur posisi satu bantal, dan
klien senyaman menggunakan
mungkin. selimut.

5. Membantu klien
5. Memberikan saat klien mau

81
bantuan dalam kekamar mandi.
aktivitas sehari-
hari bila perlu.
6. Keluarga menerima
6. Memberitahukan saran perawat,
keluarga untuk setiap kebutuhan
membantu dalam dan aktivitas klien
memenuhi di bantu oleh
kebutuhan klien keluarga seperti
dan memberikan membantu
bantuan dalam mengantar klien
aktivitas klien. untuk kekamar
mandi, membantu
untuk menyuapi
makanan,
membantu
memenuhi
kebutuhan
kebersihan tubuh
klien seperti
mengelap tubuh
klien.

1 19/03/2019 Hipertermi 1. Memeriksa tanda- 1. TTV :


08.30 berhubungan tanda vital dan TD : 110/70
WITA dengan menanyakan Nadi : 84 x/menit
peningkatan keluhan klien. RR : 20 x/menit Irma R
metabolisme, Suhu : 380C
efek langsung Mukosa bibir
sirkulasi kuman tampak kering,
pada conjungtiva
hipotalamus. anemis.
Klien mengeluh
malam tadi tidur
pukul 24.00
WITA dan
terbangun jam
03.00 WITA pagi
klien terbangun
karena tubuh
berkeringat
sampai baju klien
basah, sendi dan
otot terasa sakit
skalanyeri 3(1-5),
tubuh terassa
pegal dan tubuh
terasa panas, dan

82
dianjurkan oleh
perawat untuk
melakukan
kompres air
hangat dan
meminum
paracetamol
namun panas
tubuh tidak
kunjung turun .

2. Menganjurkan 2. Klien mengganti


klien untuk pakaian dengan
menggunakan dibantu keluarga
pakaian yang tipis menggunakan
dan dapat pakaian yang tipis
menyerap keringat. dan menyerap
keringat.
3. Klien
3. Menganjurkan mengangguk
klien untuk tanda menyetujui
menggunakan dan menerima
selimut bila tubuh saran perawat bila
tiba-tiba terasa tubuh menggigil
dingin/menggigil. gunakan selimut.

4. Keluarga ikut
berpartisipasi
4. Menganjurkan dalam perawatan
keluarga untuk klien dan
memberi kompres memberikan
air hangat pada kompres pada
aksila, lipat paha, daerah yang di
dan temporal pada anjurkan.
klien agar panas
klien turun. 5. Klien menerima
saran perawat dan
5. Menganjurkan akan banyak
klien banyak minum. Keluarga
minum 2000-3000 meletakan air
cc/hari. minum yang
diisikan kedalam
botol dan
diletakan
disamping tubuh
klien. Bila
sewaktu-waktu
klien ingin minum

83
mudah untuk
dijangkau.

6. Cairan infus sudah


diberikan yaitu
RL dengan tetesan
6. Melaksanakan 20 gtt/menit.
pemberian cairan
infus. 7. Klien telah
melakukan minum
obat sesuai
7. Melaksanakanpem dengan terapi
berian antipiretik, yang diberikan
anti malaria dan yaitu meminum
anti biotik. paracetamol 3x1
sebagai anti
piretik PO,
malarex 4-4-(2)
PO sebagai anti
malaria,
cefotaxime vial IV
diberikan 2x1 oleh
perawat pada
pukul 18.00-06.00
sebagai anti
biotik.

8. Mengantikan
laken dan sarung
bantal klien,
8. Mengatur menghidupkan
lingkungan yang kipas angin,
kondusif. membatasi
pengunjung. Dan
menganjurkan
keluarga untuk
mengganti
kompres dengan
yang hangat
kembali bila
sudah terasa
dingin.

2 19/03/2019 Nyeri dan 1. Menganjurkan 1. Keluarga


09.00 ketidaknyamana klien untuk langsung
WITA n berhubungan meredakan nyeri memberikan
dengan respons pada sendi dan bantuan kepada Irma R

84
inflamasi otot, pegal-pegal klien dengan
sistemik, pada tubuh dengan melakukan
mialgia, tindakan pereda pemijatan pada
artralgia. nyeri tubuh klien dan
nonfarmakologi kompres air
dengan melakukan hangat masih
pemijatan/masase. dilanjutkan.

2. Klien menerima
2. Menganjurkan saran perawat dan
klien untuk langsung
memperagakan memperagakan.
teknik manajemen
nyeri keperawatan
yang telah
diajarkan, untuk
beristirahat bila
nyeri muncul,
teknik relaksasi
pernafasan dalam.

3 19/03/2019 Resiko 2. Menganjurkan 2. Keluarga


09.15 ketidakseimbang klien untuk makan langsung
WITA an nutrisi kurang makanan dalam memberikan klien
dari kebutuhan keadaan hangat. makan, menyuapi Irma R
tubuh klien.
berhubungan 3. Menganjurkan
dengan intake klien untuk makan 3. Klien terlihat
yang tidak makanan lunak hanya
dekuat: dalam porsi kecil menghabiskan 4
anorexia, tapi sering. sendok makan,
mual/muntah. klien mengeluh
merasa tidak enak
diperut, merasa
4. Mendiskusikan mual, lidah terasa
makanan yang pahit, dan tersa
disukai klien dan nyeri pada uluh
masukan dalam hati.
diet murni.
4. Klien mengatakan
5. Melaksanakan tidak berselera
pemberian obat makan.
anti emetik.
5. Klien telah
meminum obat
sesuai dengan
terapi yang di
berikan yaitu :

85
vometa 3x1 untuk
mengurangi mual,
omeparazole 1x1
PO untuk
menghabat
produksi asam
lambung, dexanta
sirup 3x1 sebagai
penetral asam
lambung,
neorodex 2x1 PO
sebagai
multivitamin
B1,B6,B12.

4 19/03/2019 Gangguan 1. Mengobservasi 1. Klien mengatakan


11.00 aktivitas respons klien apabila diibawa
WITA berhubungan terhadap aktivitas. duduk ataupun
dengan berdiri kepala Irma R
kelemahan fisik. terasa pusing.
2. Membantu klien 2. Klien mau
untuk mendengarkan
meningkatkan tirah saran perawat dan
baring, untuk klien tidur dengan
memenuhi 1 bantal.
kebutuhan istirahat
dan tidur klien. 3. Merapikan tempat
tidur klien,
3. Mengatur posisi menghidupkan
pasien senyaman kipas angin.
mungkin.
4. Slalu mengontrol
4. Memberikan keadaan klien dan
bantuan kepada membantu klien
klien dalam bila klien meminta
aktivitas sehari- pertolongan.
hari.
5. Keluaga siap
membantu setiap
5. Memberitahu aktivitas klien.
keluarga untuk
membantu
memenuhi
keperluan dan
aktivitas klien.

