Anda di halaman 1dari 20

4.1.

Umum

Dalam Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang


diperlukan tahapan/metodologi pelaksanaan pekerjaan untuk mendapatkan hasil
perencanaan yang baik dan optimal agar benar-benar dapat dijadikan acuan
pembangunan dan pengembangan Jaringan Transportasi Jalan pada Kawasan Kabupaten
dan sekitarnya serta mewujudkan suatu terminal yang ideal dengan fasilitas sesuai
dengan ketentuan yang dipersyaratkan, sehingga akan dapat dicapai pelayanan terminal
yang cepat, nyaman, efektif, efisien dan optimal baik terhadap keselamatan penumpang
maupun pengguna jasa terminal lainnya. Beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pengumpulan Data Sekunder dan Data Primer
- Survey Pendahuluan
- Survey Penyelidikan Tanah
- Survey Lalu Lintas dan Angkutan Umum
c. Analisis Data
- Analisis Kondisi Existing Lokasi Terminal
- Analisa Karakteristik Lalu Lintas
- Analisis Permintaan Jasa Angkutan Umum
- Analisis Perencanaan Tata Letak Fasilitas Terminal Angkutan Umum
d. Tahap Perencanaan Pengembangan Terminal
- Rencana Pengembangan Jangka Pendek (5 Tahun)
- Rencana Pengembangan Jangka Panjang (20 Tahun)

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 1


Secara umum tahapan pelaksanaan Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal
Tipe B Teluk Batang dapat digambarkan dengan diagram alir sebagai berikut :

Gambar 4.1
Diagram Alir Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Mulai

Pekerjaan Persiapan

Pengumpulan Data
- Survey Pendahuluan
- Survey Penyedilikan Tanah
- Survey Lalu Lintas dan Angkutan

Analisis Data

Perencanaan Pengembangan Terminal


- Jangka Pendek 5 Tahun
- Jangka Panjang 20 Tahun

Hasil Sesuai
Standar/Kriteria? / Disetujui Owner ?
Tidak

Ya
Finishing & Penyempurnaan
Rencana Induk Terminal

Selesai

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 2


4.2. Pekerjaan Persiapan

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan sebagai persiapan dalam penyusunan


Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan data (identifikasi dayta yang diperlukan).
b. Studi pustaka terhadap peraturan perundangan terkait, petunjuk teknis dan teori
yang akan digunakan.
c. Identifikasi instansi (SKPD) terkait yang dapat dijadikan sumber data sekunder.
d. Mempersiapkan dan mengorganisir personil yang akan diturunkan.
e. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.

Koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Pemberi Tugas /Pengguna Anggaran


dan Pengelola Teknis dari pihak Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Kayong
Utara, sehingga didapatkan data-data yang akurat dan arahan yang lebih jelas dan
terperinci dalam penyusunan perencanaan Rencana Induk Terminal.

4.3. Pengumpulan Data dan Inventarisasi

Mengacu pada uraian sebelumnya tentang pengaruh dan tindakan yang diperlukan
dalam rencana pembangunan terminal dalam kaitannya penentuan lokasi dan
pengembangannya maka akan diperlukan beberapa informasi dan data untuk keperluan
analisis. Data dan informasi baik primer maupun sekunder akan didadapatkan dengan
inventarisasi data dari instansi terkait dan survey lapangan.

a. Pengumpulan Data Sekunder


Data dan informasi yang dapat dikelompokkan dalam kategori data sekunder
adalah sebagai berikut :
o RTRK, RTRW
o Jaringan Jalan dan Rencana Pengembangan
o Kependudukan
o Pertumbuhan perekonomian
o Topografi
o Kebijakan transportasi (perudang-undangan transportasi, RUJT, Tatranas,
Tatrawil, Tatralok)

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 3


Namun apabila ketersediaan informasi dan data sebagaimana disebutkan tidak
terpenuhi maka perlu dilakukan survey dan pengamatan langsung di lapangan.

b. Data Primer
Data primer meliputi data pergerakan lalu lintas, kondisi dan situasi jaringan
jalan wilayah dimana rencana terminal ditetapkan dalam kebijakan yang telah ada
misalnya dalam RUTR Kota atau RUTR Wilayah. Pergerakan lalu lintas dan
angkutan meliputi :
o Jaringan trayek dan jumlah armada yang melayani
o Frekuensi pelayanan
o Pergerakan penumpang yang meliputi frekwensi perjalanan dan variasi waktu
perjalanan.
o Pengaturan sirkulasi lalu lintas
o Volume arus lalu lintas
o Pengaturan dan pengendalian persimpangan
o Tata guna lahan pada wilayah atau pada alternatif pengembangan terminal.

c. Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi meliputi beberapa jenis data dan informasi, yaitu data
aspek transportasi, data sosial ekonomi, daftar dan uraian yang berkenaan dengan
kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah, serta identifikasi dan uraian
yang berkenaan dengan model-model dan analisa transportasi.

Data dan informasi yang berkenaan dengan sektor transportasi diantaranya


data lalu lintas, prasarana dan sarana fisik, organisasi, perusahaan-perusahaan atau
operator lembaga yang berkaitan dengan penyelenggaraan transportasi, dampak
lingkungan akibat penyelenggaraan transportasi, identifikasi kebijaksanaan dan
sasaran perencanaan sektor transportasi. Ketersediaan data dan informasi digunakan
dalam proses analisa dan permintaan pelayanan transportasi.

Kegiatan inventarisasi yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi


berkenaan dengan kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah merupakan
kegiatan kompilasi dan ringkasan dari rencana-rencana pembangunan sosial

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 4


ekonomi yang berdampak terhadap pelayanan transportasi atau sangat tergantung
pada ketersediaan pelayanan transportasi.

Data sosial ekonomi perlu dikumpulkan sebagai dasar bagi proses analisa dan
evaluasi rencana, karena sejumlah kriteria evaluasi penting berhubungan erat
dengan tingkat kemudahan pelayanan transportasi.

d. Inventarisasi Sektor Transportasi

Kegiatan inventarisasi sektor transportasi secara garis besar meliputi


infrastruktur, armada dan volume lalu lintas. Informasi yang perlu diperoleh dari
masing-masing adalah sebagai berikut :

1) Inventarisasi infrastruktur dan jaringan diantaranya sebagai berikut :


o Karakteristik fisik wilayah studi, dimensi terminal saat ini (kondisi
eksisting), standar-standar ideal bagi terminal angkutan penumpang,
kondisi perawatan rutin saat sekarang.
o Karakteristik operasional yang mencakup kapasitas terminal sekarang
menurut rencananya, pelayanan atau waktu tempuh/perjalanan,
reabilitasnya, tingkat kerusakan/kehilangan, kecelakaan.

2) Inventarisasi Armada Angkutan Penumpang diantaranya sebagai berikut :


o Ukuran armada, lokasi dan tingkat kepemilikan.
o Karakteristik teknis yang meliputi kinerja operasional, kondisi fisik saat
sekarang, usia armada, kapasitas operasional.
o Karakteristik operasional yang meliputi daya muat, rute pelayanan, tipe
barang yang diangkut.

3) Inventarisasi Armada Angkutan Penumpang ;


o Volume lalu lintas saat ini pada setiap ruas transportasi jalan yang
memasuki maupun meninggalkan Kabupaten Kayong Utara.
o Volume lalu lintas yang rutin saat sekarang memasuki dan meninggalkan
terminal yang ada di Kabupaten Kayong Utara.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 5


o Nilai Load Factor (Faktor Muatan) sarana angkutan penumpang umum di
Kabupaten Kayong Utara.
o Asal-Tujuan lalu lintas angkutan barang maupun angkutan penumpang
yang diperinci menurut klasifikasi/kategorinya.

Kegiatan inventarisasi sektor transportasi sebagaimana dikemukakan di atas


akan berkaitan erat dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Analisa Sediaan Pelayanan Transportasi ;


o Pembagian wilayah pengamatan yang meliputi Kabupaten Kayong Utara
serta beberapa wilayah kabupaten yang bersinggungan ke dalam beberapa
zona pengamatan. Direkomendasikan bahwa zona pengamatan adalah juga
wilayah administrasi Kabupaten Kayong Utara serta beberapa kabupaten
yang bersinggungan.
o Penentuan centroid (pusat zona) pada masing-masing zona pengamatan.
o Pelayanan jaringan transportasi antar zona pengamatan yang meliputi
analisa tingkat pelayanan, analisa pembiayaan, dan analisa dampak
transportasi.

2) Analisa Permintaan Pelayanan Transportasi ;


o Distribuís volume lalu lintas orang dan barang antar zona pengamatan.
o Analisa pemilihan moda transportasi.

