Anda di halaman 1dari 6

KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN NEONATAL

Oleh :
NAMA : A MARYA ULFA
NIM : PO7124320072

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG PALU
TAHUN AJARAN 2020-2021
TUGAS
1. Tuliskan kasus kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal masing-masing minimal 1
(boleh lebih)!
Jawab :
a. Kasus kegawatdarutan Maternal : Henti jantung pada ibu hamil
b. Kasus kegawatdaruratan Neonatal : Gawat Janin
2. Tuliskan gejala dan tanda utama!
a. Kasus kegawatdarutan Maternal : Henti jantung pada ibu hamil
Gejala dan tanda utama :
- Sesak nafas dengan penyebab anemia berat dan edema paru serta preeklampsia berat
b. Kasus kegawatdaruratan Neonatal : Asfiksia
Gejala dan tanda utama :
- Kehamilan tidak cukup bulan
- Air ketuban bercampur mekonium
- Persalinan seksio
3. Tuliskan tindakan pertama yang dilakukan Bidan!
Jawab :
Bidan seharusnya tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa
penjaga/penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk meminta bantuan. Jika ibu
tidak sadar, lakukan pengkajian jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi dengan cepat. Jika
dicurigai adanya syok, mulai segera tindakan membaringkan ibu miring kekiri dengan bagian
kaki ditinggikan, longgarkan pakaian yang ketat seperti BH/Bra. Ajak bicara ibu/klien dan
bantu ibu/klien untuk tetap tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda vital,
warna kulit dan perdarahan yang keluar.
Dalam kegawatdarutan peran Bidan antara lain :
- Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat
- Stabilitasi ibu/klien dengan oksigen, terapi cairan dan medika mentosa
- Ditempat kerja, menyiapkan saran dan prasarana di kamar bersalin
- Memiliki keterampilan klinik
a. Penanganan pertama pada henti jantung pada ibu hamil
- aktivasi tim code blue
- pencatatan waktu mulainya henti jantung
- letakkan pasien dengan posisi terlentang
- mulai kompresi dada sesuai dengan algaritme bantuan hidup dasar; letakkan tangan
sedikit boleh tinggi diatas sternum daripada biasanya
b. Penanganan pertama pada Asfiksia
Resusitasi bayi baru lahir :
- Jika bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau
lemas
o Jaga bayi tetap hangat
o Atur posisi bayi
o Isap lender
o Keringkan dan rangsang taktil
o reposisi
- jika bayi bernafas normal
Asuhan pasca resusitasi
o pemantauan tanda bahaya
o perawatan tali pusat
o inisiasi menyusui dini
o pencegahan hipotermi
o pencegahan infeksi
o pemeriksaan fisik
o pencatatan dan pelaporan
- jika bayi mulai bernafas normal
o hentikan ventilasi
o asuhan pasca resusitasi
- Jika air ketuban tercampur mekonium
Nilai nafas :
o Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap : nuka mulut lebar, usap, dan isap
lender di mulut
o Jika bayi menangis atau bernafas normal : asuhan bayi baru lahir
- Jika bayi tidak bernafas/bernafas megap-megap
Ventilasi :
o Pasang sungkup, perhatiakan lekatan
o Ventilasi 2 x dengan tekanan 30 cm air
o Jika dada mengembang lakukan ventilasi 20 x dengan tekanan 20 cm air selama
30 detik

Nilai nafas :

o Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 20 x selama 30 detik


o Hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30 detik
o Jika bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi, siapkan rujukan,
nialai denyut jantung

Jika bayi tidak di rujuk dan atau tidak berhasil

o Sesudah 10 menit bayi tidak bernafas spontan dan tidak terdengar denyut jantung
pertimbangkan menghentikan resusitasi
o Konseling
o Pencatatan dan pelaporan
- Jika bayi di rujuk
o Konseling
o Lanjutkan resusitasi
o Pemantauan tanda bahaya
o Perawatan tali pusat
o Pencegahan hipotermi
o Pemberian vitamin K1
o Pencegahan infeksi
o Pencatatan dan laporan
Referensi :
- Buku ajar Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
( Kementerian Kesehatan RI, 2013)
- Buku ajar Pelayanan kesehatan neonatal esensial ( Kementerian Kesehatan RI, 2012)

Anda mungkin juga menyukai