PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud perubahan sosial budaya?
2. Apa saja teori perubahan sosial budaya?
3. Bagaimana hubungan antara sosial dan budaya?
4. Apa saja bentuk perubahan sosial budaya?
5. Bagaimana pengembangan masyarakat di Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan perubahan sosial
budaya.
2. Untuk mengetahui apa saja teori perubahan sosial budaya.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara sosial dan budaya.
4. Untuk mengetahui apa saja bentuk perubahan sosial budaya.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan masyarakat di Indonesia.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
berubah.
8
Selain dari dalam masyarakat sendiri yang melatar belakangi perubahan
juga bisa merupakan faktor dari luar masyarakat, antara lain:
1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang berada disekitar
manusia.
2. Peperangan dalam negara lain.
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
1) Kontak dengan kebudayaan lain.
2) Sistem pendidikan yang maju.
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan sikap keinginan untuk
maju.
4) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka.
Faktor yang menghabat terjadinya perubahan
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat.
2) Pengembangan ilmupengetahuan yang terlambat.
3) Sikap masyarakat yang tradisionalistis.
4) Rasa takut akan terjadi kegoyahan terhadap integrasi kebudayaan.
9
Merupakan proses pudarnyanorma-norma dan nilai dalam
masyarakat dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan.
4. Reorganisasi
Merupakan proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang
baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang mengalami perubahan.
10
meneliti pengaruh perubahan sistem mata pencaharian, dari berburu ke
pertanian, terhadap sistem, bentuk, dan pola kekeluargaan.
b. Perubahan sosial cepat
Perubahan–perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan
menyangkut sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat dinamakan revolusi,
perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu.
Perubahan cepat sebenarnya bersifat relative, sebab dapat terjadi dalam jangka
waktu yang lama juga.
Suatu revolusi dapat terjadi apabila ada syarat-syarat sebagai berikut.
1) Ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan dan mencapai
perbaikan dengan perubahan itu.
2) Adanya seseorang atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat.
3) Pemimpin itu harus dapat menunjukan suatu tujuan yang bersifat konkret
dan dapat dilihat masyarakat.
4) Harus ada momentum.
c. Perubahan sosial kecil
Perubahan sosial kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
struktur sosial, tetapi tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
d. Perubahan sosial besar
Perubahan sosial besar merupakan suatu perubahan yang akan membawa
pengaruh besar pada masyarakat.
e. Perubahan sosial yang direncanakan
Perubahan sosial yang direncanakan (dikehendaki) merupakan perubahan
yang telah diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang ingin melakukan
perubahan disebut agent of change,yaitu seseorang atau sekelompok orang
yang mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk menjadi pemimpin satu
atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
11
f. Perubahan sosial yang tidak direncanakan
Perubahan sosial yang tidak direncanakan (dikehendaki) merupakan
perubahan yang berlangsung begitu saja dan diluar jangkauan pengawasan
masyarakat serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak
diharapkan. Perubahan sosial yang tidak direncankan berlangsung bersama-
sama dengan perubahan yang direncanakan dan saling mempengaruhi.
12
hak asasi manusia dan kewarganegaraan, pemberdayaan dan penentuan
diri sendiri, tindakan kolektif dan keanekaragaman.
2. Mengubah dan terlibat dalam konflik. Pengembangan masyarakat
bertujuan untuk mengubah struktur yang diskriminatif, memaksa dan
menindas di masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini pengembangan
masyarakat membangkitkan, menghadirkan informasi yang tidak
menyenangkan dan kadang-kadang mengganggu. Di sini pengembangan
masyarakat melengkapi kegiatannya dengan gerakan sosial yang baru
seperti hak asasi manusia dan gerakan perdamaian.
3. Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi
partisipatori. Pembebasan atau liberasi adalah reaksi penentangan
terhadap bentuk-bentuk kekuasaan, perbudakan dan penindasan.
Pembebasan menuntut pemberdayaan dan otonomi. Pembebasan
melibatkan perjuangan menentang dan membebaskan dari orang-orang,
idiologi, dan struktur yang sangat berkuasa.
4. Kemampuan mengakses terhadap program-program pelayanan
kemasyarakatan. Pengembangan masyarakat menempatkan program-
programnya dilokasi yang strategis dapat diakses oleh masyarakat.
Lingkungan fisik yang dicipatakan melelui pengembangan masyarakat
memiliki suasana yang bersahabat dan informal, bukan suasana
birokratis, formal dan tertekan.
c. Tujuan Pengembangan Masyarakat
Tujuan umum pengembangan masyarakat dapat menentukan proses dan
orientasi pengambilan keputusan keberlanjutan kegiatan pengembangan
masyarakat. Beberapa tujuan umum dari pengembangan masyarakat yaitu:
1. Mengentaskan masyarakat dari kemiskinan kultural.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih berkeadilan.
3. Mengembangakan kemandirian dan keswadayaan masyarakat yang
lemah dan tak berdaya.
4. Meningkatkan status kesehatan masyarakat secara merata.
5. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
13
6. Meningkatkan kemauan dan kemampuan partisipasi aktif masyarakat.
7. Membangun masyarakat kreatif dan komunikatif dalam mengakses
ragam informasi pembangunan inovatif.
d. Strategi Pengembangan Masyarakat
Secara umum ada empat strategi pengembangan masyarakat yaitu:
1. The Growth Strategy
Strategi pertumbuhan ini dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis. Melalui pendapatan
perkapita penduduk, produktivitas pertanian, permodalan dan
kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi
masyarakat terutama di pedesaan.
2. The Welfare Strategy
Strategi kesejahteraan ini dimaksudkan untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat disetai dengan pembangunan kultur dan
budaya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi sikap ketergantungan
kepada pemerintah.
3. The Responsitive Strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang
dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar (self need
and assistance) untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan
teknologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses
pembangunan.
4. The Intergrated or Holistic Strategy
Konsep perpaduan dari unsur-unsur pokok etika strategi di atas
menjadi alternatif terbaik. Strategi ini secara sistematis
mengintegrasikan seluruh komponen dan unsur yang dibutuhkan yaitu
mencapai secara simultan tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan
pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi aktif masyarakat
dalam proses pembangunan masyarakat.
14
e. Model Pengembangan Masyarakat
Jack Rothman mengembangkan tiga model yang berguna dalam
memahami konsepsi tentang pengembangan masyarakat yaitu :
1. Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Development)
Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan untuk
menciptakan kemajuan ekonomi dan sosial bagi masyarakat melalui
partisipasi aktif serta inisiatif masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat
dipandang sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi, hanya
saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.
2. Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial dimaksudkan untuk menentukan keputusan dan
menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti
kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan (buta huruf),
kesehatan masyarakat yang buruk (rendahnya usia harapan hidup,
tingginya tingkat kematian bayi, kekurangan gizi).
3. Aksi sosial
Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan
fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses
pendistribusian kekuasaan (distribution of power), sumber (distribution
of resources) dan pengambilan keputusan (distribution of decision
making). Pendekatan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa
masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban
ketidakadilan struktur. Mereka miskin sebab dimiskinkan, mereka lemah
karena dilemahkan, dan tidak berdaya karena tidak diberdayakan, oleh
kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi,
politik dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses
dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran,
pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual untuk merubah struktur
kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan
(equality) dan keadilan (equity).
15
f. Fungsi Strategis Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat mempunyai fungsi strategis selain mampu
memunculkan kesadaran juga potensial menguatkan kapasitas (capacity
buliding) sehingga masyarakat berdaya keluar dari jerat kondisi
keertinggalan, keterbelakangan, kemerosotan moral, ketunaan, kebodohan,
ketakberdayaan dan kemiskinan. Bebrapa fungsi strategis dari
pengembangan masyarakat menurut Suharto (2014), yaitu:
1. Memberikan pelayanan sosial yang berbasis kepada masyarakat mulai
dari pelayanan preventif untuk anak-anak sampai pelayanan kuratif dan
pengembangan untuk keluarga yang berpendapatan rendah.
2. Menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk
bekerjasama, mengidentifikasi kebutuhan berasama dan kemudian
melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
3. Memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas,
baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh deskriminasi
berdasarkan kelas sosial, suku, gender, jenis kelamin, usia dan
kecacatan.
4. Menekankan pentingnya swadaya dan keterlibatan informal dalam
mendukung strategi penanganan kemiskinan dan penindasan termasuk
memfasilitasi partisipasi warga agar aktif terlibat dalam pemberdayaan
masyarakat.
5. Meminimalisir kesenjangan dalam pemberian pelayanan, penghapusan
deskriminasi dan ketelantaran melalui stategi pemberdayaan masyarakat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh
beberapa teori yaitu teori evolusi, teori konflik, teori fungsionalis, dan
teori siklus.
Hubungan antara perubahan sosial dan budaya ialah memiliki satu
aspek yang sama yaitu keduanya saling berkaitan dengan penerimaan cara-
cara baru atau suatu penilaian dari cara-cara masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya dan masyarakat bisa mengambil beragam bentuk, mulai dari
yang kecil hingga besar, secara cepat ataupun lambat, direncanakan
maupun tidak. sebagai komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis
bawah sehingga masyarakat memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut
masa depan mereka untuk mewujudkan pengembangan masyarakat.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
apa arti dari perubahan sosial, teori perubahan sosia, hubungan antara
sosial dan budaya, bentuk-bentuk perubahan sosial dan pengembangan
masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18