PENDAHULUAN
Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan batang-
batang baja yang membentuk kumpulan segitiga, dimana setiap pertemuan beberapa
batang disambung pada alat pertemuan/simpul dengan menggunakan alat
penyambung (bout,paku keeling dan las lumer).
sebagai bahan struktur sering dijumpai pada berbagai bangunan seperti gedung
bertingkat, bangunan air, dan bangunan jembatan. Keuntungan yang diperoleh dari
1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata. Kekuatan yang tinggi ini
mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja, umumnya mempunyai ukuran
tampang relatif kecil, sehingga struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja
tinggi.
2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup
canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan
mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
3. Struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja dapat
dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Struktur dari baja dapat bertahan cukup lama.
Baja sebagai bahan struktur mempunyai beberapa kelemahan/kekurangan,
antara lain :
Pemeliharaan memerlukan biaya yang banyak.
Kekuatan baja dipengaruhi temperatur.
Bahaya tekuk ( buckling ) mudah terjadi.
1
Penggunaan konstruksi rangka baja untuk b\angunan sangat luas sekali, antara lain:
Kuda-kuda ( kap spant )
Ikatan angin
Jembatan rangka
Tiang transmisi ( untuk jaringan listrik tegangan tinggi )
Menara air.
Sifat metalurgi baja berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur atau
komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur rangka
bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400 MPa,
sedang baja struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut
baja kekuatan tinggi (high strength steel).
Sifat–sifat baja yaitu kekakuan baja dalam berbagai macam keadaan pembebanan
atau muatan bergantung dari :
Cara peleburannya.
Jenis dan banyaknya logam campuran.
Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :
Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan
sebagai bahan penanggung konstruksi.
Dalil II
Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan
senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja
dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.
1.2 Jenis Material Baja
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
Baja karbon (Carbon steel)
Baja paduan (Alloy steel)
1.Baja Karbon (carbon steel)
Baja karbon dapat terdiri atas :
Baja karbon rendah (low carbon steel)
Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah
ditempa dan mudah di mesin
Penggunaannya:
0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,
screws, nails.
0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings
Baja karbon menengah (medium carbon steel )
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges
Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C
Penggunaan :
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers,
vise jaws, knives, drills.tools for turning brass and wood, reamers, tools for
turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters
2. Baja Paduan (Alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus
(special alloy steel) &high speed steel.
o Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum,tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan
merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan
ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
o High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat
potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters.
Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material
tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel.
Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon
steel
Jenis Lainnya :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
Baja tahan panas (heat resistant steel)
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia
maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
Ketentuan umum :
Macam atap = Seng
Bentang L (m) = 1,6Am = (1,6) = 8m
(5)m
Sudut Atap Dalam (β) = 1B = (1)(5) = 5
Sudut Atap Luar (α) = 4B = (4)(5) = 20
Jarak Kuda-Kuda (m) = 4.AB = 4.55 = 4.55m
Tekanan Angin (kg/cm2) = 2B = (2)(5) = 10kg/cm2
Alat Sambung = Las, Baut
Mutu Baja = Bj 41
dengan A = 5; B = 5
Ketentuan-Ketentuan :
Type konstruksi atap = B
Bahan penutup atap = Asbes
Bentang kap (L) = 14,00 m
Kemiringan atap = 350
Jarak kuda-kuda = 4m
Beban angin kiri = 40 Kg/m2
Beban angin kanan = 50 Kg/m2
Beban plafon = 8,46 Kg/m
Beban berguna = 100 Kg/m
Alat sambungan = Paku keling
Tegangan baja yang diijinkan = 1400 Kg/cm2
Perletakan = Kiri – Rol, Kanan – Sendi
Berdasarkan pembagian fungsi dari masing-masing bagian konstruksi kuda-kuda,
dalam penyelesaian perencanaan perhitungan dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu :
1. Perhitungan dimensi gording
2. Perhitungan dimensi batang tarik ( trackstang )
3. Perhitungan dimensi ikatan angin
4. Perhitungan dimensi kuda-kuda
5. Perhitungan kontruksi perletakan
6. Penggambaran
c. Kombinasi Pembebanan
I Mx total = Mx1 + Mx2
My total = My1 + My2
Kombinasi II
Kombinasi III
e. Kontol lendutan
Akibat beban mati:
4
5q L 4
x 5q yL
Fxl cm F cm
384EI y 384EIx
Akibat beban berguna
3
PL 3
5W L
y
Fy 2
x
Fx2 cm cm
48EIx 48EIy
Akibat beban angin
F 0 cm 5Wy L 4
F cm
x3 y3
384EI x
Fx total = (Fx1+Fx2) F
Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3) F
F1 fxy2
catatan : jika F > F maka dimensi gording di
f2
perbesar f
2.3 Perhitungan Dimensi Trackstang (Batang Tarik)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x
(kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah sumbu x).
Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :
Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x
Px = beban berguna arah sumbu x
Pbs= Gx + Px
Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :
Pts Gx Px
2
F
Gx Px Gx Px
→ Fn
ambil
Fn 2 2
Fn
Fbr =125 % Fn Fbr = ¼ п d2
dimana : Fn = luas netto
Fbr = luas brutto
A = diameter batang tarik (diperoleh dari tabel baja)
a. Batang Tarik
p
Fn = Dimana: Fn = Luas penampang netto
Fbr = Fn + ∆ F Fbr = 125% P = Gaya batang
= Tegangan yang diijinkan
b. Batang Tekan
Imin = 1,69 P.Lk² Dimana: Imin = momen inersia minimum (cm4)
P = gaya batang tekan (Kg)
Lk = panjang tekuk (cm)
Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran propil.
Kontrol: - terhadap sumbu bahan
- terhadap sumbu bebas bahan
Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan. Pada
perhitungan disini yang dipergunakan adalah sambungan baut. Karena pada baut
terdapat ulir yang menahan geser dan tumpu, maka hanya diperhitungkan bagian
galinya (kran). Akibat pembebanan (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa
gaya geser dan gaya normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada baut,
sedangkan gaya geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk perhitungan
sambungan dengan baut perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut terhadap geser dan
tumpu.
Fgs = ¼ . . d2
Ftp = d. Smin
Dimana : Fgs = Luas bidang geser
Ftp = Luas bidang tumpu
Smin = Tebal plat minimum
d = diameter baut
Catatan:
Untuk sambungan tunggal (single skear)
Ngs = ¼ . . d2
Untuk sambungan ganda (double skear)
Ngs = ¼ . . d2. C
Ntp = d. Smin . σtp
jika tumpu menunjukkan tegangan tumpu yang diijinkan, maka harus
diperhitungkan harga terkecil antara Pmaks tumpu dan Pmaks geser. Jadi banyaknya baut
adalah
Pmaks
nN P
.t
min p n maks
N min .g s
BAB III
PERHITUNGAN PERENCANAAN KUDA-KUDA
= 2,13
A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 = 2,13 m
B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B8 = 1,75 m
B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B8 = 1m
= √5,85 + 3,06
= 2,98 m
D3 = D4 => √𝑉2 + 𝐵2 = √3,642 + 1,752
3 3
= √13,24 + 3,06
= 4,03 m
PANJANG BATANG
NAMA
BTG ATAS BTG BAWAH BTG VERTIKAL BTG DIAGONAL
BATANG
(A) (B) (V) (D)
A1 2,13 m
A2 2,13 m
A3 2,13 m
A4 2,13 m
A5 2,13 m
A6 2,13 m
A7 2,13 m
A8 2,13 m
B1 1,75 m
B2 1,75 m
B3 1,75 m
B4 1,75 m
B5 1,75 m
B6 1,75 m
B7 1,75 m
B8 1,75 m
V1 1,21 m
V2 2,42 m
V3 3,64 m
V4 4,84 m
V5 3,64 m
V6 2,42 m
V7 1,21 m
D1 2,12 m
D2 2,98 m
D3 4,03 m
D4 4,03 m
D5 2,98 m
D6 2,12 m
Ketentuan :
Jarak antara gording : 2,13 m
Sudut kemiringan 350
Jarak antar kuda - kuda :4m
Berat penutup atap asbes : 11 Kg/m2
a. Perhitungan Dimensi Gording
Beban yang dilakukan gording akibat berat sendiri atap dan berat sendiri gording :
Karena satuannya tidak sama maka disamakan dahulu dengan jarak
gording.
Berat yang didukung gording : 2,13 x 11 = 23,43 Kg/m
Berat sendiri gording ditaksir :C-8 = 8,64 Kg/m +
q total = 32,07 kg/m
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px bekerja
vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh:
Gambar 3. Gording
qx = q sin a qy = q cos a
= 32,07 sin 350 = 32,07 cos 350
= 18,394 Kg/m = 26,270 Kg/m
Momen akibat Beban mati
Karena dianggap sebagai balok menerus di atas beberapa tumpuan (continous
beam) maka untuk memperoleh perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat
bertumpuan di ujung.
𝐿
Mx = 1/8 . qx .( )2 . 80% My = 1/8 . qy .(𝑙)2. 80%
2
Ketentuan :
Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 . a - 0,4)
Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4
Beban angin kiri (q1) = 40 Kg/m2
Beban angin kanan (q2) = 50 Kg/m2
Kemiringan atap (a) = 350
Koefisien Angin
Angin tekan ( c ) = (0,02 . a - 0,4)
= (0,02 . 350 - 0,4)
= 0,3
Angin hisap ( c1) = -0,4
1 Angin kiri
Tekan (w) = c . q1 . 1 (jarak gording)
= 0,3 . 40 . (2,13)
= 75,56 Kg/m
Hisap (w1) = c’ . q2 . 1 (jarak gording)
= -0,4 . 40 . (2,13)
= -34,08 Kg/m
2 Angin kanan
Tekan (w) = c . q2 . l (jarak gording)
= 0,3 . 50 . (2,13)
= 31,95 Kg/m
Hisap (w1) = c’ . q . l (jarak gording)
= -0,4 . 50 . (2,13) = - 42,6 Kg/m
Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar)
W maks = 31,95 Kg/m
P - - -
100 Kg
Qy, py, wy 26,270 kg/ m 81,915 Kg/ m 51,12 kg/m 25,91 kg/m
d. Kontrol Gording
Kontrol gording terhadap tegangan
Dari tebel profil baja dapat diketahui bahwa C – 8
Wx = 26,5 cm3
Wy = 6,36 cm3
Kombinasi 1
Mx total = beban mati + beban hidup
= 7,357 Kg m + 22,942 Kg m
= 30,299 Kg.m = 3029,9 Kg.cm
My total = beban mati + beban hidup
= 42,032 Kg.m + 65,532 Kg.m
= 107,564 Kg.m = 1075,64 Kg.cm
𝑀𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 My Total
= 𝑊𝑦 + 𝑊𝑥
Kombinasi 2
Mx total = (beban mati + beban hidup )+ Beban angin
= (30,299) + 0
= 30,299 Kg.m = 3029,9 Kg.cm
My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin
= (107,564) + (51,12)
= 158,684 Kg.m = 15868,4 Kg.cm
𝑀𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 My Total
= 𝑊𝑦 + 𝑊𝑥
3029 ,9 15868 ,4
= 6,36 + 26,5
= 1075,117 Kg/cm2
= 94,145 kg
σ = 𝑃𝑡𝑠 ≤ σ = 1400 kg/cm2 fn = 𝑃𝑡𝑠 = 94,145 = 0.06724 cm2
𝑓𝑛 σ 1400
Fbr = 125 % . Fn
= 1,25 x 0,06724
= 0,08405 cm2
Fbr = ¼ π . d2
𝐹𝑏𝑟 0,084058
d2 = ¼π = = 0,10708
¼ .3,14
8,54542
tan β = 4
σ= 𝑝
212 ,1875
𝑓𝑛 < σ = 1400 kg/cm2 Fn = 𝑝 = 0,1515625 cm2
σ 1400
Fbr = 125% . Fn
= 1,25 x 0,1515625 = 0,18cm2
Fbr = ¼ π . d2
0,18
d2 = 1/4 . 3,14
= 0,229299363
= 60 Kg /m
Dikarenakan bentangnya 14 m, jumlah titik simpul pada batang tepi atas 9
(buah), maka berat total kuda-kuda adalah 14 x 60 = 840 Kg / m. sedangkan
pada titik simpul adalah
= 105 Kg
5. Akibat Beban Angin
a. Beban Angin Kiri (Pki) = 40 kg/m2
b. Beban Angin Kanan (Pka) = 50 kg/m2
c. Kemiringan atap (𝛼) = 35o
d. Jarak gording terbesar (A)= 2,13 m
e. Jarak kuda-kuda =4m
Koefisien Angin
Koefisien angin tekan (c)
C = (0,02 . α -0,4 )
= (0,02 . 35 – 0,4 )
= 0,3
Koefisien angin hisap
C’ = -0,4
Gambar 6. Rangka kuda-kuda dan gaya-gaya yang bekerja akibat beban mati
SAP
Gambar 7. Gaya tiap batang menggunakan software SAP 2000 akibat beban mati
Cremona
Gambar 8.Gaya tiap batang menggunakan cara Cremona akibat beban mati
Tabel Gaya Batang dan Kontrol
Tabel 3.Tabel gaya batang akibat beban mati
NAMA GAYA BATANG NAMA GAYA BATANG
BATANG TARIK (+) BATANG TARIK (+) TEKAN (-)
A1 TEKAN (-) D1 419.04
A2 2933.28 D2 588.61
A3 2514.24 D3 794.5
A4 2095.2 794.5
D4
A5 1676.16 D5 588.61
A6 1676.16 D6 418.04
A7 2095.2 0
V1
A8 2514.24 V2 238.65
B1 2411.1 2933.28 V3 477.3
B2 2411.1 1431.9
V4
B3 2066.66 V5 477.3
B4 1722.22 V6 238.65
B5 1722.22 0
V7
B6 2066.66
B7 2411.1
B8 2411.1
b. Perhitungan gaya-gaya batang cara cremona dan SAP akibat beban hidup
Gambar 9.rangka kuda-kuda dan gaya-gaya yang bekerja akibat beban hidup
SAP
Gambar 10.gaya tiap batang menggunakan software SAP 2000 akibat beban hidup
Cremona
c. Perhitungan Gaya-Gaya Batang Cara Cremona dan SAP Akibat Beban Plafon
Gambar 12. Rangka kuda-kuda dan gaya-gaya yang bekerja akibat beban plafond
SAP
Gambar 13.Gaya tiap batang menggunakan software SAP 2000 akibat beban plafond
Cremona
Gambar 14.Gaya tiap batang menggunakan cara Cremona akibat beban plafond
Tabel Gaya Batang dan Kontrol
Tabel 5.Tabel gaya batang akibat beban plafond
d. Perhitungan Gaya-Gaya Batang Cara Cremona dan SAP Akibat Angin Kiri
Gambar 15. Rangka kuda-kuda dan gaya-gaya yang bekerja akibat beban angin kiri
SAP
Gambar 16.Gaya tiap batang menggunakan software SAP 2000 akibat beban angina kiri
Cremona
Gambar 17. Gaya tiap batang menggunakan cara Cremona akibat beban angina kiri
Tabel Gaya Batang
Tabel 6.Tabel gaya batang akibat beban angin kiri
NAMA GAYA BATANG
BATANG TARIK (+)
A1 TEKAN (-)
A2 31.49 6.87
NAMA GAYA BATANG
A3 69.86
BATANG TARIK (+)
A4 108.22 D1 TEKAN (-)
A5 25.58 D2 109.28
A6 76.73 D3 153.39
A7 127.88 D4 276.06 207.04
A8 179.03 D5 204.52
B1 D6 145.6
B2 23.47 V1 0
B3 23.47 V2 62.19
B4 113.23 V3 124.38
B5 202.99 V4
B6 412.43 V5 62.19
B7 532.11 V6 165.84
B8 651.79 V7 0 82.92
Angin Kanan
Gambar 18. Rangka kuda-kuda dan gaya gaya yang bekerja akibat beban angina kanan
SAP
Gambar 19.Gaya tiap batang menggunakan Software SAP 2000 akibat beban angin kanan
Cremona
Gambar 20.Gaya tiap batang menggunakan cara Cremona akibat beban angina kanan
Tabel Gaya Batang
Tabel 7.Cara gaya batang akibat beban angin kanan
NAMA GAYA BATANG NAMA GAYA BATANG
