Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Sekolah ISSN 1412-565 X

Menengah Kejuruan.... (Dedy Achmad Kurniady., dkk.) e-ISSN 2541-4135

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH


MENENGAH KEJURUAN

EDUCATION FINANCING MANAGEMENT ON QUALITY OF VOCATIONAL


SCHOOL

Dedy Achmad Kurniady, Linda Setiawati, Siti Nurlatifah


Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
dedy_achmad@upi.edu

ABSTRAK
Berbicara mengenai mutu pendidikan, akan berkaitan langsung dengan peran sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Pengelolaan belajar mengajar di sekolah sangat berarti dalam menentukan keberhasilan siswa. Untuk mencapai
mutu sekolah yang baik, biaya pendidikan harus dikelola dengan optimal. Oleh karena itu, tahapan pada
manajemen pembiayaan pendidikan perlu diperhatikan. Pada dasarnya tujuan manajemen pembiayaan pendidikan
adalah terselenggaranya proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik yang diharapkan.
Manajemen pembiayaan pendidikan di SMK berada pada kategori sangat tinggi, artinya kepala sekolah pada
SMK telah mampu melaksanakan manajemen pembiayaan pendidikan secara maksimal mulai dari perencanaan
pembiayaan dan penganggaran, implementasi pembiayaan, pengawasan dan pengendalian pembiayaan dan
pertanggung jawaban atau akuntabilitas.
Kata Kunci: Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Mutu Sekolah

ABSTRACT
Talking about the quality of education, will be directly related to the role of the school as an educational
institution. Management of teaching and learning in schools is significant in determining the success of students.
To achieve a good quality of schools, the cost of education should be managed optimally. Therefore, the steps in
the management of education financing need to be considered. Basically the purpose of management education
financing is the implementation process of education according to the needs of learners expected. Management
of financing vocational education is at a very high category, meaning the head of the vocational school has been
able to carry out the management of education financing to the maximum ranging from financial planning and
budgeting, implementation, financing, monitoring and control of financing and liability or accountability.
Keywords: Educational Financing Management, School’s Quality

PENDAHULUAN pengetahuan, keterampilan serta memiliki


Pendidikan merupakan salah satu aspek nilai religius dan nilai sosial yang tinggi.
terpenting dalam meningkatkan suatu Dengan demikian sekolah adalah agen sosial
pembangunan negara. Namun, masih yang harus diperhatikan dalam hal proses
terdapat beberapa masalah terkait dengan pembelajarannya.
penyelenggaraan pendidikan yaitu dalam hal (Santoso & Budi, 2014) menyatakan
pemerataan, relevansi, efisiensi dan mutu bahwa pendidikan yang bermutu dilihat dari
pendidikan. sisi input, proses, output maupun outcome.
Berbicara mengenai mutu pendidikan, Input pendidikan yang bermutu adalah
akan berkaitan langsung dengan peran sekolah guru-guru yang bermutu, peserta didik
sebagai lembaga pendidikan. Pengelolaan yang bermutu, kurikulum yang bermutu,
belajar mengajar di sekolah sangat berarti fasilitas yang bermutu, dan berbagai aspek
dalam menentukan keberhasilan siswa. penyelenggara pendidikan yang bermutu.
Dalam hal ini sekolah berperan penting Proses pendidikan yang bermutu adalah
dalam menciptakan siswa yang memiliki proses pembelajaran yang bermutu. Output
Jurnal Penelitian Pendidikan 263
Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Sekolah ISSN 1412-565 X
Menengah Kejuruan.... (Dedy Achmad Kurniady., dkk.) e-ISSN 2541-4135

pendidikan yang bermutu adalah lulusan Kemudian secara berturut-turut diikuti


yang memiliki kompetensi yang disyaratkan. lulusan diploma I/III 7,54 persen, universitas
Dan outcome pendidikan yang bermutu 6,40 persen, sekolah menengah pertama 6,22
adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke persen dan sekolah dasar ke bawah 2,74
jenjang pendidikan lebih tinggi atau terserap persen. (Republika, 2015)
pada dunia usaha atau dunia industri. Sistem kendali mutu dan jaminan kualitas
Selain dari pada itu kualitas sekolah juga mutu pendidikan menjadi isu yang utama
dapat dinilai dari mutu proses, dimana guru dalam kontek pendidikan saat ini. Mutu
memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan yang kasat mata tentunya tertuju
meningkatkan mutu proses pembelajaran. pada mutu lulusan dari pendidikan itu
Mengutip dari penelitian menyatakan bahwa sendiri. Untuk dapat menghasilkan lulusan
63% guru SMK tidak memiliki kompetensi yang bermutu tentunya harus didukung oleh
profesional standar yang disyaratkan.” sebuah proses yang sesuai dengan kebutuhan
Menurut data badan pusat statistik angka belajar peserta didik, dan tentunya harus
putus sekolah pada tahun 2015 usia 7-12 tahun didukung oleh faktor-faktor penunjang
mencapai 0,67% atau 182,773 anak; anak 13- proses pendidikan yang bermutu pula.
15 tahun sebanyak 2,21% atau 209,976 anak; Menurut (Hoy & Miskel, 2008),
dan usia 16-18 tahun mencapai 3,14 persen banyak faktor yang mempengaruhi mutu
atau 223,676 anak. Apabila melihat data sekolah diantaranya budaya organisasi,
tersebut maka angka putus sekolah tertinggi kepemimpinan kepala sekolah, iklim
ada pada usia 16-18 tahun atau setara pada organisasi, sarana-prasana, kinerja guru, dan
tingkat SMK sederajat. pembiayaan.
Sedangkan mutu outcome pada jenjang Biaya dan mutu, merupakan variable yang
SMK masih mewarnai rendahnya mutu mempunyai keterkaitan secara langsung
sekolah atau pendidikan di Indonesia dalam menjalankan proses pendidikan yang
Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta
tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada didik di jenjang sekolah menengah kejuruan.
Agustus 2015 mencapai 7,56 juta orang atau Menurut (Morphet, 1983), “biaya pendidikan
bertambah 320 ribu orang terhadap Agustus memberikan pengaruh yang positif melalui
2014. Pengangguran paling banyak terjadi faktor kepemimpinan dan manajemen
pada lulusan sekolah menengah kejuruan pendidikan dan tenaga pendidikan yang
(SMK).  Berdasarkan data BPS, tingkat kompeten dalam meningkatkan pelayanan
pengangguran terbuka (TPT) SMK mencapai pendidikan melalui peningkatan mutu.”.
12,65 persen dari total jumlah pengangguran. Saat ini, sumber pembiayaan yang
Jumlah pengangguran SMK bahkan terus diperoleh SMK, sangat beragam, ada yang
meningkat jika dibandingkan dengan periode murni dari dana Bantuan Operasional Sekolah
Agustus 2014 yang sebesar 11,24 persen (BOS), dan iuran dari masyarakat berupa
dan Februari 2015 9,05 persen. Sedangkan SPP, bagi sekolah yang tidak mau menerima
di urutan kedua, jumlah pengangguran BOS. Bagi SMK yang menerima dana BOS,
paling banyak ditempati lulusan sekolah pada SMK per siswa pertahun adalah sebesar
menengah atas (SMA) sebesar 10,32 persen. Rp. 1.400.000,-

264 Jurnal Penelitian Pendidikan


Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Sekolah ISSN 1412-565 X
Menengah Kejuruan.... (Dedy Achmad Kurniady., dkk.) e-ISSN 2541-4135

Dana tersebut memiliki aturan baku kerangka konseptual dan hipotesis awal.
yang dibuat oleh pemerintah guna mengatur Selanjutnya peneliti menentukan metode dan
alokasi dana. Hal ini pula yang menuntut pendekatan penelitian yang akan digunakan
kepala sekolah selaku pengambil keputusan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
harus dapat melakukan fungsi manajemennya Peneliti menggunakan angket/kuesioner
terhadap pembiayaan sekolah secara optimal. untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Untuk mencapai mutu sekolah yang Setelah data terkumpul peneliti selanjutnya
baik, biaya pendidikan harus dikelola melakukan analisis dan pengolahan data
dengan optimal. Oleh karena itu, tahapan dengan menggunakan perhitungan statistika
pada manajemen pembiayaan pendidikan untuk melakukan pengujian hipotesis yang
perlu diperhatikan. Pada dasarnya tujuan telah dituliskan. Setelah melakukan analisis
manajemen pembiayaan pendidikan adalah dan pengolahan data peneliti baru dapat
terselenggaranya proses pendidikan yang menyusun temuan serta pembahasan dari
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta hasil pengolahan data yang telah dilakukan
didik yang diharapkan. Pada setiap proses yang menjadi jawaban dari rumusan masalah.
tahapan manajemen pembiayaan perhatian Kemudian dari temuan dan pembahasan
utamanya adalah pencapaian visi dan misi tersebut dapat ditarik kesimpulan serta
sekolah. Tahapan manajemen pembiayaan rekomendasi dari masalah yang terdapat dari
pendidikan melalui tahapan perencanaan hasil pengolahan data dari penelitian yang
pembiayaan pendidikan, tahapan pelaksanaan dilakukan sebagai feedback dari peneliti bagi
pembiayaan, dan pengawasan pembiayaan lembaga yang diteliti.
pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala
Sekolah SMK di Kota Bandung sebanyak
METODE PENELITIAN 134 orang. Kemudian diambil sample dengan
Desain dalam penelitian ini dimulai dari menggunakan teknik Probability Sampling
melakukan studi pendahuluan untuk melalui Simple Random Sampling dengan
mengidentifikasi dan menentukan masalah.
hasil sebanyak 32 responden.
Setelah itu, masalah diidentifikasi untuk
Instrumen yang digunakan dalam
menentukan variabel penelitian. Penentuan
penelitian ini yaitu angket. Kuisioner/
variabel penelitian dilakukan dengan
angket adalah suatu teknik pengumpulan
melakukan studi kepustakaan yang relevan
data yang dilakukan dengan membuat
agar penentuan variabel dapat sesuai
dengan permasalahan yang sedang terjadi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
yang setelahnya dirumuskan ke dalam kemudian disebar kepada responden untuk
latar belakang masalah yang didalamnya mendapatkan jawabannya. Sugiono (2013,
menggambarkan fenomena-fenomena yang hlm 199).
terjadi terkait permasalahan yang akan Setelah instrumen disebar dan diperolh
menjadi tujuan penelitian. Selanjutnya data kemudian data yang didapat diseleksi
dibuat rumusan masalah berupa pertanyaan- untuk dapat mengetahui apakah data
pertanyaan yang harus dapat terjawab dalam tersebut layak diolah atau tidak, setelah
penelitian ini. Kemudian peneliti merumuskan penyeleksia data, langkah selanjutnya yaitu

Jurnal Penelitian Pendidikan 265


Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Sekolah ISSN 1412-565 X
Menengah Kejuruan.... (Dedy Achmad Kurniady., dkk.) e-ISSN 2541-4135

pengklasifikasian data yaitu mengumpulkan sebesar 4.56, Dimensi Pengawasan dan


angket yang didapat dari seluruh responden Pengendalian sebesar 4.62, dan Dimensi
berdasarkan variabel penelitian yakni variabel Pertanggung jawaban/akuntabilitas sebesar
X (Manajemen Pembiayaan Pendidikan) 4.84.
dan variabel Y (Mutu Sekolah). Kemudian Dalam bidang pendidikan, mutu meliputi
ditentukan skor penilaian dari setiap alternatif input, process, output dan outcome. Input
jawaban yang diberikan sesuai dengan kriteria pendidikan yang bermutu adalah segala
yang terlah ditentukan oleh skala likert, dan sesuatu yang mampu diproses oleh sistem
terakhir yaitu melakukan pengolahan data pendidikan. Process pendidikan yang
dengan: menghitung kecenderungan umum bermutu dapat terlihat jika sistem pendidikan
skor responden dari perhitungan rata-rata, uji yang dilaksanakan mampu memberikan
normalitas serta distribusi data, uji korelasi, kontribusi yang aktif, kreatif dan memiliki
uji koefisien determinasi, uji gisnifikansi makna bagi terciptanya tujuan pendidikan.
korelasi, serta analisis regresi. Selain itu, Ali (2007, hlm 361) menyatakan
“faktor-faktor strategik yang mempengaruhi
HASIL DAN PEMBAHASAN mutu pendidikan, yaitu kurikulum/ proses
Biaya memiliki cakupan yang luas, yaitu belajar mengajar, manajemen sekolah,
semua jenis pengeluaran yang berkenaan oganisasi/ kelembagaan sekolah, fasilitas/
dengan penyelenggaraan pendidikan. sarana prasarana, guru, pembiayaan, peserta
Manajemen keuangan dan pembiayaan didik, peran serta masyarakat, dan kultur
merupakan salah satu sumber daya yang sekolah.” Mutu pendidikan dalam penelitian
secara langsung menunjang efektivitas dan ini melihat kualitas pendidikan dari mutu
efisiensi pengelolaan pendidikan. Manajemen siswa, mutu guru, lingkungan belajar,
pembiayaan pada dasarnya merupakan bagian disiplin sekolah, kesediaan sumber belajar,
dari pembiayaan pendidikan yang tercermin partisipasi orang tua, satuan biaya.
dari anggaran yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari
Menurut (Fattah, 2009), “proses hasil analisis data penelitian pada Mutu
manajemen pembiayaan sekolah adalah Sekolah di SMK menggambarkan hasil rata-
Perencanaan Pembiayaan dan Penganggaran, rata sebesar 4,63 yang berada pada kategori
Implementasi Pelaksanaan Pembiayaan, sangat tinggi. Hal tersebut tergambar dari skor
Pengawasan dan Pengendalian, dan rata-rata dimensi Mutu Kurikulum sebesar
Pertanggungjawaban atau Akuntabilitas.” 5.00, Mutu peserta didik sebesar 4.32, Mutu
Berdasarkan temuan yang diperoleh Pendidik sebesar 4.70, Lingkungan kerja
dari hasil analisis data penelitian pada sebesar 4.84, disiplin sekolah sebesar 4.56,
Manajemen Pembiayaan Pendidikan pada ketersediaan sumber belajar sebesar 4.56,
SMK, menggambarkan hasil rata-rata partisipasi orang tua sebesar 4,72 dan satuan
sebesar 4,65 yang berada pada kategori biaya sebesar 4.72.
sangat tinggi. Hal tersebut terukir dari skor Skor rata-rata dimensi mutu kurikulum
rata-rata dimensi Perencanaan Pembiayaan lebih tinggi dari pada dimensi lainnya.
dan penganggaran sebesar 4.57, Dimensi Sedangkan dimensi yang terendah adalah
Implementasi Pelaksanaan Pembiayaan mutu peserta didik. Hal ini menggambarkan

266 Jurnal Penelitian Pendidikan


Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Sekolah ISSN 1412-565 X
Menengah Kejuruan.... (Dedy Achmad Kurniady., dkk.) e-ISSN 2541-4135

bahwa kecenderungan mutu kurikulum di thitung lebih besar dari ttabel (6,525> 1,697).
SMK telah sesuai dengan yang kurikulum Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
yang dibuat telah mengacu pada kurikulum antara manajemen pembiayaan pendidikan
pusat, serta kurikulum yang dikembangkan dengan mutu sekolah. Pengaruh manajemen
disekolah sudah sesuai dengan kebijakan pembiayaan pendidikan terhadap mutu
pemerintah. sekolah ditunjukkan dalam persamaan:
Berdasarkan hasil analisis korelasi,
diperoleh nilai p value = 0,000. Nilai P value
Harga 35,905 merupakan nilai konstanta
tersebut kurang dari taraf signifikasi 0,05. Hal
yang menunjukkan bahwa jika tidak ada
ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa
keterlibatan sama sekali dari manajemen
terdapat pengaruh manajemen pembiayaan
pembiayaan pendidikan, maka mutu sekolah
pendidikan terhadap mutu sekolah “Diterima”
sebesar 35,905, sedangkan harga 0,754
karena signifikan.
merupakan regresi yang menunjukkan
Berdasarkan perhitungan diperoleh
bahwa setiap adanya kenaikan manajemen
korelasi antara mananjemen pembiayaan
pembiayaan pendidikan sebesar 1, maka
pendidikan terhadap mutu sekolah sebesar
akan ada kenaikan nilai mutu sekolah
r = 0,766 Setelah melihat koefesien
sebesar 0,754. Dan setiap adanya kenaikan
korelasi maka pengaruh manajemen
manajemen pembiayaan pendidikan 10,
pembiayaan pendidikan terhadap mutu
maka akan diikuti kenaikan mutu sekolah
sekolah menunjukkan korelasi kuat. Dapat
sebesar 7,54.
disimpulkan dari hasil korelasi tersebut
Dengan adanya temuan tersebut, terbukti
terdapat pengaruh yang positif mengenai
bahwa manajemen pembiayaan pendidikan
manajemen pembiayaan pendidikan terhadap
secara signifikan memberikan pengaruh
mutu sekolah di SMK.
terhadap mutu sekolah pada SMK di Kota
Dari hasil analisis korelasi kemudian
Bandung. Menurut hasil perhitungan
didukung oleh hasil analisis koefesien
analisis koefesien determinasi, manajemen
determinasi yang menggambarkan besar-
pembiayaan pendidikan terhadap mutu
nya pengaruh manajemen pembiayaan
sekolah sebesar 58,7%. Artinya manajemen
pendidikan terhadap mutu sekolah pada SMK
pembiayaan pendidikan yang lebih tinggi
di Kota Bandung sebesar 58,7% sedangkan
kemungkinan dapat memberikan sumbangan
41,3% dipengaruhi oleh faktor lain seperti
yang lebih besar dari 58,7% terhadap
kurikulum, manajemen sekolah, fasilitas,
peningkatan mutu sekolah pada SMK di
guru, peserta didik, masyarakat, dan kultur
Kota Bandung.
sekolah (Ali. M, 2007. hlm 361).
Biaya dan mutu sekolah mempunyai
Sedangkan untuk mengetahui signifikasi
keterkaitan secara langsung. Menurut
korelasi antar variabel X dengan variabel
(Morphet, 1983), “biaya pendidikan
Y dengan membandingkan antara thitung
memberikan pengaruh yang positif melalui
dengan ttabel berdasarkan perhitungan SPSS
faktor kepemimpinan dan manajemen
17.00 diketahui thitung 6,525 sedangkan
pendidikan dan tenaga pendidikan yang
ttabel dengan dk-2 (32-2=30) adalah
kompeten dalam meningkatkan pelayanan
1,697. Dengan demikian menunjukkan
pendidikan melalui peningkatan mutu.”

Jurnal Penelitian Pendidikan 267


Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Sekolah ISSN 1412-565 X
Menengah Kejuruan.... (Dedy Achmad Kurniady., dkk.) e-ISSN 2541-4135

Dalam menunjang peningkatan mutu banyak memilih sekolah negeri atau sekolah
sekolah di SMK, manajemen pembiayaan swasta dengan bantuan dana dari pemerintah
pendidikan diharapkan mampu memenuhi dengan alasan pembiayaan.
kebutuhan pendidikan sehingga menunjang Berdasarkan hasil tersebut, dimensi mutu
peningkatan mutu sekolah. Berdasarkan peserta didik memperoleh nilai rata-rata
penelitian pada 32 sekolah dengan sumber sebesar 4,32 hal ini terjadi karena indikator
pembiayaan dari dana BOS memiliki mutu pada dimensi ini yakni hasil ujian pada
sekolah yang kecenderungan rata-ratanya beberapa SMK masih belum memenuhi
sangat tinggi. Hal tersebut membuktikan standar, selain itu pula angka putus sekolah
bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan masih tinggi dengan alasan yang beragam
diperlukan peran serta pembiayaan salah satunya adalah karena tidak ada biaya
pendidikan. Dana penyelenggaraan untuk membayar sekolah dan ada juga siswa
berbasis masyarakat dapat bersumber dari yang drop-out serta diatas 5% peserta didik
penyelenggara, masyarakat, pemerintah setiap tahunnya tidak dapat lulus. Jika yang
pusat, pemerintah daerah dan sumber lain dibanding dengan scor lainnya scor pada
yang tidak bertentangan dengan peraturan dimensi mutu peserta didik masih tergolong
perundang-undangan yang berlaku. rendah.
Sekolah dengan sumber pendanaan Manajemen pembiayaan pendidikan
dari pemerintah mengharuskan kepala di SMK berada pada kategori sangat
sekolah untuk mampu menjalankan tugas tinggi, artinya kepala sekolah pada SMK
manajerialnya dalam bidang keuangan. telah mampu melaksanakan manajemen
Manajemen pembiayaan mengupayakan pembiayaan pendidikan secara maksimal
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan mulai dari perencanaan pembiayaan dan
evaluasi bagi setiap kegiatan pembelajaran penganggaran, implementasi pembiayaan,
dari sektor pembiayaan. Pemahaman pengawasan dan pengendalian pembiayaan
terhadap tahapan manajemen pembiayaan dan pertanggung jawaban atau akuntabilitas.
diperlukan sekali karena dengan pengelolaan Kecenderungan pada ke-empat dimensi
pembiayaan yang efektif dan efisien, setiap ini maka diperoleh nilai terendah yakni
kegiatan pembelajaran mampu ditunjang pada dimensi implementasi pelaksanaan
keberhasilannya, sehingga mutu sekolah pembiayaan. Hal ini terjadi salah satunya
dapat ditingkatkan. karena kurangnya peran serta orang tua
siswa atau masyarakat baik dari sumbangan
SIMPULAN materil, tenaga, maupun dalam pelibatan
Mutu Sekolah di SMK berada pada pengambilan keputusan untuk program-
kategori sangat tinggi. hal ini berarti bahwa program sekolah.
kurikulum, mutu peserta didik/ siswa, mutu Pengaruh yang diberikan oleh manajemen
pendidik, lingkungan kerja disiplin sekolah, pembiayaan pendidikan terhadap mutu
ketersediaan belajat, partisipasi orang tua, pendidikan di SMK berada pada kategori
satuan biaya sudah berada pada kategori kuat. Hal tersebut membuktikan bahwa
sangat tinggi. Dimana hal tersebut didukung dengan manajemen pembiayaan yang
oleh partisipasi masyarakat sekitar yang lebih baik, maka akan mampu meningkatkan

268 Jurnal Penelitian Pendidikan


Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Sekolah ISSN 1412-565 X
Menengah Kejuruan.... (Dedy Achmad Kurniady., dkk.) e-ISSN 2541-4135

mutu sekolah. Rata-rata kecenderungan kesesuaian dengan perencanaan yang dibuat


manajemen pembiayan terhadap mutu oleh sekolah dalam bentuk RKAS. Namun,
pendidikan di SMK sudah pada kategori yang beberapa kendala membuktikan masih perlu
sangat baik pada tahap perencanaan sampai ditingkatkannya kembali pada tahapan
pertanggung jawab pembiayaan. Meskipun implementasi pembiayaan pendidikan
pada pelaksanaannya di lapang masih belum sehingga apa yang telah direncanakan
sesuai dengan pencapaian standar nasional menjadi pedoman dalam implemantasinya.
pendidikan. Hal tersebut terbukti dengan Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
penggunaan anggaran yang sesuai dari setiap pencapaian mutu pendidikan sebagai tujuan
alokasi yang diberikan pemerintah, serta sekolah.

DAFTAR RUJUKAN
Fattah, N. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT: Remaja Rosdakarya.

Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (2008). Educational Administration; Theory. Research, and Practice. New York:
McGraw-Hill Csmpions.

Morphet, E. . (1983). The Economic and Financing of Education, Fourth Edition. New Jersey: Prenticce Hall Inc.

Republika. (2015). Data Badan Pusat Statistik tentang tingkat pengangguran. Retrieved from http://www.republika.
co.id/berita/ekonomi/makro/15/11/05/nxbwv9383-jumlah-pengangguran-di-indonesia-bertambah-320-
ribu-orang

Santoso, & Budi. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Pengelolaan
Fasilitas Pembelajaran, dan Proses Pembelajaran Terhadap Mutu Kompetensi Lulusan Smk Bidang
Keahlian Manajemen dan Bisnis Di Kota Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Jurnal Penelitian Pendidikan 269

Anda mungkin juga menyukai