Anda di halaman 1dari 26

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan


Bantuan Software Aplikasi Geogebra Pada Materi Fungsi
Kuadrat Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran
Tahun Ajaran 2019/2020

PROPOSAL
(Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Kisaran)

OLEH:

ADE FITRI MANURUNG

1 7 0 5 1 0 17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat iman, ilmu dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini.
Proposal yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Bantuan Software Aplikasi
Geogebra Pada Materi Fungsi Kuadrat Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Ajaran
2019/2020. Diselesaikan untuk memenuhi satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa di dalam penyelesaian proposal ini, banyak
kesulitan yang peneliti hadapi, namun berkat usaha dan ridho-Nya , penulisan proposal
ini dapat terselesaikan.
Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orangtua saya yang telah memberikan
doa dan dukungannya hingga peneliti dapat menyelesaiakan proposal ini, kepada Ibu
Anim S.si, M.pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikanyang telah memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini, dan saya
ucapkan terima kasih juga kepada sahabt – sahabat satu angkatan jurusan matematika
kelas A yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian proposal
ini.
Peneliti telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan proposal ini,
namun untuk lebih baik dan bagus lagi ke depannya, Peneliti menerima kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan kerja proposal ini.
Akhir kata peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti sendiri maupun pembaca.

Kisaran , April 2020

Ade Fitri Manurung

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I : PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................2
1.3 Pembatasan Masalah.............................................................................2
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Belajar........................................................................4


2.1.2 Belajar Matematika......................................................................4
2.1.3 Prestasi Belajar.............................................................................5
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif............................................................6
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD............................7
2.1.6 Software Aplikasi Geogebra......................................................8
2.1.7 Materi Ajar...................................................................................9
2.18 Penggunaan Software Aplikasi Geogebra.....................................10
2.2 Kerangka Konseptual.............................................................................14
2.3 Hipotesis Penelitian...............................................................................14
BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian...................................................................................15


3.2 Subjek dan Objek Penelitian.................................................................15
3.3 Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................15
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................15
3.5 Alat Pengumpu......................................................................................l 7
3.6 Teknik Analisis Data..............................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 Grafik fungsi kuadrat............................................................10

Gambar 2.1.2 Grafik fungsi kuadrat untuk a...............................................11

Gambar 2.1.3 Grafik fungsi kuadrat untuk a...............................................11

Gambar 2.1.4 Grafik fungsi kuadrat untuk a < 0.........................................12

Gambar 2.1.5 Grafik fungsi kuadrat untuk D > 0........................................12

Gambar 2.1.6 Grafik fungsi kuadrat untuk D = 0........................................13

Gambar 2.1.7 Grafik fungsi kuadrat untuk D < 0........................................13

Gambar 3.4.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas.........................................16

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, tidak dapat lagi dipungkiri bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi saat ini telah
memberikan dampak yang positif dalam berbagai aspek kehidupan tak terkecuali pada
aspek pendidikan. Sehingga untuk menghadapinya dituntut sumber daya manusia yang
handal dan mampu berkompetisi secara global, oleh karena itu diperlukan keterampilan
yang tinggi untuk melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan
dalam bekerja sama yang efektif.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai
mempunyai peranan yang sangat penting untuk menumbuh kembangkan teknologi.
Karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara
logis dan sistematis. Seperti pendapat James dan James (1976) yang menyatakan
bahwa”Matematika adalah pola pikir, terorganisir, bukti logis matematika adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat
representasi dari simbol dan padat, lebih bahasa simbol dari sebuah ide daripada
kedengarannya”.
Berdasarkan kutipan diatas pembelajaran matematika dapat membentuk siswa
menjadi berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Oleh karena itu, perlu adanya
perbaikan dalam meningkatkan kualitas pedidikan matematika. Salah satu hal yang
harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.
Namun, sebagian siswa belum sepenuhnya dapat menguasai matematika dengan
baik, hal ini terlihat jelas dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. untuk mata
pelajaran matematika Selain itu banyak siswa yang kurang menyenangi dan bahkan
beranggapan bahwa pelajaran matematika itu membosankankan dan sering dijadikan
sebagai “momok” yang menakutkan oleh sebagian siswa baik pembelajarannya
maupun tenaga pengajarnya.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa diakibatkan oleh bermacam – macam
sebab. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan
oleh guru di sekolah. Dengan adanya kualitas pembelajaran yang rendah ini dapat
dikarenakan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya model
yang bervariasi dalam penerapannya.Selain itu, disebabkan Karena metode yang
diterapkan guru tidak sesuai dengan kondisi siswa,hal ini seperti diungkapkan oleh
Karnasih (2001:7) bahwa” Banyak kegagalan pada matematika disebabkan karena
pengggunaan metode atau pendekatan tradisional tidak cocok dengan cara kebanyakan
siswa belajar”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kesulitan
belajar matematika bukan hanya pada materinya saja tetapi juga disebabkan oleh
metode penyampaian guru dalam mengelola pelajaran yang kurang efektif.
Pengaplikasian metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Kemampuan belajar siswa di dalam kelas berbeda-beda. Ada yang memiliki
kemampuan yang tinggi ,sedang dan rendah. Untuk mengatasi masalah ini, pemilihan
model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran kooperatif Tipe STAD

1
2

(Student Team Achiveman Division) yang merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok heterogen. Siswa yang
memiliki kemampuan yang berbeda dikelompokkan sehingga meningkatkan kedekatan
antar teman sekelas, mengutamakan kerjasama diantara siswa yang tujuannya untuk
tercapainya pembelajaran yang aktif. Selain itu, Tipe STAD digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep materi yang sulit, dapat meningkatkan prestasi
belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan dapat memotivasi siswa.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran matematika dengan baik. Salah satu media pembelajaran yang saat ini
berkembang demikian pesat adalah komputer dengan berbagai program – program yang
relevan. Salah satu program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran matematika adalah program Geogebra. Geogebra adalah software yang
efektif digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya pada bahasan Geometri,
Aljabar, ataupun Kalkulus. Geogebra dapat dijadikan media mengajar guru ataupun
sebagai alat siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga hal ini
akan mudah untuk menimbulkan ketertarikan bagi siswa dalam menyelesaikan soal –
soal yang selama ini sulit bagi siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengkaitkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengab bantuan software aplikasi Geogebra dalam pembelajaran
matematika. Oleh karena itu Penelitian ini berjudul : “ Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Melaui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan
Bantuan Aplikasi Geogebra Pada Mater Fungsi Kuadrat Kelas X”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di identifikasikamn masalah sebagai
berikut :
1. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah kurang.
2. Pembelajaran yang berlangsung Kurang melibatkan aktivitas siswa.
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
4. Siswa masih sulit menyelesaikan soal – soal fungsi kuadrat
5. Pembelajaran tidak menarik bagi siswa.
6. Kurangnya alat bantu pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti
membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dibatasi pada siswa kelas X
2. Penelitian ini sampai tahap dimana prestasi belajar siswa secara klasikal telah tuntas
belajar pada materi Fungsi Kuadrat .
3. model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
4. Software yang digunakan adalah Geogebra pada materi fungsi kuadrat.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah” Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
bantuan software aplikasi Geogebra dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
materi Fungsi kuadrat di kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun ajaran 2019/2020? ”.

1.5 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan bantuan software aplikasi Geogebra dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada materi Fungsi kuadrat di kelas X SMA Negeri 1 Kisaran
Tahun ajaran 2019/2020.

1.6 Manfaat Penelitian


Setelah penelitian ini dilaksanakan , diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat
untuk:
1. Sebagai masukan dan referensi bagi guru SMA untuk menggunakan media
pembelajaran berbasis software untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi siswa, untuk meningkatkan aktivitas, prestasi dan kemampuan belajar
matematika.
3. Bagi peneliti, bermanfaat sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
pada masa mendatang serta meningkatkan pemahaman tentang model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan bantuan Software aplikasi Geogebra dalam pelajaran
matematika.
4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
meningkatkan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan
rujukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran
matematika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis Dalam keseluruhan dari proses pendidikan di
2.1.1 Pengertian Belajar sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup
manusia yang penting dalam usaha untuk
mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya
dalam khidupan bermasyarakat dan bernegara. Tanpa
belajar manusia akan mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
tuntutan hidup, kehidupan dan penghidupan yang
senantiasa berubah.
Menurut Hudoyo (1990) : “Belajar merupakan
kegiatan bagi setiap orang. Seseorang dikatakan
belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu
menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan
suatu perubahan tingkah laku. Selanjutnya menurut
Sardiman (2008) menyatakan bahwa “Belajar
merupakn tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya membaca, menulis,
dan sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si
subjek mengalami dan melakukannya”. Sedangkan
Sudjana (2010 ): “Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
penambahan pengetahuan , pemahaman, sikap dan
tingkah laku kecakapan, kebiasaan,serta perubahan
aspek-aspek lain yang ada pada individu – individu
yang belajar”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar pada intinya adalah “perubahan” sikap
mental dalam diri seseorang setelah melakukakan
aktivitas tertentu. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan tingkah laku, baik itu aspek pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Misalnya dari tidak tahu,
baik itu aspek pengetahuan, keterampilan maupun
sikap. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil atau dengan kata lain
perubahan itu bukan hanya berkaitan dengan
penmabahan ilmu penegtahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan sikap dan keterampilan.
2.1.2 Belajar
Matematika
Matematika
merupakan salah satu
mata pelajaran yang
diberikan di berbagai
jenjang pendidikan
formal, dan perlu
mendapat perhatian
sungguh – sungguh.
Menurut kurikulum
2006 :” Matematika
adalah ilmu universal
yang mendasari dar
perkembangan
teknologi modern saat
ini, memiliki peran yang
penting dalam berbagai
disiplin serta untuk
memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan
pesat pada bidang
teknologi informasi
serta komunikasi saat
ini dilandasi karena
perkembangan
matematika pada bidang
teori bilangan, analisis,
teori peluang, aljabar,
serta diskrit. Agar dapat
menguasai serta untuk
menciptakan teknologi
pada masa yang akan
datang , maka
diperlukan penguasaan
dibidang matematika
yang kuat sejak dini.

4
5

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa matematika dipelajari mulai


tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan ilmu matematika
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari – hari dan selalu mengalami
perkembangan yang berbanding lurus dengan kemajuan Sains dan Teknologi.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003: 253 )
mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena:
1. Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan
2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai
3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara
5. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran ruangan.
6. Memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Matematika tersusun secara hirarkis sehingga dalam mempelajari matematika tidak


boleh secara acak sebab konsep – konsep dalam matematika itu saling terkait dimana
konsep sebelumnya mendasari konsep selanjutnya. Jadi, penguasaan pengetahuan
konsep prasyarat diharapkan siswa mampu melanjutkan materi yang akan diberikan.
Oleh karena itu, agar belajar matematika bermakna bagi siswa, guru harus mengetahui
terlebih dahulu sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya yang
berkiatan dengan materi yang kan dipelajari.
Belajar matematika adalah suatu proses psikologis berupa kegiatan akitf dalam
upaya seseorang untuk memahami / menguasai materi matematika. Kegiatan aktif
dimaksudkan adalah pengalaman belajar dengan materi matematika sebagaia bahan
ajar.
Selain itu, belajar matematika pada dasarnya merupakan proses yang diarahkan
pada satu tujuan. Tujuan belajar matematika di tinjau dari segi kognitif adalah terjadi
transfer belajar. Transfer belajar matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang
memfungsionalkan materi matematika yang telah di pelajari baik secara konseptual
maupun praktis. Secara konseptual dimaksudkan menerapkan materi matematika dalam
menyelesaikan masalah dalam bidang lain.

2.1.3 Prestasi Belajar


Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan
perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New
International Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu: “Achievementtest a
standardized test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of
work a study “(Webster’s New International Dictionary, 1951:20).
Mempunyai arti kurang lebih prestasi standart test untuk mengukur kecakapan
atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis – garis pekerjaan
atau belajar. Dalam kamus popular prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai
(Purwodarminto,1979 : 251). Selanjutnya menurut Drs.H.Abu Ahmadi menjelaskan
prestasi belajar sebagai berikut: “Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan
suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber
penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan,penghargaan ) dan dapat
secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja
yang menunjukkan ukuran kcakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan
prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai – nilai sebagia ukuran kecakapan
dari usaha belajar yang telah dicapai kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai
seseorang, prestasi belajar ditunujukkan dengan jumlah nilai raport atau test nilai
sumatif.

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif


2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2012:15) “Pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen”. Sedangkan menurut Johnson & Johnson (dalam Isjoni, 2012:23)
menyatakan bahwa :“Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam
kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan
kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mmepelajari satu sama lain dalam
kelompok tersebut”.
Selanjutnya Artzt dan Newton (dalam Trianto, 2011 : 56) menyatakan bahwa
“Belajar kooperatif adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa
yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, Dari beberapa
kutipan diatas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
melibatkan kelompok kecil yang heterogen untuk bekerjasama dalam memecahkan
masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama yaitu
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama dalam sebuah tim dan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam
kelompok belajar dan sekaligus masing – masing bertanggung jawab atas aktivitas
belajar anggota kelompok –kelompoknya sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik.

2.1.4.2 Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif


Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang
menerapkan sistem kompetensi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada
kegagalan orang lain. Menurut Asma (2006:12) pengembangan pembelajaran
kooperatif secara garis besar memiliki tujuan – tujuan sebagai berikut :
1. Pencapaian hasil belajar
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas –
tugas akademik. Siswa yang berkemampuan baik akan menjadi tutor bagi siswa
yang memiliki kemampuan kelompok. Dalam proses tutorial ini, siswa yang
memiliki kemampuan baik akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena
memberi pelayanan sebagai tutor kepada teman sebaya yang membutuhkan
pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide – ide yang terdapat dalam materi
tertentu.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Efek penting yang kedua adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda
menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.
Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa yang berbeda latar
belakang untuk bekerja saling tergantung satu sama lain atas tugas - tugas bersama
dan melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Model pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa keterampilan
bekerja sama dan kolaborasi sehingga dapat melatih siswa untuk dapat berinteraksi
sosial antara sesame kelompok maupun dengan kelompok yang lain.

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Divisions)
dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan – rekannya di Johns Hopkins University
dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi
yang sulit kepada siswa tau perangkat pembelajaran yang lain.
Menurut Slavin (dalam Trianto, 2011 : 68) menyatakan bahwa :
Pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru
menyajikan pelajaran , dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh
siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak
diperbolehkan saling membantu.
Selanjutnya Hasratuddin (dalam Andrianto, 2011:16) menyatakan bahwa :
Dalam STAD ini siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin suku. Guru
menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajran tersebut.
Dari kutipan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan
pembelajaran STAD menyajikan materi terlebih dahulu.Kemudian siswa
dikelompokkan untuk berdiskusi dalam menyelesaikan soal – soal yang ada dalam LKS
Slavin (2008:151) mengatakan siklus kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah sebagai berikut : (1)Mengajar :menyajikan materi, (2)Belajar Tim para siswa
bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi,(3) Tes :
para siswa mengerjakan kuis – kuis individual, (4) Rekognisi tim : skor tim dihitung
berdasarkan skor peningkatan anggota tim.
Langkah – langkah penerapan pembelajran kooperratif tipe STAD adalah sebagai
berikut :
a. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai Kompetensi
Dasar yang akan dicapai.
b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 anggota,
dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda –
beda (tinggi, sedang dan rendah ). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari
budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah
diberikan, mendiskuiskannya secara bersama – sama, saling membantu antar
anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan
utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep
dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar
Kompetensi Dasar dapat dicapai.
d. Guru memberikan tes / kuis kepada setiap siswa secara individu
e. Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan
memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan oenghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari nilai kuis beriktunya.

Dengan demikian pembelajaran kooperatif tie STAD adalah suatu tipe


pembelajaran kooperatif untuk mendorong siswa saling membantu dan memotivasi
serta menguasai keterampilan yang dibentuk oleh guru.

2.1.6 Software Aplikasi Geogebra


1. Pengertian Geogebra
Salah satu program Komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran matematika adalah program Geogebra. Geogebra merupakan salah satu
program matematika dinamis untuk belajar dan mengajar matematika di sekolah.
Geogebra dikembangkan oleh Markus Hohenwater pada tahun 2001. Menurut
Hohenwater (2008). Geogebra merupakan program komputer untuk membelajarkan
matematika khususnya geometri dan aljabar. Program Geogebra melengkapi daftar
program pembelajaran matematika yang telah ada sebelumnya seperti Maple, Mupad,
dan Derive. Serta menambah khasanah program computer dibidang geometri selain
CABRI ,Geometry’s sketchpad Wingeom atau yang lainnya. Menurut
Hohenwarter,Geogebra dirancang untuk ,membelajarkan geometri ,aljabar,statistik dan
kalkulus sekaligus.
2. Manfaat belajar dengan Geogebra
Menurut Dr. Ali Mahmudi (2010) ,pemanfaatan program Geogebra memberikan
beberapa keuntungan ,diantaranya sebagai berikut:
Lukisan geometri yang dihasilkan akan lebih teliti dan cepat jika dibandingkan dengan
menggunakan cara manual (pensil, penggaris atau jangka).
Fasilitas animasi dan gerakan manipulasi pada Geogebra dapat memberikan
pengalaman visual yang lebih jelas.
Dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi untuk memastikan bahwa lukisan yang
dibuat adalah benar.Mempermudah guru / siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan
sifat – sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.
Sedangkan menurut Hohenwarter & Fuch (2004), Geogebra sangat bermanfaat
sebagai media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas sebagai berikut :
a. Sebagai media demonstrasi dan Visualisasi
b. Sebagai alat bantu konstruksi
c. Sebagai alat bantu proses penemuan.

2.1.7 Materi Ajar


Fungsi Kuadrat adalah suatu fungsi yang pangkat terbesar variabelnya adalah dua.
Hampir mirip seperti persamaan kuadrat memiliki bentuk umum, f(x) = ax 2 + bx +c = 0
dimana a, b, dan c adalah bilangan real dan a 0.
Contoh :
1. Tentukan pembuat nol fungsi f dan nilai f untuk x = 0, x = -2, jika f (x) = x 2 – 6x – 7
Penyelesaian :
Nilai pembuat nol fungsi f diperoleh jika f(x) = 0
x2 – 6x – 7 = 0
(x – 7) (x +1) = 0
x = 7 atau x = -1
jadi pembuat nol fungsi f adalah 7 dan -1
untuk x = 0 maka f(0) = -7, x = -2 maka f(-2) = (-2)2 – 6 (-2) – 7 = 9

2. Tentukan nilai p agar ruas kanan f(x) = 3x2+(p – 1) + 3 merupakan bentuk kuadrat
sempurna.
Penyelesaian :
Supaya merupakan suatu kuadrat sempurna, syaratnya
D = 0.
D = (p – 1)2 – 4 .3.3 = 0
P2 – 2p – 35 = 0
(p – 7 ) (p +5) = 0
p= 7 atau p = -5
jadi, agar ruas kanan f(x) merupakan suatu kuadrat sempurna, maka p = 7 atau p = -5

 Grafik / Kurva Fungsi Kuadrat


Apabila digambarkan pada koordinat Cartesius, grafik kuadrat berbentuk parabola
dengan posisi parabola ditentukan oleh nilai a.
a.) Jika a 0 maka parabola terbuka ke atas
b.) Jika a 0 maka parabola terbuka ke bawah

 Menentukan Fungsi Kuadrat yang Grafiknya Memenuhi Syarat – Syarat Tertentu


Suatu fungsi kuadrat dapat ditentukan apabila fungsi itu :
1. Melalui tiga titik yang berlainan .
2. Memotong sumbu – X dan melalui sebuah titik lain.
3. Melalui sebuah titik dan koordinat titik dan koordinat titik terendah / tertinggi
diketahui.
4. Menyinggung sumbu - X dan melalui sebuah titik.

2.1.8 Penggunaan Software Aplikasi Geogebra


Fungsi kuadrat bisa diselesaikan dengan menggunakan Geogebra maka langkah –
langkah penyelesaiannya sebagai berikut :
1. Klik Icon Geogebra pada computer.
2. Buat tiga buah slider : a,b,dan c.
3. Pada menu input ketikkan fungsi kuadrat f(x) = ax2+bx+c ,misalkan diketahui
f(x) = x2+2x-3
4. Gerakkan slider untuk melihat simulasi grafiknya.
Berikut ini di tampilkan hasil pembuatan simulasi grafik fungsi kuadrat.

Gambar 2.1.1 Grafik fungsi kuadrat


Dengan aplikasi Geogebra maka akan lebih mudah menggambar grafik .Gambar
grafik pada saat koefisien a , a dan a = 0 .tampilan di Geogebra sangat fleksibel,
lalu dengan bantuan tool slider, sehingga kita bisa menggerakkan suatu koefisien dalam
suatu persamaan. Misalnya kita gunakan tool slider pada koefisien a pada fungsi
kuadrat, kita bisa menggeser nilai a semau kita, dan ketika menggeser nilainya, maka
otomatis grafiknya pun ikut berubah.

1. Menggambar Grafik fungsi kuadrat untuk a pada software Geogebra :

Gambar 2.1.2 Grafik fungsi kuadrat untuk a

2. Menggambar Grafik fungsi kuadrat untuk a pada software Geogebra :

Gambar 2.1.3 Grafik fungsi kuadrat untuk a


3. Menggambar Grafik fungsi kuadrat untuk a pada software Geogebra :

Gambar 2.1.4 Grafik fungsi kuadrat untuk a

4. . Menggambar Grafik fungsi kuadrat untuk D pada software Geogebra :

Gambar 2.1.5 Grafik fungsi kuadrat untuk D


5. Menggambar Grafik fungsi kuadrat untuk D pada software Geogebra :

Gambar 2.1.6 Grafik fungsi kuadrat untuk D

6. Menggambar Grafik fungsi kuadrat untuk a pada software Geogebra :

Gambar 2.1.7 Grafik fungsi kuadrat untuk a


2.2 Kerangka Konseptual
Matematika merupakan ilmu dasar yangs angat penting untuk dipelajari oleh siswa
karena matematika adalah ilmu yang menekankan pada pola pemikiran dan penalaran
logis. Matematika adalaha ilmu yang sangat aplikatif dikehidupan sehari- sehari.
Namun sudah bukan rahasia lagi bahwa presasi belajar matematika siswa masih
tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena matematika sudah menjadi pelajaran yang
dianggap siswa sulit, membosankan, dan menakutkan.
Salah satu faktor pendukung berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar dapt
ditentukan oleh pemilihan pembelajaran yang sesuai yang dapat menciptakan suasana
belajar yang kondusif dimana siswa dapat mengembangkan aktifitas siswa dapat
mengembangkan aktifitas belajar secara optimal.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang menekankan aktifitas
siswa bersama–sama secara berkelompokdan tidak individual. Siswa secara
berkelompok menemukan dan memecahkan masalah pengambilan keputusan berfikir
logis, berkomunikasi, efektif, dan bekerjasama.
Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh beberapa ahli
diantaranya yaitu tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana yang menekankan siswa untuk bekerja dalam kelompok belajar untuk
menyelesaikan tugas – tugas yang ada dalam LKS yang diberikan oleh guru.
Model pembelajaran ooperatif tipe STAD dengan bantuan software aplikasi
Geogebra adalah alternatif yang dapat diambil agar tercapai optimasi prestasi belajar.
Model pembelajaran STAD dengan bantuan software Geogebra merupakan proses
belajar mengajar matematika yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa belajar
lebih aktif dan bekerjasama dalam sebuah tim untuk pemecahan ini lebih efektif, sebab
siswa belajar melakukan praktek sehingga menimbulkan pengalaman tersendiri bagi
siswa. Apalagi didukung dengan kemampuan program Geogebra, langsung memproses
persoalan dan akan segera keluar hasilnya dalam hitungan detik. Selain itu Geogebra
menyediakan fasilitas tutor yang menyediakan langkah – langkah menyelesaiakan
belajar matematika. Hal ini akan menimbulkan ketertarikan siswa mencoba berbagai
persoalan matematika, khususnya materi Fungsi Kuadrat diharapkan dengan optimal
pada setiap kelompoknya.

2.3 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka konseptual tersebut diatas, maka hipotesis
dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan bantuan aplikasi Geogebra pada materi fungsi kuadratdikelas X
SMA Negeri 1 Kisaran dapat ditingkatkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang
menjadi lokasi penelitian adalah SMA Negeri 1
Kisaran, yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian


3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Kisaran Tahun Pelajaran 2019 / 2020 yang
berjumlah 39 orang yang terdiri dari 18 orang siswa
laki – laki dan 21 orang siswa perempuan.

3.2.2 Objek Penelitian


Objek Penelitian ini adalah hasil belajar dengan
penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD
dengan bantuan software aplikasi Geogebra pada
materi Fungsi Kuadrat.

3.3 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
kelas (Classroom Action Research). Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif yang bertujuan memaparkan
proses dan hasil penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan bantuan software
Geogebra dalam pembelajaran Matematika dalam
upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi Fungsi Kuadrat guna memperoleh prestasi
belajar yang meningkat lebih baik daripada
sebelumnya.
3.4 Prosedur Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian
tindakan kelas maka penelitian ini memiliki tahap –
tahap penelitian yang berupa siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai. Dengan demikian penelitian ini dilaksanakan
dengan prosedur (1) perencanaan (planning), (2)
pelkasanaan tindakan (action), (3) pengamatan
(observation), dan (4) refleksi (reflection) dalam setiap
siklus.
Dalam kegiatan perencanaan yang dilakukan
adalah (a) membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang memuat langkah – langkah
kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD, (b) membuat lembar kerja
siswa, (c) membuat instrumen yang digunakan dalam
siklus PTK,(d)
menyusun alat – alat
evaluasi
pembelajaran.
Pada tahap
pelaksanaan
mencakup kegiatan
(a) membagi siswa
dalam 5 kelompok
(tiap kelompok
terdiri 6-7 orang
siswa) , (b)
menyajikan materi
Fungsi Kuadrat, (c)
memperkenalkan dan
mengajarkan
penggunaan software
Geogebra,
(d)memberikan
materi diskusi
(lembar kerja
siswa)melalui model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD dengan
bantuan software
aplikasi Geogebra,
(e) gur memberikan
kuis secara
individual,(f) siswa
diberikan
kesempatan untuk
memberikan
tanggapan,
(g)penguatan dan
simpulan secara
bersama – bersama.

1
5
16

Pada tahap observasi mencakup kegiatan (a) mengamati situasi kegiatan belajra
mengajar (b) keaktifan siswa, (c) mengamati kemampuan siswa dalam berdiskusi
kelompok dan kemampuan siswa dalam menggunakan software aplikasi Geogebra ,(d)
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal individu.
Pada kegiatan refleksi langkah – langkah yang dilakukan adalah (a) melihat sikap
siswa yang menyenangi materi atau tidak,(b) melihat ketuntasan belajar siswa jika
sebagian besar ( 85% dari siswa ) tuntas dengan KKM Standar Kompetensi 65 maka
siklus dihentikan, jika belum mencapai maka siklus dilanjutkan.
Secara skematis, prosedur Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2012:74)
yang direncanakan dalam dua siklus, sebagai berikut:

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan Tindakan I


Tindakan I

Pengamatan / Pengumpulan data


Siklus I Refkleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi


Perencanaan Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II

Pengamatan / Pengumpulan data


Refkleksi II
Siklus II

Apabila Permasalahan belum terselesaikan


Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Gambar 3.4.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan :
Siklus I
a. Permasalahan
Permasalahan yang diduga oleh peneliti adalah siswa mengalami kesulitan
memahami konsep fungsi kuadrat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Hal ini diketahui dari hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti kepada bberapa
siswa dan kepada guru mengenai materi fungsi Kuadrat.
b. Alternatif pemecahan masalah
Dari masalah yang diketahui dibuat alternative pemecahan masalah yaitu
memberikan pengetahuan tentang Fungsi kuadrat dengan menggunakan model
pembelajran kooperatif tipe STAD dengan bantuan software aplikasi Geogebra.
Setelah itu dibuat suatu perencanaan berdasarkan alternatif pemecahan tersebut yaitu
berupa penyusunan program wawancara dan kegiatan pemberian tes. Program
pengajaran yang memuat kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
c. Pelaksanaan Tindakan
Setelah perencanaan disusun dengan matang maka dilaksanakan tindakan I dengan
melakukan kegiatan mengajar, dimana peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan
yang dilakukan merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari program pengajaran
yang telah disusun. Diakhiri proses belajar mengajar, pengajar memberikan tes.
d. Observasi (Pengamatan)
Pada tahap ini guru matematika SMA Negeri 1 Kisaran mengobservasi peneliti yang
bertindak sebagai guru dengan tujuan apakah belajar mengajar sudah terlaksana
sesuai dengan skenario pembelajaran. Sedangkan tujuan mengobservasi siswa
adalah untuk mengetahui bagaimana materi susah dipahami.
e. Analisis data
Data – data yang diperoleh dari tes, hasil wawancara dan observasi dianalisis
melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan menarik kesimpulan.
f. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti penguji apakah ada kesulitan yang dihadapi siswa, jika ada
dilaksanakan siklus II.

Siklus II
Bila hasil belajar belum tercapai pada siklus II. Pada siklus II diadakan
perencanaan kembali dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus I. Siklus ke II ini
merupakan kesatuan dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi, serta
refleksi yang dilakukan pada siklus.

3.5 Alat Pengumpulan Data


3.5.1 Tes
Tes yang digunakan sesuai dengan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai yang
diambil dari buku paket matematika SMA kelas X dan tes dilakukan secara individu
dengan menyelesaikan soal – soal fungsi kuadrat secara manual. Hasil tes digunakan
untuk mengetahui kelemahan dan kemajuan kemampuan siswa dalam memahami
konsep fungsi kuadrat. Hasil tes yang diperoleh tersebut dapat menentukan apakah
peneliti telah berhasil menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
materi fungsi kuadrat kepada siswa.
Hasil tes yang diperoleh tersebut dapat mengetahui apakah prestasi belajar siswa
dalam menyelesaikan soal – soal fungsi kuadrat akan meningkat setelah diberikan
pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan aplikasi
software Geogebra.
Menurut Nana Sudjana (2005:13) menyatakan bahwa :
Dalam hal tertentu untuk tes yang telah disusun sesuai dengan kurikulum (materi
dan tujuannya ) agar memenuhi validitas, dapat pula dimintakan bnatuan ahli bidang
studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak
sebagai sampel tes. Dengan demikian validitas tidak memerlukan uji coba dan analisis
statistik atau dinyatakan dalam bentuk angka.
Berdasarkan pendapat diatas, maka untuk mencari validitas tes, dimint penilaian
dari validator untuk memvalidasikan soal.

3.5.2 Observasi
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan dan
perubahan yang terjadi pada saat dilakukan tindakan. Dalam hal ini guru kelas
bertindak sebagai pengamat (observer) yang bertugas untuk mengobservasi peneliti
(yang bertindak sebagai guru ) selama kegiatan pembelajaran.

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data penelitian ini diakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Reduksi data
Proses reduksi data dilakukan dengan menyeleksi, menyederhanakan data yang
telah disajikan dalam bentuk catatan lapangan. Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk
memilih – milih, mengelompokkan jawaban ssiwa dari jenis kesalahan yang dilakukan
dalam menyelesaikan soal – soal fungsi kuadrat.

2. Menganalisis Data
Setelah data dipilih-pilih menurut jenis kesalahannya, maka dapat dilihat letak
kesalahan jawaban siswa serta selanjutnya ditentukan jenis kesalahan apa saja yang
dialami siswa.

3. Refleksi
Setelah tes dilakukan dan lembar jawaban siswa dikoreksi maka gambaran
persentase kemampuan siswa menyelesaiakn soal fungsi kuadrat dapat dideskripisikan.
Maka akan ditemukan berapa orang siswa berkemampuan tinggi,sedang,rendah. Jika
secara klasikal siswa telah memenuhi syarat ketuntasan maka penelitian akan
dihentikan. Sebaliknya jika masih ada siswa yang mengalami kesulitan belajar maka
data kesulitan siswa disajikan sebagai data untuk peneliti selanjutnya.

4.Tingkat Pencapaian Hasil Belajar


Dari hasil jawaban siswa maka akan diperoleh tingkat pencapaian hasil belajar.
Untuk dapat mengetahuinya, peneliti melakukan pemeriksa terhadap jawaban siswa
melalui pemberian skor.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan kurikulum oleh Depdikbud dalam
(http://blognyaalul.blogspot.com/2011/03/kriteria-ketuntasan-individudan.html bahwa
“Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban
benar siswa 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)
jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya “.
Dari petunjuk pelaksanaan kurikulum oleh Depdikbud diatas maka tingkat
pencapaian hasil belajar berdasarkan ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal.
a. Ketuntasan Individual
Untuk mengetahui ketuntasan individual, peneliti menggunakan rumus:
K= 100% (Trianto,2010:241)
Dimana :
K = ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa
T1 = jumlah skor total

b. Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan klasikal, rumus yang digunakan adalah:
D= 100% (Trianto,2010:241)
Keterangan :
D = Persentase ketuntasan belajar klasikal
X = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa

5. Menarik Kesimpulan
Dalam hal ini ditarik bebrapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus
selanjutnya dan perlu atau tidaknya siklus berikutnya dilanjutkan atas permasalahan
yang diduga.
Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus satu ke siklus
berikutnya dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
1. Nilai rata – rata tes hasil belajar siswa dalam satu kelas meningkat dari siklus
pertama ke siklus selanjutnya.
2. Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) meningkat dari satu siklus ke siklus
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman,M.2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Rineka Cipta:


Jakarta.

Arikunto,Suharsimi.2012.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara : Jakarta.

Asma, Nur (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas : Jakarta.

Isjoni,(2009). Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Majid, Abdul.(2009). Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Nurhadi,(2004). Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Depdiknas : Jakarta.

Slavin,R.E.(2006). Cooperatif Learning Teori. Nusa Media :Jakarta.

Sukmadinata,Nana Syaodih.(2010). Metode Penelitian. Remaja Rosdakarya:Bandung.

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Kharisma Putra


Utama : Jakarta.

Wardhana, Yana. (2010),Teori Belajar dan Mengajar. Pribumi Mekar : Bandung

Johnson dan Rising. (2011).Pengertian Matematika.


http://www.sarjanaku.com/2011/06/pengertian-matematika-pelajaranmenakutkan.html

Witherington,(2008).Hakikat Belajar
http://akmadsudrajad.wordpress.com.2008/01/31/hakikat-belajar.

Sukmawati.2015.Lembar Kerja Siswa Berbasis Geogebra,(online).


(http://lp2m.umnaw.ac.id/wp.content/uploads/2015/04/Jurnal-Sukma-Geogebra.pdf,di
akses tanggal 30 November 2015

20

Anda mungkin juga menyukai