Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

ANALISA UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERPEN

Disusun oleh:

Sofia Rahmawati (33)

XI-IPS 4

Guru pembimbing:

Ma’rifatul Mufadhilah, S.Pd

SMAN 1 SUMBERREJO

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN....................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik........................................................................2
2.2 Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik dalam Kutipan Cerpen...................2

BAB III...................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Simpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

LAMPIRAN...........................................................................................................12
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu dari bagian dalam prosa yang berbentuk
cerita fiksi dengan hanya satu konflik.Sementara itu, fiksi sendiri memiliki pengertian berupa
tulisan prosa tentang peristiwa dan karakter yang dibayangkan (tidak nyata). Cerpen
dibangun dari unsur-unsur di dalamnya. Secara garis besar, terdapat dua unsur: unsur
intrinsic dan ekstrinsik dimana Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema, tokoh, penokohan,
latar, alur/plot, sudut pandang, dan amanat.
Saya disini akan menganalisis cerpen yang berjudul “Galau Bukan Akhir Dari
Segalanya” cerpen karangan Muhammad Wisnu Santari Wardana. Alasan saya memilih
cerpen yang akan saya analisis selain untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia antara lain adalah untuk mempelajari dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen.
Kebanyakan unsur-unsur ini hanya digunakan ketika kita sedang melakukan penelitian atau
kajian khusus terhadap suatu cerpen. Padahal sebetulnya unsur-unsur ini juga penting
dipelajari saat kita menulis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen yang berjudul “Galau Bukan
Akhir Dari Segalanya” cerpen karangan Muhammad Wisnu Santari Wardana?
1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisis cerpen yang saya analisis berjudul “Galau Bukan Akhir Dari
Segalanya” cerpen karangan Muhammad Wisnu Santari Wardana.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik


A. Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema merupakan gagasan utama yang menjalin struktur cerita,
persoalan, peristiwa-peristiwa yang dibawakan pada suatu cerpen.
Misalnya tema cerpen dapat bertema: cinta, kedengkian manusia,
filosofis, cerminan sejarah, maupun tema sosial yang menjamah
persoalan-persoalan kemanusiaan.
Menurut Nurhayati (2019: 123) berdasarkan pengolahan tema, cerpen
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Cerpen sempurna (well-made short story)


Yaitu cerpen yang fokus pada satu tema dengan plot yang jelas
dan penyelesaian atau ending yang mudah dipahami. Misalnya
tema agama yang benar-benar hanya membicarakan agama
tanpa bumbu-bumbu tema lain.
b. Cerpen tak utuh (slice of life short story)
Merupakan cerpen yang tidak fokus pada satu tema dan dapat
memancar pada tema lain. Contohnya adalah tema sosial yang
masih bernuansa dan berbumbu kasih sayang.

2. Tokoh dan Penokohan


Tokoh adalah pelaku-pelaku yang terlibat dalam cerita dan
peristiwa dari suatu cerpen. Tokoh adalah karakter yang menjadi
pembawa pesan hingga amanat yang ingin disampaikan oleh penulis.
Tokoh dapat memiliki berbagai sifat dan karakter berbeda tergantung
dari kebutuhan cerita dan peristiwa yang ada dalam cerpen.
Sementara itu, penokohan adalah cara penulis untuk
mengklasifikasikan jenis karakter atau sifat seorang tokoh yang ingin
dibangun. Beberapa penokohan yang dapat dibangun dalam suatu
cerpen adalah: tokoh antagonis, protagonist, dsb. Berikut adalah
penjelasan dari masing-masing penokohan:
a. Protagonis
5

Tokoh utama yang mendukung cerita. Meskipun disebut tokoh


utama, terkadang tokoh protagonis juga terbagi menjadi
beberapa figur, bukan hanya satu orang.
b. Antagonis
Merupakan tokoh yang memiliki konflik dengan tokoh
protagonist. Tokoh ini identik dengan karakter jahat, namun
sebetulnya belum tentu, intinya tokoh ini akan memiliki watak,
pemikiran atau ideology yang terbalik dari tokoh protagonist.
Bisa jadi protagonis dalam karya prosa justru berwatak jahat
atau netral.
c. Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, penengah, atau penyangga,
baik untuk protagonis, antagonis, maupun cerita secara
keseluruhan.

Pengenalan tokoh dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Berikut


adalah beberapa penjelasan mengenai berbagai teknik pengenalan
tokoh dalam cerpen:

1. Teknik analitik, yaitu pengenalan tokoh langsung oleh penulis


yang berperan sebagai narator. teknik yang biasa dihindari
dalam karya sastra serius namun justru selalu digunakan oleh
sastra populer.
2. Teknik dramatik, yaitu pengenalan tokoh secara tidak langsung
melalui pemikiran tokohnya, lingkungan, peristiwa atau
bagaimana hubungan dan interaksi tokoh ini dengan tokoh lain
di dalam cerita. Teknik ini adalah teknik yang biasa digunakan
oleh sastra serius untuk menanamkan karakter secara tidak
langsung dan membuat pembaca dapat menilai karakter atau
watak tokoh berdasarkan interpretasinya sendiri.

3. Latar (Setting)
Latar adalah tempat, waktu hubungan waktu, lingkungan dan
keadaan budaya dan sosial dari tempat tertentu yang melatarbelakangi
terjadinya kisah dan cerita. Kapan cerita dalam cerpen terjadi?
Misalnya di masa sekarang atau justru di masa sejarah bahkan pra-
sejarah.
Kapan suatu peristiwa terjadi? Apakah di pagi hari, atau siang
hari? Bagaimana keterhubungan waktunya dengan masa kini. Latar
dapat bersifat faktual atau imajiner. Artinya bisa jadi latar mengambil
kota atau desa yang benar-benar ada di dunia, atau justru sebaliknya.
4. Plot (alur) dan Pengaluran
Plot, alur atau struktur adalah bagian-bagian yang membentuk
suatu cerita dan kisah dari suatu cerpen, novel atau prosa fiksi lainnya.
Misalnya, plot memiliki pengenalan tema dan tokoh, awal mula
konflik, puncak konflik hingga bagaimana penyelesaiannya. Plot atau
alur yang biasa terdapat dalam cerita prosa adalah sebagai berikut ini:
a. Abstraksi, Gambaran umum secara keseluruhan mengenai
berbagai situasi, peristiwa dan berbagai unsur lain dalam cerita
disampaikan disini. Biasanya plot ini opsional dan jarang
digunakan pada cerpen.
b. Orientasi (Pengenalan), dimana cerpen dimulai dengan
perkenalan tokoh (biasanya tokoh utama) penjelasan latar dan
mendetailkan tema secara keseluruhan cerpen.
c. Komplikasi, adalah awal mula munculnya konflik yang
biasanya terjadi antara tokoh protagonis dan antagonis. Bagian
ini menyebabkan bagaimana sebab-akibat terjadinya konflik
dari antagonis dan protagonist.
d. Pencapaian Konflik, merupakan bagian dimana konflik
semakin berkembang dan hampir menuju puncaknya (klimaks).
e. Puncak Konflik (Klimaks), dimana konflik telah mencapai
puncaknya, ketika pertentangan antar protagonis dan antagonis
dalam kondisi paling mendebarkan dan mencapai batasnya.
f. Evaluasi, adalah bagian dimana konflik mulai mendapatkan
pencerahan untuk menuju ke proses penyelesaian
g. Resolusi (Penyelesaian), merupakan penyelesaian dari konflik
yang terjadi dalam suatu cerita.
h. Koda, adalah bagian penutup atau akhir dari keseluruhan cerita
yang disajikan dalam sebuah prosa fiksi / cerpen. Koda dapat
berisi kesimpulan berupa amanat dari cerpen, meskipun
biasanya sastra serius menghindari ini karena ingin
pembacanya yang menyimpulkan amanat atau pesan dari
cerpen sendiri. Terkadang koda juga dapat memuat berbagai
kemungkinan-kemungkinan baru untuk celah lanjutan kisah.

Terkadang alur yang tersedia dapat disederhanakan menjadi empat


saja, yaitu: orientasi, komplikasi, klimaks dan penyelesaian
(resolusi). Karena, kenyataannya dalam cerpen kebanyakan penulis
hanya menggunakan keempat alur itu saja dengan pengaluran
struktur yang variatif.

Nurhayati (2019: 125) berpendapat bahwa secara kualitatif alur


cerita terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
7

a. Alur erat, yaitu alur yang memiliki hubungan erat dan padu,
sehingga tidak memiliki bagian cerita yang diambil sebagian
saja. Alur ini saling terikat antar satu peristiwa dengan
peristiwa yang lain.
b. Alur longgar, yaitu alur yang memiliki bagian cerita yang telah
diuraikan sebelumnya, disebut longgar karena adanya degresi
atau masukan peristiwa lain ke dalam cerita tersebut.

Pengaluran

Sementara itu, pengaluran adalah bagaimana berbagai alur


tersebut disusun. Apakah diawali oleh orientasi (pengenalan)
terlebih dahulu atau justru diawali oleh konflik? Pengaluran juga
memastikan bagaimana urutan peristiwa terjadi, apakah dari awal
hingga akhir (alur/pengaluran maju) atau justru dari masa depan ke
belakang (alur mundur).

Pengaluran juga dapat dilakukan dengan banyak kilas balik


yang berarti alur maju namun dibeberapa fragmen akan mundur
untuk sementara waktu (pengaluran campuran). Banyak orang
yang menyebutnya dengan istilah alur maju-mundur yang
sebetulnya kurang tepat, karena maju-mundur mengandung arti
yang tidak sesuai.

Seharusnya, sebut saja pengaluran tersebut dengan alur


maju yang memiliki kilas balik. Pengaluran juga sering tumpang-
tindih dengan istilah alur sendiri, namun esensinya sama saja.

5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang
digunakan dalam suatu cerpen. Apakah bahasa yang digunakan kasual
atau justru banyak menggunakan ungkapan estetis seperti majas, dsb.
Bagaimana diksi, yang merupakan pemilihan kata yang tepat atau
serasi diguanakan dalam suatu cerpen.
Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk
menghasilkan suasana yang dibutuhkan dalam suatu cerpen. Misalnya,
gaya bahasa dramatis dapat meningkatkan imaji atau suasana yang
dibutuhkan untuk peristiwa memilukan.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamat siapa penulis
menyampaikan cerita. Terdapat beberapa sudut pandang yang
digunakan.
7. Amanat / Pesan
Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi.
Amanat dalam cerpen yang bak tidak akan disampaikan secara
langsung, namun diperlihatkan dan digambarkan melalui berbagai
peristiwa dan watak tokoh yang ada.

B. Unsur Ekstrinsik
1. Latar Belakang
Latar belakang yang dituliskan dari cerpen diatas yang telah
disampaikan penulis adalah adanya kasih sayang dari lingkungan
sekitar yang membuat menguatnya persahabatan yang diceritakan oleh
penulis.
2. Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerpen
a. Nilai Budaya
Nilai Budaya yang dapat kita pelajari dari cerpen diatas adalah
kuatnya persahabatan yang masih terjalin diantara mereka
walaupun perbedaan sifat yang mereka miliki.
b. Nilai Moral
Nilai Moral yang dapat kita ambil dari cerpen diatas adalah kita
harus senantiasa meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik itu
kepada sahabat terdekat sekalipun.

2.2 Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik dalam Kutipan Cerpen


1. Tema = Galau
Bukti dalam teks ='' kegalauan saya bermula saat saya mengenal cinta dan wanita."
2. Tokoh dan penokohan
Tokoh
a. Saya (Seorang cowok)
Bukti dalam teks = "melihat mantan saya yang selalu galau karena dia ditinggal
cowoknya yang berpaling ke wanita lain"
b. Dia (seorang perempuan)
Bukti dalam teks = "dia ditinggal cowoknya"
9

c. Fitri (Teman saya )


Bukti dalam teks =" Sampai suatu saat saya lagi tertunduk lesu di kelas ada teman
kelas saya namanya Fitri dia duduk disamping saya dan tiba-tiba dia pun berbicara".

Penokohan
a. Saya = protagonist
Bukti dalam teks ="Saya makin tidak mengerti saya harus bagaimana dengan
semua ini. Saya harus bagaimana…?. Saat itu saya berfikir bahwa saya adalah
orang yang paling gagal karena saya gagal mempertahankan pacar saya untuk
terus bersama saya."
b. Dia = antagonis
Bukti dalam teks = "Sikapnya ke saya sudah mulai cuek, tidak peduli dan
sikapnya sama persis seperti dahulu saya diputusin sama dia. Dan ternyata di
akhir bulan ke 9 ternyata dia sudah ada yang deketin tanpa sepengetahuan saya
juga ternyata diam-diam dia sudah jadian dengan orang itu."
c. Fitri = tritagonis
Bukti dalam teks = Sampai suatu saat saya lagi tertunduk lesu di kelas ada teman
kelas saya namanya Fitri dia duduk disamping saya dan tiba-tiba dia pun
berbicara"
3. Latar
a. latar tempat
Disekolah =" Sampai suatu saat saya lagi tertunduk lesu di kelas ada teman kelas
saya namanya Fitri dia duduk disamping saya dan tiba-tiba dia pun berbicara"
b. Latar Suasana
Galau = "kegalauan saya bermula saat saya mengenal cinta dan wanita. Saat pertama
saya rasa itu indah tapi pas di ujung batas kehancuran hubungan saya merasa berat
sekali melihat orang yang saya sayang bersanding bersama orang lain. "

Marah/Frustasi = "Disaat itu lah kegalauan saya memuncak dan saya semakin uring-
uringan tidak bisa makan, tidur tidak nyenyak, dan pola hidup berantakan"

Bingung =" Saya makin tidak mengerti saya harus bagaimana dengan semua ini. Saya
harus bagaimana…?."

C. Latar waktu

Malam hari ="hari itu menjadi penghibur buat dia. Akhirnya kita sering pergi bersama dan di
suatu malam dia sms saya"

Esok hari = "Keesokan harinya kami pun menjalani hari berdua penuh keindahan yang dilalui
oleh dua anak manusia yang sedang dilanda asmara yang begitu indah sampai lupa adanya
kehadiran orang lain di sekitarnya "
4.Plot(Alur )/ pengaluran

a.Abstraksi = "Galau adalah salah satu hal yang paling tidak enak yang pernah saya alami selama
hidup saya, kegalauan saya bermula saat saya mengenal cinta dan wanita"

b.Orientasi = ". Saat pertama saya rasa itu indah tapi pas di ujung batas kehancuran hubungan
saya merasa berat sekali melihat orang yang saya sayang bersanding bersama orang lain."

c. komplikasi =" Setelah beberapa lama saya liat dia galau terus lama kelamaan saya ada rasa
kasihan melihat mantan saya yang selalu galau karena dia ditinggal cowoknya yang berpaling ke
wanita lain. Dan saya pun memberi dia sedikit wejangan agar dia tetap semangat. Dan pada
waktu itu lah rasa sayang saya ke dia tumbuh kembali, dan saya pun sejak.hari itu menjadi
penghibur buat dia. Akhirnya kita sering pergi bersama dan di suatu malam dia sms saya."

d. Pencapaian konflik =Dan akhirnya 3 bulan berlalu … 4 bulan berlalu … dan begitupun bulan
berikutnya kami lalui sebagai sepasang kekasih dan sampai akhirnya pada bulan ke 8 dia mulai
berbeda sikap kepada saya. Sikapnya ke saya sudah mulai cuek, tidak peduli dan sikapnya sama
persis seperti dahulu saya diputusin sama dia.

e.puncak konflik = "Dan ternyata di akhir bulan ke 9 ternyata dia sudah ada yang deketin tanpa
sepengetahuan saya juga ternyata diam-diam dia sudah jadian dengan orang itu. Sakit sekali
rasanya, apalagi pas tahu kalau saya juga diputusin LAGI sama dia dan lebih parahnya saya
diputusinnya setelah dia jadian sama pria lain."

f. Evaluasi = Sampai suatu saat saya lagi tertunduk lesu di kelas ada teman kelas saya namanya
Fitri dia duduk disamping saya dan tiba-tiba dia pun berbicara “saya juga pernah galau kok sama
kaya kamu pas saya putus dari mantan saya dulu” kata Fitri “ah serius kamu Fit? Tapi kamu
senang senang saja waktu itu” Tanya saya“pertamanya sih saya memang galau, uring uringan
setiap waktu” “terus?” Tanya saya semakin penasaran “akhirnya saya sadar kalau hidup hanya
sekali dan sayang bila kesempatan hidup itu kita sia-siakan dengan hal yang tidak penting seperti
menggalau ini, apalagi galau karena kekasih” penjelasannya “oh begitu ya Fit” saya sambil
merenung dan memikirkan kata-kata itu “Bukankah di dalam islam kita tidak boleh merenung
atau memikirkan sesuatu yang membuat kita merasa murung terlalu lama atau berkelanjutan ya?”
ucap Fitri “Iya sih..” jawab saya sambil tertunduk. “ya sudah sekarang kamu ga usah galau, galau
itu tidak penting men. Galau hanya bisa membuat kamu kelihatan jadi orang yang lemah men.
Jadi nikmati saja hidup kamu, lepaskan saja semua kegalauan kamu dan mulailah berkarya dalam
hidup kamu” sambil menepuk bahu saya lalu dia pergi
g. Resolusi = "Kata-kata itu yang selalu saya ingat dan membuat saya semakin termotivasi untuk
tidak galau lagi"
11

h. Koda = "Sesuatu yang saya ingat adalah kata-kata sahabat saya yang selalu kasih wejangan
motivasi dan semangat buat saya terus berkarya. Dari kejadian ini saya bisa belajar kalau galau
bukanlah akhir dari segalanya, dan jangan jadikan kegalauan itu sebagai alasan kenapa kita
gagal. Dan akhirnya saya tau kalau hidup itu sangat berharga dan sangat sayang untuk di sia
siakan dengan hal yang tidak berguna dan membuang-buang waktu. Dan juga hidup itu adalah
pilihan,

5.Gaya bahasa

"gaya bahasa yang digunakan dramatis sehingga meningkatkan imaji atau suasana yang
mengharukan ."

6. sudut pandang "prepektif"

7.Amanat / Pesan : kita tidak boleh putus asa atas apa yang sudah terjadi
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran
13

DAFTAR PUSTAKA

Sumber pencarian https://bocahkampus.com -untuk informasi lain seputar kampus dan


pendidikan.
LAMPIRAN

“Galau Bukan Akhir Dari Segalanya”

Cerpen Karangan: Muhammad Wisnu Santari Wardana

Galau adalah salah satu hal yang paling tidak enak yang pernah saya alami selama hidup
saya, kegalauan saya bermula saat saya mengenal cinta dan wanita. Saat pertama saya rasa itu
indah tapi pas di ujung batas kehancuran hubungan saya merasa berat sekali melihat orang yang
saya sayang bersanding bersama orang lain. Disaat itu lah kegalauan saya memuncak dan saya
semakin uring-uringan tidak bisa makan, tidur tidak nyenyak, dan pola hidup berantakan. Pernah
terlintas dalam fikiran saya dengan menjauh atau pindah ke tempat lain bisa merubah dan
melupakan semua hal yang udah terjadi yang menjadikan saya orang yang paling galau saat ini.

Saya makin tidak mengerti saya harus bagaimana dengan semua ini. Saya harus
bagaimana…?. Saat itu saya berfikir bahwa saya adalah orang yang paling gagal karena saya
gagal mempertahankan pacar saya untuk terus bersama saya. Saya masih berfikir apayang salah
darisaya sehingga Dia berpaling dan meniggalkan saya. Saya pun tidak henti hentinya selalu
menyalahkan diri saya tanpa tahu salah saya apa.

Waktu demi waktu berlalu dan saya lalui semua itu dengan kegalauan yang saya alami
yang tidak ada habisnya. Tapi suatu hari saya denger kabar kalau mantan saya itu putus dengan
pacarnya, Dia pun galau dan mulai mendekati saya lagi. Karena saya masih ada rasa sayang ke
dia, ya saya senang saja pas dia mendekati saya lagi dan saat itu pun saya berpikir kalau dia
masih sayang sama saya.

Setelah beberapa lama saya liat dia galau terus lamakelamaan saya ada rasa kasihan
melihat mantan saya yang selalu galau karena dia ditinggal cowoknya yang berpaling ke wanita
lain. Dan saya pun memberi dia sedikit wejangan agar dia tetap semangat. Dan pada waktu itu
lah rasa sayang saya ke dia tumbuh kembali, dan saya pun sejak hari itu menjadi penghibur buat
dia. Keesokan harinya kami pun menjalani hari berdua penuh keindahan yang dilalui oleh dua
anak manusia yang sedang dilanda asmara yang begitu indah sampai lupa adanya kehadiran
15

orang lain di sekitarnya. Memang orang yang jatuh cinta itu merasa kalau dunia ini itu
milikberdua danyang lain hanya ngontrak.

Dan akhirnya 3 bulan berlalu … 4 bulan berlalu … dan begitupun bulan berikutnya kami
lalui sebagai sepasang kekasih dan sampai akhirnya pada bulan ke 8 dia mulai berbeda sikap
kepada saya. Sikapnya ke saya sudah mulai cuek, tidak peduli dan sikapnya sama persis seperti
dahulu saya diputusin sama dia. Dan ternyata di akhir bulan ke 9 ternyata dia sudah ada yang
deketin tanpa sepengetahuan saya juga ternyata diam-diam dia sudah jadian dengan orang itu.
Sakit sekali rasanya, apalagi pas tahu kalau saya juga diputusin LAGI sama dia dan lebih
parahnya saya diputusinnya setelah dia jadian sama pria lain.

Semenjak hal itu saya kembali jadi orang yang galau setiap waktu dan tempat. Saya gak
tau lagi harus gimana dan saya tidak habis fikir ternyata saya disakitin lagi sama orang yang dulu
pernah nyakitin saya. Saya kayak orang yang kehilangan tujuan hidupnya yang tidak tahu harus
kemana. Makin lama saya makin bingung sama hidup yang saya jalanin. Sampai suatu saat saya
lagi tertunduk lesu di kelas ada teman kelas saya namanya Fitri dia duduk di samping saya dan
tiba-tiba diapun berbicara “saya juga pernah galau kok sama kaya kamu pas saya putus dari
mantan saya dulu” kata Fitri “ah serius kamu Fit?Tapi kamu senang senang saja waktu itu”Tanya
saya “pertamanya sih saya memang galau,uring uringan setiap waktu” “terus?”Tanya saya
semakin penasaran “akhirnya saya sadar kalau hidup hanya sekali dan sayang bila kesempatan
hidup itu kita sia-siakan dengan hal yang tidak penting seperti menggalau ini, apalagi galau
karena kekasih”penjelasannya “oh begitu ya Fit” saya sambil merenung dan memikirkan kata-
kata itu “Bukankah di dalam islam kita tidak boleh merenung atau memikirkan sesuatu yang
membuat kita merasa murung terlalu lama atau berkelanjutanya?”ucapFitri “Iyasih..”jawab saya
sambil tertunduk. “ya sudah sekarang kamu ga usah galau, galau itu tidak penting men. Galau
hanya bisa membuat kamu kelihatan jadi orang yang lemah men. Jadi nikmati saja hidup kamu,
lepaskan saja semua kegalauan kamu dan mulailah berkarya dalam hidup kamu”sambil menepuk
bahu saya lalu dia pergi.

Kata-kata itu yang selalu saya ingat dan membuat saya semakin termotivasi untuk tidak
galau lagi dan memang benar kalau hidup memang hanya sekali, tidak ada gunanya juga kita
galau dan menyesali semua yang sudah terjadi. Lambat laun teman teman dan sahabat saya
memberi semangat dan masukan ke saya untuk saya kedepannya agar tidak berhenti begitu saja
dan jangan menyerah sampai disini. Sesuatu yang saya ingat adalah kata-kata sahabat saya yang
selalu kasih wejangan motivasi dan semangat buat saya terus berkarya.

Dari kejadian ini saya bisa belajar kalau galau bukanlah akhir dari segalanya, dan jangan
jadikan kegalauan itu sebagai alasan kenapa kita gagal. Dan akhirnya saya tau kalau hidup itu
sangat berharga dan sangat sayang untuk di sia siakan dengan hal yang tidak berguna dan
membuang-buang waktu. Dan juga hidup itu adalah pilihan, Kamu mau stop berhenti sampai
disini dan menyerah sama keadaan galau lu atau lu mau lanjut terus dan memperjuangkan hidup
lu maujadi apa nantinya.

Anda mungkin juga menyukai