3) Proyeksi Pergerakan Antar Zona;


Proyeksi aliran orang dan barang pada jaringan transportasi intra dan antar
zona Kabupaten Kayong Utara maupun antar Kabupaten Kayong Utara dengan
wilayah lain yang bersinggungan.

4) Analisa Pelayanan Terminal;


o Identifikasi pelayanan terminal berdasarkan kondisi tingkat pelayanan saat
sekarang dan target di masa yang akan datang;
o Efek perbaikan operasional pada kebutuhan pelayanan terminal masa yang
akan datang.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 6


e. Inventarisasi Sosial Ekonomi

1) Pengumpulan data statistik penduduk, tingkat dan distribusi


pendapatan, kegiatan usaha penduduk, tingkat urbanisasi di Kabupaten Kayong
Utara dan sekitarnya.
2) Identifikasi kecenderungan pola migrasi dan pembangunan
wilayah di Kabupaten Kayong Utara dan sekitarnya.
3) Pengumpulan data produksi dan konsumsi barang di Kabupaten
Kayong Utara dan sekitarnya.
4) Struktur dan perkembangan ekonomi Kabupaten Kayong Utara
serta beberapa wilayah kabupaten yang bersinggungan.
5) Distribusi dan penyerapan tenaga kerja di sektor transportasi dan
lainnya yang berkaitan dengan sektor transportasi.

Kegiatan inventarisasi data sosial ekonomi sebagaimana dikemukakan di atas


akan berkaitan erat dengan analisa permintaan pelayanan transportasi, yaitu melalui
pembagian zona pengamatan intra Kabupaten Kayong Utara dan beberapa
kabupaten yang bersinggungan .Variabel-variabel data sosial-ekonomi merupakan
variabel dependent (x) sedangkan proyeksi transportasi merupakan variabel
independent (y).

f. Inventarisasi Kebijaksanaan dan Program Pembangunan

Kegiatan inventarisasi kebijaksanaan dan program perbangunan terkait


transprotasi di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Idenfikasi proyek dan program pembangunan pertanian, industri dan kegiatan
ekonomi berskala besar, baik yang direncanakan, sedang berjalan, atau pun
baru pada tahap susulan.
2) Idenfikasi kebijaksanaan dan sasaran kebijaksanaan pemerintah yang memilik
kaitan erat terhadap pengembangan transportasi.
3) Me-review beberapa skenario pembangunan masa depan yang dilakukan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Propinsi, Kabupaten/Kota ).
4) Idenfikasi kebijaksanaan dan tujuan pembangunan sosial ekonomi yang
berkaitan dengan sektor transportasi.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 7


g. Inventarisasi Model-model Analisa Transportasi

Inventarisasi model-model analisa transportasi dengan beberapa kegiatan


sebagai berikut:

1) Identifikasi dan membahas beberapa model transportasi yang


akan dipergunakan. Beberapa model perencanaan transportasi yang
dipergunakan seperti Four Stage Model (Pemodelan 4 Tahap), Model QRS
(Quick Respon System). Pemodelan transportasi 4 tahap sebagai berikut :

a) Model bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip generation)


b) Model sebaran pergerakan (Trip distribution)
c) Model pemilihan moda (Moda choice)
d) Model pemilihan rute (Rute choice/trip assignment)

Model Gravitasi (Tij = k. Pia. Pjb. E)

Dimana :
Tij = Total pergerakan antar zona asal i dengan zona tujuan j.
k, a, b = Konstanta
Pi , Pj = Perkembangan penduduk di zona i dan zona j
E = Elastisitas adalah perbandingan antara pertumbukan penduduk
dengan pertumbuhan ekonomi.

Model regresi linier berganda y = bo + b1 X1 + b2 x2 + ... + bn xn

Dimana :
y = Volume lalu lintas pada tahun rencana
bo, b1, b2, = Konstanta regresi
1,2 ... n = Variabel independent x ( pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
ekonomi, dsb).

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 8


Model ramalan volume lalu lintas pada tahun rencana dengan metode tingkat
pertumbuhan dengan menggunakan rumus sbb :

Jvn = Jvo ( 1 + i )n

Dimana :
Jvn = Jumlah volume lalu lintas rata-rata pada tahun ke- n.
Jvo = Jumlah volume lalu lintas rata-rata pada saat ini.
i = Tingkat pertumbuhan rata-rata lalu lintas, penduduk/ekonomi.

2) Identifikasi model analisa sosial ekonomi yang akan dipakai pada


proses analisa lalu lintas saat ini dan di masa yang akan datang. Hasil analisa
terhadap data sosial ekonomi sebagai variabel independent bagi proyeksi
volume lalu lintas juga analisa analisa bangkitan dan tarikan pergerakan,
distribusi perjalanan, pemilihan moda sampai pada pemilihan rute.

Inventarisasi model-model di atas sangat berkaitan erat dengan kegiatan


proyeksi pergerakan orang yang akan memasuki dan meninggalkan terminal serta
kinerja operasional terminal sekarang dan pengembangannya. Supply dan demand
pelayanan terminal mengakomodasikan perkembangan lalu lintas antra dan antar
Kabupaten Kayong Utara.

4.4. Analisis Data

a. Analisa Sediaan Pelayanan Transportasi


Tahapan kegiatan analisa sediaan pelayanan transportasi adalah sebagai
berikut :

1) Analisa Jaringan Transportasi antar zona dengan masing-masing analisis


sebagai berikut :
o Penentuan wilayah pengamatan adalah wilayah administrasi Kabupaten
Kayong Utara serta kabupaten/kota yang bersinggungan dengan
Kabupaten Kayong Utara. Pembagian zona dengan menggunakan
pendekatan wilayah administrasi kabupaten ataupun kota.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 9


o Pemberian kode pada setiap ruas jaringan transportasi antar masing-
masing zona.
o Penentuan centroid (pusat kegiatan) masing-masing zona, misalnya di
tengah-tengah zona sebagai pusat zona ataupun ibukota kabupaten
/kecamatan yang bersangkutan. Proses analisis ini sangat memerlukan
dukungan dari beberapa instansi terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas
Pekerjaan Umum, Pemerintah Kabupaten maupun kota dan Pemerintah
Kecamatan.
o Analisis data hasil inventarisasi baik data transportasi maupun data sosial
ekonomi.
o Analisis permintaan pelayanan transportasi.
o Analisis moda transpotasi perbaikan dan pengoperasiannya.
o Analisis dan proyeksi volume lalu lintas orang dan barang antar zona
o Analisis kelemahan pelayanan Terminal yang ada saat ini .
o Analisis sediaan pelayanan : tingkat pelayanan, pembiayaan, kinerja
transportasi dan terminal, analisa dampak transportasi dalam penyediaan
terminal.

2) Analisis Tingkat pelayanan


o Analisis tingkat pelayanan yaitu analisa kinerja operasional terminal.
o Analisis volume lalu lintas orang antar zona.
o Dampak lingkungan akibat keberadaan terminal

b. Analisis Permintaan Pelayanan Transportasi Terminal

Permintaan pelayanan transportasi masa yang akan datang dapat didapat


melalui analisis permintaan pelayanan transportasi saat ini atau permintaan
palayanan pada kondisi eksisting saat ini. Permintaan pelayanan transportasi saat
ini dianalisis dalam rangka pemahaman hubungan antara distribusi spasial
keberadaan sumber daya, penduduk dan kegiatan sosial ekonomi. Hubungan-
hubungan tersebut kemudian dipergunakan untuk memperkirakan permintaan
pelayanan transportasi di masa yang akan datang.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 10


Jika data yang menunjukkan karakteristik permintaan pelayanan transportasi
antar zona telah dirumuskan, selanjutnya Model distribusi Aliran Lalu Lintas
berdasarkan distribusi spasial dikembangkan dengan menggunakan beberapa
program analisa yang ada. Model Distribusi Aliran dipergunakan untuk
menganalisis rasionalitas permintaan pelayanan transportasi saat ini, akan
dipergunakan untuk menganalisis rasionalitas di masa yang akan datang. Kegiatan
yang dilaksanakan pada tahapan ini adalah sebagai berikut :

1) Pembagian zona (zoning)


o Wilayah pengamatan adalah Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten atau
kota yang besinggungan yang dibagi masing-masing zona menurut
wilayah administrasi.
o Penentuan pusat zona (centroid) yaitu pusat kegiatan produksi dan
konsumsi setiap zona, dan biasanya pada pusat pasar atau pusat pergerakan
orang dan barang yang paling dominan.
o Penentuan karakteristik penduduk dan sosial ekonomi masing-masing
zona. Kumpulkan data yang berkenaan dengan konsumsi dan produksi ke
dalam 20 sampai 40 kelas, kemudian identifikasi fluktuasi musiman dari
pola konsumsi dan produksinya.
o Lakukan kagiatan analisis terhadap distribusi spasial penduduk dan
kegiatan produksi dan konsumsi yang berlangsung di setiap zona.

2) Analisis Aliran Orang


o Penghitungan surplus dan defisit setiap zona yaitu dalam bentuk volume
komoditas yang dialirkan memasuki dan keluar setiap zona melalui
perhitungan perbedaan pola konsumsi dan produksi setiap zona menurut
kelas komoditas.
o Perkirakan volume lalu lintas antar zona , dan rata-rata panjang perjalanan
pemuatan komoditas, baik yang diproduksi maupun didistribusikan atau
ditransportasikan di dalam zona maupun antar zona. Perkiraan volume dan
panjang perjalanan pemuatan kelebihan komoditi yang memerlukan
pelayanan transportasi (menggunakan jaringan transportasi antar zona) ke
pusat pasar sebelum dikirim keluar dari zona tersebut.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 11


o Pengolahan dan perbaharui data asal-tujuan perjalanan yang dapat
dipergunakan dalam rangka pengembangan data tahun dasar aliran
komoditas antar zona yang diperinci menurut klasifikasinya.
o Proyeksi pergerakan orang dan barang antar zona, dengan memasukkan
data bangkitan transportasi saat ini dan data perkembangan sosial
ekonomi. Model analisis yang bisa dipergunakan adalah analisa multy
regresi linier (y = bo + b1 X1 + b2 x2 + ... + bn xn) maupun model
gravitasi (Tij = k. Pia. Pjb. E).
o Analisis pemilihan moda transportasi, yakni kendaraan pribadi dan
angkutan umum.

c. Analisa Pergerakan dan Proyeksi Lalu lintas Antar Zona

Estimasi permintaan pelayanan angkutan masa depan, baik untuk angkutan


barang maupun penumpang merupakan tahap utama dan selanjutnya dalam
mengidentifikasi kelemahan pelayanan transportasi masa yang akan datang dan
strategi alternatif pengembangan dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat ini. Proyeksi pergerakan antar zona diuraikan sebagai berikut :
o Analisis zona surplus-defisit masa yang akan akan diperoleh melalui proyeksi
pola produksi dan konsumsi intra dan antar zona.
o Dalam memprediksikan pergerakan dan permintaan transportasi (untuk
kebutuhan AKDP dan AKAP) pada masa 20 tahun yang akan datang ,
pertimbangannya adalah besarnya jumlah permintaan perjalanan yang
diprediksi pada kurun waktu tersebut. Pola permintaan perjalanan di suatu
wilayah umumnya tergantung dari skenario tata ruang (RTRW)yang akan
dikembangkan dengan tingkat ekonomi di wilayah tersebut.

Untuk mengaitkan berbagai faktor pengaruh dalam interaksi transportasi


umumnya digunakan model untuk mempresentasikan kondisi saat ini dan
mempredisikannya di masa yang akan datang. Dalam berbagai studi umumnya
digunakan 4 (empat) tahap permodelan perencanaan transportasi (four step model),
karena kemampuannya menggambarkan berbagai interaksi antara sistem
transportasi dan tata guna lahan di wilayah studi.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 12


Empat tahap tersebut adalah bangkitan perjalanan (trip generation),
sebaran/distribusi pergerakan (trip distribution), pemilihan moda (modal split) dan
pemilihan rute atau pembebanan (trip assignment).

Gambar 4.2
Bagan Alir 4 Tahap Pemodelan Transportasi

Model Bangkitan
Data Jaringan Perjalanan Data Sistem Zona
Transportasi Jalan Wilayah Studi
Produksi Perjalanan
Per Zona
Karakteristik Populasi dan
Tata Ruang Zona
Model Sebaran
Perjalanan

MAT Antar Zona


Karakteristik Pelaku
Karakteristik Moda
Perjalanan
Model Pemilihan
Moda Perjalanan

MAT Setiap Moda


Karakteristik Rute

Model Pemilihan
Rute Perjalanan

Indikator Lalu Lintas

Model Biaya Ekonomi Indikator Ekonomi

Analisa Kinerja

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 13


Data jaringan transportasi dan data sistem zona merupakan data masukan
utama dalam model transportasi empat tahap. Data jaringan transportasi
mempresentasikan suplai dan kinerja jaringan transportasi di wilayah studi, data
sistem zona mempresentasikan karakteristik tata ruang di wilayah studi dan
karakteristik sosio-ekonomi populasi yang ada dalan tata ruang tersebut. Interaksi
antara kedua sistem tersebut akan menjadi bagian utama dalam analisa model
perencanaan transportasi empat tahap.

Aspek multi-moda secara umum akan dipisahkan pemodelannya setelah tahap


pemilihan moda, dimana proses pemilihan rute memiliki karakteristik yang
berbeda. Indikator karakteristik arus lalu lintas seperti (volume, kecepatan,
kepadatan, VCR) dianalisis dengan model biaya dan model nilai waktu untuk
mendapatkan besaran ekonomi berupa biaya perjalanan, nilai waktu, biaya operasi
kendaraan (BOK). Selanjutnya indikator karakteristik arus lalu lintas dan indikator
ekonomi akan dianalisis lebih lanjut dalam konteks efisiensi dan efektifitas kinerja
sistem jaringan transportasi yang akan diusulkan, dalam hal ini ketersediaan
terminal yang ada serta rencana pengembangannya.

Model QRS dapat memperkirakan volume bangkitan pergerakan lalu lintas,


analisis pemilihan moda juga perhitungan pengalihan penggunaan moda dari moda
kendaraan pribadi ke moda angkutan umum. Metoda QRS Quick Response
System) adalah paket sistem analisa yang dikembangkan oleh ” Transportastion
Research Board, National Research Council, Washington DC”, tahun 1978, yang
disajikan dalam dua tahapan laporan. Laporan tahap I berjudul ”Transfer
Estimation Procedures for Quick Response to Urban Policy Issues” (NCHRP
Report 186) dan laporan tahap II yang merupakan pengembangan laporan tahan I
dengan judul : User’s Guide” NCHRP 187).

Kedua laporan ini menyajikan teknik-teknik perkiraan kebutuhan perjalanan


pada suatu wilayah studi, yang dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat Sosslau
et al., 1978). Pengembangan lebih lanjut dengan menggunakan computer dibahas
dalam Cosmis and Co. (1978) ” Micro Computers in Transportastion, Quick
Response System Documentation”, yang disiapkan untuk US Department of
Transportation.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 14


Dalam laporan Tahap II (The User’s Guide) mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan perencanaan transportasi seperti : bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan,
pemilihan moda, pemilikan kendaraan, sebaran waktu perjalanan per hari,
pengaturan lalu lintas, analisa kapasitas dan penataan kepadatan atau hunungan tata
ruang jalan raya. Untuk studi ini yang akan dipakai hanya :
- Bangkitan perjalanan (trip generation)
- Sebaran perjalanan (trip distribution)
- Pemilihan moda (moda choice)

1). Bangkitan perjalanan (trip generation)

Bangkitan perjalanan (trip generation) terdiri atas produksi perjalanan


(trip production) dan tarikan perjalanan (trip attraction). Produksi perjalanan
berbanding lurus dengan tingkat pendapatan maksudnya jumlah produksi
perjalanan rata-rata per rumah tangga makin tinggi dengan peningkatn
pendapatan, demikian juga dengan kepemilikan kendaraan. Metoda QRS
produksi perjalanan diperhitungkan berdasarkan faktor pendapatan serta
besarnya penduduk wilayah pengamatan. Maksud/tujuan perjalanan menurut
Metode QRS dibedakan atas 3 yaitu :
o HBW (Home Base Work) yaitu perjalanan dari rumah dengan maksud
pergi bekerja.
o HBNW (Home Base Non Work) yaitu perjalanan dari rumah dengan
maksud bukan untuk bekerja. Termasuk perjalanan dengan maksud
sekolah, kegiatan sosial, belanja, rekreasi, dan lain-lain.
o NHB (Non Base Based), yaitu perjalanan yang tidak diawali dari rumah
dan tidak menuju ke rumah.

Tarikan perjalanan (trip attraction) sangat tergantung pada daya tarik


zona tujuan perjalanan. Daya tarik perjalanan sangat dipengaruhi oleh jenis dan
intensitas tata guna lahan. Dalam QRS daya tarik perjalanan dihitung
berdasarkan jumlah lapangan pekerjaan kegiatan pengecer (retail employment),
kegiatan bukan pengecer (non retail employment), dan total lapangan kerja
(total employment), serta jumlah rumah tangga.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 15


Kegiatan pengecer (retail) adalah bagian dari sektor perdagangan
sedangkan kegiatan bukan pengecer adalah semua kegiatan di luar sektor
perdagangan seperti pendidikan, rekreasi dll. Besarnya tarikan perjalanan pada
masing-masing zona menurut maksud perjalanan dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

HBW = F1 (1,7 x total employement)


HBNW = F2 (10,0 retail employment + 0,5 non retail employment + 1,0 unit
rumah tangga.
NHB = F3 (2,0 retail employment + 2,5 non retail employment + 0,5 unit
rumah tangga.

F1, F2, F3 adalah faktor koreksi yang diperoleh dari angka produksi perjalanan,
dengan rumus sebagai berikut :

F1 = total produksi untuk HBNW / (1,7 total employement)


F2 = total produksi untuk HBNW /(10,0 retail employment + 0,5 non
retail employment + 1,0 unit rumah tangga).
F3 = total produksi untuk NHB / (2,0 retail employment + 2,5 non retail
employment + 0,5 unit rumah tangga.

2). Sebaran/Distribusi Perjalanan (trip distribution)

Model sebaran perjalanan mengikuti model batasan bangkitan


(production constrained model). Model ini adalah model batasan bangkitan
dimana hasil analisa sebaran pergerakan harus seuai dengan total produksi
perjalanan. Penerapan model batasan bangkitan (production constrained
model)dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Tij = Ri x Aj x Fij
Ri = P1 / (E Aj x Fij ) merupakan indeks produksi zona i
Aj x Fij = indeks aksesibilitas zona j terhadap zona i
E Aj x Fij = indeks aksesibilitas semua zona terhadap zona i

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 16


Dalam aplikasi penggunaan model ini ada pengaruh dari faktor
penghambat perjalanan dimana faktor penghambat perjalanan antar dan intra
moda diperhitungkan menurut jarak perjalanan. Dalam perhitungan pertama
harus ditentukan pusat zona (centroid) yang diperkirakan ada di tengah zona .
Dapat dibantu dengan peta wilayah studi dengan skala maksimal 1 : 25.000
yang menggambarkan batasan masing-masing zona dan titik pusatnya, serta
jaringan perangkutannya. Jarak perjalanan antar zona diukur berdasarkan
panjang jalan yang menghubungkan suatu titik zona ke zona lainnya,
sedangkan jarak intra zona diukur dari jarak rata-rata dari pusat zona ke batas
zona. Sehingga akan diperoleh matriks jarak perjalanan intra dan antar zona.

Model QRS angka faktor penghambat perjalanan dinyatakan dalam


satuan yang merupakan fungsi dari lamanya perjalanan. Lama perjalanan
adalah jarak perjalanan di kali dengan kecepatan perjalanan rata-rata. Menurut
model QRS besarnya faktor penghambat perjalanan selain ditentukan oleh
lama perjalanan juga ditentukan oleh tingkat kepentingan dilakukannya
perjalanan, misalnya perjalanan dengan maksud bekerja (HBW) lebih penting
dari kegiatan sosial (HBNW). Oleh sebab itu faktor penghambat ini dibedakan
menurut maksud perjalanan ; HBW, HBNW, NHB.

3). Pemilihan Moda (moda choice)

Analisis pemilihan moda transportasi yang digunakan dalam QRS adalah


tipe ”logit model” yang mengatakan bahwa jumlah perjalan yang akan tertarik
ke moda tertentu berhubungan secara logistik dengan karakteristik moda
tersebut dan juga pendapatan penumpangnya.

Penentuan moda yang akan dipakai dalam perjalanan sangat ditentukan


oleh waktu tempuh dan biaya perjalanan. Waktu perjalanan adalah seluruh
waktu yang dipakai dalam sekali perjalanan termasuk waktu tunggu kendaraan,
waktu dalam antrian pada persimpangan mulai dari awal sampai akhir
perjalanan. Makin lama perjalanan maka makin tinggi rasio antara biaya
perjalanan dengan tingkat pendapatan bila menggunakan satu moda tertentu.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 17


Model pemilihan moda transportasi sebagai berikut :
Tij = (Pi x Aj x e –olijm) x (Aj x e –olijm) dimana :
Tij = Perjalanan dari zona i ke zona j dengan moda m
Pi = Produksi perjalanan di zona i
Aj = Penarik perjalanan di zona j.
e = 2,71827
o = Konstanta menurut motivasi perjalanan.
Iijm = Karakteristik moda m
= ﴾(1,0 x waktu dlm kend) + (2,5 x waktu di luar kend) + (ongkos
perjalanan / (0,33 x pendapatan))).

Rumus tersebut akhirnya disederhanakan sebagai berikut :


Tij = Pi x (Aj x I -bijm) /(E Aj x I -bijm )
Iijm = Karakteristik moda m
b = Pangkat yang sesuai menurut motivasi perjalanan (untuk HBW=2,
HBNW=3, NHB = 2,7).

Untuk mengetahui proporsi perjalanan (r) yang akan tertarik ke jenis


moda tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut :
r = T ijt / T ija
r = Rasio perjalanan dengan menggunakan angkutan umum dan
kendaraan pribadi
T ijt = Perjalanan dengan angkutan umum
T ija = Perjalanan dengan angkutan pribadi

Selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut :


mst = r/(1 = r)
mst = ”market share”perjalanan yang akan tertarik ke moda angkutan umum.

Dengan mengsubstitusikan ke persamaan terdahulu maka diperoleh


persamaan akhir sebagai berikut :

mst = (Iijt –b) / (Iijt –b + Iija –b) x 100


atau
mst = (Iijt b) / (Iijt b + Iija b) x 100

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 18


4). Pengembangan Model

Beberapa penilaian dan analisis dalam Rencana Induk Terminal Tipe B


Kabupaten Kayong Utara dapat dilakukan dengan melakukan pemodelan lalu
lintas, seperti bangkitan dan tarikan perjalanan, poladistribusi perjalanan,
penilaian aksesibilitas lokasi, penilaian waktu perjalanan dan dampak lalu
lintas.

Analisis bangkitan dan tarikan perjalanan dan distribusi perjalanan pada


umumnya dilakukan secara terpisah namun dalam kajian ini analisis keduanya
dilakukan pada satu tahap dengan metode regresi. Pada tahap ini besarnya
bangkitan dan tarikan dari dan ke suatu tujuan diasumsikan telah merupakan
pola distribusi dari masing-masing zona asal dan zona tujuan.

Model bangkitan / tarikan sekaligus distribusi perjalanan antar zona


dengan rumus berikut:

Tij = ʄ (Pi. Pj.Rij)

Dimana :
Tij = Lalu lintas dari zona i ke zona j atau sebaliknya
Pi = Jumlah penduduk zona i
Pj = Jumlah penduduk zona j
Rij = Faktor biaya atau jarak dari zona i ke zona j atau sebaliknya

Aksesibilitas pada sistem jaringan transportasi adalah merupakan proses


trip assignment yang dilakukan sesudah moda choice. Analisis aksesibilitas
digunakan dengan beberapa indikator seperti :
o Jl / Js (jarak lintasan/jarak sebenarnya
o Kendaraan-kilometer
o Kendaraan/jam
o Biaya transportasi (generalized cost)

Analisis trip assignment dilakukan dengan metoda ”all or nothing”,


penggunaan aplikasi komputer untuk transportasi mutlak untuk efisiensi dan
akurasi serta untuk kemudahan dalam analisis.

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 19


Secara keseluruhan tahap analisis yang digunakan dalam Penyusunan Studi
Rancana Induk Terminal Tipe B Kayong Utara tergambar sebagaimana pada
diagram alir berikut.

Gambar 4.3
Diagram Alir Studi dan Rencana Analisis

TRANSPORTATION GOVERNMENT
DATA/STATISTICS POLICIES

OD MATRIX TRANSPORT FUTURE TRANSPORT PROVINCE DEVELOPMET


NETWORK NETWORK MASTERPLAN

LAND USE
FUTURE LAND
ZONING USE

TRAFFIC G/A AND


DISTRIBUTION

FUTURE OD
MATRIX

ANALYSIS

ECONOMIC,
ENVIRONMENTAL, LEVEL OF SERVICE ALTERNATIVE DEVELOPTMENT
SOCIO-CULTURAL (ACCESSIBILITY)

EVALUATION

RECOMENDATIO

Penyusunan Studi Rencana Induk Terminal Tipe B Teluk Batang IV - 20

Anda mungkin juga menyukai