Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Retardasi mental merupakan suatu kelainan mental seumur hidup. Retardasi

mental merupakan masalah di bidang kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial

dan pendidikan baik pada anak yang mengalami retardasi mental tersebut maupun

keluarga dan masyarakat. Retardasi mental merupakan suatu keadaan

penyimpangan tumbuh kembang seorang anak, sedangkan peristiwa tumbuh

kembang itu sendiri merupakan proses utama, hakiki, dan khas pada anak serta

merupakan sesuatu yang terpenting pada anak tersebut. Terjadinya retardasi

mental dapat disebabkan adanya gangguan pada fase pranatal, perinatal maupun

postnatal. Mengingat beratnya beban keluarga maupun masyarakat yang harus

ditanggung dalam penatalaksanaan retardasi mental, maka pencegahan yang

efektif merupakan pilihan terbaik (Sularyo, 2016).

Anak yang dilahirkan dengan retardasi mental pengetahuan dan berkembang

intelektualnya akan mengalami perlakuan yang tidak seharusnya, mulai dari

penghinaan, menghindar secara halus, penolakan secara langsung perilaku anak

tersebut sampai dengan perlakuan yang cenderung tidak manusiawi. Ada beberapa

yang tidak diterima oleh keluarganya sendiri, karena orang tua tersebut kesulitan

dalam mengatur pola asuh anaknya karena menyandang retardasi mental, hal ini

karena ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga yang kurang tepat untuk

mengasuh anak retardasi mental. Paradigma yang berkembang di masyarakat saat

ini yaitu menganggap bahwa retardasi mental itu penyakit biasa sehingga keluarga

1
2

kurang memperhatikan, dan kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan

perilaku sehat, keluarga masih membiarkan pasien berpikir keras atau mengalami

stres, tidak ada sistem pendukung (support system) (Sularyo, 2016).

Hasil analisis dari badan kesehatan dunia World Health Organization

(WHO) tahun 2014 didapatkan bahwa 15,3% populasi dunia mengalami

disabilitas sedang, dan 2,9% mengalami disabilitas parah. Populasi usia 0-14

tahun prevalensinya berturut-turut adalah 5,1% dan 0,7%. Populasi usia 15 tahun

atau lebih, sebesar 19,4% dan 3,8%. Populasi penyandang disabilitas di Indonesia

menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas, 2012) terjadi peningkatan

prevalensi disabilitas termasuk retardasi mental pada tahun 2003 sampai 2006

yaitu dari 0,69 % menjadi 1,38 %, kemudian tahun 2009 sampai 2012 yaitu dari

0,92% menjadi 2,45 % (6.515.500 jiwa) dari 244.919.000 total jumlah penduduk

di Indonesia.

Anak yang mengalami gangguan mental di Jawa Timur tahun 2013 sebesar

7,5 %. Tahun 2018 anak yang mengalami gangguan mental mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2013 (6,7 %). Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas)

nasional tahun 2013-2018, peavalensi gangguan mental terjadi peningkatan di

Provinsi Jawa Timur terutama di Kota Malang (15%), dengan perbandingan 60%

diderita anak laki-laki dan 40% diderita anak perempuan. Dari jumlah tersebut

anak yang terkena retardasi mental sangat berat sebanyak 2,5%, anak retardasi

mental berat sebanyak 2,8%, retardasi sedang sebanyak 2,6%, anak retardasi

mental ringan sebanyak 3,5% dan sisanya disebut anak dungu. Di Jawa Timur

anak yang mengalami retardasi mental sejumlah 1.462 orang, data laporan Dinas
3

Kesehatan Bondowoso pada tahun 2019(Januari-Desember) penderita Retardasi

Mental mencapai 35 orang (Dinkes, 2019).

Kebanyakan anak retardasi mental berasal dari golongan sosial ekonomi

rendah. Kurangnya stimulasi dari lingkungannya secara bertahap menurunkan IQ

pada saat terjadinya maturasi. Keadaan sosial ekonomi yang rendah juga berperan

dalam adanya penyebab organik reterdasi mental, seperti kurang gizi.

Karakteristik khusus anak retardasi mental yang membedakan dengan anak lain

seusianya dapat terlihat secara fisik, yang meliputi wajah lebar, bibir tebal atau

sumbing, mulut menganga terbuka, dan lidah biasanya menjulur keluar. Anak

dengan retardasi mental juga mengalami kesulitan dalam merawat diri, kesulitan

dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, serta keterbatasan dalam sensori

dan gerak (Yustinus, 2013). Hal tersebut disebabkan karena mengalami kerusakan

otak sehingga anak retardasi mental akan mengalami gangguan perkembangan

yang berupa penurunan fungsi intelektual dan gangguan sosial seperti hambatan

komunikasi dan interaksi. Sehinggal hal ini juga akan menimbulkan dampak pada

keluarga yang mengasuhnya seperti kecemasan dan ketidakefektifan manajemen

kesehatan keluarga. Sedangkan, retardasi mental membutuhkan penanganan

khusus serta dukungan penuh dari orang tua dan keluarga. Efektivitas berbagai

program penanganan dan peningkatan kemampuan hidup anak dan remaja yang

mengalami keterbelakangan mental akan sangat tergantung pada peran serta dan

dukungan penuh dari orang tua dan keluarga.

Berdasarkan teori NOC (Nursing Outcome Clasiffication), salah satu tujuan

yang diharapkan untuk menangani keluarga yang mempunyai anak retardasi

mental dengan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga adalah


4

peningkatan normalisasi, Bantuan sumber keuangan/pendapatan, Panduan sistim

pelayanan kesehatan, Peningkatan keterlibatan keluarga dan rencana untuk hasil

yang diharapkan dari asuhan pada keluarga yang memiliki anak retardasi mental

dengan menggunakan teori NIC (Nursing Intervention Classification) adalah:

Status Kesehatan Keluarga.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membuat proposal Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang Memiliki

Anak Retardasi Mantal dengan Masalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga di Desa Tegalampel Kabupaten Bondowoso.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada

keluarga yang memiliki anak retardasi mental dengan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan Keluarga di Desa Tegalampel Bondowoso.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keluarga yang memiliki anak

Retardasi Mental dengan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga di

Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Bondowoso.


5

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang Memiliki Anak

Retardasi Mental dengan Keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga di Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan Pengkajian pada Keluarga yang Mengalami Retardasi Mental

dengan Diagnosis Keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga di Desa Tegal Ampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten

Bondowoso.

2. Merumuskan Diagnosis Keperawatan pada Keluarga yang Mengalami

Retardasi Mental dengan Diagnosis Keperawatan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan Keluarga di Desa Tegalampel Kecamatan

Tegalampel Kabupaten Bondowoso.

3. Menyusun Intervensi pada Keluarga yang Mengalami Retardasi Mental

dengan Diagnosis Keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga di Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel Kabupaten

Bondowoso.

4. Melaksanakan Implementasi pada Keluarga yang Mengalami Retardasi

Mental dengan Diagnosis Keperawatan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga di Desa Tegalampel Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso.

5. Melakukan Evaluasi Keperawatan pada Keluarga yang Mengalami

Retardasi Mental dengan Diagnosis Keperawatan Ketidakefektifan


6

Manajemen Kesehatan Keluarga di Desa Tegal Kecamatan Tegalampel

Kabupaten Bondowoso.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bentuk penerapan konsep pengetahuan ilmu keperawatan atau

teori dari mata kuliah keperawatan keluarga tentang Asuhan Keperawatan

pada Keluarga yang Mengalami Retardasi Mental dengan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan Keluarga.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi Keluarga

Keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan cara mengontrol

Retardasi Mental.

2. Manfaat bagi Perawat

Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Retardasi Mental dengan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

Keluarga.

3. Manfaat bagi Puskesmas

Membantu pihak Puskesmas dalam proses perawatan pada klien yang

mengalami Retardasi Mental Dengan Ketidakefektifan Manajemen

Kesehatan Keluarga.

4. Manfaat bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Memberikan tambahan informasi kepeda mahasiswa tentang Asuhan

Keperawatan pada Keluarga yang Mengalami Retardasi Mental Dengan

Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga.


7

5. Manfaat bagi mahasiswa keperawatan

Mendapatkan tambahan informasi tentang Asuhan Keperawatan pada

Keluarga yang Mengalami Retardasi Mental Dengan Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan Keluarga.

Anda mungkin juga menyukai