PROPOSAL
(Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Kisaran)
OLEH:
1 7 0 5 1 0 17
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I : PEDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................20
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, tidak dapat lagi dipungkiri bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi saat ini telah
memberikan dampak yang positif dalam berbagai aspek kehidupan tak terkecuali pada
aspek pendidikan. Sehingga untuk menghadapinya dituntut sumber daya manusia yang
handal dan mampu berkompetisi secara global, oleh karena itu diperlukan keterampilan
yang tinggi untuk melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan
dalam bekerja sama yang efektif.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai
mempunyai peranan yang sangat penting untuk menumbuh kembangkan teknologi.
Karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara
logis dan sistematis. Seperti pendapat James dan James (1976) yang menyatakan
bahwa”Matematika adalah pola pikir, terorganisir, bukti logis matematika adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat
representasi dari simbol dan padat, lebih bahasa simbol dari sebuah ide daripada
kedengarannya”.
Berdasarkan kutipan diatas pembelajaran matematika dapat membentuk siswa
menjadi berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Oleh karena itu, perlu adanya
perbaikan dalam meningkatkan kualitas pedidikan matematika. Salah satu hal yang
harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.
Namun, sebagian siswa belum sepenuhnya dapat menguasai matematika dengan
baik, hal ini terlihat jelas dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. untuk mata
pelajaran matematika Selain itu banyak siswa yang kurang menyenangi dan bahkan
beranggapan bahwa pelajaran matematika itu membosankankan dan sering dijadikan
sebagai “momok” yang menakutkan oleh sebagian siswa baik pembelajarannya
maupun tenaga pengajarnya.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa diakibatkan oleh bermacam – macam
sebab. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan
oleh guru di sekolah. Dengan adanya kualitas pembelajaran yang rendah ini dapat
dikarenakan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya model
yang bervariasi dalam penerapannya.Selain itu, disebabkan Karena metode yang
diterapkan guru tidak sesuai dengan kondisi siswa,hal ini seperti diungkapkan oleh
Karnasih (2001:7) bahwa” Banyak kegagalan pada matematika disebabkan karena
pengggunaan metode atau pendekatan tradisional tidak cocok dengan cara kebanyakan
siswa belajar”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kesulitan
belajar matematika bukan hanya pada materinya saja tetapi juga disebabkan oleh
metode penyampaian guru dalam mengelola pelajaran yang kurang efektif.
Pengaplikasian metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Kemampuan belajar siswa di dalam kelas berbeda-beda. Ada yang memiliki
kemampuan yang tinggi ,sedang dan rendah. Untuk mengatasi masalah ini, pemilihan
model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran kooperatif Tipe STAD
1
2
(Student Team Achiveman Division) yang merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok heterogen. Siswa yang
memiliki kemampuan yang berbeda dikelompokkan sehingga meningkatkan kedekatan
antar teman sekelas, mengutamakan kerjasama diantara siswa yang tujuannya untuk
tercapainya pembelajaran yang aktif. Selain itu, Tipe STAD digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep materi yang sulit, dapat meningkatkan prestasi
belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan dapat memotivasi siswa.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran matematika dengan baik. Salah satu media pembelajaran yang saat ini
berkembang demikian pesat adalah komputer dengan berbagai program – program yang
relevan. Salah satu program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran matematika adalah program Geogebra. Geogebra adalah software yang
efektif digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya pada bahasan Geometri,
Aljabar, ataupun Kalkulus. Geogebra dapat dijadikan media mengajar guru ataupun
sebagai alat siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga hal ini
akan mudah untuk menimbulkan ketertarikan bagi siswa dalam menyelesaikan soal –
soal yang selama ini sulit bagi siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengkaitkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengab bantuan software aplikasi Geogebra dalam pembelajaran
matematika. Oleh karena itu Penelitian ini berjudul : “ Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Melaui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan
Bantuan Aplikasi Geogebra Pada Mater Fungsi Kuadrat Kelas X”.
4
5
2. Tentukan nilai p agar ruas kanan f(x) = 3x2+(p – 1) + 3 merupakan bentuk kuadrat
sempurna.
Penyelesaian :
Supaya merupakan suatu kuadrat sempurna, syaratnya
D = 0.
D = (p – 1)2 – 4 .3.3 = 0
P2 – 2p – 35 = 0
(p – 7 ) (p +5) = 0
p= 7 atau p = -5
jadi, agar ruas kanan f(x) merupakan suatu kuadrat sempurna, maka p = 7 atau p = -5
1
5
16
Pada tahap observasi mencakup kegiatan (a) mengamati situasi kegiatan belajra
mengajar (b) keaktifan siswa, (c) mengamati kemampuan siswa dalam berdiskusi
kelompok dan kemampuan siswa dalam menggunakan software aplikasi Geogebra ,(d)
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal individu.
Pada kegiatan refleksi langkah – langkah yang dilakukan adalah (a) melihat sikap
siswa yang menyenangi materi atau tidak,(b) melihat ketuntasan belajar siswa jika
sebagian besar ( 85% dari siswa ) tuntas dengan KKM Standar Kompetensi 65 maka
siklus dihentikan, jika belum mencapai maka siklus dilanjutkan.
Secara skematis, prosedur Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2012:74)
yang direncanakan dalam dua siklus, sebagai berikut:
Keterangan :
Siklus I
a. Permasalahan
Permasalahan yang diduga oleh peneliti adalah siswa mengalami kesulitan
memahami konsep fungsi kuadrat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Hal ini diketahui dari hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti kepada bberapa
siswa dan kepada guru mengenai materi fungsi Kuadrat.
b. Alternatif pemecahan masalah
Dari masalah yang diketahui dibuat alternative pemecahan masalah yaitu
memberikan pengetahuan tentang Fungsi kuadrat dengan menggunakan model
pembelajran kooperatif tipe STAD dengan bantuan software aplikasi Geogebra.
Setelah itu dibuat suatu perencanaan berdasarkan alternatif pemecahan tersebut yaitu
berupa penyusunan program wawancara dan kegiatan pemberian tes. Program
pengajaran yang memuat kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
c. Pelaksanaan Tindakan
Setelah perencanaan disusun dengan matang maka dilaksanakan tindakan I dengan
melakukan kegiatan mengajar, dimana peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan
yang dilakukan merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari program pengajaran
yang telah disusun. Diakhiri proses belajar mengajar, pengajar memberikan tes.
d. Observasi (Pengamatan)
Pada tahap ini guru matematika SMA Negeri 1 Kisaran mengobservasi peneliti yang
bertindak sebagai guru dengan tujuan apakah belajar mengajar sudah terlaksana
sesuai dengan skenario pembelajaran. Sedangkan tujuan mengobservasi siswa
adalah untuk mengetahui bagaimana materi susah dipahami.
e. Analisis data
Data – data yang diperoleh dari tes, hasil wawancara dan observasi dianalisis
melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan menarik kesimpulan.
f. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti penguji apakah ada kesulitan yang dihadapi siswa, jika ada
dilaksanakan siklus II.
Siklus II
Bila hasil belajar belum tercapai pada siklus II. Pada siklus II diadakan
perencanaan kembali dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus I. Siklus ke II ini
merupakan kesatuan dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi, serta
refleksi yang dilakukan pada siklus.
3.5.2 Observasi
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan dan
perubahan yang terjadi pada saat dilakukan tindakan. Dalam hal ini guru kelas
bertindak sebagai pengamat (observer) yang bertugas untuk mengobservasi peneliti
(yang bertindak sebagai guru ) selama kegiatan pembelajaran.
2. Menganalisis Data
Setelah data dipilih-pilih menurut jenis kesalahannya, maka dapat dilihat letak
kesalahan jawaban siswa serta selanjutnya ditentukan jenis kesalahan apa saja yang
dialami siswa.
3. Refleksi
Setelah tes dilakukan dan lembar jawaban siswa dikoreksi maka gambaran
persentase kemampuan siswa menyelesaiakn soal fungsi kuadrat dapat dideskripisikan.
Maka akan ditemukan berapa orang siswa berkemampuan tinggi,sedang,rendah. Jika
secara klasikal siswa telah memenuhi syarat ketuntasan maka penelitian akan
dihentikan. Sebaliknya jika masih ada siswa yang mengalami kesulitan belajar maka
data kesulitan siswa disajikan sebagai data untuk peneliti selanjutnya.
b. Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan klasikal, rumus yang digunakan adalah:
D= 100% (Trianto,2010:241)
Keterangan :
D = Persentase ketuntasan belajar klasikal
X = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa
5. Menarik Kesimpulan
Dalam hal ini ditarik bebrapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus
selanjutnya dan perlu atau tidaknya siklus berikutnya dilanjutkan atas permasalahan
yang diduga.
Untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus satu ke siklus
berikutnya dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
1. Nilai rata – rata tes hasil belajar siswa dalam satu kelas meningkat dari siklus
pertama ke siklus selanjutnya.
2. Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) meningkat dari satu siklus ke siklus
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Witherington,(2008).Hakikat Belajar
http://akmadsudrajad.wordpress.com.2008/01/31/hakikat-belajar.
20