BATANG TARIK (+) BATANG TARIK (+)
A1 223.78 TEKAN (-) D1 182 TEKAN (-)
A2 159.84 D2 255.65
A3 95.91 D3 345.07
A4 31.97 D4
A5 135.27 D5 258.8
A6 87.32 D6 191.74
A7 39.37 V1 0 136.5
A8 V2
B1 8.59 V3 103.65
B2 135.42 V4 207.3
B3 14.18 135.42 V5 155.48 77.74
B4 163.78 V6 77.74
B5 425.58 V7 0
B6 537.78
B7 649.98
B8 649.98
f. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi 1
= beban mati + Beban hidup + beban plafon
Kombinasi 2
= kombinasi 1 + angin kiri
Kombinasi 3
= kombinasi 1 + angin kanan
Batang Vertikal (V)
Batang Diagonal (D)
Batang Bawah (B)
Batang atas (A)
(A 3.7
ZI Dimen
Z
K sioneri
U ng
R Batan Beban Mati Beban Hidup Beban Plafond Beban Angin Kiri Beban Angin Kanan Kombinasi 1 Kombinasi 2 Kombinasi 3
NI g NAMA GAYA BATANG GAYA BATANG GAYA BATANG GAYA BATANG GAYA BATANG GAYA BATANG GAYA BATANG GAYA BATANG
A
A
Kuda- BATANG TARIK (+) TEKAN (-) TARIK (+)TEKAN (-TARIK (+TEKAN (-TARIK (+TEKAN (-TARIK (+ TEKAN (-)TARIK (+TEKAN (-TARIK (+TEKAN (-TARIK (+ TEKAN (-)
A1 2933.28 2894.45 376.94 6.87 223.78 6204.67 6211.54 223.78 6204.67
DI kuda A2 2514.24 2475.97 324.95 31.49 159.84 5315.16 31.49 5346.65 159.84 5315.16
)
S1 D A3 2095.2 2057.5 272.96 69.86 95.91 4425.66 69.86 4495.52 95.91 4425.66
A4 1676.16 1639.02 220.96 108.22 31.97 3536.14 108.22 3644.36 31.97 3536.14
- a A5 1676.16 1639.02 220.96 25.58 135.27 3536.14 25.58 3561.72 135.27 3536.14
PT f A6 2095.2 2057.5 281.62 76.73 87.32 4434.32 76.73 4511.05 87.32 4434.32
Ta
B Ta bel
be t A7 2514.24 2475.97 350.94 127.88 39.37 5341.15 127.88 5469.03 39.37 5341.15
l
A8
a B1 2411.1 2933.28 2894.45 454.93 179.03 8.59 6282.66 179.03 6461.69 6291.25 8.
2379.18 309.84 23.47 135.42 5100.12 5100.12 23.47 5100.12 135.42
9. r B2 2411.1 Ta
2379.18 309.84 23.47 135.42 5100.12 5100.12 23.47 5100.12 135.42
Ta B3 2066.66 2035.2 267.1 113.23 14.18 4368.96 4368.96 113.23 4383.14 bel
be B4 1722.22 1691.22 224.36 202.99 163.78 3637.8 3637.8 202.99 3801.58 ga
l
ga
B5 1722.22 1672.11 231.49 412.43 425.58 3625.82 3625.82 412.43 4051.4 ya
B6 2066.66 1977.87 288.47 532.11 537.78 4333 4333 532.11 4870.78
ya B7 2411.1 2207.19 373.94 651.79 649.98 4992.23 4992.23 651.79 5642.21
-
ba B8 2411.1 2207.19 373.94 651.79 649.98 4992.23 4992.23 651.79 5642.21 ga
ta
ng
D1 419.04 418.47 51.99 109.28 182 889.5 998.78 182 889.5 bat
1917.64 kg (tekan )
an
5642.21 kg (tarik)
3073.83 kg (tarik)
38
A. Dimensi batang atas (A)
a. Batang terdiri dari batang A1 sampai dengan batang A8
b. Diketahui :
Gaya batang maksimum = 6461,7 kg = 6,4617 ton
Panjang batang = 2,13 m = 213 cm
Tegangan ijin (τ) = 1400 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
c. perhitungan
Imin = 1,69.P.lk2
= 1,69 .6,4617 ( 2,13 )2
= 49,544 cm4
Batang A merupakan batang tekan ; dipakai profil rangkap.
Kontrol :
1. Terhadap sumbu bahan (x)
213
λx = 𝐿𝐾 = = 102,403 Tabel ѿ = 2,090
𝑖𝑥 2,08
2,090 . 6461 ,7
𝜛.𝑃 = = 472,2011 kg/cm2
σ = 𝐹𝑝𝑟𝑜𝑓 2 . 14,3
𝐿𝐾
L = 𝑛−1 = 213 = 71 kg/cm2
4−1
Iy I 1
y 1,891cm
0
2,13
F 2,
λy = 𝐿𝐾
= = 102,403
t cm 3 Tabel = 2,118
o 3
𝑖𝑦 2,08
t 3
Syarat pemasangan kopling: 2
y .P x
l 1 x 4 3
2 F. 1
4,
2,118 .6461,7
71 ≤ ½ . 102,403.(4 − 3 )
3 .1400
2 .14,3
71 ≤ 152,303 cm
152,303 ≥ 71 cm memenuhi syarat.......................Ok!!!
80% Fbr = Fn
Fbr = Fn . 100
80
= 5,0375 cm2
Batang B merupakan batang tarik
digunakan profil rangkap
Fbr =
5,0375
= 2,5188 cm2
2
𝜛𝑥.𝑃 7,720 . 3073 ,8
σ= = = 883,655 kg/cm2 ≤ 1400......ok
𝐹𝑡𝑜𝑡 2 . 12,3
L = 213 = 71 kg/cm2
4−1
Iy I 3
y 3,6736cm
3
F 1,
lk 213b cm 9
r 88,0165 1,761
y
9
i y 2,42cm 3
2
x
Syarat pemasangan kopling: 1
Syarat pemasangan 2,
kopling: 3
y .P
l 1 x 4 3
2
F. 1,761 . 3073 ,8
71 ≤ ½ . 88,0165 . (4 − 3 )
2 . 12,3 . 1400
71 ≤ 155,282 cm
155,282 cm ≥ 71 cm memenuhi syarat.......................Ok!!!
Fbr = Fn . 1,25
= 2,1955 . 1,25
= 2,744
Dipakai profil rangkap profil = 2,744 = 1,3722 cm4
2
= 𝑃
𝐹𝑛 ≤
2.𝑛𝑑2
2 . 3,14 . (2,3)2 . 1120
Ngs = 4
4
=
= 5081,776 kg
Batang Titik A1
𝑝𝑛 6211,54
n = 𝑁𝑚𝑖𝑛 = = 0,970 ≈ 2 buah PK
6400
Batang Titik
B9
5100 ,12
= = 0,796 ≈ 2 buah
n= 𝑝𝑛
6400
𝑁𝑚𝑖𝑛
n = 𝑝𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛 = 998,78 = 00,156 ≈ 2 buah
6400
Titik V17
n = 𝑝𝑛
= 6400 = 0,098 ≈ 2 buah
𝑁𝑚𝑖𝑛 628
Batang titik A4
n= 𝑝𝑛
3644 ,36 = 0,569 ≈ 2 buah
𝑁𝑚𝑖𝑛
= 6400
Batang titik A5
𝑁𝑚𝑖𝑛
n = 𝑝𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛
Batang titik
V20
n = 𝑝𝑛
= 3561,72 = 0,556 ≈ 2 buah
6400
n = 𝑝𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛 3561 ,72 + 4511,05
= 6400 = 1,261 ≈ 2 buah
Batang titik V21
n= 𝑝𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛 = 1194 ,65 = 0,186 ≈ 2 buah
6400
n= 𝑝𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛 = 1917 ,64 = 0,299 ≈ 2 buah
6400
n = 𝑝𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛 4511 ,05 + 5469 ,03
= 6400 = 1,559 ≈ 2 buah
Batang titik
D28
= 1400 ,22 = 0,218 ≈ 2 buah
n= 𝑝𝑛 6400
𝑁𝑚𝑖𝑛
Batang titik
V23
n = 𝑝𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛 = 118,44 = 0,018 ≈ 2 buah
6400
9. Jumlah paku keling pada titik simpul 9
Batang titik A8
Batang titik
D29
= 937,5 = 0,146 ≈ 2 buah
n= 𝑝𝑛 6400
𝑁𝑚𝑖𝑛
𝑁𝑚𝑖𝑛
n = 𝑝𝑛
4383 ,14 + 5100,12
=
≈ 2 buah = 1,481
6400
Batang titik V18
4.1 Simpulan.
4.2 Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian
ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu antara
lain :
Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa percobaan
dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan
kebutuhan.
Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan
bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif kecil.
Perhitungan gaya batang akan lebih mudah dan cepat bila menggunakan cara
grafis.
Penggunaan bahan harus sesui dengan perhitungan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA