Anda di halaman 1dari 8

EFEK SITOTOKSIK FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL UMBI

BIT (Beta vulgaris L.var rubra L.) TERHADAP SEL T47D DAN UJI
KANDUNGAN KIMIANYA

Sri Susilowati1), Iga Dewinta Putri1), Aqnes Budiarti1)

1)
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

INTISARI
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita di berbagai belahan dunia.
Berbagai penelitian untuk mendapatkan obat kanker payudara telah banyak dilakukan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit (Beta
vulgaris L. var. rubra L.) terhadap sel T47D yang merupakan sel kanker payudara dan uji
kandungan kimianya.
Pembuatan senyawa uji dibuat melalui proses maserasi menggunakan pelarut etanol dan
dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan pelarut etil asetat. Uji sitotoksisitas menggunakan
metode MTT assay dengan konsentrasi 500; 250; 125; 62,5; 31,25 µg/ml. Pengamatan dilakukan
terhadap data absorbansi dari sel hidup yang diperoleh dari pembacaan serapan ELISA. Analisa
data dilakukan terhadap persentase kehidupan sel T47D untuk menetapkan nilai IC50. Uji
kandungan kimia dilakukan melalui proses uji pendahuluan dengan pereaksi kimia dilanjutkan
dengan kromatografi lapis tipis. Analisis data uji kandungan kimia dilakukan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit memiliki efek
sitotoksik terhadap sel T47D dengan nilai IC50 sebesar 253,86 μg/ml. Hasil uji kandungan kimia
menunjukkan fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit mengandung flavonoid.
Kata Kunci : Sitotoksisitas, Fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit, Beta vulgaris L. var rubra
L., Sel T47D

ABSTRACT
Breast cancer is the prime cause of women death in various parts of the world. Many
research to get breast cancer drug has been widely applied. The aims of this study were to
determine the cytotoxic effect of ethyl acetate fraction of ethanolic extract of the beet root (Beta
vulgaris L. var. rubra L.) on T47D cell line which was the breast cancer cell and test their
chemical compound.
The extract was made by macerare method, and than it was fractionated by using ethyl
acetate. Cytotoxicity test using MTT assay method with concentration 500; 250; 125; 62,5; 31,25
µg/ml. Observation was done to get the viability cell absorbance by using ELISA reader.
Analytical data carried out toward percentage viability T47D cell line to determine a value IC50.
The chemical compound tests done through a process of preliminary test with a chemical reagent
and thin layer chromatografi. The chemical compound were qualitative analysis.
The result showed that ethyl acetate fraction of ethanolic extract beet roots had cytotoxic
effect against T47D cell line with IC50 253,86 µg/ml. The chemical compound of the ethyl acetate
fraction of ethanolic extract of beet root were flavonoids.
Keywords: Ethyl acetate fraction of ethanolic extract of beet roots, Beta vulgaris L. var. rubra L.,
Cell line T47D, Flavonoids

