Anda di halaman 1dari 5

Nama : Amin Khalim

NIM : 2124180048
Kelas : 3 Karyawan
Mata Ujian : Psikologi Olahraga
Dosen : Dr. Andang Audrazat, MSI

1. Jelaskan apa yang anda pahami tentang psikologi olahraga dan apa manfaatnya ?

Jawab : Psikologi sendiri merupakan keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan atau
proses mental. Sedangkan psikologi olahraga merupakan keilmuan yang mempelajari tentang
kejiwaan dalam kaitannya dengan aktivitas olahraga. Para ahli membedakan psikologi
olahraga dengan psikologi latihan.

Weinberg dan Gould memiliki pandangan bahwa psikologi olahraga dan psikologi latihan itu


serupa, karena banyak persamaan. Weinberg dan Gloud menyatakan dasar tujuan dari
psikologi olahraga dan psikologi latihan adalah mempelajari tentang bagaimana psikologis
mampu mempengaruhi aktivitas fisik individu.
Selain itu mereka juga menyampaikan bahwa psikologi olahraga ini ditujukan untuk para
atlet agar bisa berprestasi, untuk memberi dukungan para orang tua dan orang cacat untuk
hidup lebih sehat, sebagai bagian dari sebuah terapi.  Perbedaan antara psikologi olahraga dan
psikologi latihan masih bulem bisa dijelaskan, meskipun mereka memiliki definisi yang
berbeda namun dalam praktiknya hampir serupa.

Manfaat Psikologi Olahraga


Psikologi olahraga memiliki banyak manfaat. Berikut ini adalah manfaat psikologi olahraga
bagi para atlet olahraga:

A. Mengendalikan stres
Pertandingan olahraga seringkali memberikan stres atau tekanan pada para atlet. Selain
keinginan mereka untuk menang tinggi, mereka tidak mau mengecewakan negara dan semua
pendukungnya sehingga meningkatkan stres.

Stres ditandai dengan peningkatan denyuut nadi, pernafasan, dan terlihat restless secara fisik.
Stres pada atlet ini bisa mengganggu penampilannya saat bersaing nanti, sehingga butuh
psikologi sebagai teknik penurunan tingkat stres pada para atlet saat bertanding.
B. Meningkatkan pikiran positif
Seorang atlet harus optimis sebelum bertanding dan selalu optimis untuk pertandingan
pertandingannya selanjutnya. Apabila atlet pesimis dari awal, sudah pasti kemenangan tidak
akan pernah diraih. Optimis berarti memiliki pokiran positif atas kemungkinan kemenangan
yang akan diraihnya sehingga dia bisa menampilkan pertandingan yang baik.

C. Menentukan tujuan
Psikologis membantu para atlet untuk menemukan tujuan dari aktivitas yang mereka lakukan.
Tujuan yang merupakan hasil yang ingin dicapai akan suatu aktivitas olahraga atau
pertandingan. Misalnya tujuannya adalah untuk mendapatkan medali atau membanggakan
nama negara di kancah Internasional.

D. Mampu memprediksi kemampuan diri


Psikologi membantu para atlet untuk lebih memahami diri mereka sendiri dari intelegensi,
kemampuan, batas diri, untuk mendukung latihan atau olahraga yang maksimal dan tujuan
yang maksimal.

E. Mental yang lebih tegar


Psikologi juga mengajarkan dan membentuk karakter yang lebiih tegar. Persaingan antar atlet
untuk bisa berlomba di kancah yang lebih tinggi cukup berat belum lagi jika mendapat
kekalahan yang membuat orang yang mendukung mereka kecewa.

Kekuatan untuk bangkit kembali dari semua hal buruk atau yang tidak diinginkan sangat
diperlukan. Oleh karena itu, seorang atlet harus tegar. Psikologi mengajarkan bagaimana
memberikan respon positif terhadap apapun yang terjadi dan memotovasi diri sendiri untu
bangkit lebih kuat dan tangguh.

2. Karakteristik individu siswa setidaknya harus dipahami oleh guru dalam proses
pembelajaran , mengapa demikian jelasakan !

Jawab : Karena Kondisi atau keadaan yang terdapat pada masing-masing siswa dapat
mempengaruhi bagaimana proses belajar siswa tersebut. Dengan kondisi peserta yang
mendukung maka pembelajaran tentu dapat dilakukan dengan lebih baik, sebaliknya pula
dengan karakteristik yang lemah maka dapat menjadi hambatan dalam proses belajar
mengajar.
Lebih lanjut lagi bahwa keadaan peserta didik bukan hanya berpengaruh pada bagaimana
belajar masing-masing peserta didik, namun dari proses belajar masing-masing siswa dapat
mempengaruhi pembelajaran secara keseluruhan serta juga mempengaruhi bagaimana proses
belajar peserta didik lainnya. Jika pengaruh positif maka akan memberikan efek yang baik
bagi proses pembelajaran, namun tentu saja juga terdapat karakteristik atau keadaan dari
siswa yang buruk dan memberikan pengaruh negatif bagi pembelajaran.

3. Dampak lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku


sisiwa, Jelaskan!
Jawab : Karena bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pengaruh inti, setelah itu sekolah dan kemudian masyarakat. Keluarga dipandang
sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orang tua dan orang-orang terdekat.
Dalam bentuknya keluarga selalu memiliki kekhasan. Setiap keluarga selalu berbeda
dengan keluarga lainnya. Ia dinamis dan memiliki sejarah “perjuangan, nilai-nilai,
kebiasaan” yang turun temurun mempengaruhi secara akulturatif (tidak tersadari).
Sebagian ahli menyebutnya bahwa pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan
pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak
biasanya adalah keluaraga yang penuh konflik, tidak bahagia, tidak solid antara nilai
dan praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai yang rusak. Sejalan dengan
modernitas, sekolah memang berperan sebagai in loco parentis atau mengambil alih
peran orang tua. Tetapi institusi sekolah tidak akan mampu mengambil alih seluruh
peran orang tua dalam pendidikan anak.
4. Salah satu yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah faktor
lingkungan masyarakat. Terangkan !

Jawab : Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya keluarga,


kebudayaan, dan sekolah.

1. Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama dalam pembentukan kepribadian anak. Alasannya
adalah (1) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi
anak, (2) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan (3) para anggota
keluarga merupakan “significant people” bagi pembentukan kepribadian anak.
Baldwin dkk. (1945), telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh orang tua
terhadap kepribadian anak. Pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis dan juga
authoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai dengan prilaku (1) menciptakan iklim
kebebasan, (2) bersikap respek terhadap anak, (3) objektif, dan (4) mengambil keputusan
secara rasional.
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis cenderung memiliki cirri-ciri kepribadian:
labih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri, dan lebih konstruktif
dibandingkan dengan anak yang dikembangkan dalam iklim authoritarian.

2. Kebudayaan
Kluckhohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai
lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari. Kebudayaan mempengaruhi kita
untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
Sehubungan dengan pentingnya kebudayaan sebagai faktor penentu kepribadian, muncul
pertanyaan: Bagaimana tipe dasar kepribadian masyarakat itu terjadi? Dalam hal ini Linton
(1945) mengemukakan tiga prinsip untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tiga prinsip
tersebut adalah (1) pengalaman kehidupan dalam awal keluarga, (2) pola asuh orang tua
terhadap anak, dan (3) pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.

3. Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi di antaranya sebagai berikut:

 Iklim emosional kelas.


 Sikap dan prilaku guru.
 Disiplin.
 Prestasi belajar.
 Penerimaan teman sebaya.

5.Apa yang anda ketahui tentang bagaimana meningkatkan minat siswa dalam proses
pembelajaran penjas. Jelasakan!

Jawab : Ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan
minat anak didik sebagai berikut :
1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela
belajar tanpa paksaan. 
2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman
yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran. 
3. Memberikan kesempatan kepada anak  didik untuk mendapatkan hasil belajar yang
baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. 
4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks
perbedaan individual anak didik

Anda mungkin juga menyukai