5 19/03/2019 Perubahan 1. Memeriksa tanda- 1. TTV :


12.00 perfusi jaringan tanda vital TD : 110/70

86
WITA berhubungan kliendan mmHg
dengan menanyakan Nadi : 90 x/menit Irma R
penurunan keluhan pasien. RR : 20 x/menit
komponen Suhu : 370C
seluler yang di Klien mengatakan
perlukan untuk setelah dilakukan
pengiriman kompres dan
oksigen dan meminum
nutrient dalam paracetamol panas
tubuh. pada tubuh
dirasakan turun.

2. Klien mengeluh
2. Mencatat adanya kepalanya terasa
keluhan pusing. pusing apalagi bila
dibawa berdiri atau
duduk.

3. Klien menerima
3. Menganjurkan saran perawat dan
klien untuk klien hanya
banyak-banyak berbaring ditempat
beristirahat dan tidur untuk
kurangi aktivitas. beristirahat.

4. Klien menerima
4. Menganjurkan saran perawat klien
klien untuk sangat ingin untuk
meningkatkan tirah tidur namun susah
baring dan banyak- sekali.
banyak
beristirahat. 5. Klien tampak
gelisah.
5. Mengobservasi
perubahan sensori
dan tingkat 6. Transfusi darah
kesadaran klien. PRC telah di
berikan pada pukul
6. Melaksanakan 13.00 WIB,
pemberian sebelum di beri
transfusi darah transfusi terlebih
PRC. dahulu telah
diberikan NaCl,
dexamethasone,
Dhipinehidramine.
Dengan tetesan
transfusi 30
gtt/menit.

87
Transfusi selesai
pukul 16.00 WITA
dan langsung
digantikan dengan
NaCL dengan 20
gtt/menit.

1 20/03/2019 Hipertermi 1. Memeriksa tanda- 1. TTV:


08.30 berhubungan tanda vital dan TD : 110/70 Mmhg
WITA dengan menanyakan Nadi : 90 X/Menit
peningkatan keluhan klien. RR : 20 X/Menit Irma R
0
metabolisme, Suhu : 37 C
efek langsung Klien mengeluh
sirkulasi kuman malam tadi klien
pada susah untuk tidur
hipotalamus. klien tidur jam 1
dan terbangun jam
3 dan tidak bisa
tidur lagi sampai
sekarang,
dikarenakan tubuh
klien terasa panas,
selalu berkeringat
hingga pakaian
yang klien gunakan
lembab. tubuh klien
dirasakan pegal-
pegal dan terasa
nyeri pada
persendian dan otot
skala nyeri 3 (1-5).

2. Menganjurkan 2. Klien setuju dengan


klien bila tubuh saran perawat, dan
terasa panas dihari- klien mengatakan
hari berikutnya malam tadi klien
gunakan pakaian telah menggunakan
yang tipis dan pakaian yang tipis
menyerap keringat. dan menyerap
keringat namun
tetap juga tubuh
terasa panas dan
berkeringat hingga
pakaian menjadi
lembab.

3. Menganjurkan 3. Klien mengatakan


klien untuk bila malam tadi telah

88
tubuh terasa panas dikompres dengan
lakukan kompres menggunakan air
dengan air hangat. hangat. Setelah
beberapa jam
setelah
pengompresan
panas dirasakan
turun.

4. Menganjurkan 4. Klien mengatakan


klien banyak iya klien akan
minum 2000-3000 banyak-banyak
cc/hari atau minum.
sebanyak 9
gelas/hari.
5. Infus yang
5. Melaksanakan terpasang RL
pemberian cairan dengan tetesan 20
infus. gtt/menit.

6. Klien mengatakan
6. Melaksanakan akan meminum
pemberian obat obat yang dii
antipiretik, anti berikan tepat waktu
malaria, dan dan rutin
antibiotik. paracetamol 3x1
PO sebagai anti
piretik, cefotaxime
vial IV 2x1
diberikan oleh
perawat pukul
06.00 dan 18.00
sebagai anti biotik.
clobazam 1x1
diminum sebelum
tidur malam nanti
sebagai obat
penenang agar bisa
tidur.

7. Merapikan tempat
7. Mengatur tidur klien,
lingkungan yang menghidupkan
konduksif. kipas angin,
membatasi
pengunjung.

89
2 20/03/2019 Nyeri dan 1. Mebantu klien 1. Klien dan kluarga
09.00 ketidaknyamana dengan tindakan mengerti dengan
WITA n berhubungan pereda nyeri non apa yang dikatakan
dengan respons farmakologi dan perawat keluarga Irma R
inflamasi invansif seperti langsung
sistemik, melakukan mengoleskan
mialgia, masase/pemijatan minyak kayu putih
artralgia. pada seluruh tubuh pada tubuh klien
klien atau dengan dan klien meminta
mengoleskan untuk dilakukan
minyak kayu putih pengerikan. Dan
pada tubuh klien. kluargapun
melakukan
permintaan klien.
3 20/03/2019 Resiko 2. Menganjurkan 2. Keluarga langsung
09.30 ketidakseimbang klien untuk makan memberikan klien
WITA an nutrisi kurang makanan dalam makan, klien makan
dari kebutuhan keadaan hangat. masih dibantu Irma R
tubuh disuapi oleh
berhubungan keluarga.
dengan intake
yang tidak 3. Menganjurkan 3. Klien terlihat dapat
dekuat: klien untuk makan menghabiskan 6
anorexia, makanan lunak sendok makan ¼
mual/muntah. dalam porsi kecil bagian dari
tapi sering. makanan yang
diberikan.

4. Diskusikan 4. Klien mengatakan


makanan yang klien selera bubur
disukai klien dan kacang hijau, lalu
masukan dalam meminta keluarga
diet murni. untuk membeli
bubur kacang hijau,
klien terlihat
menghabiskan 4
sendok bubur
kacang hijau, klien
mengeluh perutnya
terasa mual dan
terasa nyeri pada
uluh hati.

5. Klien meminum
5. Melaksanakan obat rutin sesuai
pemberian obat dengan terapi yang
antiemetik dan diberikan
multivitamin. omeparazole 1x1

90
PO sebagai
penghambat
produksi asam
lambung, dexanta
sirup 3x1 PO
sebagai penetral
asam lambung,
domperidon 3x1
PO sebagai obat
anti emetik,
neorodex 2x1 PO
sebagai
multivitamin
B1,B6,B12.

4 20/03/2019 Gangguan 1. Mengobservasi 1. Klien mengatakan


10.00 aktivitas respon klien klien sudah bisa
WITA berhubungan terhadap aktivitas. duduk apabila
dengan duduk di atas Irma R
kelemahan fisik. tempat tidur kepala
klien sudah tidak
merasa pusing lagi,
tapi klo dibawa
berjalan seperti ke
kamar mandi
kepala menjadi
pusing.

2. Mengatur posisi 2. Meletakan bantal


pasien senyaman sebagai sandaran
mungkin. dibelakang tubuh
klien agar klien
dapat tahan lama
untuk duduk.

3. Memberikan 3. Klien mengatakan


bantuan dalam senang
aktivitas sehari- mendapatkan
hari klien bila bantuan dari
perlu. perawat setiap hal
yang dibutuhkan
dapat minta tolong
kepada perawat dan
merasa
diperhatikan.
4. eluarga bersedia
4. Menganjurkan membantu setiap
keluarga untuk aktivitas klien dan

91
membatu setiap memenuhi
aktivitas yang kebutuhanya.
dibutuhkan klien.
5 20/03/2019 Perubahan 1. Memeriksa tanda- 1. TTV :
11.00 perfusi jaringan tanda vital klien TD : 110/70
WITA berhubungan dan keluhan klien. mmHg
dengan Nadi : 82 x/menit Irma R
penurunan RR : 20 x/menit
komponen Suhu : 370C
seluler yang di Klien mengatakan
perlukan untuk tubuhnya sudah
pengiriman merasa lebih
oksigen dan enakan, nyeri terasa
nutrient dalam berkurang setelah
tubuh. diberi minyak kayu
putih dan dikerik
skala nyeri 1 (1-5).

2. Mencatat adanya 2. Klien mengatakan


keluhan pusing. apabila dibawa
duduk atau tidur
kepalanya tidak
terasa pusing
namun bila dibawa
berjalan atau berdiri
kepala terasa
pusing.

3. Menganjurkan 3. Klien menerima


klien untuk saran dari perawat
mengurangi klien mengatakan
aktivitas yang akan beristirahat.
merangsang
timbulnya respon
valsava/aktivitas.
4. Klien mengatakan
4. Menganjurkan klien ingin sekali
klien untuk bisa tidur namun
meningkatkan tirah sulit.
baring.
5. Klien tampak
gelisah.
5. Mengobservasi
perubahan sensori
dan tingkat
kesadaran klien. 6. Transfusi darah
telah di
6. Melaksanakan berikanpada pukul

92
pemberian PRC 12.00 WITA,
sebelum trasfusi
diberikan terlebih
dahulu diberikan
NaCl,
dexamethasone,
Dhipinehidramine.
Dengan tetesan
transfusi 30
gtt/menit.
Transfusi selesai
pukul 14.15 WITA
dan langsung
digantikan dengan
NaCL dengan 20
gtt/menit.

6 20/03/2019 Resiko 1. Memberikan 1. Klien dan keluarga


13.00 penularan pendidikan mendengarkan
WITA penyakit malaria kesehatan tentang penjelasan perawat
berhubungan apa itu malaria, tentang penyakit Irma R
dengan kurang bagaimana cara yang dideritanya
pengetahuan penularan malaria, dengan baikdan
tentang penyakit apa gejala malaria, mengangguk tanda
malaria, apa akibat penyakit mengerti.Klien dan
kebersihan malaria dan kluarga juga
lingkungan dan bagaimana mengajukan
pola hidup. pencegahan pertanyaaan apakah
malaria. Media penyakit malaria
yang digunakan menular melalui
berupa leaflet. semakan atau
seminum dengan
klien yang
menderita penyakit
malaria. Ketika
dievaluasi klien
dapat mengulang
kembali materi
yang telah
disampaikan.

1 21/03/2019 Perubahan 1. Memeriksa tanda- 1. TTV :


09.00 perfusi jaringan tanda vital. TD : 110/70 mmHg
WITA berhubungan Nadi :80 x/menit
dengan RR : 20 x/menit Irma R
penurunan Suhu : 370C
komponen Klien mengatakan
seluler yang di malam tadi setelah

93
perlukan untuk meminum obat
pengiriman clobazam sebelum
oksigen dan tidur klien bisa
nutrient dalam tidur dengan
tubuh. nyenyak dari jam
23.00- 05.00.
Tubuh klien masih
dirasakan sering
berkeringat namun
sudah tidak merasa
panas lagi. Dan
tubuh klien merasa
lebih enakan dan
tidak terasa sakit
lagi ataupun pegal-
pegal skala nyeri 0
(1-5).

2. Mencatat adanya 2. Klien mengatakan


keluhan pusing. kepalanya sudah
tidak merasa pusing
lagi baik duduk
ataupun berdiri
namun apabila
berjalan ke kamar
mandi masih
diperlukan bantuan
karena tubuh klien
masih merasa
lemah.

3. Menganjurkan 3. Klien mau


klien untuk sedikit mendengarkan
beraktivitas atau saran perawat dan
mengubah posisi klien langsung
seperti duduk mengubah
jangan bebaring posisinya dari tidur
terus. menjadi duduk
dengan bantal
disandarkan
dibelakang tubuh.

4. Klien tampak
4. Mengobservasi tenang namun
perubahan sensori lemah
dan tingkat (composmentis).
kesadaran klien.
5. Hasil labor klien

94
5. Memeriksa hasil pada tanggal
Labor 21/03/2019 yaitu 9
haemoglobin klien. gr/dl.
2 21/03/2019 Resiko 1. Menganjurkan 1. Klien langsung
09.30 ketidakseimbang klien untuk makan memakan makanan
WITA an nutrisi kurang makanan dalam yang telah
dari kebutuhan keadaan hangat. disediakan oleh ahli Rina f
tubuh gizi.
berhubungan
dengan intake 2. Menganjurkan 2. Klien terlihat
yang tidak klien untuk makan menghabiskan ¾
dekuat: makanan lunak makanan yang ada.
anorexia, dalam porsi kecil
mual/muntah. tapi sering.

3. Diskusikan 3. Klien mengatakan


makanan yang klien selera makan
disukai klien dan nasi dengan sayur
masukan dalam santan dan ikan
diet murni. sambal,
keluargapun
memberikan
makanan yang
diinginkan klien,
klien terlihat dapat
mengahabiskan 6
sendok makan.