1
PENDAHULUAN kerontokan rambut, sehingga diperlukan
Kanker payudara merupakan tumor penelusuran obat anti kanker yang lebih
ganas yang tumbuh dalam jaringan menguntungkan. Eksplorasi tanaman obat
payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam merupakan usaha pengembangan alternatif
kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak pengobatan kanker untuk menghindari efek
maupun jaringan ikat pada payudara samping dari berbagai cara pengobatan yang
(Dowsett, 2008). Pembedahan, kemoterapi, telah ada.
radioterapi, terapi dengan hormon atau Umbi bit (Beta vulgaris L. var rubra
dengan terapi antibodi monoklonal L.) mempunyai kandungan betasianin dan
merupakan cara pengobatan kanker yang betasantin yang mempunyai aktivitas
selama ini telah dilakukan (Mihajlovic, antioksidan dan antikanker (Escribano et al,
2008; Dolinsky, 2002). Pengobatan yang 1998: Kapadia et al, 1996: Winkler et al,
telah ada tersebut tidak selalu berhasil dan 2005). Kapadia et al menyebutkan bahwa
cenderung menimbulkan efek samping Beta vulgaris var. rubra memiliki efek
toksik pada jaringan normal serta resistensi penghambatan secara signifikan pada
sel kanker (Tyagi et al., 2004; Davis et al., terjadinya kanker kulit dan kanker paru-
2003). paru. Sejauh ini belum pernah dilakukan
Pengobatan kanker yang sering penelitian mengenai aktivitas antikanker
dilakukan belum dapat mengatasi kanker umbi bit secara spesifik pada kanker
secara optimal, terutama pada kanker yang payudara sehingga perlu dilakukan
telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. penelitian uji sitotoksisitas fraksi etil asetat
Selain itu, dampak negatif dari pengobatan dari ekstrak etanol umbi bit terhadap sel
kanker memiliki efek samping yang kanker payudara (cell line T47D).
merugikan seperti mual, muntah dan
timbangan elektrik (Sartorius), 96-well plate
METODE PENELITIAN (Nunclon), yellow tip dan blue tip, ELISA
Bahan reader (SLT 240 ATC), blender (Maspion),
Umbi bit (Getasan, Kab.Semarang), ayakan mesh 40, alat-alat gelas, thermostatic
etanol dan etil asetat, Sel T47D (Cancer waterbath (Memmert), viskosimeter (Rion
Chemoprevention Research Center UGM), VT-04E), Moisture Balance (Ohaus), bejana
medium RPMI 1640, medium penumbuh kromatografi, pipa kapiler, alat penampak
mengandung growth factor 10% FBS (Fetal bercak, lampu UV 254 nm dan lampu UV
Bovine Serum) (GIBCO) – 0,5% fungison – 366 nm.
2% antibiotik penisilin dan streptomisin
(GIPCO), DMSO (E.Merck), tripsin Jalannya Penelitian
(Sigma), Phospat Buffered Saline (PBS) Pembuatan Senyawa Uji
(Sigma), larutan MTT (3-(4,5-dimetiltiazol- Senyawa uji berupa fraksi etil asetat
2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromida) 5 ekstrak etanol umbi bit. Pembuatan ekstrak
mg/mL PBS, larutan sodium dodecyl sulphat dilakukan dengan metode maserasi
(SDS) 10% dalam HCl 0,01 N, menggunakan pelarut etanol dari bahan
doksorubisin, serbuk Zn, HCl pekat, serbuk simpisia umbi bit. Fraksinasi terhadap
Mg, kloroform, pereaksi Mayer, selulosa, ekstrak etanol dilakukan berulang kali
etil asetat, asam formiat, asam asetat, hingga jernih dengan menggunakan pelarut
aquadest, metanol, amonia, rutin, etil asetat, kemudian pelarut diuapkan
dragendroff. hingga diperoleh fraksi kental.
Alat Uji Sitotoksisitas
Tissue culture flask (Nunclon), Uji sitotoksisitas dilakukan dengan
Laminar Air Flow Cabinet (Gelman metode MTT assay. Suspensi sel T47D
Sciences), sentrifugator (Sarvall MC12V), dalam medium PRF RPMI 1640 sebanyak
mikroskop fase contras (Zeiss MC 80), CO2 100 μl (kepadatan 1,5 x 104 sel/sumuran)
Incubator (Heraeus), pipet pasteur steril, dimasukkan ke dalam plate 96 sumuran
mikropipet (Gilson), white tip steril, conical berbeda dan plate diinkubasi selama 24 jam
tube (Nunclon), haemocytometer dalam inkubator CO2 5%. Kemudian
(Neubauer), counter, kamera digital (Canon ditambahkan larutan senyawa uji dengan seri
Power Shoot A80,4,0 mega pixels). konsentrasi 500; 250; 125; 62,5; 31,25

