Anda di halaman 1dari 31

DOKUMEN ORGANISASI

ANGGARAN DASAR DAN


ANGGARAN RUMAH TANGGA
BINTANG MUDA INDONESIA

JAKARTA, 5 JULI 2019


MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka penjajahan dalam segala
bentuk dan manifestasinya di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.

Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil
perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-abad dicapai dengan korban jiwa, raga, air mata
dan harta benda yang tak ternilai.

Bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera
adil dan makmur berdasarkan Pancasila sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.

Bahwa oleh karena itu, sadar sepenuhnya terhadap panggilan sejarah dan tanggung jawabnya
sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa, kami warga negara Indonesia yang
bersemangatkan Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945, berideologi
Pancasila, berjiwa Nasionalis, militan, dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan ini mempersatukan diri dalam Organisasi Pemuda
bernama Bintang Muda Indonesia (BMI) yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.

1
ANGGARAN DASAR
BINTANG MUDA INDONESIA
(BMI)

2
ANGGARAN DASAR
BINTANG MUDA INDONESIA (BMI)
BAB I
NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN, ASAS DAN TUJUAN

Pasal 1
Organisasi ini bernama Bintang Muda Indonesia yang kemudian disingkat BMI

Pasal 2
BMI didirikan pada tanggal 5 Juli 2019 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3
BMI berada di seluruh wilayah Republik Indonesia dan berkedudukan hukum di Ibukota Negara
Republik Indonesia.

Pasal 4
BMI berasaskan Pancasila

Pasal 5
BMI bertujuan untuk menciptakan pemuda dan masyarakat yang adil, mandiri, kreatif dan
sejahtera baik secara ekonomi, politik, sosial, budaya dan hukum berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.

BAB II
VISI DAN MISI

Pasal 6
Visi BMI adalah sebagai berikut:
Mewujudkan kader BMI yang mampu mendorong terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 7
Misi BMI adalah sebagai berikut:
1) Menjadikan pemuda sebagai ujung tombak pembangunan bangsa.
2) Menjadikan pemuda sebagai pelopor perekat bangsa dan melahirkan kader-kader muda yang
cerdas, santun, inovatif, dan peduli.
3) Menyiapkan sumberdaya yang unggul dalam segala aspek baik ditingkat organisasi, kreatifitas
kerja, serta tanggung jawab sosial.

BAB III
STATUS DAN SIFAT

3
Pasal 8
Status BMI adalah sebagai organisasi sayap Partai Demokrat

Pasal 9
1) BMI bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang
sosial kemasyarakatan.
2) BMI memiliki sifat mandiri, militan dan kekeluargaan.

BAB IV
POKOK-POKOK PERJUANGAN

Pasal 10
BMI memiliki pokok-pokok perjuangan organisasi di berbagai bidang sebagai berikut:

1) Bidang Organisasi dan Kaderisasi


a) Memajukan peran dan program organisasi sebagai pengabdian kepada masyarakat, bangsa
dan negara.
b) Membangun iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi aturan-
aturan organisasi.
c) Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kader-kader bangsa.
d) Mengokohkan basis dan menguatkan eksistensi BMI sebagai organisasi yang mengakar,
modern, maju, mandiri serta bermoral.

2) Bidang Ideologi dan Politik


a) Melaksanakan Pancasila sebagaimana yang tercatum dalam pembukaan UUD 1945.
b) Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
c) Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat Negara Indonesia sebagai sebuah
kesatuan politik, ekonomi, sosial-budaya, serta pertahanan dan keamanan.

3) Bidang Ekonomi
a) Membangun kemandirian dan kedaulatan ekonomi pemuda, masyarakat, bangsa dan
negara.
b) Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui pemberdayaan ekonomi rakyat yang
berkelanjutan.

4) Bidang Agama, Sosial dan Budaya


a) Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, terampil dan cerdas.
b) Melestarikan dan memajukan kebudayaan daerah secara nasional.
c) Membangun solidaritas dan kesetiakawanan nasioanal.
d) Membangun etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5) Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional

4
a) Mewujudkan Indonesia yang aman, tentram dan damai.
b) Membantu mewujudkan pertahanan dan keamanan Negara Indonesia

6) Bidang Alam dan Lingkungan Hidup


a) Mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan alam dan
lingkungan hidup.
b) Menciptakan kesadaran alam dan lingkungan hidup dalam kehidupan masyarakat.
c) Menciptakan keseimbangan alam dan lingkungan hidup.

7) Bidang Hubungan Luar Negeri


a) Mendukung kesetaraan bangsa Indonesia dalam tatanan kehidupan Internasional ataupun
era-globalisasi.
b) Mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

8) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia


a) Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakan supremasi hukum dan Hak
Asasi Manusia.
b) Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum.
c) Mewujudkan kepastian hak-hak warga negara.

BAB V
IKRAR, TEKAT, SEMBOYAN,
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 11
Ikrar, Tekat, Semboyan, Salam Perjuangan dan Lagu Perjuangan Organisasi diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 12
BMI mempunyai lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 13
BMI memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi berupa: bendera, panji-panji, Kartu
Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat, stempel dan kelengkapan lainnya
yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).

BAB VII
KEANGGOTAAN

5
Pasal 14
1) Anggota BMI ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2) Keanggotaan BMI Indonesia terdiri dari:
a) Anggota Biasa
b) Anggota Kehormatan
c) Anggota Luar Biasa
Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VIII
KEDAULATAN

Pasal 15
Kedaulatan BMI berada di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya dalam Musyawarah
Besar.

BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 16
Musyawarah dan rapat-rapat BMI di tingkat nasional terdiri dari:
1) Musyawarah Besar (MUBES)
2) Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB)
3) Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)
4) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)

Pasal 17
Musyawarah dan rapat-rapat BMI Indonesia di tingkat daerah/propinsi terdiri dari:
1) Musyawarah Daerah (MUSDA)
2) Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB)
3) Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)

Pasal 18
Musyawarah dan rapat-rapat BMI di tingkat cabang/kabupaten terdiri dari:
1) Musyawarah Cabang (MUSCAB)
2) Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCABLUB)
3) Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
Pasal 19
1) Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar (MUBES).
2) Kekuasaan, kewenangan musyawarah dan rapat-rapat diatur secara rinci dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART).

6
BAB X
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 20
1) Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditembah
satu dari jumlah unsur utusan yang hadir.
2) Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada asasnya dilakukan secara
musyawarah untuk mufakat.
3) Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak dapat
tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui voting yang berdasarkan suara terbanyak.
4) Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam peraturan organisasi.
5) Pengambialan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan persetujuan
sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir.
6) Khusus quorum tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang hadir
yakni Daerah dan Majelis Pimpinan Cabang yang definitif. Sedangkan pengambilan
keputusan untuk hal ini diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah unsur utusan anggota musyawarah yang hadir.

BAB XI
SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 21
Kedudukan organisasi Bintang Muda Indonesia di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut:
1) Tingkat Nasional, keberdudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Nasional (DPN)
2) Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah
(DPD)
3) Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Cabang (DPC)

Pasal 22
Organisasi Bintang Muda Indonesia di tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota
mempunyai Dewan Penasehat Organisasi.

BAB XII
DEPARTEMEN DAN BADAN-BADAN ORGANISASI

Pasal 23
1) BMI dapat membentuk departemen sesuai kebutuhan organisasi seperti: Departemen
Pendidikan dan Kaderisasi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan lain sebagainya.
2) BMI mempunyai dan dapat membentuk badan-badan usaha.

7
3) BMI mempunyai dan dapat membentuk badan sesuai sesuai kebutuhan berdasar peran sektoral
dan khusus yang berada baik di tingkat nasional, daerah dan cabang.
4) Badan-badan sesuai kekhususannya berada di tingkat nasional atau tingkat daerah atau di
tingkat cabang.
5) Hubungan departemen dan badan dalam organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
(ART).

BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 24
Keuangan BMI diperoleh dari:
1) Iuran wajib anggota
2) Sumbangan yang tidak mengikat
3) Usaha-usaha yang sah
4) Iuran sukarela pengurus
5) Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan organisasi

Pasal 25
Kekayaan BMI adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak yang tercatat dan
terdaftar sebagai asset dan inventaris.

BAB XIV
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 26
1) Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat
dilakukan melalui Musyawarah Besar (MUBES) atau Musyawarah Besar Luar Biasa
(MUBESLUB).
2) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar Luar Biasa yang
khusus diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang-kurangnya 3/4 dari DPD dan atau 2/3
DPC.

BAB XV
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 27
1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini,
dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS).
2) Apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai sesuatu ketentuan Anggaran Dasar ini
diselesaikan oleh Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) dan dievaluasi dalam Musyawarah

8
Besar (MUBES) atau Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB).
BAB XVI
PENUTUP

Pasal 28
Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Anggaran Dasar Bintang Muda Indonesia ini dibuat sebagai persyaratan layaknya organisasi
masyarakat atau perkumpulan yang berbadan hukum, hal-hal yang belum di atur akan diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) dan peraturan-peraturan lainnya.

Untuk pertama kalinya susunan Dewan Pimpinan Nasional di tetapkan dalam Akta Pendirian ini:

Ketua Umum : Farkhan Evendi, M.A.P


Sekretaris Jenderal : Andi Mardan, S.E
Bendahara Umum : Gomgom J. Sihombing, S.T

Susunan Dewan Pimpinan Nasional lainnya akan ditentukan lebih lanjut.

Anggaran Dasar Ini Berlaku Sejak Tanggal Ditetapkan:

Di Tetapkan di : …………………………
Pada hari/ Tanggal : ………………………….

DEWAN PIMPINAN NASIONAL


BINTANG MUDA INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris Jendral

FARKHAN EVENDI, M.A.P ANDI MARDAN, S.E

9
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BINTANG MUDA INDONESIA
(BMI)
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BINTANG MUDA INDONESIA (BMI)
BAB I
LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN,
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 1
1) Lambang BMI adalah lambang berupa gambar bintang, bersinar tiga arah dengan warna merah
putih pada kedua sisinya, diikuti tulisan BMI dibawahnya, dengan latar belakang perisai
berwana biru tua dengan garis tepi biru laut, didalam lingkaran berwarna abu-abu, dikelilingi
dengan tulisan Bintang Muda Indonesia berwarna putih dengan latar belakang lingkaran
berwana biru laut, serta dikelilingi lingkaran terluar berwarna biru tu.
2) Warna dasar lambang adalah biru tua yang mengandung arti gagah perkasa dan kesatria.
3) Warna biru muda melambangkan melambangkan kesejukan penuh kedamaian dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dalam perjuangan dan upaya mewujudkan
cita-cita bangsa.
4) Bintang berwarna merah putih melambangkan bendera Indonesia.
5) Perisai berwarna biru muda dan tua melambangkan persatuan Indonesia.
6) Warna abu-abu, melambangkan keadialan sosial bagi rakyat Indonesia.

Pasal 2
1) Stempel BMI berbentuk bulat, di dalamnya terdapat lambang bintang diikuti tulisan BMI
dibawahnya dengan latar belakang perisai. Serta dikelilingi tulisan Dewan Pimpinan Nasional
Bintang Muda Indonesia, berdiameter 4 cm.
2) Tinta stempel berwarna biru.

Pasal 3
Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dibuat dengan warna biru dan menyertakan
lambang Bintang Muda Indonesia di dalamnya.

Pasal 4
Panji-panji kebesaran dan pataka berwarna dasar putih dengan ukuran perbandingan panjang 3
(tiga) dan lebar 2 (dua), ditengahnya terdapat lambang BMI dan disertai tulisan Bintang Muda
Indonesia di bawah lambang.

Pasal 5
Ikrar BMI adalah:
1) Bertanah air satu, tanah air Indonesia.
2) Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
3) Berideologi satu, ideologi Pancasila.

Pasal 6
Tekad BMI adalah:
“Kedaulatan Rakyat Indonesia”
Pasal 7
Semboyan BMI adalah:
“Cerdas, Santun, dan Peduli

Pasal 8
Salam perjuangan BMI adalah:
“Bintang Muda Indonesia” 1x, dijawab “Bergerak” 3x

Pasal 9
Lagu perjuangan BMI adalah Mars “Indonesia Jaya” dan Hymne “Bintang Muda Indonesia”.

BAB II
KEANGOTAAN

Pasal 10
Yang dapat diterima menjadi anggota Bintang Muda Indonesia adalah:
1) Setiap warga negara Indonesia.
2) Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART), visi dan misi, dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan organisasi.
3) Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.
4) Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila telah mendapatkan Kartu Tanda
Anggota organisasi yang secara teknis diatur dalam Peraturan Organisasi.
5) Keanggotaan departemen dan badan organisasi Bintang Muda Indonesia diatur dalam Peraturan
Organisasi.

Pasal 11
Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan/membuktikan kesetiaannya
terhadap organisasi minimal dalam waktu 10 (sepuluh) tahun dan dianggap berjasa dan menaruh
perhatian dalam pengembangan organisasi.

Pasal 12
Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh masyarakat yang
berjasa terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan bertindak menguntungkan organisasi.

BAB III
KADER DAN KADERISASI

Pasal 13
1) Kader/anggota adalah kekuatan inti organisasi, selaku penggerak, pemikir, pengagas dan
pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi,
masyarakat, bangsa dan negara.
2) Kader BMI adalah anggota yang telah terdaftar dan bersedia menaati AD/ART dan peraturan
organisasi dan bersedia sebagai penggerak inti organisasi.

Pasal 14
1) Kaderisasi adalah proses secara terus menerus dalam rangka membentuk, mendidik dan calon
kader yang diorientasikan untuk memajukan organisasi dalam kehidupan masyarakat dan
negara.
2) Ketentuan mengenai kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 15
Setiap anggota mempunyai hak:
1) Memperoleh perlakuan yang setara dari organisasi
2) Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan
pembinaan dari organisasi.
3) Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan positif baik secara lisan
maupun tertulis.
4) Berhak memilih dan dipilih sebagai ketua.
5) Membela diri.
6) Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan persyaratan
yang telah ditetapkan organisasi.

Pasal 16
Setiap anggota berkewajiban:
1) Menghayati, mentaati dan mengamalkan AD/ART dan semua ketentuan serta peraturan
organisasi.
2) Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.
3) Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi.
4) Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
5) Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi.
6) Melaksanakan tugas-tugas organisasi.
7) Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.
8) Khusus bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.
9) Membayar iuran wajib anggota.
10) Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

Pasal 17
1) Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang berkaitan
dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkatan organisasi dengan
mengindahkan tata hubungan kerja organisasi.
2) Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan atau
nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.

BAB V
SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA

Pasal 18
1) Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pemberhentian sementara
d) Pemecatan
2) Sanksi yang berupa teguran lisan dan teguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat
dilakukan oleh Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi.
3) Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada setiap jenjang kepemimpinan organisasi oleh
kepemimpinan yang berada diatasnya, serta kepada anggota dilakukan oleh kepemimpinan
sesuai tingkatannya.
4) Pemberhetian sementara dilakukan oleh Dewan Pimpinan Nasional atas usul Dewan Pimpinan
Daerah atau oleh Dewan Pimpinan Daerah atas usul Dewan Pimpinan Cabang.
5) Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Dewan Pimpinan Nasional setelah
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum Musyawarah
Besar.
6) Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak anggota atas
kebenaran argumentasinya yang diverifikasi oleh komisi yang dibentuk.

Pasal 19
1) Anggota dinyatakan berhenti apabila:
a) Meninggal dunia.
b) Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.
c) Dipecat oleh Dewan Pimpinan Nasional atas usul Dewan Pimpinan Daerah dan atau karena
yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan AD/ART, peraturan-peraturan
organisasi dan atau beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara
sengaja.
d) Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.

2) Sanksi terhadap anggota didasarkan pada:


a) Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup
berat.
b) Melakukan tindakan yang merugikan organisasi.
c) Tata cara perberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut:
1. Terlebih dulu memberikan teguran lisan.
2. Memberikan teguran tertulis.
3. Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil
keputusan pemberhentian sementara.
3) Keputusan yang diambil oleh Dewan Pimpinan Nasional atau Dewan Pimpinan Daerah
dipertanggung jawabkan pada Musyawarah Besar.
4) Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggung jawabkan pada
Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil keputusan dalam
bentuk:
a) Membatalkan pemberhentian sementara.
b) Menetapkan pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu.
c) Memecat.

BAB VI
KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 20
1) Musyawarah Besar Bintang Muda Indonesia adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi
yang diadakan sekali dalam lima tahun dan berwenang:
a) Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b) Menetapkan program umum organisasi.
c) Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban laporan Dewan Pimpinan Nasional.
d) Memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional dan menyusun
komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.
e) Menetapkan Dewan Pembina organisasi tingkat nasional.
f) Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecatan atau merehabilitasi anggota
yang terkena sanksi pemberhentian sementara.
g) Menetapakan departemen dan badan organisasi Bintang Muda Indonesia atau keputusan-
keputusan lainnya yang dianggap perlu.
h) Menetapkan keuangan dan kekayaan organisasi yang telah terverifikasi.
i) Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menghadapi persoalan nasional
maupun internasional.

2) Musyawarah Besar dihadiri oleh:


a) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Nasional.
b) Perwakilan Dewan Pembina organisasi tingkat nasional.
c) Perwakilan Dewan Pimpinan Daerah.
d) Perwakilan Dewan Pimpinan Cabang.
e) Departemen dan badan tingkat nasional
f) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

3) Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Dewan Pimpinan Nasional.


4) Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional
untuk diajukan dalam Musyawarah Besar.
5) Dewan Pimpinan Nasional memberikan pertanggungjawabannya dalam Musyawarah Besar
dan disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional.
6) Musyawarah Besar dipimpin oleh Dewan Pimpinan Nasional dan Dewan Pembina Organisasi.
7) Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

Pasal 21
1) Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Besar.
2) Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat Pimpinan
Nasional (RAPIMNAS) Dewan Pimpinan Nasional dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi
dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar.
b) Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Daerah dan ½ (setengah) ditambah
satu Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 22
1) Musyawarah Daerah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Daerah yang diadakan
sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang:
a) Menetapkan Program Daerah dalam rangka pelaksanaan program umum Bintang Muda
Indonesia.
b) Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Daerah.
c) Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan menyusun komposisi
kepengurusan kolektif untuk masa bakti empat tahun.
d) Menetapkan Dewan Pembina organisasi tingkat daerah.
e) Menentukan pendirian/sikap organisasi di tingkat daerah dalam menghadapi persoalan
daerah.
f) Mengesahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah
diberhentikan sementara oleh Dewan Pimpinan Daerah.
2) Musyawarah Daerah dihadiri oleh:
a) Perwakilan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional.
b) Perwakilan Dewan Pembina organisasi tingkat daerah.
c) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah.
d) Perwakilan Dewan Pimpinan Cabang.
e) Departemen dan badan tingkat daerah.
f) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 23
1) Musyawarah Daerah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Daerah.
2) Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi Dewan
Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam
atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Dewan Pimpinan Daerah dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Nasional.
b) Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Daerah.
c) Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Cabang

Pasal 24
1) Musyawarah Cabang Bintang Muda Indonesia adalah pemegang kekuasaan tertinggi Cabang
yang diadakan sekali dalam empat tahun dan berwenang:
a) Menetapkan program kerja cabang dalam rangka pelaksanaan program umum Bintang
Muda Indonesia.
b) Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Cabang.
c) Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang dan komposisi kepengurusan
kolektif untuk masa bakti tiga tahun.
d) Menetapkan Dewan Pembina organisasi ditingkat Cabang.
e) Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat cabang dalam menghadapi persoalan
cabang.
2) Musyawarah Cabang dihadiri oleh:
a) Perwakilan Dewan Pimpinan Daerah.
b) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.
c) Perwakilan Dewan Pembina organisasi tingkat cabang.
d) Departemen dan badan tingkat cabang.
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Cabang.
Pasal 25
1) Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Cabang.
2) Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan atau instruksi Dewan
Pimpinan Daerah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam
atau karena ada hal-hal mendasar lainnya yang memaksa Dewan Pimpinan Cabang dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Daerah.
b) Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Cabang.
c) Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) anggota Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 26
1) Rapat Pimpinan Nasional Bintang Muda Indonesia yang hendak merekomendasikan
Musyawarah Besar Luarbiasa (MUBESLUB) adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat
nasional yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Dewan Pimpinan Nasional apabila:
a) Ketua umum berhalangan tetap/meninggal dunia, berhenti atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga menganggu/ mengancam kelangsungan
hidup organisasi.
b) Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa.

2) Rapat Pimpinan Nasional adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat Nasional hanya
mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi dan
keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan wewenang
Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.

3) Rapat Pimpinan Nasional berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan organisasi yang


akan dibahas dalam Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.

4) Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh:


a) Dewan Pimpinan Nasional.
b) Dewan Pembina organisasi tingkat Nasional.
c) Perwakilan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah.
d) Departemen dan badan tingkat Nasional.
e) Perwakilan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang.
f) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

Pasal 27
1) Rapat Kerja Nasional Bintang Muda Indonesia adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat
Nasional yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan
mencanangkan program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan
dilaksanakan organisasi secara nasional.
2) Rapat Kerja Nasional Bintang Muda Indonesia dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Nasional.
3) Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh:
a) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Nasional.
b) Dewan Pembina organisasi tingkat nasional.
c) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah.
d) Departemen dan badan tingkat nasional.
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

Pasal 28
1) Rapat Kerja Daerah Bintang Muda Indonesia adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat
Daerah/Propinsi yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk
mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang
akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Daerah.
2) Rapat Kerja Daerah Bintang Muda Indonesia diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
3) Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh:
a) Dewan Pimpinan Daerah.
b) Dewan Pembina organisasi tingkat daerah.
c) Perwakilan Dewan Pimpinan Nasional.
d) Dewan Pimpinan Cabang.
e) Departemen dan badan tingkat daerah.
f) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 29
1) Rapat Kerja Cabang Bintang Muda Indonesia adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat
Cabang yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan
mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan
Dewan Pimpinan Cabang.
2) Rapat Kerja Cabang Bintang Muda Indonesia diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Cabang.
3) Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh:
a) Dewan Pimpinan Cabang.
b) Perwakilan Dewan Pimpinan Daerah.
c) Dewan Pembina Organisasi tingkat cabang.
d) Departemen dan badan tingkat Cabang.
e) Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 30
Rapat Pleno Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di masing-
masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh:
1) Kolektif Pengurus Pimpinan.
2) Ketua-ketua departemen dan badan.
3) Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 31
Rapat Harian Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di masing-
masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh:
1) Unsur Harian Dewan Pimpinan.
2) Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

BAB VII
HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 32
Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang diatur dalam
Bab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan tata tertib
persidangan.

BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN

Pasal 33
Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Dewan Pimpinan Nasional, adalah sebagai berikut: Dewan
Pimpinan Nasional:
1) Ketua Umum, 1 (satu) orang.
2) Wakil Ketua Umum, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
3) Seketaris Jendral, 1 (satu) orang.
4) Wakil Sekretaris Jendral, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
5) Bendahara Umum, 1 (satu) orang.
6) Wakil Bendahara, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
7) Ketua Departemen dan Badan, masing-masing 1 (satu) orang.
8) Sekretaris Departemen dan Badan, sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang untuk masing-masing
Departemen dan Badan.
9) Anggota Departemen dan Badan, disesuaikan dengan kebutuhan.

Pasal 34
Dewan Pimpinan Daerah:
1) Ketua DPD, 1 (satu) orang.
2) Wakil Ketua DPD, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
3) Seketaris DPD, 1 (satu) orang.
4) Wakil Sekretaris DPD, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
5) Bendahara DPD, 1 (satu) orang.
6) Wakil Bendahara DPD, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
7) Ketua Departemen dan Badan tingkat DPD, masing-masing 1 (satu) orang.
8) Sekretaris Departemen dan Badan tingkat DPD, sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang untuk
masing-masing Departemen dan Badan.
9) Anggota Departemen dan Badan tingkat DPD, disesuaikan dengan kebutuhan.

Pasal 35
Dewan Pimpinan Cabang:
1) Ketua DPC, 1 (satu) orang.
2) Wakil Ketua DPC, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
3) Seketaris DPC, 1 (satu) orang.
4) Wakil Sekretaris DPC, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
5) Bendahara DPC, 1 (satu) orang.
6) Wakil Bendahara DPC, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
7) Ketua Departemen dan Badan tingkat DPC, masing-masing 1 (satu) orang.
8) Sekretaris Departemen dan Badan tingkat DPC, sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang untuk
masing-masing Departemen dan Badan.
9) Anggota Departemen dan Badan tingkat DPC, disesuaikan dengan kebutuhan.
Pasal 36
1) Bidang Departemen Dewan Pimpinan Nasional terdiri dari:
a) Organisasi dan Keanggotaan
b) Ideologi dan Politik
c) Pendidikan dan Pengkaderan
d) Kajian dan Opini Publik
e) Usaha dan Kemandirian Ekonomi
f) Advokasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
g) Pertahanan dan Keamanan Nasional
h) Agama, Sosial dan Budaya
i) Hukum dan HAM
j) Alam dan Lingkungan Hidup
k) Hubungan Luar Negeri
2) Penetapan bidang pada setiap departemen, disesuaikan dengan kebutuhan setiap periode
kepengurusan
3) Untuk bidang-bidang departemen Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang
terdiri dari point (a) sampai point (k) ayat 1 Pasal 36 di atas yang disesuaikan dengan kebutuhan
dengan mengacu pada departemen yang ada di Dewan Pimpinan Nasional disetiap periode
kepengurusan
4) Bintang Muda Indonesia dapat membentuk badan sesuai sesuai kebutuhan berdasar peran
sektoral dan khusus yang berada baik di tingkat nasional, daerah dan cabang.

BAB IX
SUSUNAN DAN KOMPOSISI DEWAN PEMBINA

Pasal 37
Dewan Pembina organisasi terdiri dari:
1) Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat pusat dan daerah.
2) Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau
hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.
3) Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.
4) Unsur tokoh lain yang dianggap perlu

Pasal 38
Dewan Pembina di tingkat Nasional, Daerah dan Cabang terdiri dari:
1) 1 (satu) orang Ketua
2) 1 (satu) orang Sekretaris
3) Sejumlah anggota sesuai kebutuhan

BAB X
WEWENANG DAN TUGAS POKOK

Pasal 39
Wewenang Dewan Pimpinan Nasional ialah:
1) Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok
perjuangan organisasi.
2) Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi untuk
pencapaian tujuan organisasi.
3) Memimpin dan mengendalikan jajaran pengurus Bintang Muda Indonesia dalam melaksanakan
pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan organisasi.
4) Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khusunya dalam hal ini memelihara
hubungan yang serasi dengan pemerintah, Partai Demokrat, organisasi kemasyarakatan dan
badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.
5) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam dan
atau mengancam kelangsungan hidup organisasi Bintang Muda Indonesia

Pasal 40
Wewenang Dewan Pimpinan Daerah ialah:
1) Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat daerah dalam mencapai tujuan dan melaksanakan
pokok-pokok perjuangan organisasi.
2) Menetapkan pokok-pokok kebijakan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat daerah
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.
3) Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat
daerah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat daerah.
4) Memimpin dan mengendalikan jajaran Pengurus Bintang Muda Indonesia di tingkat daerah
dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan
organisasi.
5) Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat daerah, khususnya dalam
hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah daerah, DPD Partai Demokrat,
organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

Pasal 41
Wewenang Dewan Pimpinan Cabang ialah:
1) Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat cabang dalam mencapai tujuan dan melaksanakan
pokok-pokok perjuangan organisasi.
2) Menetapkan pokok-pokok kebijakan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat cabang
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.
3) Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat
cabang untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat cabang.
4) Memimpin dan mengendalikan jajaran Pengurus Bintang Muda Indonesia di tingkat cabang
dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan
organisasi.
5) Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat cabang, khususnya dalam
hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah kabupaten/kota, DPC Partai
Demokrat, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi
lainnya.

Pasal 42
Dewan Pimpinan Nasional memiliki tugas pokok:
1) Melaksanakan keputusan dan ketetapan Musyawarah Besar, Rapat Pimpinan Nasional, Rapar
Kerja Nasional, Rapat Pleno, Rapat Harian, dan Peraturan Organisasi.
2) Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi.
3) Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Dewan
Pimpinan Daerah maupun Lembaga/ Badan di tingkat Nasional.
4) Menjalin kerjasama yang saling mendukung dan bermanfaat dengan seluruh jajaran pengurus
Partai Demokrat guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan
keberadaan organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita organisasi.
5) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan atau nasehat Dewan Pembina
Organisasi tingkat Nasional.
6) Melantik Pimpinan Kolektif Dewan Pimpinan Daerah.
7) Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi.
8) Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi.
9) Memberikan pertanggungjawaban dalam Musyawarah Besar.

Pasal 43
Dewan Pimpinan Daerah memiliki tugas pokok:
1) Melaksanakan keputusan dan ketetapan Musyawarah Besar, Rapat Pimpinan Nasional, Rapat
Kerja Nasional, Keptusan DPN, Musyawarah Daerah, Rapat Kerja Daerah, Rapat Pleno DPN
dan Peraturan Organisasi.
2) Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat daearah.
3) Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Dewan
Pimpinan Cabang maupun departemen dan Badan di tingkat daearah.
4) Menjalin hubungan yang serasi dengan badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya
di tingkat daerah yang saling mendukung dan bermanfaat.
5) Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran Pengurus DPD Partai Demokrat
guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Bintang Muda Indonesia
6) Memberikan pertanggungjawaban dalam Musda.
7) Melantik Pimpinan Kolektif Dewan Pimpinan Cabang.
8) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan atau nasehat Dewan Pembina
Organisasi tingkat Daearah.
9) Menjalankan usaha-usaha, pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Daerah.
10) Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat daerah.

Pasal 44
Dewan Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok:
1) Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Nasional, Rakernas, Keptusan
DPN, Musda, Rakerda, Keptusan DPC, Muscab, Rakercab, Rapat-rapat DPC dan Peraturan
Organisasi.
2) Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat Cabang.
3) Menjalin hubungan yang serasi dengan badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya
di tingkat Cabang yang saling mendukung dan bermanfaat.
4) Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran DPC Partai Demokrat guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Bintang Muda Indonesia.
5) Memberikan pertanggungjawaban dalam Muscab.
6) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan atau nasehat Dewan Pembina
Organisasi tingkat Cabang.
7) Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Cabang.
8) Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Cabang.

Pasal 45
Fungsi dan tugas pokok Departemen dan Badan ialah:
1) Sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusus/ sektoral.
2) Sebagai media/ sarana pendukung perjuangan Organisasi Bintang Muda Indonesia.

BAB XI
PERSYARATAN DASAR ORGANISASI

Pasal 46
1) Tingkat Nasional sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah
tingkat Propinsi se-Indonesia.
2) Tingkat Daerah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah
tingkat Kabupaten/ Kota di Propinsi.
3) Tingkat Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah
Kecamatan yang ada di Kabupaten/ Kota.

BAB XII
MASA BAKTI

Pasal 47
Masa Bakti Dewan Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut:
1) Dewan Pimpinan Nasional 5 (lima) tahun.
2) Dewan Pimpinan Daerah 4 (empat) tahun.
3) Dewan Pimpinan Cabang 3 (tiga) tahun.

BAB XIII
DEPARTEMEN DAN BADAN

Pasal 48
Susunan, ruang lingkup keberadaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Departemen dan
Badan diatur dalam peraturan organisasi.

BAB XIV
HUBUNGAN DEPARTEMEN DAN BADAN
DENGAN DEWAN PIMPINAN BINTANG MUDA INDONESIA

Pasal 49
1) Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi, menjadi wewenang Dewan
Pimpinan yang dikoordinasikan kepada Departemen dan Badan sesuai tingkatannya.
2) Menyangkut program internal, Departemen dan Badan melakukan koordinasi dan kemitraan
dengan Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.
3) Pengurus Dewam Pimpinan di setiap jenjang mengambil langkah-langkah yang diperlukan
apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh Departemen dan Badan dapat mengancam atau
merugikan Organisasi Bintang Muda Indonesia.
4) Ketentuan hubungan Departemen dan Badan dirinci lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB XV
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 50

1) Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya akan diatur
dalam peraturan organisasi.

2) Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian didalam
peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan peraturan
lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Organisasi Bintang Muda Indonesia, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Nasional.

3) Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah Anggaran Rumah
Tangga ini ditetapkan.

4) Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum diadakan
perubahan dan tidak bertentangan engan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB XVI
PENUTUP

Pasal 51
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, untuk pertama kali di susun oleh
para deklarator pendiri organisasi selaku tim penyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.

Anggaran Rumah Tangga (ART) BINTANG MUDA INDONESIA ini dibuat sebagai persyaratan
layaknya Organisasi Masyarakat atau Perkumpulan yang berbadan hukum, hal-hal yang belum di
atur akan diatur lebih lanjut dalam peraturan-peraturan lainnya.

Untuk pertama kalinya susunan Dewan Pimpinan Nasional di tetapkan dalam Akta Pendirian ini:

Ketua Umum : Farkhan Evendi, M.A.P


Sekretaris Jenderal : Andi Mardan, S.E
Bendahara Umum : Gomgom J. Sihombing, S.T

Susunan Dewan Pimpinan Pusat lainnya akan di tentukan lebih lanjut dan menjadi lampiran
Anggaran Rumah Tangga Bintang Muda Indonesia.

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal di tetapkan:

Di Tetapkan di : …………………………
Pada hari/ Tanggal : ………………………….

DEWAN PIMPINAN NASIONAL


BINTANG MUDA INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris Jendral

FARKHAN EVENDI, M.A.P ANDI MARDAN, S.E


LAMPIRAN-LAMPIRAN
SUSUNAN PENGURUS
DEWAN PIMPINAN NASIONAL
BINTANG MUDA INDONESIA

Ketua Dewan Pembina : Drs. Andi Alfian Mallarangeng, M.Sc., Ph.D


Sekretaris Dewan Pembina : Renanda Bachtar
Anggota Dewan Pembina : Dr. Benny Kabur Harman, SH., MH.
: Dr. Ir. H. E. Herman Khaeron, M.Si
: Dr. Suhardi Duka
: Dr. Putu Suasta
: Andi Arief, S.IP
: Ky. Ahmad Nasiruddin Arif
: Dra. Eva Yuliana, SE
: Rahayu Handono Wati
: Indra Deni
: Jansen Sitindaon, SH., MH

Ketua Umum : Farkhan Evendi, M.A.P


Wakil Ketua I : Sukri Umar, SP
Wakil Ketua II : Ir. H. Midi Iswanto, MH
Wakil Ketua III : Irwan Saputra Pajerih, SH
Wakil Ketua IV : Sri Nurnaningsih, SE., MM
Wakil Ketua V : Panti Silaban, S.Kom., SH., MH

Sekretaris Jendral : Andi Mardan, SE


Wakil Sekjend I : Sonedy Ardiansyah, M.Si
Wakil Sekjend II : dr. Sanditia Davis Saputra
Wakil Sekjend III : Hamzah, SH
Wakil Sekjend IV : Desie Kristianti
Wakil Sekjend V : Rohmad Aditiya Utama, S.Sos

Bendahara Umum : Gomgom J. Sihombing, ST


Wakil Bendahara I : Mochammad Rayan
Wakil Bendahara II : Mistiyani
Wakil Bendahara III : Dirman Putra Pratama, SE
Wakil Bendahara IV : Ir. Deny Zaelani
Departemen

Pendidikan & Pengkaderan Kajian & Opini Publik

Ketua Kenang Kelana Ketua Deni Ribowo, SE


Sekretaris Qomaruddin Hasan, M.Si Sekretaris I Lency Pramono S.I.P
Anggota Syarif Hidayatullah, ST Sekretaris II Ahmad Dafit
H. M. Yakub, M.Pd Anggota Agus Setia Budi
Majid Birayu, M.Si Saldiy S. A, S.IP
Yahya Arrazak, S.IP Muhammad Muhsin N. AMA
Ajimudin El-Kayani, S.Fil Laras Setiani
Ari Triadi, S.Kom Retno Afnat Estiningsih
Rajunel Jasra Putobas, ST Muhammad Jakfar Sodiq
Simon Petrus Irwandani, SE
Frederik Ronal Buyung Nur Mursidi
Arif Subekti, S.Ag M. Ansarullah Yasin
Maria Ulfa Moh. Agus Purnomo, SH
Galih Tri Febrianto
Usaha & Kemandirian Ekonomi Advokasi & Pengembangan SDM

Ketua Moh. Yusuf HS, S.H.I Ketua Eban Eser Ginting, SH


Sekretaris Aryo Wisnu Groho Sekretaris Umar Hasanuddin, SH., MH
Anggota M. Mujahid Anggota Aleksius Armanjaya, SS., MH
James Napitupulu, SE., MM Kaniran Efendi
Sugeng Santoso, ST Rahmat Jevary Juniardo
A. Bagas Nur Hidayatullah, SE Burhan Toyo
Firmansyah, SP Habibullah
Miftahurrahim, SE Iwan Jambek
Nur Cholita, SE Heri Rustiana
Amel Amara Dedi Purwanto, SH., MH
Ervina Suci Aprianti Ignatius Patar E. N, SE., SH
Ahmad Hamzah M. Nuzul
Yuliah Abdul Aziz Khoiri
Nur Umacina
Gandung Suseno, SH
LAMBANG & BENDERA
BINTANG MUDA INDONESIA
STEMPEL

Anda mungkin juga menyukai