Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

1. Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Mobil Berbasis Web Studi Kasus
PT. Rajawali Sentosa – 1
Elfa Fitria, Renold Sirayan

2. Analisa Perancangan Sistem Penjualan Online Pada PT. Indotaichen Textile


Industry – 9
Irfan Nasrullah

3. Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada Sd


Negeri Poris Plawad 7 Tangerang – 19
Muhammad Jonni

4. Analisis Sistem Pembelian Barang Material Pada PT. Karunacon Indotama –


36
Rohmat Taufiq, Predi Dermawan

5. Implementasi Logika Fuzzy Dalam Penentuan Pola Penggunaan Energi Listrik


Pada Suatu Gedung Berdasarkan Hasil Audit Energi – 44
Rahma Farah Ningrum, S.Kom, M.Kom.

6. Minimalisasi Defect Produk Granite Tile Pada Proses Sorting & Polishing
Dengan Pendekatan Root Cause Analysis (RCA) (Studi Kasus di PT. Niro
Ceramic Nasional Indonesia, Bogor–Jawa Barat) – 53
Bambang Suhardi Waluyo, MT & Tri Widodo, MT

7. Analisa Beban Dinamik Pada Gedung Bertingkat Sederhana dan Tinggi


Universitas Muhammadiyah Tangerang – 68
Almufid, Saiful Haq

8. Sistem Proteksi dari Pembangkit Sampai Konsumen – 80


Andrie D. Nurdin, Bayu Purnomo

9. Perancangan Kontrol Otomatis Mesin Mixer Pengaduk Bahan Pada


Perusahaan Makanan dan Minuman – 91
Sumardi, Lis Handoko

10. Analisa Tata Letak Pabrik Untuk Meminimalisasi Material Handling Pada
Pabrik Sheet Metal Dengan Software Promodel – 106
Sri Lestari

11. Evaluasi Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Dengan Metode


Servqual – 111
Tri Widodo, MT
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

SISTEM PROTEKSI DARI PEMBANGKIT SAMPAI KONSUMEN

Andrie D. Nurdin, Bayu Purnomo


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Tangerang
E-mail: andrie.nurdin@linknet.co.id, bayu.pur67@gmail.com

ABSTRAK

Makalah ini menjelaskan sistem proteksi dari mulai pembangkit sampai


dengan konsumen. Sistem ini sangat diperlukan untuk pengamanan
pendistribusian aliran listrik dari pembangkit sampai dengan konsumen.
Kehandalan suatu sistem proteksi menjamin kualitas dari pendistribusian
daya listrik. Sistem proteksi yang handle dapat menekan waktu down time
apabila terjadi failure. Sistem proteksi yang handal juga dibutuhkan
komponen-komponen yang dapat menunjang sistem tersebut.

Kata Kunci: sistem proteksi, failure, down time, distribusi.

