Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


“ Perkembangan Bahasa dan Sosial”

DISUSUN OLEH :
1. Lili Wahyuningsih (192150010)
2. Nafisa Ulfa (192150009)
3. Abi Diana (192150012)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kar ena atas izin-Nya
kami dapat menulis makalah ini dan menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan
peserta didik. Makalah ini berjudul, “perkembangan bahasa dan sosial”.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak, khususnya dosen mata kuliah perkembangan peserta didik yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini serta kepada orang tua dan teman-teman yang telah
mendukung kami.

Makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini menjadi sempurna.
Namun, adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca
untuk memahami konsep dasar perkembangan peserta didik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis serta pembaca dan umumnya bagi masyarakat luas.

Purworejo,10 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Masalah 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik 6


a. Pengertian Perkembangan 6
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan Peserta Didik 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 15

B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak lahir, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikomatis yang terus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan serta harus mendapatkan perhatian secara
seksama. Istilah pertumbuhan dapat diartikan sebagai perkembangan. Perkembangan adalah
perubahan-perubahan yang dialami individu dan organisme menuju tingkat kedewasaannya
atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) (Syamsu
Yusuf, 2007 : 15).

Sedangkan istilah pertumbuhan itu sendiri digunakan untuk menyatakan perubahan-


perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis. Perubahan fisik meliputi perkembangan
biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan
genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.

Banyak karakteristik yang dimiliki masing-masing individu, antara karakteristik peserta


didik usia menengah dan peserta didik usia dewasa. Didalam beberapa karakteristik tersebut
menyebabkan implikasi-implikasi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Perkembangan fisik
dan perkembangan psikomotorik mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan
intelektual/kongnitif siswa. Rancangan pembelajaran yang konduktif akan mampu
meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial ?
2. Bagaimana bentuk – bentuk tingkah laku sosial ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ?
4. Apa saja pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku individu ?
5. Apa yang dimaksud perkembangan bahasa ?
4
6. Mengapa bahasa diperlukan ?
7. Apa saja tahap perkembangan bahasa ?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa ?
9. Mengapa terjadi gangguan pada perkembangan bahasa ?
10. Bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan pada perkembangan
bahasa ?

C. Tujuan Masalah

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui konsep dasar perkembangan bahasa dan sosial.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan bahsa dan sosial.

3. Mengetahui Apa pengertian perkembangan bahasa

4. Mengetahui Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan bahasa

5. Mengetahui Bagaimana pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan


berpikir

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Perkembangan Sosial


Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ;
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari
berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu
mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak
mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan
yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka semakin
kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain.
Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup
sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan
kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

B. Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial


Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk
interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan
disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.
Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga
tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.

6
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang
nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami
sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menujukearah independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi
merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi
kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ;
mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara
mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif
maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak
lain.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental
terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan
atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini
mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun
semangat bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga
tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin
berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness.
Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang
lain agar mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

7
C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh
keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga
mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain yang
memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam
berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak
didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi Kemampuan berfikir dapat banyak
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak.
Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh
karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan
keberhasilan perkembangan sosial anak.

D. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku


Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik

8
dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh
orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis
terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak
sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan
peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikir
annya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealisme yang berlebihan.
Terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa
memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya
menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri.
Belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Melalui banyak pengalaman dan
penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego
semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka
dapat bergaul dengan baik.

E. Makna perkembangan bahasa


Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang
dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan komunikasi dengan orang lain.
Awal perkembangan bahasa pada dasarnya dapat diartikan sejak mulai adanya tangis pertama
bayi, sebab tangis bayi juga dapat dianggap sebagai bahasa bayi. Dengan menangis bagi
anak, dapat juga merupakan sarana mengekspresikan kehendak jiwanya.

F. Fungsi bahasa menurut para ahli


• William dan Clara
mereka berpendapat bahwa ada 3 fungsi bahasa bagi seseorang :
1. Aspek ekspresi = menyatakan kehendak dan pengalaman jiwa.
2. Aspek Sosial = untuk mengadakan komunikasi dengan orang lain.
3. Aspek Intensional = menunjukkan atau membanggakan sesuatu.

9
• Karl Buhler
psikolog ini pun berpendapat ada 3 fungsi bahasa :
1. Kundbage = dorongan untuk memberitahukan orang lain.
2. Auslosung = dorongan untuk melepaskan kata – kata sebagai hasil peniruannya dengan
orang lain.
3. Darstellung = anak ingin mengungkapkan segala sesuatu yang menarik perhatiannya.
• Jean Piaget
1. Bahasa Egosentris = melahirkan keinginan yang tertuju kepada dirinya sendiri.
2. Bahasa Sosial = untuk berhubungan dengan orang lain.

G. Tahap perkembangan bahasa berbicara anak


Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun)
dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan
kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode
linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1) Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik
yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata
duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti
“mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang
dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan,
sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata
pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul
dengan kata kerja.
2) Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat
membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang
terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan
tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti
oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi
egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang
lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana.
Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3) Fase ketiga adalah fase diferensiasi

10
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima
tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam
berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak
mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam
pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang
“saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan,
akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat
mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain
yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Tahap perkembangan bahasa anak menurut Willem Stern dan Clara Stern, membagi menjadi
5 tahap :
1. Prastadium ( 6 bulan – 1 tahun ), meraban atau keluar suara yang belum berarti.
2. Masa pertama ( 1 tahun – 1,5 tahun ), penguasaan kata – kata yang belum lengkap.
3. Masa kedua ( 1,5 tahun – 2 tahun ), mulai meyadari segala sesuatu itu punya nama.
4. Masa ketiga ( 2 tahun – 2,5 tahun ), anak mulai dapat menggunakan kata – kata yang
dapat ditafsirkan.
5. Masa anak keempat ( 2,5 tahun – keatas ), anak dapat merangkaikan pokok kalimat
dengan penjelasannya berupa anak kalimat.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang
berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1) Tahap eksternal.
Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar
diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab
dengan anak.
2) Tahap egosentris.
Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang
dewasa.
3) Tahap Internal.
Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan
berbicara sepenuhnya.

11
H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa,
yaitu:
1) Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya
perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
2) Pola Komunikasi Dalam Keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat
perkembangan bahasa keluarganya.
3) Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih
cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki
anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
4) Posisi Urutan Kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang
anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke
bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5) Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih
bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu
bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam
rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.

Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembangan


kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan
perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip berpikir
formal atau berpikir ilmiah secara baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan
kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara
kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan symbol-simbol dan
terminologi konkret dalam mengomunikasikannya.

12
I. Gangguan serta faktor penyebab terjadinya gangguan dalam perkembangan
bahasa/bicara.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara
anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa
kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara
menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata.
Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak
pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk
sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah
1) Rendahnya tingkat kecerdasan.
Hal ini yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-
teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi.
2) Kurang motivasi.
Karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk
prabicara dorongan orang tua/orang dewasa.
3) Ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara.
Pada saat anak mulai berceloteh, apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi)
didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa
kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak
terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi
juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak
didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari
golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak)
belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya
mengalami keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan
yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi
mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu
perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1) Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata.
2) Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara.
3) Sering kali berbicara yang tidak teratur.
4) Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Pada
awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.Perkembangan sosial individu dimulai sejak anak usia 18 bulan.
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi
perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan
sosial anak juga semakin bagus.
Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang
mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada
umumnya memiliki kepribadian yang baik.
2. Perkembangan Bahasa
Para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai
kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya.
Tahapan perkembangan bahasa secara umum dapat dibedakan ke dalam 6 tahapan,
yaitu: Tahap Meraban/pralinguistik (pertama dan kedua), tahap holoforistik (tahap
linguistic pertama), tahap ucapan dua kata, tahap pengembangan tata bahasa, tahap tata
bahasa menjelang dewasa, tahap kompetensi lengkap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara awal masa kanak-kanak terkenal
sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah
tidak terputus-putus bicaranya.
Perkembangan bicara anak tergantung pada tumbuh kembang ucapan (pelafasan)
bicara anak tersebut. Didalam pembelajaran bicara pada anak usia dini orang tua
sangat berperan penting, karena tanpa bantuan dari orang tua, anak tidak akan bisa
14
berbicara. Adapun maksud dari tujuan perkembangan bicara anak untuk melatih
mengucapkan kata-kata.

15
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Azwar, Saifuddin. 2016. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Djaali, 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai