Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

MODULATOR AM & FM

NAMA : ATHALA RANIA INSYIRAH


NIM : 061930331253
KELAS : 3 TD

DOSEN PEMBIMBING : Ir. H. ABDUL RAKHMAN, M.T.

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2020
MODULATOR AM & FM

1.1. Pendahuluan
Secara definisi, Modulasi merupakan sebuah proses perubahan suatu
gelombang periodik sehingga menjadi suatu sinyal yang mampu membawa suatu
informasi. Jadi untuk dapat mengirimkan suatu informasi dari suatu perangkat ke
perangkat lainnya yang menggunakan Teknologi Frekuensi Radio, informasi
tersebut harus dimodulasi terlebih dahulu sebelum dipancarkan. Rangkaian yang
berfungsi sebagai Modulasi disebut dengan Modulator.Dengan kata lain,
Modulasi sendiri adalah proses penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal
pembawa(carrier), sehingga sebagian dari karakteristik sinyal pembawa berubah
sesuai dengan nilai sesaat dari sinyal informasi.
Berikut ini ialah syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan
modulasi antara lain sebagai berikut:
1. Terdapat suatu sinyal informasi, sinyal informasi merupakan suatu sinyal yang
akan dikirimkan
2. Harus adanya sinyal carrier, sinyal carrier atau sinyal pembawa merupakan
suatu sinyal yang akan membawa sinyal informasi.
3. Frekuensi sinyal carrier lebih besar dari frekuensi sinyal informasi (fc> fi )
Misalkan :
e = E sin (ωt + φ)
Dimana :
e = Nilai sesaat dari gelombang pembawa
E = Amplitudo maksimum
ω (2πf) = Kecepatan sudut, dimana f adalah frekuensi
φ = Phasa
Dalam proses modulasi salah satu parameter yang nantinya akan diubah
adalah amplitudo (E), frekuensi (f), dan phasa (φ). Hal ini sesuai dengan jenis
modulasi yangdigunakan.
Dengan garis besar, modulasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu modulasi
analog dan modulasi digital. Perbedaan dari kedua modulasi ini adalah dilihat dari
jenis sinyal informasinya. Pada modulasi analog, sinyal informasinya berbentuk
analog dan sinyal pembawanya berbentuk analog pula. Sedangkan pada modulasi
digital, sinyal informasinya berbentuk digital dan sinyal pembawanya berbentuk
analog.
1.2. Modulator AM
Modulasi amplitudo atau dikenal dengan sebutan AM (Amplitude
Modulation) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu teknik modulasi
yang mana amplitudo sinyal carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan
amplitudo sinyal informasi. Dengan prinsipnya, Modulasi Amplitudo (AM)
adalah penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa (sinyal carrier)
dimana amplitudo dari sinyal pembawa akanberubah-ubah sesuai dengan
perubahan amplitudo sinyal informasinya.
Hasil darimodulasi amplitudo ini dinamakan “Sinyal Termodulasi AM”.
Misal sinyal sebelum termodulasi :
Sinyal informasi : vm = Vm cos ωmt
Sinyal carrier : vc = Vc cos ωct
Sinyal setelah dimodulasi :
 A = Vc + vm
A = Vc + Vm cos ωmt
 v = A cos ωct
v = [Vc + Vm cos ωmt] cos ωct
v = Vc cos ωct + Vm cos ωmt cos ωct
v = Vc cos ωct + (Vm/2)cos(ωc+ωm)t + (Vm/2) cos(ωc - ωm)t
v = Vc cos ωct + m(Vc/2)cos(ωc+ωm)t+ m(Vc/2) cos(ωc - ωm)t

Dimana m adalah indeks modulasi, yang secara matematis dapat ditulis :


m = Vm / Vc
Vm = tegangan sinyal informasi
Vc = tegangan sinyal pembawa
Sehingga nilai indeks modulasi (m), memiliki 3 kemungkinan,
diantaranya:
1. m =1 (keadaan ideal)
2. m > 1 (over modulation), terjadi distorsi atau cacat pada sinyal yang diterima
3. 0 < m < 1 (aplikasi dalam praktik)
Pemancar AM
Pemancar AM merupakan suatu pemancar yang memanfaatkan teknik
modulasi analog yaitu Amplitude Modulation (AM), untuk mentransmisikan
sinyal informasi. Blok diagram yang umum dari pemancar AM adalah sebagai
berikut :

Gambar 1 : Blok diagram pemancar AM

Sumber pembawa adalah sebuah osilator yang besar frekuensi


keluarannya dapat diatur dengan mengubah nilai L dan C. Frekuensi yang
dipancarkan diusahakan konstan agar gelombang keluaran yang dihasilkan lebih
baik.
Blok osilator kemudian akan diikuti oleh sebuah penguat buffer yang
ditala. Dengan adanya buffer maka diusahakan agar frekuensi yang dibangkitkan
oleh osilator bernilai konstan.
Fungsi buffer di sini untuk mengisolasi osilator sehingga osilator tidak
terbebani oleh rangkaian dibelakangnya mengingat fungsi osilator sebagai
penghasil sinyal carier yang menuntut kestabilan frekuensi dan energi. Disamping
itu buffer difungsikan untuk menguatkan energi sinyal carier untuk
mengkompensasi kemungkinan pelemahan sinyal oleh noise.
Sinyal informasi dimasukkan pada rangkaian ini untuk dicampur dengan
sinyal pembawa. Pada transmitter terdapat rangkaian modulator yang pada
umumnya adalah sebuah penguat kelas C. Penggunaan penguat kelas C ini akan
mengakibatkan timbulnya cacat yang tidak diinginkan pada selubung modulasi
yang mengandung sinyal informasi. Kemudian keluaran dari penguat RF
ditransmisikan lewat antena.Modulasi Basis adalah metode memodulasi
amplitudo dimana sinyal carier dan sinyal informasi sama-sama dilewatkan
melalui sisi basis modulator AM (modulator AM yang digunakan berkomponen
utama transistor) sehingga sinyal termodulasinya sefasa dengan sinyal
informasinya. Keuntungan dari metode ini adalah pada sisi demodulator tidak
diperlukan adanya rangkaian pembalik fasa selain indeks modulasi yang relatif
lebih baik daripada metode sekawannya.
Implementasi Modulator AM (AM-DSB-SC)

Implementasi Modulator AM (AM-DSB-FC)

Kekurangan dan kelebihan Amplitudo Modulation ( AM )


Kelebihan :
- Sinyal dapat berubah menjadi suara dengan peralatan sederhana. Jika sinyal
cukup kuat, bahkan tidak dibutuhkan sumber daya khusus, dan dapat diterima
dengan sebuah penerima radio kristal sederhana tanpa catu daya sama sekali.
- Lebih mudah dimodulasi karena lebih sederhana.
Memiliki range jangkauan yang luas karena sinyal AM mampu dipantulkan pada
lapisan udara teratas yaitu ionosfer.
Kekurangan :
- Tejadi fading (rentan terhadap gangguan) pada gelombang
- Daya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan FM.
- Bandwith yang sempit juga membatasi kualitas suara yang dapat disampaikan
oleh kegiatan broadcasting radio.
1.3 MODULATOR FM

Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM ) adalah proses


menumpangkan sinyal informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga
frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah sesuai dengan perubahan
simpangan (tegangan) gelombang sinyal informasi.
Dengan didefinisikan sebagai deviasi frekuensi sesaat sinyal pembawa
( darikrekuensi tak termodulasi ) sesuai dengan amplitudo sesaat sinyal
pemodulasi. Sinyal pembawa dapat berupa gelombang sinus, sedangka sinyal
pemodulasi (informasi) dapat berupa gelombang apa saja (sinusoidal, kotak,
segitiga, atau sinyal lain misalnya sinyal audio).
Jadi sinyal informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada
gelombang pembawa menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa
sesuai dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada modulasi
frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa
sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi. Proses modulasi
frekuensi digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 : (a) Sinyal pembawa, (b) Sinyal pemodulasi, (c) Sinyal termodulasi
FM

Pada gambar 2 diatas mengilustrasikan modulasi frekuensi sinyal


pembawa sinussoidal dengan menggunakan sinyal pemodulasi yang juga
berbentuk sinyal sinussoidal.
Secara sistematis, sinyal termodulasi FM dapat dinyatakan dengan :

eFM = Vc sin ( ωc t + mf sin ωm t )

keterangan :
eFM : sinyal termodulasi FM
em : sinyal pemodulasi
ec : sinyal pembawa
Vc : amplitudo maksimum sinyal pembawa
mf : indeks modulasi FM
ωc : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
ωm : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)

Indeks Modulasi
Pada modulasi frekuensi sinyal pembawa diubah-ubah sehingga besarnya
sebanding dengan besarnya amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar
amplitudo sinyal pemodulasi, maka semakin besar pula frekuensi sinyal
termodulasi FM. Besar selisih antara frekuensi sinyal termodulasi FM pada suatu
saat dengan frekuensi sinyal pembawa disebut dengan deviasi. Deviasi frekuensi
maksimum dedefi isikan sebagai selisih antara frekuensi sinyal termodulasi
tertinggi dengan terendahnya.
Indeks modulasi FM (mf) merupakan perbandingan antara deviasi
frekuensi dengan frekuensi sinyal pemodulasi

mf = δ / fm

keterangan :
δ : deviasi frekuensi maksimum
fm : frekuensi maksimum sinyal pemodulasi
mf : indeks modulasi FM
Besarnya indeks modulasi FM dapat dipilih sebesar mungkin sejauh
tersedia bandwidth (lebar bidang) untuk keperluan transmisinya. Biasanya
besarnya indeks modulasi ini akan dimaksimalkan dengan cara mengatur
besarnya deviasi frekuensi maksimal yang diijinkan.
Persamaan gelombang FM dinyatakan sbb:
eFM = Vc J0 mf sin ωc t
+ Vc {J1 (mf) [sin (ωc + ωm )t - sin (ωc - ωm )t]}
+ Vc {J2 (mf) [sin (ωc + 2ωm )t - sin (ωc - 2ωm )t]}
+ Vc {J3 (mf) [sin (ωc + 3ωm )t - sin (ωc - 3ωm )t]}
+ Vc {J4 (mf) [sin (ωc + 4ωm )t - sin (ωc - 4ωm )t]}
+ ………
Keterangan
eFM : amplitudo sesaat gelombang termodulasi FM
Vc : amplitudo puncak pembawa
Jn : penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk indeks modulasi
mf : indeks modulasi FM
Penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk berbagai indeks modulasi
dapat dilihat pada gambar 3 dan tabel fungsi Bessel

Gambar 3 : Penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk berbagai indeks modulasi
Dengan memasukkan nilai-nilai indeks modulasi, frekuensi pembawa, dan
frekuensi pemodulasinya maka dapat ditentukan pula penyelesaian fungsi Bessel
yang bersangkutan. Selanjutnya dapat digambarkan spektrum frekuensi sinyal
termodulasi FM yang bersangkutan. Gambar 4 memperlihatkan contoh spektrum
sinyal termodulasi FM.

Gambar 4 : spekrum sinyal termodulasi FM

Gambar 5 : Table fungsi Bessel

Blok Diagram Modulator FM


Gambar 6 : Blok Diagram Pemancar FM Stereo
Dengan Penjelasan Sebagai berikut :
1. Encoder
Bagian ini merupakan tahap awal masukan yang berasal dari audioprosessor dan
hanya ada pada sistem pemancar FM stereo. Pada sistem pemancar mono bagian
ini tidak ada. Encoder mengubah sinyal perbedaan L dan R menjadi sinyal
komposit 38 kHz termodulasi DSBSC.
2. Modulator FM/PM
Modulator FM (Frequency Modulation) atau dapat juga berupa modulator PM
(Phase Modulation). Prinsip dasarnya adalah sebuah modulator reaktansi. Pada
FM, sinyal audio level daya rendah mengguncang reaktansi kapasitif dari varaktor
deoda untuk menghasilkan deviasi frekuensi osilator. Amplitudo tertinggi sinyal
audio berakibat pada turunnya nilai kapasitansi (naiknya reaktansi kapasitif)
varaktor sehingga frekuensi osilator berada pada nilai tertinggi. Sebaliknya, pada
level terendah sinyal pemodulasi, berakibat pada naiknya kapasitansi (turunnya
reaktansi kapasitif) varaktor sehingga frekuensi osilator berada pada nilai
terendah. Lebar deviasi tidak lebih dari 75 kHz untuk setiap sisi atau 150 kHz
secara keseluruhan.
3. Osilator
Membangkitkan getaran frekuensi tinggi sesuai dengan frekuensi lingkar tala dari
generator tala yang pada umumnya menggunakan resonator paralel berupa LC
jajar. Nilai C dibangun sebagian atau keseluruhan menggunakan varaktor deoda
yang ada pada bagian modulator (untuk tipe modulator dengan varaktor). Pada
FM komersial, frekuensi kerja osilator mulai 87,50 MHz s/d 108,50 MHz untuk
FM II dan 75,50 MHz s/d 96,50 MHz untuk FM I.
4. Buffer (Penyangga)
Penyangga (buffer) berfungsi menguatkan arus sinyal keluaran dari osilator.
Sebuah penyangga identik dengan rangkaian dengan impedansi masukan tinggi
dan impedansi keluaran rendah sehingga sering digunakan emitor follower pada
tahap ini.
5. Driver (Kemudi)
Rangkaian driver berfungsi mengatur penguatan daya (tegangan dan arus) sinyal
FM dari penyangga sebelum menuju ke bagian penguat akhir. Pada sistem
pemancar FM sering digunakan penguat kelas A untuk menjamin linieritas sinyal
keluaran. Mengingat efisiensi penguat kelas A yang rendah (hanya sekitar 30%),
maka perlu beberapa tingkatan driver sebelum penguat akhir (final amplifier).
Pada tahap driver, penggunaan tapis -lolos-bawah sangat dianjurkan untuk
menekan frekuensi harmonisa.
6. Penguat Akhir (Final Amplifier)
Bagian penguat akhir merupakan unit rangkaian penguat daya RF efisiensi tinggi,
untuk itu sering dan hampir selalu digunakan penguat daya RF tertala kelas C
karena menawarkan efisiensi daya hingga “100%”. Bagian akhir dari penguat
akhir mutlak dipasang filter untuk menekan harmonisa frekuensi.
7. Antena
Mengubah getaran listrik frekuensi tinggi menjadi gelombang elektromagnetik
dan meradiasikannya ke ruang bebas. Jenis antena sangat berpengaruh pada pola
radiasi pancaran gelombang elektromagnetik.
8. Catu Daya (Power Supply)
Catu daya harus mempu mensuplay kebutuhan daya listrik mulai dari tingkat
modulator – osilator sampai tingkat penguat akhir daya RF. Pemasangan shelding
pada blok pen-catu daya merupakan hal penting untuk sistem pemancar FM,
selain itu pemakaian filter galvanis sangat dianjurkan untuk menekan sinyal
gangguan pada rangkaian jala-jala dan sebaliknya

Kelebihan dan kekurangan Frequency Modulation


Kekurangan :
- Lebih rumit dibandingkan AM.
- Diperlukan perangkat penerima siaran yang lebih tinggi kemampuannya
dibandingkan dengan siaran gelombang AM.

Kelebihan :
- Lebih tahan noise (gangguan atmosfir) karena frekuensi 88 – 108 Mhz jarang
terkena noise seperti itu.
- Daya yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan AM.
- Bandwith lebih lebar dibandingkan AM memungkinkan transmisi stereo.

1.4. Perbedaan AM dan FM


AM menggunakan modulasi amplitudo untuk mengirimkan suara. Metode
ini mengubah kekuatan sinyal, amplitudo untuk mengirimkan. Sebuah penerima
AM kemudian mendeteksi variasi amplitudo pada gelombang radio pada
frekuensi tertentu, dan memperkuat perubahan tegangan sinyal untuk
menggerakkan loudspeaker atau earphone. Maka orang akan mendengar pesan
asli yang disampaikan. Namun, jika sinyal tidak cukup kuat ketika mencapai
penerima, seseorang akan mendengar hanya bunyi statik.
AM jauh lebih sederhana daripada FM, yang memancarkan sinyal dengan
memvariasikan frekuensi sinyal. Pada FM, frekuensi sinyal pembawa meningkat
dan menurun untuk merepresentasikan perubahan tegangan dari sinyal dasar. AM
biasanya disiarkan secara mono yang membuatnya cukup untuk radio talk,
sedangkan, FM dapat mengirimkan stereo yang membuatnya ideal untuk musik.
FM biasanya memiliki kualitas sinyal yang lebih baik dari AM, tetapi rentang
yang jauh berkurang.
AM memiliki jangkauan jauh lebih tinggi daripada FM, yang biasanya
turun setelah 50km dari stasiun radio. Oleh karena itu, FM harus menggunakan
beberapa pemancar untuk menutupi area yang sama dari salah satu pemancar AM.
Radio FM stereoponis dikembangkan dan secara resmi disetujui pada tahun 1961
di Amerika Serikat. Ini menggunakan dua atau lebih kanal audio independen
untuk menghasilkan suara terdengar dari berbagai arah. Quadraphonic adalah
penyiaran FM empat-channel.
Dolby FM adalah sistem pengurangan kebisingan yang digunakan dengan
radio FM, yang belum sangat sukses, secara komersial. Selain itu, teknologi AM
jauh lebih murah daripada FM, namun karena kemajuan teknologi, biaya telah
turun drastis. Untuk hal lain, sinyal AM, tidak seperti FM, sering terganggu oleh
gedung-gedung tinggi dan cuaca, yang merupakan masalah besar di dunia saat ini.

1.5. Pro dan Kontra AM vs FM


Keuntungan dari radio AM adalah bahwa itu adalah relatif mudah untuk
mendeteksi dengan peralatan sederhana, bahkan jika sinyal tidaksangat kuat.
Keuntungan lain adalah bahwa ia memiliki bandwidth sempit daripada FM, dan
cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan radio FM.
Kerugian utama dari AM adalah bahwa sinyal dipengaruhi oleh badai
listrik dan interferensi frekuensi radio lainnya. Juga, meskipun pemancar radio
dapat mengirimkan gelombang suara frekuensi hingga 15 kHz, sebagian besar
penerima mampu mereproduksi frekuensi hanya sampai 5kHz atau kurang. Lebar
pita FM diciptakan untuk secara khusus mengatasi kelemahan gangguan radio
AM.
Sebuah keuntungan yang berbeda bahwa FM ini lebih daripada AM
adalah radio FM memiliki kualitas suara yang lebih baik daripada radio AM.
Kerugian sinyal FM adalah bahwa itu lebih lokal dan tidak dapat dikirim melalui
jarak jauh.
Dengan demikian, mungkin diperlukan stasiun radio FM lebih untuk
menutupi area yang luas. Selain itu kehadiran gedung-gedung tinggi atau daratan
dapat membatasi cakupan dan kualitas FM. Ketiga, FM memerlukan penerima
yang cukup rumit dan pemancar dari sinyal AM.

Anda mungkin juga menyukai