Anthrax
Anthrax adalah penyakit menular yang akut atau perakut, bisa menyerang semua jenis ternak
berdarah panas bahkan manusia. Penyakit ini bisa mengakibatkan angka kematian tinggi.
Penyebab penyakit anthrax pada sapi adalah Bacillus anthracis. Kuman Anthrax bisa membentuk
spora yang bisa bertahan hidup berpuluh-puluh tahun di tanah, tahan terhadap kondisi atau
lingkungan yang panas, dan bahan kimia atau desinfektan. Olehkarena itu, hewan yang mati yang
terjangkit Anthrax dilarang melakukan pembedahan pada bangkainya supaya tidak membuka
peluang bagi organisme untuk membentuk spora.
Kejadian BSE pada ternak biasanya dihubungkan dengan pemberian meat bone meal (MBM)
yang mengandung specified risk material (SRM) dari jaringan tubuh hewan. MBM sendiri
digunakan untuk meningkatkan asupan protein pada ternak.
Penyakit BSE telah menimbulkan kerugian besar pada sector peternakan khususnya ternak sapi
dimana menimbulkan kasus kematian yang cukup besar. Disamping itu, penyakit ini pula
termasuk ke dalam zoonosis karena dapat ditularkan dari hewan ke manusia yang disebut dengan
penyakit Creutzfeldt-Jakob Disease (CJD). Penularan terjadi melalui infeksi prion yang masuk
ke tubuh manusia melalui konsumsi daging sapi yang terinfeksi BSE.
Gejala lain yang khas pada BSE adalah sapi aktif berjalan kesana kemari. Pada beberapa hewan
terdapat gejala pruritus dimana hewan sering menjilat dan menggosokkan badannya karena gatal.
Terdapat pula gejala nonspesifik seperti kelemahan umum, kehilangan bobot badan,
menggesekkan antara gigi atas dan bawah (kemungkinan dikarenakan kesakitan pada perut dan
gangguan saraf), dan penurunan produksi susu. Muncul juga gejala seperti penurunan aktivitas
memamah biak, bradikardia dan aritmia.
Belum ada obat maupun vaksin BSE untuk hewan dan manusia. Semua hewan dan manusia
yang tertular prion BSE berakhir dengan kematian apabila gejala klinis telah muncul. World
Organization for Animal Health (WOAH) telah mengeluarkan rekomendasi untuk pencegahan
dan pengendalian BSE, diantaranya :
1. setiap negara memiliki penilaian atau analisis risiko untuk oenyakit BSE
2. menghilangkan SRMs (otak dan sumsum tulang) dari seluruh karkas sapi berumur 12 bulan
atau lebih
Daya tular penyakit ini sangat tinggi, dan dapat menulari rusa, kambing, domba, serta hewan
berkuku genap lainnya. Gajah, mencit, tikus, dan babi hutan juga dapat terserang. Kasus yang
menyerang manusia sangat jarang.
Ledakan wabah PMK pertama kali diketahui di Indonesia tahun 1887 di daerah Malang, Jawa
Timur, kemudian penyakit menyebar ke berbagai daerah seperti Sumatera, Sulawesi dan
Kalimantan. Kampanye vaksinasi massal memberantas PMK dimulai tahun 1974 sehingga pada
periode 1980-1982 tidak tercatat lagi kasus PMK. Pada tahun 1983 tiba-tiba muncul lagi kasus di
Jawa Tengah dan menular kemana-mana. Melalui program vaksinasi secara teratur setiap tahun,
wabah dapat dikendalikan dan kasus PMK tidak muncul lagi. Pada tahun 1986 Indonesia
menyatakan bebas PMK. Hal ini diakui di lingkungan ASEAN sejak 1987 dan diakui secara
internasional oleh organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties-OIE)
sejak 1990.