2
µg/ml (sebanyak 3 replikasi) selanjutnya diinkubasi lagi selama 2,5 jam pada suhu
plate diinkubasi dalam inkubator CO2 5% 37oC. Sel hidup akan bereaksi dengan MTT
selama 24 jam pada suhu 37oC. Pada akhir membentuk formazan yang berwarna ungu.
inkubasi, medium pada masing-masing Formazan dilarutkan dalam larutan SDS,
sumuran dibuang dan dicuci dengan PBS lalu diinkubasi selama 12 jam pada suhu
kemudian ditambahkan 100 μl medium baru kamar. Serapan dibaca dengan ELISA
dan 10 μl MTT 0,5% dalam PBS. Plate reader gelombang 595 nm (CCRC, 2010).
setelah uji pendahuluan, yaitu flavonoid.
Uji Kandungan Senyawa Kimia Fase diam yang dipakai adalah Selulosa,
Uji kandungan senyawa kimia dengan fase gerak Etil Asetat–Asam
dilakukan hanya terhadap senyawa Formiat–Asam Asetat–Air(100-11-11-27),
flavonoid yang diduga memiliki aktivitas dan reagen untuk deteksi bercak adalah Uap
sitotoksik,yaitu melalui uji pendahuluan Amonia.
dengan pereaksi kimia kemudian dilanjutkan
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Analisis Data
Pada uji pendahuluan pemeriksaan flavonoid Uji Sitotoksisitas
dilakukan dengan cara fraksi uji ditambah 2 Data yang didapat dari hasil
ml etanol 95% ditambah serbuk Mg dan 2 pembacaan ELISA reader berupa absorbansi
ml HCl 2N dan didiamkan selama 1 menit masing-masing sumuran dikonversikan
kemudian ditambah dengan HCl dan dalam persentase kehidupan sel.
terbentuk warna merah dalam waktu 2-5 Data persentase kehidupan sel T47D
menit. Terbentuknya warna merah ini digunakan untuk menghitung nilai IC50
menandakan adanya flavonoid dalam fraksi yang merupakan potensi ketoksikan fraksi
etil asetat ekstrak etanol umbi bit (Depkes etil asetat ekstrak etanol umbi bit
RI, 1995). Uji KLT dilakukan terhadap menggunakan program SPSS 16 for
golongan senyawa yang terdapat dalam windows melalui analisis probit
fraksi etil asetat dari ekstrak etanol umbi bit

Absorbansi sel dengan perlakuan-Absorbansi kontrol media x 100%


Persentase kehidupan sel :
Absorbansi kontrol pelarut-Absorbansi kontrol media

Analisis Kandungan Kimia pada literatur. Pengamatan dilakukan di


Analisis dilakukan secara kualitatif bawah sinar UV λ254, UV λ366 dan pereaksi
dengan membandingkan warna bercak yang semprot.
timbul pada KLT dengan yang terdapat

HASIL PENELITIAN DAN maserasi karena aman untuk ekstraksi dan


PEMBAHASAN terhindar dari proses pemanasan sehingga
Ekstrak etanol umbi bit hasil tidak merusak senyawa yang terkandung
ekstraksi adalah 79,34 gram dengan dalam umbi bit, kekurangan maserasi yaitu
rendemen sebesar 7,96 % dan viskositas pengerjaan lama dan penyarian kurang
sebesar 70 cPas. Ekstrak etanol umbi bit sempurna. Proses fraksinasi bertujuan untuk
berwarna kemerahan dan baunya wangi mendapatkan zat yang yang lebih spesifik,
seperti gula. Fraksi kental yang didapatkan dan senyawa-senyawa pengganggu lebih
sebesar 2,1162 gram dengan rendemen sedikit sehingga dapat memberikan efek
6,02%, dan kekentalan sebesar 30 cPas. sitotoksik yang lebih besar.
Fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit
berwarna coklat kekuningan dan baunya Hasil uji sitotoksisitas fraksi etil asetat
wangi seperti gula. Rendemen yang ekstrak etanol umbi bit terhadap sel
diperoleh sangat kecil karena adanya zat-zat T47D
lain yang memiliki polaritas yang berbeda Perlakuan senyawa uji fraksi etil
dengan etanol sehingga tidak ikut tersari. asetat dari ekstrak etanol umbi bit pada cell
Dalam penelitian ini digunakan metode line T47D dapat menginduksi kematian sel
dan berpengaruh terhadap morfologi sel.

