Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN


DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III
RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Nopia Wahyuliani
201510104383

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2016
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III
RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains


Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
Nopia Wahyuliani
201510104383

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT


DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III
RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
NOPIA WAHYULIANI
201510104383

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Dipublikasikan


pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Oleh :

Pembimbing : Sarwinanti APP, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat


Tanggal : 15 September 2016
Tanda Tangan :
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III
RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

Nopia Wahyuliani, Sarwinanti


Program Studi Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email : wl.novia.nw@gmail.com

Abstrack : The Purpose of the study was to analyze the correlation between hospital
service and satisfaction on BPJS patients in class III inpatient wards Panembahan
Senopati Bantul Hospital. The correlative study employed ananlytical design with
cross sectional approach. The population of the study was patients wards in class III
at Panembahan Senopati Bantul Hospital. 40 respondents were applied by purposive
sampling technique. The data colletion process was use question as instrument. The
results of analysis test with Kendall Tau obtained significance value p-value of the
correlation between hospital service and patients’ satisfaction with 0,000<0,005.
Most of the respondents get felicitous between hospital service with 25% and with
noce frequency of between hospital service 75%. Respondents who expressed great
satisfaction with 35% and are satisfied with 62,5%. The result of contingency
coeffient test obtained 0,666 showed correlative closeness between Hospital Service
and Satisfaction on BPJS Kesehatan Patients in class III inpatient wards at
Panembahan Senopati Bantul Hospital.
Keywords : Hospital service quality, Satisfaction on BPJS patients
Intisari : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan
rumah sakit dengan kepuasan pasien BPJS Kesehatan di instalasi rawat inap kelas III
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Studi kolerasi ini menggunakan metode
cross sectional dengan pendekatan point time approach. Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien rawat inap kelas III di rumah sakit Panembahan Senopati Bantul.
Responden dengan purposive sampling didapatkan 40 responden, pengukuran
dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji analisis dengan Kendall Tau didapatkan
nilai significancy p sebesar 0,000 < 0,005. Sebagian besar responden mendapatkan
mutu pelayanan sangat baik yaitu 25% dan yang mendapatkan mutu pelayanan baik
yaitu 75%. Responden yang menyatakan sangat puas yaitu 35% dan yang
menyatakan puas yaitu 62,5%. Hasil uji koefisien contingency didapatkan 0,666
yang menunjukkan adanya keeratan hubungan antara mutu pelayanan rumah sakit
dengan kepuasan pasien BPJS Kesehatan di instalasi rawat inap kelas III Rumah
Sakit Panembahan Senopati Bantul.
