Anda di halaman 1dari 7

1

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


2(2) – Juni 2013 : 83-89 (ISSN : 2303-2162)

Pertumbuhan Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd) dan Akumulasi Logam


Timbal (Pb)

The leaves growth of angsana (Pterocarpusindicus Willd) and lead (Pb)


accumulation

Gita Prima Yudha*), Zozy Aneloi Noli dan M. Idris

LaboratoriumFisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Kampus UNAND


Limau Manis Padang-25163
*)
Koreponden : gita_prima028@yahoo.com

Abstract
An examination of lead accumulation on leaves growth Angsana (Pterocarpus indicus Willd)
was conducted from August to November 2012 in Plant Physiology Laboratory, Andalas
University, Padang. The aim of the study was to find correlation between accumulation of lead
and leaves size and stomatal density. Statistical analysis used kruskal wallis-test and linear
regression. The result showed that Angsana’s leaves stopped growing after 25 days old with
achieved 25.99 cm width, 345 per mm2 stomatal density and 0.73 mg per gr of chlorophyll
content. Concentration of lead increased gradually from 0.00 mg per kg at early and 0.021 mg
per kg in 25 days. There was no significant correlation between age of leaves and lead
concentration. However, there was a positive correlation between width of leaves and lead
concetration (R= 0.862).

Keywords: Pterocarpus indicus, accumulation of Pb, age and size of leave.

Pendahuluan akumulasi Pb dalam daun Angsana sebesar


2.04-7.30 μg/g.
Kegiatan penanaman pohon sedang gencar Pb yang terakumulasi di dalam
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daun tanaman berasal dari hasil
pemerintah daerah. Kegiatan ini dilakukan pembakaran kendaraan bermotor. Pb dari
dengan mengembangkan penghijauan kota hasil pembakaran kendaraan bermotor
yang berfungsi sebagai tanaman pelindung. dilepaskan ke udara dan menyebabkan
Peranan tanaman penghijauan juga dapat pencemaran udara. Selain Pb, bahan
dijadikan bioindikator adanya bahan pencemar yang terdapat di dalam gas buang
pencemar udara khususnya Pb dari emisi kendaraan bermotor adalah karbon
kendaraan bermotor dan industri. Pohon monoksida (CO), berbagai senyawa
yang tergolong sebagai pohon pelindung hidrokarbon, berbagai oksida nitrogen
antara lain pohon Angsana, Mahoni, (NOx), sulfur (SOx) dan partikulat debu
Glodogan dan Tanjung (Dahlan, 1989). termasuk timbal (Pb) (Tugaswati, 2011).
Berdasarkan data dari Dinas Pb merupakan salah satu logam berat yang
Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang sangat berbahaya bagi makhluk hidup
diketahui bahwa salah satu tumbuhan karena bersifat karsinogenik, dapat
pelindung terbanyak di Kota Padang adalah menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka
Angsana (Pterocarpus indicus Willd). waktu yang lama dan toksisitasnya yang
Tanaman Angsana digunakan sebagai tidak berubah (Brass dan Strauss, 1981).
tanaman pelindung jalan dikarenakan Mufidah (2007) melakukan studi
Angsana mampu mengakumulasi Pb di komperasi pada Mahoni, Angsana dan
daunnya. Hasil penelitian Inayah et al. Kersen di Kota Malang. Namun penelitian
(2009) di Kota Tangerang didapatkan tersebut hanya melihat kadar Pb dalam daun
84

saja. Dalam penelitian ini ingin diketahui Pengamatan di laboratorium


pertumbuhan daun Angsana yang tumbuh
di daerah yang tercemar Pb dan akumuasi Pengukuran Luas daun
Pb pada tingkat umur daun yang berbeda. Pengukuran luas daun dilakukan dengan
Selain itu, pada penelitian ini juga ingin menggunakan metoda gravimetri menurut
diketahui bagaimanakah pengaruh Pb Sitompul dan Guritno(1995).
terhadap kondisi daun pada tingkat umur
daun yang berbeda. Kondisi daun ini Pengamatan Kerapatan Stomata
meliputi luas daun, kerapatan stomata, Kerapatan stomata dapat diketahui dengan
ukuran stomata dan kadar klorofil pada pembuatan preparat semipermanen. Pada
daun Angsana. permukaan atas dan bawah daun diberi
kuteks bening untuk mendapatkan cetakan
MetodePenelitian stomata. Kemudian diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 1000x, untuk
Alat dan Bahan melihat jumlah cetakan stomata
Alat yang digunakan dalam penelitian ini Kerapatan stomata dihitung dengan
yaitu meteran, kantong plastik, gunting, menggunakan persamaan berikut:
kamera, furnance, AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometer), timbangan Kerapatan stomata =
analitik, mortal porcelain, mikroskop, objek (Agustin, 2012)
glass, kertas, kertas label, kuvet,
micrometer, spectronic-20 Bausch dan
Lomb, sentrifus, tabung sentrifus, gelas Kandungan Klorofil Daun
ukur 100 mL, aluminium foil, timbangan Pengukuran kandungan klorofil dilakukan
ohaus dan tisu. Sedangkan bahan yang menurut Witham et al. (1986).
digunakan yaitu aquades, kuteks, HNO3
pekat (65%) dan aceton 80%. Metoda Pengukuran KadarTtimbal (Pb)
penelitian ini adalah metoda survei. Analisis kandungan timah (Pb) dilakukan
Pengambilan sampel dilakukan dengan dengan metoda Pengabuan Kering menurut
metode purpossive random sampling. Sembiring dan Sulistyawati (2006).
Tanaman yang dipakai (sampel) dalam
penelitian ini adalah Angsana (Pterocarpus Analisis Data
Indicus). Untuk mengetahui kemampuan penyerapan
Pb oleh Angsana maka dilakukan uji
Pengamatan di Lapangan dan ANOVA (Analyses of Variance) dengan
Pengambilan Sampel Kruskal Wallis – Test terhadap konsentrasi
Sampel daun Angsana diambil di sepanjang Pb daun pada umur daun yang berbeda.Uji
jalan Universitas Andalas di sekitar area ANOVA dilakukan dengan menggunakan
PKM Universitas Andalas. Sebelum statistik dengan perangkat program SPSS
pengambilan sampel, terlebih dahulu 16.0. Sedangkan untuk mengamati
dilakukan pengamatan terhadap usia daun pengaruh Pb terhadap luas anak daun dan
Angsana. Pada pengamatan umur daun kerapatan stomata,maka dilakukan regeresi
dilakukan pengukuran panjang dan lebar liner dengan melihat nilai koefisien korelasi
anak daun Angsana. Pengamatan usia daun antara konsentrasi Pb pada daun dengan
ini dilakukan sampai ukuran panjang dan parameter-parameter tersebut.
lebar daun mulai konstan. Setelah dilakukan
pengamatan terhadap umur daun, maka Hasil dan Pembahasan
dilakukan pengambilan sampel daun. Daun
yang diambil adalah daun yang terletak Pertumbuhan Anak Daun Angsana
pada cabang yang dekat dengan polusi
kendaraan bermotor. Peningkatan ukuran panjang, lebar dan luas
anak daun Angsana bertambah seiring
dengan pertambahan umur anak daun. Hal
85

tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Anak umur daun mempengaruhi kerapatan
daun Angsana mengalami pertumbuhan stomata daun Angsana.
paling pesat pada usia 5 sampai 15 hari Kerapatan stomata daun Angsana
dengan ukuran panjang 2,47-8,11 cm dan mulai berkurang pada daun berumur 20 dan
lebar 0,84-4,85 cm (Tabel 1). 25 hari. Hal ini diduga karena daun
Berdasarkan Gambar 1 terlihat Angsana yang dijadikan sampel penelitian
panjang dan lebar daun Angsana sudah masih mengalami pertumbuhan. Dengan
mulai kostan pada usia 20 - 25 hari dengan bertambahnya luas anak daun, maka jumlah
ukuran panjang 8,69 cm dan lebar 5,18 cm. stomata yang teramati pada satu bidang
Selama 30 hari pengamatan umur daun pandang juga semakin sedikit. Kerapatan
Angsana di Kampus Universitas Andalas stomata pada daun Angsana yang
terlihat bahwa panjang dan lebar daun didapatkan pada penelitian ini yaitu
sudah mulai stabil pada usia 20 – 30 hari. berkisar antara 60-340 per mm2 dengan
Oleh karena tidak terjadi lagi pertambahan rata-rata 205 per mm2. Menurut Agustini
ukuran panjang dan lebar anak daun, maka (1994) kerapatan stomata <300 termasuk
pengambilan sampel untuk parameter luas kedalam kerapatan stomata rendah.
daun, kerapatan stomata dan analisa
klorofil dilakukan sampai umur 25 hari. Kandungan Klorofil Daun Angsana
Hasil Kruskall Wallis menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan nyata antara luas Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
daun dengan umur daun (P<0,05). Hal ini kandungan klrofil daun Angsana
menunjukkan bahwa umur daun mengalami peningkatan sampai usia 15 hari
mempengaruhi luas daun daun Angsana. yakni sebesar 1,23 mg/mL. Namun, pada
Luas daun Angsana pada daerah yang usia 20 terjadi penurunan kandungan
terkena polusi udara memiliki ukuran yang klorofil. Penurunan ini terjadi karena
lebih kecil dibandingkan pada daerah jauh pertumbuhan daun Angsana tidak begitu
dari polusi udara. Dari hasil penelitian pesat pada usia 20 – 25 hari, sehingga
Sulasmini et al. (2007) di Kota Denpasar kandungan klorofil juga menurun. Faktor-
didapatkan luas anak daun Angsana pada faktor yang mempengaruhi pembentukan
daerah yang padat kendaraan adalah 42,745 klorofil adalah cahaya, unsur N, Mg, Fe
cm2, dan 49,089 cm2 untuk daerah sepi sebagai pembentuk dan katalis dalam sitesis
kendaraan. klorofil (Sumenda et al., 2011). Unsur hara
N dan Mg merupakan unsur hara yang
Kerapatan stomata bersifat mobile dimana unsur dapat
bergerak melalui floem dari daun tua ke
Pada Tabel 2 terlihat kerapatan stomata daun muda. Hasil uji Kruskall Wallis
pada daun Angsana meningkat sampai usia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
15 hari. Kerapatan stomata tertinggi nyata antara kandungan klorofil dengan
ditemukan pada daun umur 15 hari yaitu umur daun.
sebanyak 340 stomata per mm2. Karena Kandungan klorofil Angsana pada
pertumbuhan yang pesat, maka dibutuhkan penelitian ini masih kecil (0,73 mg/mL)
energi yang banyak untuk pertumbuhan. dibadingkan dengan hasil penelitian hasil
Pertumbuhan ini akan melibatkan penelitian Putri et al. (2007) mendapatkan
fotosintesis sebagai sumber energi untuk kandungan klorofil Angsana 15,74 mg/mL
tumbuh. Untuk melakukan fotosintesis di Kampus UIN I Jakarta. Perbedaan nilai
diperlukan CO2, maka dari itu stomata klorofil tersebut diduga karena daun yang
diperbanyak. digunakan pada penelitian ini masih muda,
Fungsi utama stomata adalah sehingga kandungan klorofil dalam daun
sebagai tempat pertukaran gas seperti CO2 juga sedikit.
(Ebadi et al., 2005). Hasil Kruskall Wallis
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Kadar Akumulasi Pb (mg/kg) Pada Daun
nyata antara kerapatan stomata dengan Angsana
umur daun. Hal ini menujukkan bahwa
86

Tabel 1. Rata-rata panjang, lebar dan luas daun Angsana berdasarkan umur daun yang berbeda
di Kampus Universitas Andalas
Umur daun (hari) Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm2)
1 1,46 ± 0,23 0,43 ± 0,10 0,35 ± 0,06
5 2,47 ± 0,62 0,84 ± 0,25 6,04 ± 1,13
10 5,73 ± 1,13 3,14 ± 0,86 11,16 ± 1,37
15 8,11 ± 0,71 4,85 ± 0,61 16,84 ± 2,71
20 8,68 ± 0,23 5,16 ± 0,33 21,07± 4,33
25 8,69 ± 0,29 5,18 ± 0,32 25,99 ± 3,48

Tabel 2. Kerapatan stomata daun Angsana berdasarkan umur yang berbeda di Kampus
Universitas Andalas
Umur daun (hari) Kerapatam stomata (buah/mm2)
1 tt
5 60 ± 6,50
10 165 ± 26,17
15 340 ± 24,92
20 272 ± 4,33
25 188 ± 32,30
tt = tidak terdeteksi

Tabel 3. Kandungan klorofil daun Angsana berdasarkan umur daun yang bebeda di Kampus
Universitas Andalas
Umur daun (hari) Kandungan klorofil (mg/mL)
1 0,36 ± 0,02
5 0,55 ± 0,03
10 1,09 ± 0,02
15 1,23 ± 2,71
20 1,02 ± 4,33
25 0,73 ± 0,06

Tabel 4. Kadar Pb pada daun Angsana berdasarkan umur daun yang berbeda di Kampus
Universitas Andalas Padang

Umur daun (hari) Kadar Pb (mg/kg)


1 0,000
5 0,000
10 0,000
15 0,009
20 0,016
25 0,021
87

ukuran daum (cm)


30
25
20 Panjang (cm)

15 Lebar (cm)

10 Luas (cm2)

5
0 umur ( hari)
0 10 20 30 40

Gambar 1. Pertumbuhan daun Angsana selama 30 hari pengamatan di Kampus jalan


Universitas Andalas

0,025

0,02
kadar Pb (mg/kg)

y = 0,0009x - 0,0045
R² = 0,8621
0,015

0,01

0,005

0
0 10 20 30

luas daun (cm2)

Gambar 2. Hubungan antara luas daun dengan kadar Pb pada daun Angsana

0,025
y = 4E-05x + 0,0002
kadar Pb (mg/kg)

0,02 R² = 0,3575
0,015

0,01

0,005

0
0 100 200 300 400
kerapatan stomata mm2

Gambar 3. Grafik hubungan antara kerapatan stomata dengan kadar Pb pada daun Angsana
88

Dari tabel 4 diketahui kadar Pb pada daun positif terhadap kadar Pb. Semakin luas
Angsana meningkat seiring bertambahnya permukaan anak daun, maka kadar Pb di
umur daun dengan kadar 0,00 – 0,021 dalam daun Angsana juga semakin
mg/Kg pada usia daun satu sampai 25 hari. bertambah. Hal tersebut berhubungan
Nilai kadar Pb tersebut (≤ 0,021 mg/Kg) dengan usia daun.Berdasarkan Gambar 2
masih dalam batas normal (0,5 – 3 ppm terlihat bahwa semakin luas daun Angsana,
(Siregar, 2005). Hasil uji Kruskall Wallis maka semakin tinggi kandungan Pb dalam
(P<0,05) menunjukkan bahwa tidak daun. Hal tersebut didukung oleh nilai
terdapat perbedaan nyata kadar Pb dengan korelasi yang cukup tinggi yaitu 86,2%.
umur daun. Dapat diketahui bahwa kadar Berdasarkan hasil uji korelasi
Pb yang terakumulasi pada daun berumur diketahui nilai korelasi antara Pb dengan
1-25 hari tidak memiliki perbedaan nyata. kerapatan stomata adalah 0,357. Ini
Nilai kadar Pb yang didapatkan menunjukkan bahwa kerapatan stomata
pada penelitian ini lebih kecil (0,021 memberikan kontribusi sebesar 35,7%
mg/kg) dibandingkan dengan kadar Pb yang untuk kadar Pb dan sisanya dipegaruhi
dilaporkan oleh Abdullah et al., (1990) faktor lainnya. Nilai ini (<0,5)
untuk tanaman Angsana di jalan Khatib menunjukkan bahwa korelasi antara
Sulaiman Kota Padang (30 ppm). Hal ini kerapatan stomata dengan kadar Pb pada
diperkirakan karena jumlah kendaraan pada daun Angsana lemah. Sehingga dapat
lokasi penelitian ini tidak sebanyak di dikatakan bahwa pada konsentrasi 0,0-
tempat lain, umur daun yang belum terlalu 0,021 g/kg, Pb tidak terlalu mempengaruhi
tua (≤ 25 hari). Siregar (2005) juga kerapatan stomata pada daun dari Angsana.
mengemukakan jumlah Pb di udara
dipengaruhi oleh volume atau kepadatan Kesimpulan
lalu lintas, jarak dari jalan raya dan daerah
industri. Agustin (2012) mengatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
ada kaitan yang erat antara akumulasi Pb dilaksanakan, maka didapatkan kesimpulan
dengan jumlah kendaraan dimana sebagai berikut:
akumulasi pb yang didapatkan berbanding 1. Pertumbuhan daun Angsana mulai stabil
lurus dengan kepadatan kendaraan pada usia 25 hari, dengan panjang 8,69
bermotor. cm, lebar 5,18, luas 25,99 cm2,
Jumlah Pb yang terakumulasi pada kerapatan stomata 188 per mm2, dan
daun muda Angsana di jalan depan PKM kandungan klorofil 0,73 mg/mL.
Universitas Andalas kota Padang lebih 2. Kadar Pb pada daun Angsana di area
sedikit dibandingkan dengan dengan daun PKM Universitas Andalas tidak berbeda
tua. Hal ini didukung oleh data yang nyata pada umur daun yang berbeda,
didapatkan dari pengujian daun tua daun dengan kadar Pb 0,00 - 0,021 mg/kg
Angsana sebesar 0,113mg/kg. Akumulasi pada usia satu sampai 25 hari.
Pb yang didapatkan meningkat sesuai umur 3. Kadar Pb memiliki korelasi dengan luas
daun. Menurut Flanagan et al. (1980) daun, semakin luas daun maka kadar Pb
endapan partikel Pb bersifat akumulatif, dalam daun juga bertambah.
tidak dieliminasi, tidak ditranslokasikan ke 4. Kadar Pb tidak terlalu mempengaruhi
bagian lain, sehingga semakin lama daun kerapatan stomata pada daun dari
itu hidup maka semakin banyak kandungan Angsana
timbal yang terdapat di dalamnya.
UcapanTerimakasih
Hubungan Akumulasi Pb dengan LuasDaun
danKerapatan Stomata Daun Angsana Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr.
Tesri Maideliza, Dr. Chairul dan Suwirmen,
Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui M.S. atas saran dan masukannya dalam
nilai korelasi antara Pb dengan dengan luas penelitian dan penulisan artikel ini. penulis
daun adalah 0,862. Pada Gambar 2 terlihat juga mengucapkan terimakasih kepada
bahwa luas anak daun memiliki hubugan
89

Balai Riset dan Standarisasi Industri Tanaman Mahoni (Swietenia


Padang atas bantuannyadalamanalisa Pb. mahoni Jacq.), Angsana
(Pterocarpus indicusWilld.) dan
DaftarPustaka Kersen (Muntingia calabura L.).
Tesis Pascasarjana Universitas
Abdullah, Z,. Indrawati., dan Novesar. Negeri Malang. Malang.
1990. Penentian Kandungan Pb di Putri, L.E.P,.E. Agustina., dan D. Zulfiana.,
dalam Tanah dan Tumbuh- 2009. Kandungdan Logam Pb di
Tumbuhan Pelindung di Sepanjang Dalam Jaringan Daun Angsana di
Jalan Khatib Sulaiman. Laporan Kampus I UIN Jakarta. Jurnal
Penelitian Proyek Universitas Biologi Lingkungan (3): 4-9.
Andalas. Padang. Sembiring, E., dan E. Sulistyawati. 2006.
Agustin, G. 2012. Kajian Histologi dan Akumulasi Pb dan Pengaruhnya
Anatomi Mahoni (Swietenia pada kondisi daun Swietenia
macrophylla King.) yang macrophylla King. Makalah pada
Terakumulasi Timah Hitam (Pb) di Seminar Nasional Penelitian
Kota Padang. Tesis Pascasarjana Lingkungan di Perguruan Tinggi.
Universitas Andalas. Padang. Bandung
Agustini, M. 1994.Identifikasi Ciri Tekstur Siregar, E. B. M. 2005. Pencemaran
dan Kerapatan Stomata Dua Puluh Udara, Respon Tanaman, dan
Lima Jenis Pohon Suku Pengaruhnya pada Manusia.
Leguminose untuk Elemen http://respiratory.usu.ac.id. Diakses
Lansekap Tepi Jalan. Skripsi 18 Februari 2012.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sitompul, S.M., dan B. Guritno. 1995.
Dahlan, E.N. 1989. Studi Kemampuan Analisa Pertumbuhan Tanaman.
Tanaman dalam Menjerap dan Gadjah Mada University Press.
Menyerap Timbal Emisi dari Yokyakarta.
Kendaraan Bermotor. Tesis Sulasmini, L. K., M. S. Mahendra,. K. A.
Pascasarjana. Institut Pertanian Lila. 2003. Peranan Tanamanan
Bogor. Bogor. Penghijaun Angsana, Bungsur dan
Brass, G. M., and W. Strauss. 1981. Air Daun Kupu-kupu sebagai Penyerap
Pollution Control Part IV. John Pb dan Emisi Debu Kendaraan
Willey and Sons. New York. Bermotor di Jalan Cokroaminoto,
Ebadi, A. G., S. Zare., M.Mahdavi., and M. Melati, Cut Nyak Dien di Kota
Babaee. 2005. Study and Denpasar. Ecotropic (2) : 1 – 10.
Measurement of Pb, Cd, Cr and Zn Sumenda, L., H. L. Rampe dan F. R.
in Green Leaf Of Tea Cultivated in Mantiri. 2011. Analisis Kandungan
Gillan Province of Iran. Pakistan Klorofil Daun Mangga (Mangifera
Journal of Nutrition 4 (4) : 270- indica L.) pada Tingkat
272. Perkembangan Daun yang Bereda.
Inayah, S. T., L. Thamzil., dan Y. Etyn. Jurnal Bioslogos 1 : 21-23
2009. Kandungan Pb Pada Daun
Angsana (Pterocarpus Indicus) dan Witham, F.H., D.F. Blydes., and R.M.
Rumput Gajah Mini (Axonopus. Devlin. 1986. Exercise in Plant
Sp) di Jalan Protokol Kota Physiology second Edition. Prinde
Tanggerang. ISSN 2 : 340-346. Weber and Schmidt. Boston.
Mufidah, I. 2007. Study Komparasi
Akumulasi Timbal (Pb) pada

Anda mungkin juga menyukai