Anda di halaman 1dari 1

Peternak adalah ujung tombak ketahanan pangan yang perannya sangat vital,

strategis dan fundamental. Namun kondisi peternak sangat rentan baik secara ekonomi
maupun kesehatan dikarenakan harga jual ternak sangat dipengaruhi dinamika pasar
yang seringkali merugikan peternak serta potensi penyakit zoonosis yang tidak hanya
merugikan secara ekonomi tapi juga mengancam nyawa manusia.

Masyarakat yang kemudian kami namai PELAKUR JUTEK BRO bertujuan


sebagai agen di setiap kelurahan yang bertugas mencari informasi dan mengkoordinir
semua permintaan layanan untuk dilaporkan ke petugas medik veteriner maupun
inseminator serta mengkonfirmasi kondisi di lapangan sehingga kasus penyakit dapat
ditangani secara cepat dan tepat sesuai kondisi kedaruratannya. Pelakur juga telah
mendapatkan transfer pengetahuan sehingga dapat mencegah potensi penularan
penyakit zoonosis dari hewan ke manusia sedini mungkin.

Keberadaan Pelakur secara signifikan meningkatkan jumlah laporan kejadian


penyakit dan permintaan layanan kesehatan hewan serta pelayanan lainnya seperti
inseminasi buatan. Hal ini berdampak positif terhadap usaha peternakan melalui
peningkatan status kesehatan ternak dan kesejahteraan peternak. Produksi
peternakan juga terus naik dilihat dari peningkatan jumlah populasi dan kelahiran.
Peran siginifikan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan bebas biaya yang
meminimalkan potensi kejadian penyakit zoonosis dan berkontribusi pada peningkatan
pendapatan peternak, merupakan langkah strategis dalam menjamin dan membangun
peternakan terutama peternakan skala mikro di perkotaan.

Peran masyarakat terus meningkat disertai peningkatan jumlah akseptor. Jumlah


Pelakur yang semula 20 relawan meningkat menjadi 25 relawan begitu pula jumlah
akseptor untuk pelayanan kesehatan hewan dan reproduksi ternak dari tahun ke tahun
terus meningkat. Sebelum dibentuk Pelakur Jutek Bro jumlah akseptor untuk
pelayanan kesehatan hewan saja sebanyak 1115 akseptor. Meningkat setelah ada
Pelakur menjadi 1705 akseptor sedangkan di tahun berikutnya meningkat tajam
setelah dilakukan beberapa perbaikan menjadi 3318 akseptor. Hal yang sama juga
terjadi pada pelayanan reproduksi ternak sedangkan hasil uji laboratorium
menunjukkan penurunan jumlah kasus penyakit zoonosis. Skor IKM meningkat
sebesar 1,60 point dan masuk dalam kategori “BAIK”.

Anda mungkin juga menyukai