Kata Kunci : Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan keadaan Kesehatan harus memahami kebutuhan
sejahtera dari tubuh, jiwa, serta sosial pelayanan kesehatan masyarakat yang
yang sangat mungkin setiap individu dilayaninya dalam menentukan cara
hidup produktif dengan cara sosial yang paling efektif menyelenggarakan
serta ekonomis, dengan kesehatan ini pelayanan kesehatan bermutu
setiap individu dapat melaksanakan (Thabrany, 2015).
aktivitas sebagai makhluk ciptaan Masalah yang sering dihadapi
Tuhan Yang Maha Esa sehingga secara umum oleh rumah sakit adalah
dapat hidup produktif baik secara rumah sakit belum mampu memberikan
sosial maupun ekonomis (Efendi & sesuatu hal yang benar-benar diharapkan
Makhfudli, 2015). Dalam mewujudkan pengguna jasa. Faktor utama tersebut
keadaan sehat tersebut banyak hal karena pelayanan yang diberikan
yang perlu dilakukan, salah satu berkualitas rendah sehingga belum
diantaranya yang dinilai mempunyai dapat menghasilkan pelayanan yang
peranan yang cukup penting adalah diharapkan pasien sehingga
menyelenggarakan pelayanan mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan (Azwar, 2010). kepada masyarakat. Jika kondisi
Menurut data Departemen seperti ini tidak direspon, maka akan
Kesehatan Republik Indonesia menimbulkan citra yang kurang baik
cakupan jumlah penduduk yang terhadap rumah sakit sendiri (Pohan,
memiliki jaminan kesehatan pada 2013).
tahun 2012 sebesar 159,1 juta jiwa Menurut hasil studi pendahuluan
atau 65% dari jumlah seluruh yang dilakukan oleh peneliti pada
penduduk Indonesia. Masih banyaknya tanggal 4 Januari - 23 Januari 2016
jumlah penduduk tanpa jaminan di Instalasi Rawat Inap Kelas III
kesehatan ada sebesar 85,7 juta jiwa Rumah Sakit Umum Daerah
atau 35% dari seluruh penduduk Panembahan Senopati Bantul terhadap
penduduk yang belum terlindungi oleh 15 pasien diperoleh hasil 11 orang
jaminan kesehatan, pasien mengatakan belum mendapat
APBN 2013 guna persiapan pelayanan maksimal dari fasilitas
pelaksanaan SJSN. Jaminan Sosial kesehatan yaitu berupa perbedaan obat,
Nasional akan diselenggarakan oleh pelayanan dari perawat atau bidan,
BPJS, yang terdiri atas BPJS jadwal visit dokter dan pelayanan
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. pada saat pendaftaran BPJS. Sebanyak
Khusus untuk Jaminan Kesehatan 4 orang pasien merasa puas dengan
Nasional (JKN) akan diselenggarakan program BPJS Kesehatan.
oleh BPJS Kesehatan yang Mutu pelayanan kesehatan
implementasinya dimulai pada penting dalam organisasi layanan
tanggal 1 Januari 2014. (Peraturan kesehatan karena mutu layanan
BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014). kesehatan akan menjadikan organisasi
Berdasarkan Perpres Nomor 12 pelayanan kesehatan semakin efisien
tahun 2013 pasal 42 menyatakan karena semua orang yang bekerja
bahwa pelayanan kesehatan kepada dalam organisasi layanan kesehatan
peserta Jaminan Kesehatan harus akan selalu bekerja lebih baik dalam
memperhatikan mutu pelayanan, suatu sistem yang terus diperbaiki,
berorientasi pada aspek keamanan serta akan menumbuhkan kepuasan
pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian kerja, komitmen, dan peningkatan
dengan kebutuhan pasien serta moral profesi layanan kesehatan yang
efisiensi biaya. Oleh karena itu, BPJS
akhirnya akan menimbulkan kepuasan menuntut pelayanan yang bermutu.
pasien (Pohan, 2013). Tidak dapat dipungkiri bahwa kini
Perkembangan terakhir pasien semakin kritis terhadap
menunjukkan bahwa masyarakat pelayanan kesehatan dan menuntut
pengguna pelayanan kesehatan keamanannya (Sulastomo, 2008).
pemerintah dan swasta semakin
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain Populasi dalam penelitian ini
penelitian Analitik dengan pendekatan adalah seluruh pasien rawat inap
Cross Sectional yaitu untuk kelas III di Rumah Sakit Umum
mengetahui hubungan antara faktor Panembahan Senopati Bantul sebanyak
resiko sebagai penyebab dengan dampak 145 responden.
dari penyebab tersebut, pada penelitian Variabel dalam penelitian ini mutu
ini mutu pelayanan rumah sakit adalah pelayanan rumah sakit sebagai variabel
penyebab dan dampaknya yaitu independent dan variabel kepuasan
kepuasan pasien BPJS Kesehatan akan pasien BPJS Kesehatan sebagai variabel
diidentifikasi pada satu satuan waktu dependent. Cara ukur dengan
pada 2 variabel yang akan diteliti menggunakan kuesioner
(Sugiyono, 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Responden
No Kategori Frekuensi % Berdasarkan tabel 1 tentang
1. Jenis Kelamin distribusi frekuensi karaktersitik
Laki-laki 14 35% responden dapat diketahui bahwa dari 40
Perempuan 26 65% responden sebagian besar berjenis
Total 40 100% kelamin perempuan yaitu 26 orang
2. Umur (65%), berumur 30-39 tahun yaitu 13
20-29 tahun 7 17,5% orang (32,5%). Karakteristik
30-39 tahun 13 32,5% berdasarkan pendidikan sebagian besar
40-49 tahun 9 22,5% responden berpendidikan SMP yaitu 15
50-59 tahun 11 27,5% orang (37,5%) dan sebagian besar
Total 40 100% memiliki pekerjaan IRT yaitu 12 orang
3. Pendidikan (30%).
Tidak tamat SD 2 5.0% Tabel 2. Mutu Pelayanan Rumah
SD 9 22,5% Sakit di RSUD Panembahan Senopati
SMP 15 37,5% Bantul tahun 2016
SMA 12 30% No Mutu Frekuensi %
Sarjana 2 5,0% Pelayanan
Total 40 100% 1. Sangat baik 10 25%
4. Pekerjaan 2. Baik 30 75%
IRT 12 30% 3. Tidak baik 0 0%
Wiraswasta 8 20% 4. Sangat tidak 0 0%
Karyawan 5 12,5% baik
Swasta Total 40 100%
Petani 2 5,0% Sumber : Data Primer, 2016
Buruh 10 25% Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
Tidak bekerja 3 7,5% bahwa dari 40 responden yang
Total 40 100% menyatakan mutu pelayanan rumah sakit
Sumber : Data Primer, 2016 sangat baik yaitu 10 orang (25%) dan
yang menyatakan mutu pelayanan rumah (35%) dan yang menyatakan puas
sakit baik yaitu 30 orang (75%) dengan mutu pelayanan rumah sakit
Dalam penelitian ini kategori tidak yaitu 26 orang (62,5%).
baik dan sangat tidak baik hanya 0% hal Dalam penelitian ini kategori sangat
ini dimungkinkan karena RSUD tidak puas hanya 0%. Hal ini
Panembahan Senopati Bantul merupakan dimungkinkan karena pasien sudah
rumah sakit tipe B yang sudah merasa puas dengan pelayanan yang
tersertifikasi ISO sehingga pelayanan berada di RSUD Panembahan Senopati
yang diberikan sudah terstandar. Selain Bantul. RSUD Panembahan Senopati
itu RS ini sudah terakreditasi rumah sendiri sudah terakreditasi paipurna
sakit paripurna bintang lima yang bintang lima sehingga pelayanan yang
memungkinkan RS memiliki standar diberikan kepada semua pasien sama
pelayanan yang bagus sehingga baik pasien BPJS maupun pasien umum.
pelayanan yang diberikan tidak ada yang Kepuasan pasien adalah suatu
tidak baik dan sangat tidak baik selain tingkat perasaan pasien yang timbul
itu semua pelayanan di RSUD ini sudah sebagai akibat dari kinerja pelayanan
mempunyai acuan standar (SOP) kesehatan yang diperolehnya setelah
sehingga semua pelayanan mempunyai pasien membandingkannya dengan apa
standar yang sama kepada semua pasien yang diharapkannya (Rahemm, 2014)
baik itu pasien BPJS maupun pasien Mutu pelayanan sangat
umum sehingga dalam penelitian ini mempengaruhi kepuasan pasien.
semua hasilnya baik dan sangat baik. Program menjaga mutu merupakan
Pasien/masyarakat melihat layanan suatu upaya yang dilaksanakan secara
kesehatan yang bermutu sebagai suatu berkesinambungan, sistematis, objektif
layanan kesehatan yang dapat dan terpadu dalam menetapkan
memenuhi kebutuhan yang dirasakan masalah dan penyebab masalah mutu
dan diselenggarakan dengan cara yang pelayanan berdasarkan standar yang
sopan dan santun, tepat waktu, telah ditetapkan sesuai dengan
tanggap serta mampu menyembuhkan kemampuan yang tersedia, serta
keluhan serta mencegah menilai hasil yang dicapai dan
berkembangnya atau meluasnya menyusun saran tindak lanjut untuk
penyakit. Pandangan pasien ini sangat lebih meningkatkan mutu pelayanan
penting karena pasien yang merasa (Muninjaya, 2011).
puas akan mematuhi pengobatan dan Tabel 4. Hubungan mutu pelayanan
mau datang berobat kembali. rumah sakit terhadap kepuasan
Tabel 3. Kepuasan pasien BPJS pasien BPJS Kesehatan di Instalasi
Kesehatan di Instalasi rawat inap rawat inap kelas III RSUD
kelas III RSUD Panembahan Senopati Panembahan Senopati Bantul tahun
Bantul tahun 2016 2016
No Kepuasan Pasien Frekuensi % K SP P TP STP T
1. Sangat puas 14 35% M
2. Puas 26 62,5% SB 9 1 0 0 10
3. Tidak puas 0 0% (22,5 (2,5 (0%) (0%) (25
4. Sangat tidak puas 0 0% %) %) %)
Total 40 100% B 5 25 0 0 30
Sumber : Data Primer, 2016 (12,5 (62,5 (0%) (0%) (75
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui %) %) %)
bahwa dari 40 responden yang TB 0 0 0 0 0
menyatakan sangat puas dengan mutu (0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
pelayanan rumah sakit yaitu 14 orang
STB 0 0 0 0 0 Dalam penelitian ini didapatkan nilai
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)korelasi Kendall Tau yaitu sebesar 0,666
Total 14 26 0 0 40 dengan taraf signifikansi (p-value)
(35% (65 (0%) (0%) (100 0,000. Hasil uji statistic menunjukkan P
) %) %) value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa dari 40 terdapat hubungan yang erat antara Mutu
responden yang menyatakan mutu pelayanan dengan Kepuasan Pasien
pelayanannya sangat baik.dan sangat BPJS di ruang rawat kelas III RSUD
puas yaitu sebanyak 9 (22,5%), yang Panembahan Senopati Bantul tahun
menyatakan mutu pelayanannya baik 2016.
dan sangat puas yaitu sebanyak 5 Hasil penelitian sebelumnya
(12,5%). Sedangkan yang menyatakan menyatakan bahwa sebagian besar
mutu pelayanannya sangat baik dan puas responden menilai mutu pelayanan
yaitu sebanyak 1 (2,5%) responden dan rumah sakit baik yaitu sebanyak 20
yang menyatakan mutu pelayanannya orang (55,6 %) dan sebagian besar
baik dan puas yaitu sebanyak 25 responden yang menyatakan mutu
(62,5%). pelayanannya tidak baik yaitu sebanyak
Menurut Pohan (2013), setiap 23 orang (63,9 %). Ada hubungan antara
individu akan menilai mutu pelayanan pelayanan rumah sakit dengan kepuasan
kesehatan berdasarkan standar, pasien jaminan kesehatan rawat inap di
karakteristik atau kriteria yang RSUD Panembahan Senopati Bantul
berbeda-beda. Pasien/masyarakat dengan nilai significancy p value< 0,05
melihat layanan kesehatan yang sebesar 0,026 dan koefisien korelasi
bermutu sebagai suatu layanan sebesar 0,268 sehingga dinyatakan
kesehatan yang dapat memenuhi keeratan hubungan yang rendah.
kebutuhan yang dirasakan dan Berdasarkan Perpres Nomor 12
diselenggarakan dengan cara yang tahun 2013 pasal 42 menyatakan bahwa
sopan dan santun, tepat waktu, pelayanan kesehatan kepada peserta
tanggap serta mampu menyembuhkan Jaminan Kesehatan harus
keluhan serta mencegah memperhatikan mutu pelayanan,
berkembangnya atau meluasnya berorientasi pada aspek keamanan
penyakit. Pandangan pasien ini sangat pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian
penting karena pasien yang merasa dengan kebutuhan pasien serta
puas akan mematuhi pengobatan dan efisiensi biaya. Oleh karena itu, BPJS
mau datang berobat kembali Kesehatan harus memahami kebutuhan
Tabel 5. Hasil Uji Kendall Tau_b pelayanan kesehatan masyarakat yang
Mutu dilayaninya dalam menentukan cara
Kepuasan
pelayanan Pasien yang paling efektif menyelenggarakan
Mutu correlation 1.000 .666**pelayanan kesehatan bermutu (Thabrany,
pelayanan 2015).
coefficient
Sig. (2- . .000 SIMPULAN DAN SARAN
tailed) Simpulan
N 40 40 Berdasarkan analisis data dan
Kepuasan correlation .666** 1.000inteprestasinya, maka dapat ditarik
Pasien kesimpulan penelitian sebagai berikut
Coefficient yaitu Mutu Pelayanan Rumah sakit di
Sig (2- .000 Instalasi rawat inap kelas III Rumah
tailed) Sakit Umum Panembahan Senopati
N 40 40 Bantul Tahun adalah dalam kategori
mutunya sangat baik yaitu sebanyak 10 Efendi & Makhfudli, 2015,
responden atau 25% Sedangkan yang Keperawatan Kesehatan
menyatakan mutunya baik yaitu Komunitas, Salemba Medika,
sebanyak 30 responden atau 75%, Jakarta
Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan di
Instalasi rawat inap kelas III Rumah Haliman & Wulandari, 2012, Cerdas
Sakit Umum Panembahan Senopati Memilih Rumah Sakit, Rapha
Bantul Tahun 2016 dalam kategori Publishing, Yogyakarta
sangat puas yaitu sebanyak 14 responden
atau 35%, sedangkan yang menyatakan Muninjaya, Gede. 2011. Manajemen
puas yaitu sebanyak 26 responden atau Mutu Pelayanan Kesehatan.
62,5%, dan Terdapat hubungan Jakarta : EGC
hubungan yang erat antara mutu
pelayanan dengan tingkat kepuasan Notoadmodjo, 2010., Metodologi
pasien BPJS kesehatan di Instalasi Penelitian Kesehatan, Rineka
Rawat inap kelas III RSUD Panembahan Cipta, Jakarta.
Senopati Bantul Tahun dengan hasil nilai
uji statistik Kendall Tau 0,00,0< 0,05 Pohan S, Imbalo, 2013, Jaminan Mutu
dengan koefisien kolerasi 0,666. Layanan Kesehatan, EGC,
Saran Jakarta
Bagi Rumah Sakit Penelitian ini Sugiyono., 2014. Statistika untuk
diharapkan sebagai bahan referensi atau Penelitian, Alfabeta,
masukan bagi rumah sakit dalam Bandung.
merancang dan membuat kebijakan
mengenai mutu pelayanan dalam Sulasmo, 2008. Pengukuran Tingkat
meningkatkan mutu pelayanan dan Kepuasan Pelanggan. Jakarta
memenuhi kebutuhan pasien agar : Rineka Cipta
tercipta kepuasan pasien khususnya
peserta BPJS Kesehatan. Bagi peneliti Thabrany, Hasbullah. 2015. Jaminan
selanjutnya diharapkan dapat melakukan Kesehatan Nasional. Jakarta :
penelitian selanjutnya yang lebih Rajawali Press
mendalam terkait mutu pelayanan rumah
sakit dengan kepuasan pasien BPJS Undang-Undang Republik Indonesia
Kesehatan dengan memperhatikan faktor Nomor 24, 2011, Badan
faktor lain yang tidak diteliti dalam Penyelanggara Jaminan
penelitian ini. Sosial, Republik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 2010. Menuju Pelayanan
Kesehatan yang Lebih
Bermutu. Yayasan Penerbitan
Ikatan Dokter Indonesia:
Jakarta.

BPJS Kesehatan, 2014, Peraturan BPJS


Kesehatan Nomor 1 Tahun
2014, BPJS Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai