Anda di halaman 1dari 4

Tema

Tema merupakan gagasan utama yang menjalin struktur cerita, persoalan, peristiwa-peristiwa yang
dibawakan pada suatu cerpen. Misalnya tema cerpen dapat bertema: cinta, kedengkian manusia,
filosofis, cerminan sejarah, maupun tema sosial yang menjamah persoalan-persoalan kemanusiaan.

Menurut Nurhayati (2019: 123) berdasarkan pengolahan tema, cerpen dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:

Cerpen sempurna (well-made short story), yaitu cerpen yang fokus pada satu tema dengan plot yang
jelas dan penyelesaian atau ending yang mudah dipahami. Misalnya tema agama yang benar-benar
hanya membicarakan agama tanpa bumbu-bumbu tema lain.

Cerpen tak utuh (slice of life short story), merupakan cerpen yang tidak fokus pada satu tema dan dapat
memancar pada tema lain. Contohnya adalah tema sosial yang masih bernuansa dan berbumbu kasih
sayang.

Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku-pelaku yang terlibat dalam cerita dan peristiwa dari suatu cerpen. Tokoh adalah
karakter yang menjadi pembawa pesan hingga amanat yang ingin disampaikan oleh penulis. Tokoh
dapat memiliki berbagai sifat dan karakter berbeda tergantung dari kebutuhan cerita dan peristiwa yang
ada dalam cerpen.

Sementara itu, penokohan adalah cara penulis untuk mengklasifikasikan jenis karakter atau sifat seorang
tokoh yang ingin dibangun. Beberapa penokohan yang dapat dibangun dalam suatu cerpen adalah:
tokoh antagonis, protagonist, dsb. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing penokohan:

Protagonis, Tokoh utama yang mendukung cerita. Meskipun disebut tokoh utama, terkadang tokoh
protagonis juga terbagi menjadi beberapa figur, bukan hanya satu orang.

Antagonis, Merupakan tokoh yang memiliki konflik dengan tokoh protagonist. Tokoh ini identik dengan
karakter jahat, namun sebetulnya belum tentu, intinya tokoh ini akan memiliki watak, pemikiran atau
ideology yang terbalik dari tokoh protagonist. Bisa jadi protagonis dalam karya prosa justru berwatak
jahat atau netral.

Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, penengah, atau penyangga, baik untuk protagonis, antagonis,
maupun cerita secara keseluruhan.

Pengenalan tokoh dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Berikut adalah beberapa penjelasan
mengenai berbagai teknik pengenalan tokoh dalam cerpen:
Teknik analitik, yaitu pengenalan tokoh langsung oleh penulis yang berperan sebagai narator. teknik
yang biasa dihindari dalam karya sastra serius namun justru selalu digunakan oleh sastra populer.

Teknik dramatik, yaitu pengenalan tokoh secara tidak langsung melalui pemikiran tokohnya, lingkungan,
peristiwa atau bagaimana hubungan dan interaksi tokoh ini dengan tokoh lain di dalam cerita. Teknik ini
adalah teknik yang biasa digunakan oleh sastra serius untuk menanamkan karakter secara tidak
langsung dan membuat pembaca dapat menilai karakter atau watak tokoh berdasarkan interpretasinya
sendiri.

Latar (Setting)

Latar adalah tempat, waktu hubungan waktu, lingkungan dan keadaan budaya dan sosial dari tempat
tertentu yang melatarbelakangi terjadinya kisah dan cerita. Kapan cerita dalam cerpen terjadi? Misalnya
di masa sekarang atau justru di masa sejarah bahkan pra-sejarah.

Kapan suatu peristiwa terjadi? Apakah di pagi hari, atau siang hari? Bagaimana keterhubungan
waktunya dengan masa kini. Latar dapat bersifat faktual atau imajiner. Artinya bisa jadi latar mengambil
kota atau desa yang benar-benar ada di dunia, atau justru sebaliknya.

Plot (alur) dan Pengaluran

Plot, alur atau struktur adalah bagian-bagian yang membentuk suatu cerita dan kisah dari suatu cerpen,
novel atau prosa fiksi lainnya. Misalnya, plot memiliki pengenalan tema dan tokoh, awal mula konflik,
puncak konflik hingga bagaimana penyelesaiannya. Plot atau alur yang biasa terdapat dalam cerita prosa
adalah sebagai berikut ini:

Abstraksi, Gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa dan berbagai
unsur lain dalam cerita disampaikan disini. Biasanya plot ini opsional dan jarang digunakan pada cerpen.

Orientasi (Pengenalan), dimana cerpen dimulai dengan perkenalan tokoh (biasanya tokoh utama)
penjelasan latar dan mendetailkan tema secara keseluruhan cerpen.

Komplikasi, adalah awal mula munculnya konflik yang biasanya terjadi antara tokoh protagonis dan
antagonis. Bagian ini menyebabkan bagaimana sebab-akibat terjadinya konflik dari antagonis dan
protagonist.

Pencapaian Konflik, merupakan bagian dimana konflik semakin berkembang dan hampir menuju
puncaknya (klimaks).
Puncak Konflik (Klimaks), dimana konflik telah mencapai puncaknya, ketika pertentangan antar
protagonis dan antagonis dalam kondisi paling mendebarkan dan mencapai batasnya.

Evaluasi, adalah bagian dimana konflik mulai mendapatkan pencerahan untuk menuju ke proses
penyelesaian

Resolusi (Penyelesaian), merupakan penyelesaian dari konflik yang terjadi dalam suatu cerita.

Koda, adalah bagian penutup atau akhir dari keseluruhan cerita yang disajikan dalam sebuah prosa fiksi /
cerpen. Koda dapat berisi kesimpulan berupa amanat dari cerpen, meskipun biasanya sastra serius
menghindari ini karena ingin pembacanya yang menyimpulkan amanat atau pesan dari cerpen sendiri.
Terkadang koda juga dapat memuat berbagai kemungkinan-kemungkinan baru untuk celah lanjutan
kisah.

Terkadang alur yang tersedia dapat disederhanakan menjadi empat saja, yaitu: orientasi, komplikasi,
klimaks dan penyelesaian (resolusi). Karena, kenyataannya dalam cerpen kebanyakan penulis hanya
menggunakan keempat alur itu saja dengan pengaluran struktur yang variatif.

Nurhayati (2019: 125) berpendapat bahwa secara kualitatif alur cerita terbagi menjadi dua jenis, yaitu
sebagai berikut:

Alur erat, yaitu alur yang memiliki hubungan erat dan padu, sehingga tidak memiliki bagian cerita yang
diambil sebagian saja. Alur ini saling terikat antar satu peristiwa dengan peristiwa yang lain.

Alur longgar, yaitu alur yang memiliki bagian cerita yang telah diuraikan sebelumnya, disebut longgar
karena adanya degresi atau masukan peristiwa lain ke dalam cerita tersebut.

Pengaluran

Sementara itu, pengaluran adalah bagaimana berbagai alur tersebut disusun. Apakah diawali oleh
orientasi (pengenalan) terlebih dahulu atau justru diawali oleh konflik? Pengaluran juga memastikan
bagaimana urutan peristiwa terjadi, apakah dari awal hingga akhir (alur/pengaluran maju) atau justru
dari masa depan ke belakang (alur mundur).

Pengaluran juga dapat dilakukan dengan banyak kilas balik yang berarti alur maju namun dibeberapa
fragmen akan mundur untuk sementara waktu (pengaluran campuran). Banyak orang yang
menyebutnya dengan istilah alur maju-mundur yang sebetulnya kurang tepat, karena maju-mundur
mengandung arti yang tidak sesuai.

Seharusnya, sebut saja pengaluran tersebut dengan alur maju yang memiliki kilas balik. Pengaluran juga
sering tumpang-tindih dengan istilah alur sendiri, namun esensinya sama saja.
Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan dalam suatu cerpen. Apakah
bahasa yang digunakan kasual atau justru banyak menggunakan ungkapan estetis seperti majas, dsb.
Bagaimana diksi, yang merupakan pemilihan kata yang tepat atau serasi diguanakan dalam suatu
cerpen.

Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk menghasilkan suasana yang dibutuhkan dalam
suatu cerpen. Misalnya, gaya bahasa dramatis dapat meningkatkan imaji atau suasana yang dibutuhkan
untuk peristiwa memilukan.

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamat siapa penulis menyampaikan cerita. Terdapat
beberapa sudut pandang yang digunakan. Sudut pandang pertama menyampaikan cerita seakan penulis
adalah tokoh dan menggunakan kata ganti “Aku. Sementara sudut pandang ketiga menggunakan
kacamata orang yang melihat atau menyaksikan dan menggunakan kata ganti “Dia”, “Mereka”, dsb.

Amanat / Pesan

Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi. Amanat dalam cerpen yang bak tidak akan
disampaikan secara langsung, namun diperlihatkan dan digambarkan melalui berbagai peristiwa dan
watak tokoh yang ada. Misalnya, terdapat tokoh baik yang patut untuk dicontoh dan sebaliknya ada pula
tokoh dengan watak negatif yang dapat dicatat kesalahannya agar tidak diikuti.

Anda mungkin juga menyukai