Perawatan Paliatif suatu bentuk pelayanan kesehatan yang manusiawi dengan tujuan
menghilangkan/meringankan penderitaan dan meningkatan kualitas hidup penderita dan
keluarganya, yang pernah menjadi ciri khas pelayanan dan perawatan medis.Pada kasus yang
oleh tim dokter dinyatakan sulit sembuh atau tidak ada harapan lagi, bahkan mungkin hampir
meninggal dunia atau yang dikenal pasien stadium terminal (PST) tentunya membutuhkan
pelayanan yang spesial. Maka, disinilah perawatan paliatif menjadi aspek penting pada
pengobatan.
Setelah terjadi kemajuan-kemajuan dalam teknologi kedokteran, paliatif care terpinggirkan dan
diabaikan. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa kemajuan teknologi kedokteran itu mampu
memperpanjang hidup dan kehidupan manusia, meskipun tanpa mempertimbangkan kualitas
hidup penderita akibat penerapan teknologi tersebut.Tersisihnya Perawatan Paliatif dengan
filosofi dan tujuannya, tampak juga dari berbagai kebijakan dalam bidang kesehatan yang dibuat
oleh berbagai pihak, hampir selalu terlihat: “... preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Hampir tidak pernah tercamtum “paliatif”. Meskipun pada kenyataannya sering Perawatan
Paliatif dibutuhkan dalam implementasi kebijakan tersebut.
Apalagi kebijakan untuk paliatif care telah dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor
604/MENKES/SK/IX/1989, dan telah lebih jelas lagi dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 812/MenKes/SK/VII/2007 dengan penjelasannya yang
terdapat di dalam lapiran surat keputusan tersebut.Tata kerja organisasi perawatan paliatif ini
bersifat koodinatif dan melibatkan semua unsur terkait dengan mengedepankan tim kerja yang
kuat, membentuk jaringan yang luas, inovasi tinggi, serta layanan sepenuh hati.
Definisi Perawataan Paliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005 bahwa perawatan
paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan
cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial
mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka.Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif
dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk
mengurangi
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Palliative Care adalah untuk
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga
memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya.
4. Pembedahan
Tindakan pembedahan pada perawatan paliatif bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan
menghilangkan gangguan fungsi organ tubuh akibat desakan massa tumor / metastasis. Pada
umumnya pembedahan yang dilakukan adalah bedah ortopedi / bedah untuk mengatasi obstruksi
visceral. Salah satu contoh tindakan pembedahan pada stadium paliatif adalah fiksasi interna
pada fraktur patologis / fraktur limpeding / tulang panjang.
5. Terapi Musik
Alunan musik dapat mempercepat pemulihan penderita stroke, demikian hasil riset yang
dilakukan di Finlandia. Penderita stroke yang rajin mendengarkan music setiap hari, menurut
hasil riset itu ternyata mengalami Peningkatan pada ingatan verbalnya dan memiliki mood yang
lebih baik dari pada penderita yang tidak menikmati musik. Musik memang telah lama
digunakan sebagai salah satu terapi kesehatan, penelitian di Finlandia yang dimuat dalam Jurnal
Brain itu adalah riset pertama yang membuktikan efeknya pada manusia. Temuan ini adalah
bukti pertama bahwa mendengarkan music pada tahap awal pasca stroke dapat meningkatkan
pemulihan daya kognitif dan mencegah munculnya perasaan negative.
6. Psikoterapi
Gangguan citra diri yang berkaitan dengan dampak perubahan citra fisik, harga diri dengan
citra fungsi sosial, fungsi fisiologis, dan sebagainya dapat dicegah / dikurangi dengan melakukan
penanganan antisipatorik yang memadai. Tetapi hal ini belum dapat dilaksanakan secara optimal
karena kondisi kerja yang belum memungkinkan.
7. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari manfaat sugesti
untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku. Hipnoterapi bisa bermanfaat dalam
menerapi banyak gangguan psikologis-organis seperti hysteria, stress, fobia (ketakutan terhadap
benda-benda tertentu atau keadaan tertentu), gangguan kecemasan, depresi, perilaku merokok,
dan lain-lain.
3) Sertifikasi : dari Departemen Kesehatan c.q Pusat Pelatihan dan Pendidikan Badan
PPSDM. Pada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk pelaksana
perawatan paliatif di 5 (lima) propinsi yaitu : Jakarta, Yogyakarta, Surabaya,
Denpasar, Makasar. Pada tahap selanjutnya sertifikasi diberikan setelah mengikuti
pelatihan.
d) Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif, ilmu
keperawatan paliatif).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga
yang kehilangan/berduka. Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa sakit dan gejala tidak
nyaman lainnya, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan pengaruh positif selama sakit,
membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat meninggalnya, menjawab kebutuhan pasien
dan keluarganya, termasuk dukungan disaat-saat sedih dan kehilangan, dan membantu keluarga
agar tabah selama pasien sakit serta disaat sedih. Klasifikasi palliative ada beberapa macam yaitu
religious, music, kemoterapi, hipnoterapi, dan lain-lain.
B. Saran
Bagi pembaca makalah ini penulis menyarankan supaya kita semua selalu menerapkan pola
gaya hidup yang baik dan menyehatkan. Meningitis dapat terjadi pada orang yang kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Oleh karena itu penulis menyarankan juga supaya kita
bisa meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat terhindar dari infeksi
bakteri/virus penyebab meningitis.
DAFTAR PUSTAKA
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (2010). Oxford Textbook of palliative nursing 3nd ed. New York :
Oxford University Press Nugroho, Agung.(2011). Perawatan Paliatif Pasien Hiv /
Aids. http://www.healthefoundation.eu/blobs/hiv/73758/2011/27/palliative_care.pdf.Diakses
tanggal 17 Mei 2013.
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007).Textbook of palliative nursing, 2 nded. New York, NY:
Oxford University PressHospice and Palliative Care Handbook: Quality, Compliance, and
Reimbursement by T. M. Marrell.ISBN: