Anda di halaman 1dari 8

J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.14 No.

3 : 269 – 276 ISSN 1411-4674

UJI ADAPTASI BEBERAPA GENOTIPE GANDUM


(TRITICUM AESTIVUM L.) PADA DATARAN RENDAH

Adaptation Trials Some Wheat (Triticum Aestivum L.) Genotipes


in Lowland

Suriani, Ambo Ala, Muh. Farid Bdr.

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar

(E-mail: uchy.agr01uh@gmail.com)

ABSTRAK

Gandum merupakan tanaman subtropis, di Indonesia kendala utama yang dihadapi dalam
pengembangan gandum adalah cekaman lingkungan khususnya cekaman suhu tinggi pada dataran
rendah. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan genotipe gandum yang dapat beradaptasi pada
dataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan di Screen House Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian berlangsung Oktober 2013 hingga Februari
2014, dan dilakukan dalam bentuk percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial,
faktor yang diamati terdiri dari 40 genotipe gandum yang terdiri dari genotipe pembanding, genotipe
introduksi, genotipe hasil mutasi, dan genotipe hasil persilangan yang merupakan koleksi
BALITSEREAL sebagai perlakuan, setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan terdiri
dari 2 unit percobaan sehingga terdapat 240 unit percobaan, Apabila uji sidik ragam berpengaruh
nyata maka dilanjutkan dengan uji orthogonal kontras. Genotipe yang berpotensi adaptif didataran
rendah dengan rata-rata terbaik pada karakter bobot biji perumpun adalah varietas Nias (3,05
g.rumpun-1), ASTREB*2/CBRD (2,93 g.rumpun-1), SO-10 (2,84 g.rumpun-1), S37-09 (2,82
g.rumpun-1), dan WAXWING*2 (2,41 g.rumpun-1).
.
Kata Kunci: Adaptasi, Genotipe, Gandum, Dataran Rendah

ABSTRACT

Wheat is a subtropical plant, in Indonesia the main obstacle in the development of environmental
stresses, especially wheat is high temperature stress in lowland, research aiming to obtain lowland
apated wheat genotipe. The objective of this study were to obtain low-land adapted wheat genotype.
This study were composed in Screen House of Departement Agronomy of Agriculture, Agriculture
Faculty, Hasanuddin University. Makassar. Be held October 2013 to February 2014. Implemented
by Non-Factorial Randominized Complete Block Design (CBD), the observed factors consist of 40
wheat genotypes, consisting of comparison genotypes, introduction genotype, the mutated genotype,
and genotypes from crosses which collection BALITSEREAL as treatment, each treatment consis
as treatment, each treatment consist of 3 replications and each replication devided by 2 trial units so
there were 240 units of trial, and followed by ortogonal test. Potentially adaptive genotype in low-
land with the best on a character grain weight per-hill average are NIAS variety (3,05 g.hill-1),
ASTREB*2/CBRD (2,93 g.hill-1), SO-10 (2,84 g.hill-1), S37-09 (2,82 g.hill-1), WAXWING*2 (2,41
g.hill-1).

Keywords: Adaptation, Genotype, Wheat, Low-Land

PENDAHULUAN maupun protein. Komoditas ini meru-


Gandum merupakan komoditas pakan bahan baku tepung terigu yang
pangan penting di dunia dan merupakan banyak digunakan untuk pembuatan
bahan makanan pokok terpenting kedua berbagai produk makanan seperti roti,
setelah beras, baik sebagai sumber kalori mie, kue biskuit, dan produk pangan

269
Suriani ISSN 1411-4674

lainnya dalam jumlah yang besar. pengembangan gandum yang toleran


Kecenderungan masyarakat Indonesia dataran rendah (< 400 mdpl). Kendala
yang mengkonsumsi produk olahan yang utama yang dihadapi dalam pengem-
berasal dari gandum, menyebabkan bangan gandum di dataran rendah adalah
kebutuhan gandum dari tahun ke tahun cekaman lingkungan yang sangat tinggi
meningkat. khususnya cekaman suhu tinggi,
Salah satu keunggulan gandum sehingga perlu dilakukan usaha perbaikan
adalah kandungan gluteinnya yang varietas yang adaptif melalui kegiatan
mencapai 80%. Glutein adalah protein pemuliaan tanaman seperti seleksi galur.
yang bersifat kohesif dan liat sehingga Berdasarkan uraian tersebut diatas,
bahan pangan yang mengandung glutein maka penelitian ini bertujuan untuk
banyak digunakan untuk membuat roti, mendapatkan genotipe gandum yang
tepung, produk bahan baku (cake, dapat beradaptasi pada pada dataran
cookies, crackers, pretzel), roti tanpa rendah.
ragi, semolina, burgar dan sereal. Selain
kandungan glutein yang tinggi, BAHAN DAN METODE
komposisi nutrisi gandum juga lebih baik Tempat dan Waktu
dibanding komoditas lainnya. Sebagai Penelitian dilaksanakan di Green
contoh, kandungan protein pada gandum House, Jurusan Budidaya Pertanian,
mencapai 13%, sedangkan pada padi 8%, Fakultas Pertanian, Universitas Hasa-
jagung 10%, dan barley 12%. Kandungan nuddin, Makassar. Berlangsung mulai
karbohidrat gandum mencapai 69%, Oktober 2013 hingga Februari 2014.
sedangkan padi 65% dan barley 63%.
Keragaman penggunaan, kandungan Bahan dan Alat
nutrisi dan kualitas penyimpanannya Bahan-bahan yang digunakan adalah
yang tinggi menjadikan gandum sebagai pupuk kandang, pupuk NPK berimbang,
bahan makanan pokok lebih dari dan benih gandum yang terdiri dari 40
sepertiga populasi dunia (Porter, 2005). genotipe yang merupakan koleksi
Peningkatan jumlah penduduk dari BALITSEREAL. Alat-alat yang diguna-
tahun ke tahun membawa dampak kepada kan adalah polybag ukuran 30 cm x 40
peningkatan konsumsi gandum sehingga cm, label, timbangan, mikroskop, camera
pemerintah mengambil langka untuk digital, mistar, termometer, plastik
mengimpor gandum. Saat ini, keter- sampel, kuteks, kaca preparat, selotip,
gantungan Indonesia terhadap impor cloropyl meter (CCM-200 plus), gunting
gandum sangat tinggi. Impor gandum ke dan alat tulis menulis lainnya.
Indonesia tahun 2010 sebesar 5,2 juta
ton, 2011 sebesar 6,3 juta ton, 2012 Metode Penelitian
sebesar 7,4 juta ton, bahkan tahun 2013 Penelitian dilakukan dengan meng-
pada periode Januari sampai September gunakan Rancangan Acak Kelompok
telah mencapai 5,1 juta ton (APTINDO, (RAK) non faktorial. Faktor yang diamati
2013). Wibowo (2009), menyatakan terdiri dari 40 genotipe gandum (G)
bahwa hal ini disebabkan karena sebagai perlakuan, setiap perlakuan
pengembangan budidaya gandum di terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan
Indonesia masih sangat terbatas. Selain terdiri dari 2 unit percobaan sehingga
itu Farid (2006), menyatakan bahwa terdapat 240 unit percobaan. Perlakuan
terbatasnya luas dataran tinggi yang genotipe gandum adalah: 1) Genotipe
banyak ditanami dengan komoditas pembanding (A) yang terdiri dari varietas
hortikultura yang mempunyai nilai introduksi (Munal (G1), dan varietas
ekonomis tinggi juga berpengaruh nasional (Selayar (G17), Nias (G18),
terhadap pengembangan gandum di Dewata (G19)); 2) Genotipe introduksi
Indonesia sehingga diperlukan (B) yang terdiri dari: Cimmyt (B1)

270
Adaptasi, Genotipe, Gandum, Dataran Rendah ISSN 1411-4674

(SBR*D/1/09/38 (G2), SBD*/D/1/09/142 genotipe introduksi berbeda nyata lebih


(G3), CNDO/R143//ENTE (G4), WAX- tinggi dengan hasil mutasi dan hasil
WING*2 (G5), YMH/TOE//MCD/3 (G6), persilangan, dan rata-rata tinggi tanaman
ASTREB*2/CBRD (G7), ASTREB*2 genotipe hasil mutasi berbeda nyata lebih
/NING (G8)), Slowakia (B2) (H-20 (G9), tinggi daripada genotipe hasil per-
S0-3 (G10), S0-8 (G11), S37-09 (G12), SO- silangan.
10 (G16), G-21 (G28), VEE/PJN/Tul
(G29)), India (B3) (DWR 162 (G13), UAS Jumlah Anakan
316 (G14), UAS 415 (G15), OASIS/ Uji kontras ortogonal pada Tabel 2
SKAUZ //4* BCN (G24), RABE (G25), memperlihatkan bahwa rata-rata jumlah
HP 1744 (G27)), Tukey (B4) ( ALIBEY anakan genotipe pembanding tidak
(G26)), China (B5) (F-44 (G39), Yuan- berbeda nyata dengan genotipe lainnya,
039 (G40)); 3) Genotipe hasil mutasi (M) genotipe introduksi berbeda nyata lebih
(M8-16 (G20), M8-23 (G21), M8-62 (G22), rendah dengan genotipe hasil mutasi dan
M8-15 (G23); 4) Genotipe hasil persi- hasil persilangan, genotipe hasil mutasi
langan (F) (MLAB6-F2-F (G30), berbeda nyata lebih tinggi dengan
MLCB1-F2-9 (G31), MLCB2-F2-9 (G32), genotipe hasil persilangan.
MLCB3-F2-2 (G33), MLCB4-F2-4 (G34),
MLCB5-F2-4 (G35), MLCB7-F2-49 Umur Berbunga (hst)
(G36), MLCB7-F2-44 (G37), MLCB2-F2- Uji kontras ortogonal pada Tabel 3
46 (G38)). menghasilkan bahwa rata-rata umur
Variabel pengamatan adalah (1) berbunga genotipe pembanding tidak
Tinggi tanaman (cm), diukur dari per- berbeda nyata dengan genotipe lainnya,
mukaan tanah hingga ujung malai pada genotipe introduksi berbeda nyata lebih
saat menjelang panen, (2) Jumlah anakan, cepat daripada genotipe hasil mutasi dan
dihitung pada saat menjelang panen hasil persilangan, genotipe hasil mutasi
dengan cara menghitung seluruh jumlah berbeda nyata lebih cepat daripada hasil
anakan. (3) Umur berbunga (hst), dihi- persilangan.
tung jumlah hari dari waktu tanam
sampai tanaman telah mengeluarkan Umur Panen (hst)
malai pada setiap ulangan, (4) Umur pa- Uji kontras ortogonal pada Tabel 4
nen (hst), jumlah hari dari waktu tanam menghasilkan bahwa rata-rata umur
sampai lebih 50% tanaman telah mengu- panen genotipe pembanding tidak
ning malainya, (5) Bobot biji perumpun berbeda nyata dengan genotipe lainnya,
(g.rumpun-1) pada kadar air 15%. umur panen genotipe introduksi berbeda
nyata lebih cepat daripada genotipe hasil
Analisis Data mutasi dan hasil persilangan, umur panen
Data hasil pengamatan dianalisis genotipe hasil mutasi berbeda nyata lebih
secara statistik dengan analisis varian cepat daripada genotipe hasil persilangan.
yaitu Rancangan Acak Kelompok non
faktorial. Apabila perlakuan berpengaruh Bobot Biji Perumpun (g.rumpun-1)
nyata maka dilanjutkan dengan uji Uji kontras ortogonal pada Tabel 5
kontras orthogonal. menghasilkan bahwa rata-rata berat biji
perumpun genotipe pembanding (A)
HASIL berbeda nyata lebih tinggi dengan
Tinggi Tanaman (cm) genotipe lainnya, genotipe introduksi
Uji kontras ortogonal pada Tabel 1 berbeda nyata lebih tinggi dengan
memperlihatkan bahwa rata-rata karakter genotipe hasil mutasi dan hasil
tinggi tanaman genotipe pembanding persilangan, genotipe hasil mutasi
berbeda nyata lebih tinggi dengan berbeda nyata lebih tinggi dengan
genotipe lainnya, rata-rata tinggi tanaman genotipe hasil persilangan.

271
Suriani ISSN 1411-4674

Tabel 1. Uji kontras ortogonal tinggi tanaman (cm) tanaman gandum


F Tabel
Perlakuan Tinggi Tanaman F. Hitung
0,05 0,01
A vs B, M, F 54,16 vs 53,21 4,36 * 3,96 6,97
B vs M, F 55,47 vs 49,22 433,54 **
M vs F 50,39 vs 48,70 10,60 **
A.G1 vs A.G17, A.G18, A.G19 51,06 vs 55,20 17,20 **
A.G17 vs A.G18, A.G19 51,06 vs 57,27 34,39 **
A.G18 vs A.G19 56,71 vs 57,83 0,84 tn
B1 vs B2, B3, B4, B5 59,17 vs 53,85 183,39 **
B2 vs B3, B4, B5 56,29 vs 51,96 98,65 **
B3 vs B4, B5 55,07 vs 45,73 233,16 **
B4. G26 vs B5 48,24 vs 44,47 12,63 **
B1.G2 vs B1.G3, B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 60,50 vs 58,94 2,78 tn
B1.G3 vs B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 61,75 vs 58,38 12,62 **
B1.G4 vs B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 60,94 vs 57,74 10,96 **
B1.G5 vs B1.G6, B1.G7, B1.G8 62,56 vs 56,14 41,27 **
B1.G6 vs B1.G7, B1.G8 60,22 vs 54,09 33,45 **
B1.G7 vs B1.G8 56,79 vs 51,39 19,50 **
B2.G9 vs B2.G10, B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 59,42 vs 55,77 15,22 **
B2.G10 vs B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 60,29 vs 54,86 32,80 **
B2.G11 vs B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 53,89 vs 55,11 1,59 tn
B2.G12 vs B2.G16, B2.G28, B2.G29 57,35 vs 54,36 8,94 **
B2.G16 vs B2.G28, B2.G29 55,03 vs 54,03 0,89 tn
B2.G28 vs B2.G29 56,43 vs 51,62 15,45 **
B3.G13 vs B3.G14, B3.G15, B3.G24, B3.G25, B3.G27 59,97 vs 54,09 38,36 **
B3.G14 vs B3.G15, B3.G24, B3.G25 B3.G27 56,75 vs 53,43 11,77 **
B3.G15 vs B3.G24, B3.G25, B3.G27 59,18 vs 51,51 58,79 **
B3.G24 vs B3.G25, B3.G27 53,40 vs 50,57 7,12 **
B3.G25 vs B3.G27 48,64 vs 52,50 9,92 **
B5.G39 vs B5.G40 43,67 vs 45,28 1,73 tn
M.G20 vs M.G21, M.G22, M.G23 53,33 vs 49,41 15,43 **
M.G21 vs M.G22, M.G23 49,89 vs 49,17 0,46 tn
M.G22 vs M.G23 48,92 vs 49,42 0,17 tn
F.G30 vs F.G31, F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 50,56 vs 48,46 5,19 *
F.G31 vs F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 47,78 vs 48,56 0,72 tn
F.G32 vs F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 48,20 vs 48,62 0,20 tn
F.G33 vs F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 49,10 vs 48,53 0,37 tn
F.G34 vs F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 45,86 vs 49,19 11,85 **
F.G35 vs F.G36, F.G37, F.G38 51,13 vs 48,54 6,71 *
F.G36 vs F.G37, F.G38 50,25 vs 47,69 5,82 *
F.G37 vs F.G38 47,88 vs 47,50 0,10 tn

Keterangan:
tn =Tidak berbeda nyata *= Berbeda nyata **= Berbeda sangat nyata

Tabel 2. Uji kontras ortogonal jumlah anakan tanaman gandum


F Tabel
Perlakuan Jumlah Anakan F. Hitung
0,05 0,01
A vs B, M, F 9,48 vs 9,20 1,86 tn 3,96 6,97
B vs M, F 7,78 vs 11,71 814,07 **
M vs F 14,48 vs 10,49 279,31 **
A.G1 vs A.G17, A.G18, A.G19 12,22 vs 8,57 62,92 **
A.G17 vs A.G18, A.G19 8,97 vs 8,38 1,50 tn
A.G18 vs A.G19 7,83 vs 8,92 3,71 tn
B1 vs B2, B3, B4, B5 7,82 vs 7,76 0,10 tn
B2 vs B3, B4, B5 9,19 vs 6,65 160,41 **
B3 vs B4, B5 7,69 vs 4,56 123,60 **
B4. G26 vs B5 5,75 vs 3,97 13,32 **
B1.G2 vs B1.G3, B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 8,78 vs 7,66 6,81 *
B1.G3 vs B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 9,06 vs 7,38 14,85 **
B1.G4 vs B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 4,94 vs 7,98 46,76 **
B1.G5 vs B1.G6, B1.G7, B1.G8 10,03 vs 7,30 35,19 **
B1.G6 vs B1.G7, B1.G8 6,28 vs 7,82 9,98 **
B1.G7 vs B1.G8 7,47 vs 8,17 1,55 tn
B2.G9 vs B2.G10, B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 11,22 vs 8,85 30,55 **
B2.G10 vs B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 9,83 vs 8,65 7,36 **
B2.G11 vs B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 11,00 vs 8,06 43,61 **
B2.G12 vs B2.G16, B2.G28, B2.G29 10,44 vs 7,27 47,78 **
B2.G16 vs B2.G28, B2.G29 9,40 vs 6,21 43,02 **
B2.G28 vs B2.G29 5,22 vs 7,19 12,37 **
B3.G13 vs B3.G14, B3.G15, B3.G24, B3.G25, B3.G27 5,31 vs 8,17 43,14 **
B3.G14 vs B3.G15, B3.G24, B3.G25 B3.G27 6,11 vs 8,68 33,44 **
B3.G15 vs B3.G24, B3.G25, B3.G27 12,56 vs 7,39 126,48 **
B3.G24 vs B3.G25, B3.G27 9,49 vs 6,34 41,78 **
B3.G25 vs B3.G27 7,68 vs 5,00 22,76 **
B5.G39 vs B5.G40 2,83 vs 5,11 16,40 **
M.G20 vs M.G21, M.G22, M.G23 16,67 vs 13,75 40,34 **
M.G21 vs M.G22, M.G23 11,08 vs 15,08 67,44 **
M.G22 vs M.G23 13,33 vs 16,83 38,73 **
F.G30 vs F.G31, F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 14,67 vs 9,96 124,38 **
F.G31 vs F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 10,72 vs 9,85 4,17 *
F.G32 vs F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 9,07 vs 9,99 4,57 *
F.G33 vs F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 12,00 vs 9,58 30,80 **
F.G34 vs F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 9,37 vs 9,64 0,37 tn
F.G35 vs F.G36, F.G37, F.G38 9,78 vs 9,59 0,17 tn
F.G36 vs F.G37, F.G38 12,20 vs 8,28 64,66 **
F.G37 vs F.G38 9,23 vs 7,33 11,41 **

Keterangan:
tn =Tidak berbeda nyata *= Berbeda nyata **= Berbeda sangat nyata

272
Adaptasi, Genotipe, Gandum, Dataran Rendah ISSN 1411-4674

Tabel 3. Uji kontras ortogonal umur berbunga (hst) tanaman gandum


F Tabel
Perlakuan Umur Berbunga F. Hitung
0,05 0,01
A vs B, M, F 44,67 vs 44,60 0,02 tn 3,96 6,97
B vs M, F 42,17 vs 48,90 437,86 **
M vs F 47,25 vs 49,63 18,29 **
A.G1 vs A.G17, A.G18, A.G19 55,33 vs 41,11 176,92 **
A.G17 vs A.G18, A.G19 48,00 vs 37,67 83,02 **
A.G18 vs A.G19 37,33 vs 38,00 0,26 tn
B1 vs B2, B3, B4, B5 44,57 vs 41,13 67,45 **
B2 vs B3, B4, B5 42,57 vs 40,00 30,36 **
B3 vs B4, B5 42,28 vs 35,44 108,91 **
B4. G26 vs B5 38,67 vs 33,83 18,16 **
B1.G2 vs B1.G3, B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 43,33 vs 44,78 2,09 tn
B1.G3 vs B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 52,00 vs 43,33 73,00 **
B1.G4 vs B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 39,33 vs 44,33 23,32 **
B1.G5 vs B1.G6, B1.G7, B1.G8 49,00 vs 42,78 33,86 **
B1.G6 vs B1.G7, B1.G8 48,33 vs 40,00 53,99 **
B1.G7 vs B1.G8 37,33 vs 42,67 16,59 **
B2.G9 vs B2.G10, B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 53,33 vs 40,78 157,58 **
B2.G10 vs B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 43,33 vs 40,27 9,14 **
B2.G11 vs B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 38,67 vs 40,67 3,73 tn
B2.G12 vs B2.G16, B2.G28, B2.G29 38,00 vs 41,56 11,06 **
B2.G16 vs B2.G28, B2.G29 38,67 vs 43,00 14,60 **
B2.G28 vs B2.G29 42,33 vs 43,67 1,04 tn
B3.G13 vs B3.G14, B3.G15, B3.G24, B3.G25, B3.G27 46,67 vs 41,40 26,96 **
B3.G14 vs B3.G15, B3.G24, B3.G25 B3.G27 37,67 vs 42,33 20,32 **
B3.G15 vs B3.G24, B3.G25, B3.G27 56,33 vs 37,67 304,77 **
B3.G24 vs B3.G25, B3.G27 41,33 vs 35,83 23,52 **
B3.G25 vs B3.G27 35,67 vs 36,00 0,06 tn
B5.G39 vs B5.G40 34,00 vs 33,67 0,06 tn
M.G20 vs M.G21, M.G22, M.G23 48,67 vs 46,78 3,12 tn
M.G21 vs M.G22, M.G23 45,33 vs 47,50 3,65 tn
M.G22 vs M.G23 47,00 vs 48,00 0,58 tn
F.G30 vs F.G31, F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 56,33 vs 48,79 58,96 **
F.G31 vs F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 59,33 vs 47,29 148,11 **
F.G32 vs F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 52,33 vs 46,44 34,67 **
F.G33 vs F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 59,00 vs 43,93 220,61 **
F.G34 vs F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 46,00 vs 43,42 6,23 *
F.G35 vs F.G36, F.G37, F.G38 42,33 vs 43,78 1,82 tn
F.G36 vs F.G37, F.G38 47,00 vs 42,17 18,16 **
F.G37 vs F.G38 39,67 vs 44,67 14,58 **

Keterangan: tn = Tidak berbeda nyata * = Berbeda nyata ** = Berbeda sangat nyata

Tabel 4. Uji kontras ortogonal umur penen (hst) tanaman gandum


F Tabel
Perlakuan Umur Panen F. Hitung
0,05 0,01
A vs B, M, F 73,42 vs 73,50 0,02 tn 3,96 6,97
B vs M, F 71,41 vs 77,21 239,41 **
M vs F 75,67 vs 77,89 11,72 **
A.G1 vs A.G17, A.G18, A.G19 79,00 vs 71,56 35,62 **
A.G17 vs A.G18, A.G19 75,67 vs 69,50 21,73 **
A.G18 vs A.G19 69,33 vs 69,67 0,05 tn
B1 vsB2, B3, B4, B5 72,19 vs 71,06 5,31 *
B2 vs B3, B4, B5 71,05 vs 71,07 0,00 tn
B3 vs B4, B5 72,17 vs 68,89 18,42 **
B4. G26 vs B5 68,67 vs 69,00 0,06 tn
B1.G2 vs B1.G3, B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 78,00 vs 71,22 33,75 **
B1.G3 vs B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 76,00 vs 70,27 23,48 **
B1.G4 vs B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 68,67 vs 70,67 2,74 tn
B1.G5 vs B1.G6, B1.G7, B1.G8 75,33 vs 69,11 24,89 **
B1.G6 vs B1.G7, B1.G8 72,33 vs 67,50 13,35 **
B1.G7 vs B1.G8 67,33 vs 67,67 0,05 tn
B2.G9 vs B2.G10, B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 79,00 vs 69,72 63,24 **
B2.G10 vs B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 73,00 vs 69,07 11,05 **
B2.G11 vs B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 67,00 vs 69,58 4,58 *
B2.G12 vs B2.G16, B2.G28, B2.G29 67,67 vs 70,22 4,20 *
B2.G16 vs B2.G28, B2.G29 69,67 vs 70,50 0,40 tn
B2.G28 vs B2.G29 68,33 vs 72,67 8,05 **
B3.G13 vs B3.G14, B3.G15, B3.G24, B3.G25, B3.G27 72,67 vs 72,07 0,26 tn
B3.G14 vs B3.G15, B3.G24, B3.G25 B3.G27 71,67 vs 72,17 0,17 tn
B3.G15 vs B3.G24, B3.G25, B3.G27 84,33 vs 68,11 169,16 **
B3.G24 vs B3.G25, B3.G27 69,67 vs 67,33 3,11 tn
B3.G25 vs B3.G27 67,33 vs 67,33 0,00 tn
B5.G39 vs B5.G40 69,00 vs 69,00 0,00 tn
M.G20 vs M.G21, M.G22, M.G23 80,67 vs 74,00 28,57 **
M.G21 vs M.G22, M.G23 70,33 vs 75,83 17,28 **
M.G22 vs M.G23 79,67 vs 72,00 25,19 **
F.G30 vs F.G31, F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 83,33 vs 77,21 28,58 **
F.G31 vs F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 83,67 vs 76,29 40,86 **
F.G32 vs F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 83,33 vs 75,11 49,67 **
F.G33 vs F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 83,33 vs 73,47 69,53 **
F.G34 vs F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 69,33 vs 74,50 18,30 **
F.G35 vs F.G36, F.G37, F.G38 71,33 vs 75,56 11,46 **
F.G36 vs F.G37, F.G38 77,67 vs 74,50 5,73 *
F.G37 vs F.G38 69,00 vs 80,00 51,85 **

Keterangan: tn = Tidak berbeda nyata * = Berbeda nyata ** = Berbeda sangat nyata

273
Suriani ISSN 1411-4674

Tabel 5. Uji kontras orthogonal bobot biji perumpun (g.rumpun-1) tanaman gandum
F Tabel
Perlakuan Bobot Biji F. Hitung
0,05 0,01
A vs B, M, F 1,88 vs 1,39 36,09 ** 3,96 6,97
B vs M, F 1,56 vs 1,10 74,28 **
M vs F 1,24 vs 1,03 5,20 *
A.G1 vs A.G17, A.G18, A.G19 2,34 vs 1,73 11,73 **
A.G17 vs A.G18, A.G19 1,42 vs 1,88 6,09 *
A.G18 vs A.G19 3,05 vs 0,72 114,11 **
B1 vs B2, B3, B4, B5 1,80 vs 1,45 23,99 **
B2 vs B3, B4, B5 1,77 vs 1,21 51,26 **
B3 vs B4, B5 1,20 vs 1,22 0,02 tn
B4. G26 vs B5 1,66 vs 1,00 12,43 **
B1.G2 vs B1.G3, B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 1,15 vs 1,90 20,25 **
B1.G3 vs B1.G4, B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 0,60 vs 2,16 85,22 **
B1.G4 vs B1.G5, B1.G6, B1.G7, B1.G8 1,91 vs 2,23 3,30 tn
B1.G5 vs B1.G6, B1.G7, B1.G8 2,41 vs 2,17 1,82 tn
B1.G6 vs B1.G7, B1.G8 1,55 vs 2,47 23,72 **
B1.G7 vs B1.G8 2,93 vs 2,01 17,62 **
B2.G9 vs B2.G10, B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 1,26 vs 2,03 12,58 **
B2.G10 vs B2.G11, B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 1,35 vs 1,95 12,79 **
B2.G11 vs B2.G12, B2.G16, B2.G28, B2.G29 2,03 vs 1,93 0,36 tn
B2.G12 vs B2.G16, B2.G28, B2.G29 2,82 vs 1,63 44,53 **
B2.G16 vs B2.G28, B2.G29 2,84 vs 1,03 91,94 **
B2.G28 vs B2.G29 1,00 vs 1,06 0,08 tn
B3.G13 vs B3.G14, B3.G15, B3.G24, B3.G25, B3.G27 0,54 vs 1,34 22,17 **
B3.G14 vs B3.G15, B3.G24, B3.G25 B3.G27 1,87 vs 1,20 15,11 **
B3.G15 vs B3.G24, B3.G25, B3.G27 0,12 vs 1,56 65,45 **
B3.G24 vs B3.G25, B3.G27 2,19 vs 1,25 24,69 **
B3.G25 vs B3.G27 1,17 vs 1,33 0,52 tn
B5.G39 vs B5.G40 1,08 vs 0,92 0,53 tn
M.G20 vs M.G21, M.G22, M.G23 1,35 vs 1,21 0,67 tn
M.G21 vs M.G22, M.G23 1,05 vs 1,28 1,46 tn
M.G22 vs M.G23 0,75 vs 1,81 23,62 **
F.G30 vs F.G31, F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 1,36 vs 0,99 4,97 *
F.G31 vs F.G32, F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 0,37 vs 1,08 18,56 **
F.G32 vs F.G33, F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 0,90 vs 1,11 1,57 tn
F.G33 vs F.G34, F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 0,53 vs 1,23 17,16 **
F.G34 vs F.G35, F.G36, F.G37, F.G38 2,08 vs 1,01 38,32 **
F.G35 vs F.G36, F.G37, F.G38 0,49 vs 1,19 15,40 **
F.G36 vs F.G37, F.G38 1,40 vs 1,08 2,89 tn
F.G37 vs F.G38 0,77 vs 1,39 7,87 **

Keterangan: tn = Tidak berbeda nyata * = Berbeda nyata ** = Berbeda sangat nyata

PEMBAHASAN Dahlan (2010), bahwa suhu tinggi setelah


Produksi merupakan produk akhir pembungaan pada umumnya berpengaruh
yang merupakan tolok ukur baik tidaknya jelek terhadap proses pengisian biji,
suatu varietas yang dibudidayakan, Menurut Maestri et al., (2002), bahwa
termasuk gandum. Berdasarkan uji suhu tinggi dapat merubah morfologi
statistik menunjukkan bahwa rata-rata bulir dan mengurangi ukuran bulir pada
produksi tertinggi yaitu bobot biji gandum.
perumpun berturut-turut pada genotipe Tinggi tanaman seluruh genotipe
pembanding yaitu varietas nasional G18 gandum berkisar antara 43.67- 62,00.
= 3,05 g.rumpun-1, genotipe introduksi Keragaan tinggi tanaman tersebut jauh
dari Cimmyt (G18 = 2,93 g.rumpun-1 ; G5 lebih rendah dibanding tinggi tanaman
= 2,41 g.rumpun-1), dan genotipe intro- gandum di daerah subtropis, yang
duksi dari Slowakia (G16 = 2,84 menurut Stroke et al., (1971), berkisar
g.rumpun-1; G12 = 2,84 g.rumpun-1). antara 90-120 cm. Budiarti (2005),
Pada gandum dataran rendah, cekaman mengelompokkan tanaman gandum ke
suhu tinggi setelah pembungaan yang dalam kategori pendek untuk tanaman
disertai dengan ketersediaan air yang dengan kisaran tinggi 53.5-65.2 cm,
kurang diduga mempercepat proses sedang (65.2-76.9 cm), dan tinggi (>76.9
pematangan biji sehingga laju pengisian cm). Rendahnya tinggi tanaman pada
biji yaitu berkurangnya akumulasi pati semua genotipe disebabkan karena
yang dihasilkan oleh setiap genotipe. adanya cekaman lingkungan yang

274
Adaptasi, Genotipe, Gandum, Dataran Rendah ISSN 1411-4674

dialami tanaman khususnya cekaman panen tersebut sangat genjah diban-


suhu dan penyinaran yang cukup tinggi. dingkan umur tanaman gandum dataran
Intensitas penyinaran yang tinggi dapat tinggi yaitu 100-120 hst. Perubahan umur
mengganggu kerja hormon pertumbuhan panen yang lebih cepat diduga adanya
(auksin), sehingga kerja hormon auksin cekaman suhu yang dialami oleh tanaman
tidak optimal. Keadaan ini mengaki- gandum dataran rendah., Wahyu dkk.,
batkan tanaman akan menjadi lebih (2013), menyatakan bahwa suhu udara
pendek. Hal ini sesuai pendapat Gardner yang terlalu tinggi mempengaruhi cepat-
et al., (1991) yang menyatakan bahwa nya umur panen pada beberapa varietas
penyinaran yang kuat akan merusak gandum di daerah elevasi rendah.
auksin dan mengurangi tinggi tanaman. Pringgohandoko dan Suryawati (2006),
Setiap anakan berpotensi meng- menyatakan bahwa kondisi lingkungan
hasilkan satu malai. Jumlah anakan yang kurang menguntungkan tanaman
termasuk variabel yang penting untuk gandum akan menyelesaikan keseluruhan
diketahui karena berpengaruh terhadap siklus hidupnya lebih cepat dengan
hasil panen. Budiarti et al., (2005), memperpendek setiap fase perkembangan
menyatakan bahwa jumlah anakan tanaman. Panen dilakukan secara
pertanaman berpengaruh langsung bertahap karena bertepatan dengan
terhadap hasil per tanaman sehingga musim hujan hal dilakukan dengan tujuan
dapat dijadikan kriteria seleksi untuk untuk mencegah benih berkecambah
mendapatkan genotipe gandum yang dalam spiklet dengan melihat tanda
berpotensi tinggi. Semakin tinggi jumlah masak fisiologis malai yaitu penampilan
anakan produktif, maka biji yang malai dan batang tanaman mulai
dihasilkan pun akan semakin meningkat. menguning.
Akan tetapi variabel ini tidak bisa
dijadikan sebagai acuan yang mutlak, KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa semua genotipe gandum yang Genotipe yang berpotensi adaptif
memiliki jumlah anakan tinggi akan didataran rendah dengan rata-rata terbaik
menghasilkan panen yang tinggi juga. pada karakter bobot biji perumpun adalah
Hal ini dapat dilihat pada genotipe hasil varietas Nias, ASTREB*2/CBRD, SO-
mutasi yaitu G22 dan G23 menghasilkan 10, S37-09, dan WAXWING*2.Untuk
jumlah anakan tertinggi, namun anakan meningkatkan adaptabilitas masing-
yang mampu menghasilkan malai sangat masing genotipe, maka sebaiknya
rendah sehingga produksi juga rendah. dilakukan pada tingkat lapangan pada
Hasil pengamatan menunjuk-kan dataran rendah.
bahwa rata-rata umur berbunga genotipe
gandum dipertanaman termasuk genjah, DAFTAR PUSTAKA
yaitu sekitar 33,67-59,33 hst. Hal ini APTINDO. (2013). Overview Industri
menunjukkan bahwa genotipe gandum Tepung Terigu Nasional Indonesia.,
memiliki kemampuan daya adaptasi yang Jakarta 14 Maret 2013. (online)
sama terhadap lingkungan dataran rendah http://www.aptindo.or.id/pdfs
tropis. Penelitian di beberapa daerah /Overview%20Industri%20Terigu%
lainnya di Indonesia membuktikan bahwa 20nasional. Diakses 20 November
gandum dataran rendah (tropis) dapat 2013.
berbunga lebih cepat yaitu 35-51 hst Aqill M., Marcia B.P., dan Muslimah H.
dibandingkan dengan gandum dataran (2011). Inovasi Gandum Adaptif
tinggi yaitu 55 – 60 hst (Aqil et al., Dataran Rendah. Majalah Sinar Tani
2011). Edisi 26 Januari-1 Februari 2011
Hasil pengamatan menunjukkan No.3390 Tahun XLI.
bahwa rata-rata umur panen tanaman Budiarti S.G. (2005), Karakterisasi
gandum di pertanaman 67-84 hst, umur Beberapa Sifat Kuantitatif Plasma

275
Suriani ISSN 1411-4674

Nutfah Gandum (Triticum aestivum In Cereals.Plant Mol. Biol. 48, 667–


L.). Buletin Plasma Nutfah 11(2):49- 681.
54. Porter J.R. (2005). Rising Temperatures
Dahlan M. (2010). Teknologi Produksi are Likely to Reduce Crop Yields.
Tanaman Gandum. Balai Penelitian Nature 436:174.
Serealia. (Online) http://agribisnis. Pringgohandoko B., dan Suryawati A.
deptan.go.id/web/ diperta-ntb artikel (2006). Pengaruh Cekaman Keke-
/gandum.htm. September 2013. ringan Setelah Antesis Terhadap
Farid N. (2006). Pertumbuhan dan Hasil Tujuh Genotipe Gandum.
Produksi Enam Genotipe Tanaman Jurnal Agrotropika 11(2): 56:66.
Gandum Pada Dataran Rendah dan Stroke J.E., Johnson V.A., Schimdt J.W.,
Tanah Masam. Prosiding Seminar Mattern P.J. (1971). Result of The
Nasional Bioteknologi dan Pemu- FirstInternational Winter Wheat
liaan Tanaman. Departemen Agro- Performance Nursery. 1st ed.
nomi dan Hortikultura Institut University of Nebraska Collage of
Pertanian Bogor. Hal:389-396. Agriculture. Nebraska.
Gardner E.P., Perce R.B., and Mitcel R.I. Wahyu Y., Samosir P.A., Budiarti G.S.
(1991). Fisiologi Tanaman Budi- (2013). Adaptabilitas Genotipe
daya, Penerjemah Herwati Susilo. Gandum Introduksi di Dataran
UI. Press, Jakarta. Rendah. Bul. Agrohorti 1(1): 1-6.
Maestri E., Klueva N., Perrotta C., Gulli Wibowo. (2009). Gandumpun Bisa
M., Nguyen H.T., and Marmiroli N. Tumbuh di Indonesia. http://www.
(2002). Molecular Genetics of Heat agroinonesia.co.id. [10 Desember
Tolerance And Heat Shock Proteins 2013].

276

Anda mungkin juga menyukai