I. PENDAHULUAN yang lazim disebut transmisi. Penggu-


Listrik merupakan bentuk energi naan saluran transmisi memungkinkan
yang paling banyak digunakan di ham- pengiriman tenaga listrik kepada pema-
pir semua aspek kehidupan, seperti un- kai yang letaknya beberapa ratus kilo-
tuk rumah tangga, industri, perkan- meter dari pusat pembangkit.
toran, pertanian, transportasi, dan Kehandalan suatu sistem tenaga
sebagainya. Energi listrik dihasilkan listrik antara lain ditentukan oleh freku-
melalui generator pada pusat pembang- ensi pemadaman yang terjadi dalam
kit dengan berbagai macam tenaga sistem tersebut. Semakin sering fre-
penggerak awalnya. Penggerak awal kuensi pemadaman dan semakin lama
tenaga air digunakan pada Pusat Listrik waktu pemadaman, semakin rendah
Tenaga Air (PLTA), tenaga uap pada tingkat kehandalan sistem tersebut.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), te- Pemadaman yang terjadi pada sistem
naga gas pada Pusat Listrik Tenaga Gas tenaga listrik biasanya disebabkan oleh
(PLTG), dan lain sebagainya. Pada gangguan, sehingga untuk mengatasi
awalnya, pemakaian tenaga listrik ha- gangguan dan meningkatkan kehan-
nya terbatas pada daerah di sekitar dalan sistem diperlukan subah mekanis-
pembangkit itu berada, sehingga untuk me yang dapat menghindari frekuensi
menyalurkannya hanya diperlukan pemadaman yang terlalu sering dalam
sistem tenaga listrik tegangan rendah. jangka waktu yang lama. Mekanisme ini
Terjadinya perkembangan daerah dalam sistem kelistrikan dikenal dengan
atau perkotaan menyebabkan pusat istilah sistem proteksi (pengaman sis-
pembangkit letaknya terpaksa jauh dari tem).
kota atau pusat beban. Hal ini
menyebabkan pembangkit, misalnya II. DEFINISI SYSTEM PROTEKSI
PLTA, tidak mungkin lagi menyalurkan Proteksi sistem tenaga listrik ada-
listrik menggunakan tegangan rendah lah sistem proteksi yang dipasang pada
ataupun menengah. Untuk itu diper- peralatan-peralatan listrik suatu sistem
lukan tegangan yang lebih tinggi atau tenaga listrik, misalnya generator,
80
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

transformator, jaringan dan lain-lain, II.2. Persyaratan Yang Harus


terhadap kondisi abnormal operasi sis- Dimiliki Oleh Alat Pengaman atau
tem itu sendiri. Sistem Pengaman
Kondisi abnormal itu dapat berupa II.2.1. Sensitifitas (kepekaan)
antara lain: hubung singkat, tegangan Suatu pengaman bertugas meng-
lebih, beban lebih, frekuensi sistem amankan suatu alat atau bagian ter-
rendah, asinkron dan lain-lain. tentu dari sistem tenaga listrik terma-
suk dalam jangkauan pengamanannnya
II.1. Manfaat Sistem Proteksi merupakan daerah pengaman tugas
1. Menghindari ataupun untuk mengu- suatu pengaman mendeteksi adanya
rangi kerusakan peralatan-peralatan gangguan yang terjadi didaerah peng-
akibat gangguan (kondisi abnormal amanannya harus cukup sensitif untuk
operasi sistem). Semakin cepat mendeteksi dengan nilai minimum dan
reaksi perangkat proteksi yang d- bila perlu mentripkan PMT atau Pelebur
igunakan maka akan semakin sedi- untuk memisahkan bagian yang ter-
kit pengaruh gangguan kepada ke- ganggu dengan bagian yang sehat.
mungkinan kerusakan alat.
2. Cepat melokalisir luas daerah yang II.2.2. Selektifitas (ketelitian)
mengalami gangguan, menjadi se- Selektifitas dari pengaman adalah
kecil mungkin. kwalitas kecermatan dalam mengada-
3. Dapat memberikan pelayanan listrik kan pengamanan bagian yang terbuka
dengan keandalan yang tinggi ke- dari suatu sistem oleh karena terjadinya
pada konsumen dan juga mutu gangguan diusahakan seminimal mung-
listrik yang baik. kin jika dapat tercapai maka peng-
4. Mengamankan manusia terhadap amanan demikian disebut pengamanan
bahaya yang ditimbulkan oleh lis- selektif.
trik.
II.2.3. Keandalan ( Realibilitas)
Dalam keadaan normal pengaman
tidak boleh bekerja, tetapi harus pasti
dapat bekerja bila diperlukan. Peng-
aman tidak boleh salah bekerja, jadi
susunan alat-alat penga,man harus
dapat diandalkan. Keandalan keamanan
Jaringan Sistem Tenaga Listrik tergantung kepada desain, pengerjaan
dan perawatannya.
Jaringan tenaga listrik terdiri dari
banyak peralatan yang berbeda jenis II.2.4. Kecepatan (Speed)
dan karakteristik, dan secara fisik Makin cepat pengaman bekerja
dipisahkan oleh pemutus tenaga (PMT). tidak hanya dapat memperkecil keru-
PMT berfungsi untuk memisahkan/ sakan tetapi juga dapat memperkecil
menghubungkan satu bagian jaringan kemungkinan meluasnya akibat-akibat
dengan bagian lain, baik jaringan dalam yang ditimbulkan oleh gangguan
keadaan normal maupun dalam ke-
adaan terganggu. Bagian-bagian ja- III. PROTEKSI PADA PEMBANGKIT
ringan tersebut dapat terdiri dari satu Secara umum, komponen-kompo-
PMT atau lebih. nen sistem proteksi terdiri dari:

81
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

III.1. Circuit Breaker, CB (Sakelar Relai suhu ini dipasang pada semua
Pemutus, PMT) transformator.
Circuit Breaker atau Sakelar Pemu-
tus Tenaga (PMT) adalah suatu per-
alatan pemutus rangkaian listrik pada
suatu sistem tenaga listrik, yang mam-
pu untuk membuka dan menutup
rangkaian listrik pada semua kondisi,
termasuk arus hubung singkat, sesuai
dengan ratingnya. Juga pada kondisi
tegangan yang normal ataupun tidak
normal.
III.2.2. Relay Beban Lebih
Relai ini berfungsi untuk meng-
amankan transformator terhadap suhu
yang berlebihan akibat beban lebih.

Modul Relay Beban Lebih

III.2.3. Relay Bucholz


Relai ini berfungsi untuk mendetek-
si adanya gas yang ditimbulkan oleh
loncatan bunga api dan pemanasan
III.2. Relay setempat dalam minyak transformator.
Beberapa type relay yang diguna-
kan untuk sistem proteksi pada pem-
bangkit listrik:

III.2.1. Relay Suhu


Relai ini adalah relai mekanis yang
berfungsi mendeteksi suhu minyak dan
kumparan secara langsung yang akan
membunyikan alarm serta mengeluar- Posisi Penempatan Relay Bhucolz
kan/mentripkan PMT.

82
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

III.2.6. Relay Gangguan Tanah


Relay ini berfungsi untuk
Schematic Relay Bhucolz mengamankan transformator terhadap
hubung tanah, di dalam dan di luar
III.2.4. Relay Tekanan Lebih (Sudden daerah pengamanan.
Pressure Relay)
Bagi transformator tanpa konserva-
tor, dipasang relai tekanan mendadak
yang dipasang pada tangki, dan bekerja
dengan pertolongan membran.
Relay ini dipasang pada semua
transformator.

III.2.5. Relay Arus Lebih


Relay ini berfungsi untuk meng- Modul Relay Gangguan Tanah
amankan transformator terhadap gang-
guan hubung singkat antar phasa di III.2.7. Relay Differensial
dalam maupun di luar daerah peng- Relai ini berfungsi untuk menga-
amanan transformator. Relay ini juga mankan transformator terhadap gang-
diharapkan mempunyai sifat komple- guan hubung singkat yang terjadi di
menter dengan relai beban lebih. Relay dalam daerah pengamanan transfor-
ini berfungsi juga sebagai pengaman mator
cadangan bagi bagian instalasi lainnya.

Relay Differential
Modul Relay Arus Lebih
III.2.8. Relai Fluksi Lebih
Relay ini berfungsi untuk meng-
amankan transformator generator. Re-
lay ini mendeteksi besaran fluksi/per-
bandingan tegangan dan frekuensi.
83
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

III.3. Trafo Arus (Current


Transformer, CT)
Trafo arus merupakan trafo yang
digunakan untuk mentransformasikan
arus atau menurunkan arus besar pada
tegangan tinggi menjadi arus kecil pada
tegangan rendah untuk keperluan
pengukuran dan pengamanan. Kumpar-
an primernya dihubungkan secara seri
dengan beban yang akan diukur atau III.5. Fuse (Pelebur)
dikendalikan. Beban inilah yang menen- Fuse adalah alat yang memproteksi
tukan besarnya arus yang mengalir ke sistem sistem tenaga listrik dengan cara
trafo tersebut. Kumparan sekundernya mendeteksi gangguan yang terjadi
dibebani impedansi konstan dengan pada saluran berdasarkan seting nilai
syarat tertentu. Fluks inti dan arus yang tertentu, jika terjadi gangguan yang
mengalir pada rangkaian sekunder akan melewati batas seting yang ditentukan
tergantung pada arus primer. Trafo ini maka fuse akan secara langsung me-
disebut juga dengan trafo seri. mutuskan arus yang menyebabkan
Trafo arus terdiri atas 2 tipe: gangguan tersebut dengan mekanisme
1. Tipe wound primary meleburnya elemen fuse yang menghu-
2. Tipe bar primary bungkan sistem tersebut.
Perbedaan kedua jenis tipe ini
dapat dilihat pada gambar berikut:

III.4. Trafo Tegangan (Potential


Transformer, PT)
Trafo tegangan dalam sistem tiga
fasa mengukur tegangan antara dua III.5. Catu daya, Suplai DC
konduktor atau tegangan antara satu (Baterai)
konduktor dengan tanah. Suplay DC merupakan peraltan pe-
Trafo tegangan terdiri dari dua tipe nunjang yang memberikan suplay daya
yaitu Magnetik dan Kapasitor yang ke sistem relay yanng pada umumnya
masing-masing punya karakteristik memerlukan input DC. Penggunaan
yang berbeda. Magnetik PT dibedakan sistem suplay daya DC ini bertujuan
dari trafo daya dalam pendinginan dan untuk menjaga kontinuitas perlin-
ukuran konduktor, output-nya ditetap- dungan dari peralatan proteksi terha-
kan dengan ketepatan peralatan yang dap sistem meskipun suplay utama
lebih baik daripada dengan limit peng- terputus. Suplay DC ini biasanya berupa
operasian temperatur. Kapasitor PT baterai yang terhubung ke perangkat
biasanya dipilih untuk stasiun indoor relay melalui rangkaian suplay daya.
untuk menghindari bahaya api.

84
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

Jenis baterai yang biasa digunakan IV.1. Kategori Saluran Transmisi


ada 2 type: Beberapa teknik penyaluran tenaga
1. Lead Acid Type listrik dari pembangkit:
Tipe ini berupa baterai elemen
basah, dimana zat elektrolit bate- IV.1.1. Saluran Udara (Overhead Lines)
rainya merupakan cairan. Baterai Saluran transmisi yang
ini membutuhkan perawatan lebih menyalurkan energi listrik melalui
intensif. kawat-kawat yang digantung pada
2. Nickel Cadmium Type isolator antara menara atau tiang
Berupa baterai kering, dimana zat transmisi.
elektrolitnya berupa pasta kering
sehingga tidak dibutuhkan pera-
watan intensif.

IV. PROTEKSI PADA SALURAN


TRANSMISI
Saluran Transmisi merupakan me-
dia yang digunakan untuk mentrans-
misikan tenaga listrik dari Generator
Station/Pembangkit Listrik sampai dis-
tribution station hingga sampai pada
konsumen pengguna listrik. Tenaga
listrik ditransmisikan oleh suatu bahan
konduktor yang mengalirkan tipe Sa-
luran Transmisi Listrik.
Penyaluran tenaga listrik pada
transmisi menggunakan arus bolak-
balik (AC) ataupun juga dengan arus
searah (DC). Penggunaan arus bolak-
balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau
dengan empat-fasa.

Saluran Transmisi Udara dan


Beberapa Bentuk Tower Transmisi

Saluran Transmisi dengan meng-


gunakan sistem arus bolak-balik tiga IV.1.2. Saluran Bawah Tanah
fasa merupakan sistem yang banyak (Underground Kabel)
digunakan, mengingat kelebihan seba- Saluran transmisi yang menyalur-
gai berikut: kan energi listrik melalui kabel yang
 Mudah pembangkitannya. dipendam didalam tanah. Kategori sa-
 Mudah pengubahan tegangannya luran seperti ini adalah favorit untuk
 Dapat menghasilkan medan mag- pemasangan didalam kota, karena be-
net putar. rada didalam tanah maka tidak meng-
 Dengan sistem tiga fasa, daya yang ganggu keindahan kota dan juga tidak
disalurkan lebih besar dan nilai mudah terjadi gangguan akibat kondisi
sesaatnya konstan. cuaca atau kondisi alam.

85
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

IV.2. Klasifikasi Saluran Transmisi


Saluran transmisi menyalurkan
energi listrik mempunyai beberapa
klasifikasi sebagai berikut:
IV.2.1. Saluran Udara Tegangan Extra
Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
Pada umumnya saluran transmisi di
Indonesia digunakan pada pembangkit
dengan kapastas 500 kV. Dimana tu-
juannya adalah agar drop tegangan
Saluran Bawah Tanah dari penampang kawat dapat direduksi
secara maksimal, sehingga diperoleh
operasional yang efektif dan efisien.
Akan tetapi terdapat permasalahan
mendasar dalam pembangunan SUTET
ialah konstruksi tiang (tower) yang
besar dan tinggi, memerlukan tanah
yang luas, memerlukan isolator yang
banyak, sehingga memerlukan biaya
besar. Masalah lain yang timbul dalam
pembangunan SUTET adalah masalah
sosial, yang akhirnya berdampak pada
masalah pembiayaan.

IV.2.2. Saluran Udara Tegangan Tinggi


Saluran Bawah Laut
(SUTT) 30kV-150kV
Pada saluran transmisi ini memiliki
IV.1.3. Saluran Isolasi Gas tegangan operasi antara 30kV sampai
Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated 150kV. Konfigurasi jaringan pada
Line/GIL) adalah Saluran yang diisolasi umumnya single atau doble sirkuit,
dengan gas, misalnya: gas SF6, seperti dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa
gambar Karena mahal dan resiko ter- dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya
hadap lingkungan sangat tinggi maka 3 kawat dan penghantar netralnya
saluran ini jarang digunakan. diganti oleh tanah sebagai saluran kem-
bali. Apabila kapasitas daya yang disa-
lurkan besar, maka penghantar pada
masing-masing phasa terdiri dari dua
atau empat kawat (Double atau
Qudrapole) dan Berkas konduktor dise-
but Bundle Conductor. Jarak terjauh
yang paling efektif dari saluran trans-
misi ini ialah 100km. Jika jarak trans-
misi lebih dari 100 km maka tegangan
jatuh (drop voltage) terlalu besar,
sehingga tegangan diujung transmisi
menjadi rendah.

Saluran Isolasi Gas

86
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

IV.2.3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi


(SKTT) 30kV-150kV
Saluran transmisi ini menggunakan
kabel bawah tanah, dengan alasan be-
berapa pertimbangan :
 Ditengah kota besar tidak me-
mungkinkan dipasang SUTT, kare-
na sangat sulit mendapatkan tanah
untuk tapak tower.
 Untuk Ruang Bebas juga sangat
sulit dan pasti timbul protes dari
masyarakat, karena padat ba- Beberapa Jenis
ngunan dan banyak gedung-ge- Isolator pada Saluran
dung tinggi. Transmisi
 Pertimbangan keamanan dan este- Isolator jenis pasak dan isolator je-
tika. nis pos-saluran digunakan pada saluran
 Adanya permintaan dan pertum- transmisi dengan tagangan kerja relatif
buhan beban yang sangat tinggi. rendah (kurang dari 22-33kV),
sedangkan isolator jenis gantung dapat
IV.3. Komponen Proteksi Saluran digandeng menjadi rentengan/rang-
Transmisi kaian isolator yang jumlahnya dapat
Beberpa komponen pada saluran disesuaikan dengan kebutuhan. Contoh
transmisi: penggunaanya yaitu jika satu piring
IV.3.1. Isolator isolator untuk isolasi sebesar 15 kV, jika
Isolator pada sistem transmisi te- tegangan yang digunakan adalah 150
naga listrik disni berfungsi untuk pe- kV, maka jumlah piring isolatornya
nahan bagian konduktor terhadap adalah 10 pringan.
ground. Isolator disini bisanya terbuat
dari bahan porseline, tetapi bahan gelas
dan bahan isolasi sintetik juga sering IV.3.2. Relay Jarak (Distance Relay)
digunakan disini. Bahan isolator harus Relay Jarak (Distance Relay) meru-
memiiki resistansi yang tinggi untuk pakan proteksi paling utama pada
melindungi kebocoran arus dan memi- saluran transmisi. Relay jarak menggu-
liki ketebalan yang secukupnya (sesuai nakan pengukuran tegangan dan arus
standar) untuk mencegah breakdown untuk mendapatkan impedansi saluran
pada tekanan listrik tegangan tinggi yang harus diamankan. Jika impedansi
sebagai pertahanan fungsi isolasi yang terukur di dalam batas settingnya,
tersebut. Kondisi nya harus kuat maka relay akan bekerja. Disebut relay
terhadap goncangan apapun dan beban jarak, karena impedansi pada saluran
konduktor. besarnya akan sebanding dengan
Jenis isolator yang sering diguna- panjang saluran. Oleh karena itu, relay
kan pada saluran transmisi adalah jenis jarak tidak tergantung oleh besarnya
porselin atau gelas. Menurut peng- arus gangguan yang terjadi, tetapi
gunaan dan konstruksinya, isolator tergantung pada jarak gangguan yang
diklasifikasikan menjadi : terjadi terhadap relay proteksi.
 Isolator jenis pasak,
 Isolator jenis pos-saluran,
 Isolator jenis gantung.

87
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

IV.3.4. Penangkal Petir (Lightning


Arrester)
Saluran transmisi melalui udara ra-
wan terhadap sambaran petir yang
menghasilkan gelombang berjalan (sur-
ja tegangan) yang dapat masuk ke
pusat pembangkit listrik. Oleh karena
itu, dalam pusat listrik harus ada light-
ning arrester (penangkal petir) yang
berfungsi menangkal gelombang berja-
lan dari petir yang akan masuk ke
instalasi pusat pembangkit listrik. Ge-
lombang berjalan juga dapat berasal
dari pembukaan dan penutupan pemu-
tus tenaga atau circuit breaker
(switching).
Lightning arrester harus berada di
Beberapa Modul Relay Jarak depan setiap transformator dan harus
terletak sedekat mungkin dengan trans-
IV.3.3. Armor Rod formator. Hal ini perlu karena pada
Armor Rod berfungsi untuk melin- petir yang merupakan gelombang ber-
dungi saluran transmisi terhadap pengi- jalan menuju ke transformator akan
kisan kabel, melengkungnya kabel dan melihat transformator sebagai suatu
tekukan yang berlebih. Tingkat proteksi ujung terbuka (karena transformator
yang dibutuhkan pada saluran transmisi mempunyai isolasi terhadap bumi/ta-
tergantung dari beberapa faktor seperti nah) sehingga gelombang pantulannya
desain saluran transmisi, suhu, sagging akan saling memperkuat dengan ge-
(kelengkungan/andongan), angin dan lombang yang datang. Berarti transfor-
sejarah getaran pada suatu daerah. mator dapat mengalami tegangan surja
dua kali besarnya tegangan gelombang
surja yang datang. Untuk mencegah
terjadinya hal ini, lightning arrester
harus dipasang sedekat mungkin de-
ngan transformator.

Armor Rod dan Posisi Armor Rod pada


Saluran Transmisi

88
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

V.1. Sistem Panas “Lebur”


Cara kerja sekering jika dalam
sebuah sistem rangkaian elektonik atau
rangkaain listrik terjadi arus lebih maka
sekering (fuse) akan putus sehingga
arus listrik tidak lagi mengalir dalam
sistem tersebut untuk mengaman-
kan komponen elektronika lain. Kelebih-
an arus tersebut dapat disebabkan
karena adanya hubung singkat atau
karena kelebihan beban output. Banyak
terjadi kebakaran karena hubung
singkat akibat sekering tidak berfungsi,
rusak, atau bahkan karena tidak dipa-
sang sama sekali.
Satuan fuse adalah mA (mili
Konstruksi sebuah lightning arrester buatan
Westinghouse yang menggunakan celah Ampere) dan A (Ampere). Fuse dengan
udara (air gap) di bagian atas nilai limit 500 mA akan putus ketika
dialiri arus lebih dari 500 mA, demikian
juga jika fuse 15 A akan putus jika
dialiri arus lebih dari 15 A. Jika sebuah
fuse tidak putus ketika dialiri arus lebih
dari nilai yang tercantum (I Output > I
Fuse Limit), fuse tersebut harus segera
diganti karena kemungkinan rusak dan
dapat membahayakan.

Lightning Arrester dan Posisi Penempatan


pada Saluran Transmisi

Perhatikan gambar disamping. R


V. PROTEKSI PADA KONSUMEN Beban akan berjalan normal (On) ketika
Sistem pengaman listrik pada saklar (S1) ditutup karena arus listrik
konsumen terbagi menjadi 2, yaitu: akan mengalir dari sumber tegang-
1. Sistem panas “lebur” : Sekering an (V) menuju fuse dan R Beban. Jika
2. Sistem panas muai : MCB saklar (S1) dibuka maka R Beban akan

89
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

mati karena tidak ada arus yang me- REFERENSI


galir.
http://indraelektrounila.files.wordpress.
V.2. Sistem Panas Muai com/2010/10/sistem-proteksi-13.doc
MCB (Miniature Circuit Breaker)
adalah komponen dalam instalasi listrik http://www.slideshare.net/marshellasar
rumah yang sangat penting. Komponen i/sistem-pengaman-listrik
ini sebagai sistem proteksi dalam
instalasi listrik bila terjadi beban lebih http://www.linksukses.com/2011/12/ca
dan hubung singkat arus listrik (short ra-kerja-sekering-fuse.html
circuit atau korsleting). Kegagalan
fungsi MCB ini berpotensi menimbulkan http://aguspurbaproteksi.blogspot.com/
hal-hal yang tidak diinginkan seperti p/proteksi-pengaman-pada-
percikan api karena hubung singkat transmisitenaga.html
yang akhirnya dapat mengakibatkan
kebakaran. http://syuratman.wordpress.com/2010/
Pada instalasi listrik rumah, MCB 01/21/proteksi-distribusi-part-1/
terpasang di kWh meter listrik PLN dan
http://dunia-
juga di MCB box.
listrik.blogspot.com/2008/10/circuit-
breaker-sakelar-pemutus.html

http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/05/lightning-
arrester.html

http://iwan78.files.wordpress.com/2011
/04/sistem-proteksi.pdf
MCB http://qtop.files.wordpress.com/2008/0
4/rele-jarak-di-saluran-transmisi1.pdf

http://indraelektrounila.files.wordpress.
com/2010/10/sistem-proteksi-13.doc

kWh Meter

90

Anda mungkin juga menyukai