Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya
komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti
perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau
revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat bisa mengambil
beragam bentuk, mulai dari yang kecil hingga besar, secara cepat ataupun
lambat, direncanakan maupun tidak.
Pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk
memungkinkan individu maupun kelompok masyarakat untuk dapat
memecahkan masalah-masalah sosial serta memiliki pilihan nyata yang
menyangkut masa depannya sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Pengembangan masyarakat mempunyai fungsi strategis selain
mampu memunculkan kesadaran juga potensial menguatkan kapasitas
(capacity buliding) sehingga masyarakat berdaya keluar dari jerat kondisi
keertinggalan, keterbelakangan, kemerosotan moral, ketunaan, kebodohan,
ketakberdayaan dan kemiskinan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud perubahan sosial budaya?
2. Apa saja teori perubahan sosial budaya?
3. Bagaimana hubungan antara sosial dan budaya?
4. Apa saja bentuk perubahan sosial budaya?
5. Bagaimana pengembangan masyarakat di Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan perubahan sosial
budaya.
2. Untuk mengetahui apa saja teori perubahan sosial budaya.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara sosial dan budaya.
4. Untuk mengetahui apa saja bentuk perubahan sosial budaya.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan masyarakat di Indonesia.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Perubahan Sosial Budaya Sebagai Gejala Umum


Menurut kamus besar bahasa Indonesia perubahan berarti hal, keadaan
berubah, peralihan, pertukaran. Sedangkan sosial adalah hal yang berkenaan
dengan masyarakat. Perubahan sosial adalah berubahnya struktur atau susunan
sosial kemasyarakatan dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut merupakan
gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap tatanan masyarakat,
perubahan itu juga terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang
selalu ingin berubah dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik.
Pudjiwati Sajagyo mengutip pendapat Hirschman yang mengatakan bahwa
kebosanan manusia adalah penyebab suatu perubahan. Manusia sering tidak puas
dan bosan pada satu keadaan dan berusaha untuk mencari cara atau alternatif
lainnya untuk menghilangkan kebosanannya dan menemukan cara baru yang lebih
menyenangkan, mudah dan murah. Bisa kita lihat pada revolusi teknologi
transportasi yang demikian canggih hingga berakibat pada perubahan pola
mobilitas manusia.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan
penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor.
Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain
seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau
revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur budaya materiil dan
3
immateril, artinya setiap unsur budaya masyarakat yang bersifat materiil dan
immateriil (spirituil) juga cenderung terhadap perubahan. Berbeda dengan apa
yang disampaikan oleh Kingsley Davis yang mengartikan perubahan sosial
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
sehingga akan disebut suatu perubahan sosial kalau tatanan dan fungsi dalam
masyarakat yang berubah. Sebagai contoh ketika muncul persatuan pekerja atau
organisasi buruh yang dalam masyarakat kapitalis menyebabkan perubahan
hubungan antar pekerja dengan majikan yang kemudian berimplikasi juga pada
berubahnya organisasi ekonomi atau bahkan politik (pada negara tertentu ada
yang berubah menjadi partai politik, misalnya partai buruh di Inggris).
Soerjono Soekamto dalam bukunya sosiologi suatu pengantar, mengutip
pendapat Gillin dan Gillin tentang perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
suatu cara hidup yang telah ada dan diterima dalam suatu masyarakat, baik
karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
(susunan) penduduk, ideologi ataupun juga karena adanya difusi maupun

penemuan-penemuan teknologi terbaru dalam suatu masyarakat. 5 Jadi jika


suatu masyarakat mengadakan atau melakukan suatu variasi atau cara lain dari
kebiasaan yang sudah ada, maka hal itu dinamakan perubahan.
Konsep perubahan sosial adalah fenomena yang rumit, dalam arti
menembus ke berbagai tingkat kehidupan sosial. Dan jika ada suatu defenisi
tentang perubahan sosial yang mencakup seluruh aspek kehidupan sosial,
maka hal itu wajar saja terjadi dalam susunan sosial, sistem sosial, dan
organisasi sosial masyarakat.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa perubahan sosial
yaitu perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang
mana termasuk di dalamnya aspek kebudayaan juga nilai-nilai, norma,
kebiasaan, kepercayaan, tradisi, sikap, maupun pola tingkah laku dalam suatu
masyarakat. Atau jika melihat adanya perbedaan keadaan yang terjadi sekarang
dalam suatu masyarakat jika dibandingkan dengan keadaan dahulu, maka hal
itu dapat dikatakan bahwa dalam struktur sosial masyarakat tersebut telah

4
berubah.

Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya suatu


perubahan pada masyarakat merupakan fenomena yang wajar sebagai akibat
dari pergaulan hidup, dan banyak pakar yang mengemukakan pendapat bahwa
perubahan sosial terjadi sebagai akibat adanya perubahan yang terjadi dalam
unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan dalam suatu masyarakat,
seperti perubahan ekonomi, kebudayaan dan teknologi, politik, geografis dan
sebagainya, yang pada dasarnya bermuara pada kesimpulan bahwa perubahan
merupakan suatu mata rantai kejadian yang melingkar dan tidak terputus.
Pada trend norma perubahan sosial, maka jika norma adalah dasar dari
keteraturan kehidupan sosial, maka perubahan sosial, yakni yang merupakan
perubahan dalam struktur masyarakat, terjadi sebagai akibat dari perubahan
dalam norma-norma sosial tersebut. Sehingga ketika norma dalam suatu
struktur masyarakat telah berubah maka perubahan dalam masyarakat tersebut
telah terjadi.
Pendapat Pitirim A. Sorokin yang meragukan kebenaran akan adanya
lingkaran- lingkaran perubahan sosial, namun perubahan tetap ada dan paling
penting adalah lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, dan
dengan jalan tersebut barulah dapat diperoleh suatu generalisasi tentang
lingkaran perubahan sosial tersebut.
Adapun arah perubahan sosial budaya, modernisasi dan pembangunan
yang akan dituju oleh semua masyarakat banngsa dimanapun adalah
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran yang diinginkan. Hidup di dunia
sekarang dan masa depan, menuntun penguasaan ilmu dan teknologi. Beberapa
arah perubahan sosial budaya antara lain :
1. Konsumerisme (pandangan hidup bahwa lebih baik membeli produk
barang dan jasa daripada membuatnya sendiri)
2. Konsumtivisme (mengkonsumsi barang dan jasa yang sebenarnya
bukan merupakan keperluannya)
3. Hedonisme (cara hidup bermewah-mewah untuk mengejar prestise atau
5
gengsi tertentu)
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi, yang terjadi karena ketidakadilan
dalam proses pembangunan, misalnya karena menekankan atau
memprioritaskan daerah atau golongan sosial tertentu
5. Munculnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja,
prostitusi, dan sebagainya yang disebabkan oleh adanya keinginan
untuk menyesuaikan dengan taraf hidup, tetapi tidak didukung oleh
kemampuan dan ketrampilan yang memadai (demonstration effect).
Selain arah tersebut di atas, beberapa teori yang menghubungkan
pengembangan berbagai aspek atau unsur sosial budaya (nilai, institusi dan
kepribadian) dengan kebutuhan pembangunan yang pencapaiannya akan
memerlukan institusi pendidikan. Diantara teori tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Teori orientasi nilai sosial budaya yang dikembangkan oleh Kluckhohn
dan Strodtbeck yang mana dalam teori ini mengatakan bahwa dalam
masyarakat terlihat dimana orientasi nilai-nilai yang menekankan
pandangan waktu yang berorientasi kemasa depan, pandangan terhadap
alam yang menekankan bahwa hukum alam dapat diketahui dan
dikuasai, pandangan bahwa bekerja itu sesuatu yang dapat
menimbulkan kerja yang lebih banyak, pandangan bahwa semua
manusia itu sama, semuanya merupakan orientasi nilai yang telah
membawa kemajuan.
b) Teori Pattern yang mana menurut teori ini masyarakat modren adalah
masyarakat yang menganut orientasi nilai yang mengutakan penilaian
berdasarkan achivement atau keberhasilan atau prestasi bukan status.
c) Teori Alisyahbana yang menekankan pengembangan nilai teori dan
nilai ekonomi yang merupakan asperk progresif dari suatu kebudayaan.
d) Selanjutnya teori Max Weber yang mana menurutnya panggilan hidup,
pekerjaan atau karir itu bukanlah suatu kondisi yang ditentukan oleh
kelahiran, tetapi merupakan pekerjaan yang dipilih dengan tepat dan
dikerjakan dengna giat, harus dipilih sendiri dengan rasa tanggung
6
jawab keagamaan.
e) Hegen yang mengemukakan teori yang menjelaskan faktor-faktor yang
bersifat motivasi yang mempengaruhi perobahan masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern.
Semua teori yang dikemukakan tersebut berisi tentang nilai-nilai, sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang kondusif untuk merobah sebuah
masyarakat tradisional menjadi masyarakat modren yang mencerminkan
tuntunan akan perlunya peninjauan dan perubahan sosial budaya,
modernisasi dan pembangunan.

2.2 Teori Perubahan Sosial


Secara etimologi, perubahan sosial berarti perubahan pada berbagai
lembaga kemasyarakatan, yang mempengaruhi system sosial masyarakat,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, perilaku di antara kelompok dalam
masyarakat (Suntari, 2016). Teori perubahan sosial merupakan kecenderungan
untuk terjadinya perubahan sosial merupakan suatu gejala yang wajar dalam
kehidupan sosial. Teori perubahan sosial terdiri dari:
a. Teori Evolusi, adalah setiap tahap yang berurutan berbeda dari tahap
sebelumnya. Hal ini sangatlah sesusai dengan arah tahapannya dimulai dari
tahap primitive tradisional sampai ke tahap modern. Contohnya yaitu
perkembangan kondisi perkotaan dari waktu ke waktu yang selalu
mengalami perubahan.
b. Teori Fungsionalis, menekankan perubahan pada fungsi-fungsi lembaga
sosial dalam masyarakat yang mana masyarakat cenderung menuju kondisi
stabil atau mencapai keseimbangan. Contoh: ketika alat-alat kontrasepsi
pertama kali diluncurkan untuk mengendalikan jumlah penduduk dalam
program Keluarga Berencana (KB), banyak pihak menentang karena
dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama serta norma masyarakat yang
berlaku di masyarakat pada waktu itu. Namun, lambat laun masyarakat mulai
menerima dan menerapkan kehadiran teknologi baru tersebut dilihat dari segi
manfaat.
7
c. Teori Konflik, adalah ketidakadilan dan ketimpangan sosial menyebabkan
terjadinya pertentangan antar kelas sosial. Contoh: demonstrasi.
d. Teori Siklus, beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh siapapun.

2.3 Hubungan antara Perubahan Sosial dan Budaya


Kingsley Davis berpendapat “bahwa perubahan sosial merupakan bagian
dari perubahan kebudayaan.”. Perubahan dalam kebudayaan mencangkup
semua bagiannya, yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan
sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk letak garis
pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal itu disebabkan tidak ada
masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada
kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. (Soerjono Soekanto,
2006; 266)
Hubungan antara perubahan sosial dan budaya ialah memiliki satu aspek
yang sama yaitu keduanya saling berkaitan dengan penerimaan cara-cara baru
atau suatu penilaian dari cara-cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Perubahan sosial terjadi dalam segi distribusi kelompok umur,
jenjang pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk. Perubahan budaya
meliputi penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila
dan moralitas, bentuk seni baru dan kesetaraan gender. (Nisa Tifa, 2017)
a. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan budaya
Pada umumnya ada sumber yang terletak didalam masyarakat iru
sendiri dan ada yang letaknya diluar. Sebab-sebab yang bersumber dari
dalam masyarakat itu sendiri, antara lain:
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk.
2. Penemuan-penemuan baru.
3. Pertentangan dalam masyarakat.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi didalam masyarakat itu sendiri.

8
Selain dari dalam masyarakat sendiri yang melatar belakangi perubahan
juga bisa merupakan faktor dari luar masyarakat, antara lain:
1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang berada disekitar
manusia.
2. Peperangan dalam negara lain.
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
 Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
1) Kontak dengan kebudayaan lain.
2) Sistem pendidikan yang maju.
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan sikap keinginan untuk
maju.
4) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka.
 Faktor yang menghabat terjadinya perubahan
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat.
2) Pengembangan ilmupengetahuan yang terlambat.
3) Sikap masyarakat yang tradisionalistis.
4) Rasa takut akan terjadi kegoyahan terhadap integrasi kebudayaan.

b. Proses-proses perubahan sosial dan budaya


Didalam proses perubahan sosial dan budaya melalui beberapa tahap-tahap
yang harus dilalui seperti berkut:
1. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan.
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat. Keserasian masyarakat
dimaksudkan sebagai suatu keadaan suatu lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi.
2. Saluran-saluran perubahan sosial dan budaya.
Merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses
perubahan. Tergantung pada curtural focus masyarakat pada suatu
masa tertentu.
3. Disorganisasi

9
Merupakan proses pudarnyanorma-norma dan nilai dalam
masyarakat dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan.
4. Reorganisasi
Merupakan proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang
baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang mengalami perubahan.

2.4 Bentuk Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat bisa mengambil beragam
bentuk, mulai dari yang kecil hingga besar, secara cepat ataupun lambat,
direncanakan maupun tidak. Membedakan perubahan sosial menjadi beberapa
bentuk sebagai berikut ;
a. Perubahan sosial lambat
Perubahan sosial lambat disebut pula evolusi,yaitu perubahan-perubahan
yang memerlukan waktu lama dan ada serangkaian perubahan-perubahan kecil
yang saling mengikuti dengan lambat pula. Pada evolusi, perubahan terjadi
dengan sendirinya, tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan terjadi
karena usaha masyarakat menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan
kondisi baru yang timbul. Ada beberapa teori yang mendasari perubahan
lambat, yaitu sebagai berikut.
1. Teori perubahan unilever. Manusia dan masyrakat, termasuk
kebudayaannya, mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan
searah. Bermula dari bentuk sederhana, menjadi kompleks, hingga sampai
tahap sempurna.
2. Teori perubahan universal. Perkembangan masyarakat tidak perlu melalui
tahap-tahap tertentu yang tetap, sebab kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi tertentu.
3. Teori perubahan multilinier. Menekankan pengamatan terhadap tahap-
tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya,

10
meneliti pengaruh perubahan sistem mata pencaharian, dari berburu ke
pertanian, terhadap sistem, bentuk, dan pola kekeluargaan.
b. Perubahan sosial cepat
Perubahan–perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan
menyangkut sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat dinamakan revolusi,
perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu.
Perubahan cepat sebenarnya bersifat relative, sebab dapat terjadi dalam jangka
waktu yang lama juga.
Suatu revolusi dapat terjadi apabila ada syarat-syarat sebagai berikut.
1) Ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan dan mencapai
perbaikan dengan perubahan itu.
2) Adanya seseorang atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat.
3) Pemimpin itu harus dapat menunjukan suatu tujuan yang bersifat konkret
dan dapat dilihat masyarakat.
4) Harus ada momentum.
c. Perubahan sosial kecil
Perubahan sosial kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
struktur sosial, tetapi tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
d. Perubahan sosial besar
Perubahan sosial besar merupakan suatu perubahan yang akan membawa
pengaruh besar pada masyarakat.
e. Perubahan sosial yang direncanakan
Perubahan sosial yang direncanakan (dikehendaki) merupakan perubahan
yang telah diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang ingin melakukan
perubahan disebut agent of change,yaitu seseorang atau sekelompok orang
yang mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk menjadi pemimpin satu
atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
11
f. Perubahan sosial yang tidak direncanakan
Perubahan sosial yang tidak direncanakan (dikehendaki) merupakan
perubahan yang berlangsung begitu saja dan diluar jangkauan pengawasan
masyarakat serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak
diharapkan. Perubahan sosial yang tidak direncankan berlangsung bersama-
sama dengan perubahan yang direncanakan dan saling mempengaruhi.

2.5 Pengembangan Masyarakat di Indonesia


a. Pengertian Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat merupakan upaya mengembangkan sebuah
kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-
prinsip keadilan sosial dan saling menghargai. Selain itu pengembangan
masyarakat juga diartikan sebagai komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah sehingga masyarakat memiliki berbagai pilihan nyata
menyangkut masa depan mereka.
Menurut Gordon G. Darkenwald dan Sharan B. Meriam, pengembangan
masyarakat berintikan kegiatan sosial yang difokuskan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial. Dalam pengembangan masyarakat, batasan anatara
belajar dan bekerja sangat tipis, karena keduanya berjalan secara terpadu.
Maka dari itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya
untuk memungkinkan individu maupun kelompok masyarakat untuk dapat
memecahkan masalah-masalah sosial serta memiliki pilihan nyata yang
menyangkut masa depannya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
b. Prinsip Pengembangan Masyarakat
Secara garis besar terdapat empat prinsip pengembangan masyarakat yaitu:
1. Pengembangan masyarakat menolak pandangan yang tidak memihak
pada sebuah kepentingan (disinterest). Pada prinsip ini pengembangan
masyarakat berupaya untuk menampakkan nilainilai dan
mengartikulasikannya secara jelas. Pada prinsip ini pengembangan
masyarakat berkomitmen pada masyarakat miskin dan keadilan sosial,

12
hak asasi manusia dan kewarganegaraan, pemberdayaan dan penentuan
diri sendiri, tindakan kolektif dan keanekaragaman.
2. Mengubah dan terlibat dalam konflik. Pengembangan masyarakat
bertujuan untuk mengubah struktur yang diskriminatif, memaksa dan
menindas di masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini pengembangan
masyarakat membangkitkan, menghadirkan informasi yang tidak
menyenangkan dan kadang-kadang mengganggu. Di sini pengembangan
masyarakat melengkapi kegiatannya dengan gerakan sosial yang baru
seperti hak asasi manusia dan gerakan perdamaian.
3. Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi
partisipatori. Pembebasan atau liberasi adalah reaksi penentangan
terhadap bentuk-bentuk kekuasaan, perbudakan dan penindasan.
Pembebasan menuntut pemberdayaan dan otonomi. Pembebasan
melibatkan perjuangan menentang dan membebaskan dari orang-orang,
idiologi, dan struktur yang sangat berkuasa.
4. Kemampuan mengakses terhadap program-program pelayanan
kemasyarakatan. Pengembangan masyarakat menempatkan program-
programnya dilokasi yang strategis dapat diakses oleh masyarakat.
Lingkungan fisik yang dicipatakan melelui pengembangan masyarakat
memiliki suasana yang bersahabat dan informal, bukan suasana
birokratis, formal dan tertekan.
c. Tujuan Pengembangan Masyarakat
Tujuan umum pengembangan masyarakat dapat menentukan proses dan
orientasi pengambilan keputusan keberlanjutan kegiatan pengembangan
masyarakat. Beberapa tujuan umum dari pengembangan masyarakat yaitu:
1. Mengentaskan masyarakat dari kemiskinan kultural.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih berkeadilan.
3. Mengembangakan kemandirian dan keswadayaan masyarakat yang
lemah dan tak berdaya.
4. Meningkatkan status kesehatan masyarakat secara merata.
5. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
13
6. Meningkatkan kemauan dan kemampuan partisipasi aktif masyarakat.
7. Membangun masyarakat kreatif dan komunikatif dalam mengakses
ragam informasi pembangunan inovatif.
d. Strategi Pengembangan Masyarakat
Secara umum ada empat strategi pengembangan masyarakat yaitu:
1. The Growth Strategy
Strategi pertumbuhan ini dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis. Melalui pendapatan
perkapita penduduk, produktivitas pertanian, permodalan dan
kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi
masyarakat terutama di pedesaan.
2. The Welfare Strategy
Strategi kesejahteraan ini dimaksudkan untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat disetai dengan pembangunan kultur dan
budaya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi sikap ketergantungan
kepada pemerintah.
3. The Responsitive Strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang
dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar (self need
and assistance) untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan
teknologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses
pembangunan.
4. The Intergrated or Holistic Strategy
Konsep perpaduan dari unsur-unsur pokok etika strategi di atas
menjadi alternatif terbaik. Strategi ini secara sistematis
mengintegrasikan seluruh komponen dan unsur yang dibutuhkan yaitu
mencapai secara simultan tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan
pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi aktif masyarakat
dalam proses pembangunan masyarakat.

14
e. Model Pengembangan Masyarakat
Jack Rothman mengembangkan tiga model yang berguna dalam
memahami konsepsi tentang pengembangan masyarakat yaitu :
1. Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Development)
Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan untuk
menciptakan kemajuan ekonomi dan sosial bagi masyarakat melalui
partisipasi aktif serta inisiatif masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat
dipandang sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi, hanya
saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.
2. Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial dimaksudkan untuk menentukan keputusan dan
menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti
kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan (buta huruf),
kesehatan masyarakat yang buruk (rendahnya usia harapan hidup,
tingginya tingkat kematian bayi, kekurangan gizi).
3. Aksi sosial
Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan
fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses
pendistribusian kekuasaan (distribution of power), sumber (distribution
of resources) dan pengambilan keputusan (distribution of decision
making). Pendekatan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa
masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban
ketidakadilan struktur. Mereka miskin sebab dimiskinkan, mereka lemah
karena dilemahkan, dan tidak berdaya karena tidak diberdayakan, oleh
kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi,
politik dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses
dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran,
pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual untuk merubah struktur
kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan
(equality) dan keadilan (equity).

15
f. Fungsi Strategis Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat mempunyai fungsi strategis selain mampu
memunculkan kesadaran juga potensial menguatkan kapasitas (capacity
buliding) sehingga masyarakat berdaya keluar dari jerat kondisi
keertinggalan, keterbelakangan, kemerosotan moral, ketunaan, kebodohan,
ketakberdayaan dan kemiskinan. Bebrapa fungsi strategis dari
pengembangan masyarakat menurut Suharto (2014), yaitu:
1. Memberikan pelayanan sosial yang berbasis kepada masyarakat mulai
dari pelayanan preventif untuk anak-anak sampai pelayanan kuratif dan
pengembangan untuk keluarga yang berpendapatan rendah.
2. Menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk
bekerjasama, mengidentifikasi kebutuhan berasama dan kemudian
melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
3. Memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas,
baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh deskriminasi
berdasarkan kelas sosial, suku, gender, jenis kelamin, usia dan
kecacatan.
4. Menekankan pentingnya swadaya dan keterlibatan informal dalam
mendukung strategi penanganan kemiskinan dan penindasan termasuk
memfasilitasi partisipasi warga agar aktif terlibat dalam pemberdayaan
masyarakat.
5. Meminimalisir kesenjangan dalam pemberian pelayanan, penghapusan
deskriminasi dan ketelantaran melalui stategi pemberdayaan masyarakat.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh
beberapa teori yaitu teori evolusi, teori konflik, teori fungsionalis, dan
teori siklus.
Hubungan antara perubahan sosial dan budaya ialah memiliki satu
aspek yang sama yaitu keduanya saling berkaitan dengan penerimaan cara-
cara baru atau suatu penilaian dari cara-cara masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya dan masyarakat bisa mengambil beragam bentuk, mulai dari
yang kecil hingga besar, secara cepat ataupun lambat, direncanakan
maupun tidak. sebagai komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis
bawah sehingga masyarakat memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut
masa depan mereka untuk mewujudkan pengembangan masyarakat.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
apa arti dari perubahan sosial, teori perubahan sosia, hubungan antara
sosial dan budaya, bentuk-bentuk perubahan sosial dan pengembangan
masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andries KF.250. Media dan Perubahan Sosial Budaya. ISSN 1907-0993


E ISSN2442-8264 Volume 12 Nomor 1 juni 2015. Halaman 20-34.IAIN Sultan
Amai Gorontalo.
Baharuddin. 2015. Bentuk-bentuk perubahan sosial dan kebudayaan.
Diakses dari
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273
pada tanggal 8 oktober 2019
Martono N. 2014. Sosialisasi Perubahan Sosial, Perspektif klasik,
Modern, Pasmodern, dan Poskolonial. Rajawali.Jakarta
Nasrullah R. 2016. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sioteknologi. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung
Saebani BA. 2016 Perspektif Perubahan Sosial. CV Pustaka setia,
Bandung

18

Anda mungkin juga menyukai