4. Klien mengatakan
4. Melaksanakan akan meminum
pemberian obat obat yang diberika
anti emetik. tepat waktu dan
rutin obat yang
tersedia untuk hari
ini yaitu
omeparazole 1x1
PO sebagai
pengahambat
produksi asam
lambung,
donperidon 3x1 PO
sebagai anti emetik,
scopamin 3x1 PO
sebagai anti nyeri,
neorodex 2x1 PO
sebagai
multivitamin
B1,B6,B12,

95
cefotaxime vial IV
diberikan oleh
perawat 2x1 pada
pukul 06.00 WITA
dan 18.00 WITA
sebagai antibiotik
dan clobazam
diminum sebelum
tidur malam
nantisebagai obat
penenang.

5. Berat badan klien


5. Monitor tetap 49 kg.
perkembangan
berat badan.
3 21/03/2019 Gangguan 1. Mengobservasi 1. Klien mengatakan
10.15 aktivitas respons klien klo berjalan
WITA berhubungan terhadap aktivitas. seperti mau
dengan kekamar mandi Irma R
kelemahan fisik. masih diperlukan
bantuan walau
sudah tidak
merasa pusing lagi
ketika berjalan
namun tubuh
masih terasa
lemah .

4 21/03/2019 Resiko 1. Mengingatkan 1. Klien


11.00 penularan kembali kepada menyebutkan
WITA penyakit malaria klien dan keluarga malaria
berhubungan apa itu malaria, disebabkan oleh Irma R
dengan kurang bagaimana cara parasit
pengetahuan penularan malaria, (plasmodium)
tentang penyakit apa gejala malaria, ditularkan
malaria, apa akibat penyakit kemanusia
kebersihan malaria dan melalui gigitan
lingkungan dan bagaimana nyamuk. Gejala
pola hidup. pencegahan malaria dapat
malaria. berupa menggigil,
2. Menganjurkan tidak nafsu
keluarga dan klien makan, tubuh
untuk memelihara terasa panas dan
dan meningkatkan dapat
kebersihan diri dan mengakibatkan
lingkungan, karena anemia karena sel
dengan lingkungan darah merah

96
yang nyaman hancur dirusak
nyamuk tidak akan oleh parasit. Cara
berkembang biak. pencegahan
3. Mengajurkan klien malaria dengan
untuk membasmi menghindardari
sarang nyamuk gigitan nyamuk
atau tempat seperti tidur
perkembangbiakan menggunakan
nyamuk yang ada kelambu,
disekitar rumah menggunakan
pada saat pulang obat penolak
nantiseperti nyamuk,
menimbun menggunakan
genangan air, pakaian tertutup
jangan terlalu bila perlu,
banyak pakaian memasang kawat
yang kasa pada
bergantungan. ventilasi dan
membersihkan
sarang nyamuk
atau lingkungan.

2. Keluarga dan
klien mengangguk
tanda menyetujui
saran perawat dan
keluarga pun
tampak
membersihkan
lingkungan sekitar
tempat tidur klien.

3. Klien mengatakan
iya ketika pulang
nanti klien dan
keluarga akan
menjaga
kesehatan dan
kebersihan
lingkungan
dengan lebih baik
lagi agar terhidar
dari penyakit
malaria atau
penyakit lainya.

1 22/03/2019 Perubahan 1. Memeriksa tanda- 1. TTV

97
08.30 perfusi jaringan tanda vital dan TD :120/70
WITA berhubungan menanyakan mmHg
dengan keluhan klien. Nadi : 84 x/menit Irma R
penurunan RR : 20 x/menit
komponen Suhu : 370C
seluler yang di Klien mengatakan
perlukan untuk tubuhnya sudah
pengiriman merasa lebih baik
oksigen dan sudah tidak
nutrient dalam merasapegal-pegal
tubuh. lagi ataupun nyeri
pada sendi dan otot,
kepala sudah tidak
terasa pusing lagi.
Tubuh sudah tidak
terasa panas lagi
dan berkeringat
agak berkurang.
Malam tadi klien
nyenyak tidur klien
tidur dari jam 22.00
WITA-05.00WITA.
2 22/03/2019 Resiko 1. Menganjurkan 1. Klien langsung
09.00 ketidakseimbang klien untuk makan memakan makanan
WITA an nutrisi kurang makanan dalam yang telah disediakan
dari kebutuhan keadaan hangat. oleh ahli gizi. Irma R
tubuh 2. Menganjurkan 2. Klien tampak
berhubungan klien untuk makan menghabiskan
dengan intake makanan lunak seluruh makanan
yang tidak dalam porsi kecil yang disajikan oleh
dekuat: tapi sering. ahli gizi. Mual (-),
anorexia, muntah (-)
mual/muntah. 3. Mendikusikan
makanan yang 3. Klien mengatakan
disukai klien dan klien selera makan
masukan dalam bubur ayam, lalu
diet murni. keluargapun pergi
membelikan bubur
ayam untuk klien
dan terlihat klien
dapat
menghabiskan
semua bubur ayam
yang dibeli. Klien
mengatakan
perutnya sudah
merasa enakan
sekarang sudah

98
tidak ada rasa mual
ataupun nyeri pada
uluh hati.

4. Melaksanakanpem 4. Klien mengatakan


berian obat anti akan meminum
emetik. obat yang diberika
tepat waktu dan
rutin obat yang
tersedia untuk hari
ini yaitu
omeparazole 1x1
PO sebagai
pengahambat
produksi asam
lambung,
donperidon 3x1
PO sebagai anti
emetik, scopamin
3x1 PO sebagai
anti nyeri,
neorodex 2x1 PO
sebagai
multivitamin
B1,B6,B12,
cefotaxime vial IV
diberikan oleh
perawat 2x1 pada
pukul 06.00WITA
dan 18.00 WITA
sebagai antibiotik
dan clobazam
diminum sebelum
tidur malam nanti
sebagai obat
penenang.

5. Memonitor 5. Berat badan klien


perkembangan 49 kg, tinggi badan
berat badan klien. 155 cm.

3 22/03/2019 Gangguan 1. Mengobservasi 1. Klien mengatakan


10.00 aktivitas respons klien sudah bisa berjalan
WITA berhubungan terhadap aktivitas. kekamar mandi
dengan sendiri tanpa Irma R
kelemahan fisik. bantuan, makan
sendiri dan
mengganti pakaian

99
sendiri. Klien
mengatakan tubuh
klien sudah merasa
lebih kuat dan tidak
lemah lagi seperti
kemarin. (Klien
hari ini sudah boleh
pulang oleh dokter
dan melakukan
perawatan dirumah/
rawat jalan. Karena
keadaan klien
sudah tampak
membaik).
4 22/03/2019 Resiko 1. Mengingatkan 1. Klien dan keluarga
11.00 penularan kembali kepada mengatakan iya bila
WITA penyakit malaria klien bila pulang pulang kerumah
berhubungan nanti diharapkan nanti klien dan
dengan kurang dapat melakukan keluarga akan lebih
pengetahuan pencegahan dari menjaga
tentang penyakit gigitan nyamuk kesehatanya agar
malaria, seperti yang telah tidak mudah sakit.
kebersihan diajarkan, menjaga Klien akan
lingkungan dan kebersihan diri dan melakukan saran
pola hidup. lingkungan dan perawat akan
bila muncul tanda melakukan
dan gejala demam pencegahan
diharapkan terhadap penyakit
keluarga dan klien malaria dengan
dapat menerapkan menghindar dari
cara penatalaksaan gigitan nyamuk dan
seperti yang telah membrantas sarang
diajarkan. nyamuk dan lebih
menjaga kebersihan
lingkungan.
Keluarga
mengatakan
trimakasih telah
memberi
pengalaman dalam
merawat nanti
apabila dikemudian
hari ada yang sakit
insyaallah klien
akan menggunakan
cara-cara yang telah
diajarkan.

100
D. Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan
No Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf
1 21/03/2019 Perubahan perfusi S : Klien mengatakan Irma R
jaringan berhubungan sudah tidak merasakan
dengan penurunan sakit kepala lagi.
komponen O:
seluler yang di - TTV :
perlukan untuk TD : 100/70
pengiriman oksigen mmHg
dan nutrient dalam Nadi : 80
tubuh. x/menit
Pernafasan: 20
x/menit
Suhu : 370C
- Akral teraba hangat
- Kulit tampak segar
- Haemoglobin 9
Gr/dl
- Conjungtiva
ananemis

A : Masalah perubahan
perfusi jaringan
berhubungan dengan
penurunan komponen
seluler yang di
perlukan untuk
pengiriman oksigen
dan nutrient dalam
tubuh dapat teratasi.

P : Intervensi dihentikan.
2 21/03/2019 Hipertermia S : Klien mengatakan Irma R
berhubungan dengan malam tadi setelah
peningkatan meminum obat
metabolisme, clobazam sebelum tidur
efek langsung klien bisa tidur dengan
sirkulasi kuman pada nyenyak dari jam
hipotalamus. 23.00- 05.00. Tubuh
klien masih dirasakan
sering berkeringat
namun sudah tidak
merasa panas lagi.
O:
- TTV :
TD : 100/70

101
mmHg
Nadi : 80
x/menit
Pernafasan: 20
x/menit
Suhu : 370C
- Pada palpasi tidak
panas lagi
- Mukosa bibir
terlihat lembab

A : Masalah hipertermi
berhubungan dengan
peningkatan
metabolisme, dehidrasi,
efek langsung sirkulasi
kuman pada
hipotalamus dapat
teratasi.

P : Intervensi dihentikan

3 22/03/2019 Resiko S : Klien mengatakan Irma R


ketidakseimbangan perutnya sudah merasa
nutrisi kurang dari enakan sekarang sudah
kebutuhan tubuh tidak ada rasa mual
berhubungan dengan ataupun nyeri pada
intake yang tidak uluh hati.
dekuat ; anorexia, O :
mual/muntah. - Mual (-), Muntah (-)
- Keadaan umum
membaik
- Klien tampak
menghabiskan
seluruh makanan
yang disajikan oleh
ahli gizi.
- Berat badan : 49 kg
- Tinggi badan : 155
cm

A : Masalah resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
intake yang tidak
dekuat ; anorexia,

102
mual/muntah dapa
teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

4 21/03/2019 Nyeri dan S : Klien mengatakan Irma R


ketidaknyamanan tubuhnya sudah merasa
berhubungan dengan lebih enakan dan tidak
respons inflamasi terasa sakit lagi
sistemik, mialgia, ataupun pegal-pegal,
artralgia. skala nyeri 0 (1-5).
O:
- Keadaaan umum
klien tampak baik,
dan klien tampak
tenang.
- Klien tidak meringis
kesakitan lagi.

A : Masalah Nyeri dan


ketidaknyamanan
berhubungan dengan
respons inflamasi
sistemik, mialgia,
artralgia, diaforesis,
dapat teratasi.

P : Intervensi di hentikan.

5 22/03/2019 Gangguan aktivitas S : Klien mengatakan Irma R


berhubungan dengan sudah bisa berjalan
kelemahan fisik. kekamar mandi sendiri
tanpa bantuan, makan
sendiri dan mengganti
pakaian sendiri. Klien
mengatakan tubuh
klien sudah merasa
lebih kuat dan tidak
lemah lagi seperti
kemarin.
O:
- Klien tampak dapat
melakukan
aktivitasnya sendiri
- Klien tampak lebih
segar dan tidak
terlihat lemah
- Kekuatan otot

103
A : Masalah Gangguan
aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik
dapat teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

6 22/03/2019 Resiko penularan S : Klien dan keluarga Irma R


penyakit malaria dapat menjelaskan
berhubungan dengan dengan bahasanya
kurang pengetahuan sendiri tentang
tentang penyakit penyakit malaria cara
malaria, kebersihan penularan,
lingkungan dan pola penatalaksanaan yang
hidup. dapat dilakukan dalam
mengatasi demam
malaria dan
pencegahan penyakit
malaria.
O:
- Klien dan keluarga
dapat menjelaskan
kembali cara-cara
penularan penyakit
malaria.
- Klien dan keluarga
dapat menjelaskan
kembali tentang
cara-cara
pencegahan
penyakit malaria.

A : Masalah Resiko
penularan penyakit
malaria berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang
penyakit malaria,
kebersihan lingkungan
dan pola hidup dapat
teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

104
Catatan perkembangan pulang :

Tanggal 22 Maret 2019 Ny. T atas order dan saran dari dokter sudah

diperbolehkan pulang untuk rawat jalan, keadaan umum membaik :

TTV : TD :120/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 370C

Obat yang diberikan omeparazole 1x1 PO, donperidon 3x1 PO, scopamin

3x1 PO, neorodex 2x1 PO, Paracetamol 3x1. Dan klien sudah tahu cara

meminum obat tersebut dirumah dan tujuan dari masing-masing obat

karena sudah dijelaskan cara pemberianya.

105
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan kasus

Malaria di Ruang Interna RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton pada tahun 2019

yang dimulai dari tanggal 18/03/2019 sampai 22 Maret 2019 ditemukan beberapa

persamaan atau kesenjangan antar teori yang ada dengan data yang di dapatkan.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Dalam

mengumpulkan data ditemukan beberapa kesenjangan dan persamaan antara

lain : pada riwayat kesehatan sekarang, pada Ny. T ditemukan keluhan

Demam dirasakan sejak satu minggu yang lalu, tubuh menggigil merasa

kedinginan, merasa mual yang disertai dengan muntah,nyeri pada uluh hati,

lidah terasa pahit, tidak ada nafsu makan, kepala terasa pusing, tubuh terasa

panas, sering berkeringat, seluruh tubuh dirasakan sakit (nyeri pada

persendian dan juga otot) dan pegal-pegal,tubuh terasa lemah, dan klien

mengeluh hasil labor haemoglobinnya rendah yaitu 7,5 gr/dl. Keluhan yang

dialami oleh Ny. T tersebut sama dengan manifestasi klinis yang dapat

ditimbulkan oleh malaria pada tinjauan teoritis. Akan tetapi ada beberapa

gejala pada tinjauan teoritis yaitu pembesaran limpa (splenomegali) dan

pembesaran hepar(hepatomegali) pada kasus Ny. T tidak penulis temukan.

Menurut penulis hal ini disebabkan oleh malaria yang diderita Ny. T belum

terlalu berat sehingga belum terjadi komplikasi lebih lanjut dimana belum

terjadi kerusakan parenkim hati yang menyebabkan hepar dan limpa

terkompensasi.

106
Pada riwayat kesehatan dahulu Ny. T ditemukan bahwa Ny. T dua

tahun yang lalu pernah dirawat di RS selama tiga hari dengan alasan penyakit

yang sama yaitu malaria. Berdasarkan tinjauan toritis bahwa malaria

merupakan penyakit yang sewaktu-waktu dapat kambuh kembali di sebabkan

oleh parasit malaria yaitu plasmodium vivax dan ovale memiliki stadium

dormant (hipnozoit) berdiam dalam hati dan dapat kambuh kembali untuk

menginvasi kembali kedalam darah beberapa minggu atau 1 tahun kemudian,

ini sama dengan yang dialami oleh Ny. T yaitu penyakit malaria yang diderita

mengalami kekambuhan (Muslim, 2009).

Pada riwayat kesehatan keluarga terdapat keluarga Ny. T yang perna

mengalami penyakit malaria yaitu suaminya, anak pertama dan anak kedua.

Berdasarkan tinjauan teoritis menurut pendapat Handayani wiwik (2008)

bahwa malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang

disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke

manusia melalui air liur nyamuk. Pada keluarga Ny. T sepertinya sudah

terjadi penularan penyakit malaria antar keluarga sehingga terdapat keluarga

selain Ny. T yang pernah mengalami penyakit malaria.

Pada pengkajian kebiasaan hidup sehari-hari Ny. T pada kebutuhan

nutrisi Ny. T selama dirumah sakit hanya makan 3sendok makan setiap

makan beda dengan selama dirumah sewaktu sehat klien dapat menghabiskan

1 porsi makan. Klien menemukan kesulitan saat makan yaitu perut terasa

mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit. Pada kebutuhan istirahat dan

tidur Ny. T kurang dari kebutuhan yang seharusnya/ biasanya sebanyak 6-8

jam menjadi 4-6 jam hal tersebut dikarenakan tubuh Ny. T sering terasa

107
panas, sering berkeringat, terasa nyeri pada sendi tulang dan otot, tubuh terasa

pegal sehingga klien menjadi susah untuk tidur. Pada kebutuhan aktivitas

klien klien hanya berada ditempat tidur semua aktivitas klien di bantu oleh

keluarga di karenakan klien mengalami kelemahan fisik. Berdasarkan tanda

dan gejala menurut pendapat Harijanto (2009) bahwa manifestasi klinis pada

malaria serupa dengan yang dialami Ny. T yaitu merasa mual, muntah, tidak

nafsu makan,terasa lesuh/lemah, demam yang dirasakn hilang timbul, nyeri

pada sendi tulang dan otot, tubuh terasa pegal-pegal sehingga menyebabkan

terganggunya kebutuhan istirahat dan tidur Ny. T.

Berdasarkan data sosial ekonomi yang didapatkan pada pengkajian Ny.

T adalah seorang wanita karir yang bekerja di balai POM, dikarenakan klien

sedang sakit pekerjaan klien menjadi terganggu dan klien tidak dapat masuk

kerja. Benar menurut pendapat Harijanto (2011) bahwa malariamerupakan

salah satu masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja.

Pada tinjauan kasus hasil laboratorium Ny. T ditemukan beberapa

persamaan pada tinjauan teoritis seperti leukosit darah tinggi : 17.400/mm3

(N = 4.000 – 10.000/mm3), Peningkatan jumlah leukosit ini (disebut

Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi, hemoglobin rendah (7,5

gr/dl) berdasarkan menurut pendapat zulkoni akhsin (2009) malaria dapat

menyebabkan anemia dikarenakan sel darah merah lisis akibat siklus hidup

parasit dan penghancuran sel darah merah baik yang terinfeksi maupun tidak

terinfeksi oleh limpa. Hemaktokrit rendah (23%) menunjukan

penurunanpersentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah.

108
Adapun kesenjangan yang ditemukan pada hasil laboratorium Ny. T

yaitu trombosit normal (320.000 sel/mm3) ini mengalami kesenjangan dengan

yang ada pada tinjauan teori yang seharusnya pada tinjauan teori jumlah

trombosit sering menurun (N = 150.000- 400.000 sel/mm3) menurut penulis

penyakit malaria yang diderita oleh Ny. T belum mengalami penghancuran

trombosit yang berlebihan sehingga tidak terjadi trombositopenia (jumlah

trombosit sering menurun terutama pada malaria berat).Pada pemeriksaan

ureum serum dan kreatinin serum pada Ny. T normal yaitu ureum serum 29.0

mg/dl (N= 20-40 mg/dl) dan kreatinin serum 0.6 mg/dl (N= 0.5-1.2 mg/dl),

ini menunjukan bahwa fungsi ginjal pada Ny. T masih baik dan Ny. T belum

mengalami komplikasi lebih lanjut dari penyakit malaria yang diderita, yang

mana menurut widoyono (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit

malaria adalah GGA (urin <400Ml/24jam, dengan kreatinin darah >3 Mg/dl).

Pada pemeriksaan glukosa sewaktu/BBS pada Ny. T tinggi yaitu 167 mg/dl

(N=70-120 mg/dl) ini menunjukan bahwa Ny. Thiperglikemia sedangkan

menurut widoyono (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada malaria adalah

Hipoglikemia gula darah <40mg/dl menurut penulis Ny. T tidak mengalami

hipoglikemia disebabkan penggunaan glukosa oleh parasit belum terlalu

banyak sehingga tidak terjadi insufiensi insulin sehingga tidak terjadi

hipoglikemia.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan penulis hanya menganalisa data yang

diperoleh dari pengkajian sebelum menegakan diagnosa keperawatan. Dalam

asuhan keperawatan secara teori penulis menemukan 7 diagnosa keperawatan

109
yang muncul pada pasien malaria berdasarkan dari tanda dan gejala yang

timbul menurut Muttaqin, 2011 adalah :

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam

tubuh.

2. Aktual/risiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan diuresis

osmotik, diaforesis.

3. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

4. Aktual/resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak dekuat ; anorexia, mual/muntah.

5. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons inflamasi

sistemik, mialgia, artralgia.

6. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

7. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan pola

hidup.

Sedangkan pada tinjauan kasus, penulis hanya menemukan 6 diagnosa

keperawatan yang terdiri dari :

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam

tubuh.

Penulis menegakkan diagnosa ini karena menemukan data bahwa klien

mengeluh kepalanya terasa pusing, akral teraba dingin, kulit pucat, klien

110
tampak gelisah, conjungtiva anemis, mukosa bibir tampak kering, Hb :

7,5 gr/dl, hasil pemeriksaan DDR (+), TTV : TD :110/70 mmHg, Nadi :

90 x/menit, pernafasan : 22 x/menit, suhu : 370C, yang bearti sel darah

merah lisis akibat siklus hidup parasit malaria yaitu plasmodium,

semakin banyak jumlah skizon yang pecah di dalam darah maka semakin

banyak jumlah merozoit yang keluar yang akan menyerang eritrosit baru

sehingga menyebabkan anemia (Zulkoni akhsin, 2009).

2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.

Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan data bahwa klien mengeluh

tubuhnya terasa panas, suhu : 380C, pada palpasi tubuh terasa panas,

klien tampak gelisah, mukosa bibir tampak kering dan hasil pemeriksaan

DDR (+), yang berati sudah terdapat plasmodium dalam darah yang

menyebabkan peningkatan sirkulasi endoktoksin pada hipotalamus,

sehingga terjadi perubahan regulasi temperatur pada termoregulator yang

mengakibatkan peningkatan suhu tubuh (Muttaqin, 2011).

3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak dekuat ; anorexia, mual/muntah.

Diagnosa ini ditegakakan berdasarkan data bahwa klien mengatakan

tidak nafsu makan dan perutnya terasa mual dan muntah 1x, porsi makan

yang dihabiskan terlihat hanya 3 sendok makan, keadaan umum tampak

lemah, klien tampak pucat, mukosa bibir tampak kering, BB :49 kg, TB

:155 cm, karena tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan, dan

berat badan klien masih berada dalam batas normal sesuai dengan umur

111
dan tinggi badan klien, penulis hanya mengangkat diagnosa ini sebagai

resiko.

Mual dan muntah yang disebabkan adaanya plasmodium yang mencapai

sirkulasi gastrointestinal bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan

penurunan berat badan karena intake nutrisi yang tidak adekuat secara

oral, sedangkan yang berada pada tubuh berkurang karena output melalui

muntah yang berlebihan (Muttaqin, 2011).

4. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons inflamasi

sistemik, mialgia, artralgia, diaforesis.

Diagnosa ini penulis tegakkan karena efek dari respons inflamasi

sistemik parasit pada tubuh menyebabkan terasa pegal-pegal, dan nyeri

pada sendi tulang dan otot (Muttaqin, 2011).

5. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Diagnosa ini penulis tegakan karena efek dari proses penyakit pada

sistem muskuloskletal yang dikarenakan oleh anemia dan kurangnya

asupan nutrisi klien mengakibatkan kelemahan fisik sehingga klien

membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitasnya berdasarkan

tinjauan teoritis menurut Harijanto (2009) bahwa Keluhan prodromal

pada malaria salah satunya berupa kelesuhan.

6. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan pola

hidup.

Diagnosa ini ditegakkan karena keluarga mengatakan tidak mengetahui

tentang penyakit malaria, cara penularan maupun pencegahannya.

112
Kurangnya pengetahuan keluarga menyebabkan ia banyak bertanya

mengenai keadaan penyakit yang diderita.

Diagnosa resiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan

diuresis osmotik, diaforesis, tidak penulis angkat karena tidak ditemukan

tanda-tanda kekurangan cairan yang berat pada Ny. T seperti turgor kulit

klien masih baik, haluaran urine adekuat, terpasang infus RL dan D5% (1:1)

20 tt/ menit, klien masih mau minum sehingga defisit volume cairan tidak

terjadi.

Dari pengkajian keperawatan yang penulis lakukan penulis menemukan

diagnosa baru yang tidak ada pada tinjauan teori yaitu gangguan istirahat dan

tidur berhubungan dengan hipertermi dan nyeri pada sendi tulang dan otot,

namun diagnosa ini tidak penulis angkat karena menurut penulis klien tidak

dapat tidur disebabkan hipertermi. Sedangkan tujuan dari dilakukannya

tindakan keperawatan adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi dan

mengatasi masalah yang menjadi prioritas agar masalah lain yang

ditimbulkan dapat teratasi (deswani, 2009). Jadi penulis mengangkat masalah

hipertermi dan gangguan rasa nyaman nyeriyang menjadi prioritas karena

dapat menimbulkan masalah lain pada klien yaitu kebutuhan istirahat dan

tidur menjadi terganggu

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang penulis susun pada studi kasus telah mengacu

pada asuhan keperawatan secara teoritis dengan disesuaikan pada prioritas

masalah keperawatan yang dirumuskan. Penulis membuat intervensi dan

prioritas waktu dengan menyesuaikan pada masalah keperawatan yang

113
ditemukan dan sesuai dengan kemampuan yang dipunyai oleh penulis untuk

menyelesaikan/ mengatasi masalah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.

Intervensi yang ada pada tinjauan teoritis menurut Muttaqin (2011) dapat

direncanakan pada kasus.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan pengolahan data dan perwujudan dari rencana

tindakan keperawatan, meliputi tindakan yang telah direncanakan oleh

perawat dalam membantu klien. Dalam melakukan tindakan keperawatan

harus memperhatikan kenyamanan dan keadaan klien. Dalam pelaksanaan

tindakan keperawatan pada Ny. T dengan penyakit malaria di ruang rawat

inap Ruang Interna RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton, penulis melakukanya

selama lima hari perawatan dan yang dilakukan adalah sesuai dengan

perencanaan.

Pelaksanaan tindakan perawatan pada klien dapat dilakukan dengan

baik karena faktor yang mendukung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

ini. Adapun faktor pendukung lain antara lain :

1. Adanya kerja sama dan kolaborasi antar tim kesehatan yang lain dan

yang paling mendukung adalah kerjasama antara penulis dan keluarga.

2. Karena adanya motivasi yang kuat dari keluarga untuk kesembuhan klien

sehingga keluarga selalu mendukung dan melaksanakan anjuran perawat.

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan, yang

digunakan sebagai alat ukur berhasil atau tidaknya tindakan keperawatan

kepada klien, sesuai dengan diagnosa, tujuan dan kriteria hasil. Dari 6

114
diagnosa keperawatan yang telah disusun sesuai dengan masalah utama,

selama melakukan lima hari perawatan pada Ny. T dengan penyakit malaria

sejak tanggal 18/03/2019 sampai 22 Maret 2019 dapat dikatakan berhasil,

dimana hasil akhir dari evaluasi didapatkan bahwa semua masalah yang ada

dapat teratasi pada tanggal 21 dan 22 Maret 2019.

115
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dari

genus plasmodium yang ditularkan pada manusia melaluit gigitan

nyamuk jenis anopheles betina, penyakit ini dapat menyerang segala ras,

usia, dan jenis kelamin. Dikenal empat spesies dari genus plasmodium

yang hidup sebagai penyebab penyakit malaria pada manusia yaitu :

Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae,

Plasmodium ovale. Berbeda dengan penyakit-penyakit lain, malaria tidak

dapat disembuhkan meskipun dapat diobati untuk menghilangkan gejala-

gejala penyakit. Malaria menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena

parasit dapat tinggal dalam tubuh manusia seumur hidup. Adapun tanda

dan gejala yang dapat di timbulkan oleh malaria berupademam periodik,

anemia dan splenomegali.

2. Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny. T dengan penyakit malaria,

penulis mendapatkan data-data pengkajian meliputi : identitas pasien,

riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat

kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, data psikologi, data sosial

ekonomi, data spiritual, data penunjang, penatalaksanaan medis, dan

kebiasaan sehari-hari klien.

3. Setelah data-data tersebut terkumpul, penulis menganalisa data yang

telah ditemukan untuk menemukan masalah keperawatan klien,setelah itu

116
penulis menyusun diagnosa keperawatan untuk menunjang proses

keperawatan dan ditemukan enam diagnosa keperawatan pada Ny. T.

4. Berdasarkan diagnosa keperawatan, penulis menyusun intervensi yang

disesuaikan dengan tinjauan teori menurut Muttaqin (2011) dengan

mempertimbangkan prosedur kebijakan dan fasilitas diruangan rawat

inap tempat klien dirawat, serta disesuaikan juga dengan kemampuan

penulis dan keadaan klien.

5. Kemudian rencana-rencana tersebut penulis implementasikan pada klien

dan keluarga, sekaligus mengevaluasi setiap respon hasil atau kemajuan

klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

6. Pada evaluasi di semua tindakan keperawatan dikategorikan berhasil

karena dari enam diagnosa yang disusun sesuai masalah pada Ny. T

menunjukan bahwa semua masalah dapat teratasi dengan baik.

7. Analisa antara konsep teori dan kasus yang telah ditemukan pada Ny. T

yang tentunya terdapat beberapa kesenjangan dan persamaan yang

semuanya telah dibahas di bab pembahasan.

8. Dari proses keperawatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa pada Ny. T mengalami penyakit malaria, setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama lima hari penyakit malaria yang di

sebabkan oleh plasmodium vivax dan telah menyebabkan anemia pada

Ny. T dapat teratasi begitupun dengan gejala yang lain seperti hipertermi,

nyeri pada sendi tulang dan otot, tubuh terasa pegal-pegal, merasa mual

yang disertai muntah, tidak nafsu makan dan kelesuhan sudah tidak

dirasakan lagi.

117
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan alternatif

pemecahan masalah yang berupa saran-saran, yaitu untuk mencapai asuhan

keperawatan yang optimal.

1. RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas sebagai standar

praktek keperawatan yang berlaku dan dapat meningkatkan sarana dan

prasarana kesehatan yang ada di RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton

untuk dapat menunjang pengobatan dan perawatan pada pasien dengan

penyakit malaria yang dirawat di RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton dan

dapat meningkatkan sumber daya manusia dengan banyak mengadakan

pelatihan-pelatihan ataupun seminar mengenai masalah malaria sehingga

menambah ilmu dan wawasan para perawat.

2. Institusi pendidikan/Akademik

Kepada pihak akademik diharapkan dapat lebih memperluas dalam

pemberian materi tentang malaria dan dapat menambah buku-buku

tentang Malaria edisi terbaru sehingga peneliti selanjutnya tidak kesulitan

mencari untuk referensi.

3. Penulis selanjutnya

Diharapkan pada penulis selanjutnya yang berminat untuk meneliti

masalah ini lebih jauh dan mendalam hendaknya untuk meneliti masalah

ini dengan menggunakan tempat yang berbeda dengan teknik yang lain

sehingga diperoleh keragaman hasil penelitian yang berkaitan dengan

118
penyakit malaria seperti “Hubungan prilaku pencegahan malaria terhadap

kejadian malaria”. “Faktor faktor risiko yang mempengaruhi kejadian

malaria” dengan menggunakan metode penelitian observasional.

119
DAFTAR PUSTAKA

Sucipto, Cecep Dani. 2017. Manual Lengkap Malaria. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta

: Kemenkes RI; 2014.

Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes

RI Dinkes Prov.Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun

2016. Kendari

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &

NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction

Robbins. 2007. Buku ajar : Patologi. Jakarta : EGC

Tarwoto et al. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.

Cetakan Pertama. Trans Info Media: Jakarta

Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Sudart Edisi 8. Jakarta: EGC

Moorhead, sue et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5.


Singapore: Elsevies, Alih Bahasa Intansari Nurjannah & Roxsana Devi
Tumanggor

Nurarif, Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 3. Yogyakarta:
Medication Publishing

Budiono, Sumirah Budi Pertami. 2015. Konsep dasar Keperawatan. Jakarta :


Bumi Medika

120
Bulechek, Gloria M et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi
6. Singapore: Elsavier, Alih Bahasa Intansari Nurjannah & Roxsana Devi
Tumanggor.

121
122
123
124
125
126

Anda mungkin juga menyukai