3
Sel yang hidup tampak berbentuk 2. Kromatografi Lapis Tipis
memanjang seperti daun sedangkan sel Penegasan terhadap hasil identifikasi
yang mati tampak berbentuk bulat (Gambar golongan senyawa yang terkandung dalam
1). Uji sitotoksik bertujuan untuk fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit
mengetahui potensi ketoksikan suatu dilakukan uji kromatografi lapis tipis, dalam
senyawa yang dinyatakan dalam parameter hal ini adalah flavonoid. Identifikasi
IC50. flavonoid menggunakan fase diam cellulose
Pengaruh fraksi etil asetat dari dan fase gerak etil asetat–asam formiat–
ekstrak etanol umbi bit terhadap cell line asam asetat–air (100-11-11-27). Pereaksi
T47D menunjukkan adanya fenomena dose dan pembandingnya menggunakan uap
dependent. Semakin tinggi konsentrasi ammoniak dan rutin. Hasil pengamatan
fraksi etil asetat dari ekstrak etanol umbi bit dilakukan di bawah sinar UV 254 nm, sinar
yang diberikan maka semakin kecil UV 365 nm dan secara visibel. Pada
persentase kehidupan sel T47D dan pengamatan secara visibel, bercak sampel
semakin besar sifat sitotoksisitasnya (Tabel positif mengandung flavonoid, dengan
I.). Berdasarkan data persentase kehidupan ditandai adanya bercak berwarna kuning.
sel T47D akibat perlakuan fraksi etil asetat Munculnya warna kuning ini disebabkan
ekstrak etanol umbi bit diperoleh nilai IC50 oleh pembentukan garam dan terbentuknya
sebesar 253,861 μg/ml (Tabel II.). Grafik struktur kuinoid cincin B pada flavonoid
hubungan antara konsentrasi fraksi etil karena adanya uap ammonia yang bersifat
asetat dari ekstrak etanol umbi bit dengan basa. Beberapa glikosida salah satunya
nilai probit dapat dilihat pada gambar 2. flavonoid dalam larutan netral atau asam
Suatu ekstrak poten jika memiliki nilai IC50 tidak berwarna, tetapi akan menjadi kuning
kurang dari 20 μg/ml (Skehan et al., 1990). terang atau jingga dalam larutan atau
Berdasarkan standar tersebut maka dapat suasana basa (Robinson, 1995). Bercak pada
disimpulkan bahwa fraksi etil asetat dari visible berwarna kuning dengan nilai
ekstrak etanol umbi bit memiliki efek retardation factor (Rf) sebesar 0,95. Nilai
sitotoksik terhadap cell line T47D tetapi retardation factor yang tinggi ini
potensi sitotoksiknya kecil. menunjukkan bahwa kelarutan sampel pada
fase gerak sangat tinggi sehingga terbawa
Uji Kandungan Kimia dari fraksi etil sampai mendekati batas elusi. Kelarutan
asetat ekstrak etanol umbi bit sampel pada fase gerak yang tinggi
1. Uji Pendahuluan dimungkinkan oleh adanya etil asetat dengan
Untuk dapat mengetahui golongan jumlah yang besar pada fase gerak. Nilai
senyawa yang terdapat dalam fraksi uji retardation factor lebih rendah jika pelarut
maka dilakukan uji pendahuluan secara yang digunakan dalam fraksinasi tidak
kualitatif. Pengujian dilakukan terhadap digunakan sebagai fase gerak. Sehingga uji
golongan senyawa flavonoid, saponin dan KLT yang dilakukan membuktikan bahwa
alkaloid. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat fraksi etil asetat dari ekstrak etanol umbi bit
pada Tabel III. Hasil penelitian mengandung flavonoid, yang dapat dilihat
menunjukkan bahwa fraksi etil asetat dari pada (Gambar 3). Senyawa-senyawa
ekstrak etanol umbi bit positif mengandung flavonoid memiliki aktifitas antioksidan,
senyawa golongan flavonoid yang penghambatan topoisomerase, aktivitas
ditunjukan terbentuknya warna merah pada antimitosis dan penghambatan estrogen
penambahan serbuk Zn dan Mg. sehingga dapat menghambat pertumbuhan
sel kanker (Huryn dan Wipf, 2007).

4
A B C

Gambar 1. Efek sitotoksik Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Umbi Bit terhadap Cell LineT47D.
Keterangan: A. Kontrol sel T47D.
B. Cell Line T47D pada perlakuan dengan doksorubisin dosis 100 µg/ml
C. Perlakuan fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit dengan konsentrasi 250 μg/ml
terhadap cell line T47D

Tabel I. Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol Umbi bit terhadap
Sel T47D.

Konsentrasi senyawa uji (μg/ml) Persentase Kehidupan Sel T47D (%)

500 10,109
250 38,714

125 116,771
62,5 115,047
31,25 119,200

Tabel II. Data Konsentrasi Senyawa Uji dan Nilai Probit


Konsentrasi senyawa uji (μg/ml) Probit IC50
500 0,54
250 5,15
125 9,54 253,861 µg/ml

15

10
Probit

0
1 10 100 1000
Konsentrasi (µg/ml)

Gambar 2. Grafik Konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak etanol umbi bit (µ/ml) vs Probit

5
Uji aktivitas antikanker terhadap sel mampu menghambat pertumbuhan kanker
murinee leukemia P388 dari senyawa pada mencit (Sukardiman et al., 1999).
flavonoid hasil isolasi menunjukkan Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
aktivitas yang mencolok dengan nilai IC50 aktivitas antikanker dari flavonoid. Hasil
2,4 μg/ml. Nilai ini menunjukkan bahwa identifikasi kandungan kimia fraksi etil
senyawa flavonoid sangat aktif sebagai asetat ekstrak etanol umbi bit adalah
antikanker (Fitrya dan Anwar, 2009). Hasil flavonoid. Maka efek sitotoksisitas fraksi
penelitian lain menunjukkan pada dosis uji terhadap sel T47D disebabkan oleh
2,44 mg/0,2 ml, isolat flavonoid herba adanya flavonoid.
benalu mangga (Dendropthoe petandra)

Tabel III. Hasil Uji Pendahu luan Terhadap Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol Umbi Bit
Golongan Senyawa Pengujian Hasil
Flavonoid  Fraksi uji+serbuk Zn+HCl Terjadi perubahan warna
 Fraksi uji+serbukMg+HCl merah (positif)
Saponin Fraksi uji digojog selama 30 detik + HCl Tidak ada buih
> 3 cm
(negatif)
Alkaloid Fraksi uji + campuran eter dan klorofrom + pereaksi Tidak ada endapan
mayer (negatif)

UV 254 nm UV 365 nm visibel

P S P S
P S
Gambar 3. Kromatogram Fraksi Etil Asetat Dari Ekstrak Etanol Umbi Bit (S)
Dibandingkan Dengan Baku Pembanding Rutin (P)
Keterangan : Fase Diam : Selulosa
Fase Gerak : Etil Asetat–Asam Formiat–Asam Asetat–Air
P : Pembanding Rutin,
S : Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol Umbi Bit

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpulan 1. Perlu dilakukan isolasi senyawa aktif
1. Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol umbi yang terkandung dalam umbi bit yang
bit memiliki efek sitotoksik terhadap berefek sitotoksik.
cell line T47D dengan nilai IC50 sebesar 2. Perlu dilakukan uji sitotoksisitas
253,861 μg/ml. terhadap fraksi etil asetat dari ekstrak
2. Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol umbi etanol umbi bit secara in vivo.
bit mengandung senyawa golongan
flavonoid.

6
DAFTAR PUSTAKA Mihajlovic M. L., 2008, Recent Advances in
Burdall, E.S., Hanby M.A., Landsdown, Radiation Therapy of Cancer Cells: A
R.J.M., and Speirs, V., 2003, Breast Step towards an Experimental dan
Cancer Cell Line, Breast Cancer Systems Biology Framework, Current
Research: Vol 5(2): 89-95. Radiopharmaceuticals, Bentham Science
CCRC, 2010, Standard Operating Publishers Ltd., 1:22-29, Yugoslavia.
Procedure, Cancer Chemoprevention Mosmann, T., 1983, Rapid Colorimetric
Research Center Fakultas Farmasi Assay for Cellular Growth & Survival:
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Application to Proliferation &
Davis, J.M., Navolonic, P.M., Weinstein, Cytotoxicity Assays, Journal of
C.R., Steelman, L.S., Hu, Konovlepa, Immunological Method : 65 (1-2):55-63.
M., Blagosklonny M.V and McCubrey, Nafrialdi, dan Ganiswarna, S., 2007,
J.A., 2003, Raf-1 and Bcl-2 Induce Antikanker , dalam Ganiswara, S.,
Distinct Comomn Pathway That Setiabudy R., Suyatna, F.D.,
Contribute to Cancer Drug Resistance, Purwantyastuti, Nafrialdi (eds),
Clinical Cancer Research, 9:1161-1170. Farmakologi dan Terapi, edisi ke-5,
Depkes RI,1995, Materia Medika Indonesia, Bagian Farmakologi Fakultas
jilid keenam, Jakarta, 336-337. Kedokteran UI, Jakarta : 732.
Dolinsky, C., 2002, Breast Cancer: The Robinson, T., 1995, Kandungan Organik
Basics, http :/www.onkolonk.org/ types / Tumbuhan Tinggi, edisi keenam,
article.cfm? Penerbit ITB, Bandung, 209.
c=3&s=5&ss=33&id=8320, diakses 15 Schick, Y.K., 2009, Beet,
Mei 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/Beet, diakses
Dowsett, M., 2008, Introduction to Sessions 11 Januari 2010
on ‘Predicting personal risk for Skehan, P., Storeng, R., Scudiero, D.,
breastcancer, Breast Cancer Research, Monks, A., McMahon, J., Vistica, D.,
10, London, UK. Warren, J.T., Bokesch, H., Kenney, S.,
Escribano, J., Pedreno, M.A., Carmona, Boyd, M.R., 1990, New Colorimetric
F.G., Munoz, R., 1998, Characterization Cytotoxicity Assay for Anticancer-Drug
Of The Antiradical Activity Of Betalains Screening, Journal of The National
From Beta vulgaris L. roots, Cancer Institute, 82(13):1107-1112
Phytochemical Analysis: Vol 9(3): 124- Sukardiman, Santa, I. G. P., and
127. Rahmadany, 1999, Efek Anti Kanker
Fitrya dan Anwar, L., 2009, Uji Aktivitas Isolat Flavonoid dari Benalu Mangga
Antikanker Secara In Vitro dengan Sel (Dendrophtoe petandra), Cermin Dunia
Murine P-388 Senyawa Flavonoid dari Kedokteran, 122 : 7-8.
Fraksi Etilasetat Akar Tumbuhan Tunjuk Tyagi, A.K., Agarwal, C., Chan, D.C.F dan
Langit (Helmynthostachis Zeylanica Agarwal, R., 2004, Synergistic Anti
(Linn) Hook), Jurnal Penelitian Sains : Cancer Effects of Silibinin with
12. Conventional Cytotoxic Agents
Gandjar,I.G., dan Rohman, A., 2008, Kimia Doxorubicin, Cisplatin dan Carboplatin
Farmasi Analisis, Cetakan III,Pustaka against Human Breast Carcinoma MCF-
Pelajar, Yogyakarta, 353-355. 7 dan MDA-MB468 Cells, Oncology
Huryn, D.M., Wipf, P., 2007, Natural Reports, 11:493-499.
Product Chemistry and Anticancer Drug Weinberg, R.A., 1996, How Cancer Arises,
Discovery, dalam Neidle, S., Cancer Scientific American : Vol 18 : 62-70.
Drug Design and Discovery, AP, Winkler, C., Wirleitner, B., Schroecksnadel,
London, 110-111. K., Schennach, H., and Fuchs, D., 2005,
Kapadia, G.J., Tokuda, T., Konoshima and In vitro Effects of Beet Root Juice on
Nishino, H., 1996, Chemoprevention of Stimulated and Unstimulated Peripheral
Lung and Skin Cancer by Beta vulgaris Blood Mononuclear Cells, American
(Beet) Root Extract. Cancer Lett., 100: Journal of Biochemistry and
211-214. Biotechnology, 1:4.

7
8

Anda mungkin juga menyukai